Keteraturan sosial yang juga dikenal dengan tertib sosial secara umumnya dapat dipahami sebagai proses
sosial dan interaksi sosial yang memberi gambaran mengenai kehidupan dalam masyarakat yang penuh
dengan persatuan, kesatuan, dan kedamaian.
Oleh karena itulah tahapan dalam keteraturan sosial dipahami sebagai ketidaknya adanya penyimpangan nilai
sosial dan norma sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Daftar Isi
Keteraturan Sosial
o Pengertian Keteraturan Sosial
Pengertian Keteraturan Sosial Menurut Para Ahli
o Bentuk Keteraturan Sosial
Tertib Sosial
Order
Keajekan
Pola
o Syarat Keteraturan Sosial
o Faktor Keteraturan Sosial
o Contoh Keteraturan Sosial
Dalam Kehidupan Sehari-hari
Keluarga
Pekerjaan
o Sebarkan ini:
o Posting terkait:
Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial merupakan kondisi yang meliputi berbagai hal mulai dari perilaku dan interaksi manusia di
zaman sekarang bahkan zaman lampau yang menggambarkan ketenangan lantaran tidak ada masalah sosial
terjadi, alasannya karena setiap individu dan kelompok yang ada senantisa paham tentang hak dan kewajiban
yang harus diberikan.
Oleh karena itulah keteraturan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk melalui unsur-unsur yang ada di
dalam kehidupan bermasyarakat.
1. Tertib Sosial
Tertib sosial artinya kondisi kehidupan suatu masyarakãt yang aman, dinamis, dan teratur karena setiap
individu bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
2. Order
Order adalah sistem norma dan nilal sosial yang berkembang, diakui, dan senantisa dipatuhi oleh seluruh
anggota masyaralat. Order dapat tercapai apabila terdapat tertib soial dan setiap individu melaksanakan hak
serta kewajibannya.
3. Keajekan
Keajekan adalah kondisi yang berkaiatan erat dengan keteraturan sosial, dimana kondisi ini berlangsung tetap
serta berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu, Keajekan ini juga adalah hasil hubungan yang terjadi dalam
rutinitas kehidupan manusia.
4. Pola
Pengertian pola adalah corak yang mengakibatkan hubungan tepat dalam proses interaksi sosial, sehingga
seringakli keadaan ini dijakan sebagai model secara genral karena dianggap mampu mengatasi dan
mengantisipasi perubahan sosial yang berdampak pada hal negatif.
2. Keluarga
Adapun dalam arti keluarga dengan segenap fungsi yang ada di dalamnya, wujud keteraturan sosial ini bisa
dirasakan dari patuhnya setiap anggota dalam keluarga tersebut untuk pulang sebelum jam 9. Alasannya
karena sebagai wujud membina komunikasi dan saling menguatkan serta mengingatkan satu sama lainnya.
3. Pekerjaan
Dalam sistem pekerjaan yang terkait dengan proses perkonomian adanya ketaraturan sosial bisa dicontohnya
ketika adanya tuntutan tugas untuk mencapai target produksi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Akibat
kelelahan fisik, tanpa disengaja apa yang menjadi tanggung jawab kita melakukan kesalahan sehingga produk
tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Prihal ini untuk menunjang keteraturan ssosial yang diperlukan ialah siap untuk mengakui ada kesalahan atas
konsekuensinya sehingga menandakan adanya perasaan bertanggungjawab dalam pekerjaan. Cerminan ini
menjadi moral yang dianggap sebagai upaya dalam menjaga keteraturan sosial.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa keteraturan sosial ada kondisi tertip sosial
yang menciptakan kedamaian dalam hidup. Disisi lain, setidaknya ada faktor yang terjadi dalam keteraturan
sosial, terbagi menjadi dua bentuk.
Yaitu faktor pendorong keteraturan sosial dan faktor penghambat dalam keteraturan sosial, untuk faktor
pendorong dalam keteraturan sosial misalnya saja adalah kerjasama, sedangkan untuk penghambat
keteraturan sosial adalah konflik yang terjadi secara singkat atau berkepanjangan.
Demikinalah tulisan mengenai pengertian keteraturan sosial menurut para ahli, macam, syarat, faktor, dan
contohnya. Semoga dengan adanya artikel ini bisa memberikan penjelasan serta pembahasan secara dalam
kepada para pembaca yang sedang mencari refrensinya
PENYIMPANGAN SOSIAL
Written by Wida Kurniasih
Pengertian Penyimpangan Sosial – Dalam hidup sehari-hari, terdapat aturan atau norma yang harus kita
patuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, seringkali kita juga melihat bahwa
banyak orang-orang yang bertindak diluar norma yang ada dan menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi
pihak lain.
Fenomena atau gejala sosial yang sering terjadi ini dianggap merupakan suatu perilaku menyimpang atau
yang kita kenal dengan penyimpangan sosial. Dimana orang yang melanggar norma tersebut, seringkali sadar
akan perbuatannya tersebut namun tetap melakukannya karena suatu dorongan. Berikut pembahasan
mengenai penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah
laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang
bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut.
Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat menimbulkan usaha para pihak yang memiliki
wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal tersebut.
Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial merupakan setiap perilaku
seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma
atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut.
Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara kita memahami hal tersebut. Hal ini
dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan yang dirilis pada tahun 2004.
Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.
1. Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang bertolak belakang dari perilaku atau tindakan yang
umum dilakukan.
2. Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang dianggap sebagai suatu tindakan menyimpang norma
maupun aturan yang ada dari suatu kelompok atau lingkungan masyarakat.
3. Yang ketiga, sudut pandang menurut para kaum reaktivis yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang
atau penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang terjadi karena adanya tindakan seseorang
ataupun individu yang mengakibatkan reaksi dari lingkungan masyarakat tempat dia berada.
4. Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial sebagai sesuatu tindakan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang akibat
melanggar norma atau aturan yang ada pada lingkungan masyarakat
a. Penyimpangan positif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap kehidupan
sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta memperkaya
wawasan masyarakat.
Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali
dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan diterima karena
merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman.
Salah satu contoh dari penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya
zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain.
Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di dapur atau mendampingi suami,
namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah tidak ada lagi.
Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya merupakan sesuatu hal
yang kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap orang.
b. Penyimpangan Negatif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap sistem
sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi
seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan.
Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun juga
mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan
mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban.
Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer
atau primary deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Berikut penjelasannya.
Penyimpangan primer, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya
hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Penyimpangan ini juga memiliki sifat yang tidak terlalu
signifikan dan tidak terlalu merugikan orang lain. Seperti pada contohnya adalah seorang siswa yang
telat datang ke sekolah karena ban sepeda yang tidak disengaja bocor sehingga menghambat perjalanan.
Contoh lainnya adalah seorang yang mengendarai motor melanggar aturan lalu lintas tanpa di sengaja.
Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang
sifatnya nyata dan sering dilakukan yang memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri dan juga
orang lain. Penyimpangan ini merupakan suatu hal yang tidak dapat ditoleransi karena sudah melanggar
norma atau peraturan yang ada, seperti hukum yang berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945. Seperti pada
contohnya adalah seseorang yang sering minum-minuman beralkohol dan pulang dengan kendaraan
pribadi yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang
lain yang terkena dampaknya.
Contohnya adalah, dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka mengenai
emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan opini-opini tersebut.
Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang ada mereka
menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial.
Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan oleh orang tuanya,
hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari.
Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari anak tersebut, jadi
ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami dengan baik, nilai-nilai menyimpang
dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang informasi mengenai hal itu.
3. Teori Labelling
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun individu
terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya.
Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana orang yang memiliki
tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal hal tersebut belum tentu benar.
Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut menjadi
negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena apapun perbuatannya
akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif.
Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta golongan
membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan konflik seperti halnya yang dibahas
dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun.
4. Teori Anomie
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun kelompok
tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah
lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial.
Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki batasan-
batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam sepuluh malam, sekarang
setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang mengatur mengenai jam pulang, sehingga dia tidak
mengetahui batasan yang membuatnya melakukan penyimpangan sosial.
5. Teori Differential Association
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau individu dapat
dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus menerus berinteraksi dengan individu lain
yang memiliki sifat menyimpang.
Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul dengan siswa lain
yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah perspektif siswa yang
tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk, menjadi memiliki pemikiran kalau
bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak terlalu buruk sesuai dengan pemikirannya.
Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menurut Casare
Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab Kriminologi Positivis Italia, yaitu
faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Penjelasan untuk ketiga faktor penyebab perilaku
menyimpang sebagai berikut:
Faktor Biologis, yang dijelaskannya mengenai “si penjahat sejak lahir”. Casare Lombroso menyatakan
bahwa terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi seseorang akan menjadi seorang penjahat
atau tidak berdasarkan ciri fisik mereka. Ciri fisik yang dimaksud berupa bentuk muda seseorang,
bagaimana kedua buah alis menyambung menjadi satu dan masih banyak lagi.
Faktor Psikologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial biasanya
berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dimana hal tersebut bisa dipengaruhi berbagai hal seperti
kepribadiannya yang retak atau memang memiliki kepribadian yang berkemungkinan besar melakukan
perilaku menyimpang, dan juga faktor lainnya seperti trauma yang dialami seseorang dapat membuat
orang tersebut melakukan perilaku menyimpang.
Faktor Sosiologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial berkaitan
erat dengan bagaimana orang tersebut bersosialisasi dengan orang yang kurang tepat.
Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk berubah karena tidak
memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan harus mempelajari kembali bagaimana untuk
tidak melakukan penyimpangan sosial.
Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula
perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku Perilaku Menyimpang:
Tinjauan Sosiologis dibawah ini.
Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial:
Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak terulang dan di
ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain.
Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada, karena mayoritas
dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku menyimpang tersebut sebagai suatu wabah
penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak mendekatinya.
Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena adanya parameter
sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang ada di Indonesia, dimana orang suku
Jawa memiliki ciri khas berkata lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas.
Sehingga perbedaan tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain segan akan
satu sama lain.
Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para penyimpang sosial karena dikucilkan, sehingga
menimbulkan rasa solidaritas dan kepedulian akan satu sama lain yang dapat membuat masalah di
lingkungan masyarakat sekitar.
Dengan adanya penyimpangan sosial memiliki potensi menyebabkan gangguan di lingkungan
masyarakat tersebut jika terjadi terus menerus. Tapi ada juga yang malah menjadi menyesuaikan dengan
situasi yang terjadi.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi menjadi berbagai
bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif hingga dampak negatif ke masyarakat
sekitar. Dengan mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal tersebut bukan hanya
merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain.
Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap menyimpang bukan berarti
individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut memiliki keinginan dan mengakui kesalahan yang
telah dilakukannya maka kita sebagai orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat membantunya menjadi
pribadi yang lebih baik.
Nah, seperti itulah penjelasan mengenai penyimpangan sosial yang ada, beserta pengertian, bentuk, penyebab,
dan contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan informasi.