Anda di halaman 1dari 8

KETERATURAN SOSIAL

Keteraturan sosial yang juga dikenal dengan tertib sosial secara umumnya dapat dipahami sebagai proses
sosial dan interaksi sosial yang memberi  gambaran mengenai kehidupan dalam masyarakat yang penuh
dengan persatuan, kesatuan, dan kedamaian.

Oleh karena itulah tahapan dalam keteraturan sosial dipahami sebagai ketidaknya adanya penyimpangan nilai
sosial dan norma sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Daftar Isi

 Keteraturan Sosial
o Pengertian Keteraturan Sosial
 Pengertian Keteraturan Sosial Menurut Para Ahli
o Bentuk Keteraturan Sosial
 Tertib Sosial
 Order
 Keajekan
 Pola
o Syarat Keteraturan Sosial
o Faktor Keteraturan Sosial
o Contoh Keteraturan Sosial
 Dalam Kehidupan Sehari-hari
 Keluarga
 Pekerjaan
o Sebarkan ini:
o Posting terkait:

Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial merupakan kondisi yang meliputi berbagai hal mulai dari perilaku dan interaksi manusia di
zaman sekarang bahkan zaman lampau yang menggambarkan ketenangan lantaran tidak ada masalah sosial
terjadi, alasannya karena setiap individu dan kelompok yang ada senantisa paham tentang hak dan kewajiban
yang harus diberikan.

Pengertian Keteraturan Sosial


Keteraturan sosial adalah realitas yang menggambarakan kehidupan masyarakat yang secara absolut
mematuhi nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga tercipta tertib sosial dapat dihihat dalam
kehidupan masyarakat yang aman, dampai, saling menghormati, dan mengedepankan gotong royong.

Oleh karena itulah keteraturan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk melalui unsur-unsur yang ada di
dalam kehidupan bermasyarakat.

Pengertian Keteraturan Sosial Menurut Para Ahli


Adapun definisi keteraturan sosial menurut para ahli, antara lain sebagai berikut;

1. Durkheim, Keteraturan sosial adalah terjadianya fenomena sosial yang menciptakan


kesalingtergantungan antar masyarakat karena adanya ikatan solidaritas yang kuat, meskipun dalam
fakta sosialnya keadaan ini sulit terjadi lantaran adanya kompetisi antar masyarakat sehingga menjadi
ancaman jikalau menciptakan konflik sosial.

Bentuk Keteraturan Sosial


Bentuk tahapan yang ada di dalam keteraturan sosial, antara lain;

1. Tertib Sosial
Tertib sosial artinya kondisi kehidupan suatu masyarakãt yang aman, dinamis, dan teratur karena setiap
individu bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Contoh Tertib Sosial dalam Keteraturan Sosial


Sebagai contoh, yang mengalami tertib sosial dalam masyarakat dapat dilihat ketika kita mengamati
pengguna jalan raya. Pengguna jalan raya yang memahami norma yang berlaku akan menaati aturan lalu
lintas. Sementara itu, pengguna jalan yang tidak memahami norma sosial akan melanggar aturan lalu hintas.

2. Order
Order adalah sistem norma dan nilal sosial yang berkembang, diakui, dan senantisa dipatuhi oleh seluruh
anggota masyaralat. Order dapat tercapai apabila terdapat tertib soial dan setiap individu melaksanakan hak
serta kewajibannya.

Contoh Order dalam Keteraturan Sosial


Adapun untuk contoh order adalah adat istiadat yang dijadikan pedoman dalam Kehidupan kehidupan sehari-
hari, khususnya dalam kehidupan masyarakat, dari dahulu sampai dengan pada saat ini.

3. Keajekan
Keajekan adalah kondisi yang berkaiatan erat dengan keteraturan sosial, dimana kondisi ini berlangsung tetap
serta berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu, Keajekan ini juga adalah hasil hubungan yang terjadi dalam
rutinitas kehidupan manusia.

Contoh Keajekan dalam Keteraturan Sosial


Misalnya, dalam lembaga pendidikan, khsusnya untuk setiap peserta didik yang selalu datang setiap pagi ke
sekolah. Atau para petani sawah yang selalu membawa peralatan pertanian setaip harinya. Merupakan salah
satu contoh dalam keteraturan sosial.

4. Pola
Pengertian pola adalah corak yang mengakibatkan hubungan tepat dalam proses interaksi sosial, sehingga
seringakli keadaan ini dijakan sebagai model secara genral karena dianggap mampu mengatasi dan
mengantisipasi perubahan sosial yang berdampak pada hal negatif.

Contoh Pola dalam Keteraturan Sosial


Contoh pola dalam kehidupan bermasyarakat adalah musyawarah yang seringkali dijadikan oleh masyarakat
sebagai cara menyelesaikan masalah, hal ini lantaran pola dam bermusyawarah sudah teruji penggunaannya
dalam menyelesaikan masalah.

Syarat Keteraturan Sosial


Syarat-syarat mengenai terwujudnya keteraturan sosial, yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, antara
lain;

1. Terdapat kesadaran warga tentang pentingnya keteraturan masyarakat.


2. Terdapat norma sosial yang dianggap sesuai dengan keadaan butuh terhadap peradaban yang terjadi
pada kehidupan bermasyarakat.
3. Terdapat aparat penegak hukum dalam Lembaga Hukum yang haruslah konsisten untuk bisa
mensjalankan segala tugas, fungsi, dan wewenangnya dalam menejalakan amanah yang diembannya.

Faktor Keteraturan Sosial


Pada faktanya sangat sulit untuk pembentuk keteraturan sosial di masyarakat. Alasannya karena ada beberapa
faktor yang menjadi penghambat, meskipun diakui juga ada beberaa faktor yang menjadi pendorong.
Penjelasannya;

Penghambat Keteraturan Sosial


Yakni;

1. Adanya bentuk kontravensi


2. Terjadinya beragam jenis konflik
3. Adanya benturan kepentingan yang menyebabkan pertentangan
4. Timbulnya persaingan yang menyebabkan disorganisasi.

Pengdorong Keteraturan Sosial


Antara lain;

1. Terciptanya kooptasi atau kerjasama antar masyarakat


2. Terwujudnya akomodasi kepentingan setiap masyarakat
3. Hadirnya arti asimilasi dan akulturasi budaya yang menyatukan kehidupan

Contoh Keteraturan Sosial


Adapun untuk contoh terwujudnya keteraturan sosial di masyarakat. Aantara lain;

1. Dalam Kehidupan Sehari-hari


Contoh mengenai keteraturan sosial  yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dalam kehidupan sehari-
hari adalah terjadinya kegiatan untuk saling mengingatkan antar teman, tetangga, dan saudara mengenai
kegiatan pelanggaran, baik pencurian, mencontek, atau kegiatan lainnya.
Hal ini sudah tergolong dalam keteraturan sosial, lantaran dengan cara inilah teman yang ada disekeliling kita
akan kembali mengingatkan ketka kita mengelami permasalahan.

2. Keluarga
Adapun dalam arti keluarga dengan segenap fungsi yang ada di dalamnya, wujud keteraturan sosial ini bisa
dirasakan dari patuhnya setiap anggota dalam keluarga tersebut untuk pulang sebelum jam 9. Alasannya
karena sebagai wujud membina komunikasi dan saling menguatkan serta mengingatkan satu sama lainnya.

3. Pekerjaan
Dalam sistem pekerjaan yang terkait dengan proses perkonomian adanya ketaraturan sosial bisa dicontohnya
ketika adanya tuntutan tugas untuk mencapai target produksi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Akibat
kelelahan fisik, tanpa disengaja apa yang menjadi tanggung jawab kita melakukan kesalahan sehingga produk
tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Prihal ini untuk menunjang keteraturan ssosial yang diperlukan ialah siap untuk mengakui ada kesalahan atas
konsekuensinya sehingga menandakan adanya perasaan bertanggungjawab dalam pekerjaan. Cerminan ini
menjadi moral yang dianggap sebagai upaya dalam menjaga keteraturan sosial.

Kesimpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa keteraturan sosial ada kondisi tertip sosial
yang menciptakan kedamaian dalam hidup. Disisi lain, setidaknya ada faktor yang terjadi dalam keteraturan
sosial, terbagi menjadi dua bentuk.

Yaitu faktor pendorong keteraturan sosial dan faktor penghambat dalam keteraturan sosial, untuk faktor
pendorong dalam keteraturan sosial misalnya saja adalah kerjasama, sedangkan untuk penghambat
keteraturan sosial adalah konflik yang terjadi secara singkat atau berkepanjangan.

Demikinalah tulisan mengenai pengertian keteraturan sosial menurut para ahli, macam, syarat, faktor, dan
contohnya. Semoga dengan adanya artikel ini bisa memberikan penjelasan serta pembahasan secara dalam
kepada para pembaca yang sedang mencari refrensinya

PENYIMPANGAN SOSIAL
Written by Wida Kurniasih

Pengertian Penyimpangan Sosial – Dalam hidup sehari-hari, terdapat aturan atau norma yang harus kita
patuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, seringkali kita juga melihat bahwa
banyak orang-orang yang bertindak diluar norma yang ada dan menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi
pihak lain.
Fenomena atau gejala sosial yang sering terjadi ini dianggap merupakan suatu perilaku menyimpang atau
yang kita kenal dengan penyimpangan sosial. Dimana orang yang melanggar norma tersebut, seringkali sadar
akan perbuatannya tersebut namun tetap melakukannya karena suatu dorongan. Berikut pembahasan
mengenai penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.

A. Pengertian Penyimpangan Sosial


Penyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan
seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di suatu lingkungan
masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau norma sosial tersebut.

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah
laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang
bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut.

Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat menimbulkan usaha para pihak yang memiliki
wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal tersebut.

Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial merupakan setiap perilaku
seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma
atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut.

Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara kita memahami hal tersebut. Hal ini
dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan yang dirilis pada tahun 2004.
Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.

1. Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang bertolak belakang dari perilaku atau tindakan yang
umum dilakukan.
2. Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang dianggap sebagai suatu tindakan menyimpang norma
maupun aturan yang ada dari suatu kelompok atau lingkungan masyarakat.
3. Yang ketiga, sudut pandang menurut para kaum reaktivis yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang
atau penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang terjadi karena adanya tindakan seseorang
ataupun individu yang mengakibatkan reaksi dari lingkungan masyarakat tempat dia berada.
4. Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial sebagai sesuatu tindakan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang akibat
melanggar norma atau aturan yang ada pada lingkungan masyarakat

B. Bentuk dan Contoh Penyimpangan Sosial


Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifat dan juga
perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan sosial sebagai berikut.

1. Penyimpangan berdasarkan sifat


Terbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.

a. Penyimpangan positif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap kehidupan
sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta memperkaya
wawasan masyarakat.

Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali
dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan diterima karena
merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman.
Salah satu contoh dari penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya
zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain.

Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di dapur atau mendampingi suami,
namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah tidak ada lagi.

Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya merupakan sesuatu hal
yang kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap orang.

b. Penyimpangan Negatif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap sistem
sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi
seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan.

Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun juga
mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan
mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban.

Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer
atau primary deviation  dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Berikut penjelasannya.

 Penyimpangan primer, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya
hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Penyimpangan ini juga memiliki sifat yang tidak terlalu
signifikan dan tidak terlalu merugikan orang lain. Seperti pada contohnya adalah seorang siswa yang
telat datang ke sekolah karena ban sepeda yang tidak disengaja bocor sehingga menghambat perjalanan.
Contoh lainnya adalah seorang yang mengendarai motor melanggar aturan lalu lintas tanpa di sengaja.
 Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang
sifatnya nyata dan sering dilakukan yang memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri dan juga
orang lain. Penyimpangan ini merupakan suatu hal yang tidak dapat ditoleransi karena sudah melanggar
norma atau peraturan yang ada, seperti hukum yang berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945. Seperti pada
contohnya adalah seseorang yang sering minum-minuman beralkohol dan pulang dengan kendaraan
pribadi yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang
lain yang terkena dampaknya.

2. Penyimpangan berdasarkan perilaku


Dibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan kelompok, dan penyimpangan
campuran.

a. Penyimpangan Individual atau individual deviation


Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang atau individu yang
tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan.  Contoh dari penyimpangan
individual adalah ketika seorang siswa di sekolah menyontek ketika mengerjakan ujian, baik kepada teman
maupun membuat contekan pribadi.
b. Penyimpangan Kelompok atau group deviation
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak dapat
mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga
dorongan secara kolektif.  Contoh dari penyimpangan kelompok adalah para siswa SMA atau Sekolah
Menengah Akhir secara bergerombolan mengadakan balapan motor liar yang mengganggu lalu lintas jalan
raya.

c. Penyimpangan Campuran atau combined deviation


Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu yang
merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada
suatu lingkungan.  Contoh dari penyimpangan campuran adalah ketika seseorang yang memutuskan untuk
bergabung ke organisasi atau kelompok ekstrimis agama, sehingga pandangan individu sudah tertutup dengan
nilai-nilai yang ditanam oleh organisasi tersebut, sehingga dapat merugikan orang lain ataupun kelompok
agama yang berbeda dengannya.
C. Penyebab Penyimpangan Sosial
Dalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal tersebut, yaitu:

1. Perubahan nilai dan norma sosial


Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat mengikuti
perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan
sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang.

Contohnya adalah, dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka mengenai
emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan opini-opini tersebut.

Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang ada mereka
menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial.

2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna


Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi
mengenai norma yang baik dan benar.

Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan oleh orang tuanya,
hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari.

Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari anak tersebut, jadi
ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami dengan baik, nilai-nilai menyimpang
dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang informasi mengenai hal itu.

3. Teori Labelling
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun individu
terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya.

Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana orang yang memiliki
tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal hal tersebut belum tentu benar.

Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut menjadi
negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena apapun perbuatannya
akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif.

Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta golongan
membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan konflik seperti halnya yang dibahas
dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun.

4. Teori Anomie
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun kelompok
tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah
lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial.

Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki batasan-
batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam sepuluh malam, sekarang
setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang mengatur mengenai jam pulang, sehingga dia tidak
mengetahui batasan yang membuatnya melakukan penyimpangan sosial.

5. Teori Differential Association
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau individu dapat
dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus menerus berinteraksi dengan individu lain
yang memiliki sifat menyimpang.
Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul dengan siswa lain
yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah perspektif siswa yang
tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk, menjadi memiliki pemikiran kalau
bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak terlalu buruk sesuai dengan pemikirannya.

Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menurut Casare
Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab Kriminologi Positivis Italia, yaitu
faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Penjelasan untuk ketiga faktor penyebab perilaku
menyimpang sebagai berikut:

 Faktor Biologis, yang dijelaskannya mengenai “si penjahat sejak lahir”. Casare Lombroso menyatakan
bahwa terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi seseorang akan menjadi seorang penjahat
atau tidak berdasarkan ciri fisik mereka. Ciri fisik yang dimaksud berupa bentuk muda seseorang,
bagaimana kedua buah alis menyambung menjadi satu dan masih banyak lagi.
 Faktor Psikologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial biasanya
berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dimana hal tersebut bisa dipengaruhi berbagai hal seperti
kepribadiannya yang retak atau memang memiliki kepribadian yang berkemungkinan besar melakukan
perilaku menyimpang, dan juga faktor lainnya seperti trauma yang dialami seseorang dapat membuat
orang tersebut melakukan perilaku menyimpang.
 Faktor Sosiologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial berkaitan
erat dengan bagaimana orang tersebut bersosialisasi dengan orang yang kurang tepat.
Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk berubah karena tidak
memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan harus mempelajari kembali bagaimana untuk
tidak melakukan penyimpangan sosial.

D. Dampak dari perilaku penyimpangan sosial


Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah sesuatu
menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku tersebut
akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut.

Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula
perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku Perilaku Menyimpang:
Tinjauan Sosiologis dibawah ini.

Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial:

 Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak terulang dan di
ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain.
 Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada, karena mayoritas
dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku menyimpang tersebut sebagai suatu wabah
penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak mendekatinya.
 Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena adanya parameter
sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang ada di Indonesia, dimana orang suku
Jawa memiliki ciri khas berkata lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas.
Sehingga perbedaan tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain segan akan
satu sama lain.
 Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para penyimpang sosial karena dikucilkan, sehingga
menimbulkan rasa solidaritas dan kepedulian akan satu sama lain yang dapat membuat masalah di
lingkungan masyarakat sekitar.
 Dengan adanya penyimpangan sosial memiliki potensi menyebabkan gangguan di lingkungan
masyarakat tersebut jika terjadi terus menerus. Tapi ada juga yang malah menjadi menyesuaikan dengan
situasi yang terjadi.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi menjadi berbagai
bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif hingga dampak negatif ke masyarakat
sekitar. Dengan mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal tersebut bukan hanya
merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain.

Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap menyimpang bukan berarti
individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut memiliki keinginan dan mengakui kesalahan yang
telah dilakukannya maka kita sebagai orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat membantunya menjadi
pribadi yang lebih baik.

Nah, seperti itulah penjelasan mengenai penyimpangan sosial yang ada, beserta pengertian, bentuk, penyebab,
dan contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan informasi.

Anda mungkin juga menyukai