Anda di halaman 1dari 2

REVIEW KISAH

SANGKURIANG
Kelompok 8
Husna Nadhilah
Nilamsari Arum
Sekar Nira Wulandari
Shalsha Dilla Ainur Rizky

Pada zaman dahulu, tanah Parahyangan dikuasai oleh raja dan ratu yang memiliki
anak bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi merupakan anak yang manja dan ketika suatu
hari, ia sedang memintal benang dan terus pintalannya jatuh hingga ia marah dan bersumpah
siapa saja asalkan laki-laki yang mau mengambil pintalannya maka ia akan menerimanya
sebagai suaminya. Begitu selesai ia mengucap sumpah lalu datanglah seekor anjing jantan
bernama Tumang menyerahkan pintalan ke tangan Dayang Sumbi.
Karena sumpahnya maka ia menikah dengan Tumang seekor anjing sakti. Mereka pun
hidup berbahagia dan dikarunia anak berwujud manusia bernama Sangkuriang. Sangkuriang
memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya dan ia pun hanya mengetahui Tumang sebagai
anjing setia. Suatu hari Sangkuriang dan Tumang berburu ke hutan, saat Sangkuriang
menyuruh Tumang menangkap buruannya namun Tumang tidak mau sehingga Sangkuriang
kesal dan menyembelihnya. Sesampainya di rumah ia memasak daging si Tumang dan makan
bersama ibunya. Setelah ibunya tahu, Dayang Sumbi sangat marah dan memukul kening
Sangkuriang dengan sendok tempurung.

Dayang Sumbi pun diusir dari kerajaan karena perbuatannya itu, dan Sangkuriang
pergi berkelana menuju dunia luar untuk mengetahui keadaan disana. Suatu hari secara tidak
sengaja ia kembali ke tanah kelahirannya dan ia bertemu wanita cantik dan ia hendak
menikahi wanita yang tidak lain adalah ibunya, namun ia belum mengetahuinya. Saat
mendekati hari pernikahannya, Sangkuriang meminta izin tunangannya untuk berburu, saat
Dayang Sumbi merapikan rambut Sangkuriang ia melihat bekas tanda luka di keningnya dan
seketika itu juga ia menyadari bahwa ia hampir menikahi anaknya sendiri.

Lalu Dayang Sumbi memberikan syarat yang tidak mungkin dapat di selesaikan oleh
Sangkuriang yaitu membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit dan
membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai
sebelum pagi hari esok. Sangkuriang pun menyanggupinya, ia pun menggunakan kekuatan
gaib memanggil jin untuk membantunya membuat syarat yang diberikan, ketika hampir
selesai, Dayang Sumbi melihat dari jauh dan ia khawatir kalau Sangkuriang mampu maka ia
meminta bantuan rakyat desa untuk membuat keadaan menjadi pagi. Para jin pun pergi
karena sudah pagi, mengetahui hal itu Sangkuriang marah dan mengutuk Dayang Sumbi serta
menendang perahu.

Anda mungkin juga menyukai