Anda di halaman 1dari 24

KONSEP EVALUASI PERENCANAAN

DAN TERAPANNYA PADA PROGRAM


PENYULUHAN

OLEH:
Ir. GEDE SUARTA, M.Si
NIP. 196601031991031003

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

1
KONSEP EVALUASI

PengertiAn Evaluasi

Fruchey (1973:5) mengatakan bahwa evaluasi adalah proses

kegiatan berangkai mulai dari pengumpulan informasi, penetapan kriteria,

membentuk penilaian dan menarik kesimpulan serta mengambil keputusan

pelaksanaan informasi.

Klausmeier dan Goodwin (1966:622) mengatakan bahwa yang

dimaksud evaluasi dalam bidang pendidikan adalah, proses kontinyu

dalam memperoleh dan menginterpretasi materi pelajaran untuk

menentukan kualitas dan kuan titas enak didik dalam mencapai tujuan

pendidikan. Pendapat and dan Brown (Nurkancana, 1983:1) mengatakan

bahwa evaluasi merupakan proses kegiatan untuk menetapkan nilai dari

suatu kegiatan tertentu.

Pendapat senada dikemukakan oleh Winkel (1987:313) evaluasi

adalah nenentuan sampai seberapa jauh sesuatu materi itu berharga,

berharga, bermutu dan bernilai. Begitu pentingnya evaluasi sebagai fase

akhir "fase receptic" yaitu fase menerima, konprehensi, aplikasi, analisa

dan sisntesa. Rijakkers (1988:115) mengatakan bahwa evaluasi sebagai

suatu kegiatan yang pada tahap tertentu seseorang dipaksa berfikir sendiri

secara kreatif untuk memecahkan masalah dan menemukan hal -hal baru,

dan menjadi yang paling baru.

2
Depdikbud (1985:7) mengatakan bahwa evaluasi merupakan segala

usaha membandingkan hasil pengukuran sesuatu materi terhadan patokan

yang dibakukan. Hasil pengukuran itu adalah angka atau uraian tentang

kenyataan yang menggabikan derajat kualitas materi yang diukur.

Pendapat Simanjuntak dan Pasaribu (1980:123) mengatakan bahwa

evaluasi sebagai proses kontinyu, hasil penilaian diperoleh merupakan

gabungan antara yang dinilai dengan penilai.

Pendapat Joni (1984:7), Hamalik, (1980:1) dan Vemriarto

(1975:69) mengatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan pengolahan,

penafsiran, mempertimbangkan serta pengdmbilan keputusan dengan

terlebih dahulu mempertimbangkan pengunaan patokan yang ada. Sedikit

berbeda dengan pendapat, Lunandi (1987:57-58) bahwa evaluasi pada

aktifitas pendidikan orang dewasa sebagai pencerminan kehendak bebas

dari peserta didik yang memperoleh pendidikan hares disesuaikan dengan

kondisi, tujuan dan materi pendidikan yang ditentukan sendiri, sehingga

penyusunan materi evaluasi, bersifat setempat.

Evaluasi dalam bidang penyuluhan, dikembangkan oleh pendapat

Fruchey, (1963:5) mengatakan evaluasi penyuluhan meliputi langkah-

langkah yaitu :

"(1) pengumpulan informasi tentang kejadian penyuluhan, (2)


penterapan standar dan kriteria yang disusun, dan (3) penetapan
keputusan dan kesimpulan ".

Kartasapoetra (1988:92) dan Wiriaatmaja (1986:24) men gatakan

evaluasi adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan yang disebut

3
evaluasi rencana, selanjutnya proses yang disebut sebagai evaluasi proses

dan pelaksanaan yang disebut evaluasi pelaksanaan sebagai wujud akhir

dan target rencana.

Dalam bidang penyuluhan, pendapat ausanto dan Sumantri

(1987:81) mengatakan evaluasi program penyuluhan adalah proses

berkesinambungan penterapan dari petunjuk atau rekomenadasi yang

dilihat dari keberhasilan program, kegagalan program serta tindakan

penyempurnaan program penyuluhan.

Diklatluh (1989:8) mengkaitkan evaluasi dengan Pelaksanaan

Proyek Peningkatan Pendapatan petani nelayan kecil, mengatakan :

"evaluasi sebagai proses untuk menentukan relevansi, efektivitas


dan dampak kegiatan proyek dengan tujuan yang ditet apkan, juga
merupakan proses penyempurnaan kegiatan yang sedang dan akan
datang.

Sehubungan dengan kegiatan proyek, Soumelis (1977: 15)

mengatakan evaluasi sebagai pengujian dan penilaian mengenai harga,

kualitas materi, jumlah dan "grade" komoditi tertentu yang dibandingkan

dengan patokan atau standar. Sinaga (1986:8) mengatakan evaluasi

sebagai kegiatan menanalisa dan menilai hubungan antara input ( activitie)

dengan nilai-nilai (result) dari suatu program pembangunan.

Khusus tentang kondisi transmigrasi, Departemen Transmigrasi

(1981:11) mengatakan evaluasi transmigrasi merupakan kegiatan bertahap

yang secara terus-menerus dilaksanakan dengan membandingkan kisaran

input dan outputs, antara realisasi dengan target, yang selanjutnya

diketahui kesenjangantian dan diambil tindakan perbaikan.

4
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan

serangkaian proses kegiatan, bersifat kontinyu untuk mengetahui

sejauhmana standar atau kriteria yang ditetapkan dengan hasil yang

dicapai, mulai dari rencana, pelaksanaan dan evaluasi akhir.

Tujuan Evaluasi

Kelsey dan Hearne (1963:259) mengatakan bahwa tuivan dari

pelaksanaan evaluasi adalah :

"(1) menentukan titik awal suatu program, (2) menunjukkan


seberapa jauh kemajuan yang diperoleh akibat pelaksanaan
program, (3) menunjukkan apakah program sesuai atau tidak, (4)
menunjukkan efektivitas program, (5) membantu mehemukan titik
lemah pelaksanaan program, (6) sebagai arah keterampilan dan
kerja sama dengan potensi sekitar, dan (7) membuktikan
sistematika perencanaan, serta (8) mem.berikan kepuasan
perencana, pelaksana dan penilai.

Susanto dan Samantri (1987:88) membedakan antara tujuan

monitoring dan evaluasi sebagai berikut, monitoring maksudnya terbatas

pada merekam hasil kegiatan proyek dan alat bantu bagi pengendalian

proyek, sedang kan evaluasi bertujuan untuk (1) menentukan berhasil

tidaknya sebuah proyek, (2) menentukan kelanjutan pelaksanaan proyek,

dan (3) menentukan jenis kegiatan tambahan yang layak dilaksanakan bagi

tercapainya tujuan program.

Purwanto (1985:4) mengatakan tujuan evaluasi pada prinsipnya ada

dua, yaitu tujuan pokok dan tujuan tambahan. Sebagai tujuan Pokok

adalah :

5
"(1)mengetahui kemajuan sasaran didik setelah melakukan kegiatan
belajar dalam jangka waktu tertentu, (2) mengukur sampai dimana
keberhasilan suatu metoda dan sistem yang digunakan dan (3)
sebagai magukan perbaikan evaluasi program mendatang. Sebagai
tujuan tambahan meliputi (1) pelengkap bimbingan pelaksanaan
program, (2) membuat diagnose kelemahan dan kekuatan
pelaksanaan program, (3) menunjukkan dalam hal-hal apa mereka
memerlukan "remedial service", (4) menyediakan dasar-dasar
tindakan yang diperlukan, dan (5) introduksi pengalaman -
pengalaman guna mendapatkan program terbaik mendatang."

Simanjuntak (1980:122-123) mengatakan maksud diadakan evaluasi

adalah : (1) mengumpulkan data untuk membuktikan kemajuan anak didik

sebagai materi, (2) memungkinkan pendidik menilai aktivitas dan

pengalaman belajar yang didapat, dan (3) menilai keberhasilan metode

belajar yang digunakan. Lebih lanjut, Nurkancana (1983: 3) secara rinci

mengungkapkan tujuan evaluasi sebagai-berikut :

(1) Mengetahui kesiagaan sasaran,

(2) Mengetahui seberapa jauh proses pelaksanaan,

(3) Mengetahui apakah bahan pelajaran yang diberi kan dapat dilanjutkan

atau diulangi,

(4) Untuk mengetahui kemajuan anak didik,

(5) Membandingkan apakah prestasi yang telah dicapai sesuai dengan

kapasitas atau belum,

(6) Dapat informasi kecocokan bahan dan metode,

(7) Menafsirkan kesiagaan anak didik sebagai bagian output program di

masyarakat, dan

(8) Mengetahui efisiensi dan efektifitas program yang dilaksanakan.

6
Margono Slamet (197B:429) mengatakan bahwa tujuan evaluasi

adalah : (1) memberikan gambaran dan mempengaruhi proses perubahan

perilaku, (2) dapat digurpn untuk menentukan sejauhmana metode

penyuluhan telah diterapkan dan hasil yang didapat, (3) hasil evaluasi

digunakan untuk menyesuaikan pelaksanaan program selanjutnya. Marta

Widjaya (1987:25-26) mengungkapkan bahwa evaluasi program

penyuluhan bertujuan : (1) memprediksi dan memproyeksi perkembangan

sasaran, (2) memberikan laporan hasil kemajuan sasaran, (3) sebagai

informasi tentang keberhasilan dan kegagalan metode, (4) masukkan untuk

input perbaikan, (5) keperluan supervisi dan monitoring, (6) menentukan

katagori pencapaian tujuan dan (7) guna keperluan perbaikan metode,

bahan dan program selanjutnya.

Depdikbud (1985:5-6) secara lengkap menggambarkan tujuan

evaluasi sebagai berikut :

(1) keputusan dalam bidang pengajaran, yaitu keputusan


berkenaan dengan apa yang harus diajarkan,
(2) keputusan tentang hasil belajar, sejauhmana hal -hal yang
diharapkan dapat dikuasai,
(3) keputusan dalam mendiagno0e kegiatan belajar dan usaha
perbaikan,
(4) keputusan tentang posisi dan strategi yang dipolakan,
(5) keputusan tentang seleksi, pelayanan dan bimbingan,
perbaikan kurikulum dan penilaian pada keberhasilan anak
didik.
Dalam bidang penyuluhan, Soekandar (1983:161) dan Sabrosky

(1962:25-26) mengatakan bahwa fungsi evaluasi dalam penyuluhan

7
sebagai berikut : mengetahui, metode, jenis, bentuk dan materi penyuluhan

yang digunakan, mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan kekuetan

dalam mendukung program, menentukan dan meramalkan masalah baru

yang mungkin timbal, mengetahui seberapa jauh tujuan telah dicapai, dan

menentukan kebijaksanaan lanjutan guna penyelesaian program.

Dikaitkan dengan Proyek Peningkatan Pendapatan Petani -Nelayan

Kecil (P4K), Diklatluh Departemen Pertanian (1989:809) evaluasi

bertujuan :

(1) "on going evaluation" (evaluasi sedang berjalan, dilaksanakan


dengan tujuan mengetahui kesinambungan, relevansi, efisiensi
dan efektivitas kegiatan program dan mengetahui output, efek
dan dampak pelaksanaan,
(2) "terminal evaluation"", berguna dalam melihat proses dan
hasil akhir yang dipakai dasar peng ngambilan keputusan, dan
(3) "ex post evaluation", dimaksudkan bertujuan mengetahui
pencapaian seluruh hasil-hasil proyek termasuk dampak,
setelah proyek selesai dilaksanakan.

Dari uraian tujuan evaluasi tersebut dapat disim pulkan bahwa yang

menjadi tujuan evaluasi adalah :

(1) Mengetahui secara dini ketepatan dan ketidaksesuai an antara


standar dan keragaan hasil yang didapat.
(2) Memberikan gambaran kemajuan, posisi dari tujuan, metode,
materi dan alat bantu yang digunakan dalam pelaksanaan
program,
(3) Memperoleh keterangan perihat potensi yang terkait dengan
keseluruhan rencana, pelaksanaan dan evaluasi,
(4) Mengukur efektivifas, efisiensi, relevansi, impak dan dampak
program,
(5) Memberikan kepuasan batin bagi baik perencana, pelaksanaan
dan evaluator program serta penyempurnaan dimasa
selanjutnya, dan
(6) Sebagai bahan keputusan atau rekomendasi untuk ditetapkan
sebagai program mendatang.

8
Prinsip-Prinsip Evaluasi

Margono Slamet, (1978:409-414) mengatakan bahwa terdapat

empat prinsip evaluasi yaitu (1) rovaluasi harus dikaitkan dengan tujuan,

(2) evaluasi harus syah dan valid, (3) Pengambilan contoh guna

kepentingan eva luasi harus representatif, dan (4) Hasil evaluasi harus

berdaya-guna (usable).

Raudabought (1962:6) mengatakan pekerjaan evaluasi harus

dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut : (1) Evaluasi harus

berkaitan dengan sasaran, (3) Juga dilaksanakan berkaitan dengan metode

yang digunakan, (3) evaluasi bermanfaat bagi "change agent", (4)

Evaluasi harus berpedoman pada waktu dan ruang gerak program, (5)

Evaluasi harus terkait dengan tujuan, sasaran klaik perorangan, kelompok

maupun masyarakat, dan (6) Evaluasi harus menggunkan teknik yang

benar dan memadai.

Kelsey dan Hearn (1963:254) dan Gallup (1973:64)

menggambarkan bahwa evaluasi harus dilaksanakan denga n prinsip

sebagai berikut :

"(1) Derajat kesahihan alat ukur harus benar-benar dapat


dipertanggung jawabkan,
(2) Keobyektifan, harus diwujudkan dan tanpa pilih kasih
terhadap kriteria yang dipakai,
(3) Keterandalan alst ukur yang dipakai, harus mencerminkan
batas ilmiah yang jelas,
(4) Kepraktisan, dalam arti mudah dilaksanakan, tidak menuntut
prosedur dan alokasi waktu juga biaya tinggi,
(5) Kesederhanaan, bertarti mudah dipakai, mudah didapat, tidak
rumit serta dapat dimengerti dengan cara sederhana,

9
(6) Keseksamaan, dalam arti kecermatan dan sistematika yang
digunakan mencerminkan kebenaran yang tinggi."

Prinsip Evaluasi yang dikembangkan oleh Robert Ebel (1977:59)

sebagai berikut : berpedoman pada (1) Relevansi, (2) Keseimbangan, (3)

Efisiensi, (4) Obyektivitas, (5) Spesifikasi, (6) Tingkat kesukaran, (7)

Daya pembeda, (8) Reliabilitas, (9) Keadilan dan (10) Kecepatan dan

kecermatan.

Diklatluh (1989:4) mengembangkan prinsip evaluasi dalam

pelaksanaan proyek P4K sebagai berikut : Evaluasi harus mengikuti

perkembangan pembangunan proyek sewaktu dilaksanakan dan selalu

waspada terhadap kekurangan dan kelebihan, evaluasi harus ditetapkan

dengan prinsip sistematis, obyektif, efisien dan efektif, dan evaluasi

dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan masukan guna perbaikan

program selanjutnya.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi

dilaksanakan dengan prinsip :

(1) Evaluasi harus dikaitkan dengan metode, tujuan dan materi


yang digunakan,

(2) Evaluasi yang dilaksanakan harus sesuai tahapan dari rencana


dan telah berdasarkan ketentuan yang di rencanakan,

(3) Evaluasi harus merupakan kesepakatan dari perencana,


pelaksana dan evaluator sendiri,

(4) Evaluasi tidak dilakukan sendiri-sendiri atau sembunyi-


sembunyi sebagai bagn yang harus diketahui oleh semua
pihak yang terlibat,

10
(5) Evaluasi harus merupakan pekerjaan yang menyenangkan dan
pekerjaan yang praktis, sederhana, sahih dan valid, serta
objektif, dan

(6) Evaluasi harus dilaksanakan oleh orang yang terampil untuk


itu, jauh dari sikap subjektivitas, cenderung menguntungkan
satu pihak dan merugikan pihak lain, serta,

(7) Menggunakan kriteri lingiott yang telah ditetapkan berdasar


dimensi ruang waktu dan tempat pelaksanakan program.

Unsur-Unsur Evaluasi

Pesaribu dan Simandiuntak (1980:121) mengatakan bahwa, paling

tidak memiliki tiga unsur yaitu : (1 ) unsur prestasi, menyangkut

pendataan dan daya serap terinput yang diberikan, (2) Unsur evaluasi,

unsur ini lebih melihat pemahaman dalam bentuk perilaku sasaran, dan (3)

unsur proses, lebih menekankan penggunaan dan kelancaran pelaksanaan

program.

Porter (1973:96) mengatakan terdapat empat unsur evaluasi

meliputi :

"(1) Pernyataan spesifik dari tujuan pendidikan,


(2) Cara untuk mencapai tujuan,
(3) Penaksiran keadaan sebelum program dimulai dan titik awal,
dan
(4) Melaksanakan pengukuran evaluasi.

Pendapat Winkel tentang unsur evaltosi meliputi (1) Tujuan

instruksional yang ingin dicapai, (2) Evaluasi untuk unsur didaktik, (3)

Media pengajaran, (4) Pengelompokkan sasaran didik, (4) Materi pelajaran

dan penyuluhan, dan (5) Evaluasi yang menyangkut proses belajar.

11
Menurut Soumelis, (1977:17) bahwa paling tidak terdapat empat

unsur dalam evaluasi yaitu sebagai berikut Unsur tujuan dan cara

mencapai tujuan, unsur ana lisis rencana tindakan, unsur penggunaan fakta

dan unsur parameter kerberhasilan yang diinginkan.

Dikaitkan dengan Evaluasi dan Honitoring yang dilaksanakan oleh

Proyek P4K, Diklatluh (1989:6-8), terdapat empat unsur utama evaluasi

yaitu :

(1) Unsur Input, yaitu semua jenis barang, jasa, dana, tenaga
manusia, teknologi dan sumberdaya yang dipakai,
(2) Unsur output, yaitu produk atau jasa tertentu yang diharapkan
dari mekanisme input yang dipakai,
(3) Unsur efek, yaitu hasil yang diperoleh dari penggunaan input,
berupa pertambahan nilai dari satu satuan yang dapat
dinikmati oleh petani nelayan kecil, dan
(4) Unsur impak, termasuk didalamnya, hasil yang diperoleh dari
efek proyek seperti peningkatan status gizi, peningkatan peran
serta dalam pengambilan keputusan dan perencanaan
pembangunan.
Berdasar pada uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa, unsur-unsur yang harus ada dalam kegiatan evaluasi meliputi :

(1) Unsur Input berupa : tujuan yang jelas, sarana pencapaian tujuan,

lingkungan internal dan eksternal, kondisi masyarakat dan potensi

alamnya,

(2) Unsur Proses, menyangkut penggunaan teknologi, daya dukung dan

mekanisme pelaksanaan sehingga terdapat kesesuaian antara rencana

dan pelaksanaan, dan

12
(3) Unsur Output, berupa impak atau dampak dari hasil yang

diharapkan, keputusan yang diambil berkaitan dengan program

selanjutnya.

Jenis-Jenis Evaluasi

Menurut Winkel (1979:108) evaluasi digolongkan dalam dua

bentuk yaitu (1) Evaluasi proses dan (2) Evaluasi produk. Evaluasi proses

menyangkut, perencanaan pendidikan, penyusunan dan penetapan

kurikulum, perencanaan proses belajar-mengajar, penggunaan sarana dan

media belajar, sedangkan Evaluasi Proses adalah menyangkut pencapaian

hasil belajar yang seharusnya dicapai oleh perserta didik sesuai dengan

program yang ditetapkan.

Kartasapotra (1988:92) menyebutkan terdapat tiga jenis evaluasi

yaitu (1) Evaluasi tujuan, (2) Evaluasi pelaksenaan dan proses kerja, dan

(3) Evaluasi hasil dari program. Pendapat senada dikemukakan oleh

Wiriatmadja (1983:161) yang mengatakan pada prinsipnya evaluasi

dibedakan atas tiga jenis yaitu Eavaluasi tahap penyusunan prograim

Pelaksanaan program dan evaluasi keberhasilan dari program.

Dalam bidang pendidikan, Pasaribu dan Simandjuntak (1980:123 -

124) merinci berbagai jenis evaluasi meliputi:

"(1) Test intelegensi, (2) Test basil belajar, (3) Interviuw, (4)
"Anecdotal record", (5) Observasi, (6) "case study", (7)
"questionare" dan (8) "rating scale" dikatakan juga ada tes

13
kecerdasan (Intelegensia test), tes bakat (Aptitude test) tes hasil
belajar (Achievement test) dan tes diagnostik den test kepribadian.

Margono Slamet (1978:408-414) mengatakan, bahwa terdapat

empat pokok jenis evaluasi yaitu :

(1) Evaluasi tujuan, melihat apakah tujuan proggram telah dinyat


kan dengan tegas, jelas, spesifik serta sarat pencapaian tujuan,

(2) Evaluasi rencana, meliputi :


a. Kebutuhan sasaran,
b. Karakteristik dari kebutuhan,
c. Imbangan proporsional setiap kebutuhan dan jenis
latihan,
d. Hierarhi pencapaian tujuan dan
e. Pengalaman belajar yang dikendaki.

(3) Evaluasi pelaksanaan, melihat kesesuaian rencana dengan


perencanaan, penetapan evaluasi hasil pelaksanaan,

(4) Evaluasi kemajuan belajar dan evaluasi hasil akhir program,


meliputi
a. Evaluasi pendahuluan,
b. Evaluasi kegiatan sedang berjalan, dan
c. Evaluasi kegiatan pada akhir program.

Raudabough (1962: 19) mengungkapkan bahwa evaluasi dibedakan

dalam lima jenis yaitu : (1) Evaluasi pada tingkat masyarakat penerima,

(2) Organisasi pada tingkat organisasi pelaksana, (3) Evaluasi pada tingkat

"Extensionagent",(4) Evaluasi pada tingkat "client" dan (5) Evaluasi pada

tingkat penggunaan sarana penyuluhan. Depdikbud (1985:9) membedakan

evaluasi dalam dua bentuk yaitu :(1) Evaluasi menggunakan Penilaian

Acuan Norma (PAN/"Norms Referenced Evaluation”) dan (2) Evaluasi

Penilaian Acuan Patokan (PAP/Criterion-Referenced Evaluation).

14
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis evaluasi

program meliputi :

(1) Evaluasi tingkat perencanaan, mulai dari perencanaan, berupa tahap

pengumpulan sarana input dan kebutuhan lain yang diperlukan,

(2) Evaluasi tingkat pelaksanaan, menyangkut tujuan, metode, alat,

media, sarana dan arah tujuan, selajutnya diketahui faktor dorongan

dan hambatan yang terjadi, dan

(3) Evaluasi hasil, menyangkut hasil yang didapat sesuai tujuan, dampak

dan efek, sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas dan efisiensi

pelaksanaan program pembangunan.

Tahapan Pelaksanaan

Evaluasi

Winkel (1987:344-345) memberikan langkah-langkah evaluasi

sebagai berikut :

(1) Menciptakan alat evaluasi,

(2) Melaksanakan tes belajar dalam kelas secara serempak,

(3) Mengadakan pemeriksaan atau oreksi,

(4) Melaporkan hasil pemeriksaan dan nilai kepada seluruh peserta

didik,

(5) Menafsirkan data yang digunakan meramalkan hasil test,

pengkatagorian keberhasilan anak didik

15
(6) Mengadakan test revisi, fokous pelaksanaan tes ini melalui tes

verbal, tertulis dan tes lisan.

Test semacam ini sangat tepat digunakan pada sasaran didik formal, tentu

beda dengan non formal.

Fruchey (1973:16-17) mengungkapkan langkah-langkah

pelaksanaan evaluasi sebagai berikut :

(1) Penetapan latar belakang evaluasi, apa dan bagaimana


evaluasi dilaksanakan, dari metode dan alat serta media apa
yang digunakan dalam evaluasi,
(2) Penetapan tujuan dari evaluasi, harus jelas dan terinci
sistematis, bentuk jawaban dan pertanyaan apa yang akan
diajukan,
(3) Penetapan bentuk isi jawaban dari pertanyaan yang akan
dipolakan, menyangkut kesahihan dan keterandalan alat ukur,
(4) Penetapan sumber informasi atau sasaran evaluasi, apakah
petani, individu non petani, kelompok, masyarakat atau
kepentingan lainnya,
(5) Penetapan pengumpulan data informasi, menyangkut jenis,
jumlah, waktu dan tempat dimana data dikumpulkan,
(6) Penetapan alat perekam, bentuk rekaman, jenis dan model
rekaman, fokus dan instrumen pertanyaan,
(7) Tabulasi dan analisa data evaluasi, standarisasi data,
pengelompokan data, pengkodean, penyaringan data,
(8) Interpretasi data, pelaporan dan pengepakan data, termasuk
format tabel data sehingga menghasilkan kesimpulan yang
benar,
(9) Penetapan hasil evalasui, melalui pengkajlan data yang telah
diinterpretasi, selanjutnya diambil keputusan tentang program
itu.
Sinaga (1986:8) mengungkapkan dalam evaluasi harus digunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

16
(1) Evaluasi pra-program
"(Ex ante or Pre-Program Evaluation)", merupakan kegiatan
pelaksanaan program sebelum implementasi program.

(2) Evaluasi program yang sedang berjalan


"(on going program-evaluation)" yaitu evaluasi program
sewaktu kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan
menemukan sesuatu hemabatan yang secara langsung dapat
diambil pemecahannya.

(3) Evaluasi pasca-program


"(Ex post-program-evaluation)" yaitu evaluasi setelah
implementasi kegiatan program, ini memperlihatakan
bagaimana dampak dan efektif dari program, apakah
program baik atau tidak atau perlu dilanjutkan atau
dihentikan.

Soumalis (1977:101-106) menunjukkan tujuh belas fase

pelaksanaan program evaluasi yang baik, meliputi : (1) Periksa dan kaji

keinginan dari sasaran, (2) tetapkan tujuan baik jangka pendek, menegah

dan panjang, (3) seleksi isi dan tujuan, (4) susun kerangka organisasi

pencapaian tujuan yang ingin ditonjolkan dan diharapkan, (6) Susun

kerangka pencapaian tujuan secara sistematis, (7) Membuat tahapan

evaluasi yang akan dilaksanakan, (8) Menetapkan teknik pelaksanaan

evaluasi, (9) Menetapkan personel pelaksana evaluasi, (10) membuat

perkiraan dalam fase-fase pelaksanaan sampai penilaian, (11) Tetapkan

unit-unit analisa yang direncanakan, (12) Tetapkan batas pilihan dan

kemanan evaluasi, (13) Kerahkan semua potensi pendukung kearah

suskesnya evaluasi, (14) Tetapkan koreksi standar yang digunakan, (15)

Tetapkan keragaan yang ingin dicapai, (16) Perkiraan total biaya yang

dihabiskan dan (17) Tetapkan seluruh biaya dari unit-unit sehingga dapat

di tetapkan biaya total evaluasi program.

17
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tahap-tahapan

evaluasi program meliputi :

(1) Penetapan keinginan dan keperluan sasaran,


(2) Penetapan tujuan baik jangka pendek, jangka panjang dan jangka
menengah,
(3) Tahap penetapan kerangka organisasi pelaksanaan dari pencapaian
tujuan,
(4) Tahap penyusunan sistematika evaluasi,
(5) Tahap penetapan personel evaluasi,
(6) Tahap penetapan alat, metode, dan ukuran evaluasi yang digunakan,
(7) Tahap pelaksanaan evaluasi, mengangkut metode, alat dan standar
yang digunakan,
(8) Tahap operasional jadwal evaluasi,
(9) Tahap pengumpulan data,
(10) Tahap interpretasi data, kemudian ditentukan keputusan yang akan
diambil, dan
(11) Tahap penggunaan hasil evaluasi.

Fase-Fase Penyempurnaan

Evaluasi

Pasaribu dan Simandjuntak (1980:126-127) menggambarkan

langkah-langkah penyempunaan evaluasi sebagai berikut : (1) Organisasi

dan personalia yang akan melaksanakan tugas evaluasi harus profesional,

(2) Guru jangan dan hendaknya memilih tes paling sesuai menyangkut :

18
(a) Konstruksi tes yang tepat, (b) Mengerjakan administratif test, (c)

Melakukan skoring test, (d) mengadakan interpretasi test, (e)

Penganalisaan rencana pelajaran dan (f) penentuan pengalaman siswa, dan

(3) Pelaksanaan mekanisme belajar dan mengajar selalu berdas arkan

kebutuhan sasaran didik dengan menggunakan pedoman evaluasi yang

telah didtepkan.

Frutchey (1973:4) mengungkapkan beberapa usaha yang perlu

dilakukan dalam penyempurnaan evaluasi pelaksanaan program yaitu :

(1) Interpretasikan data evaluasi dengan sangat seksama,


(2) Pertimbangkan penggunaan subjektivitas dalam penafsiran
data evaluasi,
(3) Buat kesimpulan yang cermat dari hasil data evaluasi,
(4) Yakinkan kepada sasaran bahwa respon dari evaluasi adalah
kebenaran,
(5) Harus disadari bahwa kendala yang nampak, bukanlah
sebagai faktor tunggal melainkan faktor yang sangat
kompleks dan teritegrasi.
(6) Jangan terlampau banyak menggunakan instink, lebih-lebih
sebagai evaluator kegiatan yang berkelanjutan,
(7) Gunakan kriteria yang jelas, yang telah ditetapkan sejak awal
dengan memepertimbangkan aspek yang terlibat,
(8) Harus dipahami bahwa, segala tujuan dan keinngian yang
berbetuk perilaku adalah bersifat kontinuum,
(9) Usahakan menggunakan metode evaluasi yang berulang-
ulang, dan
(10) Pilih dan tentukan tujuan yang paling efektif dan pehting
berdasar pada kriteria prioritas sasaran, dan
(11) Periksa kembali, kesmpulan, keputusan yang diambil
sebelum dipublikasikan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alimandan, 1987. Sosisologi Sitematika. Suatu Pengantar Studi tentang


Masyarakat. PT Bina Aksara. Jakarta.

Dahama, 0.P., dan Bhatnagar, 1980. Education and Communication for


Development. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985. Penilaian dalam


Pendidikan Program Akta. Mengajsr V, Universitas Terbuka.
Jakarta.

Departem Pertanian, 1989. Sistem monitoring dan Evaluaasi Proyek -


Proyek Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Jakarta.

Dror, 1981. Perencanaan Didalam Modernisasi. Pengantar Sosiologi


Pembangunan Negara-Negera Sedang Berkembang. PT Gramedia,
Jakarta.

Gallup, Gladis, 1962. Methods of Collecting Data. Dalam Evaluation in


Extension. United State Departement of Agriculture.

Gerungan, W.A, 1966. Psychologi Sosial. Penerbit PT Eresco. Bandung.

Fruchey (1973. Evaluation What it is. Dalam Evaluation in Extension.


United State Departement of Agriculture.

Jenkins D.H. 1961. What is the Group Tnamics. Dalam Group Of


Development. Diedit of eh L.P. Brahford, Washinton. National
Training Laboratoties.

Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Penyuluhan Pertani an. PT Bina


Aksara. Jakarta.

Kartawidjaya, Eddy Soewardi, 1987. Pengukuran dan Hasil Evaluasi


Belajar. Penerbit Sinar Baru. Bandung.

Karyadi, 1981. Kepemimpinan. Politea. Bagor.

Kelsey, L.D., dan Hearne, C.C. 1963. Coperative Exten sion Nbrk.
Comstock Publishing Associates. New York.

Margono Slamet, 1978. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian. Edisi


Ketiga. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

20
Pasaribu, I.L., Simandjuntak, B., 1980. Proses Belajar Mengajar. Penerbit
Rasito. Bandung.

Purwanto, Ngalim, 1985. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. CV Remaja


Karya. Bandung

Sudijanto, 1981. Keefektivan Kelompok Tani dal am Kegiatan Penyuluhan


Pertanian. Disertasi Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Tyler, RW. 1949. Basic. Principle Of Curriculum and Instructional. The


University of Chicago Press.

Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. PT Gramedia. Jakarta.

21
KONSEP EVALUASI PERENCANAAN
DAN TERAPANNYA PADA PROGRAM
PENYULUHAN

OLEH :

Ir. GEDE SUARTA, M.Si.


NIP. 196601031991031003

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

22
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................. ii

KONSEP EVALUASI .............................................................. 1

Pengertian Evaluasi ....................................................... 1

Tujuan Evaluasi .............................................................. 4

Prinsip-prinsip Evaluasi .................................................. 8

Unsur-unsur Evaluasi ...................................................... 10

Jenis-Jenis Evaluasi ........................................................ 12

Tahapan Pelaksanaan Evaluasi ........................................ 14

Fase-Fase Penyempurnaan Evaluasi ................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 19

ii
23
KATA PENGANTAR

Evaluasi yang benar bukanlah pekerjaan mudah, sebagai pelakasna

pembangunan harus secara minimal mengetahui konsep dasar evaluasi

yang benar. Salah satu dari kaidah itu adalah “Penyusunan konsep dan

contoh evaluasi yang benar”, contoh mana bagian dari pembahasan mata

kuliah Evaluasi Program Penyuluhan di Fakultas Peternakan Unud.

Dalam melaksanakan prrogram pengelolaan, kadang-kadang si

pembuat program mengabaikan faktor evaluasi sehingga program yang

sudah dilaksanakan tidak diketahui apakah sudah berhasil atau belum.

Untuk itulah penulis memberikan aturan-aturan baku yang harus

dilaksanakan pada Evaluasi Program.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan sumbang-saran dan pikiran guna terwujudnya tulisan sebagai

bahan pelengkap bacaan mahasiswa ataupun penyuluh di dalam

melaksanakan perencanaan program penyuluhan di desa.

Denpasar, Januari 2017

Penulis,

Ir. Gede Suarta, M.Si.

i
24

Anda mungkin juga menyukai