Anda di halaman 1dari 14

Pengertian dan Tujuan Evaluasi pada Tahap Manajemen

Salah satu tahap pelaksanaan manajemen itu secara


langsung maupun tidak langsung sudah sering kita
lakukan. Kita melakukan evaluasi cakupan akses
sanitasi dasar kita, jamban improved kita,laik sehat
rumah makan dan restoran kita dan lain sebagainya.
Berdasarkan waktu, kita melakukan evaluasi itu di
akhir tahun untuk kepentingan penyusunan rencana
kerja. Atau evaluasi pada pertengahan kegiatan untuk
kepentingan repoting dan recording kegiatan kita.
Berikut beberapapengertian evaluasi menurut
beberapa ahli :
Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan
sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai
dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan
kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan
saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program
(Azwar, 1996). Evaluasi adalah a) cara sistematis
untuk belajar dari pengalaman¬pengalaman yang
dimiliki dalam meningkatkan perencanaan yang baik
dengan melakukan seleksi yang cermat terhadap
alternatif yang akan diambil; b) merupakan proses
berlanjut dengan tujuan kegiatan pelayanan
kesehatan menjadi lebih relevan, efisien dan efektif; c)
proses menentukan suatu keberhasilan atau
mengukur pencapaian suatu tujuan dengan
membandingkan terhadap standar/ indikator
menggunakan kriteria nilai yang sudah ditentukan; d)
didukung oleh oleh informasi yang sahih, relevan dan
peka (WHO, 1990).

Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program,


memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-
sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan
kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil
yang telah direncanakan. Suprihanto (1988),
mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain: a)
sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan
program yang akan datang, b) untuk memperbaiki
alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini
serta dimasa yang akan datang, c) memperbaiki
pelaksanaan dan dan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program perencanaan kembali suatu
program melalui kegiatan mengecek kembali
relevansi dari program dalam hal perubahan kecil
yang terus-menerus dan mengukur kemajuan target
yang direncanakan.

Menurut Lavinghouze (2007), bahwa kegiatan


evaluasi dilakukan untuk: a) menyediakan
pertanggungjawaban kegiatan kepada masyarakat,
stakeholder, dan lembaga donor; b) membantu
menentukan tujuan yang telah ditentukan pada
perencanaan; c) meningkatkan program
implementasi; b) memberikan kontribusi untuk
pemahaman ilmiah tentang hasil suatu program; dan
e) meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap
masyarakat, dan f) menginformasikan kebijakan.
Sementara itu, menurut Hawe, et al. (1998),
evaluasi proses dilakukan untuk: 1) Menilai
pencapaian program; 2) Menilai kepuasan sasaran; 3)
Menilai pelaksanaan aktivitas program; 4) Menilai
tampilan komponen dan material program.

Berdasarkan ruang lingkupnya menurut Azwar


(2000), evaluasi dapat dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu : 1) evaluasi terhadap masukan
(Input) yang menyangkut pemanfaatan berbagai
sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan ataupun
sumber sarana; 2) evaluasi terhadap proses (process)
lebih dititik beratkan pada pelaksanaan program,
apakah sesuai rencana, mulai dari tahap perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan; 3) evaluasi
terhadap keluaran (output), evaluasi pada tahap
akhir ini adalah evaluasi yang dilakukan pada saat
program telah selesai dilaksanakan(summative
evaluation) yang tujuan utamanya secara umum
dapat dibedakan atas dua macam yaitu untuk
mengukur keluaran serta untuk mengukur dampak
yang dihasilkan. Dari kedua macam evaluasi akhir ini,
diketahui bahwa evaluasi keluaran lebih mudah dari
pada evaluasi dampak. Pada penelitian ini yang akan
dilihat adalah evaluasi keluaran

Ruang lingkup evaluasi dibedakan atas 4 kelompok,


yaitu: a) evaluasi terhadap masukan (input) meliputi
pemanfaatan berbagai sumber daya, sumber dana,
tenaga dan sarana, b) evaluasi terhadap proses
(process) dititikberatkan pada pelaksanaan program,
apakah sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
tidak, c) evaluasi terhadap keluaran (output) adalah
penilaian terhadap hasil yang dicapai, d) Evaluasi
terhadap dampak (impact) mencakup pengaruh yang
timbul dari program yang dilaksanakan.

Menurut Mantra (1997), evaluasi secara umum


dibedakan atas :

 Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan


pada saat merencanakan suatu program dengan
tujuan menghasilkan informasi yang akan
dipergunakan untuk mengembangkan program
agar program sesuai dengan masalah atau
kebutuhan masyarakat.
 Evaluasi proses adalah proses yang memberikan
gambaran tentang apa yang sedang berlangsung
dalam suatu program dan memastikan
keterjangkauan elemen fisik dan struktural dari
program tersebut.

 Evaluasi sumatif yaitu memberikan pernyataan


efektif suatu program selama kurun waktu
tertentu dan dimulai setelah program berjalan.

 Evaluasi dampak program yaitu menilai


keseluruhan efektifitas program dalam
menghasilkan target sasaran.

 Evaluasi hasil yaitu menilai perubahan-


perubahan atau perbaikan dalam hal morbiditas,
mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya
untuk sekelompok penduduk tertentu.

Refference :

 Mantra, I.B. (1997). Monitoring dan Evaluasi,


Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
 Azwar, A., (1996). Pengantar Administrasi
Kesehatan. Jakarta: Bina Putra.

 Suprihanto. (1988). Manajemen Personalia.


Yogyakarta: BPFE

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-evaluasi.html
Banyak ahli yang memberikan pengertian evaluasi pelatihan. Evaluasi merupakan suatu kegiatan

yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan diklat (pendidikan dan latihan) dalam pengertian, mengukur

perbedaan antara keadaan peserta sebelum masuk diklat dengan keadaan peserta sesudah

menyelesaikan diklat.

Stufflebeam dan Shinkfield (1985) memberikan pengertian evaluasi sebagai: Evaluation is the

process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgmental information about the worth

and merit of some object’s goals, design, implementation, and impact in order to guide decision making,

serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena.

Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai

pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain,

implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan

meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah

penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Senada dengan pernyataan di atas, RM. Wolf dalam Wallberg, H, J. and Haertal, G.D (1990).

Menyatakan “evaluasi dalam pelatihan adalah kumpulan dan penafsiran sistematis dari bukti-bukti yang,

sebagai bagian dari proses, mengarah pada suatu penilaian atas nilai-nilai dengan tujuan untuk

mengambil suatu tindakan”. Dari pengertian di atas, bahwa evaluasi dalam suatu proses pelatihan

merupakan suatu penghubung tahap pemberian diklat, tahap perancangan diklat, dan tahap analisa

diklat.
Definisi di atas mengandung proses-proses kompleks yang diperlukan untuk evaluasi. Istilah

sistematis mengandung arti bahwa informasi yang diperlukan harus ditentukan dan pemeriksaan atas

informasi perlu diadakan dengan baik. Elemen kedua dan ketiga dari definisi tersebut, yaitu penafsiran

bukti dan penilaian atas nilai-nilai, menunjukkan adanya suatu pertimbangan yang mendalam, dan

elemen terakhirnya yaitu dengan tujuan untuk mengambil suatu tindakan, menggaris bawahi bahwa

evaluasi dimaksudkan untuk memberi rekomendasi bagi perubahan dan peningkatan mutu pelatihan.

Lembaga Administrasi negara (LAN) dalam Soebagio Atmodiwirio (2005) mendefinisikan evaluasi

sebagai “proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan dan pelatihan dibandingkan dengan

tujuan yang telah ditentukan, dan usaha untuk memperoleh informasi (umpan balik) bagi penyempurnaan

program pendidikan dan pelatihan”.

Apabila lembaga diklat diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan peserta

diumpamakan bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang

sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolah ini

disebut transformasi.

http://www.psychologymania.com/2013/03/pengertian-evaluasi.html
Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan enyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatifa iternatif keputusan (Mehrens &
Lehmann, 1978:5). Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau
penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau
data; berdasarakan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Sudah barang tentu
informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai ±- mendukung tujuan
evaluasi yang direncanakan. Sebagai contoh, seorang pemuda berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal mengenai diri pacarnya. Ia menanyakan pendidikan pacarnya, keadaan dan
kehidupan kealuarganya, pekerjaan orang tuanya, dan sebagainya, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.

Adapun data yang menyangkut pribadi dan sifat pacarnya diteliti melalui pergaulan sehari-hari di
antara mereka berdua. Semua ini dilakukan karena pemuda tersebut ingin mengambil suatu
keputusan, apakah pacarnya itu merupakan idola yang cocok dengan dirinya untuk segera di
jadikan “teman hidupnya” atau tidak. Apa yang telah dilakukan pemuda tersebut adalah salah
satu contoh dari kegiatan evaluasi. Contoh lain banyak terdapat di dalam kehidupan kita sehari-
hari. Bahkan dapat dikatakan bahwa hampir seluruh kegiatan di dalam kehidupan kita adalah
melakukan kegiatan evaluasi, baik secara disengaja ataupun tidak.

Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran. Norman E. Gronlund (1976) merumuskan


pengertian evaluasi sebagai berikut: “Evaluation……. a systematic process of determining the
extent to which instructional objectives are achieved pupils”. (Evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa.)

Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang hampir sama, Wrightstone
dan kawan-kawan (1956: 16) mengernukakan rumusan evaluasi pendidikan sebagai
berikut: “Educational evaluation is the estimation of i’owih and progress of pupils toward
objectives or values in the curriculum.”(pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan
kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.)

Dan rumusan-rumusan tersebut di atas sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk
Iebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khusunya evaluasi pengajaran, yaitu:

I. 1.Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. ini berarti bahwa evaluasi (dalam
pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan seara berkesinambungan.
Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatn akhir atau penutup dan suatu program tertentu,
melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program
berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai. Yang dimaksud
dengna program disini adalah program smester, dan juga program pendidikan yang
dirancang untuk satu tahun ajaran (seperti D1), Empat tahun ajaran (seperti S1), atau Enam
tahun ajaran (seperti SD) , dan sebagainya.

I. 2.Didalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi data yang menyangkut objek
yang sedang di evaluasi. Dalam kegiatan pengajaran, data yang dimaksud mungkin berupa
prilaku dan penampilan siswa selama mengkuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas
pekerjaan rumah, nilai akhir semester, nilai ujian semeseter, dan sebagainya. Berdasarkan
data itulah selanjutnya diambil sutatu keputusan sesuai denga tujuan maksud dari evaluasi
yang sedang dilaksanakan. Perlu dikemukakan bahwa ketepatan keputusan evaluasi sangat
tergantung pada kesahihan objetivitas data yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

I. 3.Setiap kegiatan evaluasi __ khususnya evaluasi pengajara __ tidak dapat dilepaskan dari
tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tampa menentukan atau merumuskan
tujuan-tujuan terlebih dahulum tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar
siswa. Hal ini adalah karena setiap kegiatan penilaian memerlukan suatu criteria tertentu
sebagai acuan dalam menentukan batas ketercapaian yang dinilai. Adapun tujuan
pengajaran merupakan criteria pokok dalam penilaian.

Dalam hubungannya dengan keseluruhan proses belajar mengajar, tujuan pengajaran dalam
proses belajar mengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu
dari yang lain.

FUNGSI EVALUASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dan tujuan eval uasi itu sendiri. Di
dalam batasan tentang evaluasi pendidikan yang telah dikemukakan di muka tersirat bahwa
tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan
sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan
kurikuler. Di samping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan
untuk mengukur atau menilai sampai di mana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar,
kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan.
Dengan demikian, dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi evaluasi itu dalam proses
belajar-mengajar.
Secara lebih rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan
menjadi empat fungsi, yaitu:

I. 1.Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah


mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi
yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan unuk memperbaiki cara belajar siswa
(fungsi formatif) dan atau untuk mengsi rapor atau Surat Tanda Tamat Belajar, yang berarti
pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus-tidaknya seorang siswa dan suatu lembaga
pendidikan tertentu (fungsi sumatif).

I. 2.Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu


sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen
komponen dimaksud antara lain adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan
kegiatan belajar-mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.

3. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang telah dilaksanakan
oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh
para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya seperti antara lain:

- U ntuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekurangan atau kemampuan


siswa.

- Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa mememerlukan
pelayana remedial.

- Sebagai dasar dalam menangafli kasus-kasus tertentu di antara siswa.

- Sehagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karier.

I. 4.Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang


bersangkutan. Seperti telah dikemukakan di muka, hampir setiap saat guru melaksanaka
kegiatan evaluasi dalam rangka menilai keberhasilan bealajar siswa dan menilai program
pengajaran, yang berarti pula menilai isi atau materi pelajaran yang terdapat di dalam
kurikulum. Seorang guru yang dinamis tidak akan begitu saja mengikuti apa yang tertera di
dalam kurikulum, ia akan selalu berusaha untuk menentukan dan memilih materi materi
mana yang sesuai dengan kondisi siswa dan situasi lingkungan serta perkembangan
masyarakat pada masa itu. Materi kurikulum yang dianggap tidak sesuai lagi dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ditinggalkannya dan diganti dengan materi
yang diangap sesuai. Benar apa yang dikatakan oleh para pakar kurikulum bahwa pada
hakikatnya kurikulum sekolah ditentukan oleh guru.

Meskipun pada umumnya di Indonesia kurikulum sekolah disusun seacra nasional dan berlaku
untuk semua sekolah yang sejenis dan setingkat, guru-guru dapat ikut serta menyusun kurikulum,
atau duduk dalam panitia penyusun kurikulum, atau setidak-tidaknya memberikan saran dan
pendapatnya. Sebaliknya, panitia penyusun kurikulum biasanya mencari rnasukan-masukan dari
para pelaksana kurikulum di lapangan, termasuk para pengawas-penilik, kepala sekolah, dan
guru-guru. Demikianlah betapa penting peranan dan fungsi evaluasi bagi pengembangan dan
perbaikan k irikulum.

http://rapendik.com/program/halo-pendidikan/smart-parenting/972-fungsi-evaluasi-dalam-proses-
belajar-mengajar

Anda mungkin juga menyukai