Anda di halaman 1dari 6

64

Kalau kita mengajukan proposal yang berbeda dengan prioritas lembaga donor , Diperlukan
upaya negosiasi dan menyakinkan lembaga donor yang lebih intensif agar mereka dapat
memahami bahwa program yang akan kita kembangkan benar-benar merupakan yang
dibutuhkan oleh masyarakat .

Terkait dengan pemikiran bahwa pendekatan pembangunan social muncul sebagai koreksi
terhadap kecenderungan pembangunan yang berfokus pada sektor ekonomi dan fisik saja serta
terjadinya berbagai kasus yg menunjukkan ‘kegagalan ‘ pendekatan ekonomi dan fisik dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.hal itu tidak berarti bahwa proses pembangunan sosial
akan meninggalkan proses pembangunan ekonomi dan pembangunan fisik . justru upaya
pembangunan sosial , baik secara langsung maupun tidak langsung , haruslah tetap
memerhatikan dan melibatkan aspek pembangunan fisik dan ekonomi . misalnya , untuk
mengembangkan pola hidup sehat pada masyarakat , sekurang-kurangnya harus tersedia sarana
dan prasarana yg terkait dengan aspek fisik , seperti penyediaan air bersih , saluran pembuangan,
tempat –tempat sampah yg memadai , fasilitas MCK ( Mandi Cuci Kakus ),perangkat pembersih
yg terkait dengan personal hygiene ( seperti sabun,odol,dan handuk) serta perumahan yg
memadai .meskipun demikian , pengembangan fasilitas fisik tanpa disertai upaya
memasyarakatkan pola hidup sehat, tidaklah berarti sama sekali bagi masyarakat sehingga tidak
jarang dapat kita jumpai MCK yg berada di daerah kumuh yg pada akhirnya terbengkalai tidak
digunakan oleh masyarakat karena tidak disertai proses penyadaran terhadap pentingnya
menggunakan fasilitas MCK yg sehat. 65

Intervensi yg dilakukan dalam kaitannya dengan pembangunan sosial pada contoh diatas , antara
lain merupakan intervensi yg di arahkan pada munculnya perubahan pada aspek pengetahuan
(know ledge ) , keyakinan ( belief ) , sikap ( attitude ) , dan niat individu ( intention ) .urutan
perubahan dari perubahan pada aspek pengetahuan hingga niat individu tersebut merupakan
proses penyadaran terhadap kelompok sasaran dalam kerangka pembangunan sosial sehingga
ketika seorang community worker ingin mengubah perilaku sekelompok masyarakat yg terkait
dengan personal hygiene ( perawatan kesehatan diri ) , termasuk didalamnya mandi ,mencuci
,dan buang air besar (MCK), perubahan perilaku kelompok tersebut sebaiknya dimulai dari
pengembangan pengetahuan ,keyakinan ,sikap ,dan niat individu dalam kelompok tersebut.
65

Pada akhirnya diharapkan akan mampu mengubah perilaku individu dan kelompok untuk hidup
lebih sehat.

Guna mengubah perilaku individudan kelompok dalam suatu perubahan sosial ataupun
pembangunan sosial dewasa ini,diperlukan adanya produk sosial ( social product) yg inovatif
.maka, para praktisi dibidang ini ( seperti ,perencana ,sosial , community worker ,maupun
pembuat kebijakan ) dituntut untuk melakukan penilaian ( assessment ) terhadap kebutuhan
masyarakat secara berkesinambungan . hal ini perlu dilakukan guna menciptakan produk sosial
yg up to date . produk sosial itu sendiri , menurut kotler (1981) dapat dibagi menjadi tiga bentuk
,yaitu : 1 gagasan (ideas ) ; 2 praktik (practice ) ; dan 3 bentuk yg nyata ( tangible products).
.salah satu contoh sederhana adalah dalam pemasyarakatan gerakan keluarga berencana ,selain
adanya gagasan (ideas ) mengenai keluarga kecil bahagia dan sejahtera , perlu juga dukung
dengan adanya alat kontrasepsi ( tangible products ) yg mendukung usaha tersebut serta praktik
(practice ) dari tenaga medis dan paramedic yg membantu masyarakat untuk mewujudkan
gagasan tersebut . akan tetapi , hal yang perlu diingat dalam perubahan ataupun pembangunan
sosial ini adalah tidah seluruh produk sosial yg diluncurkan oleh agen perubahan ( charge agents
) mempunyai produk sosial yg dapat diraba-rasakan ( tangible products ).

66

Kadangkala produk sosial itu masih berada dalan bentuk gagasan dan praktik saja, seperti
gerakan disiplin nasional. Dalam kaitannya dengan hal ini , akan semakin dapat disadari bahwa
kontesks pembangunan sosial bukanlah suatu bentuk perubahan yg bersifat cepat dan langsung
jadi, tetapi tidak jarang masih merupakan bentuk perubahan antargenerasi, dimana perubahan yg
diharapkan tidak dapat langsung diharapkan satu atau dua bulan kemudian ,tetapi mungkin baru
dapat dirasakan setelah beberapa generasi . pemasyarakatan disiplin nasional dan budaya tidak
korupsi pada masyarakat Indonesia merupakan salah satu contoh perubahan sosial yg
membutuhkan waktu lama dan bersifat perubahan antargenerasi karena perubahan ini terkait erat
dengan struktur sosial budaya yg sudah mengakar pada masyarakat.
C Pembangunan yang berpusat pada manusia ( People Centered Development )

Tujuan dari pembagunan sosial menurut pandangan dari UN-ESCAP pada dasarnya adalah
development of the well being of the people ( pembangunan untuk menigkatkan taraf hidup
manusia).berdasarkan tujuan tersebut, UN-ESCAP melihat bahwa penekanan dari pembangunan
sosial pada dasarnya adalah pada pendekatan pembangunan yg berpusat pada manusia ( people
centered development) terlihat kesamaan pola gerak dari pembangunan sosial dan pembangunan
yg berpusat pada manusia (people centered development), yaitu pada upaya meningkatkan taraf
hidup masyarakat dengan memfokuskan pada pemberdayaan dan pembangunan manusia itu
sendiri.

67

Dalam kaitan dengan hubungan antara pembangunan sosial ( yang secara tidak langsung
berhubungan pula dengan pendekatan people centered development seperti telah diuraikan
diatas) dan pembangunan ekonomi, payne (1997:198) menyatakan bahwa pada beberapa Negara
yang pembangunan ekonominya sudah baik ( well development ), isu mengenai pembangunan
sosial dan ekonomi lebih mengarah pada pembangunan diwilayah perkotaan (inner cities ) ,
pengurangan wilayah industry dan perencanaan lingkungan . bila dilihat dinegara-negara
tersebut, hal yg dibahas lebih mengarah pada hubungan antara manusia dan manusia serta
manusia dan lingkungan hidupnya.

Hal ini agak berbeda dengan Negara-negara yg pembangunan ekonominya masih relative kurang
baik (under developed) seperti Indonesia , fokus perhatian pembangunan sosial dan ekonomi
lebih mengarah pada pengurangan angka kemiskinan ataupun program pengentasan kemiskinan
sehingga tidak jarang isu pelestarian lingkungan hidup hanya menjadi isu sampingan belaka dan
bukan menjadi isu utama.

Perbedadan pandanga dalam melihat focus pembangunan juga terlihat dalam


menginterprestasikan pengertian people centered development ( pembangunan yg memfokuskan
memberikan prioritas pada unsur manusia ) dengan pendekatan sustainable development .
68

Pada Negara yang relatif belum berkembang ( under developed ) , seperti Indonesia, pengertian
people centered development sering kali hanya diputus pada pengertian pembangunan yg
menempatkan manusia sebagai prioritas dalam pembangunan , sedangkan pengertian
berkesinambungan ( sustanaible ) lebih diarahkan pada berkesinambungannya program
pembangunan yg dijalankan oleh para pelaku perubahan baik mereka dari pihak lembaga
pemerintah maupun bukan pemerintah ( government and nongovernment agencies ) .

Dalam model pembangunan seperti diatas, tidak jarang , unsure pelestarian lingkungan hidup
tidak menjadi salah satu unsur utama yg dibahas dalam upaya mencari alternatif mengatasi
masalah kemiskinan yg ada .pengurasan sumber daya alam ( seperti hasil tambang maupun
hutan ) menjadi suatu fenomena yang tidak terelakkan.

Pembangunan perkotaan yg menitikberatkan pada industri (baik manufaktu maupun hiburan )yg
tidak mengindahkan ekosistem juga tidak jarang membuat permasalahan sendiri.beberapa
kebijakan seperti reklamasi pantai yg justru mempersulit keadaan kelompok miskin yg berada
disekitarnya ,serta pengembangan mal dan supermall yang justru menghilangkan daerah
‘hijau’diperkotaan.

Untuk para pelaku perubahan diindonesia ,penafsiran people centered dan sustainable
development justru tidak jarang lebih banyak dikaitkan dengan upaya pembangunan ekonomi
dan fisik belaka .para pelaksana pembangunan lebih concern dengan membangun pusat bisnis
dan perdangangan daripada membangun aspek spiritual dan pendidikan generasi muda. Hal ini
dapat terlihat antara dari APBN (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ) yg memberikan
porsi yg relatif kecil bagi pembangunan disektor ini. Tidak jarang kebijakan seperti ini membawa
biaya sosial ( social cost) yg tidak diperkirakan sebelumnya.
69

Bencana banjir yg melanda Jakarta dan beberapa daerah dipulau jawa pada februari 2002 dan
2007 ini merupakan sebagian pelajaran dari alam akan pentingnya pembangunan yang
berwawasan lingkungan .selama ini banjir dijakarta kurang ditanggapi secara serius oleh
pemerintah daerah hingga penyempitan dan pedangkalan kali juga tidak ditangani secara serius .
bencana banjir hanya dilihat sebagai banjir musiman yg datang tiap tahun seolah-olah sudah
menjadi sahabat bagi penduduk Jakarta .padahal bencana banjir itu sendiri ternyata tidak kurang
merepotkan ,mengganggu efisiensi dan keefektifan kerja,serta meningkatkan jumlah penderita
penyakit tertentu.

yg kurang menghargai pentingnya aspek lingkungan.banjir sebenarnya hanya merupakan salah


satu konsekuensi logis dari apa yg sudah kita lakukan terhadap lingkungan kita.

70

Berbeda dengan pandangan sekelompok ahli dinegara dunia ketiga yg melihat pembangunan
yang berpusat pada manusia yang lebih memfokuskan pada aspek ekonomi.pengertian
pembangunan yang berpusat pada manusia ( people centered development ) sendiri pada
dasarnya juga mempertimbangkan aspek lingkungan .seperti apa yang dikemukakan oleh korten
(1984:299) yang mencoba menggambarkan pusat perhatian dari people centered development
adalah untuk ‘to enhance human growth and well being equity and sustainability’(untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kemakmuran manusia ,meningkatkan keadilan ,serta
berkesinambungan ) yg dilanjutkan pada halaman berikutnya ( korten ,1984: 300) ‘the dominant
logic of this paradigm is that of a balanced of human ecology …”(pemikiran yang mendominasi
paradigm ini adalah pembangunan yg memerhatikan keseimbangan ekologi manusia…”) dari
kutipan tersebut terlihat bahwa meskipun paradigma people centered development banyak
memfokuskan pada unsure pertumbuhan dan kemakmuran manusia ,tetapi aspek keadilan dan
kesinambungan ekologis itu juga tidak diabaikan dan tetap menjadi perhatian dari pendekatan
ini.

Pendekatan pembangunan yg berpusat pada manusia ini juga mamandang bahwa tidak
selayaknya manusia menghabiskan sumber daya alam yg sangat terbatas pada satu generasi saja
71

sehingga generasi selanjutnya tidak dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut atau pada
satu generasi lingkungan ekologis dirusak sehingga generasi berikutnyalah yg menanggung
akibatnya . banjir yg melanda Jakarta dan menyebarnya penyakit leptospira yg terdapat dalam
urine tikus ) dalam waktu 2minggu telah menelan korban 27 orang terjangkit dan 9 orang
meningggal dunia 9 ( kompas ,8 maret 2002:17) dan masih dapat terus bertambah .keadaan
seperti inilah yg ingin dihindari dalam pendekatan people centered development sehingga tidak
terjadi pembangunan yg terkendali yg dapat menghancurkan lingkungan .pembangunan
perumahan,perkantoran,dan pertokoan yg menghilangkan paru-paru kota justru dapat
menimbulkan biaya kesehatan (health cost) dan biaya sosial (social cost ) yg tidak sedikit.

Dari pendekatan people centered development ini pada akhirnya tergambar akan pentingnya
sinkronisasi antara pembangunan yg memfokuskan ekonomi ,ekologi ,serta keadilan .dalam
pendekatan pembangunan yg berpusat pada manusia ,di dalamnya juga terdapat unsur partisipasi
,demokrasi ,dan transparansi yg merupakan bagian yg sedang dikembangkan di Indonesia
dewasa ini .jadi ,cakupan dari pendekatan ini bukan semata pada kemandirian ekonomi belaka.

Berbeda dengan Indonesia,pada beberapa Negara yg sudah berkembang ,penempatan isu


lingkungan pada dasawarsa terakhir ini sudah menempati focus utam sehingga people centered
dan sustainable development seolah – olah sudah menjadi kesatuan .paradigma ini lebih
mengarah pada pembangunan yg memfokuskan pada unsur manusia dengan tidak melupakan.

Anda mungkin juga menyukai