Anda di halaman 1dari 27

 Etika (ethics)  ethicus (Lat.

) atau
ethikos (Yun)  sekumpulan prinsip-
prinsip atau nilai-nilai moral (a body of
moral principles or values).
  apa yang disebut baik sesuai dengan
kebiasaan masyarakat.
 Ethics is the study and philosophy of
human conduct, with emphasis on the
determination of right and wrong.
 Etika cabang filsafat yang mengkaji
norma-norma atau nilai-nilai untuk
menentukan apakah sesuatu itu baik
atau buruk, dan menganalisis istilah-
istilah seperti adil, kebajikan (budi luhur),
moralitas dan tanggung jawab.
 Etika disebut juga filsafat moral, cabang
filsafat yang berhubungan dengan
prinsip-prinsip berkehidupan antar
manusia.
 Tanggapan serta pengetahuan
seseorang mengenai apa yang baik
atau buruk, susila atau asusila, ternyata
mengalami perkembangan dan
perubahan dari masa ke masa.
 Erat sangkut pautnya dengan kemajuan
cara berfikir, kebudayaan perbedaan
tempat dan kebutuhan, perbedaan
dalam bentuk karsa, rasa dan
kepercayaan yang dianut oleh
seseorang.
 Etika, agama dan hukum  3 bidang yg
menyangkut masalah perikehidupan antar
manusia, sebagai makhluk sosial, yang
berhubungan dengan moralitas.
 Moral menilai apakah tindakan seseorang
baik atau buruk.
 Kata bermoral mengacu kepada
bagaimana suatu masyarakat berbudaya
berperilaku.
 dapat menentukan apakah suatu
perbuatan dapat dinyatakan tidak etis,
melanggar atau bertentangan dengan
moral agama atau melanggar hukum.
 Agama (Sanskerta; a.: tidak; gamae: kacau,
tidak teratur, tidak kekal) adalah suatu
kepercayaan yang berisi norma-norma atau
peraturan-peraturan yang menata
bagaimana cara manusia berhubungan
dengan manusia dan dengan Tuhannya, yang
sifatnya dianggap kekal.
 Persamaan antara etika dan agama :
 sasarannya : meletakkan dasar ajaran moral
agar manusia dapat membedakan mana
perbuatan yang baik dan mana yang tercela.
 sifatnya memberi peringatan, tidak memaksa.
Perbedaan-perbedaan prinsip
Etika Agama
- kepercayaan yang tidak - kepercayaan yang
mengandung pengabdian mengandung pengabdian
kepada Tuhan
- mempersoalkan - mengajarkan kepada
kehidupan moral manusia manusia akan adanya 2
di dunia ini macam kehidupan, yakni
dunia dan akhirat

- bersumber dari hasil - bersumber dari Tuhan


pemikiran dan
pengalaman manusia
- tidak semua ajaran etika - ajaran agama dapat
dapat diterima oleh memperkuat atau
agama melengkapi ajaran etika
 Jika dilihat berdasarkan pengertian 
hukum adalah suatu aturan atau
peraturan yang dibuat oleh pemerintah
atau oleh suatu badan yang digunakan
sebagai alat untuk mengatur kehidupan
warganya.
 Hukum tertulis hanya terdapat di dalam
masyarakat yang telah berbudaya.
 Makin maju suatu masyarakat makin
komplekslah norma-norma hukumnya.
Persamaan antara etika dan hukum
 berfungsi sebagai sarana atau alat untuk
mengatur tertib hidup dalam masyarakat
 mempelajari dan menjadikan tingkah-laku
manusia sebagai obyeknya
 memberikan penggarisan (yang
merupakan batas ruang gerak) hak dan
wewenang seseorang dalam pergaulan
hidup agar tidak saling merugikan
 bersumber dari pemikiran dan pengalaman
manusia
 menggugah kesadaran manusiawi.
Perbedaan antara etika dan hukum
Etika Agama
—tidak tertulis —tertulis/terbukukan
—bersifat subyektif dan (sebagai hukum — negara)
fleksibel —bersifat obyektif dan tegas
—bersifat memberikan —bersifat menuntut
tuntunan
—tidak memerlukan bukti —memerlukan bukti fisik
fisik dalam menjatuhkan dalam menjatuhkan vonis
vonis
—tidak memerlukan alat —memerlukan alat (alat
untuk menjamin penegak hukum) untuk
pelaksanaannya menjamin pelaksanaannya
 Sebagai ilmu yang berguna dalam kehidupan
sehari-sehari
 Menjadi asas dan menjiwai norma-norma
kehidupan antar manusia
 Memberikan penilaian terhadap perbuatan
seseorang sebagai manusia social
 Di dalam etika juga di ajarkan pengertian
tanggung jawab (responsibility) di samping
kewajiban.
 Responsibility is having a characteristic of free
moral agent, capable of determining one’s own
acts, capable of deterred by consideration of
sanction or consequences.
 Bagaimanakah dan dimanakah letak
kaitan antara etika dan penelitian?
 Seperti diketahui, ilmu pengetahuan
(science) mempunyai fungsi
menerangkan, meramalkan dan
mengendalikan gejala alam, dengan
tujuan mencari kebenaran(kebenaran
relative, bukan kebenaran mutlak).
 Kebenaran merupakan intisari etika ilmu
pengetahuan.
 Penelitian, yang pelaksannannya
berdasarkan metode ilmiah, merupakan
bagian integral ilmu pengetahuan.
 Dengan demikian, kata penelitian sudah
secara tersirat (impilist) mengandung
aspek etis, mengingat penelitian
menyangkut pelayanan bagi manusia,
yaitu kesejahteraan umat manusia, serta
tanggung jawab secara agama.
 Nilai sebenarnya suatu ilmu
pengetahuan mengabdi kepada
masyarakat.
  ilmu pengetahuan bebas nilai dan bersifat
netral, ilmu pengetahuan ilmu umtuk
pengetahuan itu sendiri.
 Faham yang mendasari ungkapan ini, disebut
faham empiris rasional yang tidak melibatkan
emosi.
 Disini terlihat bahwa penelitian secara tidak
langsung mengandung aspek etis, yakni sikap
etis, seperti apa tersirat dalam kata bijaksana
yang lekat pada ilmu pengetahuan.
 Wilardjo: Ilmu pengetahuan adalah peranti
etika dan abdi kemanusiaan.
Pola umum penilaian  tahap-tahap yang
harus dilalui oleh seorang peneliti.
 Tahap persiapan
 Tahap pengumpulan data
 Tahap pengolahan data
 Tahap penulisan hasil penelitian dan
publikasi
 Tahap-tahap ini merupakan suatu
kesatuan rangkaian langkah-langkah
yang dalam pelaksanaanya
menyangkut persoalan etika.
 Dikalangan masyarakat ilmuwan dapat
dijumpai beberapa hal yang
menyangkut aspek-aspek etis yang
merupakan peraturan-peraturan yang
tidak tertulis.
 Sebagai seorang peneliti,wajib menghargai ide-
ide penelitian yang dicetuskan oleh orang lain
yang berperan sebagai sumber ide/ gagasan
penelitian yang kita lakukan.
 Hasil-hasil penelitian peneliti-peneliti terdahulu
dalam bidang yang kita teliti perlu mendapatkan
penghargaan yang cukup/
 Mengambil atau lebih tepat mencuri ide-ide atau
hasil-hasil pendahuluan seseorang yang diperoleh
secara sadar atau tidak dalam suatu percakapan
untuk selanjutnya mengejarkan dan
melaporkannya tanpa permintaan izin terlebih
dahulu dianggap tidak etis. (scientific bandits).
 Secara moral peneliti bertanggung
jawab terhadap bahan penelitian, baik
berupa binatang maupun manusia.
 a.Percobaan pada binatang
hidup(viviseksi)

 b.Percobaan pada manusia


Man is the final test site,
demikianlah kata-kata
henry K. Beecher.
Beberapa masalah etika yang dapat
digunakan sebagai pegangan
 Kesukarelaan

 Pemberian izin atas dasar pengertian

Keputusan mereka untuk menyatakan


kesediaan dirinya dijadikan subyek
penelitian harus berlandaskan atas
dasar pengertian yang penuh mantap.
Pemberian izin atas dasar pengertian ini
disebut informant consent.
 Bagi anak-anak, bayi yang belum dapat
mengambil keputusan sendiri, atau mereka
yang tidak waras, diperlukan persetujuan
dari orang tua atau wali.
 Baik dalam persiapan maupun
pelaksanaan percobaan pada manusia,
harus diusahakan memperkecil segala
resiko
 Oleh karena itu harus benar-benar
dipertimbangkan risk benefit percobaan
tersebut sebelum melaksanakannya; risiko
tidak boleh lebih besar daripada
manfaatnya.
 Apa pun tujuan atau alasannya, namun
kesejahteraan subyek harus tetap berada
diatas kepentingan ilmu pengetahuan
atau masyarakat.
 Dalam pengumpulan data, peneliti
harus bersikap obyektif, artinya
menggunakan fakta sebagai data.
 Hindari pengumpulan data berdasarkan
rekaan dan subyektivitas.
 Peneliti harus jujur dalam pengumpulan
data, jujur dalam artian tidak mengambil
dan menggunakan data orang
lain(tanpa izin) yang dilakukan sebagai
data hasil percobaannya sendiri.

 Pada tahap ini pun diperlukan obyektivitas
dan kejujuran.
 Dalam mengolah data kita harus dapat
berdiri di tengah-tengah, tidak berat
sebelah.
 Dicegah kecenderungan untuk
memanipulasi data sedemikian rupa
sehingga hasil penelitian sesuai dengan
hipotesis yang diajukan.
 Meskipun tidak ada orang tahu, harus
dihindari penciptaan dan penyulapan
data pada waktu mengolah data.
Penulisan
 Sumber
 Pengarang (author) atau pembuat laporan
mempunyai kewajiban moral untuk memberi
penghargaan (credit) terhadap hasil-hasil
penelitian orang lain sebelumnya yang dipakai
atau yang telah membantun penelitian kita.
Sumber informasi harus dicantumkan dalam
pernyataan terimakasih (aknowledgement), teks
atau kepustakaan.
 Perlu diberi tempat pada pernyataan bagi
mereka, yang mempunyai kontribusi yang cukup
bagi penelitian.
 Yang memperoleh dana dari sumber tertentu,
harus dicantumkan sumber dana tersebut.
 Privacy seseorang harus dijunjung tinggi,
misalnya: Pemuatan foto yang dapat dikenali
harus seizing yang bersangkutan
 Pemuatan foto bagian-bagian tubuh tertentu
yang mudah dikenali perlu ditutup.
 Pemuatan foto yang memalukan
(embarassing) seseorang perlu mendapat izin
 Untuk pemuatan foto anak-anak, bayi dan
orang dewasa yang tidak sehat fikirannya,
perlu dimintakan izin orang tua/wali
 Tidak mencantumkan nama (baik lengkap
maupun singkatan) dan nomor pendaftaran
penderita.
Publikasi
 Salah satu prinsip fundamental ilmu
pengetahuan modern  publikasi hasil-
hasil penelitian atau observasi yang
membuka kesempatan untuk dikenyam
untuk dikritik oleh orang lain.
 wajiban untuk membuat publikasi hasil-
hasil penelitian atau observasi sehingga
dapat dimanfaatkan oleh ilmuwan-
ilmuwan lain serta masyarakat luas.
 wajib saling berbagi informasi dengan
ilmuwan-ilmuwan lain dan masyarakat.
 Kejujuran yang tuntas dituntut bahkan
merupakan keharusan yang mutlak
untuk dipenuhi oleh setiap ilmuwan
pada setiap tahap karya-karya ilmiah
atau penelitian.
 Menurut Cramer: “ In the long run it pays
the scientist to be honest not only by not
making false statement, but by giving full
expression to facts that are opposed to
his views. Moral slovenliness is visited with
far severer penalties in the scientific than
in the business world.

Anda mungkin juga menyukai