Anda di halaman 1dari 30

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Evaluasi
Dalam dunia pendidikan evaluasi itu setidaknya ada dua macam.
Pertama evaluasi pendidikan yang biasanya lebih mengkhusus pada
evaluasi hasil belajar murid/mahasiswa. Kedua, evaluasi program,
program lembaga pendidikan (kadang orang menuliskan evaluasi
program pendidikan tentu bisa berbeda konotasinya). Kedua macam
evaluasi itu berbeda jauh. Stufflebeam & Shinkfield (1985: 159)
mendefinisikan bahwa:
Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing
descriptive and judgmental information about the worth and
merit of some objects goals, design, implementation, and impacts
in order to guide decision making, serve needs for accountability,
and promote understanding of the involved phenomena.
Evaluasi adalah suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan,
pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.
Cronbach (Madaus, et al, 1986: 101) juga menjelaskan bahwa ...we may
define evaluation broadly as the collection and use of information to
make

decision

mendefinisikan

about
evaluasi

an

educational

secara

luas

program...

sebagai

kita

pengumpulan

dapat
dan

penggunaan informasi untuk membuat keputusan tentang program


pendidikan.

10

Evaluasi pendidikan itu mengevaluasi penilaian (assess) program


pendidikan (program belajar-mengajar). Tegasnya mengevaluasi apakah
program (proses) pendidikan telah berjalan dengan baik. Yang dijadikan
tolok ukur (standar) utama lazimnya kepahaman murid atau mahasiswa
terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Tentu bisa juga yang
dievaluasi itu proses pendidikannya (pelaksanaan PBM/KBMsudah
berjalan baik atau tidak). Evaluasi program (lembaga pendidikan)
berbeda objek atau sasarannya yang dievaluasi adalah program (rencana
kerja) lembaga pendidikan. Menurut MEERA (2008):
Evaluation is a process that critically examines a program. It
involves collecting and analyzing information about a programs
activities, characterictics, and outcomes. Its purpose is to make
judgments about a program to improve its effectiveness, and/or to
inform programming decisions (Patton, 1987)
Evaluasi adalah proses yang secara kritis menguji suatu program.evaluasi
melibatkan pengumpulan dan analisis informasi tentang aktivitas,
karakteristik, dan hasil suatu program. Tujuannya untuk membuat
pertimbangan suatu program, meningkatkan keefektifannya, dan/atau
menginformasikan keputusan pemrograman (Patton, 1987).
Pada dasarnya evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap
pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan yang akan digunakan
untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan
program kedepannya agar jauh lebih baik. Dengan demikian evaluasi
lebih bersifat melihat kedepan daripada melihat kesalahan-kesalahan di
masa lalu, dan diarahkan pada upaya peningkatan kesempatan demi
keberhasilan program.

11

Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masingmasing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil
kebijakan dan program. Secara umum, istilah evaluasi dapat disamakan
dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (ratting) dan penilaian
(assessment) kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil
kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik,
evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataan
mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut member sumbangan pada
tujuan atau sasaran, dalam hal ini dikatakan bahwa kebijakan atau
program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti
bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui
efektivitas masing-masing komponennya (Arikunto, 2010:28).
Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan
public. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik
terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target, nilai
diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
2. Jenis-jenis Evaluasi Program
Sanders & Sullins (2006: 1) berpendapat bahwa: Program
evaluation is the process of systematically determining the quality of a

12

program and how it can be improved. Evaluasi program adalah suatu


proses menentukan dan meningkatkan kualitas program secara sistematis.
Shackman (2010) menjelaskan bahwa: Program evaluation is: ...the
systematic assessment of the operation and/or outcomes of a program or
policy,compared to set of explicit or implicit standards as a means of
contributing to the imbprovement of the program or policy.... Evaluasi
program adalah: ...penilaian yang sistematis terhadap hasil dari suatu
program atau kebijakan, dibandingkan dengan seperangkat standar baik
eksplisit maupun implisit
Secara umum, evaluasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Evaluasi pada Tahap Perencanaan
Kata evaluasi sering digunakan dalam tahap perencanaan
dalam rangka mencoba memilih dan menentukan skala prioritas
terhadap berbagai altenatif dan kemungkinan terhadap cara
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu
diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana.
Satu hal yang patut dipertimbangkan dalam kaitan ini adalah
bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas
tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda
menurut hakekat dari permasalahannya sendiri.
b. Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan
Tahap ini, evaluasi adalah suatu kegiatan
melakukan

analisa

untuk

menentukan

tingkat

dengan
kemajuan

pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara


evaluasi menurut pengertian ini dengan mentoring. Mentoring
menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai sudah tepat dan

13

bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan


tersebut. Mentoring melihat apakah pelaksanaan proyek sudah
sesuai dengan rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat
untuk mencapai tujuan.
Sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih
tetap dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut sudah
berubah, apakah pencapaian hasil program tersebut akan
memecahkan masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi juga
mempertimbangkan

faktor-faktor

luar

yang

mempengaruhi

keberhasilan proyek tersebut, baik membantu atau menghambat.


c. Evaluasi pada Tahap Paska Pelaksanaan
Dari sini pengertian evaluasi hampir sama dengan
pengertian pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaanya yang dinilai
dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding
rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni
apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nugroho, 2009: 537).
Jika pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa yang
negatif dan para pengambil keputusan sudah dapat menentukan sikap
tentang kegiatan yang sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan
yang mungkin akan terjadi, dapat dicegah.
3. Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan terdiri dari dua istilah, yaitu manajemen
dan pendidikan. Sebelum mengartikan istilah manajemen pendidikan,
terlebih dahulu dikemukakan pengertian manajemen dan pengertian
pendidikan. Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang

14

batasan manajemen, karena itu tidak mudah member arti universal yang
dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli
tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen
merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
Terry (1977: 4) menjelaskan: management is a distinct process
consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed
to determine and accomplish stated objectives by the use of human being
and other resources. Manajemen adalah suatu proses terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan dengan menggunakan
manusia dan sumber daya lain. Hersey & Blachard (1982: 3)
mengemukakan: We shall define management as working with and
through individuals and groups to accomplish organizational goals.
Kami akan mendefinisikan manajemen sebagai pekerjaan dengan dan
melalui individu-individu dan kelompok untuk memenuhi tujuan
organisasi. Phatak (1983: 2-3) juga menjelaskan:
Management is the process aimed at accomplishing
organizational objectives by: (1) effectively coordinating the
procurement, allocation, and utilization of human and physical
resources of the organization; and (2) maintaining the
organization in a state of dynamic equilibrium with the
environment.
Manajemen yaitu proses yang diarahkan untuk memenuhi tujuan
organisasi dengan: (1) secara efektif mengkoordinir pengadaan,
pengalokasian, dan pemanfaatan manusia dan sumber-sumber daya

15

phisik organisasi; dan (2) memelihara organisasi dalam keadaan dinamis


seimbang dengan lingkungan.
Manajemen pendidikan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber
daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan
kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab
kemasyarakat dan kebangsaan. Soebagio Atmodiwirio (2000: 23)
mengatakan

manajemen

pendidikan

didefinisikan

sebagi

proses

perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga


pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Management education is a potentially important force in societies that
are confronted by problems associated with managerial performance.
Manajemen pendidikan merupakan kekuatan penting yang potensial
dalam masyarakat yang diharapkan pada kaitan masalah dengan
pencapaian manajerial (Freedman & Stumpf, 1982: 18).
Satuan
pendidikan
yang
didirikan
oleh

pemerintah

diselenggarakan oleh Mendikbud atau menteri lain, sedang satuan


pendidikan yag didirikan oleh masyarakat diselenggarakan oleh yayasan
atau badan yang bersifat sosial. Kepala sekolah pada tingkat pendidikan
dasar dan menengah, rektor pada tingkat uninversitas /institut, ketua pada
tingkat

akademi/sekolah

bertanggungjawab

atas

penyelenggaraan

16

kegiatan

pendidikan,

administrasi

sekolah,

pembinaan

tenaga

kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan


prasarana.
Manajemen pendidikan lebih menekankan pada upaya seorang
pemimpin dalam menggerakkan bawahan mengelola sumber daya yang
terbatas untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan efektif.
Pengertian ini lebih bersifat operasional yang mengarah kepada
pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan
Setelah memperoleh gambaran tentang pengertian manajemen
dan pengertian pendidikan di atas, maka pemahaman manajemen
pendidikan lebih mudah dipahami, dari segi prinsip dan fungsi antara
manajemen umum dengan manajemen pendidikan tampaknya tidak jauh
berbeda definisinya. Untuk itu berikut ini akan disajikan beberapa
definisi manajemen pendidikan, antara lain:
1. Bush & Coleman (Husaini Usman, 2011: 12), manajemen pendidikan
adalah Educational management is a field of study and practice
concerned with the operation of educational organization.
2. Castetter (1996: 198), manajemen pendidikan adalah Educational
administration is a social proses that take place within the context of
social system. Kutipan tersebut Bush & Coleman berpendapat,
manajemen pendidikan lebih terfokus pada tindakan orgnaisasi
pendidikan sedangkan Castetter memaknai manejemen pendidikan
lebih mengarah pada kepentingan sosial, yaitu sebagai suatu proses
sosial dan interaksi orang-orang.

17

3. Uhar Suharsaputra

(2010: 10), mendefinisikan manajemen

pendidikan adalah: Sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,


memimpin,

mengendalikan

tenaga

pendidik,

sumber

daya

pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan


kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi luhur, memilki pengetahuan, keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta
bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksud dengan
manajemen pendidikan yang terkait dengan penelitian adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Ruang lingkup manajemen pendidikan itu meliputi segala hal
yang pada dasarnya ditekankan pada pelaksanaan kegiatan usaha
pendidikan supaya berjalan secara teratur dan tertib yang semua itu
diorientasikan pada tujuan pendidikan. Karena itu butir-butir yang
menjadi cakupan atau yang termasuk ke dalam skopa manajemen
pendidikan sesungguhnya sangat luas dan banyak.
Adapun secara umum, ruang lingkup manajemen pendidikan
meliputi :
a. Manajemen Kurikulum
Kurikulum memiliki arti yang sangat luas, yaitu mencakup
komponen yang lengkap terdiri dari rumusan tujuan pendidikan

18

suatu lembaga sampai dengan penjabaranya dalam bentuk satuan


acara perkuliahan yang akan dilakukan oleh seorang tenaga
pengajar sehari-hari.
Pengelolaan kurikulum di sekolah harus melalui beberapa
tahapan, dalam hal ini ada empat tahapan yang harus dilakukan,
1.

seperti :
Tahap perencanaan; di mana pada tahap ini kurikulum perlu

2.

dijabarkan sampai menjadi rencana pengajaran.


Tahap pengorganisasian dan koordinasi; kepala sekolah
pada tahap ini mengatur pembagian tugas mengajar,
penyusunan

jadwal

pelajaran

dan

jadwal

kegiatan

ekstrakurikuler.
Tahap pelaksanaan; dalam tahap ini tugas utama kepala

3.

sekolah adalah melakukan supervisi dengan tujuan untuk


membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang
dihadapi.
Tahap pengendalian; di mana dalam tahap ini ada dua aspek

4.

yang perlu diperhatikan, yaitu: jenis evaluasi dikaitkan


dengan tujuannya dan pemanfaatan hasil evaluasi.
b. Manajemen Kesiswaan
Siswa sebagai peserta didik merupakan salah satu input
yang

ikut

Pengelolaan

menentukan
mencakup

keberhasilan
penerimaan

proses
siswa

pendidikan.

baru,

layanan

bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan siswa di dalam kelas,


pengelolaan organisasi siswa intrasekolah dan pengelolaan data
tentang siswa.
c. Manajemen Personalia Sekolah

19

Pada dasarnya yang dimaksud personalia di sini ialah


orang-orang yang melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Dalam konteks lembaga pendidikan atau
sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Oleh sebab itu,
personalia di sekolah meliputi unsur guru (tenaga pengajar) dan
unsur karyawan (tenaga administratif). Secara lebih terperinci
dapat disebutkan keseluruhan personalia sekolah, yaitu kepala
sekolah, guru, pegawai tata usaha dan penjaga sekolah.
d. Manajemen Tata Kelola Sekolah
Masalah tata laksana sekolah pada dasarnya cukup
kompleks, namun demikian untuk telaah dapat ditelusuri
pemanfaatannya dari berbagai sisi yaitu :
1. Segi jenisnya, secara makro seluruh lingkungan fisik dalam
suatu satuan pendidikan yang dirancang untuk memberikan
fasilitas dalam proses pendidikan, sepeti rancangan
halaman, tata letak gedung, taman, prasarana jalan, tempat
parkir dan lain-lain. Sementara itu, secara mikro ada tiga
komponen sarana pendidikan yang secara langsung
mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran, yaitu buku
pelajaran dan perpustakan, peralatan laboratorium beserta
bahan praktiknya dan peralatan pendidikan di dalam kelas.
2. Segi prosesnya, persoalan tata laksana sekolah berangkat
dari desain, penyusunan naskah, standarisasi spesifikasi,
penggandaan atau pengadaan distribusi, sampai pada

20

penempatan

dalam

sekolah

yang

berkaitan

dengan

dukungan prasarana yang diperlukan.


3. Segi fungsi dan pemanfaatanya, terutama dalam konteks
proses pembelajaran, yaitu alat pelajaran, alat peraga dan
media pengajaran. Namun secara garis besarnya tata
laksana sekolah meliputi lima hal, yaitu penentuan
kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian, pencatatan atau
pengurusan dan pertanggungjawaban.
e. Manajemen Keuangan
Paling tidak ada tiga persoalan pokok dalam manajemen
keuangan, yaitu financing, menyangkut dari mana sumber
pembiayaan diperoleh, budgeting, bagaimana dana pendidikan
dialokasikan dan accountability, bagaiamana anggaran yang
diperoleh digunakan dan dipertanggungjawabkan.
Sumber anggaran pendidikan menjadi semakin kompleks,
sistem pengalokasiannya juga melalui berbagai jalur sehingga
pengelolaan penggunaannya dan pertanggungjawabanya menjadi
semakin kompleks.
4. Manajemen Peserta Didik
Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Adminisration
adalah

layanan

yang

memusatkan

perhatian

pada

pengaturan,

pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti:


pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia lulus dari sekolah.

21

Keberhasilan

dalam

penyelenggaraan

lembaga

pendidikan

(sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen komponenkomponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta
didik, pembiayaan, tenaga pelaksana dan sarana prasarana. Komponen
peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan
subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan
ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan.
Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar
memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari
kebermutuan dari lembaga pendidikan (Sekolah). Artinya bahwa
dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga
pendidikan, sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan
kejiwaan peserta didik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi
kebutuhan akan layanan yang baik, mulai dari peserta didik tersebut
mendaftarkan diri ke sekolah sampai menyelesaikan studi di sekolah
tersebut.
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan.
Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan
kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak
yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan
pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam
22

sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada


kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem
schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang
bersifat individual.
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatankegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses
pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut proses
pembelajaran tersebut dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik
untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan
kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
A. Perencanaan Terhadap Peserta Didik
Perencanaan peserta didik akan langsung berhubungan
dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau
dokumentasi data pribadi siswa, yang kemudian tidak dapat
dilepaskan kaitannya dengan pencatatan atau dokumentasi data
hasil belajar dan aspek-aspek lain yang diperlukan dalam kegiatan
kurikuler dan ko-kurikuler.
Langkah yang pertama yaitu perencanaan terhadap peserta
didik, yaitu meliputi kegiatan;
a. Analisis kebutuhan peserta didik
b. Rekruitmen peserta didik
c. Seleksi peserta didik
d. Orientasi peserta didik baru
23

e. Penempatan peserta didik (pembagian kelas)


B. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan
sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman
belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang.
Lembaga

pendidikan

(sekolah)

dalam

pembinaan

dan

pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang


disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah
ditentukan dalam kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada
jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses
belajar mengajar dengan nama mata pelajaran atau bidang studi
yang ada di sekolah. Setiap peserta didik wajib mengikuti
kegiatan kurikuler ini.
Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan
peserta didik yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada
di dalam kurikulum. Kegiatan ini biasanya terbentuk berdasarkan
bakat dan minat yang telah dimiliki oleh peserta didik. Setiap
peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra
kurikuler.

Ia

bisa

memilih

kegiatan

mana

yang

dapat

mengembangkan kemampuan dirinya. Contoh kegiatan ekstra


kurikuler: OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), ROHIS
(Rohani Islam), kelompok basket, silat, Pramuka, dan lain-lain.
C. Pencatatan dan pelaporan peserta didik
Kegiatan pencatatan dan pelaporan dimulai sejak peserta
didik diterima di sekolah sampai mereka tamat di sekolah

24

tersebut. Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan


agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal
pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud
tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat
mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga tersebut.
D. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan
kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka
perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan
tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
b. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan
kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang
proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi
yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi
bahan pustaka.
c. Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya
makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan
cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali
mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola
kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain

25

kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran


mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
d. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah
bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan
sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
sekolah.
e. Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan
salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar.
Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat
prasekolah dan pendidikan dasar.
f. Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang
tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta
didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas
asrama tersebut.
5. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Suryosubroto (2004: 74) mengemukakan:
Penerimaan murid baru merupakan salah satu kegiatan yang
pertama dilakukan yang biasanya mengadakan seleksi calon
murid. Pengelolaan penerimaan murid baru ini harus dilakukan
sedemikian rupa, sehingga kegiatan mengajar-belajar sudah dapat
dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.
Tahapan penerimaan peserta didik baru, meliputi (1) pembentukan
panitia, (2) penentuan syarat dan waktu pendaftaran, (3) penentuan
kebutuhan administrasi pendaftaran, (4) pengumuman pendaftaran, (5)

26

pelaksanaan seleksi, (6) penentuan calon yang diterima, (7) pengumuman


hasil seleksi, dan (8) pendaftaran ulang. Penerimaan siswa baru
merupakan gerbang awal yang harus dilalui peserta didik dan sekolah
didalam penyaringan obyek-obyek pendidikan. Peristiwa penting bagi
suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang
menentukan

kelancaran

tugas

suatu

sekolah.

Kesalahan

dalam

penerimaan siswa baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha


pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Penerimaan siswa baru
dilakukan bukanlah hal yang ringan. Sekolah harus menyiapkan strategistrategi yang tepat dalam menjalankannya, supaya dapat menarik siswasiswa yang berkualitas yang mana input sekolah juga bisa lebih baik
sehingga proses belajar bisa maksimal dan kualitas sekolah meningkat.
Siapa yang ditunjuk sebagai panitia penerimaan siswa baru
biasanya ditunjuk oleh Kepala Sekolah yang anggotanya terdiri dari
guru-guru Staf Tata Usaha (bukan SD). Kepala sekolah dapat berfungsi
sebagai ketua panitia atau tidak, tergantung kebijaksanaan dan keputusan
rapat dewan guru atau ketentuan dari pihak Kanwil Departemen
Pendidikan dan kebudayaan.
Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru di kota Magelang
memberlakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Jenjang Taman Kanak-Kanak (TK)
Persyaratan Calon Peserta Didik Baru Kelas 1 (satu) adalah:

27

a. Mengisi formulir pendaftaran


b. Menyerahkan akta/surat kelahiran asli
c. Fotokopi akta/surat kelahiran
b. Jenjang Sekolah Dasar (SD)
Persyaratan Calon Peserta Didik Baru Kelas 1 (satu) adalah:
a. Mengisi formulir pendaftaran
b. Menyerahkan akta/surat kelahiran asli
c. Fotokopi akta/surat kelahiran
d. Menyerahkan fotokopi

surat

keterangan tamat TK bagi yang

memiliki
c. Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Persyaratan Calon Peserta Didik Baru Kelas 7 (tujuh) SMP adalah:
a. Mengisi formulir pendaftaran
b. Menyerahkan ijazah
c. Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi ijazah yang telah disahkan
d. Menyerahkan SKHUSD asli
e. Menyerahkan surat rekomendasi penambahan nilai prestasi bagi
yang memiliki
d. Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)
Persyaratan calon peserta didik baru kelas X (sepuluh) SMA dan kelas
I (satu) SMK adalah:
a.

Mengisi formulir pendaftaran

28

b.

Menyerahkan ijazah

c.

Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi ijazah yang telah disahkan

d.

Menyerahkan SKHUN asli

e.

Menyerahkan surat

rekomendasi penambahan nilai prestasi

bagi yang memiliki


f.

Mengikuti tes khusus bagi SMK

6. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Secara Konvensional


Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara
konvensional adalah proses penerimaan peserta didik baru tanpa
mempergunakan fasilitas jaringan internet sebagai basis pendaftaran,
pengolahan data, dan pengumuman hasil. Pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan ini tidak terlalu signifikan. Semua proses dari
pendaftaran sampai dengan pengumuman hasil dilakukan di setiap
sekolah dan dikerjakan secara manual.
Penerimaan siswa baru merupakan gerbang awal yang

harus

dilalui peserta didik dan sekolah didalam penyaringan obyek-obyek


pendidikan. Peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini
merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah.
Kesalahan dalam penerimaan siswa baru dapat menentukan sukses
tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Penerimaan
siswa baru dilakukan bukanlah hal yang ringan. Sekolah harus

29

menyiapkan strategi-strategi yang tepat dalam menjalankannya, supaya


dapat menarik siswa-siswa yang berkualitas yang mana input sekolah
juga bisa lebih baik sehingga proses belajar bisa maksimal dan kualitas
sekolah meningkat.
7. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Real Time Online (RTO)
Real time online (Microsoft Press Computer Dictionary, 3rd
Edition) adalah kegiatan yang melibatkan mesin dan indra manusia yang
bersamaan proses kejadiannya. Dengan kata lain real time online adalah
proses interaksi dengan memanfaatkan media komputer.
Penerimaan Peserta Didik Baru Real Time Online (RTO) adalah
kegiatan penerimaan calon peserta didik baru yang memenuhi syarat
tertentu untuk memperoleh pendidikan pada satuan pendidikan mengikuti
suatu jenjang pendidikan atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan
memanfaatkan teknologi informasi sejak dari pendaftaran sampai dengan
pengumuman hasil.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam penerimaan peserta didik
baru secara real time online ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu layanan PSB.
2. Menciptakan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
PSB.
3. Melaksanakan proses PSB dengan lebih praktis dan efisien.
4. Menyediakan basis data PSB yang akurat.
5. Memberi fasilitas akses info PSB dengan cepat, mudah dan
akurat.
Secara administratif mutu layanan dalam penerimaan peserta didik
baru real time online di Kota Magelang lebih baik dibandingkan dengan

30

pelayanan pada saat masih dilaksanakan secara manual. Layanan yang


diberikan mirip pada supermarket yang menerapkan prinsip onestop
shopping. Warga masyarakat dapat mengakses semua fitur yang tersedia
dengan sekali melakukan input process pada saat pendaftaran.
Penerimaan peserta didik baru melalui proses pemanfaatan
teknologi informasi (ICT based process) ini sangat sederhana prosesnya
dan tidak memakan waktu. Calon peserta yang akan mendaftar tidak perlu
menunggu terlalu lama untuk melakukan proses pendaftaran. Proses
pendaftaran pun tidak terlalu rumit.
Secara keseluruhan proses penerimaan peserta didik baru real time
online diawali dengan penyediaan data base nilai lulusan SD/MI dan
SMP/MTs. Mengingat ada sebagian peserta yang berasal dari luar propinsi
Jawa Tengah yang data nilainya tidak terkompilasi dalam data base Dinas
Pendidikan, maka calon pendaftar tersebut harus melakukan proses input
data di Dinas Pendidikan Kota Magelang. Informasi yang tersedia dalam
data base tersebut meliputi nomor ujian, nama siswa, jumlah nilai, dan
sekolah asal siswa. Data base ini disimpan dalam suatu mekanisme yang
memiliki security level yang cukup tinggi. Faktor keamanan memang
menjadi aspek yang sangat vital bagi penyelenggaraan penerimaan peserta
didik baru real time online ini. Satu hal yang sangat penting berkaitan
dengan keamanan situs ini adalah adanya emotional involvement dari
warga masyarakat yang sedang mendaftarkan anak-anaknya ke suatu
sekolah sehingga mereka tidak ingin mengganggu proses penyelenggaraan
penerimaan siswa baru ini.

31

Lembaga pendidikan memandang teknologi informasi sebagai alat


yang sangat menarik untuk membuat operasional organisasi lebih efisien.
Tujuannya adalah menghapus posisi penyambung komunikasi dari dua
tempat yang berkepentingan, juga menghapuskan batas waktu untuk
operasi internasional dengan konsep real time online. Oleh karena itu,
sebuah lembaga pendidikan dapat melayani pelanggannya secara lebih
efisien. Biaya yang dikorbankan juga akan lebih rendah karena
pengurangan tenaga kerja. Artinya, teknologi informasi merupakan salah
satu fasilitas lembaga pendidikan yang dapat mempercepat pelayanan
kepada pelanggan dan memuaskan pemilik lembaga pendidikan tersebut
(share holder). Hubungan antar lembaga pendidikan juga mengalami
evolusi ataupun revolusi sejalan dengan munculnya e-learning dan eschool.
Dalam konsep sistem informasi yang sudah dikenal sejak lama,
informasi sangat berperan dalam membuat keputusan, termasuk di
dalamnya

keputusan

strategi.

Ketidakmampuan

sistem

informasi

pendidikan untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan akan membawa


dampak terhadap strategi lembaga pendidikan. Dampak yang ditimbulkan
adalah strategi lembaga pendidikan yang meragukan pengambil keputusan
karena disusun berdasarkan informasi yang terbatas dan inilah sinergi
negatif yang dihasilkan. Sedangkan sinergi positif adalah sinergi antara
sistem informasi yang disajikan dengan baik serta pemahaman strategi
lembaga pendidikan yang memadai. Keduanya akan menghasilkan sebuah
strategi lembaga pendidikan yang baik dan bisa dipertanggungjawabkan.

32

Konsep Penerimaan Peserta Didik Baru Real Time Online


dilaksanakan dengan dilandasi beberapa variabel yang layak untuk
dicermati, antara lain efisiensi dan efektif.
1. Efisiensi
Merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan. Kemampuan pengguna untuk mengakses website,
mencari produk yang diinginkan dan informasi yang berkaitan
dengan produk tersebut, dan meninggalkan situs yang
bersangkutan dengan upaya minimal. Warga masyarakat bisa
dengan mudah masuk ke situs www.yogya.psb-online.or.id dan
mengeksplor fitur-fitur yang diinginkan dan dengan mudah
keluar dari situs itu tanpa harus melalui proses yang sulit.
2. Efektif
Adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuantujuan atau sasaran yang telah ditentukan.
Definisi keefektifan menurut Aka Kamarulzaman

dan

M.Dahlan (2005: 146) efektifitas disama artikan dengan


keefektifan yang berarti keadaan efektif, ada efeknya, manfaat,
berguna, dan berpengaruh sekali. Sedangkan menurut Mulyasa
(2007: 82), mengatakan bahwa efektifitas terkait dengan
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan
waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota
Dari definisi diatas maka keefektifan diartikan sebagai
keterlaksanaan semua tugas pokok, tingkat ketercapaian tujuan,
ketepatan waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota.

33

Sedangkan menurut Daft (1991: 5), Management is the


attainment of organizational goals in an effective and efficient
manner through planning, organizing, leading, and controlling
organizational resources. Teori keefektiftifitas berorientasi
pada tujuan. Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran/
tujuan yang telah ditetapkan.
8. Manfaat Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Real
Time Online (RTO)
a. Bagi Dinas Pendidikan dan Sekolah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meningkatkan kepercayaan masyarakat.


Meningkatkan efektifitas pelaksanaan penerimaan siswa baru.
Efisiensi biaya penyelenggaraan penerimaan siswa baru.
Meningkatkan reputasi pendidikan daerah.
Mengurangi resiko terjadinya KKN.
Meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam penguasaan
Teknologi Informasi.

b. Bagi Calon Siswa dan Masyarakat


1. Mempermudah akses info penerimaan siswa baru melalui Internet
dan SMS
2. Mendapat fasilitas dan pelayanan yang adil dan memuaskan dari
Dinas Pendidikan setempat.
3. Meningkatkan ketertiban dan kepercayaan pada pelaksanaan proses
penerimaan siswa baru.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Pendekatan penelitian berkaitan dengan tujuan utama penelitian
apakah

peneliti

bermaksud

untuk

menjelasan

hasil

pengukuran

34

suatu variabel apa adanya atau membandingkan antara aspek yang diteliti
ataupun menghubungkan antara variabel. Ada dua pedekatan penelitian
yang populer yaitu pendekatan kuntitatif dan pendekatan kualitatif.
Penelitian yang relevan diperlukan dalam pembuatan tesis. Dalam
penelitian ini, penulis juga berupaya mencari beberapa tulisan yang
relevan dengan rencana penulisannya.
Penelitian Soelandri (2003) tentang Manajemen Seleksi Masuk
SLTP dan Pengujian Produktivitas Hasil Tes Seleksi Dibandingkan Tes
Intelegensi dan Prestasi Belajar Siswa di SD terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas 1 SLTPN Kota Surabaya Tahun 2002-2003 menunjukan
bahwa pelaksanaan manajemen tes PSB SLTPN Kota Surabaya secara
umum belum didasarkan atas dungsi-fungsi manajemen sebagaimana
mestinya, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, maupun
pengendalian. Argumentasi rasional pelaksanaan manajemen tes PSB
sangat lemah. Oleh karena itu secara teoritis dapat dikatakan kurang
efektif.
Kuncoro Asih Nugroho (2004) meneliti Manajemen Sistem PSB di
12 SLTP di Kabupaten Sleman. Hasil penelitiannya menunjukan, bahwa
dalam tahap perencanaan, PSB di Kabupaten Sleman memberikan
kebebasan kepada sekolah penyelenggara, artinya sekolah boleh mengikuti
pedoman yang dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten, atau boleh pula
tanpa mengikuti pedoman yang diberikan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten. Pada tahap pelaksanaan ada hal-hal yang diatur oleh Dinas dan
ada yang tidak. Hal-hal yang diatur tidak harus sesuai dalam masalah
sumber dana, strategi/ model seleksi, kriteria siswa yang diterima, kriteria

35

pembentukan panitia, pembuat soal pengamanan soal. Hal-hal yang harus


dilaksanakan sesuai pedoman dari Dinas Pendidikan Kabupaten adalah
jadwal/ waktu pelaksanaan, bentuk soal, daya tampung, sistem koreksi dan
kriteris penilaian.
Penelitian

Sukarsih

(2005)

yang

dilakukan

dengan

judul

Pemanfaatan Layanan Online di Institut Pendidikan Jarak Jauh,


bertujuan untuk membahas sejauh mana layanan UT online dimanfaatkan
oleh mahasiswa UT yang melakukan regristasi di Unit Pelaksana Belajar
Jarak Jauh (UPBJJ) Yogyakarta. Ada tiga variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yakni variabel informasi layanan UT online yang terdiri dari
21 indikator, dan variabel hambatan dan harapan layanan UT online terdiri
dari 4 indikator. Populasi yang digunakan dalam penelitiannya adalah
semua mahasiswa reguler yang melakukan registrasi pada masa ujian 2003
yang berjumlah 1.455 mahasiswa. Adapun jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 145 orang, diambil secara quota random sampling. Selanjutnya
semua data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif. Yakni
dengan prosentase. Adapun hasil analisis dapat disimpulkan sebgai
berikut:
a.

Proporsi responden yang telah mengenal layanan UT online


tergolong tinggi (77,3 %).

b.

Pemanfaatan layanan UT online oleh responden tergolong kurang


(26%)

36

c.

Hambatan yang dirasakan responden adaah akses lama, belum


semua mata kuliah disajikan online, materi penyampaian kurang jelas,
lambat menjawab permasalahan yang ditanyakan mahasiswa, dan
informasi yang disajikan kurang up todate.

d.

Harapan responden adalah akses dipercepat, tampilan website lebih


menarik, semua matakuliah disajikan secara online, penyampaian
materi sejelas mungkin, informasi yang diberikan up to date, jawaban
kepada mahasiswa dipercepat, dan meminta UT bekerja sama dengan
semua

warnet/warintek/warposnet

yang

ada

sehingga

khusus

mahasiswa UT mendapatkan fasiitas diskon ketika akses internet.


C. Kerangka Pikir
Manajemen pendidikan merupakan penerapan ilmu manajemen
dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan manajemen dalam
pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek-praktek
pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan keseluruhan (proses) yang
membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan
efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan atau
sekolah akan sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen
pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik,
pembiayaan, tenaga pelaksana dan sarana prasarana. Komponen peserta
didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan
kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subjek sekaligus
objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan ketrampilan-

37

ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik


tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus
merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mewujudkan terciptanya
akuntabilitas saat ini sangat membutuhkan adanya dukungan teknologi
informasi sebagai sarana interaksi secara online antara masyarakat
pengguna informasi dengan pihak penyedia informasi. Perkembangan
sistem informasi tersebut perlu didukung banyak faktor yang diharapkan
dapat memberikan kesuksesan dari sistem informasi itu sendiri yang
tercermin melalui kepuasan pemakai sistem informasi.
Adapun penelitian ini mengevaluasi sistem manajemen penerimaan
peserta didik baru real on time di Dinas Pendidikan Kota Magelang.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Seberapa besar implementasi penyelenggaraan penerimaan peserta didik
baru sistem real time online dalam bidang manajemen sistem di Dinas
Pendidikan Kota Magelang menurut persepsi dari panitia, Kepala Sekolah,
guru dan komite sekolah dalam penerimaan peserta didik baru sistem real
time online?
2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam tujuan penyelenggaran
penerimaan peserta didik baru sistem real time online dalam bidang
manajemen sistem di Dinas Pendidikan Kota Magelang menurut persepsi
dari panitia Kepala Sekolah, guru dan komite sekolah dalam penerimaan
peserta didik baru sistem real time online?
3. Seberapa besar implementasi penerimaan peserta didik baru sistem real
time online dibidang mutu layanan Dinas Pendidikan Kota Magelang?

38

4. Manfaat apa saja yang diberikan Dinas Pendidikan Kota Magelang dalam

penyelenggaran penerimaan peserta didik baru sistem real time online


untuk masyarakat menurut persepsi dari panitia Kepala Sekolah, guru dan
komite sekolah dalam penerimaan peserta didik baru sistem real time
online?

39

Anda mungkin juga menyukai