KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Evaluasi
Dalam dunia pendidikan evaluasi itu setidaknya ada dua macam.
Pertama evaluasi pendidikan yang biasanya lebih mengkhusus pada
evaluasi hasil belajar murid/mahasiswa. Kedua, evaluasi program,
program lembaga pendidikan (kadang orang menuliskan evaluasi
program pendidikan tentu bisa berbeda konotasinya). Kedua macam
evaluasi itu berbeda jauh. Stufflebeam & Shinkfield (1985: 159)
mendefinisikan bahwa:
Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing
descriptive and judgmental information about the worth and
merit of some objects goals, design, implementation, and impacts
in order to guide decision making, serve needs for accountability,
and promote understanding of the involved phenomena.
Evaluasi adalah suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan,
pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.
Cronbach (Madaus, et al, 1986: 101) juga menjelaskan bahwa ...we may
define evaluation broadly as the collection and use of information to
make
decision
mendefinisikan
about
evaluasi
an
educational
secara
luas
program...
sebagai
kita
pengumpulan
dapat
dan
10
11
Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masingmasing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil
kebijakan dan program. Secara umum, istilah evaluasi dapat disamakan
dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (ratting) dan penilaian
(assessment) kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil
kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik,
evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataan
mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut member sumbangan pada
tujuan atau sasaran, dalam hal ini dikatakan bahwa kebijakan atau
program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti
bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui
efektivitas masing-masing komponennya (Arikunto, 2010:28).
Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan
public. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik
terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target, nilai
diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
2. Jenis-jenis Evaluasi Program
Sanders & Sullins (2006: 1) berpendapat bahwa: Program
evaluation is the process of systematically determining the quality of a
12
analisa
untuk
menentukan
tingkat
dengan
kemajuan
13
faktor-faktor
luar
yang
mempengaruhi
14
batasan manajemen, karena itu tidak mudah member arti universal yang
dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli
tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen
merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
Terry (1977: 4) menjelaskan: management is a distinct process
consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed
to determine and accomplish stated objectives by the use of human being
and other resources. Manajemen adalah suatu proses terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan dengan menggunakan
manusia dan sumber daya lain. Hersey & Blachard (1982: 3)
mengemukakan: We shall define management as working with and
through individuals and groups to accomplish organizational goals.
Kami akan mendefinisikan manajemen sebagai pekerjaan dengan dan
melalui individu-individu dan kelompok untuk memenuhi tujuan
organisasi. Phatak (1983: 2-3) juga menjelaskan:
Management is the process aimed at accomplishing
organizational objectives by: (1) effectively coordinating the
procurement, allocation, and utilization of human and physical
resources of the organization; and (2) maintaining the
organization in a state of dynamic equilibrium with the
environment.
Manajemen yaitu proses yang diarahkan untuk memenuhi tujuan
organisasi dengan: (1) secara efektif mengkoordinir pengadaan,
pengalokasian, dan pemanfaatan manusia dan sumber-sumber daya
15
manajemen
pendidikan
didefinisikan
sebagi
proses
pemerintah
akademi/sekolah
bertanggungjawab
atas
penyelenggaraan
16
kegiatan
pendidikan,
administrasi
sekolah,
pembinaan
tenaga
17
3. Uhar Suharsaputra
mengendalikan
tenaga
pendidik,
sumber
daya
18
seperti :
Tahap perencanaan; di mana pada tahap ini kurikulum perlu
2.
jadwal
pelajaran
dan
jadwal
kegiatan
ekstrakurikuler.
Tahap pelaksanaan; dalam tahap ini tugas utama kepala
3.
4.
ikut
Pengelolaan
menentukan
mencakup
keberhasilan
penerimaan
proses
siswa
pendidikan.
baru,
layanan
19
20
penempatan
dalam
sekolah
yang
berkaitan
dengan
layanan
yang
memusatkan
perhatian
pada
pengaturan,
21
Keberhasilan
dalam
penyelenggaraan
lembaga
pendidikan
(sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen komponenkomponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta
didik, pembiayaan, tenaga pelaksana dan sarana prasarana. Komponen
peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan
subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan
ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan.
Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar
memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari
kebermutuan dari lembaga pendidikan (Sekolah). Artinya bahwa
dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga
pendidikan, sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan
kejiwaan peserta didik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi
kebutuhan akan layanan yang baik, mulai dari peserta didik tersebut
mendaftarkan diri ke sekolah sampai menyelesaikan studi di sekolah
tersebut.
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan.
Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan
kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak
yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan
pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam
22
pendidikan
(sekolah)
dalam
pembinaan
dan
Ia
bisa
memilih
kegiatan
mana
yang
dapat
24
25
26
kelancaran
tugas
suatu
sekolah.
Kesalahan
dalam
27
surat
memiliki
c. Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Persyaratan Calon Peserta Didik Baru Kelas 7 (tujuh) SMP adalah:
a. Mengisi formulir pendaftaran
b. Menyerahkan ijazah
c. Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi ijazah yang telah disahkan
d. Menyerahkan SKHUSD asli
e. Menyerahkan surat rekomendasi penambahan nilai prestasi bagi
yang memiliki
d. Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)
Persyaratan calon peserta didik baru kelas X (sepuluh) SMA dan kelas
I (satu) SMK adalah:
a.
28
b.
Menyerahkan ijazah
c.
d.
e.
Menyerahkan surat
harus
29
30
31
keputusan
strategi.
Ketidakmampuan
sistem
informasi
32
dan
33
peneliti
bermaksud
untuk
menjelasan
hasil
pengukuran
34
suatu variabel apa adanya atau membandingkan antara aspek yang diteliti
ataupun menghubungkan antara variabel. Ada dua pedekatan penelitian
yang populer yaitu pendekatan kuntitatif dan pendekatan kualitatif.
Penelitian yang relevan diperlukan dalam pembuatan tesis. Dalam
penelitian ini, penulis juga berupaya mencari beberapa tulisan yang
relevan dengan rencana penulisannya.
Penelitian Soelandri (2003) tentang Manajemen Seleksi Masuk
SLTP dan Pengujian Produktivitas Hasil Tes Seleksi Dibandingkan Tes
Intelegensi dan Prestasi Belajar Siswa di SD terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas 1 SLTPN Kota Surabaya Tahun 2002-2003 menunjukan
bahwa pelaksanaan manajemen tes PSB SLTPN Kota Surabaya secara
umum belum didasarkan atas dungsi-fungsi manajemen sebagaimana
mestinya, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, maupun
pengendalian. Argumentasi rasional pelaksanaan manajemen tes PSB
sangat lemah. Oleh karena itu secara teoritis dapat dikatakan kurang
efektif.
Kuncoro Asih Nugroho (2004) meneliti Manajemen Sistem PSB di
12 SLTP di Kabupaten Sleman. Hasil penelitiannya menunjukan, bahwa
dalam tahap perencanaan, PSB di Kabupaten Sleman memberikan
kebebasan kepada sekolah penyelenggara, artinya sekolah boleh mengikuti
pedoman yang dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten, atau boleh pula
tanpa mengikuti pedoman yang diberikan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten. Pada tahap pelaksanaan ada hal-hal yang diatur oleh Dinas dan
ada yang tidak. Hal-hal yang diatur tidak harus sesuai dalam masalah
sumber dana, strategi/ model seleksi, kriteria siswa yang diterima, kriteria
35
Sukarsih
(2005)
yang
dilakukan
dengan
judul
b.
36
c.
d.
warnet/warintek/warposnet
yang
ada
sehingga
khusus
37
38
4. Manfaat apa saja yang diberikan Dinas Pendidikan Kota Magelang dalam
39