Anda di halaman 1dari 6

Resume Kerangka Evaluasi dan Contoh Kerangka Evaluasi Suatu Program

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Program Promosi Kesehatan
Dosen : M. Aris Rizqi, S.ST., M.K.M.

Disusun Oleh :
Alika Winona Dewi (P17336119402)

D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JI. Babakan Loa No. 10A Pasir Kaliki Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi

2021
Resume Kerangka Evaluasi

Evaluasi merupakan pengukuran atau perbaikan dalam suatu kegiatan yang dilaksanakan, seperti
membandingkan hasil-hasil kegiatan yang telah direncanakan. Dari situlah tujuan evaluasi tersebut, agar rencana-
rencana yang telah dibuat dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dapat terselenggarakan. Dapat
diartikan juga bahwa hasil evaluasi itu sendiri dimaksudkan untuk perencanaan kembali lalu berfungsi sebagai
administrasi dan fungsi manajemen yang terakhir yaitu mengkombinasikandan mengumpulkan data dengan standar
yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari pengertiandi atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
proses menentukan nilai untuk suatu hal atau objek yangberdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan
tujuan tertentu. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi
yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

Dari beberapa pakar, pengertian dari evaluasi sendiri terdapat perbedaan seperti berikut ini :

• Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan
proses untuk menentukan nilai dari suatu hal.

• Raka Joni (1975) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan sesuatu
barang, hal atau gejala dengan mempertimbangkan beragam faktor yang kemudian disebut Value
Judgment.

• Anne Anastasi (1978), arti evaluasi adalah suatu proses sistematis untuk menentukan sejauh mana
tujuan instruksional tersebut dicapai oleh seseorang. Evaluasi merupakan kegiatan atau aktivitas
untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, serta juga terarah dengan berdasarkan tujuan
yang jelas.

• Sajekti Rusi (1988), evaluasi merupakan suatu proses menilai sesuatu, yang mencakup deskripsi
tingkah laku siswa baik itu dengan secara kuantitatif (pengukuran) atau juga kualitatif (penilaian).

• Suharsimi Arikunto (2003), evaluasi merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang bertujuan
untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan pada suatu program pendidikan.

Komponen Evaluasi

1) Input (Masukan)

Input digunakan sebagai masukan agar sistem berfungsi. Evaluasi pada tahap awal program bertujuan
untuk memastikan bahwa rencana yang akan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
yang meliputi sumber daya, dana, tenaga, sarana dan prasarana yang ada. Menurut penelitian yang
dilakukan di Bangkalan, nilai input telah berdampak pada pelaksanaan program dan target capaian
program. Nilai input yang didapatkan kurang sehingga membuat capaian proses dan output tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan.

2) Process (Proses)

Proses diperlukan untuk mengubah masukan menjadi hasil (keluaran) yang direncanakan. Evaluasi
proses bertujuan untuk mengetahui apakah program yang dijalankan sesuai dengan rencana awal.
Penelitian di Makassar menyebutkan bahwa kegiatan proses mengikuti pedoman yang telah
ditetapkan dari input. Hambatan pada saat pelaksanaan program sering kali membuat proses tidak
sesuai dengan input yang diharapkan.

3) Output (Keluaran)

Output (keluaran) merupakan hasil dari proses. Evaluasi memperlihatkan apakah suatu program telah
memberikan pengaruh terhadap perilaku sesuai rencana. Menurut penelitian di Jambi menyebutkan
bahwa proses pendidikan kesehatan menghasilkan output yang diharapkan. Output dapat dilihat dari
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran.
4) Dampak (Impact)

Dampak ialah akibat dari keluaran dalam waktu yang lama. Evaluasi dampak memberikan gambaran
atau informasi terkait angka kematian, perubahan penyakit dan produktivitas. Penelitian di Bali
menyebutkan bahwa dampak dari promosi kesehatan di Tulikup Bali adalah peningkatan kualitas
hidup masyarakat yang tinggal di sana. Perubahan ini dapat dinilai setelah 3 tahun pelaksanaan
program promosi kesehatan di sana.

Model Kerangka Evaluasi :


1. Realist Evaluasi
Realist evaluation yang diperkenalkan oleh Pawson dan Tilley (1997) merupakan bentuk
evaluasi berbasis teori, berdasarkan pada filosofi sains realis yang membahas pertanyaan apa
yang berhasil, untuk siapa, dalam keadaan apa, dan bagaimana dilakukan. Pendekatan ini
bertujuan untuk memahami mekanisme apa yang terjadi dan dalam konteks seperti apa

sebuah program dapat berjalan atau tidak. Penelitian realis tidak hanya melihat program
apa yang bekerja, tetapijuga melihat alasan mengapa pihak-pihak terkait mau menjalankan
program ini. Evaluasi realis membantu menjelaskan hubungan kompleks antara mekanisme
yang diaktivasi oleh komponen program, konteks yang mempengaruhi agar sebuah program
dapat berjalan, serta keluaran yang dihasilkan baik keluaran yang diharapkan maupun
tidak.Hasil penelitian realis dapat menunjukkan bahwa program bekerja (menghasilkan hasil
yang diharapkan), bila program dapat memunculkan ide dan kesempatan (mekanisme), dalam
konteks tertentu (Pawson dan Tilley, 1997, Pawson2002).Umumnya kajian realis dilakukan
dalam tiga fase.
- Fase pertama dilakukan untuk mengidentifikasi program teori, yaitu teori tentang:
bagaimana program diharapkan bekerja, dalam konteks seperti apa, danuntuk menghasilkan
keluaran yang bagaimana. Data untuk membangun program teoriawal dapat berasal dari
penelitian sebelumnya, pengetahuan, pengalaman, dan asumsi pembuat program mengenai
bagaimana program tersebut seharusnya berjalan (Better Evaluation, 2020).Data ini kemudian
diolah dalam bentuk konfigurasi Contexts –Mechanisms –Outcomes (CMO). CMO ini
merupakan konfigurasi hipotesis mengenai hubungan kausal antara konteks yang berbeda,
berbagai mekanisme yangmungkin timbul, serta berbagai keluaran yang dihasilkan.
- Fase kedua merupakan tahap pengujian hipotesis melalui pengumpulan data mengenai
penerapan program dalam kehidupan sehari-hari.
- Fase ketiga, merupakan tahapan perbaikan program teori. Keseluruhan program teori
diperbaiki melalui analisis dan interpretasi untuk menghasilkan pernyataan mengenai
bagaimana, mengapa, dan untuk siapa program akan (atau tidak akan berjalan) serta dalam
konteks yang seperti apa(Cheyneet al., 2013).

2. Precede-Proced Model
Model ini dikembangkan oleh Green dan Kreuter pada tahun 1980 yangdikenal
dengan model PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling Cause in Educational
Diagnosisi and Evaluation). Model PRECEDE merupakankerangka untuk membantu
perencanaan mengenai masalah, mulai dari kebutuhanpendidikan sampai
pengembangan program. Model PRECEDE dikembangkanlagi pada tahun 1991 menjadi
model PRECEDE-PROCEED. PROCEED merupakan singkatan dari Policy, Regulatory, and
Organizational Constructs in Educational and Environmental Development.Model
PRECEDE- PROCEED berperan penting dalam perencanaanpendidikan dan promosi
kesehatan karena menyediakan bentuk untukmengidentifikasi faktor yang berkaitan
dengan masalah kesehatan, perilaku danpelaksanaan program. Pada aplikasinya,
PRECEDE-PROCEED dilakukan bersama-sama dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. PRECEDE digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan
tujuan program. PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria
kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi

3. Re-AIM Model

RE-AIM singkatan dari Reach (Jangkauan), Efficacy/ Effectiveness (efektivitas),


Adopsi, Implementasi, dan Maintenance (Glasgow, Vogt, & Boles, 1999).
Jangkauan adalah ukuran seberapa banyak orang dapat dipengaruhi oleh program
promosi kesehatan. program dikatakan efektif bila menghasilkan hasil positif
bersama dengan beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan. Adopsi berfokus
pada tingkat partisipasi (jumlah orang yang terlibat dalam perilaku promosi
kesehatan) dan apakah merupakan perwakilan dari populasi yang lebih besar.
Implementasi fokus pada Target pelaksanaan program promosi kesehatan bekerja
sebagai dimaksudkan atau tidak. Pemeliharaan berfokus pada pemanfaatan jangka
panjang perilaku kesehatan yang diberikan. Hal ini juga mengacu apakah program
promosi kesehatan berkelanjutan bahkan walaupun ada perubahan dalam sumber
daya yang tersedia (Glanz, Rimer, & Lewis, 2002).

Adapun fokus evaluasi, yaitu :

Fokus evaluasi yaitu mengkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilakukan.bilaevaluasi sudah
terfokus,maka ini berarti proses dan desain dimulai.

• Menetapkan apa yang ingin dievaluasi


a. Cara paling sederhana
Membuat Kesepakatan dengan pihak yang meminta evaluasi.
b. Cara yang dianggap paling teliti
Mengkaji secara sistem.
c. Cara yang praktis
Membuat suatu proses yang runtut.
• Memilih/merancang desain evaluasi
Ada 9 bentuk evaluasi yaitu:
a. Historikal
b. Deskriptif
c. Studi Perkembangan
d. Studi Kasus dan lapangan
e. Studi Korelasional
f. Studi Sebab Akibat
g. Eksperimen murni
h. Eksperimen semu
i. Riset Aksi

Contoh Kerangka Evaluasi Suatu Program

Program yang diambil adalah JKN (Penyusunan Proposal Monev JKN Menggunakan Realist Evaluation)
Pentingnya pelaksanaan evaluasi pada kebijakan sistem JKN melalui pendekatan Realist Evaluation, dalam perbaikan
kebijakan di era JKN yang berjalan masih belum optimal. Langkah strategis yang dapat dilaksanakan adalah
melakukan penelitian evaluatif terhadap program JKN dengan pendekatan realist evaluation.
Alasan menggunakan realist evaluasi kebijakan JKN karena, Realist evaluation merupakan pendekatan evaluatif yang
praktis dalam menjawab kompleksitas sistem kebijakan khususnya dalam frame kebijakan kesehatan indonesia di era
JKN. Secara sederhana, realist evaluation dapat menjawab evaluasi program dengan lebih mendalam. Hal tersebut
dapat menjelaskan secara detail tentang apa program yang efektif, untuk siapa, dalam konteks apa hingga bagaimana
program tersebut berjalan. Konsep realist evaluation dikembangkan melalui konfigurasi context, mechanism dan
outcome (C-M- O).Contextmenjelaskan tentang aspek karakteristik populasi, jenis organisasi, SDM hingga kultur.
Sedangkan pada mechanism, aspek ini lebih memaparkan tentang proses yang muncul akibat interaksi program yang
spesifik. Pada outcome, aspek yang dikaji yakni mengenai perubahan yang terjadi akibat interaksi antara context dan
mechanism. Sehingga, dengan konfigurasi C-M-O, realist evaluation dapat menjelaskan dengan mendalam tentang
program apa yang belum optimal, kepada kelompok sosial apa, kondisi dan pola proses. Oleh karena itu, relist
evaluation memiliki keunggulan dalam menangkap kesimpulan evaluatif pada suatu program dengan lebih rinci.
DAFTAR PUSTAKA

Syafnidawaty.2020.”Pengertian Evaluasi” https://raharja.ac.id/2020/11/13/apa-itu-evaluasi/


Diakses pada tanggal 16 Februari 2022.

Christiana Sandra.“ Evaluasi Realis Implementasi Regulasi terkait Mutu dalam Penyelenggaraan
Program JKN di Provinsi Jawa Timur.” https://123dok.com/document/qv1192lq-evaluasi-realis-
implementasi- regulasi-terkait-penyelenggaraan-program-provinsi.html Diakses pada tanggal 16
Februari 2022.

Anonim.”Model Precede Proceed” https://dokumen.tips/documents/model-precede-proceed-


5783c89e8bc61.html Diakses pada tanggal 16 Februari 2022.

Universitas,udayana.2016 “bahan ajar perencanaan dan evaluasi program promosi kesehatan “


diakses pada 16 februari 2022

Anda mungkin juga menyukai