A. EVALUASI
1. Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran dan
pengembangan indikator; oleh karena itu dalam melakukan evaluasi harus berpedoman
pada ukuran-ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi juga
merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk
meningkatkan produktivitas dimasa datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan,
evaluasi menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap tujuan dan
sasaran (Notoatmodjo, 2003).
Evaluasi adalah penilaian atas hasil (dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang baru atau yang telah ditingkatkan) dan dampak (pada pemecahan atau
pengurangan masalah kesehatan dan pada keseatan masyarakat yang lebih baik) pelatihan
dan proses yang melahirkan hasil dan dampak tersebut (Mc Mahon, 1999).
Evaluasi program merupakan evaluasi terhadap kinerja program, sebagaimana
diketahui bahwa program dapat didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan nyata,
sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi instansi
pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau yang merupakan
partisipasi aktif masyarakat, guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi program merupakan hasil komulatif dari berbagai kegiatan (Mac Kenzie, 2007).
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data
yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi
program sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya
adalah dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan
menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan (Antina Nevi,
2009).
Evaluasi program kesehatan merupakan bagian dari proses manajerial
pembangunan kesehatan nasional yang lebih luas. Dalam melakukan evaluasi kita
sebenarnya menetapkan suatu nilai. Kita dapat mengurangi unsur subyektif pada penilaian
tersebut dengan mendasarkan penilaian atas fakta-fakta yang ada. Penerapannya
menghendaki pikiran yang terbuka dan mampu memberi kritik yang membangun menuju
kepada pemikiran pendapat yang sehat (Soekarwati, 1995).
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut:
a) Membantu perencanaan di masa yang akan datang.
b) Mengetahui apakah sarana yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
c) Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada program, baik dari segi teknis
maupun administratif yang selanjutnya diadakan perbaikan-perbaikan.
d) Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang telah
dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti.
e) Mendapatkan dukunagn dari psonsor (pemerintah atau swasta), berupa dukungan
moral maupun material.
f) Motivator, jika program berhasil, maka akan memberikan kepuasan dan rasa bangga
kepada para staf, hingga mendorong mereka bekerja lebih giat lagi.
Tujuan pokok atau tujuan utama dari evaluasi atau melakukan penilaian di bidang
kesehatan adalah adanya perubahan perilaku, dalam teori dinyatakan bahwa perilaku
seseorang dipengaruhi oleh sikapnya. Kalau berhasil mengubah sikap seseorang, maka ia
akan mengubah perilakunya (Mubarak dkk., 2009).
Penilaian sebagai salah satu fungsi manajemen bartujuan untuk mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu perencanaan, sekaligus mengukur
seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan memakai ukuran-ukuran yang dapat
diterima pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perencanaan. Penilaian adalah suatu upaya
untuk mengukur member nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah
direncanakan sebelumnya. Tujuan utama dari penilaian adalah agar hasil penilaian tersebut
dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perencanaan sebelumnya (Muninjaya, 2004).
3. Dinamika Evaluasi
Salah satu ciri evaluasi adalah sebagai suatu proses yang berkesinambungan, maka
dengan sendirinya disamping mempunyai ciri-ciri yang khas juga mencerminkan sifat
kedinamisannya dengan cara membedakan: input, procces dan output. Pada sisi input,
evaluasi pengembangan personil sangat penting untuk melihat kebutuhan sesuai dengan
keterampilan yang diharapkan, sehingga dapat dikembangkan pengawasan yang
mendukung pada organisasi logistik serta mekanisme pendukung lainnya. Sebagai suatu
langkah awal yang penting dalam sisi input adalah evaluasi terhadap penetapan tujuan,
dikaitkan dengan visi dan misi program atau organisasi, serta penetapan sasaran program
itu sendiri (Azwar, 1996).
Pada sisi proses adalah untuk mengarahkan sumber-sumber daya agar
menghasilkan pelayanan yang diinginkan yang juga harus dievaluasi. Aspek proses evaluasi
dapat diikut sertakan sebagai input sumber daya, atau dipandang sebagai proses output,
akan tetapi harus di identifikasi secara terpisah untuk membedakan kapasitas tindakan dari
penggunaan nyata dari kapasitas tersebut. Output adalah merupakan hasil pelayanan yang
memberi dampak yang berbeda-beda terhadap status kesehatan (Mubarak dkk., 2009).
4. Metode Evaluasi
Berdasarkan waktunya evaluasi/penilaian, maka penilaian dapat dilakukan sebagai
berikut:
a) Penilaian rutin (concurrent evaluation atau progress report). Dalam setiap program
penilaian rutin ini hendaknya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program
tersebut. Dengan demikian, penilaian akan berjalan berkesinambungan dan teratur,
serta bersamaan dengan pelaksanaan program itu sendiri. Penilaian dilakukan oleh staf
program dalam bentuk progres report, dengan cara ini perbaikan-perbaikan pun
dilakukan sejak awal. Demikian pula kekuatan-kekuatan dari program dapat segera
didapatkan dan dapat diterapkan dalam melanjutkan program tersebut. Penilaian
meliputi semua aspek program, termasuk reaksi masyarakat terhadap program tersebut
b) Penilaian Berkala (periodical evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan pada setiap
akhir dari suatu bagian tertentu dari program, seperti tiap enam bulan, satu tahun, dua
tahun, dan sebagainya.
c) Penilaian khusus (ad-hoc evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan setiap saat yang
diperlukan.
d) Penilaian akhir (terminal evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir suatu
program atau beberapa waktu sesudah akhir suatu program. Jadi ini merupakan
penilaian terhadap pencapaian tujuan akhirnya. (Mubarak dkk., 2009)
Menurut Mantra (1997) secara umum evaluasi dapat dibedakan atas beberapa tahap
yaitu:
a. Evaluasi pada tahap awal program
Evaluasi yang dilakukan pada tahap pengembangan program sebelum program
dimulai. Evaluasi ini akan menghasilkan informasi yang akan di pergunakan untuk
mengembangkan program agar program dapat lebih sesuai dengan situasi dan kondisi
sasaran.
b. Evaluasi pada tahap proses
Evaluasi yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilakasanakan.
Tujuannya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang berjalan telah sesuai
dengan rencana atau tidak atau apakah telah terjadi penyimpangan yang dapat merugikan
pencapaian tujuan dari program.
c. Evaluasi pada akhir program
Evaluasi yang dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan dengan
tujuan untuk memberikan pernyataan efektifitas atau tidaknya suatu program selama kurun
waktu tertentu. Sehingga dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan untuk
merencanakan dan mengalokasikan resources.
d. Evaluasi dampak program
Evaluasi yang menilai keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan
perubahan sikap dan perilaku pada target sasaran, evaluasi dampak merupakan kebalikan
dari penilaian kebutuhan program mana kalau evaluasi kebutuhan menentukan kebutuhan
suatu program sedangkan penilaian dampak akan menentukan tingkat kebutuhan yang
nyata setelah diintervensi oleh program kesehatan.
Sedangkan dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan
adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan untuk mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk
pengembangan atau perbaikan program. Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses
program (program masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang
dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini
dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada
praktek evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Langkah-langkah dalam evaluasi/penilaian adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan evaluasi
2) Tujuan dari evaluasi harus dimengerti, sebab hal ini mempengaruhi bagian apa dari
program yang perlu diamati, selanjutnya memengaruhi pula macam informasi yang akan
dikumpulkan.
3) Menentukan bagian apa dari program yang akan dievaluasi
4) Apakah yang dievaluasi masukannya, proses, kelauaran, atau dampaknya, atau
kombinasi dari bagian-bagian tersebut.
5) Mengumpulkan data awal (base line data)
6) Data ini dapat dipergunakan sebagai pembanding, anatara sebelum diadakan suatu
kegiatan dengan situasi sesudah diadakan kegiatan. Data awal yang diperlukan
bergantung pada apa yang akan dinilai dan maksud penilaian.
7) Mempelajari tujuan program
8) Tujuan program merupakan syarat penting sutau program, agar penilaian dapat
dilakukan dengan baik. Tujuan harus dapat dikur dan jelas. Tujuan dapat dirumuskan
menjadi tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Tujuan jangka pendek adalah
tujuan yang ingin dicapai dalam waktu dekat, merupakan loncatan untuk bisa sampai
pada tujuan jangkat menengah. Tujuan jangka menengah untuk bisa samapi pada
tujuan yang harus dicapai dulu, untuk bisa mencapai tujuan jangak panjang. Tujuang
jangka pangjang merupakan tujuan akhir dari sebuah program.
9) Menentukan tolok ukur (indikator)
10) Perlu ditetapkan patokan apa yang akan digunakan sebagai dasar pengukuran. Dengan
kata lain, harus ditentukan apa yang akan diukur. Contoh, jika tujuannya adalah
meningkatakan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya olahraga, harus ditentukan
dahulu apa yang akan dipakai untuk mengukur kesadaran masyarakat. Misalkan untuk
mengukur berapa persen masyarakat yang berolahraga pada pagi hari, maka mereka
yang membiasakan olahraga pada pagi hari adalah tolok ukurnya. Hal ini harus
dibandingkan antara sebelum dan sesudah kegiatan.
11) Menentukan cara menilai, alat penilaian, dan sumber datanya
12) Mengumpulkan data
13) Mengolah dan menyimpulkan data yang didapat.
14) Feedback (umpan balik) dan saran-saran kepada program yang akan dinilai
(Notoatmodjo, 2007).
5. Ukuran Evaluasi
Kegiatan dalam evaluasi, dimensi pengukuran kinerjanya harus ditentukan dengan
jelas, yaitu meliputi ketepatan dan kesesuaian, efektifitas dan efisiensi, serta pertimbangan
keadilan. Ketepatan dan kesesuaian memandang kinerja dengan apakah tindakan-tindakan
yang diambil sudah sesuai dengan permasalahan yang ada, sehingga tidak terjadi
pemborosan sumber daya yang terbatas tersebut. Dengan menggunakan asumsikan
ketepatan, maka program yang dipertimbangkan ukurannya dan cakupannya cukup untuk
membuat suatu perbedaan yang berarti.
Ukuran-ukuran efektifitas dan efisiensi merupakan alat utama dasar evaluasi
program. Efektifitas diartikan sebagai penyelesaian suatu program dalam kaitannya dengan
kebutuhan atau perhatian. Sedangkan efisiensi dan efektifitas biaya adalah sering kali
berhubungan dengan hasil terhadap input (rasio output terhadap input).
Ukuran keadilan, akan merupakan tambahan kepentingan dalam evaluasi program
kesehatan. Pendapat ini telah berkembang secara sejajar dengan ukuran efektifitas dan
efisiensi. Secara operasional ukuran keadilan menciptakan pertimbangan dalam efisiensi
biaya dengan demikian program kesehatan sedapat mungkin melakukan keadilan terhadap
pelayanan bagi populasi yang mampu secara ekonomi dengan populasi yang kurang
mampu secara ekonomi (Asrun, 2004).
6. Prinsip-prinsip Evaluasi
a) Sebagai kunci pengambilan keputusan yang baik, evaluasi harus melihat ke depan
dan berorientasi pada tindakan.
b) Evaluasi bersifat menyeluruh dan bersifat dinamis, menaruh perhatian pada
kebijakan pengujian dan alternatif-alternatif rencana, mengawasi kemajuan dalam
proses penerapan dan memberi penilaian sumatif kepada hasil akhir.
c) Evaluasi dilandasi prinsip manajemen berdasarkan tujuan dan dimulai dengan
pernyataan yang jelas mengenai pengaruh-pengaruh yang harus dicapai pada
populasi mana dan dalam jangka waktu, berapa/kapan,
d) Strategi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan harus diperiksa
ketepatan dan kesesuaiannya.
e) Menyesuaikan diri dengan prinsip manajemen berdasarkan tujuan dan dengan
kejelasan pengaruh yang harus dicapai pada populasi mana dan jangka waktu
berapa/kapan.
f) Ketepatan waktu dan tempat laporan evaluatif harus disesuaikan dengan kebutuhan
akan keputusan yang tepat waktu.
g) Frekuensi pelaporan sangat banyak tergantung pada laju perubahan keadaan-
keadaan yang menuntut tindakan.
h) Karena evaluasi bersifat membandingkan, maka evaluasi tergantung pada indikator-
indikator yang menggambarkan tingkat dan rasio yang tepat dan pada tingkat-tingkat
penyelesaian yang tepat.
i) Penilaian harus membedakan antara hasil yang merupakan pusat perhatian
pengendalian keputusan dan keluaran yang timbul sebagai akibat ketidakpastian dan
kesempatan.
j) Efisiensi, efektifitas, keadilan harus di definisikan dengan jelas dan perimbangan
harus dibuat eksplisit.
Evaluasi di bidang kesehatan adalah suatu kegiatan yang penting untuk menilai
kualitas, rasionalitas, efektifitas, efisiensi dan equitas pada pelayanan kesehatan. Evaluasi
suatu program kesehatan yang menyeluruh adalah eveluasi yang dilakukan terhadap 3
komponen yaitu masukan (input), pelaksanaan (procces), dan keluaran (output)
(Seokarwati, 1995).
Tipe-tipe evaluasi adalah :
1) Penilaian akan kebutuhan program. Penilaian ini di laksanakan pada tahap sebelum
program ini dilaksanakan disuatu daerah dengan maksud agar program yang
direncanakan sesuai masalah dan kebutuhan masyarakat setempat.
2) Penilaian perencanaan program. Penilaian ini dilaksanakan pada tahap untuk menilai
kelayakan dan menandainya rencana program dan kebutuhan masyarakat.
3) Penilaian penampilan kerja. Penilaian untuk melihat kesesuaian antara pelaksanaan
nyata program dan rencana dengan perhatian diarahkan pada hasilnya dalam segi
kuantitas maupun kualitas.
4) Penilaian efek. Penilaian terhadap pengaruh langsung dari hasil suatu program.
5) Penilaian dampak. Penilaian untuk mengetahui pengaruh dilaksanakannya suatu
program baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat (Farida,
Y.T, 2000)
Evaluasi program kesehatan merupakan bagian dari proses manajerial
pembangunan kesehatan nasional yang lebih luas. Dalam melakukan evaluasi kita
sebenarnya menetapkan suatu nilai. Kita dapat mengurangi unsur subyektif pada penilaian
tersebut dengan mendasarkan penilaian atas fakta-fakta yang ada. Penerapannya
menghendaki pikiran yang terbuka dan mampu memberi kritik yang membangun menuju
kepada pemikiran pendapat yang sehat (Rita, S., 1990).