Anda di halaman 1dari 36

PROMOSI KESEHATAN

MONITORING DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN


IBU.MINARNI, S.SiT.,SKM.,M.Kes

A. Konsep Monitoring
1. Monitoring merupakan upaya supervise dan review kegiatan yang dilaksanakan
secara sistimatis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan
program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring sering kali
disebut juga evaluasi proses.
2. Tujuan Monitoring
a. Bagaimana strategi yang tidak berfungsi
b. Mekanisme program mana yang tidak sesuai
c. Apakah program sudah berjalan sesuai rencana
d. Apakah ada masalah diperlukan dalam pelaksanaan program
3. Tahatahap Monitoring
a. Logistic yang diperlukan dalam pelaksanaan program
b. Hasil
c. Perilaku yang diharapkan
d. Perbaikan kesehatan
4. Manfaat Monitoring
a. Manajemen = monitoring akan memberikan informasi tentang proses dan
cakupan program kepada pimpinan program serta memberikan umpan balik
pelaksanaan program.
b. Evaluasi = monitoring yang tepat dan baik dapat menapsirkan hasil akhir
program secara akurat.
c. Citra = monitoring yang dilakukan dengan baik memberikan kesan bahwa
pemimpin program sangat peduli terhadap sumber dana dan daya yang
diperlukan.
5. Apa yang Dipantau/Kegiatan Monitoring
a. Input meliputi= materi, distribusi,media,jangkauan target, kegiatan program,
sumber daya.
b. Output = dilihat dari hasil antara lain :
1) Apakah sasaran menerima pesan/materi
2) Apakah sasaran memanfaatkan bahan
3) Apakah sasaran merasakan manfaat bahan
4) Outcome yg dilihatdari hasil intervensi berupa perilaku
6. Bagaimana Cara Monitoring
a. Kunjungan rumah dan diskusi dengan anggotarumah tangga
b. Wawancara mendalam
c. Fokus group diskusi
d. Observasi
e. Artikel
f. Angket
7. Siapa yang Dimonitoring
a. Penanggung jawab =pimpinan program
b. Pelaksana :
1) Staf provider/pelaksanaprogram
2) Relawan yang terlatih
3) Instansi terkait
8. Kapan Monitoring Dilakukan
a. Selama perjalanan program
b. Setiap tahap kegiatan
c. Setiap bulan atau setiap 3 bulan

B. Evaluasi Promosi Kesehatan


Evaluasi sebagai fase brikutnya, merupakan fase dimana dilakukan pengukuran
hasil dari program promosi kesehatan. Pada fase ini dilihat apakah perencanaan
dan pelaksanaanprogram promosi kesehatan dapat dilanjutnya dan juga sebagai
alat bantu untuk menyusun perencanaan selanjutnya.
Dengan perkataan lain, evaluasi program promosi kesehatan adalah kegiatan
yang dirancang untuk mengukurhasil dari program promosi kesehatan, baik pada
aspek pengetahuan, sikap, praktek atau performance, maupun status kesehatan.
Evaluasi bertujuan untuk mengukur efisiensi dan efikasi dari program promosi
kesehatan (Situngkir, 2020).
Fraenkel mengklasifikasi evaluasi menjadi 3 yaitu :
1. Diagnostic evaluation : yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu penilaian
kebutuhan atau identifikasi masalah.
2. Formative evaluation : yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program
promosi kesehatan sedang berlangsung, guna melihat efektivitas dari program.
3. Summative evaluation : yaitu evaluasi yang dilakukan diakhir program, untuk
melihat apakah program masih akan dilanjutkan, domodifikasi atau dihentikan.

Sedangkan Green mengklasifikasi evaluasi program promosi kesehatan seperti :


1. Evaluasi proses (proses evaluation): evaluasi yg dilakukan selama program
promosi kesehatan sedang berlangsung, karena bertujuan untuk melakukan
monitoring. Evaluasi ini merupakan evaluasi yg paling sering dilakukan, karena
mudah dan murah.
2. Evaluasi dampak (imparct evaluation) : evaluasi yg juga dilakukan selama
program sedang berlangsung dan bertujuan untuk menilai perubahan
pengetahuan, sikap maupun praktek atau ketrampilan sasaran program. Jenis
evaluasi ini lebih mahal,lebih sulit dan lebih jarang dilakukan dibandingkan
evaluasi proses.
3. Evaluas ihasil (Autcome evaluation) : yaitu evaluai yg dilakukan di akhir
program, karena bertujuan untuk mengukur perubahan status kesehatan,
seperti morbiditas, mortalitas, fertilitas, dan lain-lainserta kualitas hidup sasaran
program promosi kesehatan. Jenis evaluasi ini merupakan evaluasi yang
paling bermanfaat tetapi paling mahal dan sulit untuk menilai apakah
perubahan betul-betul akibat program promosi kesehatan yang dilakukan bukan
karena program lain yang juga dilakukan. Oleh sebab itu, jenis evaluasi ini
paling jarang dilakukan.

C. Formative Evaluasi
Evaluasi formative adalah proses yg dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektifitas dan efisiensi dari Pendidikan kesehatan yg sudah dilaksanakan
(Luis & Moncayo, n.d).
Evaluasi format (proses) adalah aktivitas dariproses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan
segera setelah perencanaan keperawatan, diimplementasikan untuk membantu
menilai aktivitas intervensitersebut.
Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuanyg telah
ditentukan tercapai. Metode pengumulan data dalam evaluasi proses terdiri atas
Analisa rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi
klien, danmenggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatanperawatan. Contoh =
membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa
merasa pusing (Angeline, 2021).

D. Proses Evaluasi
Menurut (Kurniati, 2016), proses evaluasi sebagaiberikut :
1. Menentukan apa yg akan dievaluasi.ini karena apa sajadapat dievaluasi.
Apakah itu rencananya, sumberdaya, proses pelaksanaan, keluaran, efekatau
bahkandampak suatu kegiatan, serta pengaruh terhadap lingkungan yg luas.
2. Mengembangkan kerangka dan batasan. Di tahap ini dilakukan asumsi-asumsi
mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup evaluasi serta
batasan-batasan yg dipakai agar obyektif dan focus. Merancang desain
(metode) karena biasanya evaluasi terfokus pada satuatau beberapa aspek,
maka dilakukan perancangan desain, yg sebenarnya mengikuti rancangan
desain riset walaupun tidak harus kaku menentukan apa yg akan dievaluasi,
mengembangkan kerangka dan Batasan merancangdesain (metode)
melakukan pengamatan, pengukuran & analisis. Menyusun rencana dan
instrument membuat kesimpulan dan palporan seperti riset umumnya
dalampenerapannya. Rancanganriset ini sangat bervariasi mulai dari yg amat
sederhana sampai dengan yg sangat rumit bergantung pada tujuan &
kepentinganevaluasi itu sendiri.
3. Menyusun instrument dan rencana pelaksanaan. Selanjutnya ialah
mengembangkan instrument pengamatan atau pengukuran serta rencana
analisis dan membuat rencana pelaksanaan evaluasi.
4. Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis. Selanjutnya ialah melakukan
pengumpulan data hasil pengamatan, melakukan pengukuran serta mengolaj
informasi dan mengkajinya sesuai tujuan evaluasi.
5. Membuat kesimpulan & pelaporan. Informasi yg dihasilkan dari proses evaluasi
ini disajikan dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan atau permintaan.
Lain pihak menginginkan bentuk penyajian atau pelaporan yg berbeda.
E. Imparct Evaluasi
Evaluasi dampak (Imparct evaluation), yaitu evaluasi yg juga dilakukan selama
program sedang berlangsung dan bertujuan untuk menilai perubahan pengetahuan,
sikap maupun praktek atau menilai perubahan pengetahuan,sikapmaupun praktek
atau keterampilan sasaran program. Jenis evaluasi ini lebih mahal, lebih sulitdan
lebih jarang dilakukan dibidang evaluasi proses (Situngkir, 2020)

KONSEP PERILAKU HIDUP BERSIH (PHBS)

A. Beberapa Pengertian Konsep Perilaku Hidup Sehat :


1. Depkes, 2008:20, sebagai wujud operasional promosi kesehatan dalam upaya
mengajak, mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan
sehat (Putra, 2016).
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proatif untuk
memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
PHBS, merupakan langkah awal yg dapat dilakukan untuk mencapai derajat
kesehatan yg optimal bagi setiap orang. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan
derajat kesehatan manusia yg setinggi-tingginya sebagai pondasi kualitas
Sumber daya manusia (SDM) yg produktif.
PHBS, juga merupakan semuaperilaku kesehatan yg dilakukan atas kesadaran
seseorang sehingga dapat menangani dirinya sendiri dalam hal kesehatan
serta dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan baik bagiindividu
masing-masing atau padaorang lain, Tentama, 2018).
PHBS, menjadi salah satu program unggulan dari pemerintah Indonesia dalam
membangun kesehatan masyarakat.

2. Tujuan Umum Hidup Bersih Dan Sehat


Secara umum PHBS bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk
memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri.
Secara tidak langsung tujuan akhir dari PHBS yaitu menciptakan
masyarakat menjadi sehat, tidak mudah sakit, dan menjadinlebih produktif.
Jangka panjangnya PHBS mampu menurunkan masalah kesehatan yg
membutuhkan pengeluaran biaya kaluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut. Biaya pengeluaran keluarga tersebut dapat ditujukan
untuk memenuhi gizi keluarga, Pendidikan maupun sebagai modal usaha untuk
menambah pendapatan keluarga (Rachmawati Widyaningrum et al.,2022).
3. Tujuan Hidup Bersih & Sehat Pada Masyarakat
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
b. Masyarakat mampu mencegah & mengatasi masalah-masalahkesehatan
yang dihadapai.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yg ada untuk
penyembuhan penyakit dan peningkatan kesetahannya.
d. Masayakat mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat untuk pencapaian PHBS di rumah tengga, seperti
penyelenggaraan posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan
ibu bersalin dan social ibu bersalin, ambulans desa, kelompok pemakaian
air dan arisan jamban (Putra, 2016).

4. Ruang Lingkup tatanan PHBS


Kemenkes RI membagi ruang lingkup tatanan PHBS berdasarkan tempat
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, sbg :
a. PHBS Di Rumah Tangga
Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah untuk
mewujudkan rumah tangga yg sejahtera. Program PHBS pada tatanan di
rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
untuk mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
sehat dan berpatisipasi aktif dalamgerakan kesehatan masyarakat
(Raksanagara, 2016).
b. PHBS Di Sekolah
Tatanan ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan yg bersih
dan sehat unuk dapat meningkatkan proses belajar mengajar pada guru,
siswa, hingga masyarakat sekitar sekolah.
c. PHBS Di Tempat Kerja
Tatanan ini memiliki tujuan utama untuk meningkatnya
kesehatan,produktivitas dan citra kerja ygpositif dikalangan para pekerja.
d. PHBS Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tatanan ini memiliki tujuan utama untuk mewujudkan fasilitas
pelayanan kesehatan yg sehat dan mencegah penularan penyakit di
fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan mencakup
klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain sebagainya.
e. PHBS Di Tempat Umum
Tatanan ini memiliki tujuan utama untuk mencipakan lingkungan yg
sehat dan aman dari penyebaran penyakit. Tempat umum mencakup
tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga, dan lainnya
(Rachmawati Widyaningrum et al.,2022).

5. Manfaat Umum PHBS


Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat
bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.selain itu, dengan
menerapkan PBHS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yg sehat dan
meningkatkan kualitas hidup.
Promkes Depkes RI (2006) menjelakan beberapa manfaat akan diperoleh
apabila menerapkan PHBS dalam kehidupan yaitu :
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
b. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
c. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
d. Anak akan tumbuh dan berkembang secara sehat
e. Kemampuan bekerja yg maksimal karena tubuhyg sehat
f. Masyarakan memanfaatkan pelayanan kesehatan yg ada
g. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, jaminan Pemeliharaan Kesehatan,
Pondok Bersalin Desa (Polides), dll (Rachamawati W, et al.,2022).

6. Hakekat Perilaku (Kemenkes, 2021):


a. Perilaku adalah sesuatu yang rumit
b. Perilaku individu berkaitan dengan faktor2 pengetahuan & sikap individu
c. Perilaku juga menyangkut dimensi kultutal yg berupa sistem nilai & norma
d. Sistem nilai adalah acuan tentang hal-hal yang dianggap baik & hal-hal
yang dianggap buruk.
e. Sedangkan norma adalah aturan tidak tertulis yg disebut norma social dan
aturan tertulis yg disebut norma hokum.
f. Selain itu perilaku juga berkaitan dengan dimensi ekonomi & hal-hal lain yg
merupakan pendukung perilaku.
g. Perilaku seseorang,selain dipengaruhi oleh pengetahuan & sikap, memiliki
acuan kepada sistem & norma yg dianutnya.
h. Dengan kata lain, sistem nilai & norma merupakan rambu-rambu bagi
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
i. Sistem nilai & norma dibuat oleh masyarakat di suatu tatanan untuk dianut
oleh individu-individu anggota masyarakat tatanan tersebut, inilah yg juga
disebut sebagai factor-faktor predisposisi (Predisposing Factors).
j. Namun demikian sistem nilai & norma, sebagai sistem, social, adalah
sessuatu yg dinamis.artinya,sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan
berubahmengikuti perubahan-perubahan lingkungan dari masyarakat yg
bersangkutan.
k. Jadi, antara sistem nilai dan norma di satu pihak dengan individu
masyarakat dipihak lain, terdapat hubungan timbal-balik-sistem nilai &
norma mempengaruhi perilaku individu, perilaku individu yg berubah akan
dapatmengubah sistem nilai dan norma.
B. Konsep Proses Pembinaan PHBS
1. Pengertian Pembinaan PHBS
Pembinaan PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan
(Sekarang Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 dengan menggunakan
pendekatan tatanan sebagai strategi pengembangannya. Untuk masing-
masing tatanan ditetapkan indicator guna mengukur pencapaian pembinaan
PHBSnya, namun demikian, focus pembinaan adalah pada PHBS tatahan
rumah tangga.
PHBS tatanan rumah tangga sejak dicanangkan tahun 1996memiliki 10
indikator yaitu :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Immunisasi dan penimbangan balita
c. Memiliki jamban sehat
d. Memiliki akses air bersih
e. Penanganan sampah
f. Kebersihan kuku
g. Gizi keluarga
h. Tidak merokok & menyalahgunakan NAPZA
i. Memiliki informasi PMS/AIDS
j. Memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan/Dana Sehat
k. Tahun 2001 indikator PHBS tatanan rumah tangga ini kemudian
dikembangkan menjadi 16 indikator dengan menambahkan indicator-
indikator :
l. Gosok gigi sebelum tidur
m. Olah raga teratur
n. Memiliki saluran pembuangan air limbah
o. Ventilasi rumah baik
p. Kepadatan penghuni rumah kesesuaian luas lantai dengan jumlah
penghuni dan lantai rumah bukan tanah.
q. Akan tetapi, indikator baru ini dirasakan terlalu banyak, sehingga melalui
serangkaian pertemuan/diskusi intensif, ujiinstrumen, uji sistem & uji
statistic/item reduction untuk melihat keterkaitan indikator-indikator tersebut
dengan penyebab terjadinya gangguan kesehatan dan angka kesakitan yg
dilakukan sejak 2000-2003, dari 16 indikator awal ditetapkan 10 indikator
PHBS. (Kemenkes, 2011).
r. Penetapan indikator dari hasil uji statistik ini, dipilih 10 indikator yg
selanjutnya ditetapkan sebagai indikator PHBS di rumah tangga baru yaitu :
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2) Bayi diberi ASI eksklusif
3) Memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
4) Tersedia jamban keluarga
5) Tersedia air bersih
6) Kesesuaian luas lantai rumah dengan jumlah penghuni
7) Lantai rumah bukan tanah
8) Tidak merokok
9) Melakukan aktivitas fisik
10) Mengkomsumsi sayur dan buah
s. Berdasarkan pada Rapat Koordinasi Promosi kesehatan Tingkat Nasional,
pada tahun 2007 indikator PHBS di rumah tangga diubah menjadi :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI eksklusif
3) Menimbang balita setiap bulan
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik nyamuk
8) Mengonsumsi buah dan sayur setiap hari
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari dan
10) Tidak merokok di dalam rumah

2. Sasaran Pembinaan PHBS


Karena dimasing-masing tatanan dijumpai masyarakat (yaitu masyarakat
tatanan yg bersangkutan), makadi masing-masing tatanan juga terdapat
berbagai peran.
Dengan demikiaan dimasing-masing tatanan dapat dijumpai 3 kelompok
besar sasaran pembinaan PHBS yaitu :
a. Sararan Primer
Sasaran primer berupa sasaran langsung, yaitu individu anggota
masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat & masyarakat secara
keseluruhan ygdiharapkan untuk mempraktikkan PHBS.
b. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah mereka yg memiliki pengaruh terhadap
sasaran primer dalam pengambilan keputusannya untuk mempraktikkan
PHBS. Termasuk disini adalah para pemuka masyarakatatau tokoh
masyarakat yg umumnya menjadi panutan sasaran primer.
Terdapat berbagai jenis tokoh masyarakat seperti :
1) Tokoh atau pemuka adat
2) Tokoh atau pemuka agama
3) Tokoh politik
4) Tokoh pertanian
5) Tokoh Pendidikan
6) Tokoh bisnis
7) Tokoh pemuda
8) Tokoh remaja
9) Tokoh wanita
10) Tokoh kesehatan dan lain-lain

Pemuka atau tokoh adalah seseorang yg memilikikelebihan diantara


orang-orang lain dalam suatu kelompok atau dalam masyarakat ia akan
menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi masyarakat karena ia
merupakan figur yang menonjol. Di samping itu ia dapat mengubah sistem
nilai dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih dahulu
mengubah sistem nilai dan norma yg berlaku dalam kelompoknya
(Kemenkes, 2011).
c. Sasaran Tersier
Adalah mereka yg berada dalam posisi pengambilan keputusan formal,
sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa kebijakan/pengatura &
atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran
primer.
Mereka sering juga biasa disebut sebagaitokoh masyarakat formal,
yaitu orang yg memilikiposisi menentukan dalam struktur formal di
masyarakat (disebut juga penentu kebijakan).
Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk
mengubah sistem nilai dan norma masyarakat melalui pemberlakuan
kebijakan/pengaturan, disamping menyediakan sarana yang diperlukan.

3. Strategi Pembinaan PHBS


Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi
Promosi Kesehatan Pertama di Ottawa (Kanada), 3 strategipokok yg harus
dilaksanakan dalam promosi kesehatan adalah : (1). Advokasi, (2) Bina
nusantara, dan (3) pemberdayaan’
Ketiga strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk tindakan-tindakan (aksi-
aksi) sebagai berikut :
a. Mengembangkan kebijakkan yg berwawasankesehatan (Healthy Public
Policy), yaitu mengupayakan agar para penentu kebijakan di berbagai
sector di setiap tingkatan administrasi menetapkan kebijakan dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
b. Menciptakan lingkungan yg mendukung (Supportive Environment), yaitu
mengupayakan agar setiap sector dalam melaksanakan kegiatannya
mengarah kepada terwujudnya lingkungan sehat (fisik dan non fisik).
c. Memperkuat gerakan masyarakat (Community Action), yaitu memberikan
dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar lebih berdaya dalam
mengendalikan faktor-faktor yg mempengaruhi kesehatan.
d. Mengembangkan kemampuan individu (Personal Skill), mengupayakan
agar setiap individu masyarakat tahu, maudan mampu membuat keputusan
yg efektif dalam upaya memelihara, meningkatkan, serta mewujudkan
kesehatannya, melalui pemberian informasi, sertapendidikan dan pelatihan
yg memadai.
e. Menata kembali arah pelayanan kesehatan (Reorient Health Services),
yaitu mengubah pola piker serta sistem pelayanan kesehatan masyarakat
agar lebih mengutamakan aspek promotive (pencegahan) dan preventif
(pemeliharaan), tanpa mengesampingkan aspek kuratif (pengobatan) dan
rehabilitative (rehabilitasi/pemulihan).
Di Indonesia, strategi pokok tersebutkemudia di formulasikan kembali ke dalam
kalimat (Kemenkes, 2011) :
Gerakan, pemberdayaan (G). yang didukung Bina suasana (B) dan
Advokasi (A), serta dilandasi oleh, Kemitraan

APLIKASI PROM-KES DALAM ASUHAN KEPERAWATAN


PADA : INDIVIDU, KELUARGA & KELOMPOK

A. Praktik perilaku hidup bersih & sehat (PHBS)


1. Pengertian
a. Notoatmodjo, 2010. Perilaku dari pandangan biologismerupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yg bersangkutan dan
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulasi
(rangsangan dari luar).
b. Dachroni, 2013. Perilaku adalah merupakan perbuatan yg dapatdiamati
dan dilakukan berulang-ulang, yg disadari oleh pengetahuan & kemauan
serta didukung oleh adanya peluang dan arana yg diperlukan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia yg dapat diamati,
dipelajari dan terjadi karena adanya respon terhadap stimulus serta
dilakukan berulang-ulang yg didasari oleh pengetahuan dan kemauan serta
didukung oleh adanya peluang dan sarana yg diperlukan.
c. Hidup bersih adalah semua perilaku kesehatan yg dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan & berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
di masyarakat (Dochroni, 2013).
Hidup bersih dapat disimpulkan yaitu pola hidup yg selalu menjaga
kebersihan diri dan lingkungannya agar kehidupan menjadi nyaman tanpa
adanya suatu apapun.
d. Sehat salah satu aspek individu yg sejahtera yakni sehat. World Health
Organization (WHO), mendefinisikan sehat yakni suatu keadaan yg
sempurna baik fisik, mental, dan social dan yg sejahtera dan bukan hanya
ketiadaan penyakit dan lemah.
Sehat adalah suatu keadaan yg dibutuhkan oleh setiap manusia untuk
dapat menjalankan kegiatannya.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun social yg memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
social dan ekonomi (UU No. 36 Tahun 2009).
e. PHBS merupakan pendekatan dari Perilaku Hidup Bersih & Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yg
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat (Kemenkes, 2016).
f. Perilaku Hidup Bersih & Sehat terbagi atas berbagai tatanan, yaitu :
Tatanan Rumah Tangga, Instuti Pendidikan (Sekolah), Instusi Kesehatan,
Tempat Kerja maupun Tempat-tempat umum (Pusat Promosi Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
g. Perilaku hidup bersih & sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya
untuk menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui
individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur-jalur komunikasi
sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yg dapat
dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yg bersih dan sehat.
(Kemenkes, 2016).
h. PHBS adalah sebuah rekayasa social yg bertujuan menjadikan sebanyak
mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu
meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari dengan tujuan hidup bersih dan
sehat (Kemenkes, 2016).
i. Terdapat langkah-langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka
atau pimpinan masyarakat,pembinaan suasana dan juga pemberdayaan
masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah
kesehatan yg ada di sekitar, terutama pada tingkatan rumah tangga
sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat
(Kemenkes, 2016).

2. Tujuan PHBS
a. Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan
melalui proses penyadartahuan yg menjadi awal dari kontribusi individu-
individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yg bersih dan sehat
b. Manfaat PHBS yg paling utama adalah terciptanya masyarakat yg sadar
kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani
perilaku hidup yg menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan
(Kemenkes, 2016).
3. Beberapa tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yg merupakan bagian dari
tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini 5 tatanan PHBS yg
dapat menjadi simpul-simpul untuk memenuhi proses penyadartahuan tentang
perilaku hidup bersih sehat :
a. PHBS rumah tangga
b. PHBS sekolah
c. PHBS di tempat kerja
d. PHBS di sarana kesehatan
e. PHBS di tempat umum (Kemenkes, 2016)
4. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat
bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.selain itu, dengan
menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yg sehat dan
meningkatkan kualitas hidup :
a. Manfaat PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untukmau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yg bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar
mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.

b. Manfaat PHBS di Rumah Tangga


Menerapkan PHBS di rumah tangga tentuakan menciptakan keluarga
sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di
rumah tangga antara lain, setiap anggotakeluargamampu meningkatkan
kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit,rumah tangga sehat
mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat
PHBS rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat & anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi
gizi.
c. Manfaat PHBS di Tempat Kerja
PHBS di tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih & Sehat
dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yg sehat. Manfaat PHBS di
tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan
tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra
tempat kerja yg positif.
d. Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yg sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat
memanfaat pelayanan fasilitas kesehatan, dan mampu mengembangkan
kesehatan kesehatan yg bersumber dari masyarakat (Kemenkes, 2016).

5. Faktor Yang Mempengaruhi PHBS


Factor-faktor yg dapat mempengaruhi PHBS anak sekolah menurut
Adiwiyono, (2010) berasal dari :
a. Dukungan dari orang tua
b. Dukungan teman sekolah
c. Dukungan guru di sekolah
d. Sarana prasarana menjadipendukung dalam mewujudkan perilaku hidup
bersih sehat di sekolah seperti tempat pembuangan air yg bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat dan program olah ragayg tepat, ketersediaan
makan bergizi di warung sekolah, UKS, dan sebagainya.

Green dalam NOtoadmojo (2010) menjelaskan bahwa factor perilaku ditentukan


oleh tiga factor utama :
a. Factor Predisposisi terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive
domain dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut. Pengetahuan dan
sikap subyek terhadap PHBS diharapkan akan membentuk perilaku
(Psikomotorik) subyek terhadap PHBS. Factor-faktor yg mempermudah
atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga nilai-nilai tradisi.
b. Factor pendukung atau pemungkin hubungan antara konsep pengetahuan
tentang manfaat sesuatu hal yg akan menyebabkan orang mempunyai
sikap positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap positif ini akan
mempengaruhi untuk ikut dalam kegiatan ini. Niat ikut serta dalam
kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila mendapatkan dukungan social
dan tersedianya fasilitas kegiatan ini disebut perilaku.
Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yg menyebabkan
seseorang berperilaku ada tiga alas an diantaranya adalah : sumber daya
(Resouece) meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan pendapatan
keluarga.
c. Factor penguat factor yg mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu
tujuan yg terwujud dalam peran keluarga terutama orag tua, guru dan
petugas kesehatan untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta
kerjasama yg baik antara pihak rumah dan sekolah yg akan mendukung
anak dalam memperoleh pengalaman yg hendak dirancang, lingkungan yg
bersifat anak sebagai pusat yg akan mendorong proses belajar melalui
penjelajah dan penemuan untuk terjadinya suatu perilaku. Hak-hak orang
sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit sendiri maupun orang lain
(terutama keluarganya), yg selanjutnya disebut sebagai perilaku orang sakit
(Kemenkes, 2016).

6. Indokator PHBS Dalam Rumah Tangga


Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu suatu alat ukur atau suatu
petunjuk yg membatasi focus perhatian untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan rumah tangga.
Berikut ini adalah indicator PHBS dalam rumah tangga yaitu (Proverawati &
Rahmawati, 2016) :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi ASI eksklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
h. Makan buah dan sayur
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah

7. Tatanan PHBS dalam Rumah Tangga


Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang
bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan
mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki
peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari
tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang
sehat (Kemenkes, 2016).
Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan tumah tangga yang
dapat dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktik PHBS pada
tingkatan rumah tangga.
Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :
a. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, baik itu dokter, bidan
ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yg
bersih, steril & juga aman, langkah tersebut dapatmencegah infeksi &
bahaya lain yg beresiko bagi keselamatan ibu & bayi yg dilahitkan.
b. Pemberian ASI Eksklusif, kesadaran pentingnya ASI bagi anak usia 0-6
bulan menjadi bagian penting.
c. Menimbang bayi & balita secara berkala, pratek tersebut dapat
memudahkan pemantauan pertembuhan bayi berusia 1 bulan hingga 5
tahun. Poeyandi dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak &
menyediakan kelengkapan immunisasi. Pertimbangan secara teratur juga
dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
d. Cuci tangan dengan sabun & air bersih. Praktek ini merupakan langkah yg
berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pengetahuan penularan
berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dan kuman.
e. Menggunakan air bersih memberantas jentik nyamuk. Nyamuk merupakan
vector berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup mahluk tersebut
menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
f. Komsumsi buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
g. Melakukan aktivitas fisik setiap hari berupa kegiatan olahraga ataupun
aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan & keluarnya tenaga.
h. Tidak merokok di dalam rumah karena perokok aktif dapat menjadi sumber
berbagaipenyakit dan maslah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti
merokok atau tidak merokokdi dalam rumah dapat menghindarkan keluarga
dari berbagai masalah kesehatan (Kemenkes, 2016).

8. PHBS Di Sekolah
Sekolah adalah Lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan
segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut Kurikulum.
Sekolah adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara
formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau
pengajar kepada anak didiknya.
Sekolah memengang peran penting dalam Pendidikan karena pengaruhnya
besar sekali pada jiwa anak, maka disamping itu keluarga sebagai pusat
Pendidikan sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat Pendidikan untuk
membentuk pribadi anak (Notoatmodjo,2010).
PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. (Atikah & Eni, 2010).

9. Indikator PHBS Di Sekolah Dasar


a. Kesehatan lingkungan
b. Cuci tangan menggunakan air bersih
c. Menggunakan jamban sehat
d. Membuang sampah pada tempatnya
e. Warung sekolah / Kantin sehat
f. Gaya Hidup Sehat
g. Kebersihan kuku
h. Tidak merokok
i. Gigi bersih
j. Memakai sepatu
k. Menimbang BB & mengukur TB setiap 6 bulan
l. Upaya Kesehatan Masyarakat : dana sehat / JPK, gerakan PNS, dokter
kecil & peralatan P3K.

10. Manfaat PHBS Di Sekolah antara lain :


a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru,
dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit.
b. Meningkatnya semangat proes belajar mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar peserta didik.
c. Citra sekolah sebagai institusi Pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua (masyarakat).
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah dibidang Pendidikan
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi sekolah lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PHBS disekolah adalah :


a. Sekumpulan perilaku yang dipraktekan oleh warga sekolah
b. Dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
bermanfaat untuk mencegah timbulnya penyakit.
c. Meningkatkan taraf kesehatan
d. Menciptakan suasana yang bersih di lingkungan sekolah dan meningkatkan
semangat proses belajar mengajar.

11. Pentingnya Materi PHBS Di Setiap Tatanan


Selain PHBS dalam tatanan rumah tangga, masih terdapat tatanan lain
yang tidak kalah penting seperti PHBS di sekolah dan juga PHBS di tempat
kerja. Keseluruhan dari materi PHBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan individu dan masyarakat yang terlibat pada setiap tatanan.
Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang
berperilaku PHBS dapat mencegah sekolah menjadi titik penularan atau
sumber berbagai penyakit. Demikian pula dengan PHBS di tempat kerja dimana
keamanan & kesehatan menjadi sesuatu yang tidak kalah penting.
Perilaku Hidup Bersih & Sehat yang berasal dari implementasi materi PHBS
dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Menjalankan praktek indikator-indikator PHBS di berbagai tatanan dapat
menjadi sebuah gerakan untuk memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan
sehat dimanapun dan juga kapanpun.

B. Menyusun Perencanaan Promosi Kesehatan


1. Definisi
PPK sebagai suatu proses : Proses diagnosis penyebab masalah,
penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan. Oleh sebab itu dalam membuat perencanaan promosi
kesehatan harus terdiri dari masyarakat, professional kesehatan & promotor
kesehatan.
Kelompok ini harus bekerjasama dalam proses perencanaan promosi
kesehatan, sehingga di hasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya (Cost
Effective) danberkesinambungan.
Disamping itu, dengan melibatkan orang-orang yang terkait maka akan
menciptakan rasa memiliki, sehinggatimbul rasa tanggung jawab dan
komitment. Perencanaan sebagai bagian dari siklus administrasi. Yang terdiri
dari tiga fase, dimana ketiga fase tersebut akan mempengaruhi hasil. Fase
yang dimaksud yaitu : Perencanaan, Implementasi, Evaluasi.
a. Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara rinci
direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
b. Implementasi adalah suatu waktu dimana perencanaan dilaksanakan.
Kesalahan-kesalahan sewaktu membuat perencanaan akan terlihat selama
proses implementasi, demikian pula halnya dengan kekuatan & kelemahan
yang muncul selama periode implementasi merupakan refleksi dari proses
perencanaan.
c. Fase evluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil (Out
Come) dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah
perencanaan dan implementasi yang telah dilakukan dapat dilanjutkan.
Selain itu, evaluasi diperlukan untuk memantau efficacy dari promosi
kesehatan dan sebagai alat bantu untuk membuat perencanaan
selanjutnya.

2. Langkah-Langkah Dalam Menyusun Perencanaan Promosi Kesehatan


a. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
1) Diagnosis Masalah
Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang
dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan
yang dikenal sebagai kerangka PRECEDE (Predosposing, Reinforcing
and Enabling Causes in Educational diagnosis and Evaluating).
PRECEDE memberikan serial langkah yang menolong perencanaan
untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan Pendidikan sampai
pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Namun demikian pada tahun 1991 Green menyempurnakan
kerangka tersebut dari PRECEDE menjadi PROCEED (Policy,
Regultory, Organizational, Construt in Educational and Environmental,
Development).
PRECEDE – PROCEED harus dilakukan secara Bersama-sama
dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi. PRECEDE
digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah
dan tujuan program, sedang PROCEED digunakan untuk menetapkan
sasaran dan kriteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.

Adapun beberapa langkah-langkah PRECEDE _ PROCEED


diantaranya yaitu :
a) Fase 1
Diagnosis Sosial (Social Need Assessment), adalah proses
penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau
terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan
berbagai informasi yg didesain sebelumnya.
Untuk mengetahui masalah sosial digunakan indikator sosial
seperti yang tertera dalam gambar diatas. Penilaian dapat
dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistik yang ada,
maupun dengan melakukan pengumpulan data secara langsung
dari masyarakat, maka pengumpulan datanya dapat dilakukan
dengan cara :
 Wawancara dengan informasi kunci
 Forum yang ada dimasyarakat
 Fokus group discussion (FGD)
 Nominal group prosess
 Survey
b) Fase 2
Diagnosis Epidemiologi = Masalah kesehatan merupakan hal
yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Efek
yang ditimbulkannyadapat secara langsung maupun tidak
langsung. Pada fase ini harus diidentifikasi siapa atau kelompok
mana yg terkena masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi,
suku,dll), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan
tersebut (mortalitas, morbiditas, disability, tanda & gejala yg
ditimbulkan) dan bagaimana cara untuk menanggulangi masalah
kesehatan tersebut (Immunisasi, perawatan, pengobatan,
perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku).
Informasi ini sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas
masalah, yang biasanya didasarkan atas pertimbangan besarnya
masalah dan akibat yg ditimbulkannya serta kemungkinan untuk
diubah.
c) Fase 3
Diagnosis Perilaku & Lingkungan. Fase ini selain diidentifikasi
masalah perilaku yang mempengaruhi masalah kesehatan juga
sekaligus di identifikasi masalah lingkungan fisik dan sosial, yang
mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas
hidup seseorang atau masyarakat. Disini seorang perencana harus
dapat membedakan antara masalah perilaku yang dapat dikontrol
individu maupun melalui institusi.
Misalnya masalah malnutrisi yang disebabkan karena
ketidakmampuan untuk membeli bahan makanan maka intervensi
Pendidikan tidak akan bermanfaat, jadi promotor perlu melakukan
pendekatan perubahan sosial (behaviour change) untuk mengatasi
masalah lingkungan.
Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi
masalah kesehatan seseorang, digunakan indikator perilaku
seperti:
 Pemanfaatan pelayanan kesehatan (Utilization)
 Upaya pencegahan (Preventif action)
 Pola komsumsi makanan (Consumption pattem)
 Kepatuhan (Compliance)
 Upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (Self care).
Dimensi perilaku yang digunakan adalah :
 Earliness
 Quality
 Persistence
 Frequency
 Range
Indikator lingkungan yang digunakan meliputi :
 Keadaan social
 Ekonomi
 Fisik
 Pelayanan kesehatan dengan dimensi yg terdiri dari :
 Keterjangkauan
 Kemampuan
 Pemerataan
Langkah yang harus dilakukan dalam diagnosis perilaku dan
lingkungan adalah :
 Memastikan faktor perilaku dan non perilaku penyebab
timbulnya masalah kesehatan.
 Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan
tindakan keperawatan / pengobatan, sedangkan untuk faktor
lingkungan yang harus dilakukanadalah mengeleminasi faktor
non perilaku yg tidak dapat diubah, seperti faktor genetik
dandemografis.
 Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besar
pengaruh terhadap masalah kesehatan.
 Ukuran faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan
kemungkinan untuk diubah.
 Tetapkan perilaku dan lingkungan yg menjadi sasaran program.
Setelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin
dicapai program.
d) Fase 4
Diagnosis Pendidikan dan organisasional. Determinaan
perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau
masyarakat dapat dilihat dan faktor yaitu :
 Faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan
dan nilai atau norma yg diyakini seseorang.
 Faktor pemungkin (Enabeling factor), yaitu factor lingkungan yg
dapat memfasilitasi perilaku seseorang dan,
 Faktor penguat (Reinforcing factor) seperti perilaku orang lain
yang berpengaruh (tokoh masyarakat, guru, petugas
kesehatan, orang tua, pemegang keputusan) yang dapat
mendorong untuk berperilaku.
Pada fase ini setelah di identifikasi faktor Pendidikan dan
organisasional, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai berdasarkan faktor
predisposisi yang telah di identifikasi.
Selain itu berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang
telah di identifikasi ditetapkan tujuan organisasional yang akan
dicapai melalui upaya pengembangan organisasi dan sumber daya.
e) Fase 5
Diagnosis administrasi dan kebijakan. Pada fase ini dilakukan
analisis kebajikan, sumber daya dan peraturan yang berlaku yg
dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program
promosi kesehatan.
Kebijakan yang dimaksud adalah seperangkat peraturan yang
digunakan sebagai petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Sedangkan peraturan adalah penerapan kebijakan dan penguatan
hukum serta perundang-undangan dan organisasional adalah
kegiatan memimpim atau mengorganisasional adalah kegiatan
memimpin atau mengkordinasi sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program.
Sumber data juga menjadi salah satu sumber yang digunakan
dalam penyusunan perencanaan, data masyarakat yang
dibutuhkan oleh seseorang perencanaan promosi kesehatan dapat
berasal dari berbagai sumber seperti :
 Dokumen yang ada langsung dari masyarakat, dimana kita bisa
mendapatkan data mengenai status kesehatan masyarakat,
perilaku kesehatan dan determinen dari perilaku tersebut.
 Petugas kesehatan dilapangan
 Tokoh masyarakat

Cara Pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu :


 Key Informant Approach ; Informasi yang diperoleh dari
informan kunci melalui wawancara mendalam / Focus Group
Discussion (FGD), sangat menolong untuk memahami masalah
yang ada.
 Community Forum Approach : melalui forum diskusi, disini
health promotor Bersama-sama masyarakat mendiskusikan
masalah yang ada.
 Sample Survey Approach ; cara ini paling valid dan akurat,
karena estimasi kesalahan bisa diseleksi, namun cara ini cara
yang paling mahal, metode yang diterapkan wawancara dan
observasi.

2) Menetapkan Prioritas Masalah


Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam menetapkan prioritas
masalah diantaranya adalah :
a) Menentukan status kesehatan masyarakat
b) Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
c) Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan
kesehatan di masyarakat.
d) Menentukan determinant masalah kesehatan (meliputi tingkat
Pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan /
perilaku dan kepercayaan yang dianut).
Dalam menentukan prioritas masalah kita harus mempertimbangkan
beberapa faktor seperti :
a) Beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkannya
b) Pertimbangan politis
c) Sumberdaya yang ada dimasyarakat

b. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan


1) Menentukan Tujuan
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk
mencapai 3 hal :
a) Peningkatan pengetahuan dan atau sikap mesayarakat
b) Peningkatan perilaku masyarakat, yang ada akhirnya akan
mempengaruhi terhadap
c) Peningkatan status kesehatan masyarakat
Tujuan promosi kesehatan dibuat dengan syarat :
a) Specific/fokus
b) Measurable/dapat diukur
c) Appropriate/tepat
d) Reasonable / masuk akal /layak
e) Time bound

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3


tingkatan yaitu :
a) Tujuan program (Program Objective)
Merupakan pernyataan tentang apa yang berhubungan dengan
status kesehatan. Bila ditinjau dari kerangkan PRECEDE-
PROCEED tujuan program merupakan refleksi dari fase social dan
epidemiologi, tujuan program sering disebut tujuan jangka Panjang.
Contoh : Mortalitas akibat komplikasi persalinan menurun 50%
setelah promosi kesehatan berjalan 5 tahun.
b) Tujuan Pendidikan (Educational Objective).
Merupakan diskripsi perilaku yang akan dicapai dapat
mengatasi masalah kesehatan yg ada. Oleh sebab itu tujuan
Pendidikan disebut pula tujuan jangka menengah.
Contoh : Cakupan ANC meningkat 75% setelah promosi
kesehatan berjalan 3 tahun.
c) Tujuan perilaku (Behavioral Objective)
Merupakan pembelajaran yg harus dicapai agar tercapai
perilaku yg diinginkan. Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan
dengan pengetahuan dan sikap dan disebut sebagai tujuan jangka
pendek.
Contoh : pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda
komplikasi kehamilan dan persalinan meningkat 60% setelah
promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
Formulasi membuat tujuan dalam promosi kesehatan
menggunakan:
A. Audience
B. Behaviour
C. Conditionig
D. Degree
2) Menentukan sasaran Promosi Kesehatan
Sasaran dalam promosi kesehatan adalah individu, kelompok
maupun keduanya.
3) Menentukan Isi Promosi Kesehatan
Isi promosi kesehatan harus dibuat sederhana mungkin sehingga
mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat dengan
menggunakan gambar dan Bahasa setempat sehingga sasaran merasa
bahwa pesan tersebut memang benar-benar ditujukan untuknya yang
sebagai akibatnya sasaran mau melakukan isipesan tersebut.
4) Menentukan Metode
Promosi/Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana
proses Pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi,
yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang
mempengaruhi suatu proses Pendidikan disamping faktor masukannya
sendiri juga faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau
petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu/media untuk
menyampaikan pesan.
Factor-faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Hal ini
berarti bahwa untuk masukan (sasaran Pendidikan) tertentu harus
menggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan
dengan sasaran, demikian alat bantu dan metode disesuaikan.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau
Pendidikan individual, kelompok dan masa (publik).
a) Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang
yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi.
 Bimbingan dan penyuluhan (Guindence and Counceling).
Kontak antara klien dan petugas kesehatan lebih intensif.
Setiap masalah klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akanmenerima perilaku
tersebut (mengubah perilaku).
 Interview (Wawancara)
Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan,
wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yg sudah
ada atau yg akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat.
b) Metode Promosi Kesehatan
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat Pendidikan formal dari sasaran.
 Kelombok Besar
Apabila peserta penyuluhan itu lebih besar dari 15 orang.
Metode yg baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah
dan seminar.
 Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan metode ceramah yaitu :
 Persiapan
Ceramah yg berhasil apabila penceramah itu
sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan, mempelajari materi dengan sistematika
yg baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram
atau skema. Mempersiapkan alat-alat bantu
pengajaran, misalnya makalah singkat, slide,
transparan. Sound sistem, dan sebagainya.
 Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah
apabila penceramah dapat menguasai sasaran (dalam
arti psikologis).
Penceramah juga harus dapat melakukan Sikap
dan penampilan yg meyakinkan, tidak boleh bersikap
ragu-ragu dan gelidah, suara hendaknya cukup keras
dan jelas, pandangan harus tertuju ke seluruh peserta
ceramah, berdiri di depan (dipertengahan), seyogyanya
tidak duduk, menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA)
semaksimal mungkin.
 Seminar
Metoda ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar
dengan Pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah
suatu penyajian (Presentasi) dari seorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yg dianggap
penting dan dianggap hangat di mayarakat.
 Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang bisanya
kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yg cocok untuk
kelompok kelompok kecil ini antara lain :
 Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok
dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi
duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga duduk
para peserta dapat berhadap-hadapan dan saling
memandang satu sama lain, misalnya : bentuk tempat
duduk lingkaran, segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga
tidak menimbulkan kesan ada yg lebih tinggi. Untuk
memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yg dapat berupa pertanyaan-
pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang
dibahas.
 Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi
kelompok, bedanya padapermulaan pemimpin kelompok
memancingdengan satu masalahdankemudian setiap
pesertamemberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung
dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota
mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
 Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang
2 orang) dankemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau
masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan
masalah tersebut, danmencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yg sudah beranggotakan 4
orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi
seluruh anggota kelompok.
 Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group).
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil (Buzz group) yg kemudian diberi suatu permasalahan
yg sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari
tiap kelompok di diskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
 Role Play (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk
sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan
peranan,misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai
pasien, perawat, mereka memperagakan sesuai perannya.
 Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play
dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan
disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti
bermain monopli, dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai mana sumber.
 Metode Promosi Kesehatan Massa
Metode Pendidikan atau promosi kesehatan secara massa
dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yg
ditujukan kepada masyarakat yg sifatnya masa atau public.
Dengan demikian, cara yg paling tepat adalah pendekatan
masa. Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam
arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status social ekonomi, tingkat Pendidikan, dan
sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yg disampaikan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap
oleh masa.

Beberapa contoh metode promosi kesehata secara masa,


antara lain :
 Ceramah Umum (Publik Speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada HKN Menteri
Kesehatan atau Pejabat menyampaikan pesan-pesan
kesehatan.
 Pidato-pidato / Diskusi tentang kesehatan melalui media
elektronika, baik TV maupun radio, pada hakikatnya
merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
 Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah
kesehatan adalah juga merupakan pendekatan Pendidikan
kesehatan massa.
 Tulisan-tulisan dimajalah atau koran, baik dalam bentuk
artikel maupun tanya jawab atau konsultasi tentang
kesehatan dan penyakit adalah merupakan bentuk
pendekatan promosi kesehatan massa.
 Bill Board, yang di pasang dipinggir jalan, spanduk, poster
dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan
massa.
 Menentukan Media Massa
Promosi Kesehatan adalah sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yg ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika (TV,
Radio, Komputer, & sebagainya) dan media luar ruang,
sehingga asaran dapat meningkat pengetahuannya yg akhirnya
diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap
kesehatan.
 Tujuan media Promosi Kesehatan
 Media dapat mempermudah penyampaian informasi
 Media dapat menghindari kesehatan persepsi
 Dapat memperjelas informasi
 Media dapat mempermudah pengertian
 Mengurangi komunikasi yg verbalistic
 Dapat menampilkan objek yg tidak bisa ditangkap
dengan mata.
 Memperlancar komunikasi dll.
 Penggolongan Media Promosi Ksehatan
 Berdasarkan bentuk umum penggunaan media promosi
dalam rangka promosi kesehatan, dibedakan :
 Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan.
Folder, leaflet, majalah, bulletin, dan sebagainya.
 Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri,
flipchart, transparan, slide, film, dan seterusnya.
 Berdasarkan Cara Produksi. Media promosi kesehatan
dikelompokkan menjadi :
 Media cetak, yaitu suatu media statis dan
mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak
pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah
kata, gambar atau foto dalam tata warna. Adapun
macam-macamnya adalah : poster, brosur,
majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan
pamlet.
Fungsi utama media cetak ini adalah memberi
informasi dan menghibur.
Kelemahan : media ini tidak dapat menstimulir
efek suara dan efek gerak, mudah terlipat.
Kelenbihannya : tahan lama, mencakup banyak
orang, biaya tidak tinggi, dapat dibawa kemana-
mana, dapat mengungkit rasa keindahan,
mempermudah pemahaman, meningkatkan
gairah belajar.

c) Menyusun Rencana Evaluasi


Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya
sukses dalam mencapai tujuan yg sudah ditetapkan sebelumnya.
(APHA).
Evaluasi sebagai suatu proses yg memungkinkan admistrator
mengetahui hasil programnya dan berdasarkan itu mengadakan
penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif,
(Klineberg).
Berdasarkan definisi diatas,proses ini mencakuplangkah-
langkah :
 Memformulasikan tujuan
 Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukses
 Menentukan danmenjelaskan besarnya sukses
 Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya
Adapunbeberapa maksud (tujuan) penilaian dilakukan yaitu :
 Untuk membantu perencanaan dimasa dating
 Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
 Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam
pelaksanaan program.
 Untuk membantu menentukan strategi program 5 untuk
motivasi
 Untuk mendapatkan dukungan sponsor
Penilaian dilakukan oleh :
 Pihak dalam (pelaksana program), melalui :
 Pencatatan & pelaporan
 Supervise
 Wawancara
 observasi
 Pihak luar program
 Laoran pihak lain
 Angket
 Waktu melakukan penilaian
 Penilaian rutin = penilaian yg berkesinambungan, teratur
dan bersamadengan pelaksanaan program
 Penilaian berkala = penilaian yg periodikpada setiapakhir
suatu bagian program misalnya ; pada setiap 3 bulan, 6
bulan, 1 tahun, dst.
 Penilaian akhir = penilaian yg dilakukan pada akhir program
atau beberapa waktu setelah akhir program selesai.
 Penilaian dilakukan pada :
 Input meliputi masukan, bahan, teknologi, sarana,
manajemen.
 Proses pelaksanaan program promkes
 Autput hasil dari program pemahaman/pengetahuan,
peningkatan sikap dan keterampilan.
 Outcome / dampak = dampak dari program seperti
peningkatan PHBS.
 Impact peningkatan status kesehatan
 Langkah-langkah penilaian
 Menentukan tujuan penilaian
 Menentukan bagian mana yang dinilai
 Menetapkan standar dan indicator
 Menentukan cara penilaian
 Melakukan pengukuran
 Membandingkan hasil dengan standar
 Menetapkan kesimpulan
 Evaluasi Pendidikan Kesehatan
 Tujuan Evaluasi = untuk mengetahui apakah tujuan
Pendidikan kesehatan tercapai atau tidak.
Tujuan Pendidikan kesehatan meliputi :
 Aspek knowledge / pengetahuan
 Aspek attitude / sikap
 Aspek psikomotorik / keterampilan / praktik
 Waktu Evaluasi
 Selama Pendidikan kesehatan berlangsung
 Setelah Pendidikan kesehatan selesai
 Metode Evaluasi Tergantung kepada tujuan Pendidikan kes
 Pengetahuan ; tes tulis atau lisan
 Sikap : skala sikap
 Psikomotor : praktik
 Dimensi Evaluasi
 Input /masukan = kemampuan peserta, bahan / isis /
materi, metode, media, kemampuaan penyulluh.
 Proses pelaksanaan Pendidikan kesehatan
 Output : hasil dari Pendidikan kesehatan pemahaman /
pengetahuan, peningkatan sikap dan keterampilan.
 Outcome = dampak
 Dampak dari Pendidikan kesehatan peningkatan PHBS
 Hasil / kesimpulan bergantung pada tujuan Pendidikan
kesehatan, dikategorikan berhasil apabia peserta
Pendidikan kesehatan, sikapnya baik (menerima /
setuju), melaksanakan kegiatan sesuai pesan
Pendidikan kesehatan.
 Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Merupakan penjabaran dari waktu, tempat dan
pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam bentuk gan chart

C. Membuat Media Promosi Kesehatan


1. Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa
atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi.
2. Kegunaan
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan
papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat
peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal.
Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
b. Ide atau gagasan yg dikandung di dalamnya harus dapat diterima oleh
sasaran.
Alat peraga yg digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan :
a. Dapat menghindari salah pengertian / pemahaman atau salah tafsir. Dengan
contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah
tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapatlebih mudah ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian
e. Dapat memberi dorongan yg kuat untuk melakukan apa yg dianjurkan.
3. Jenis-jenis Media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
a. Benda asli yaitu benda yg sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yg paling baik karena mudah serta cepat dikenal,
mempunyai bentuk serta ukuran yg tepat. Tetapi alat peraga ini
kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu
mengajar.
Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain :
1) Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb
2) Specimen, yaitu benda sesungguhnya yg telah diawetkan seperti cacing
dalam botol, pengawet dll.
3) Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti
oralit, dll.
b. Bentuk Tiruan
Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam
promosi kesehatan. Hal ini karena menggunakan benda asli tidak
memungkinkan, misal ukuran dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik, dll.
c. Gambar / Media Grafis
Seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll. Poster adalah
sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit
kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan
dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter.
Poster biasanya ditempaatkan pada suatu tempat yg mudah dilihat dan
banyak dilalui orang misalnya : di dinding balai desa, pinggir jalan, papan
pengumuman, dll. Gambar dalam atau photo.
Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan
pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan
hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja.
Poster yg baik adalah poster yg mempunyai daya tinggi lama dalam
ingatan orang yg melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
d. Leaflet
Adalah selebaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada
beberapa yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu
masalah, misalnya deskripsi pengelolaan air di tingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare dan pencegahannya, dll.
Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan
dilakukan seperti: FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dll. Dan
leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo
copy.
e. Photo = Sebagai bahan untuk alat peraga,photo digunakan dalam bentuk:
1) Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan,
menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dll. Dikumpulkan dalam sebuah
album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai
dengan topik yg sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi
kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya
menjadi di jamban CLTS sampai mendapat pengakuan resmi Bupati.

2) Dokumentasi Lepasan ;
Yaitu photo-photo yg berdirisendiri dan tidakdisimpan dalam bentuk
album. Menggambarkan satu pokokpersoalanatau titik perhatian. Photo
ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll.
3) Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau
group. Slide ini sangat efektif untuk membehas suatu topik tertentu, dan
peserta dapat mencermati setiapmateri dengan cara saksama, karena
slide sifatnya dapat diulang-ulang.
4) Film
Film lebis kearahsasaran secara masal,sifatnya menghibur namun
bernuansa edukatif.

D. Melakukan Promosi Kesehatan Kepada :


a. Individu
1) Promosi kesehatan sasaran individumerupakan metode bersifat individual,
ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yg
telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atauinovasi
(Diah,2017)
2) Dalam promosi kesehatan, metode yg bersifat individual ini duntuk
membina perilaku baru atau membina seseorang yg telah tertarik untuk
mengubah perilakunya. Misalnya seorang bapak yg merokok, tertarik
berhenti merokok setelah mendengarkan penyuluhan kesehatan mengenai
bahaya merokok. (Modealan,2017).
3) Notoatmojo (2007), dalam promosi kesehatan, metode yg bersifat individual
ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yg
telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Misalnya, seorang ibu yg baru saja menjadi aseptor atau seorang ibu hamil
yg sedang tertarik terhadap immunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru
saja memperoleh mendengarkan penyuluhan kesehatan.
Bentuk pendekatan ini, antara lain :
a) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)
Dengan cara ini, kontak antara klien dan petugas lebih intensif.
Setiap masalah yg dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaikannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
b) Wawancara (Interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempenfaruhi apakah perilaku
yg sudah atau yg akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yg kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yg lebih
mendalam lagi.

b. Keluarga.
1) Definisi
Penerapan promosi kesehatan pada tatanan keluarga atau rumah
tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan
memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berperilaku
PHBS. Tujuannya untuk memberdayakan setiap keluarga atau anggota
rumah tanggaagar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yg sehat, mencegah dan
menanggulangimasalah-masalah kesehatan yg dihadapi, memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan yg ada, serta berperanaktif mewujudkan
kesehatan masyarakatnya & mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat. Hasil penyulusan adanya peningkatan pengetahuan
warga masyarakat tentang PHBS tatanan rumah tangga yaitu dari 40%
warga yg memahami sebelum penyuluhan menjadi 90% warga
memahaminya. Berdasarkan kondisi tersebut perlu adanya strategi khusus
untuk meningkatkan kesadaran perilaku warga dalam melaksanakan PHBS
tatanan rumah tangga yg diawali dari keluarga.

2) Jenis-jenis Kesehatan Promosikesehatan keluarga


Beberapa jenis kegiatan yg dapat dilakukan dalam promosi kesehatan
di keluarga adalah :
a) Penyuluhan kelompok terbatas
b) Penyuluhan kelompok besar (massa)
c) Penyuluhan perorangan (penyuluhan antara teman atau per group
education).
d) Pemutaran film / video
e) Penyuluhan dengan metode demonstrasi
f) Pemasangan poster
g) Pembagian leaflet
h) Kunjungan / wisata kerja ke daerah lain
i) Kunjungan rumah
j) Pagelaran kesenian
k) Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa
l) Kegiatan pemeliharaan & membersihkan tempat-tempat umum

3) Peran Perawat Dalam Promosi Kesehatan Pada keluarga


Dalam promosi kesehatan ada beberapa peran penting perawat, yaitu :
a) Sebagaimodal dalam perilaku hidup bersih dan sehat
b) Memfasilitasi keterlibatan anggota keluarga dalam pengkajian,
pelaksanakan, dan pengevaluasian tujuan kesehatan.
c) Mengajarkan setiap keluarga dalam strategi keperawatan diri untuk
meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan nutrisi, manajemen stress,
dan memperbaiki hubungan dengan anggota keluarga lainnya.
d) Membimbing keluarga mengembangkan pemecahan masalah
kesehatan.
e) Memperkuat keluarga dalam berperilaku pada promosi kesehatan.
f) Membantu keluarga dalam meningkatkan level kesehatan

c. Penerapan Praktek Promosi Kesehatan Pada Kelompok


Penerapan pomosi kesehatan pada pasien kelompok menurut Modealan
(2017). Metode ini bisa digunakan bagi kelompok dengan anggota ygmemiliki
kesamaan latar belakang baik dari segi umur, Pendidikan, profesi dan
sebagainya, misalnya antara sesama ibu usila. Metode ini bertujuan agar
anggota kelompok sebagai sasaran dapat mengenal jauh arti dan manfaat
pesan kesehatan yg diinformasikan.
Contoh dari metode ini adalah:
1) Diskusi kelompok terarah
2) Curah pendapat
3) Bola salju
4) Kelompok-kelompokkecil
5) Bermain peran dan
6) Simulasi penerapannya dapat berupa pemberian sebuah masalah/khusus
(diskusi) atau pemberian materi (informasi) contohnya adalah :
 Masalah seberapa penting tingkat Pendidikan orang tua bagi anak &
pemberian materi bagaimana cara menghindarkan diri dari penyakit
diabetes.
Menurut Notoatmojo (2007) dalam memilih metode promosi, kelompok
harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat Pendidikan formal
dari sasaran. Untuk kelompok yg besar, metodenya akan lain dengan
kelompok kecil Efiktivitasnya suatu metode akan tergantung pula besarnya
sasaran Pendidikan.
Metode promosi kesehatan kelompok dapat dibagi menjadi :
1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yg baik untuk kelompok besar
ini antara lain : Ceramah dan Seminar
a) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yg berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah antara lain :
 Ceramah yg berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
materi apa yg akan di ceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri.
 Mempelajari meteri dengan sistematika yg baik. Lebih baik lagi
kalua disusun dengan diagram atau skema.
 Mempersiapakan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah
singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.

Pelaksanan :
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat
menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Sikap dan penampilan yg meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-
ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
 Berdiri di depan(di pertengahan), seyogyanya tidak duduk
 Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin

b) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
Pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(Presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yg dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yg cocok untuk kelompok kecil ini al :
a) Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau
saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yg lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus
merasa dalam taraf yg sama sehingga tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yg dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau
kasus sehubungan dengan topik yg dibahas. Agar terjadi diskusi yg
hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur
sedemikianrupa sehingga semua orang dapat kesempatan, berbicara,
sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
b) Curah Pendapat (Brain Strorming)
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan
ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.
c) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang)
dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah
lebih kurang 5 menit maka tiap 2 orang pasang bergabung menjadi
satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yg sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
d) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok2 kecil (buzz group)
yg kemudian diberi suatu permasalahan yg sama atau tidak sama
dengan kelompok lain.
Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.s
e) Memainkan Peranan (role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memaikan peranan, misalnya sebagai
dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,
sedangkan anggota yg lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

3) Penerapan Praktek Promosi Kesehatan Pada Kelompok


a) Menurut Modealan (2017), metode promosi kesehatan masyarakat
adalah metode yg dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan kepada masyarakat luas yg bersifat massa.
b) Tujuannya menggugah kepedulian masyarakat terhadap suatu inovasi
baru dalam kesehatan.
c) Manfaatnya adalah dapat menyampaikan informasi secara cepat dan
dapat menjangkau banyak orang, sehingga diharapkan terjadinya
perubahan perilaku.
d) Beberapa contoh dari metode promosi kesehatan masyarakat adalah :
 Ceramah umum
 Pidato-pidato
 Diskusi
 Tulisan di majalah
 Website atau koran
 Billboard
 Spanduk poster
 Menitipkan pesan pada khutbah dll.
e) Menurut Notoatmojo (2007) metode Pendidikan atau promosi
kesehatan secara masyarakat dipakai untuk mengkomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yg ditujukan kepada masyarakat yg
sifatnyamassa atau public
Dengan demikian cara yg paling tepat ialah pendekatan massa.
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur,jenis kelamin, pekerjaan, statur social
ekonomi, tinggkat Pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan
kesehatan yg akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh masyarakat tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness
atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu
diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yg wajar. Pada umumnya
bentuk pendekatan massa ini tidak langsung. Biasanya dengan
menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan masyarakat ini al:
 Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan
Nasional. Menteri Kesehatan atau Pejabat kesehatan lainnya
berpidato di hadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk
pendekatan masyarakat.
 Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronim,
baik TV, maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk
promosi kesehatan masyarakat.
 Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan
adalah juga merupakan pendekatan Pendidikan kesehatan
masyarakat.
 Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan promosi
kesehatan masyarakat.
 Bill Board, yg dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan
masyarakat. Contoh : billboard Ayo Ke Posyandu.

Anda mungkin juga menyukai