A. Konsep Monitoring
1. Monitoring merupakan upaya supervise dan review kegiatan yang dilaksanakan
secara sistimatis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan
program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring sering kali
disebut juga evaluasi proses.
2. Tujuan Monitoring
a. Bagaimana strategi yang tidak berfungsi
b. Mekanisme program mana yang tidak sesuai
c. Apakah program sudah berjalan sesuai rencana
d. Apakah ada masalah diperlukan dalam pelaksanaan program
3. Tahatahap Monitoring
a. Logistic yang diperlukan dalam pelaksanaan program
b. Hasil
c. Perilaku yang diharapkan
d. Perbaikan kesehatan
4. Manfaat Monitoring
a. Manajemen = monitoring akan memberikan informasi tentang proses dan
cakupan program kepada pimpinan program serta memberikan umpan balik
pelaksanaan program.
b. Evaluasi = monitoring yang tepat dan baik dapat menapsirkan hasil akhir
program secara akurat.
c. Citra = monitoring yang dilakukan dengan baik memberikan kesan bahwa
pemimpin program sangat peduli terhadap sumber dana dan daya yang
diperlukan.
5. Apa yang Dipantau/Kegiatan Monitoring
a. Input meliputi= materi, distribusi,media,jangkauan target, kegiatan program,
sumber daya.
b. Output = dilihat dari hasil antara lain :
1) Apakah sasaran menerima pesan/materi
2) Apakah sasaran memanfaatkan bahan
3) Apakah sasaran merasakan manfaat bahan
4) Outcome yg dilihatdari hasil intervensi berupa perilaku
6. Bagaimana Cara Monitoring
a. Kunjungan rumah dan diskusi dengan anggotarumah tangga
b. Wawancara mendalam
c. Fokus group diskusi
d. Observasi
e. Artikel
f. Angket
7. Siapa yang Dimonitoring
a. Penanggung jawab =pimpinan program
b. Pelaksana :
1) Staf provider/pelaksanaprogram
2) Relawan yang terlatih
3) Instansi terkait
8. Kapan Monitoring Dilakukan
a. Selama perjalanan program
b. Setiap tahap kegiatan
c. Setiap bulan atau setiap 3 bulan
C. Formative Evaluasi
Evaluasi formative adalah proses yg dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektifitas dan efisiensi dari Pendidikan kesehatan yg sudah dilaksanakan
(Luis & Moncayo, n.d).
Evaluasi format (proses) adalah aktivitas dariproses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan
segera setelah perencanaan keperawatan, diimplementasikan untuk membantu
menilai aktivitas intervensitersebut.
Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuanyg telah
ditentukan tercapai. Metode pengumulan data dalam evaluasi proses terdiri atas
Analisa rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi
klien, danmenggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatanperawatan. Contoh =
membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa
merasa pusing (Angeline, 2021).
D. Proses Evaluasi
Menurut (Kurniati, 2016), proses evaluasi sebagaiberikut :
1. Menentukan apa yg akan dievaluasi.ini karena apa sajadapat dievaluasi.
Apakah itu rencananya, sumberdaya, proses pelaksanaan, keluaran, efekatau
bahkandampak suatu kegiatan, serta pengaruh terhadap lingkungan yg luas.
2. Mengembangkan kerangka dan batasan. Di tahap ini dilakukan asumsi-asumsi
mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup evaluasi serta
batasan-batasan yg dipakai agar obyektif dan focus. Merancang desain
(metode) karena biasanya evaluasi terfokus pada satuatau beberapa aspek,
maka dilakukan perancangan desain, yg sebenarnya mengikuti rancangan
desain riset walaupun tidak harus kaku menentukan apa yg akan dievaluasi,
mengembangkan kerangka dan Batasan merancangdesain (metode)
melakukan pengamatan, pengukuran & analisis. Menyusun rencana dan
instrument membuat kesimpulan dan palporan seperti riset umumnya
dalampenerapannya. Rancanganriset ini sangat bervariasi mulai dari yg amat
sederhana sampai dengan yg sangat rumit bergantung pada tujuan &
kepentinganevaluasi itu sendiri.
3. Menyusun instrument dan rencana pelaksanaan. Selanjutnya ialah
mengembangkan instrument pengamatan atau pengukuran serta rencana
analisis dan membuat rencana pelaksanaan evaluasi.
4. Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis. Selanjutnya ialah melakukan
pengumpulan data hasil pengamatan, melakukan pengukuran serta mengolaj
informasi dan mengkajinya sesuai tujuan evaluasi.
5. Membuat kesimpulan & pelaporan. Informasi yg dihasilkan dari proses evaluasi
ini disajikan dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan atau permintaan.
Lain pihak menginginkan bentuk penyajian atau pelaporan yg berbeda.
E. Imparct Evaluasi
Evaluasi dampak (Imparct evaluation), yaitu evaluasi yg juga dilakukan selama
program sedang berlangsung dan bertujuan untuk menilai perubahan pengetahuan,
sikap maupun praktek atau menilai perubahan pengetahuan,sikapmaupun praktek
atau keterampilan sasaran program. Jenis evaluasi ini lebih mahal, lebih sulitdan
lebih jarang dilakukan dibidang evaluasi proses (Situngkir, 2020)
2. Tujuan PHBS
a. Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan
melalui proses penyadartahuan yg menjadi awal dari kontribusi individu-
individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yg bersih dan sehat
b. Manfaat PHBS yg paling utama adalah terciptanya masyarakat yg sadar
kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani
perilaku hidup yg menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan
(Kemenkes, 2016).
3. Beberapa tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yg merupakan bagian dari
tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini 5 tatanan PHBS yg
dapat menjadi simpul-simpul untuk memenuhi proses penyadartahuan tentang
perilaku hidup bersih sehat :
a. PHBS rumah tangga
b. PHBS sekolah
c. PHBS di tempat kerja
d. PHBS di sarana kesehatan
e. PHBS di tempat umum (Kemenkes, 2016)
4. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat
bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.selain itu, dengan
menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yg sehat dan
meningkatkan kualitas hidup :
a. Manfaat PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untukmau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yg bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar
mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.
8. PHBS Di Sekolah
Sekolah adalah Lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan
segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut Kurikulum.
Sekolah adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara
formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau
pengajar kepada anak didiknya.
Sekolah memengang peran penting dalam Pendidikan karena pengaruhnya
besar sekali pada jiwa anak, maka disamping itu keluarga sebagai pusat
Pendidikan sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat Pendidikan untuk
membentuk pribadi anak (Notoatmodjo,2010).
PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. (Atikah & Eni, 2010).
2) Dokumentasi Lepasan ;
Yaitu photo-photo yg berdirisendiri dan tidakdisimpan dalam bentuk
album. Menggambarkan satu pokokpersoalanatau titik perhatian. Photo
ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll.
3) Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau
group. Slide ini sangat efektif untuk membehas suatu topik tertentu, dan
peserta dapat mencermati setiapmateri dengan cara saksama, karena
slide sifatnya dapat diulang-ulang.
4) Film
Film lebis kearahsasaran secara masal,sifatnya menghibur namun
bernuansa edukatif.
b. Keluarga.
1) Definisi
Penerapan promosi kesehatan pada tatanan keluarga atau rumah
tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan
memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berperilaku
PHBS. Tujuannya untuk memberdayakan setiap keluarga atau anggota
rumah tanggaagar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yg sehat, mencegah dan
menanggulangimasalah-masalah kesehatan yg dihadapi, memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan yg ada, serta berperanaktif mewujudkan
kesehatan masyarakatnya & mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat. Hasil penyulusan adanya peningkatan pengetahuan
warga masyarakat tentang PHBS tatanan rumah tangga yaitu dari 40%
warga yg memahami sebelum penyuluhan menjadi 90% warga
memahaminya. Berdasarkan kondisi tersebut perlu adanya strategi khusus
untuk meningkatkan kesadaran perilaku warga dalam melaksanakan PHBS
tatanan rumah tangga yg diawali dari keluarga.
Pelaksanan :
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat
menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut :
Sikap dan penampilan yg meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-
ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
Berdiri di depan(di pertengahan), seyogyanya tidak duduk
Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin
b) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
Pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(Presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yg dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yg cocok untuk kelompok kecil ini al :
a) Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau
saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yg lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus
merasa dalam taraf yg sama sehingga tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yg dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau
kasus sehubungan dengan topik yg dibahas. Agar terjadi diskusi yg
hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur
sedemikianrupa sehingga semua orang dapat kesempatan, berbicara,
sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
b) Curah Pendapat (Brain Strorming)
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan
ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.
c) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang)
dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah
lebih kurang 5 menit maka tiap 2 orang pasang bergabung menjadi
satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yg sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
d) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok2 kecil (buzz group)
yg kemudian diberi suatu permasalahan yg sama atau tidak sama
dengan kelompok lain.
Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.s
e) Memainkan Peranan (role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memaikan peranan, misalnya sebagai
dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,
sedangkan anggota yg lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.