Anda di halaman 1dari 8

BAB II

MONITORING DAN EVALUASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

Menurut Piagam Ottawa, Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan status
kesehatan mereka (Health Promotion is the process of enabling people to increase control,
and to improve, their health). Untuk Mencapai status kesehatan paripurna baik, fisik, mental
dan kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap
aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan dan mengubah atau mengantisipasi lingkungan.
Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan
merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber sosial dan personal,
sebagaimana halnya kapasitas fisik. Oleh karena itu, promosi kesehatan bukan saja tanggung
jawab sektor kesehatan tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang mempengaruhi gaya hidup
sehat dan kesejahteraan sosial, serta diperlukan adanya monitoring dan evaluasi setiap
kegiatan yang berlangsung supaya dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini
terhadap masalah atau kendala yang dihadapi. Untuk itu, pada Perkuliahan kali ini akan
membahas tentang Monitoring dan Evaluasi di dalam Promosi Kesehatan.

2.1 Monitoring
Monitoring merupakan upaya supervisi dan reviewe kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah
sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring seringkali disebut juga evaluasi proses.
1. Tujuan Monitoring
Seawal mungkin bisa menemukan dan memperbaiki masalah dalam
pelaksanaan program, misalnya:
a. Bagiamana strategi yang tidak berfungsi
b. Mekanisme program mana yang tidak sesuai
c. Apakah program sudah berjalan sesuai rencana
d. Apakah ada masalah baru dalam pelaksanaannya

2. Tahap-tahap monitoring
a. Logistik yang diperlukan dalam pelaksanaan program
b. Hasil antara
c. Perilaku yang diharapkan
d. Perbaikan Kesehatan
3. Manfaat Monitoring
a. Manajemen
Monitoring akan memberikan informasi tentang proses dan cakupan program
kepada pimpinan program serta memberikan umpan balik pelaksanaan program.
b. Evaluasi
Monitoring yang tepat dan baik dapat mentafsirkan hasil akhir program secara
akurat
c. Citra
Monitoring yang dilakukan dengan baik memberikan kesan bahwa pemimpin
program sangat peduli terhadap sumber dana dan daya yang diperlukan

4. Apa yang dipantau


A. Input
a. Materi
b. Distribusi
c. Media
d. Jangkauan target
e. Kegiatan program
f. Sumber daya
B. Output = Hasil antara
a. Apakah sasaran menerima pesan/materi
b. Apakah sasaran memanfaatkan bahan
c. Apakah sasaran merasakan manfaat bahan
C. Outcome = hasil intervensi berupa Perubahan perilaku

5. Bagaimana Cara Monitoring


a. Kunjungan rumah dan diskusi dengan anggota rumah tangga
b. Wawancara mendalam
c. Fokus group diskusi
d. Observasi
e. Angket
f. Artikel

6. Siapa yang memantau


a. Penanggung jawab: pimpinan program
b. Pelaksana :
§ Staf provider/pelaksana program
§ Relawan yang terlatih
§ Instansi terkait
7. Kapan monitoring dilakukan
a. Selama perjalanan program
b. Setiap tahap kegiatan
c. Setiap bulan atau setiap 3 bulan

2.2 Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen, termasuk manajemen
promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin
mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah semua masukan
yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dana apakah kegiatan yang dilakukan
memberi hasil dan dampak yang seperti yang diharapkan.
Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil
programnya dan ber-dasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai
tujuan secara efektif, (Klineberg).
Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah:
a. Memformulasikan tujuan
b. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes
c. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses
d. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya
2. Maksud (Tujuan) penilaian
a. Untuk membantu perencanaan dimasa datang
b. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
c. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan program
d. Untuk membantu menentukan strategi program
e. Untuk motivasi
f. Untuk mendapatkan dukungan sponsor
3. Siapa dan Bagaimana Penilaian
a. Pihak dalam (pelaksana program), melalui:
§ Pencatatan dan pelaporan
§ Supervisi
§ Wawancara
§ Observasi
b. Pihak luar program
§ Laporan pihak lain
§ Angket
4. Kapan dilakukan Penilaian

a. Penilaian rutin
Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan pelaksanaan
program
b. Penilaian berkala
Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program misalnya pada setiap
3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst.
c. Penilaian akhir
Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu setelah akhir
program selesai
5. Apa yang dinilai ?
a. Input = masukan, bahan, teknologi, sarana, manajemen.
b. Proses
Pelaksanaan program promkes
c. Output
Hasil dari program à pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan keterampilan
d. Outcome = dampak
Dampak dari program seperti peningkatan PHBS
e. Impact
Peningkatan status kesehatan
6. Langkah-langkah penilaian
a. Menentukan tujuan penilaian
b. Menentukan bagian mana yang dinilai
c. Menetapkan standar dan indikator
d. Menentukan cara penilaian
e. Melakukan pengukuran
f. Membandingkan hasil dengan standar
g. Menetapkan kesimpulan
7. Evaluasi Pendidikan Kesehatan
a. Tujuan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan kesehatan tercapai atau tidak.

Tujuan pendidikan kesehatan meliputi :


§ Aspek knowledge = pengetahuan
§ Aspek attitude = sikap
§ Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik
b. Waktu evaluasi
§ Selama pendidikan kesehatan berlangsung
§ Setelah pendidikan kesehatan selesai
c. Metode evaluasi
Tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan
§ Pengetahuan : tes tulis atau lisan
§ Sikap : skala sikap
§ Psikomotor : praktik
d. Indikator
Sesuai tujuan pendidikan kesehatan, meliputi :
§ Aspek pengetahuan
§ Aspek sikap
§ Aspek ketrampilan/tindakan
8. Apa yang dinilai = dimensi evaluasi
a. Input = masukan
Kemampuan peserta, bahan/isi/materi, metode, media, kemampuan penyuluh.
b. Proses
Pelaksanaan pendidikan kesehatan
c. Outputs
Hasil dari pendidikan kesehatan àpemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan
keterampilan
d. Outcome = dampak
e. Dampak dari pendidikan kesehatan è peningkatan PHBS

9. Hasil = Kesimpulan
Bergantung pada tujuan pendidikan kesehatan, dikategorikan berhasil apabila peserta
pendidikan kesehatan dapat :
§ Memahami pesan pendidikan kesehatan
§ Sikapnya baik (menerima/setuju)
§ Melaksanakan kegiatan sesuai pesan pendidikan kesehatan

2.3 Monitoring Dan Evaluasi Dalam Promosi Kesehatan


Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan
telaah (review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini
terhadap masalah atau kendala yang dihadapi. Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk
melakukan pengarahan kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (out
Come Evaluation) harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan.
Akibat atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti dan segera
dicari solusinya.
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan evaluasi, salah satunya menganggap
bahwa dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan tergantung pada
keputusan masyarakat yang bersangkutan.Pendekatan lain menyatakan bahwa setiap
keputusan tergantung pada sponsor, politisi dan akademisi secara luas, harus terukur secara
spesifik.
Ukuran hasil dari upaya promosi kesehatan dapat mencakup beberapa indikator antara
lain :
1. Ukuran tentang pemahaman yang berkaitan dengan kesehatan yang meliputi tingkat
pengetahuan, sikap, motivasi, tendensi perilaku, keterampilan personal dan kepercayaan diri.
2. Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat yang meliputi unsur partisipasi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik.
3. Ukuran yang mencakup kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang meliputi
pernyataan politik, alokasi sumber daya, unsur budaya dan perilaku.
4. Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat, salah satunya meliputi kesempatan untuk
memperoleh makanan sehat
5. Ukuran efektifitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan pelayanan pencegahan,
akses ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta faktor-faktor sosial budaya yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
6. Ukuran Lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam penggunaan tembakau,
alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan lingkungan positif bagi anak-anak dan kelompok
usila, kebebasan dari kekerasan dan berbagai penyalahgunaan.
7. Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan dukungan sosial,
pemerataan atau keadilan.
8. Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan, kematian dan
ketidakmampuan, kompetensi psikososial dan keterampilan diri.
9. Ukuran pengembangan kapasitas yang meliputi ukuran

Stephen Isaac dan William B. Michael (1981) mengemukakan 9 bentuk desain evaluasi,
yaitu:
1. Historikal , dengan merekonstruksi kejadian di masa lalu secaraobjektif dan tepat dikaitkan
dengan hipotesis atau asumsi.
2. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atauhal yang menjadi
perhatian secara faktual dan tepat.
3. Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola danurutan perkembangan atau
perubahan menurut waktu.
4. Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secaraintensif latar belakang status
sekarang, dan interaksi lingkungan darisuatu unit sosial, baik perorangan, kelompok,
lembaga, ataumasyarakat.
5. Studi korelasional (corelational study) , meneliti sejauh mana variasidari satu faktor berkaitan
dengan variasi dari satu atau lebih faktor lainberdasarkan koefisien tertentu.
6. Studi sebab akibat (causal comparative study), yang menyelidikikemungkinan hubungan sebab akibat
dengan mengamati berbagaikonsekuensi yang ada dan menggalinya kembali melalui data
untuk faktor menjelaskan penyebabnya.
7. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki kemungkinanhubungan sebab-akibat
dengan membuat satu kelompok percobaanatau lebih terpapar akan suatu perlakuan atau
kondisi danmembandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrolyang tidak
menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan kelompok-kelompok secara sembarang (random)
sangat penting.
8. Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yangmendekati eksperimen, tetapi di
mana kontrol tidak ada dan manipulasitidak bias dilakukan.
9. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalamanbaru melalui aplikasi
langsung di berbagai kesempatan.

Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan yang
telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah diaplikasikan dan dievaluasi secara
seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petenjuk kepada seorang perawat
tentang bagian-bagian mana dari proses pendidikan kesehatan yang sudah baik dan belum
baik.
Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan. Beberapa tujuan evaluasi dari pendidikan kesehatan adalah : Sebagai
pertimbangan untuk pemilihan media pendidikan kesehatan yang efektif, proses pemilihan
media perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang dipilih betul-betul efektif
dalam mendukung proses pendidikan kesehatan yang memadai, menilai kemampuan seorang
perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan, untuk menilai atau melihat prosedur
penggunaan media yang digunakan, untuk memeriksa apakah proses yang berlangsung sudah
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, memberikan informasi yang berkaitan dengan
administrasi, keberadaan dan keberfungsian media harus selalu dievaluasi secara berkala
untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian promosi kesehatan.
Berdasarkan prosesnya, evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif.Evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektifitas dan efisiensi dari pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan.Evaluasi
Sumatif adalah Evaluasi Akhir, evaluasi terhadap keseluruhan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan yang sudah berlangsung.
Atau secara khusus, dalam pemberian pendidikan kesehatan adah tiga macam evaluasi
yaitu evaluasi persiapan yaitu apakah SAP sudah sesuai, apakah sudah kontrak waktu dengan
warga masyarakat, dsb.Evaluasi Proses, diharapkan sesorang perawat mampu memberikan
materi pendidikan kesehatan secara benar dan tepat, serta masyarakat kooperatif didalam
mengikuti pendidikan kesehatan, evaluasi hasil yaitu penilaian yang dilakukan apakah
pendidikan kesehatan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau
belum.

Anda mungkin juga menyukai