Oleh:
Oleh:
Universitas Pamulang
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Pembimbing Penelitian
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Universitas Pamulang
Universitas Pamulang
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul
“Kinetika Reaksi Proses Pembuatan Surfaktan Nonionik” Proposal ini dibuat
bertujuan untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi di Universitas
Pamulang. Tidak lupa penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Wiwik Indrawati, M.Pd. selaku ketua Program Studi Teknik Kimia
2. Yth. Budhi Indrawijaya,S.T.,M.Si. sebagai Koordinator Penelitian Teknik
Kimia
3. Kedua orang tua penulis yang selalu memberi dukungan
4. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan Proposal ini baik
dukungan Moril dan Materil.
Atas perhatian dan kerja sama yang diberikan oleh semua pihak, saya
ucapkan banyak terima kasih.
Tim Penyusun
Universitas Pamulang
v
ABSTRAK
Metil ester termasuk bahan oleokimia dasar, turunan dari trigliserida (minyak atau lemak),
Bahan baku pembuatan metil ester antara lain minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak,
minyak kedelai, dan lainnya. Pembuatan metil ester ada esterifikasi dan transesterifikasi.
Namun, dalam pembuatan metil ester yang sering digunakan adalah transesterifikasi
merupakan reaksi alkohol dengan trigliserida menghasilkan methyl ester dan gliserol dengan
bantuan katalis basa. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Surfaktan Non-ionik, Surfaktan
adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan
(surface tension) suatu medium yang menurunkan tegangan antar muka (interfacial tension)
antara dua fase yang berbeda derajat polaritasnya.
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Universitas Pamulang
vii
Universitas Pamulang
viii
DAFTAR TABEL
Universitas Pamulang
ix
DAFTAR GAMBAR
Universitas Pamulang
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Pamulang
1
2
bentuk reaksi diatas, FFA yang terkandung didalam trigliserida akan bereaksi dengan
methanol membentuk metil ester dan air. Jadi, semakin berkurang FFA, methanol akan
bereaksi dengan trigliserida membentuk metil ester.
Reaksi esterifikasi dapat dilihat pada
RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O … (2)
Asam lemak Alkohol Alkil ester Air
Gambar 1.1 Reaksi esterifikasi antara asam lemak dengan metanol (Yeni Sulastri, 2015)
Universitas Pamulang
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber: eprints.polsri.ac.id
Gambar 2.1 Mekanisme kerja surfaktan
Struktur surfaktan dapat dilihat digambar seperti berudu atau kecebong yang
memiliki kepala dan ekor. Bagian kepala pada surfaktan bersifat hidrofilik atau polar
dan kompatibel dengan air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau non-polar
dan lebih tertarik ke minyak/lemak. Bagian kepala pada surfaktan ini dapat bersifat
anionik, kationik, amfoterik atau nonionik, sedangkan bagian ekor dapat berupa
hidrokarbon rantai linier atau cabang. Konfigurasi kepala-ekor tersebut membuat
surfaktan memiliki fungsi yang beragam di industri. (Hui,1996)
Universitas Pamulang
4
1. Surfaktan Anionik, bermuatan negatif pada bagian hidrofiliknya. Aplikasi utama dari
surfaktan anionik yaitu untuk deterjensi, pembusaan dan emulsifier pada produk-
produk perawatan diri (personal care product), detergen dan sabun. Kelemahan
surfaktan anionik adalah sensitif terhadap adanya mineral dan perubahan PH. Contoh
surfaktan anionik, yaitu linier alkil benzen sulfonat, alkohol sulfat, alkohol eter sulfat,
metil ester sulfonat (MES), fatty alkohol eter fosfat.
2. Surfaktan Kationik, bermuatan positif pada bagian hidrofiliknya. Surfaktan kationik
banyak digunakan sebagai bahan antikorosi, antistatik, flotation collector, pelunak
kain, kondisioner, dan bakterisida. Kelemahan surfaktan jenis ini adalah tidak
memiliki kemampuan deterjensi bila diformulasikan de dalam larutan alkil. Contoh
yaitu, fatty amina, fatty amidoamina, fatty diamina, fatty amina oksida, tertiari amina
etoksilat, dimetil alkil amina dan dialkil metil amina.
3. Surfaktan Nonionik, tidak memiliki muatan tetapi mengandung grup yang memiliki
afinitas tinggi terhadap air yang disebabkan adanya interaksi kuat dipol-dipol yang
timbul akibat ikatan hidrogen. Apabila surfaktan nonionik umumnya pada dtetrgen
untuk suhu rendah dan sebagai emulsifier. Keunggulan surfaktan ini adalah tidak
terpengaruh oleh adanya air sadah dan perubahan pH. Contoh, dietanolamina, alkohol
etoksilat, sukrosa ester, fatty alkohol poliglikol eter, gliserol monostearat, sukrosa
distearat, sorbitan monostearat, sorbit monooleat, gliserol monooleat dan propilen
glikol monostearat.
4. Surfaktan Amfoterik, memiliki gugus positif dan negatif pada molekul yang sama
sehingga rantai hidrofobik diikat oleh bagian hidrofilik yang mengandung gugus
positif dan negatif. Surfaktan emfoterik sangat dipengaruhi oleh perubahan pH,
dimana pada pH rendah berubah menjadi surfaktan anionik. Surfaktan jenis ini
umumnya diaplikasikan pada produk sampo dan kosmetik. Contonya, fosfatidilkolin
(PC), fosfatidiletanolamina (PE), lesitin, asam aminokarboksilat dan alkil betain.
Poli Etilen Glikol (PEG) adalah bahan kimia berwarna bening seperti lilin yang
menyerupai paraffin. Berupa bentuk padat dalam suhu kamar, mencair pada suhu
1040F, memiliki berat molekul rata-rata 1000, mudah larut dalam air hangat, tidak
beracun, non korosif, tidak berbau, tidak berwarna dan memiliki titik lebur yang
sangat tinggi (5800F).
Universitas Pamulang
5
Poli etilen glikol tersedia dalam berbagai macam berat molekul mulai dari 200
sampai 8000. PEG yang umum digunakan adalah PEG
200,400,600,1000,1500,1540,3350,4000,6000, dan 8000. Pemberian nomor
menunjukkan berat molekul rata-rata dari masing-masing polimernya. Polietilen
glikol yang memiliki berat molekul rata-rata 200,400,600 berupa cairan bening tidak
berwarna dan yang mempunyai berat molekul rata-rata lebih dari 1000 berupa lilin
putih, padat dan kekerasannya bertambah dengan bertambahnya berat molekul.
Senyawa PEG juga dikenal sebagai PEO (polietilen oksida) dan POE
(polioksieltilen). Sekilas PEG tampak seperti molekul yang sederhana. PEG tersedia
dalam bentuk lurus maupun bercabang dalam berbagai ukuran, larut dalam air
terutama dalam pelarut organik. Meskipun tampak sederhana molekul ini merupakan
fokus dari banyak kepentingan dalam masyarakat di bidang bioteknik dan biomedis.
Hal ini dikarenakan sifat PEG yang sangat efektif di lingkungan yang berair. Sifat
ini diartikan sebagai penolakan protein, pembentukan dua fase sistem polimer yang
berbeda. Selain itu, polimer tidak bersifat racun dan tidak membahayakan protein
aktif atau sel walaupun polimer sendiri berinteraksi dengan membran sel. Hal ini
tergantung pada penyiapan modifikasinya secara kimia dan keterikatannya pada
molekul lain dan permukaan. Ketika melekat pada molekul polimer lainnya memiliki
pengaruh pada sifat kimia dan kelarutan molekul tersebut.
Sifat lainnya yakni: larut air, berikatan dengan protein dan biomolekul laiinya
untuk agregasi dan meningkatkan kelarutan, sangat fleksibel, member perawatan
terhadap permukaan atau biokonjugasi tanpa adanya halangan sterik.
Universitas Pamulang
6
konversi 60oC
proses n kecepatan
etoksilasi pengadukan
terhadap pada
konversi temperatur
maupun 90oC
aktivitas
surfaktan
POE-MDG.
Rasio 4,0
menghasilka
n kadar POE
sebesar
9,20% dan
Universitas Pamulang
7
memberikan
efek
emulsifier
yang
terbesar.
Universitas Pamulang
BAB 3
METODE PENELITIAN
2 Menyusun Proposal
Persiapan Alat dan
3
Bahan
Melakukan
4
Penelitian
5 Menyusun Laporan
Universitas Pamulang
8
9
9. Fenolftalein
3.3.2 Alat
1. Erlenmeyer
2. Tabung Leher Tiga
3. Pendingin Tegak
4. Thermometer
5. Gelas Ukur
6. Corong Kecil dan Sedang
7. Botol Kaca
8. Corong Pisah
9. Kertas pH (Lakmus)
10. Pinset
11. Buret
12. Klem
13. Stirer Bar
14. Batu Didih
15. Hot Plate
16. Penutup Tabung
17. Termometer
18. Panci
Universitas Pamulang
10
1. Pengujian Asam
Bilangan Asam menunjukkan Banyaknya Asam lemak bebas dalam minyak
dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Dalam pengujian ini, digunakan
dengan cara menambahkan Etanol Teknis dan titrasi menggunakan KOH – Etanol 0,1
N
Universitas Pamulang
12
2. Bilangan Ester
Dalam pengujian ini, digunakan dengan cara menambahkan Etanol Teknis dan
titrasi menggunakan HCl
Universitas Pamulang
13
Universitas Pamulang
BAB 4
Universitas Pamulang
14
15
Masukkan PEG kedalam tabung leher 3 dan masukkan KOH sedikit demi
sedikit sambil dipanaskan diatas hotplate sampai suhu 60oC. Setelah suhu mencapai
60oC masukkan Asam Oleat sedikit demi sedikit. Panaskan sampai suhu 90oC selama
6 jam.
Universitas Pamulang
16
Kemudian ambil sampel setiap 1 jam sekali selama 6 jam. Kemudain cuci
campuran PEG dan oleat yang telah di panaskan selama 6 jam dengan air hangat.
Hasil pencucian akan tersapat 2 lapisan yaitu lapisan kunig dan lapisan bening, yang
akankita ambil adalah lapisan kuning, untuk melakukan pencucian lakukan
menggunakan corong pisah.
Gambar 4.1.2 (c) pengambilan sampel
Universitas Pamulang
17
Universitas Pamulang
18
Universitas Pamulang
19
Gambar 4.1.2 (h) proses Evaporasi
Universitas Pamulang
20
Universitas Pamulang
21
1:1
180
160
140
120
100
Asam
80
Ester
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Pada kurva tersebut dapat dilihat pada titrasi Asam dan Ester memiliki titik
sempurna di parameter jam ke 5. Pada kurva juga dapat dilihat bahwa perubahan nilai
PEG 1:1 Yang cukup drastis pada awal percobaan, tetapi pada jam ke 5 nilai titrasi
antara Asam dan Eser tidaklah jauh. Dapat disimpulkan bahwa pada jam ke 5
memiliki potensi waktu yang tepat untuk memperoleh surfaktan yang baik untuk
digunakan dengan nilai rata rata 82,7333.
Universitas Pamulang
22
1 jam 1,2206 42
2 jam 1,0023 33,7
3 jam 1,0772 33,7
3.5 jam 1,1143 34,4
4 jam 1,0431 32,2
4.5 jam 1,0435 32
5 jam 1,1924 34,7
5.5 jam 1,3301 34,7
6 jam 1,0435 21,2
Universitas Pamulang
23
1:2
180
160
140
120
100
Asam
80
Ester
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Pada kurva tersebut dapat dilihat pada titrasi Asam dan Ester memiliki titik
sempurna di parameter jam ke 5.40 menit. Pada kurva juga dapat dilihat bahwa
perubahan nilai PEG 1:1 Yang cukup drastis pada awal percobaan, tetapi pada jam ke
5.40 menit nilai titrasi antara Asam dan Eser tidaklah jauh. Dapat disimpulkan bahwa
pada jam ke 5.40 menit memiliki potensi waktu yang tepat untuk memperoleh
surfaktan yang baik untuk digunakan dengan nilai rata rata 180,4501.
Universitas Pamulang
24
Tabel 4.1.3.3(a) Analisa bilangan Asam (2:1)
Waktu Sampel (gram) KOH-et 0,1 N (ml)
0 jam 1,3576 24,5
1 jam 1,0535 25,8
2 jam 1,0603 25,1
3 jam 1,2158 27,7
3.5 jam 1,2158 26,6
4 jam 1,0255 20,5
4.5 jam 1,1102 21,3
5 jam 1,2310 23,5
5.5 jam 1,2288 21,4
6 jam 1,1378 19
Universitas Pamulang
25
2:1
120
100
80
60 Asam
Ester
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Pada kurva tersebut dapat dilihat pada titrasi Asam dan Ester memiliki titik
sempurna di parameter jam ke 5. Pada kurva juga dapat dilihat bahwa perubahan nilai
PEG 2:1 Yang cukup drastis pada awal percobaan, tetapi pada jam ke 5. nilai titrasi
antara Asam dan Eser tidaklah jauh. Dapat disimpulkan bahwa pada jam ke 5
memiliki potensi waktu yang tepat untuk memperoleh surfaktan yang baik untuk
digunakan dengan nilai rata rata 131,5756.
Universitas Pamulang
26
KOH sedikit demi sedikit sambil dipanaskan diatas hotplate sampai suhu 60oC.
Setelah suhu mencapai 60oC masukkan Asam Oleat sedikit demi sedikit. Panaskan
sampai suhu 90oC selama 6 jam. Ambil hasil PEG dan oleat selama 1 jam sekali untuk
diuji dengan titrasi asam dan ester.
Universitas Pamulang
27
1:3
180
160
140
120
100
Asam
80
Ester
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Pada kurva tersebut dapat dilihat pada titrasi Asam dan Ester memiliki titik
sempurna di parameter jam ke 5.30 menit. Pada kurva juga dapat dilihat bahwa
perubahan nilai PEG 1:3 Yang cukup drastis pada awal percobaan, tetapi pada jam ke
5.30 menit.Nilai titrasi antara Asam dan Eser tidaklah jauh. Dapat disimpulkan bahwa
Universitas Pamulang
28
pada jam ke 5.30 menit memiliki potensi waktu yang tepat untuk memperoleh
surfaktan yang baik untuk digunakan dengan nilai rata rata 155,6041
Universitas Pamulang
5 jam 2,0526 22,4
5.5 jam 2,1072 23,2
6 jam 2,0725 25
3:1
160
140
120
100
80 Asam
Ester
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Universitas Pamulang
30
Pada kurva tersebut dapat dilihat pada titrasi Asam dan Ester memiliki titik
sempurna di parameter jam ke menit. Pada kurva juga dapat dilihat bahwa perubahan
nilai PEG 3:1 Yang cukup drastis pada awal percobaan, tetapi pada jam ke 4.Nilai
titrasi antara Asam dan Eser tidaklah jauh. Dapat disimpulkan bahwa pada jam ke 4
memiliki potensi waktu yang tepat untuk memperoleh surfaktan yang baik untuk
digunakan dengan nilai rata rata 146,9373.
4.2 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini di dapatkan bahwa surfaktan dengan bahan baku Asam
oleat dan PEG 400 pada proses pengujian memiliki nilai konsentrasi yang tinggi pada
waktu 4-6 jam. Hal tersebut dikasrenakan pada waktu tersebut seluruh komponen
sudah menyatu dengan baik dan sudah tercampur rata. Dan pada proses titrasi
menggunakan peralatan yang sederhana dan bahan yang dapat ditemukan dimana pun,
karena pada dasarnya percobaan ini adalah percobaan yang simple tetapi memerlukan
konsentrasi yang baik.
Universitas Pamulang
BAB 5
5.1 SIMPULAN
1. Proses pembuata surfaktan memiliki 5 rasio yaitu, 1:1, 1:2, 2:1, 1:3, dan 3:1.
2. Bahan utama pembuatan polietilen glikol mono/dioleat adalah Asam oleat dan PEG
400
3. Proses pengujian dengan melakukan tirasi Asam Basa.
4. Penilaian mengacu pada aktifitas nilai konsentrasi titrasi Asam Basa
5. Nilai konsentrasi dari 5 rasio tersebut rata rata pada waktu 4-5.40 menit adalah waktu
yang baik pada percobaan kali ini.
5.2 SARAN
1. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk hasil yang maksimal
2. Perlunya pengamatan kepada pembimbing untuk para peneliti awam
3. Perlunya sharing antara sesama peneliti
Universitas Pamulang
31
DAFTAR PUSTAKA
Freedman, B., E.H. Pryde., and T.L. Mounts. 1984. Variables Affecting the Yields of Fatty
Esters from Transesterfied Vegetable Oils. JAOCS. Vol 61 (10). 1638-1639
Fukuda, H., Kondo, A., dan Noda,H., 2001, Biodiesel Fuel Production by Transesteification
of Oils, J. Biosci. Bioeng
Mitchell, H. L. How PEG Helps The Hobbyist Who Work with wood. U. S. Department of
Agriculture. 1972
Sulastri, Y. (2010). Sintesis Methyl Ester Sulfonic Acid (MESA) Dari Crude Palm Oil (CPO)
menggunakan Single Tube Falling Film Reactor. Bogor : Institute Pertanian Bogor
Van Gerpen J., Shanks, dan R. Pruszko. 2004. Biodiesel Produsction Technology National
Renewable Energy Laboratory. Operated For the U.S. Departement of Energy: 3-11.
Universitas Pamulang
31