Oleh:
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Universitas Pamulang
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan proposal
penelitian Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Karagenan dan Konjak
Terhadap Nilai Gellstrength dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyusunan proposal ini.
1. Orangtua, keluarga dan teman yang selalu memberikan doa, perhatian, kasih
sayang, semangat, materi, nasihat dan semua pengorbanan baik moril
maupun materil.
2. Ibu Ir.Wiwik Indrawati,M.Pd selaku ketua Program Studi Teknik Kimia.
Penyusun
Universitas Pamulang
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
2.1.3.1 ........................................................................................................... 17
2.1.3.2 ........................................................................................................... 18
2.1.4 .............................................................................................................. 20
iv
Universitas Pamulang
2.1.4.1 ........................................................................................................... 22
2.1.4.2 ........................................................................................................... 23
2.1.4.3 ........................................................................................................... 24
2.1.4.4 ........................................................................................................... 25
2.1.4.5 ........................................................................................................... 25
2.1.5 .............................................................................................................. 26
2.1.5.1 ........................................................................................................... 26
2.1.5.2 ........................................................................................................... 29
2.1.5.3 ........................................................................................................... 29
2.1.6 .............................................................................................................. 30
2.1.6.1 ........................................................................................................... 30
2.1.6.2) ........................................................................................................... 31
2.1.7 .............................................................................................................. 33
2.1.8.2 MgO................................................................................................... 38
Universitas Pamulang
3.1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 46
3.4.1.4 Preparasi Katalis Variasi Ru/MgO, Ru/CaO, Ru/C dan Ru/HTC ..... 50
vi
Universitas Pamulang
DAFTAR TABEL
Universitas Pamulang
DAFTAR GAMBAR
viii
Universitas Pamulang
9
BAB 1 PENDAHULUAN
Universitas Pamulang
Sama halnya dengan karagenan, konjak juga termasuk dalam
kelompok bahan pembentuk gel. Konjak mampu membentuk gel
reversible dan irreversible pada kondisi yang berbeda. Gel yang reversible
terbentuk bila konjak dikombinasikan dengan polisakarida lainnya seperti
xanthan gum dan karagenan. Sedangkan gel irrevesible didapat dari gel
konjak yang terbentuk pada kondisi basa (pH 9 – 10) dengan pemanasan
mencapai 850C.
Penambahan konjak dapat memperbaiki sifat – sifat gel kappa
karagenan yaitu pada tekstur dan sineresis. Gel yang dihasilkan dari
kombinasi kappa karagenan dan konjak memiliki tekstur yang lebih baik
dibandingkan gel yang hanya terbuat dari kappa karagenan saja. Sifat
sinergisme inilah yang menjadi dasar pemilihan karagenan dan konjak
sebagai bahan baku dalam penelitian ini.
Sinergisme yang terjadi antara kappa karagenan dan konjak
diharapkan dapat menghasilkan gel yang memiliki tekstur dan
karakteristik yang sama dengan gel yang dihasilkan dari bahan baku exist.
Dengan demikian, kombinasi tersebut dapat digunakan untuk
menggantikan bahan baku exist dalam pembuatan produk jelly.
Universitas Pamulang
11
Universitas Pamulang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Gel
Universitas Pamulang
13
2.1.2 Karagenan
Universitas Pamulang
Karagenan secara garis besar terbagi dalam tiga kelompok besar
yaitu kappa karagenan, iota karagenan, dan lambda karagenan. Masing-
masing jenis karagenan tersebut berasal dari spesies karagenofit yang
berbeda dan memiliki sifat yang berbeda.
2.1.2.1 Kappa Karagenan
Universitas Pamulang
15
Universitas Pamulang
Lambda karagenan dapat larut dalam air dingin karena tidak
mengandung 3,6-anhidrogalaktosa dan mengandung ester sulfat
dalam jumlah tinggi (Towle 1973). Lambda karagenan tidak
mampu membentuk gel karena tidak mengandung 3,6-
anhidrogalaktosa (Glicksman 1983).
2.1.3 Konjac
Konjak adalah serat pangan larut air yang berasal dari umbi
konjak (Amorphophallus konjac). Umbi konjak segar rata-rata
mengandung bahan kering sebesar 13% dimana 64% dari bahan
kering tersebut adalah glukomannan dan 30% dari bahan kering
adalah pati (Thomson 1997). Penyebaran tanaman konjak lebih
banyak di daerah Asia seperti Timur Tengah, Jepang, dan Asia
Tenggara.
Konjak merupakan polisakarida berbobot molekul tinggi antara
200.000 sampai 2.000.000 dalton yang utamanya terdiri atas manosa
dan glukosa. Bobot molekul yang relatif tinggi membuat konjak
memiliki karakteristik antara selulosa dan galaktomanan, yaitu dapat
mengkristal dan membentuk struktur serat-serat halus. Keadaan
tersebut menyebabkan konjak dapat dimanfaatkan lebih luas
dibandingkan selulosa dan galaktomanan (Thomson 1997).
Selain memiliki bobot molekul tinggi, konjak yang tergolong
sebagai serat pangan memiliki viskositas terkuat dibandingkan serat
pangan lain dan dapat menyerap air hingga 200 kali beratnya. Konjak
dapat menghasilkan gel dengan viskositas yang tinggi dari 20000
hingga 40000 cp. Gel yang dihasilkan oleh konjak dapat bersifat
reversible atau thermoirreversible. (Thomson 1997).
Konjak banyak digunakan di negara-negara di Asia sebagai
makanan tradisional seperti mie, tahu, dan produk pangan gel yang
stabil panas. Di industri pangan, konjak digunakan sebagai
pembentuk gel, pengental, pemantap, emulsifier, dan pembentuk
film. Dalam penggunaanya, konjak biasa digunakan bersamaan
Universitas Pamulang
17
dengan gum lain seperti gum xanthan, guar gum, karagenan, pektin,
gelatin dan sodium alginate.
Sebagai pembentuk gel, pada pH 5 penggunaan konjak
bersamaan dengan xanthan gum menghasilkan efek sinergis terbaik
dengan rasio 2:3 dan gel yang dihasilkan bersifat heat reversible yaitu
akan berbentuk padat pada suhu tidak lebih dari 40°C dan berbentuk
semi solid pada suhu 50°C atau lebih. Ketika temperatur turun
kembali ke suhu ambient, gel akan kembali ke bentuk padat. Selain
dengan xanthan, konjak juga bersinergis dengan kappa karagenan.
Penambahan konjak dalam gel agar maupun kappa karagenan dapat
meningkatkan kekuatan dan elastisitas gel, serta menurunkan tingkat
sineresisnya (Tako dan Nakamura, 1988; Goycoolea et al 1995).
Universitas Pamulang
2.1.3.2 Jenis-jenis Katalis
2. Katalis Heterogen
Universitas Pamulang
19
3. Biokatalis
Universitas Pamulang
lemak rantai panjang seperti halnya minyak goreng dan
jelantah.
Pemilihan katalis atau pengembangan katalis perlu
dipertimbangkan untuk mendapatkan efektivitas dalam
pemakaian.Dalam pengembanganya katalis cair dapat
digantikan dengan katalis padat seperti asam padat seperti
zeolit, clay, dan lain-lain.Keuntungannya adalah dapat di
recovery, recycle, dan digantikan kembali.Selain itu,
Zeolit juga dapat digunakan sebagai katalis heterogen
untuk pembuatan biodiesel.
Universitas Pamulang
21
Universitas Pamulang
katalis menjadi lebih lama, dan menghasilkan katalis yang
mudah diregenerasi.
Pemilihan pengemban merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam proses pembuatan katalis logam-pengemban.
Pengemban akan menentukan luas permukaan, porositas,
stabilitas, aktifitas dan selektifitas katalis. Bahan pengemban
yang banyak digunakan pada industri adalah pengemban aktif,
misalnya alumina, silika alumina dan zeolit. Katalis logam-
pengemban umumnya disiapkan dengan memaksa logam
bergabung dengan bahan pengemban. Bahan pengemban
kemudian dikeringkan, dikalsinasi, dioksidasi dan kemudian
direduksi sehingga diperoleh katalis logampengemban.
Ada beberapa macam metode preparasi untuk menempatkan
komponen aktif logam ke dalam pengemban. Moss
mengelompokkan metode preparasi menjadi 4 macam yaitu
metode impregnasi, pertukaran ion, copresipitasi, dan deposisi.
Dua metode yang paling umum digunakan adalah impregnasi
dan pertukaran ion.
Universitas Pamulang
23
Universitas Pamulang
6. Difusi pada produk keluar dari permukaan katalis
1. Keinertan
Universitas Pamulang
25
7. Hidrogenasi hidrokarbon.
Universitas Pamulang
berulangkali dalam jangka waktu yang lama. Selain itu,
katalis heterogen meningkatkan kemurnian hasil karena
reaksi samping dapat dieliminasi.
Keuntungan lain penggunaan katalis heterogen adalah
katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan dari
produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri
yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses
dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat
dikurangi. Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup
banyak molekulmolekul gas pada permukannya, misalnya
Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam
dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen
pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan
itu.
Menurut Triyono (1994), penggolongan katalisator
didasarkan pada fase-fasenya yaitu homogen (dalam fase)
dan heterogen (pada antar muka dari dua fase). Umumnya
katalis heterogen lebih disukai daripada homogen karena
pemisahan dan penggunaan kembali katalis setelah reaksi
dengan katalis homogen sering sulit dilakukan.
2.1.5 Jenis-jenis Preparasi Katalis
2.1.5.1 Impregnasi
Impregnasi secara luas memiliki pengertian proses
penjenuhan zat tertentu secara total. Penjenuhan ini dilakukan
dengan mengisi pori-pori penyangga dengan larutan logam
aktif melalui adsorpsi logam, yaitu dengan merendam support
dalam larutan yang mengandung logam aktif. Dalam hal ini,
penyangga memiliki fungsi sebagai penyedia permukaan
yang luas agar lebih mudah menebarkan situs aktif, sehingga
permukaan kontaknya lebih luas dan efisien. Impregnasi
dilakukan jika pada support tidak terdapat anion atau kation
yang dapat dipertukarkan dengan fasa aktif. Prinsip
Universitas Pamulang
27
Universitas Pamulang
aktif sebanding dengan volume pori support, berkisar 1-1,2
kali dari volume pori support. Karena diharapkan nantinya
jumlah antara larutan prekursor dengan pori yang tersedia
pada pengemban adalah sama, maka volume pori support
perlu diketahui untuk menentukan volume larutan prekursor
yang digunakan.
2. Impregnasi Basah
Universitas Pamulang
29
2.1.5.2 Ko-Presipitasi
Universitas Pamulang
prekusor. Pemilihan metode pertukaran ion untuk
memudahkan kation tersulvonasi saat terjadi pertukar ion.
Kelebihan dari metode ini dari segi biaya karena larutan
garam lebih murah dari pada menggunakan metode
impregnasi kering.
(Yayuk,2016).
Universitas Pamulang
31
Universitas Pamulang
permukaan (surface area, Sg, m2g-1) merupakan parameter
yang paling penting kaitannya dengan permukaan katalis
di dalam disain katalis heterogen. Luas permukaan total
merupakan kriteria krusial untuk katalis padat karena sangat
menentukan jumlah situs aktif di dalam katalis kaitanya
dengan aktifitas katalis.
Pengukuran luas permukaan menggunakan teknik
adsorpsi fisik menggunakan prinsip gaya van der Waals.
Isoterm keseimbangan dapat digambarkan dimana volume
yang teradsorpsi diplotkan terhadap p/p0 (p: tekanan, p0:
tekanan jenuh pada temperatur pengukuran).
Model teoretis untuk menyatakan isoterm
keseimbangan dalam adsorpsi adalah model Brunauer,
Emmett, Teller yang lebih dikenal dengan persamaan BET:
(2.1)
Universitas Pamulang
33
(2.2)
2.1.7.1 Ruthenium
Ruthenium (Ru), unsur kimia, salah satu logam platinum
Kelompok 8-10 (VIIIB), Periode 5 dan 6, dari tabel periodik,
digunakan sebagai agen paduan pengeras platinum dan
paladium. Ruthenium merupakan logam perak abu-abu
terlihat seperti platinum tapi lebih jarang, lebih keras, dan
lebih rapuh. Kimiawan Rusia Karl Karlovich Klaus
menciptakan (1844) logam langka, cerah ini. Ruthenium
memiliki kelimpahan kerak rendah sekitar 0,001 bagian per
juta. Elemen Ruthenium terjadi pada paduan asli iridium dan
osmium, bersama dengan logam platinum lainnya: hingga
14,1 persen pada iridosmin dan 18,3 persen di siserskite.
Ruthenium juga terjadi pada sulfida dan bijih lainnya
(misalnya, dalam pentlandit dari Sudbury, Ontario., Can.,
Wilayah pertambangan nikel) dalam jumlah yang sangat
kecil yang dipulihkan untuk kepentingan komersial.
Karena titik leleh Ruthenium yang tinggi, ruthenium
tidak mudah diciptakan; Ruthenium rapuh, bahkan pada
panas putih, membuatnya sangat sulit untuk digulung dan
dibentuk menjadi kawat. Dengan demikian, aplikasi industri
logam ruthenium dibatasi untuk digunakan sebagai paduan
platina dan logam lainnya dari grup platinum. Proses untuk
mengisolasi Ruthenium merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari seni metalurgi yang berlaku untuk semua
logam platinum. Ruthenium melayani fungsi yang sama
Universitas Pamulang
dengan iridium untuk pengerasan platinum dan, dalam
hubungannya dengan rhodium, digunakan untuk
mengeraskan paladium. Paduan pengeras ruthenium dari
platinum dan paladium lebih unggul dalam ketahanan
terhadap aus dibandingkan dengan logam murni dalam
pembuatan perhiasan dan kontak listrik.
Rutenium ditemukan di antara produk fisi uranium dan
plutonium dalam reaktor nuklir. Ruthenium Radioaktif -106
(paruh satu tahun) berkontribusi sebagai fraksi penting dari sisa
2.1.7.2 Nikel
Universitas Pamulang
35
Universitas Pamulang
dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal,
yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.
Spesifik gravitynya 8,902 dengan titik lebur 14530C dan
titik didih 27320C, resisten terhadap oksidasi, mudah ditarik
oleh magnet, larut dalam asam nitrit, tidak larut dalam air
dan amoniak, sedikit larut dalam hidrokhlorik dan asam
belerang. Memiliki berat jenis 8,8 untuk logam padat dan
9,04 untuk kristal tunggal.
Secara umum, mineral bijih di alam ini dibagi dalam 2
(dua) jenis yaitu mineral sulfida dan mineral oksida. Begitu
pula dengan bijih nikel, ada sulfida dan ada oksida. Masing-
masing mempunyai karakteristik sendiri dan cara
pengolahannya pun juga tidak sama. Dalam bahasan kali ini
akan dibatasi pengolahan bijih nikel dari mineral oksida
(Laterit).
Bijih nikel dari mineral oksida (Laterite) ada dua jenis yang
umumnya ditemui yaitu Saprolit dan Limonit dengan berbagai
variasi kadar. Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih ini adalah
kandungan Fe (Besi) dan Mg (Magnesium), bijih saprolit
mempunyai kandungan Fe rendah dan Mg tinggi sedangkan
limonit sebaliknya. Bijih Saprolit dua dibagi dalam 2 jenis
berdasarkan kadarnya yaitu HGSO (High Grade Saprolit Ore)
dan LGSO (Low Grade Saprolit Ore), biasanya HGSO
mempunyai kadar Ni ≥ 2% sedangkan LGSO mempunyai kadar
Ni. Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses
pengelolahan nikel melalui beberapa tahap utama yaitu, crushing,
pengering, pereduksi, peleburan, pemurni, dan granulasi dan
pengemasan.
Logam aktif katalis nikel (Ni) dapat diperoleh dari senyawa
prekursor nikel (II) klorida. Nikel (II) klorida (atau hanya
nikel klorida), adalah senyawa kimia NiCl2. Garam anhidrat
berwarna kuning, namun hidrat yang lebih akrab
Universitas Pamulang
37
2.1.8.1 Al2O3
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari
aluminium dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama
mineralnya adalah alumina, dan dalam bidang pertambangan,
Universitas Pamulang
keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut
dengan nama alumina.
Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas
dan listrik yang baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk
kristalin yang disebut corundum atau α-aluminum oksida.
Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen
dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.
Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan
logam aluminium terhadap perkaratan dengan udara. Logam
aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen
di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk
aluminium oksida, yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang
dengan cepat menutupi permukaan aluminium. Lapisan ini
melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut.
Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses
anodisasi. Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu
aluminium, memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan
aluminium pada alloy untuk meningkatkan ketahanan
terhadap korosi.
Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun
beberapa proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation
menghasilkan sebagian besar Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang
meningkatkan kekerasannya.
2.1.8.2 MgO
Universitas Pamulang
39
2.1.8.3 CaO
Universitas Pamulang
2.1.8.4 Karbon
Universitas Pamulang
41
Universitas Pamulang
2.1.9 Reaksi Katalitik Hidrogenasi
(US.Patent 2,754,304)
Universitas Pamulang
43
Universitas Pamulang
Gambar 2.5 Gass Chromatography Mass Spectrofotometry
(Shumadzu,2018)
Universitas Pamulang
45
Universitas Pamulang
BAB 3 METODE PENELITIAN
Studi
1
Literatur
Menyusun
2
Proposal
Persiapan
3 Alat dan
Bahan
Melakukan
Penelitian
4
Menyusun
5
Laporan
1. Variabel tetap
(w/w)
3.2.1 Alat
1. Batang pengaduk
2. Beaker glass
3. Botol timbang
4. Botol semprot
5. Cawan petri
6. Corong
7. Reaktor
8. Furnace
9. Gelas Ukur
11. Oven
13. Tissue
14. GC-MS
15. TGA
16. BET
48
3.2.2 Bahan
1. Aquadest
2. Al2O3 (MERCK)
3. RuCl3 (SIGMA-ALDRICH)
4. NiCl2.6H2O (MERCK)
5. MgO (MERCK)
7. CaO (MERCK)
8. Hydrotalcite,synthetic (SIGMA-ALDRICH)
Konversi FF :
Yield FA
Selektivitas FA
53
DAFTAR PUSTAKA
Husin, H. (2001) Diktat kinetika reaksi homogen, Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Husin, H., Marwan (2004) Studi penggunaan katalis tembaga molibdenum oksida
berpenyangga silika (CuMoO3/SiO2) untuk oksidasi metana menjadi
metanol dan formaldehida, Jurnal Reaktor, 8, 1-6.
Husin, H. dkk. (2007) Oksidasi Parsial Metana Menjadi Metanol dan Formaldehida
Menggunakan Katalis CuMoO3/SiO2 : Pengaruh Rasio
Cu:Mo,Temperatur Reaksi dan Waktu Tinggal, Jurnal Rekayasa Kimia
dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, hal. 21-27, 2007
Universitas Pamulang
54
Putera, S. 2008. Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari
Abu Layang Batubara, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat.
Universitas Pamulang
55
Rieke, R.D., Thakur, D., Roberts, B., and White, T., 1997, Fatty Methyl Ester
Hydrogenation to Fatty Alcohol Part I: Correlation Between Catalyst
Properties and Activity/Selectivity, JAOCS , vol. 74, No.4, 333-339
Rieke, R.D., Thakur, D., Roberts, B., and White, T., 1997, Fatty Methyl Ester
Hydrogenation to Fatty Alcohol Part II: Process Issues, JAOCS, vol. 74,
No.4,342-345
Ulfa, Siti Mariah., Pramesti, Indah Nur. 2015. Katalis Bifungsional Ni/MgO untuk
Reaksi Kondensasi dan Hidrogenasi Furfural dalam Satu Tahap
Menghasilkan Senyawa Turunan Alkana. Malang: Jurusan Kimia,
Universitas Brawijaya
Umar, Husein. 1998. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
US.Patent 2,754,304
Universitas Pamulang
56
Yoshimoto, Isao, et al. 1983. Pressure and temperature effects on the hydrogenation
of coal-derived asphaltene. Faculty of Engineering, Hokkaido University,
Sapporo, 060 Japan (Received 22 September 1983).
https://www.academia.edu/30992658/Katalis . Diakses
Januari 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Furfural.
Diakses Tanggal 19 Januari 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenasi.
Diakses 28 Januari 2018.
https://en.wikipedia.org/wiki/Hydrotalcite
Diakses 28 Januari 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Isopropil_alkohol Diakses
28 Januari 2018
http://www.pengertianahli.com/2014/12/pengertian-katalis-dan-jenis-katalis.html
Universitas Pamulang
57
http://amirsarifuddin.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-ruthenium-dan
penjelasannya.html
https://www.academia.edu/28991876/Makalah_Katalisator_4.docx
Diakses Januari 2018
http://eprints.ums.ac.id/16558/2/BAB_I.pdf . Diakses
Januari 2018
https://www.academia.edu/28584769/Hidrogenasi Diakses
28 Januari 2018
http://bloggregantonny.blogspot.co.id/2013/02/katalis_22.html.
Diakses 20 Januari 2018 http://www.artiini.com/2016/05/pengertian-
variabel-bebas-terikat-dan_25.html
Diakses 7 Februari 2018
http://kimia.studentjournal.ub.ac.id?index.php/jikub/article/view/483.
Diakses 17 Januari 2018.
https://en.wikipedia.org/wiki/Furfuryl_alcohol.
Diakses 19 Januari 2018.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/40120496/Katalis_Heterogen
_3KC.docx . Diakses Januari 2018
https://www.academia.edu/30227682/Metode_Impregnasi_Katalis. Diakses
Januari 2018.
https://jurnal.uns.ac.id/equilibrium/article/download/2244/2064.
Diakses Januari 2018.
Universitas Pamulang
58
http://eprints.uny.ac.id/9552/3/bab%202%20-%2008306144001.pdf . Diakses
Januari 2018.
https://www.academia.edu/23727442/Definisi_Instrumentasi_Prinsip_Kerja_Dan
_Metode_Analisis_Gas_Crmatography_Mass_Spectrometry_GCMS
Diakses April 2018.
Universitas Pamulang