Anda di halaman 1dari 140

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA DAN FISIKA


“Implementasi Fisika dalam Pendidikan Karakter Islami”

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, 02 Juni 2013

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 i


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PENDIDIKAN FISIKA
“Implementasi Fisika dalam Pendidikan Karakter Islami”

copyright© Program studi Pendidikan Fisika | FKIP | Universitas Ahmad Dahlan

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagaian atau isi
seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Penyunting : 1. Dr. Moh. Toifur, M.Si.


2. Dr. Widodo, M.Si.
3. Dr. Dwi Sulisworo
4. Drs. Ishafit, M.Si.

Ilustrasi Sampul : Medi Widya Sujatmiko


Pengaturan Perwajahan : Moch. Rizal Sahidinnur, Toni Kus Indratno

ISBN :
978-602-14134-0-1

Dicetak dan diterbitkan Oleh :


Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
http://pf.uad.ac.id

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 ii


SEKAPUR SIRIH

Prosiding ini merupakan himpunan dari makalah-makalah para penulis yang tersajikan

dalam acara Seminar Nasional Quantum 2013. Seminar ini diselenggarakan dengan tujuan untuk

meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan pendidikan yang ada,

memberikan masukan untuk perbaikan sistem pendidikan di sekolah, khususnya dalam bidang

Fisika dan menjadi sarana promosi dalam rangka meningkatkan daya tarik Fisika di tengah-

tengah masyarakat. Dengan prosiding ini diharapkan memberikan seumbangsih pengetahuan

baru atau pengembangan untuk para pembacanya.

Banyak nama yang turut andil selama pelaksanaan Seminar maupun proses pembuatan

prosiding ini, untuk itu kami segenap panitia penyelenggara mengucapkan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya untuk setiap bantuan yang telah disumbangkan. Kami sepenuhnya sadar

selama proses pelaksanaan seminar dari awal hingga rampung masih banyak kekurangan di

segala lini, kritik yang membangun selalu kami nantikan melalui surat maya di

quantum2013hmps[at]ymail.com.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, rasa syukur kami curahkan kepada Allah Tuhan

semesta alam, segala shalawat serta salam selalu tertujukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu

‘alaihi wa salam. Semoga prosiding ini selalu memberikan faidah di atas segala keterbatasannya.

Yogyakarta, Juni 2013

Panitia Quantum 2013


Program Studi Pand. Fisika
FKIP | Univ. Ahmad Dahlan

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 iii


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................ i


HALAMAN SUB SAMPUL....................................................................................................ii
SEKAPUR SIRIH ...................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv
MAKALAH UTAMA
Fisika dan Pendidikan Karakter
Agus Purwanto, FMIPA ITS ..................................................................................................vii

MAKALAH-MAKALAH YANG DISAJIKAN


1. Pengembangan Modul Fisika Pokok Bahasan Hukum Newton Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) di Kelas Inklusi SMA/MA Kelas X
Fitriany Yudistia R, Winarti, UIN SUKA ....................................................................... 01
2. Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Hambatan Udara/Drag Serta Spin
Efek Magnus Bola dengan Program Modellus Dan Excell
Purwadi, Ishafit, Pascasarjana UAD ............................................................................. 06
3. Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer pada Topik
Usaha, Daya, dan Energi
Arif Rahman Aththibby, Widodo, Pascasarjana UAD ................................................... 13
4. Penggunaan Alat Peraga Alarm Kebakaran untuk Maningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Mahmudah, Pascasarjana UAD ................................................................................... 17
5. Pengembangan Video Pembelajaran IPA Fisika Berbasis Potensi Lokal pada
Materi Tekanan untuk Siswa SMP/MTs
Nina Isnaeni, Winarti, UIN SUKA ................................................................................. 23
6. Pemanfaatan Syuran (Cabe dan Tomat) sebagai Sumber Energi Alternatif
Uswatun Khasanah, Moh Toifur, Pascasarjana UAD ................................................... 27
7. Rancang Bangun Simulasi Karakteristik Transistor Menggunakan Proteus VSM
Apik Rusdiarna Indrapraja, Ali Murdani, Fisika Melins UAD...................................... 33
8. Penentuan Modulus Elastisitas Besi Cor Abu-abu Menggunakan Metode Osilasi
Cantilever
Rita Ferawati, Okimustava, Pascasarjana UAD ........................................................... 37

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 iv


9. Penentuan Kurva Kalibrasi Konsentrasi Larutan Gula dengan Intensitas Bunyi
pada Percobaan Resonansi dengan Memanfaatkan Logger Pro
Ria Asep Sumarni, Moh. Toifur, Pascasarjana UAD ................................................... 41
10. Pembuktian Hukum Snellius Tentang Pembiasan Cahaya pada Medium Udara –
Air Menggunakan logger Pro
Novitasari Sutadi, Pascasarjana UAD........................................................................... 44
11. Pengaruh Polusi Kendaraan Bermotor terhadap Watak Magnetik Tanah
Permukaan Terminal Kota Yogyakarta
Lili Maenani, Pascasarjana UAD .................................................................................. 47
12. Penentuan Energi Serap Benda pada Bidang Miring dengan Teknik Fitting Data
Menggunakan Logger Pro
Kristina Gita Permatasari, Pascasarjana UAD ........................................................... 51
13. Pemetaan Kandungan CO2 di Kota Yogyakarta ditinjau dari Tingkat Keramaian
Kendaraan Bermotor dan Kondisi Lingkungan
Irnin Agustina Dwi Astuti, dkk, Pascasarjana UAD ...................................................... 57
14. Inovasi Pembelajaran Number Head Together (NHT) Berdasarkan Teori
Kecerdasan Mckenzie dalam Pembelajaran IPA Fisika
Agustinasari, Pascasarjana UAD .................................................................................. 60
15. Penggunaan Metode Modification of Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Alat-alat Optik pada Siswa Kelas VIII-E SMP
Negeri 1 Muntilan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
Ekusaini Susanto, Pascasarjana UAD ........................................................................... 66
16. Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika tentang Alat Optik dan Penerapannya
melalui Strategi Pembelajaran Gallery of Learning Siswa Kleas VIIIA SMP
Negeri 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2011-2012
Harijadi, Pascasarjana UAD ......................................................................................... 71
17. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS)
Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Pemahaman Materi Pada Pokok Bahasan
Momentum Dan Impuls Kelass XI MAN Yogyakarta II
Titisari Kusumajati,Dian Artha K., Pendidikan Fisika UAD ........................................ 75
18. Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses terhadap Pemecahan Masalah
dalam Fisika dengan Metode Discovery
Veto Adywinata, Pascasarjana UAD ............................................................................. 81

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 v


19. Efektivitas Pembelajaran dengan Pendekatan Kontruktivistik melalui Metode
Eksperimen untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan
Elastisitas dan Hukum Hook pada Siswa Madrasah Aliyah Mu‟alimin
Muhammdiyah Yogyakarta Kelas XI Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011
Ika Prasetya Dewi, Pascasarjana UAD ......................................................................... 85
20. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Proses Belajar Fisika Pada Konsep
Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray
(TS-TS) Bervarisi Demonstrasi di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012-2013
Fadiyah Suryani, Guru SMA Negeri 5 Yogyakarta........................................................ 89
21. Penerapan Model Pembelajaran “Every One Is Teacher” Materi Listrik Statik pada
Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA
SMAN 8 Yogyakarta
Nunik Sri Ritasari, dkk, Pascasarjana UAD .................................................................. 94
22. Hubungan Kebiasaan Bermain Game, Minat Belajar Fisika dan Fisilitas Belajar
Fisika dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Semester III SMU Taman Madya
Jetis
Pamuji Waskito Raharjo, Pascasarjana UAD ............................................................... 98
23. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Matematika I dengan Metode
Brainstroming dan Tutor Teman Sebaya
Siska Desy Fatmaryanti, Universitas Muhammadiyah Purworejo .............................. 103

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 vi


Fisika dan Pendidikan Karakter*)
Agus Purwanto**)

Pendahuluan
Globalisasi dan modernisasi telah mengalir dan meresap ke seluruh ruang di muka
bumi. Seluruh sendi kehidupan tersentuh tanpa kecuali. Setiap orang, tua-muda, laki-
perempuan, di kota megapolitan maupun di pelosok dusun tanpa pandang bulu harus
menerima kehadirannya. Globalisasi dan modernisasi ditandai dan diakibatkan oleh
membanjirnya produk-produk teknologi. Produk-produk inilah yang memungkinkan dunia
menjadi satu.
Sekedar ilustrasi, sensasi eyang Subur dengan sekian istrinya, niatan DPRD DKI
menginterpelasi Gubernus Jokowi dan perseteruan Farhat Abbas dengan kelompok etnis
Cina langsung dapat diketahui oleh warga Indonesia yang tinggal di belahan utara bumi
Rusia atau di ujung Afrika Selatan. Dominique Venner aktivis sayap kanan Prancis yang
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di depan altar Katedral Notre Dame Paris Selasa 21
Mei 2013 sebagai bentuk protes atas disahkannya UU perkawinan sejenis di Prancis segera
diketahui masyarakat dunia. Skor dan pergantian pemain di setiap pertandingan liga Eropa
sana dapat disimak hampir setiap malam oleh tukang-tukang ojek sambil menunggu
penumpang di pangkalannya masing-masing.
Pola hidup pun takterelakkan mengalami perubahan drastis. Tradisi lama pelan tapi
pasti menghilang tergerus dan hanyut oleh arus modernisasi. Tradisi baru yang asing mulai
tumbuh di mana-mana. Sayangnya, tradisi baru yang muncul seringkali berupa berupa
sampah dan bukan substansi dari modernisasi. Indonesia yang mulanya dikenal sebagai
bangsa dengan karakter santun dan suka bergotong royong kini menjadi bangsa yang saling
telikung dan tikam sesama warganya.
Indonesia yang kaya sumber daya alam tetapi menjadi bangsa yang miskin. Keadaan
ini terekspresi dalam bentuk banyaknya warga Negara Indonesia yang hijrah keluar negeri
untuk mencari dan mendapat kerja kasar atau rendahan. Akibatya di luar negeri seperti Arab
Saudi, Malaysia bahkan Brunei yang kecil orang Indonesia dipandang sebagai warga kelas
dua. Di antara jutaan warga yang miskin dan terpaksa bertahan hidup di luar negeri ini
ternyata ada orang-orang di ibukota yang hidup dalam gelimang kemewahan dan sayangnya
kekayaan itu merupakan hasil jarahan atas kekayaan Negara. Selain itu, pembangunan yang
berlangsung di Indonesia ternyata juga diiringi kesenjangan antara kota dan desa, Jawa dan
luar Jawa yang tampak menyolok.

Karakter Bangsa
Karakter berasal dari bahasa Yunani kharakter yang berarti alat penanda, cap atau
stempel. Karakter adalah sekumpulan sifat dan keistimewaan seseorang, sesuatu atau
sekelompok orang. Meskipun bisa untuk sifat negatif tetapi umumnya karakter dikaitkan
dengan sifat dan kualitas moral positip seperti kejujuran, keberanian dan integritas. Singkat
kata, karakter adalah penanda seseorang atau masyarakat.

*) Seminar Nasional “Implementasi Fisika dalam Pendidikan Karakter dan Agama”, oleh HMPS
Pendidikan Fisika UAD, 2 Juni 2013
**) Doktor Fisika Teori, Pengajar Pascasarjana Fisika ITS Surabaya, Penulis buku Ayat-Ayat Semesta dan
Nalar Ayat-Ayat Semesta.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 vii


Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Mahaesa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai ini
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan seseorang dan
masyarakat. Nilai-nilai ini terbentuk berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.
Karakter selain terbentuk dari unsur bawaan juga oleh faktor lingkungan dan
pengalaman serta pendidikan. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia
yang unggul, pendidikan memegang peran yang sangat penting. UU No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab..
Fakta di lapangan saat ini memperlihatkan adanya benturan dengan rumusan ideal
pendidikan tersebut. Kita batasi saja contoh dalam ranah dunia pendidikan. Setiap akhir
tahun ajaran, bangsa ini dihadapkan pada polemik diteruskan atau tidaknya Ujian Nasional
(UN). Penyebabnya, UN yang harusnya “sakral” dan menjadi alat ukur kuaalitas hasil proses
pendidikan ternyata dikotori oleh kecurangan massif dan sistematis. Tidak sedikit pelajar
yang sebelum atau setelah UN melakukan tindakan yang justru bertentangan dengan misi
pendidikan. Mandi kembang, menyelupkan pensil di air keramat sebelum UN dan
melakukan penghadangan bus kota setelah UN sempat terjadi pada UN tahun 2013 yang
baru berlalu.
Potret buram bukan hanya diberikan oleh siswa, tetapi juga guru. Sering diberitakan
guru melakukan tindakan tidak patut dan tidak senonoh kepada muridnya. Tindakan tidak
terpuji juga meluas sampai ke perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi negeri (PTN)
dihukum tidak boleh mengajukan kenaikan pangkat dan guru besar karena ketahuan adanya
dosen di PTN tersebut yang dikatahui melakukan plagiasi atau penjiplakan.

Sains dan Sifatnya


Sains adalah produk riel dari akal. Sains berasal dari kata latin scire yang berarti
mengetahui dan belajar. Science is an exploration in the material universe based on
observation, which seeks natural explanatory relations an which is self testing. Di dalam
definisi ini terdapat empat kunci yaitu alam materi, observasi, penjelasan hubungan alamiah
dan menguji sendiri.
Webster new collegiate dictionary mendefinisikan sains sebagai “pengetahuan yang
diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu
kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan
melalui metode ilmiah”. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk
mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk
menggambarkan dan menjelaskan fenomena- fenomena yang di alam .
Selain sains, dikenal pula istilah teknologi yang merupakan hasil proses common
parlance (kesalahkaprahan yang menjadi dimaklumi). Mulanya ada istilah science dan
engineering sebagai bentuk terapan sains tetapi kemudian kedua istilah ini berbaur menjadi
teknologi.
Selain istilah sains, juga dikenal istilah ilmu yang berasal dari bahasa Arab „ilm yang
berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Pengetahuan adalah informasi yang diketahui
atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui semua indera dan pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 viii


atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Sebagai contoh,
ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal
sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan
dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional.
Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila
seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada
objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman
pribadi seseorang yang terjadi berulangkali.
Ilmu pengetahuan empiris adalah ilmu pengetahuan yang disusun berdasarkan
perolehan pengamatan secara empiris. Di dalam fisika, termodinamika merupakan contoh
ilmu empiris. Di sisi lain, ada ilmu teoritis yakni pengetahuan yang disusun dari penalaran
dan abstraksi. Teori relativitas umum, teori tentang gravitasi yang disebabkan oleh
kelengkungan ruang waktu merupakan contoh ekstrim ilmu teoritis. Orang tidak mengenal
ruang-waktu, demikian pula dengan implikasinya yakni cahaya terbelokkan jika melalui
obyek berat. Karena merupakan hasil abstraksi maka teori tersebut harus dibuktikan di
lapangan atau alam.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui
penalaran akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih
menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; bukan pada pengalaman. Misalnya
pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, akar 4 sama dengan 2 bukan
didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah
pemikiran logis akal budi.
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang
keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk
mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan
meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif
dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.
Ilmu pengetahuan, dalam kaitan serapan katanya dapat berarti memahami suatu
pengetahuan. Istilah ilmu dan ilmu pengetahuan seringkali tidak dibedakan, demikian pula
ilmu dan sains. Ilmu atau ilmu pengetahuan secara umum merupakan seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia, Segi-segi tersebut dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan
yang definit dan pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Berbeda dari pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu
banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam dalam hal ini fisika yang merupakan ilmu
pengetahuan formal awal dalam peradaban modern. Persyaratan ilmiah ilmu pengetahuan
atau sains adalah sebagai berikut.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif sang ilmuwan.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 ix


2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
metodos yang berarti cara atau jalan. Secara umum metodis berarti cara atau jalan
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Ilmu pengetahuan harus
menyuusun pengetahuan secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum dalam arti dapat dicek oleh orang lain di tempat yang berbeda. Sebagai contoh
jumlah semua sudut segitiga pada bidang datar adalah 180º, tidak bergantung
geografi, kultur dan agama seseorang yang mengetahui.
Pengetahuan tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan
prosedur tertentu. Sebaliknya, ilmu terkait erat dengan model, hipotesis, teori, dan hukum
dalam arti yang berbeda dari pemahaman umum. Para ilmuwan menggunakan istilah model
untuk menjelaskan sesuatu, secara khusus yang bisa digunakan untuk membuat dugaan yang
bisa diuji dengan melakukan percobaan/eksperimen atau pengamatan. Hipotesis adalah
dugaan-dugaan yang belum didukung dan akan atau harus dibuktikan oleh percobaan. Jika
hipotesis terbukti benar dapat menjadi teori. Hukum dalam ilmu alam yang dikenal sebagai
hukum alam adalah generalisasi ilmiah berdasarkan pengamatan empiris.
Obyektivitas, kesistematikan dan universalitas sains harus dapat diungkapkan dalam
satu bahasa yang sama, bahasa tersebut tidak lain adalah matematika. Sains merupakan
sistematisasi fenomena alam, memahami sains adalah memahami alam. Untuk memahami
alam dengan baik orang perlu mencamkan pesan Galileo,“No one will be able to read the
great book of the Universe if he does not understand its language, which is that of
mathematics”. Dua puluh abad sebelumnya Phytagoras menyatakan hal serupa, “Bilangan
merupakan ukuran bagi seluruh benda dan tatanan kosmis didasarkan atas hubungan-
hubungan angka-angka”.
Dus, matematika sebagai ungkapan atau bahasa logika tentang alam. Matematika
digunakan dalam mengekspresikan model ilmiah. Mengamati dan mengumpulkan hasil-hasil
pengukuran, sebagaimana membuat hipotesis dan dugaan, membutuhkan model dan
eksploitasi matematis.
Matematika menjadi prasyarat bagi seseorang yang ingin mempelajari, mendalami
dan menguasai sains. Tanpa matematika tidak mungkin sains dikuasai dan dikembangkan
termasuk sains bilogi sekalipun. Pemahaman atas matematika itu sendiri harus dilakukan
tahap demi tahap secara berurutan.
Ada diktum knowledge is power. Suatu bangsa menjadi lemah tanpa sains dan
ikutannya berupa teknologi. Dengan perkataan lain, bangsa yang eksis adalah bangsa yang
menguasai sains dan teknologi. Beberapa waktu terakhir dunia menyaksikan beberapa
Negara di kawasan Afrika utara dan timur tengah digoyang oleh kekuatan yang didukung
oleh Barat dan runtuh. Negeri-negeri ini relatif cepat runtuh karena tidak mempunyai
kekuatan sains dan teknologi memadai sehingga tidak mampu melindungi diri sendiri dengan
memproduksi senjata sendiri. Iran adalah contoh negeri yang juga terus digoyang oleh Barat
tetapi kemampuan Iran mengembangkan reaktor nuklir harus memaksa Barat berfikir seribu
kali untuk melakukan interferensi secara fisik. Negara-negara maju yang eksis dan menjadi
kiblat peradaban saat ini adalah mereka yang menguasai sains dan teknologinya.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 x


Fisika dan Karakter
Di depan disebutkan bahwa Indonesia mengalami peluruhan karakter. Bangsa ini
secara umum krisis pemimpin berkarakter. Tidak mudah untuk mengembalikan karakter
heroik seperti masa penjajahan, karakter ulet dan berkemauan kuat. Salah satu cara
mengembalikan karakter utama adalah dengan mengajarkan sains seperti fisika secara
menyeluruh termasuk aspek historis filosofis selain teknis matematis.
Pertanyaan mengapa merupakan pertanyaan utama di dalam pengembangan fisika.
Seseorang yang mempelajari fisika dengan tepat akan selalu bertanya mengapa dan
bagaimana dserta kemudian berusaha untuk mencari jawabnya. Jawabannya pun harus
benar-benar memuaskan. Seorang fisikawan sering bertanya tentang sesuatu yang bagi orang
kebanyakan telah dianggap wajar. Itulah sebabnya, seorang fisikawan seringkali dianggap
sebagai orang aneh atau bahkan gila hanya karena keberaniannya bertanya terhadap hal
mapan atau hal yang tidak perlu ditanyakan atau tidak terlintas untuk ditanyakan. Ujung-
ujungnya, fisikawan seringkali menjadi pendobrak keadaan dan pembuat sejarah. Fisikawan
pun malu untuk berpendapat tentang hal-hal yang tidak diketahuinya. Dengan kata lain,
fisikawan khususnya dan ilmuwan umumnya hanya akan berbicara tentang hal-hal yang
diketahuinya.
Nicolaus Copernicus meruapak astronom yang merasa kurang nyaman dengan model
geosentris Ptolomeus. Ia membuat model sendiri yang jauh lebih sederhana dari geosentris
Ptolomeus dengan menjadikan matahari sebagai pusat jagat raya. Sadar bahwa teorinya akan
menimbulkan kontroversi Copernicus tidak mempublikasikan karyanya dan baru tiga belas
tahun kemudian 1542 dipublikasikan yakni satu tahun sebelum dia meninggal.

Saturnus
mars

bumi bulan

merkurius Jupiter

matahari

Geosentris bukan sekedar teori ilmiah melainkan juga pandangan keagamaan.


Menolak geosentris identik dengan menolak doktrin keagamaan dan yang terjadi adalah
ketagangan. Penolakan pada gagasan Copernicus meluas. Buku Copernicus dilarang beredar
tetapi tetap dibaca oleh orang-orang independen dan berani..
Tycho Brahe dengan pengamatan supernovanya meskipun berusaha menolak jadat
raya geosentris Ptolomeus-Aristoteles tidak serta merta menerima model Copernicus.
Johanes Kepler merupakan astronom pertama yang menerima dan menindaklanjuti gagasan
heliosentris dan menggunakannya untuk analisa data-data posisi planet yang dihimpun
Tycho Brahe. Kepler berhasil merumuskan gerak planet mengitari matahari yang kemudian
dikenal sebagai hukum-hukum Kepler.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xi


Galileo Galilei ilmuwan Itali (1565-1642) hadir seolah hendak melengkapi cerita
penolakan pada geosentris ini. Galileo meskipun bukan orang pertama yang membangun
teleskop tetapi ia menggunakannya untuk mendukung gagasan Copernicus. Galileo dan
merupakan astronom pertama yang mengakui bahwa teleskop dapat meningkatkan
kemampuan manusia dalam memahami realitas.
Galileo melakukan eksperimen yang monumental dan sekaligus menguji pandangan
Aristoteles yang menyebutkan bahwa benda berat jatuh lebih cepat daripada benda ringan.
Hasilnya, laju benda jatuh tidak bergantung pada beratnya. Dua benda dengan berat berbeda
yang jatuh dengan laju awal sama akan mencapai tanah pada waktu yang sama. Pandangan
Aristoteles tersebut mewakili pandangan kita semua tetapi dinyatakan keliru oleh hasil
eksperimen Galileo.
Pada tahun 1604 Galileo mengamati bintang baru atau supernova, dan ia pun
memperlihatkan bahwa bintang ini berada jauh dari Bulan. Setelah menggunakan teleskop ia
dapatkan permukaan bulan yang tidak rata dan tidak bulat sempurna. Ia juga dapatkan bahwa
Venus mempunyai fasa periodik seperti bulan. Penemuan astronomis Galileo yang paling
dramatik terjadi tahun 1610, Yupiter mempunyai satelit-satelit yang bergerak mengitarinya.
Galileo juga mengamati adanya bintik-bintik hitam (sunspots) yang bergerak pada
Matahari. Semua penemuan Galileo menuntun untuk menolak pandangan Aristoteles dan
menerima gagasan heliosentris. Tahun 1613 di dalam bukunya tetang sunspot Galileo
mengumumkan secara terbuka bahwa bumi mengelilingi Matahari. Pada tahun 1632 Galileo
mempublikasi buku tentang Dialog Sistem Copernican dan Ptolomaic.
Teori Gravitasi. Isaac Newton (16421727) merumuskan hukum-hukum yang
menjelaskan fenomena alam sejak gerak bintang sampai perilaku partikel debu. Tahun 1687
Newton mempublikasi buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica yang menjadi
buku ilmiah paling berpengaruh yang pernah ada. Di dalam Principia ini dinyatakan bahwa
gerak benda mengikuti tiga hukum dasar yaitu

i. Hukum Pertama: setiap benda terus diam atau bergerak serbasama di dalam lintasan
garis lurus selama tidak ada sesuatu (gaya) yang mempengaruhinya.
ii. Hukum Kedua: Efek gaya pada gerak benda bermassa akan sebanding dengan massa
benda tersebut.
iii. Hukum Ketiga: setiap benda yang melakukan aksi (memberi gaya) kepada benda lain
akan mengalami reaksi yang sama besar dan arah berlawanan oleh benda kedua.

Ketiga hukum tersebut absah di semua lingkungan dan semua benda baik obyek-obyek di
Bumi maupun di langit. Semua gerak terjadi di dalam ruang dan diukur oleh waktu.
Dengan buku Principianya, Newton dikenal sebagai perumus dan pemberi pondasi
matematis tentang pandangan ruang, waktu dan materi. Ruang dan waktu tidak dipengaruhi
oleh kehadiran atau ketidakhadiran benda. Ruang dan waktu absolut dalam sifatnya sendiri
tanpa hubungan dengan sesuatu di luarnya, tetap sama, dan tidak bergerak. Waktu absolut
dari dirinya sendiri dan dari sifatnya, mengalir secara sama tanpa hubungan dengan sesuatu
di luar. Asumsi Newton tentang ruang dan waktu menjadi pondasi bagi teori jagad rayanya,
dan diterima melalui sejumlah besar prediksinya yang terkonfirmasi secara eksperimental.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xii


g
bumi

Gambar 1.22 Medan gravitasi bumi

Dari sekian sumbangan Newton, yang terbesar adalah pada bidang mekanika benda
langit yang mana ia menghasilkan sintesa pertama di dalam teori jagad raya: gaya yang sama
yang membuat sesuatu jatuh, yaitu gravitasi, bertanggung jawab bagi gerak Bulan di sekitar
Bumi dan planet-planet di sekitar matahari. Dua obyek yang dipisahkan oleh jarak tertentu
akan mengalami gaya tarik yang sebanding dengan perkalian masing-masing massa dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Apel jatuh dari pohonnya dikendalikan oleh
gaya yang sama dengan gaya yang mengendalikan Bulan beredar mengitari Bumi, gaya
gravitasi.
Dari persamaan persamaan gravitasi dan persamaan dinamika Newton juga dapat
dijelaskan lintasan planet mengelilingi matahari berupa lintasan elip, bukan lingkaran
sebagaimana fisika Aristotelian. Teori Newton juga meneguhkan secara kuantitatif
matematis hasil eksperimen Galileo tentang kecepatan benda jatuh yang tidak bergantung
pada massa.
Teori Elektromagnetik. Obyek fisika yang diuraikan di depan adalah benda langit dan
obyek materi. Pada saat yang sama sebenarnya ada fenomena lain yang tidak kalah
menariknya yakni tentang listrik dan magnet. Fenomena listrik pertama kali diamati oleh
Thales dari Yunani pada abad ke 6 SM. Setelah itu, masalah listrik terlupakan dan baru
dipelajari kembali oleh William Gilbert dokter kerajaan Inggris ratu Elizabeth I pada tahun
1600. Bahan yang bersifat seperti batu ambar dikatakan bersifat electric, dari kata Yunani
electron yang berarti batu ambar.
Tahun 1733 ahli kimia Perancis Charles Francis de Cisternay Du Fay
mengidentifkasi dua jenis muatan listrik dari batu ambar dan kaca. Benjamin Franklin yang
kemudian menjadi presiden Amerika membuat eksperimen dan mengusulkan tanda positif
dan negatif untuk kedua macam muatan listrik pada gelas dan batu ambar. Tahun 1740 John
Theophile Desaguliers mengusulkan nama conductor bagi bahan penghantar fluida listrik
dan insulator bagi bahan yang tidak memungkinkan fluida listrik bergerak bebas. Tahun
1745 E. Gorg von Kleist dari Jerman membuat piranti yang saat ini disebut condenser atau
kapasitor.
Tahun 1785 fisikawan Perancis Charles Augustin de Coulomb melakukan
pengukuran kuantitatif gaya tolak maupun gaya tarik listrik. Coulomb mendapatkan bahwa
gaya listrik mirip gaya gravitasi yakni berbanding terbalik dengan jarak kuadrat antar muatan
dan sebanding dengan masing-masing besar muatan.
Penemuan muatan listrik bergerak dimulai oleh ahli anatomi Itali Luigi Galvani tahun
1791. Galvani mendapatkan bahwa otot-otot paha katak berperilaku seperti benda yang

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xiii


diberi percikan listrik dari Leyden jar, yakni berkontraksi ketika disentuh dua logam berbeda
secara bersamaan. Tahun 1800 fisikawan Itali Alesandro Volta mempelajari logam yang
dihubungkan oleh rangkaian sederhana dan untuk pertama kalinya membuat piranti yang
disebut baterai atau sel listrik. Ia membuat dua jenis baterai salah satunya terdiri dari
potongan karton yang dibasahi air garam dan secara keseluruan terdiri dari perak, karton,
seng, perak, karton, seng, perak dan seterusnya.
Tahun 1827 ahli matematika Jerman George Simon Ohm mempelajari aliran listrik
dengan sumber yang sama tetapi dilewatkan pada aliran yang berlainan. Ohm mendapatkan
bahwa pada setiap bahan terdapat resistansi dan ditetapkan sebagai rasio antara gaya gerak
listrik volt terhadap arus.
Di Magnesia, kota di Yunani kuno banyak ditemukan batu lapis (lodestone) yakni
besi oksida yang dapat saling tarik atau saling tolak. Batu-batu ini untuk pertama kalinya
diamati dengan seksama oleh Thales, dan kemudian dikenal sebagai magnet, nama kota
pertama kali bebatuan ini ditemukan. Magnet juga mampu menarik beberapa jenis logam.
Jarum baja yang tidak bersifat magnetik menjadi bersifat magnetik setelah digosok batu
lapis. Menariknya, jarum yang telah termagnetisasi bila diletakkan pada bidang horizontal
dan dapat bergerak bebas maka jarum akan bergerak dan mengambil posisi akhir utara-
selatan.
Jarum ini kemudian dijadikan bahan penunjuk arah kompas. Pada abad dua belas
kompas mulai banyak digunakan di Eropa dan dikaji secara intensif oleh Peter Peregrinus
dari Perancis. Peregrinus pula yang menamai ujung magnet sebagai kutub utara dan lainnya
kutub selatan. William Gilbert dokter kerajaan Ratu Elizabeth I menemukan bahwa Bumi
adalah magnet raksasa. Temuan Gilbert dipublikasikan di dalam buku De Magnete.

Gambar: Magnet dan Serbuk Besi

Tahun 1820 fisikawan Denmark Hans Christian Oersted mengamati bahwa kawat
yang dialiri arus listrik membelokkan jarum kompas yang berada di dekat kawat. Artinya,
terdapat garis-garis gaya magnetik di sekitar kawat berarus listrik. Masih di tahun 1820an
Michael Faraday melakukan eksperimen berupa kertas yang ditaburi serbuk besi dan
diletakkan di atas batang magnet. Ia dapatkan bahwa serbuk besi segera berbaris sesuai
garis-garis dari kutub utara ke kutub selatan. Faraday menyatakan bahwa garis-garis ini
merupakan garis gaya magnetik yang membentuk medan magnet di sekitar bahan magnetik.
Sementara itu Andre Marie Ampere dari Perancis menindaklanjuti penemuan Oersted
dengan membuat eksperimen berupa dua kawat yang dialiri arus listrik. Ampere
mendapatkan bahwa bila dua kawat diletakkan dalam posisi arah arus sejajar kedua kawat
saling tarik atau mendekat dan bila arah arus berlawanan keduanya saling tolak atau
menjauh. Ampere juga memperlihatkan bahwa gulungan silindrik kawat yang dialiri arus
juga berkelakuan seperti magnet batangan.
Pada tahun 1831 Faraday membuat dua eksperimen berturut-turut. Pertama, dua
kawat yang digulungkan pada dua batang besi yang berbeda. Gulungan pertama

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xiv


dihubungkan pada baterai sedangkan gulungan kedua tidak tetapi dihubungkan dengan
galvanometer. Kedua, batang magnet yang digerakkan keluar masuk lilitan kawat yang
kedua ujung lilitan dihubungkan galvanometer. Hasilnya, arus listrik mengalir dalam kawat
lilitan meski tanpa sumber listrik. Faraday menemukan prinsip induksi magnetik sekaligus
menciptakan transformator pertama.
Perumusan listrik secara matematis harus memperkenalkan konstanta yang disebut
permitivitas, sedangkan tetapan bagi perumusan gaya magnet adalah permeabilitas. Temuan-
temuan dan rumusan-rumusan yang dimulai dari abad ke-6 SM dan sambai abad sembilan
belas memberi empat persamaan yang terpisah dan setelah disandingkan, James Clerk
Maxwell menemukan adanya inkonsistensi.
Maxwell menambah satu suku yang membuat empat persamaan listrik dan magnet
menjadi konsisten. Keempat persamaan terpisah ini selanjutnya memberikan satu persamaan
gelombang bagi medan listrik dan medan magnet dengan kecepatan rambat gelombang
adalah invers dari akar kuadrat permitivitas listrik kali permeabilitas magnet. Fenomena
interferensi dan difraksi cahaya dapat dijelaskan dengan konsep gelombang elektromagnetik
ini.
Ekspresi gelombang elektromagnetik paling populer adalah cahaya dengan sumber
utamanya matahari. Kenyataan ini seperti menggambarkan evolusi dari bumi ke langit, listrik
dan magnet yang awalnya berada dan diamati di bumi kemudian sampai pada cahaya yang
dipancarkan oleh matahari di ketinggian sana. Evolusi ini secara simbolik menggambarkan
evolusi manusia itu sendiri, hidup dan beramal di bumi untuk mencapai ridlo Tuhan dan
dapat bersemayam di surga-Nya.
Teori Relativitas. Di abad 20 lahir dua teori baru dengan konsep dasar atau
paradigma yang berbeda dari teori sebelumnya. Kedua teori tersebut adalah teori relativitas
dan teori kuantum. Ciri utama dari kedua teori ini adalah sifat umumnya yang tidak common
sense, tidak sesuai dengan perasaan umum manusia.
Teori tentang gelombang menyatakan bahwa gelombang memerlukan medium bagi
perambatannya. Dari teori Maxwell didapatkan bahwa cahaya adalah gelombang dari medan
listrik dan medan magnet. Pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah apa medium bagi
gelombang cahaya yang dipancarkan dari bintang-bintang jauh sehingga dapat mencapai
Bumi.
Hipotesis medium bagi rambatan cahaya-cahaya ini bergerak sampai di Bumi adalah
ether yang mengisi seluruh ruang angkasa. Jika ether ada maka cahaya merambat dengan
laju tertentu relatif terhadap ether dan menurut hukum transformasi Galilean maka akan
mungkin mendeteksi gerak Bumi terhadap ether. Sayangnya eksperimen interferometer
Michelson dan Morley memberi hasil nihil bagi ether, alias ether tidak ada.
Ether dipandang sebagai materialisasi dari ruang absolut Newton. Hasil eksperimen
Michelson-Morley menuntun Einstein untuk berkesimpulan bahwa ruang absolut Newton
merupakan konsep tanpa kandungan fisis sehingga konsep ini harus dipindahkan dari
deskripsi dunia fisis. Meskipun demikian, Einstein mempertahankan gagasan Newton
tentang pengamat tinggal di kerangka Galilean yang bergerak dengan kecepatan tetap relatif
terhadap yang lain. Einstein memperluas gagasan Newton dengan mengemukakan dua
postulat yang menjadi pondasi teorinya yang dikenal sebagai teori relativitas khusus.
Postulat tersebut adalah:

1. Hukum-hukum fisika adalah sama di semua kerangka Galilean


2. Kecepatan cahaya di ruang hampa sama di semua kerangka Galilean dan tidak
bergantung pada sumber cahaya bersangkutan.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xv


Dari formalisme matematis bagi kedua postulat di atas, diperoleh hasil matematis,
jika c kecepatan cahaya dan v kecepatan pengamat di pesawat yang memancarkan cahaya
tersebut maka v+c=c! Hasil yang jelas tidak dapat diterima oleh akal biasa, akal dengan
kerangka aljabar biasa.
Implikasi fisis dari postulat Einstein ini adalah ruang dan waktu tidak bersifat absolut
yang berdiri sendiri dan tidak bergantung pada sesuatu di luar dirinya. Sebaliknya, ruang
dan waktu bersifat relatif, dapat mengerut dan mengembang. Pandangan yang jelas
bertentangan dengan pandangan yang telah mapan saat itu. Implikasi terkenal dari teori
relativitas khusus Einstein ini adalah setiap benda bermassa m terkait dengan energi E = mc2.
Einstein menjadi fisikawan fenomenal. Ia sangat dikenal oleh masyarakat luas karena
kesetaraan massa energinya, E=mc2. Orang selalu mengidentikkan konsep ini dengan bom
atom yang amat sangat dahsyat yang pernah meluluh lantakkan kota Hiroshima dan
Nagasaki. Tetapi Einstein mendapat anugerah puncak di bidang fisika, hadiah Nobel, karena
kontribusinya dalam teori yang dia sendiri tidak terlalu menyukainya yaitu teori kuantum.
Dan, Einstein dinobatkan sebagai ahli fisika terbesar sepanjang sejarah karena teorinya yang
lain yaitu teori relativitas umum. Para ahli menyatakan jika Einstein tidak merumuskan teori
ini kita tidak tahu kapan teori ini akan lahir.
Secara ringkas, relativitas umum adalah teori geometri tentang gravitasi. Teori
relativitas khusus hanya berlaku untuk obyek bergerak dengan kecepatan tinggi dan konstan.
Padahal, galaksi-galaksi bergerak dengan laju tinggi tetapi juga mengalami percepatan. Nah,
relativitas khusus menjadi tidak berlaku sehingga perlu diperluas dan lahirlah teori relativitas
umum yang dibangun dari prinsip ekivalensi.
Kita hidup di muka Bumi yang mempunyai gaya grvitasi yang dapat membuat setiap
benda jatuh padanya. Seseorang memegang bolpoin kemudian melepaskannya, bolpoin pasti
jatuh. Ini adalah fenomena biasa, fenomena wajar yang setiap orang tahu dan merasakannya.
Sekarang bayangkan seseorang yang sedang tidur dimasukkan kotak berukuran
kamar deluxe dan dibawa pada ketinggian jauh dari Bumi yakni di ruang angkasa dan jauh
dari bintang-bintang sehingga nyaris tanpa medan gravitasi. Sekarang kotak diikat dan
ditarik pesawat ruang angkasa yang bergerak dengan percepatan sebesar percepatan gravitasi
di muka Bumi. Setelah beberapa saat si orang bangun dan duduk di lantai seperti halnya
orang tinggal di kamar rumahnya sendiri. Selanjutnya, orang di dalam kotak melepaskan
bolpoin maka ia akan melihat bahwa bolpoin jatuh ke lantai.
Orang di dalam kotak tidak dapat membedakan antara situasi dia di dalam kotak yang
ditarik dengan percepatan gravitasi dan pengalaman di dalam pengaruh gaya gravitasi Bumi.
Orang tersebut merasakan satu hal, dirinya ditarik ke lantai dengan tarikan yang sama seperti
yang ia rasakan sehari-hari. Inilah prinsip ekivalensi, percepatan di ruang tanpa medan dan
percepatan gravitasi sama dengan gaya gravitasi.
Sepanjang ekesperimen dilakukan di daerah kecil, efek yang dihasilkan oleh gaya
gravitasi tidak dapat dibedakan dari keberadaannya di dalam kerangka acuan dipercepat. Jika
jarak cukup jauh dan kotak cukup besar maka keadaan dapat dibedakan. Pada gerak akibat
gaya gravitasi jarak dua bolpoin akan berubah dan mendekat, karena dua bolpoin bergerak
menuju satu titik sumber medan gravitasi. Tetapi jarak dua bolpoin akan tetap jika
bergeraknya ke lantai ditimbulkan oleh tarikan pesawat ruang angkasa seperti ilustrasi
berikut.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xvi


1700
mil
 

 

Bumi

Gambar Dua Bolpoin Jatuh oleh Gravitasi

Formulasi dari prinsip ekivalensi ini menghasilkan satu persamaan tensorial yang
dikenal sebagai persamaan medan Einstein dan memuat sepuluh persamaan

R  ½ g R = (8G/c4) T

R adalah tensor Ricchi, R skalar kelengkungan, g tensor metrik yang menggambarkan
kelengkungan ruang waktu, dan T tensor yang memuat informasi kerapatan massa-energi
dan momentum. G adalah tetapan gravitasi Newton, sedangkan c adalah kecepatan cahaya.
Persamaan medan Einstein juga memberikan persamaan gerak bagi planet berupa
lintasan elips sebagaimana dijelaskan oleh teori gravitasi klasik, gravitasi Newton.
Penjelasan yang dapat dilakukan oleh teori Einstein tetapi tidak dapat dilakukan oleh teori
Newton adalah gerak presisi planet. Merkurius adalah planet paling dekat dengan Matahari
dan paling eksentrik sehingga efeknya paling mungkin diamati. Untuk gerak Merkurius di
sekitar Matahari, teori relativitas umum memberi pergeseran sumbu orbit elips  =
43,03”/abad. Prediksi teoritis ini bersesuaian sangat baik dengan data pengamatan, dan tidak
dijelaskan oleh teori Newton..

o

Gambar Gerak Presesi dari Orbit Elips

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xvii


Prediksi lain teori relativitas umum adalah lintasan cahaya dibelokkan jika bergerak
melalui benda masif. Selain itu, spektrum yang dipancarkan oleh suatu atom akan
mengalami pergeseran spektral di dalam medan gravitasi, tepatnya pergeseran merah
gravitasional (gravitational redshift).
Teori Kuantum. Dua teori utama di dalam fisika klasik adalah mekanika Newtonian
dan teori medan Maxwell. Mekanika Newton memberi deskripsi bagi materi dan
interaksinya, sedangkan teori medan Maxwell mendiskripsikan gelombang elektromagnetik.
Materi dan gelombang mempunyai sifatnya masing-masing yang khas yang tidak mungkin
saling menyampuri.
Artinya, materi selalu mempunyai sifat dan berperilaku sebagai materi seperti
mempunyai momentum dan bertumbukan sehingga terjadi transfer energi dan moementum.
Sedangkan gelombang mempunyai panjang gelombang dan mengalami peristiwa interferensi
dan difraksi. Materi tidak pernah mengalami interferensi dan difraksi, sebaliknya gelombang
tidak pernah mengalami tumbukan dan transfer energi-momentum.
Di akhir abad 19 ada fenomena menarik yaitu radiasi yang dipancarkan oleh benda
hitam. Suatu obyek dikatakan sebagai benda hitam bukan karena ia dicat dengan warna
hitam tetapi karena ia menyerap semua radiasi yang diterimanya tanpa memancarkan
kembali. Obyek langit yang mempunyai sifat seperti itu disebut lobang hitam, black hole.
Benda hitam serupa dengan lobang hitam tapi dalam skala kamar dan sering dinyatakan
sebagai benda berongga dan radiasi masuk rongga dan hanya beberapa yang mampu keluar
rongga.

Gambar Benda Hitam

Jika benda hitam dipanaskan maka radiasi akan terpancar keluar. Kerapatan energi
radiasi yang terpancar diukur untuk aneka panjang gelombang dan temperatur kemudian
diplot dalam grafik. Bentuk kurva cukup membingungkan dalam arti tidak dapat dijelaskan
dengan konsep yang ada, radiasi gelombang elektromagnetik. Teori gelombang
elektromagnetik dalam rongga memberikan kurva dengan nilai membesar pada panjang
gelombang pendek, yang tidak sesuai dengan hasil pengukuran. Nilai besar kerapatan energi
pada panjang gelombang pendek (ultraviolet, ultraungu) menurut teori lama ini dikenal
sebagai bencana ultraungu.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xviii


Gambar Distribusi Energi Radiasi Benda Hitam
es.flinder.edu..au

Selama lebih dari satu dasa warsa para hali fisika mencoba menjelaskan kurva radiasi
benda hitam, hasilnya nihil. Gagal! Akhirnya, pada tahun 1900 ahli fisika Jerman Max
Planck melakukan terobosan dengan keluar dari cara berfikir lama, gelombang sebagai
gelombang. Planck membuat hipotesis, gelombang radiasi di dalam rongga berlaku seperti
osilator harmonik dengan frekwensi diskrit f, 2f, 3f, ... dan seterusnya, tidak dapat bernilai
kontinyu atau di antaranya. Planck pun memperkenalkan tetapan baru h untuk membungkus
gelombangnya dalam paket energi hf, 2hf, 3hf, ...
Gelombang terpaket tersebut dan statistik klasik memberi penjelasan yang akurat
tentang kurva radiasi benda hitam. Meskipun berhasil menjelaskan kurva radiasi benda
hitam tetapi Planck masih meragukan gagasan atau hipotesisnya sendiri. Ia tidak puas karena
tidak sesuai dengan teori yang telah ada dan mapan. Akhirnya, tahun 1905 Einstein
meminjam gagasan Planck untuk menjelaskan fenomena lain yang juga tidak dapat
dijelaskan oleh mekanika klasik Newtonian maupun medan elektromagnetik Maxwell.
Fenomena tersebut adalah efek fotolistrik.

Gambar Efek Fotolistrik

Elektron lepas dari permukaan logam setelah disinari cahaya tertentu dengan
intensitas lemah sekalipun. Sebaliknya, elektron tidak terpancar ketika disinari cahaya
tertentu lainnya meskipun intensitasnya sangat kuat. Ketika energi kinetik elektron terpancar
oleh beberapa macam cahaya yang memancarkan ternyata energi kinetik elektron berbeda
dan bergantung cahaya penumbuknya.
Sebagaimana Planck, ketika cahaya diperlakukan sebagai cahaya dan energi cahaya
digunakan untuk menggoyang elektron agar dapat lepas dari ikatan atom maka perlu waktu
dua pekan. Elektron dapat segera lepas jika cahaya diperlakukan sebagai partikel dengan
energi hf dan menumbuk elektron seperti tumbukan klasik.
Hasil eksperimen lain yang tidak dapat dijelaskan secara klasik, gelombang sebagai
gelombang, adalah hamburan foton oleh elektron. Foton terhambur mempunyai panjang
gelombang lebih besar atau energi lebih rendah. Perilaku kurva panjang gelombang terhadap
sudut hambur gagal dijelaskan dengan pendekatan gelombang sebagai gelombang.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xix


Gambar Hamburan Compton
grandunifiedtheory.org.il

Pada tahun 1922 Arthur Compton mengajukan hipotesis gelombang mempunyai


momentum yang berbanding terbalik dengan panjang gelombang (p=h/) dan berperilaku
sebagai partikel. Interaksi antara foton dengan elektron adalah interaksi tumbukan yang
memenuhi hukum kekekalan momentum-energi. Hasil eksperimen dapat dijelaskan dengan
baik.
Ide dasar Planck, Einstein dan Compton sama, gelombang mempunyai sifat dan
berperilaku sebagai partikel. Sampai dua tahun sejak Compton berhasil menjelaskan
hamburan foton oleh elektron belum muncul eksperimen baru yang membingungkan.
Padahal saat itu, tahun 1924, ada mahasiswa doktoral yang harus menulis disertasi, Louis de
Broglie. Mahasiswa ini pun melakukan terobosan baru meski tanpa dukungan
eksperimen, pertimbangannya mungkin murni estetika alam atau keyakinan keadilan Tuhan
Sang Pencipta jagad raya.
Jika gelombang mempunyai sifat materi maka atas nama estetika dan kesimetrian
alam maka seharusnya materi mempunyai sifat seperti gelombang. Seharusnya materi dapat
mempunyai panjang gelombang dan dapat mengalami difraksi sebagaimana lazimnya
gelombang. De Broglie mengajukan hipotesis materi bersifat gelombang dengan panjang
gelombang berbanding terbalik dengan momentumnya, =h/mv, di dalam disertasinya.
Meski sempat membuat anggota dewan penguji disertasinya bingung dan rapat
khusus, akhirnya de Broglie dinyatakan lulus dan hipotesisnya diterima secara teoritis.
Hipotesis de Broglie baru dikonfirmasi tiga tahun kemudian, 1927, oleh dua eksperimen
terpisah yaitu eksperimen Clinton Davisson dan Lester Germer dan eksperimen George
Thomson dan A. Reid, eksperimen difraksi elektron.
Dengan dikonfirmasinya hipotesis de Broglie maka sempurnalah dualisme
gelombang-materi yaitu gelombang bersifat materi dan materi bersifat gelombang. Obyek
mikro tidak bersifat rigid, materi-materi atau gelombang-gelombang melainkan
gelombangmateri. Obyek tersebut tidak lain adalah paket gelombang yang bersifat materi
karena terlokalisir di daerah x tertentu dan tersusun oleh gelombang-gelombang dengan
spektrum bilangan gelombang k.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xx


Gambar Paket Gelombang
universe-review.ca

x dan k mempunyai hubungan menarik yaitu x k = ½ jika paket gelombang


Gaussian dan xk > ½ jika bukan Gaussian, sehingga secara umum xk ½ . Karena ħk
= p maka xp½ ħ yang dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg. Prinsip ini
menyatakan, dalam skala mikro partikel tidak pernah diam, selalu bergerak. Partikel
penyusun alam semesta maupun tubuh manusia selalu bergerak.
Paket gelombang juga dapat memberi persamaan Schrodinger, persamaan gerak bagi
obyek mikro. Partikel digambarkan dengan fungsi gelombang dan mewujud bagai
gelombang yang tidak jelas batas tepinya sesuai dengan tuntutan awal yang memaksa
kelahiran teori kuantum, dualisme partikel-gelombang.
Simetri dan Estetika. Tubuh manusia juga dijadikan dalam keadaan setimbang antara
bagian demi bagian sehingga memungkinkan manusia bergerak lincah. Yang mudah dilihat
dari manusia, tubuh bagian kiri dan bagian kanan tampak setimbang atau tepatnya simetri.
Dua mata manusia ada di kanan dan di kiri pada jarak yang sama dari garis tengah yang
membelah manusia menjadi dua bagian yang persis sama. Bayangkan bila kedua mata
manusia bertempat di kepala bagian kanan semua atau bagian kiri semua. Semua anggota
tubuh yang berjumlah dua seperti telinga, lobang hidung, tangan dan kaki berada dalam
posisi simetri kanan-kiri. Kesetimbangan dan kesimetrian ini juga telah ditegaskan al-Qur‟an

Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakanmu dan menjadikanmu seimbang, (QS al-
Infithar 82:7)
Alam di sekeliling kita ternyata sering menampakkan diri dalam bentuknya yang
simetri. Perhatikan dengan seksama aneka bunga dan dedaunan di kebun dan taman-taman
bunga, juga serangga-serangga seperti semut, lebah dan kupu-kupu yang mengerumuninya.
Kita akan mendapatkan bahwa bentuk dan pola warna sangat serasi, dan simetri; karenanya
sangat mempesona. Kita pun lantas meniru pola simetri ini ke dalam barang-barang
keseharian ataupun barang hiasan rumah. Misalnya piring, gelas dan teko dibentuk serta
digores dengan lukisan yang simetri. Demikian juga gambar atau lukisan grafis dan ukiran
penghias ruang tamu kita. Bahkan baju atau busana muslim yang kita kenakan dihias dengan
motif-motif yang simetris.
Simetri tidak hanya terjadi pada benda tampak dan menarik serta memberi inspirasi
para seniman lukis atau seniman pahat dalam berkarya, melainkan juga mampu menyita
perhatian para ahli fisika, kimia dan matematik. Simetri juga terjadi pada tingkat molecular
dan kristal seperti air dan ammonia.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xxi


Kristal dan molekul umumnya juga mempunyai formasi simetri. Molekul air terdiri
dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Molekul ini mempunyai simetri rotasi 180
derajat. Sedangkan molekul amoniak terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom hidrogen,
dan mempunyai simetri 120 dan 240 derajat. Gambaran molekul air dan amoniak diberikan
seperti Gambar berikut.

(a) (b) (c)

Gambar Molekul (a) air, (b) ammonia (dari atas),


(c) ammonia (dari samping)
Molekul yang lebih komplek seperti bensin juga mempunyai simetri

H C H
C C

C C
H C H

Gambar Molekul bensin C6H6

Kegagalan awal dari O. Klein dan W. Gordon mengawinkan teori kuantum dan teori
relativitas khusus di tahun 1926 memaksa ahli fisika Inggris Paul Andre Maurice Dirac
memperkenalkan teori yang sederhana, indah dan egaliter dua tahun kemudian. Sederhana
karena persamaan hanya muncul dalam bentuk diferensial orde pertama. Sedangkan egaliter
karena baik ruang maupun waktu muncul dalam orde yang sama yang diferensial orde
pertama tidak sebagaimana teori-teori terdahulu yang seringkali muncul dalam orde berbeda,
orde satu dan orde dua. Berangkat dari bentuk matematika teori kuantum relativistik yang
indah ini Dirac memprediksi keberadaan antipartikel sekaligus pasangan dari elektron. Bukti
eksperimental pasangan elektron pada 1932, empat tahun setelah prediksi teoritis melahirkan
wacana baru alam semesta yang berasal dari ketiadaan materi. Wacana ini berangkat dari
sifat elektron dan positron bila bertemu dapat saling melenyapkan dan menjadi foton
sebaliknya produksi pasangan elektron-positron dapat diperoleh dari foton.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xxii


elektron

foton

positron

Gambar Produksi Pasangan electron-positron

Herman Weyl ahli fisika matematika tidak mau membuang teori grupnya yang gagal
diterapkan pada teori gravitasi karena faktor keindahannya. Lima puluh tahun kemudian
gagasan Weyl baru mendapatkan tempat di dalam teori elektrodinamika kuantum. Teori grup
adalah konsep matematika yang berangkat dari prinsip-prinsip simetri. Gagasan atau teori
grup mulanya dirumuskan oleh para ahli matematika di awal abad sembilan belas. Meskipun
demikian, teori ini baru mengalami perkembangan secara signifikan dan menemukan
realisasi setelah mendapat sentuhan para ahli fisika yang sedang membidani kelahiran teori
kuantum di paruh pertama abad dua puluh.
Keindahan yang di dalamya mengandung kesederhanaan, keselarasan dan daya terang
merupakan dasar utama untuk kebenaran ilmiah. Artinya, para ilmuwan juga melihat
keindahan suatu teori untuk menentukan kesahihan serta kecanggihan teori tersebut.
Keindahan mendapat tempat di dalam dunia ilmiah terlebih lagi di dalam fisika. Teori
relativitas khusus maupun teori relativitas umum dari Einstein dan teori interaksi lemah
Richard Philip Feynman dan Murray Gell-Man adalah contoh lain yang sangat indah dan
mampu menjelaskan fenomena alamiah secara mengagumkan. Molekul DNA yang
ditemukan biolog James Watson juga mengisyaratkan hal yang sama, keindahan.
Hal yang membuat simetri menarik bagi para fisikawan adalah adanya kuantitas kekal
(conserve) bagi sistem yang mempunyai simetri tertentu, sebagaimana telah dibuktikan oleh
fisikawati teoritis Emi Noether. Sebagai contoh, sistem yang simetri terhadap transformasi
translasi ruang yaitu suatu sistem yang digeser lurus sejauh jarak tertentu dari posisi awalnya
dan keadaan sebelum serta sesudah digeser tidak berubah maka momentum linier sistem
tersebut kekal. Sedangkan sistem yang invarian terhadap transformasi rotasi maka
momentum sudut sistem tersebut kekal, tidak berubah. Jika keadaan sistem di waktu kemarin
dan sekarang tidak berubah dikatakan sistem simetri terhadap translasi waktu dan energi
total sistem tersebut merupakan kuantitas tetap.
Simetri di atas merupakan simetri terhadap transformasi ruang-waktu, yaitu
transformasi Poincare yang telah mapan (established) baik secara teoritis maupun
eksperimental. Simetri ruang-waktu lainnya adalah simetri paritas (pembalikan ruang) dan
pembalikan waktu.
Selain simetri ruang-waktu juga ada simetri yang dikenal sebagai simetri internal. Di dalam
atom, elektron dan proton berinteraksi melalui gaya elektronik yaitu gaya Coulomb
sedangkan antara elektron dan netron tidak terjadi interaksi. Meskipun demikian, antara
netron dan proton saling berinetraksi dalam inti atom. Dalam hal ini, antara proton dan
netron adalah identik dan simetri yang mengaitkan antara keduanya adalah simetri internal
isospin. Simetri internal lainnya adalah simetri konjugasi muatan yang mengaitkan antara
partikel dan antipartikelnya seperti elektron dan positron. Gabungan antara simetri ruang-

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xxiii


waktu dan simetri internal menghasilkan supersimetri yang mengaitkan antara partikel
dengan superpartnernya yang berselisih spin setengah. Contoh-contoh partikel dan
superpartnernya adalah elektron-selektron, quark-squark, foton-fotino, gluon-gluino dan
graviton-gravitino.
Perumusan format matematis dan transformasi menghasilkan formulasi yang disebut
teori grup. Grup bagi transformasi ruang waktu adalah grup Poincare. Grup untuk
transformasi internal misalnya grup uniter satu dimensi ditulis U(1) dan grup uniter spesial
dua dimensi SU(2) yang mendeskripsikan interaksi elektromagnetik dan unifikasinya yaitu
inetraksi elektro lemah. Grup uniter special tiga dimensi SU(3) mendeskripsikan partikel
yang berinteraksi kuat, dan grup uniter spesial enam dimensi SU(6) mendeskripsikan
karakteristik baryon dan quark. Grup-grup ini merupakan grup simetri kontinu sedangkan
grup yang mendeskripsikan perilaku zat padat adalah grup diskrit yang berkaitan dengan
tujuh sistem kisi. Ketujuh sistem kisi ini adalah sistem monoklinik, arthorhombik, tetragonal,
trigonal, heksagonal, triklinik dan kubik.
Alam mempunyai sifat simetri, namun penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan
bahwa simetri di alam tidak begitu sempurna dan mengalami kerusakan. Perhatikan misalnya
lintasan planet mengitari matahari di dalam system tata surya kita. Lintasan berbentuk elips
bukan lingkaran padahal seperti telah diuraikan di depan simetri lingkaran lebih tinggi
daripada elips. Demikian pula bentuk bumi tempat kita hidup di permukaannya, agak pipih
di wilayah kutub dan tidak bulat sempurna.
Menjelang dasawarsa enam puluh, Glashow, Weinberg dan Salam berhasil
membangun teori kemanunggalan (united theory) yang memadukan gaya elektronik dan
gaya lemah, formal simetri matematisnya adalah SU(2)U(1). Teori ini menerapkan konsep
perusakan simetri secara spontan (spontaneous symmetry breaking, SSB) dan memprediksi
kehadiran partikel perantara interaksi lemah yaitu partikel W+, W dan Z. Sheldon Lee
Glasshow, Stephen Weinberg dan Abdul Salam mendapatkan hadiah nobel 1979 atas teori
unifikasi elektrolemah tersebut. Konfirmasi eksperimental atas partikel perantara didapatkan
tahun 1983 oleh team yang dipimpin Dr. Carlo Rubia, dan mendapat hadiah nobel satu tahun
kemudian.
Atom hidrogen di dalam ruang bebas mempunyai simetri rotasi yang sempurna dan
kurang menarik. Atom ini menarik jika simetrinya dirusak dengan cara ditempatkan di
dalam ruang bermedan magnet atau medan listrik dan terjadilah split (pemisahan) tingkat
energi. Pecahnya tingkat energi ini dikenal dengan efek Zeeman dan efek Stark. Hidrogen di
dalam medan luar tidak lagi mempunyai simetri murni melainkan hanya simetri di sekitar
sumbu yang sejajar arah medan luar. Fenomena superkonduktor konvensional juga terjadi
akibat adanya perusakan simetri dari keadaan dasarnya yang ferromagnetik. Dus, alam
memang tercipta dengan pola simetri yang cacat.
Di Jepang, tepatnya di kota Nieko ada satu jembatan yang paling indah di negeri
matahari terbit tersebut. Jembatan ini dibangun dengan gaya arsitektur Cina yang rumit.
Ukirannya sedemikian mempesona, banyak bentuk segitiga di atapnya. Selain itu, banyak
ukiran kepala naga dan pangeran. Hal yang menarik, bagian kiri-kanan jembatan secara
keseluruhan sangat simetri namun bila dicermati lebih lanjut terdapat bagian kecil di kepala
naga yang terbalik. Orang pun bertanya-tanya mengapa demikian, bukankah dari
keseluruhan bentuk yang rumit telah mampu dibuat begitu simetri sehingga hal yang mudah
untuk juga membuat simetri di bagian yang terbalik tersebut. Tidak ada orang yang dapat
menjawab secara tepat. Jawaban umum yang ada bersifat filosofis dan sederhana, “Jembatan
sengaja dibuat demikian agar Tuhan tidak cemburu terhadap kesempurnaan manusia”. Tuhan
dalam banyak hal mengurangi kadar kesimetrian ciptaan, tidak patut manusia menyainginya.
Tetapi mengapa Tuhan mengurangi derajat kesimetrian ciptaannya?

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xxiv


Al-Quran, sekali lagi, juga mengisyaratkan sifat simetri ini. Kali ini tidak secara
eksplisit melainkan simbolik. Al-Quran menyatakan

Tidaklah mungkin bagi Matahari mendahului Bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(QS Yaasiin 36:40)

Matahati tidak mungkin mendahului Bulan dapat berarti bahwa gerak ralatif Matahari lebih
lambat daripada gerak relatif Bulan mengitari Bumi. Analisis mekanis dan konfrontir dengan
fenomena ketinggian Bulan sabit di ufuk barat akan bermuara pada kesimpulan Bumi
berotasi bukan diam.
Selain itu, pengamatan lebih cermat pada teks memberikan fakta menarik yaitu deretan
huruf pada”kullun fiy falakin” (‫)كل في فلك‬. Frasa ini sekaligus merupakan inti dri ayat, semua
beredar di orbitnya masing-masing. Jika huruf-huruf ditulis terpisah tidak bersambung akan
tampak secara jelas urutan berikut
‫ ك‬-‫ ف – ل‬-‫ ي‬-‫ ف‬-‫ ل‬- ‫ك‬
Urutan huruf-huruf ini memperlihatkan simetri kanan-kiri dengan huruf tengahnya
ya. Pertanyaannya kemudian adalah apakah orbit benda langit dalam bentuk simetri. Jika ya,
apa jenis simetrinya. Semua pertanyaan harus dijawab melalui penelitian tahap demi tahap.
Inilah epistemologi Islam, epistemologi yang menggunakan al-Quran sebagai sumber ide,
dan merupakan bagian dari bangunan besar sains berbasis wahyu
Agama dan Sains
Ungkapan populer “Science without religion is blind and religion without science is
lame” menggambarkan hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama. Ilmu pengetahuan
dan agama saling melengkapi, tidak bisa saling meniadakan dan masing-masing mempunyai
domainnya sendiri-sendiri. Ilmu pengetahuan memberi cahaya dan kekuatan sedangkan
agama memberi cinta, harapan dan kehangatan. Ilmu pengetahuan membantu menciptakan
peralatan dan mempercepat laju kemajuan, agama mengarahkan dan menetapkan tujuan
upaya manusia tersebut.
Ilmu pengetahuan memperindah akal dan pikiran, agama memperindah jiwa dan
perasaan. Ilmu pengetahuan dan agama membuat manusia merasa nyaman. Ilmu
pengetahuan melindungi manusia dari aneka penyakit, banjir, gempa bumi dan badai. Agama
melindungi manusia dari keresahan, kesepian dan pikiran picik. Ilmu pengetahuan menuntun
pada revolusi lahiriah, sedangkan agama membawa pada revolusi batiniah.
Persoalannya, tradisi ilmiah dan minat umat islam dalam usaha menguasai ilmu
pengetahuan sangat rendah. Di dalam buku “Science, Technology and Development in the
Muslim World” Sardar menulis, “Dunia Muslim hingga kini hanya memberikan perhatian
kecil pada sistem pendukung penelitian sains. Ini bisa dilihat dari rencana-rencana
pembangunan mereka”. Di bagian lain ia menyatakan,”Di dunia Muslim, kesarjanaan hanya
merupakan kumpulan fakta-fakta, catatan-catatan parlementer dan sidang-sidang kabinet,
pertemuan-pertemuan luar biasa dan semacamnya. Kesarjanaan sains belum pernah
terdengar”.
Keadaan ini tidak bisa dilepaskan dari pandangan dunia (world view) umat islam
yang didominasi kalam al-Asy‟ariyah. Dalam usahanya menjaga keagungan dan superioritas
Sang Pencipta aliran ini telah menegasikan peran atau kodrat manusia dan alam sedemikian
rupa. Al-Ghazali, juru bicara terkemuka al-Asy‟ariyah, seperti halnya Hume menyatakan

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xxv


tidak perlunya hubungan kausal di alam semesta ini. Kausalitas hanyalah following upon
(kelanjutan dari) dan pengulangan yang menyebabkan manusia percaya bahwa suatu sebab
diikuti oleh efeknya.
Pandangan tersebut mendominasi dunia islam (sunni) sampai saat ini dan menjadi
faktor yang menyulitkan pengembangan ilmu pengetahuan yang bertumpu pada landasan
hukum-hukum yang tetap di alam (sunnatullah). Pandangan terakhir ini berpijak pada
keyakinan bahwa Allah tidak mungkin bermaksud mendustai dan menyesatkan. Dia adalah
Pencipta yang Pengasih, yang mengatur segala sesuatu di jagat raya agar dapat dihuni dan
dimengerti manusia.
Syafii Maarif, kini ketua PP Muhammadiyah, di dalam bukunya Peta Bumi
Intelektualisme Islam mencoba membela al-Ghazali dari tudingan miring di atas. Tetapi
Amien Abdullah di dalam Falsafah Kalam menunjuk beberapa buku al-Ghazali yang
memang cenderung melemahkan etos kerja umat.
Ibnu Khaldun juga tidak memberi apresiasi atas pengembangan filsafat dan ilmu
alam. Di dalam Muqaddimah-nya ia menulis: “…di pesisir utara Laut Tengah sedang
ditumbuhkan ilmu-ilmu filsafat …penyajian sistematis yang dilakukan di sana dikatakan
komprehensif dan banyak orang yang mengetahui ilmu-ilmu itu …Allah lebih mengetahui
apa yang ada di sana, tetapi yang jelas bahwa masalah-masalah fisika itu tidak ada gunanya
bagi kita dalam perkara keagamaan”.
Dus sejak sepuluh abad silam tepatnya sejak vonis sesat al-Ghazali kepada para filsuf
khususnya Ibnu Sina via Tahafut al Falasifah filsafat yang bertumpu pada logika tidak
dikembangkan di kalangan sunni. Umat cenderung menjauhi nalar, filsafat dan ilmu
pengetahuan atau sains. Kondisi dan atmosfer anti logika ini terus berhembus sampai saat
ini.
Menjelang abad 15 hijriyah kebangkitan Islam dikumandangkan dan telah berlalu
tiga dasawarsa tetapi sinyal kebangkitaa belum juga tampak. Al-Qur‟an al-Mujadalah 11
mengisyaratkan, dua prasyarat yang harus dipenuhi bagi kebangkitan tersebut yaitu iman dan
ilmu. Itulah sebabnya, kesadaran dan semangat yang menyala-nyala untuk menguasai sains
harus dikobarkan. Tidak ada kebangkitan tanpa ilmu pengetahuan. Jepang disusul Cina dan
Korea menjadi bagian negara terdepan juga karena ilmu pengetahuan dasarnya yang kokoh.
Sains adalah milik bersama, namun penguasaannya tidak dapat diperoleh dengan
cuma-cuma melainkan harus direbut. Sains adalah bagian dari hikmah atau kebajikan
tertinggi. Syeikh al-Zarnuji di dalam kitab Ta’limul muta’allim mengutip pesan Rasul saw,
“Hikmah adalah sesuatu yang hilang dari orang mu‟min, di mana saja kau temukan
ambillah”.
Juga harus disadari, tidak ada jalan pintas dalam penguasaan sains. Barat yang kini
sedemikian digdayanya telah mulai belajar dan menguasai ilmu sejak delapan abad silam.
Pemuda Michel berkebangsaan Skot hijrah untuk tinggal dan bekerja di universitas-
universitas Islam di Toledo dan Kordoba sejak 1217. Ia menyusun proyek ambisius dengan
memperkenalkan logika Aristotelian kepada Eropa. Sejak saat itu, renesans pun terus
bersemi, tumbuh dan berkembang.
Agar tidak mengulang kesalahan Barat, penguasaan sains harus dibarengi kesadaran
atas landasan filosofisnya. Tanpa pemahaman filosofis yang memadai, ilmuwan muslim
diam-diam akan membawa masyarakat dalam lorong gelap positivisme. Seks bebas yang
marak di masyarakat tidak dapat dipisahkan dari materialisme ilmiah dalam sains, biologi
dan psikologi. Kemajuan Jepang tidak berarti tidak menimbulkan ekses negatip. Para orang
tua khususnya para ibu mulai putus asa karena putra-putri mereka telah menjalani hubungan
seks di luar nikah. Jepang pun, seperti ditulis oleh majalah Hiragana Times tahun 2000,
dikenal sebagai sex paradise oleh orang-orang Eropa. Karena itu, calon ilmuwan muslim
perlu dibekali dengan wawasan filsafat, tradisi dan kebudayaan Islam. Kini sains merupakan

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xxvi


perkara wajib, mengingat kaidah ushul, wa maa yutawassalu bihi ilaa iqoomatil waajibi
yakunu waajiban. Segala sesuatu yang mengantarkan pada kewajiban (seperti kemuliaan
islam) hukumnya menjadi wajib.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 xxvii


Fitriyany Yudistira Pengembangan Modul Fisika ….

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON


BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA) DI KELAS INKLUSI
SMA/MA KELAS X

Fitriany Yudistia R1 dan Winarti 2

Pendidikan Fisikan, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
1
Surel: fitriayudistia@ymail.com

Intisari. Siswa tunanetra SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta, MAN Maguwoharjo dan SMAN 1 Sewon belum memiliki
sumber belajar mandiri berupa modul Braille khususnya pada materi Hukum Newton. Berdasarkan kenyataan ini maka
dibutuhkan sebuah sumber belajar yang didesain khusus bagi siswa tunanetra di kelas Inklusi yakni modul Braille pada
pokok bahasan Hukum Newton.
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: (1) mengembangkan modul fisika pokok bahasan Hukum Newton untuk
siswa tunanetra SMA/MA kelas X sebagai sumber belajar mandiri, (2) mengetahui kualitas modul fisika Braille materi
Hukum Newton untuk siswa tunanetra SMA/MA kelas X, (3) mengetahui respon siswa terhadap modul fisika Braille yang
telah dikembangkan.
Penelitian ini merupakan penelitian R & D dengan model prosedural yang mengadaptasi dari pengembangan perangkat
model 4-D, yakni Define, Design, Develop, and Disseminate. Instrumen penelitian berupa angket kualitas modul yaitu
menggunakan skala Likert yang dibuat dalam bentuk checklist. Instrumen untuk siswa berupa angket respon siswa yaitu
menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam bentuk checklist. Modul dinilai kualitasnya oleh 3 ahli materi, 1 ahli
media, dan 2 guru fisika SMA/MA. Kelayakan modul berdasarkan respon siswa pada uji coba terbatas sebanyak 2 siswa
dan uji coba luas sebanyak 8 siswa.
Hasil penelitian berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media dan guru fisika SMA/MA modul memiliki kategori
sangat baik (SB). Persentase keidealan menurut ahli materi adalah 87,88%; persentase keidealan menurut ahli media
adalah 90,00% dan persentase keidealan menurut guru Fisika SMA/MA adalah 75,00%. Respon siswa terhadap modul
fisika Braille pada uji coba terbatas diperoleh persentase 97,22%; sedangkan pada uji coba luas diperoleh persentase
89,58%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul layak dijadikan sebagai salah satu sumber belajar mandiri bagi
siswa tunanetra.

Kata Kunci: Modul, huruf Braille, inklusi, tunanetra

PENDAHULUAN Melalui pendidikan inklusif, anak


berkelainan dididik bersama-sama anak normal
Undang-undang Republik Indonesia lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh kenyataan
Nasional memberikan warna lain dalam bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal
penyediaan pendidikan bagi anak berkelainan. dan anak berkelainan yang tidak dapat dipisahkan
Pada penjelasan pasal 15 tentang pendidikan sebagai suatu komunitas. Oleh karena itu, anak
khusus disebutkan bahwa pendidikan khusus berkelainan perlu diberi kesempatan dan peluang
merupakan pendidikan untuk peserta didik yang yang sama dengan anak normal untuk
berkelainan atau peserta didik yang memiliki mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah
kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara terdekat.
inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada Kehadiran anak berkebutuhan khusus di
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pasal sekolah reguler dalam proses belajar mengajar
inilah yang memungkinkan terobosan bentuk akan berdampak pada proses perubahan kelas,
pelayanan pendidikan bagi anak berkelainan selain dihadapkan pada kelas klasikal, guru juga
berupa penyelenggaraan pendidikan inklusif. diberikan tanggung jawab untuk membimbing,
Terkait pasal di atas, muncul istilah mendidik dan mengajar keberagaman anak
pendidikan luar biasa dan trend pendidikan inklusi berkebutuhan khusus. Ketunanetraan, berdampak
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak pada sulitnya mengatur proses belajar mengajar.
Berkebutuhan Khusus (ABK). Pendidikan inklusi Berdasarkan hasil observasi dan
inilah diselenggarakan secara inklusif di Sekolah wawancara dengan siswa tunanetra di beberapa
Inklusi atau berupa satuan pendidikan khusus pada SMA/MA Inklusi di Yogyakarta, ditemukan
tingkat pendidikan dasar dan menengah. banyak keluhan-keluhan yang dikemukakan oleh
para siswa siswi tunanetra. Menurut mereka, fisika

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 1


Fitriyany Yudistira Pengembangan Modul Fisika ….

merupakan mata pelajaran yang membutuhkan METODE PENELITIAN


pemahaman lebih, karena selain banyak ilustrasi
gambar dan simbol-simbol juga banyak rumus- Penelitian ini merupakan penelitian
rumus yang digunakan. Dengan keterbatasan pengembangan (research and development/R&D)
indera penglihatannya, siswa mengalami kesulitan yang berorientasi pada produk. Penelitian ini
untuk memahami gambar dan simbol-simbol menggunakan metode penelitian pengembangan
karena siswa hanya mampu membayangkan saja. model prosedural yang mana model ini bersifat
Guru hanya menjelaskan materi di papan tulis deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang
dengan metode ceramah. Namun, terkadang guru harus diikuti untuk menghasilkan produk. Prosedur
mendekati siswa tunanetra dan mendiktekan materi dalam penelitian ini mengadaptasi pada
yang disampaikan, itu pun jika ada waktu pengembangan perangkat model 4-D (four D
senggang untuk mendiktekkan. Sering kali siswa model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan,
tunanetra tidak mencatat secara keseluruhan materi Semmel, dan Semmel (1974) dalam Trianto
yang disampaikan dikarenakan keterbatasan waktu (2010:93). Model ini terdiri dari 4 tahap
dalam proses pembelajaran, bahkan catatan mereka pengembangan, yaitu Define, Design, Develop,
hanya berupa lembaran kertas yang berceceran and Disseminate.
karena tidak menyatu dengan catatan fisika Modul dinilai kualitasnya oleh 3 ahli
lainnya. materi, 1 ahli media, dan 2 guru fisika SMA/MA.
Selain itu, masih belum tersedia sumber Aspek yang diuji meliputi aspek kualitas isi,
belajar bagi siswa tunanetra yakni modul Braille metode penyajian, kebahasaan, kegrafikan, format
khususnya materi Hukum Newton di SMA modul, organisasi modul dan konsistensi modul.
Muhammadiyah 4 Yogyakarta, MAN Instrumen penelitian berupa angket kualitas modul
Maguwoharjo dan SMAN 1 Sewon. yaitu menggunakan skala Likert yang dibuat dalam
Bertolak dari permasalahan inilah, bentuk checklist.
peneliti memberikan suatu alternatif penggunaan
media cetak bagi siswa tunanetra, yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan modul fisika pokok bahasan
Hukum Newton bagi anak berkebutuhan khusus
Hasil penelitian pengembangan yang
(tunanetra) SMA/MA kelas X.
pertama adalah tersusunnya Modul Fisika bagi
Lee dkk. (2003) dalam Pariawan Lutfi
Anak Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) pokok
Ghazali merekomendasikan penggunaan media
bahasan Hukum Newton Untuk kelas Inklusi
cetak dengan huruf Braille dan gambar timbul
SMA/MA kelas X. Modul ini berisikan daftar isi,
dalam pendidikan pada penyandang tunanetra
deskripsi modul, standar kompetensi dan
untuk melengkapi informasi yang diberikan secara
kompetensi dasar, petunjuk penggunaan modul,
lisan (audio). Setiap alat bantu pendidikan
uraian materi, contoh soal, glosarium dan daftar
memiliki keterbatasan, sehingga pendekatan multi-
pustaka. Karena modul yang dikembangkan untuk
strategi dalam pendidikan perlu dilakukan dengan
siswa tunanetra, maka modul di cetak dengan huruf
menggunakan berbagai alat bantu (Yahya, B.,
Braille dan gambar timbul.
2000:30). Menurut Lee et all (2003) dalam
Sebelum modul dinilai kualitasnya,
Pariawan Lutfi Ghazali, kelebihan media cetak ini
terlebih dahulu modul di validasi oleh validator.
adalah dapat segera dilakukan pengulangan
Hasil validasi adalah lembar masukan dari
informasi dan dapat memberikan informasi tentang
validator. Hasil revisi dari validator dihasilkan
bentuk suatu benda dan media cetak merupakan
modul II yang kemudian modul dapat dinilai
alat bantu pendidikan yang mampu
kualitasnya oleh para ahli dan guru fisika
menginformasikan materi pendidikan dengan
SMA/MA.
lengkap bagi penyandang tuna netra (Purwanta,
Hasil pengembangan yang kedua adalah
2003).
kualitas modul fisika yang ditinjau berdasarkan
Tujuan penelitian ini adalah: (1)
penilaian 3 orang ahli materi, 1 orang ahli media,
Mengembangkan modul fisika pokok bahasan
dan 2 orang guru fisika SMA/MA kelas X dengan
Hukum Newton untuk siswa tunanetra SMA/MA
mengisi angket kualitas modul fisika serta
kelas X sebagai sumber belajar mandiri. (2)
memberikan masukan dalam pengembangan
Mengetahui kualitas modul fisika pokok bahasan
modul.
Hukum Newton untuk siswa tunanetra yang telah
Hasil penilaian modul fisika Braille dari
dikembangkan. (3) Mengetahui respon siswa
dua aspek penilaian mendapat skor rata-rata modul
terhadap modul fisika pokok bahasan Hukum
fisika Braille sebesar 38,67. Dengan demikian
Newton untuk siswa tunanetra.
modul fisika Braille dikategorikan sangat baik
menurut ahli materi.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 2


Fitriyany Yudistira Pengembangan Modul Fisika ….

Diagram 2. Diagram Batang Presentase Keidealan


Diagram 1 . Diagram Batang Presentase Keidealan Modul Fisika Braille Materi Hukum Newton dari Ahli
Modul Fisika Braille Materi Hukum Newton dari Ahli Media
Materi

Penilaian modul fisika Braille secara


keseluruhan oleh guru fisika SMA/MA
Diagram 1 menunjukkan hasil penilaian
dikategorikan sangat baik (SB) dengan skor rata-
kualitas modul menurut ahli materi pada tiap
rata 36,00. Presentase penilaian kualitas modul
aspek. Sedangkan presentase keidealan secara
untuk masing-masing aspek yaitu aspek kualitas isi
keseluruhan untuk ahli materi didapat nilai sebesar
75,00%, aspek metode penyajian 75,00%, aspek
87,88%. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
kebahasaan 75,00% dan aspek kegrafikan 75%.
hal yang perlu direvisi seperti memisahkan gaya
Berikut ini disajikan diagram 3 presentasi
berat, gaya normal dan gaya tegangan tali menjadi
keidealan penilaian dari guru fisika SMA/MA.
sub bab-sub bab.menambahkan contoh aplikasi
Hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari;
Diagram 3. Diagram Batang Presentase Keidealan
merubah gaya tegang tali menjadi gaya tegangan Modul Fisika Braille Materi Hukum Newton dari Guru
tali; memberikan nomer pada setiap persamaan Fisika SMA/MA
dengan mengacu pada tata tulis sistem SI;
memberikan keterangan judul pada grafik/gambar;
memberikan penegasan istilah/definisi pada
besaran yang dipakai; memperbaiki gambar yang
sesuai dengan konsep dan memperbaiki penulisan
daftar pustaka.
Hasil penilaian ahli media dari enam
aspek penilaian memiliki skor rata-rata 54,00.
Dengan demikian modul fisika Braille
dikategorikan sangat baik menurut ahli media.
Pada saat penilaian ahli media pun terdapat
beberapa revisi terkait kaidah penulisan menurut
EYD dan merubah uji kompetensi menjadi contoh-
contoh soal yang dilengkapi dengan
pembahasannya, sehingga presentase keidealan
menurut ahli media sebesar 90,00% yang dapat
ditunjukkan oleh diagram 2 berikut.
Dari diagram presentase ideal tiap aspek
di atas menunjukkan bahwa presentasi keidealan
secara keseluruhan menurut guru fisika SMA/MA
adalah sebesar 75%. Hal ini dikarenakan masih
terdapat beberapa masukan dari para guru dengan
menambahkan prasyarat yang ditujukan kepada
peserta didik.
Setelah merevisi modul II berdasarkan
masukan ahli materi, ahli media dan guru fisika,
maka didapat modul III yang selanjutnya akan
diujicobakan kepada siswa dalam uji coba terbatas.
Hasil analisis dari uji coba terbatas didapat skor
rata-rata 17,50 dengan presentase aspek secara

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 3


Fitriyany Yudistira Pengembangan Modul Fisika ….

keseluruhan adalah 97,22% dengan presentasi tiap- Diagram 5. Diagram Presentase Keidealan Respon
tiap aspek seperti diagram 4. Siswa terhadap Modul Fisika Braille pada Uji Coba
Luas
Diagram 4. Diagram Presentase Keidealan Respon
Siswa terhadap Modul Fisika Braille pada Uji
CobaTerbatas

Pada tahap uji coba terbatas terdapat


beberapa masukan dari siswa yakni perlu
memperhatikan penulisan, karena satu titik timbul Diagram 5 di atas menunjukkan hasil
salah sedikit saja akan merubah makna tulisan itu respon siswa terhadap modul fisika Braille pada uji
sendiri; akan lebih jelas lagi bila ditambahkan alat coba luas. Tampak bahwa dari tiga aspek penilaian
peraga tiga dimensi; akan lebih baik bila tidak skor rata-rata 16,13 dengan presentase aspek
hanya bab Hukum Newton saja. Akan tetapi materi secara keseluruhan adalah 89,58%.
yang lain juga. Karena di sekolah saya belum ada Skor rata-rata dan presentase respon siswa
modul fisika, terlebih pada setiap tahun ada pada uji coba terbatas lebih tinggi dibandingkan
fenomena-fenomena baru. Jadi akan lebih baik bila presentase respon siswa pada uji coba luas
di Braille kan bab atau materi lain. dikarenakan pada uji coba terbatas setiap siswa
diberi modul satu persatu sehingga mereka dapat
Dari masukan di atas, penulis hanya membaca secara maksimal. Sementara itu pada uji
menindaklanjuti masukan yang pertama, yaitu coba luas penulis hanya menyetak tiga buah modul
memperbaiki tulisan yang salah cetak. Masukan sehingga siswa harus bergantian untuk membaca
yang ke dua dan ke tiga tidak ditindaklanjuti modulnya. Selain itu terdapat beberapa respon
karena jika menambahkan alat peraga dan siswa bahwa tulisan Braille dalam modul ada yang
menambah materi yang lain, maka akan menambah terhapus dikarenakan cetakan timbulnya sudah
biaya yang cukup besar dan memakan waktu tertekan/terhapus oleh siswa yang sebelumnya.
penelitian yang cukup lama serta tidak sesuai Saat uji coba luas, terdapat beberapa
dengan tujuan penelitian. masukan dari para siswa. Masukan tersebut antara
lain: akan lebih baik bila ditambahkan alat peraga
Setelah menindaklanjuti masukan dari uji dan masih ada beberapa kata yang terhapus.
coba terbatas, maka didapatkan draft IV yang Kemungkinan tulisan timbul tertekan, sehingga ada
selanjutnya diujicobakan kepada siswa dalam uji satu atau dua titik yang tidak timbul lagi. Masukan
coba luas. dari siswa pada saat uji coba luas hanya masukan
ke dua yang ditindaklanjuti. Masukan pertama
tidak ditindaklanjuti dengan alasan keterbatasan
waktu penelitian dan tidak sesuai dengan tujuan
penelitian.
Setelah menindaklanjuti masukan-
masukan saat uji coba luas, maka didapat modul V
yaitu produk akhir dari modul fisika Braille pokok
bahasan Hukum Newton.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 4


Fitriyany Yudistira Pengembangan Modul Fisika ….

8. Suparno & Purwanto, H. (2007). Pendidikan Anak


Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.
UCAPAN TERIMA KASIH 9. Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian
Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan
Terimakasih kepada Program Studi Pendidikan dan
Fisika dan Universitas Islam Negeri Sunan 10. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu,
Kalijaga Yogyakarta yang telah memfasilitasi Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam
dalam melakukan penelitian ini. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
11. Yahya, B. (2000). Use of Electronic Media in
Health Promotion: Is It Cost Effective?. Buletin
REFERENSI Kesihatan Masyarakat. Isu Khas 2000. Ministry of
Health. Malaysia: Health Education Division.
1. Djemari Mardapi. (2004). Penyusunan Tes Hasil
Belajar. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Mohammad Effendi. (2006). Pengantar
Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi
Aksara.
3. Nusa Putra. (2011). Research & Development.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
4. Pariawan Lutfi Ghazali. Pengembangan Buklet
Sebagai Media Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Pada Remaja Tuna Netra. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan Indonesia.
5. Sari Rudiyati. (2005). Pengembangan Materi Dan
Alat Bantu Pembelajaran Anak Tunanetra
Disekolah Terpadu/Inklusi. UNY: Jurnal
Pendidikan Khusus Vol. 1 No. 2 November 2005.
6. Sudirdjo, Sudarsono & Siregar, Eveline. (2007).
Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Nuansa.
7. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 5


Purwadi Pemodelan Gerak Parabola ….

PEMODELAN GERAK PARABOLA YANG DIPENGARUHI HAMBATAN


UDARA/DRAG SERTA SPIN EFEK MAGNUS BOLA DENGAN PROGRAM
MODELLUS DAN EXCELL

Purwadi 1,* dan Ishafit 2

1,2
Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
* Surel: maninblueadi@yahoo.co.id

Intisari. Gerak parabola adalah gerak yang banyak dijadikan sebagai model untuk pengajaran Fisika khususnya
kinematika dalam hal penjumlahan kecepatan; dalam hal ini gerak lurus beraturan (GLB) dalam arah horisontal dan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dalam arah vertikal. Dalam kenyataannya, gerak parabola dipengaruhi oleh
variabel lain yaitu adanya hambatan udara yang membuat trayektori lintasan tidak lagi berbentuk parabola dengan
asumsi adanya gesekan udara. Tendangan Bola dengan melibatkan faktor spin akan membuat lintasan lateral berbentuk
melengkung karena adanya Efek Magnus. Dengan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dalam gerakan benda
dan dibantu dengan software Modellus dan Excell, maka dibuat pemodelan untuk gerak benda.
Kata Kunci : gerak parabola, gaya drag, efek Magnus.

PENDAHULUAN 2. Mengaplikasikan teori tentang gerak parabola


dengan menggunakan Modellus untuk simulasi
Gerak parabola adalah topik yang dipakai model dan spreadsheet Excell.
dalam pengajaran kinematika yang merupakan 3. Meneliti pengaruh spin bola terhadap bentuk
penggabungan antara gerak arah sumbu x dan lintasan bola sepak
sumbu y. Asumsi yang banyak dipakai adalah
gesekan udara diabaikan, meskipun kenyataannya
gesekan sangat banyak berperan dalam LANDASAN TEORI
mengurangi energi gerak benda yang akhirnya
mengurangi ukuran trayektori proyektil. Bila kita mengabaikan hambatan udara,
Perhitungan kinematika perlu dilengkapi lagi gaya yang bekerja pada suatu proyektil dengan
dengan dinamika dengan melibatkan massa dan massa m adalah beratnya yaitu w = mg.
gaya gesekan udara/drag. Komponen dari percepatan proyektil adalah :
Spin/rotasi bola menyebabkan lintasan ax=0 ay= -g
bola sepak mengalami pembelokan tajam di
ujung lintasannya merupakan bentuk dari efek Bila sumbu-x adalah arah horisontal dan
Magnus. Adanya fenomena ini banyak digunakan sumbu-y adalah arah vertikal.
para pesepakbola untuk mengecoh penjaga Besaran fisis yang mempengaruhi
gawang. Tendangan yang lurus seakan menjauhi percepatan gerak bola untuk kasus lintasan pusat
gawang tiba-tiba diujung lintasan melengkung massa yaitu massa jenis udara, luas permukaan
cepat dan masuk ke gawang dan mencetak gol. efektif bola, kecepatan translasional
bola, dan koefisien drag, lift,serta cross. Selain itu
dapat dinyatakan bahwa percepatan bola
berbanding terbalik dengan massa bola [2].

Gaya Drag
Kita dapat mengestimasi gaya hambat
pada sebuah bola. Selain bergantung pada
kecepatan,gaya hambat juga bergantung pada
kerapatan udara, temperatur dan ketinggian
TUJUAN PERCOBAAN (altitude). Berdasarkan model persamaan gaya
hambat, kuantitasnya dipengaruhi oleh Bilangan
1. Memberi gambaran tentang perbedaan gerak Reynolds dimana bilangan ini bergantung pada
parabola dengan drag dan tanpa drag.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 6


Purwadi Pemodelan Gerak Parabola ….

sifat permukaan bola. Bilangan Reynolds


didefinisikan sebagai : x v

vD fx y
R .................................................(1)

fy
Bilangan Reynolds menentukan macam
aliran udara yaitu : R < 2000 bersifat aliran mg
laminer, R > 3000 bersifat turbulen, 2000 < R <  
3000 bersifat arus tidak stabil (turbulen dapat Arah dari dengan arah v ,
f berlawanan
 
timbul dan menghilang). Hambatan kritis (critical sehingga bisa dinyatakan sebagai f   Dvv dan
drag) terjadi ketika aliran laminer pada lapisan 
batas mulai terpisah dan menjadi turbulen. Energi komponen dari f adalah :
kinetik hilang di dalam lapisan batas turbulen, pada
kondisi ini koefisien drag dapat turun karena f x   Dvv x ....................................(3)
rendahnya bilangan Reynolds akibat permukaan f y   Dvv y
bola yang kasar.[2]
Ada dua drag yang terjadi pada bola, yaitu
skin friction drag (gaya hambat akibat gesekan Dan tiap komponen adalah berlawanan arah
antara udara dengan bola) dan pressure drag (gaya dengan tiap komponen kecepatan sehingga
hambat akibat aliran ulakan di belakang bola). f  f x2  f y2 . Dengan hukum II Newton
Pada bola licin, aliran dari depan akan terbelah di
sekitar bola, bergerak ke belakang, namun aliran didapatkan :
terlepas sebelum sampai di ujung belakang, dan
terjadi ulakan-ulakan kecil di belakang bola. F x   Dvv x  ma x

F
Alirannya adalah aliran laminar. Pada bola seperti
bola golf yang memiliki dimple/alur, pelepasan y  mg  Dvv y  ma y
aliran ini dapat ditunda, artinya titik pelepasan
aliran dapat dapat digeser lebih ke belakang, komponen dari percepatan termasuk efek dari
ulakannya pun lebih sedikit. Aliran pada bola gravitasi dan drag adalah :
dengan dimple adalah aliran turbulen. Pressure
drag pada aliran turbulen lebih kecil daripada a x  ( D / m)vv x
aliran laminer. Jadi, dengan memberi .........................(4)
a y   g  ( D / m)vv y
dimple/lubang kecil pada permukaan bola
(menambahkan kekasaran/ roughness) memang
akan meningkatkan skin friction drag, tetapi Konstanta D bergantung pada kerapatan
pengurangan/reduksi terhadap pressure drag- udara ρ, luasan penampang benda A (terlihat dari
nya jauh lebih besar, sehingga drag totalnya lebih depan), konstanta tak berdimensi D yang
kecil.[2] dinyatakan sebagai :
Pada kecepatan suatu bola tennis dipukul,
CA
besar f atau gaya hambatan udara D ............................................(5)
1 2
f  ρv 2 C d A .................................(2)
2
yang menyatakan bahwa besarnya gaya berbanding Ide dasar dari perhitungan numerik adalah
lurus dengan massa jenis udara ρ, kecepatan relatif komponen percepatan ax dan ay selalu berubah
benda terhadap udara v, koefisien drag Cd dan luas dengan komponen kecepatan. Tapi untuk selang
penampang benda yang terkena udara A [2]. waktu yang kecil ∆t, dapat dianggap bahwa
Untuk lebih singkatnya maka : percepatan itu konstan. Bila koordinat dan
komponen kecepatan pada suatu waktu t
f = Dv2 diketahui, dapat ditentukan besaran ini pada selang
waktu kemudian t+∆t untuk percepatan konstan.
Selama selang waktu ∆t, komponen percepatan
Dimana v  v x2  v 2y , asumsi bahwa udara rata-rata adalah a x  v x / t dan kecepatan-x vx

diam, sehingga v adalah kecepatan proyektil berubah sebesar v x  a x t . Demikian juga, vy
relatif terhadap tanah dan udara, seperti berubah dengan sebesar v y  a y t .[1]
digambarkan di diagram benda bebas berikut:
Nilai dari komponen-x dan komponen y di akhir
tiap interval adalah :

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 7


Purwadi Pemodelan Gerak Parabola ….

v x  v x  v x  a x t v y  v y  v y  a y t

Bila ini terjadi maka, proyektil bergerak sehingga


koordinat pun berubah. Bila kecepatan-x rata-rata
selama interval waktu ∆t adalah rata-rata dari
nilai vx (pada awal interval) dan v x  v x (pada
akhir interval) atau v x  v x / 2 . Selama ∆t
koordinat x bertambah sebesar

1
x  (v x  v x / 2)t  v x t  a x (t ) 2
2
Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa
Demikian pula untuk y. Sehingga koordinat tekanan statis dan tekanan dinamis yang bekerja
proyektil pada akhir interval adalah : pada aliran laminar adalah konstan dinyatakan
sebagai berikut :
1
x  x  x  v x t  a x (t ) 2
2
1
y  y  y  v y t  a y (t ) 2
2
Nilai awal x, y, vx, dan vy ditentukan dulu,
selanjutnya kalkulasi nilai posisi dan kecepatan
pada akhir tiap interval sebagai kelipatan dari nilai
awalnya, dan akhirnya bisa ditentukan nilai di
akhir sejumlah interval.[1]
1 2
p v  gh  kons tan ...........................(7)
Efek Magnus 2
Fenomena tendangan pisang yang banyak Dari persamaan Bernoulli,adanya rotasi bola
mengecoh penjaga gawang adalah contoh dari mengakibat kan adanya perbedaan tekanan pada
aplikasi hukum Fisika yang disebut dengan Efek sisi bola yang menghasilkan gaya Magnus.
Magnus (Gustav Magnus, 1852).[3] Besarnya gaya
Magnus dinyatakan sebagai Karena adanya rotasi bola ω dengan jari jari R
maka kecepatan bola akan menjadi :
FM  C L D 3 fvFˆ ....................................(6)
v1  v  R (1)
Dimana CL adalan koefisien Lift, D adalah v 2  v  R (2)
diameter bola, ρ adalah massa jenis udara, f
adalah frekuensi spin bola dan v adalah kecepatan Bila pers(1) dan (2) dimasukkan ke persamaan
bola. [2]Untuk mempermudah pemahaman Bernoulli maka akan menjadi seperti berikut :
pengaruh spin bola pada arah gaya Magnus maka 1 1
p1   (v  R) 2  p 2   (v  R) 2
bisa dilihat pada gambar berikut. Bila spin putar 2 2
kiri maka tendangan akan melengkung ke kiri dan p  p1  p 2
bila spin putar kanan maka tendangan akan putar
1
kanan. p  [( v  R) 2  (v  R) 2 ]
2
p  2  Rv.............................................................(8)

Besarnya gaya yang bekerja pada kondisi ini :

F  Aeff .p
Dengan Aeff adalah luas permukaan efektif yang
terpapar pada aliran udara sebesar :
Aeff  R 2
Jadi besarnya Gaya Magnus adalah :

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 8


Purwadi Pemodelan Gerak Parabola ….

F  2R 3v........................................................(9) dv y m d 2vx



dt C L D 3 f dt 2
m2 dv y
bila dinyatakan secara vektor adalah :  C L D 3 fv x  mg 
C L D f dt3
 
F  2R  x v.................................................(
3
10) 2
d 2vx  C D 3 f 
 L  v x   g .................................(16)
dt 2  m  m
 
Persamaan gerak spin bola putar kanan

[2]Bila dilihat dari samping maka bola bergerak ke Solusinya adalah :


arah sumbu x+ dan membelok tajam akibat efek v y (t )   A sin(t )  vo sin( ) cos(t )........................(17)
magnus sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut
g
: v x (t )    A cos(t )  v o sin( ) sin(t ).................(18)

 F  ma Dengan :
Fm  mgˆj  m(a x iˆ  a y ˆj ) C D 3 f ( g  vo cos( ). )
 L dan A 
C L D 3 f (v x ˆj  v y iˆ)  mgˆj  m(a x iˆ  a y ˆj ) m 

Diperoleh :
Komponen i :
C L D 3 fv y  ma x g A vo sin  v o sin 
x t sin(t )  cos(t )  .........(
19)
dv    
C L D 3 fv y  m x ...............................................(11)
dt A v o sin  A
y cos(t )  sin(t )  .............................(20)
dv y d 2vx   
C L D 3 f m
dt dt 2

Komponen j:
 C L D 3 fv x  mg  ma y ......................................(12) Persamaan gerak spin bola putar kiri
dv y
 C L D 3 fv x  mg  m ...................................(13) [2]Peristiwa sebaliknya bila bola berotasi
dt berlawanan arah jarum jam atau dari samping
dv x d 2v y bergerak ke sumbu x- apabila dirumuskan sebagai
 C L D 3 f m ......................................(14) berikut:
dt dt 2

 F  ma
Bila disubstitusikan persamaan (11) dan (14)
Fm  mgˆj  m(a x iˆ  a y ˆj )
maka:
C L D 3 f (v x ˆj  v y iˆ)  mgˆj  m(a x iˆ  a y ˆj )
dvx CL D fv y
3

 Bila dinyatakan dalam komponen i dan j sebagai


dt m berikut :
m2 d 2v y Komponen i:
 CL D fv y 
3
 C L D 3 fv y  ma x
CL D 3 f dt 2
dv x
d 2v y  C D 3 f 
2
 C L D 3 fv y  m ..............................................(21)
  L  v y  0...........................(15) dt
dt 2  m  dv y d 2vx
 C L D 3 f m ........................................(22)
dt dt 2
Bila disubstitusikan pers.(12) dan (13) maka akan
dihasilkan persamaan gerak bola sebagai berikut :

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 9


Purwadi Pemodelan Gerak Parabola ….

Komponen j: METODE PERCOBAAN


C L D 3 fv x  mg  ma y
1. Disiapkan software Modellus, kemudian
dv y
C L D 3 fv x  mg  m .......................................(23) dimasukkan variabel dan rumus ke dalam
dt mathematical model.
dv x d vy 2 2. [1]Untuk kasus bola tennis maka nilai radius r
C L D 3 f m .........................................(24) = 0,0366 m dan massa m = 0,145 kg,
dt dt 2 sedangkan koefisien hambatan udara CD = 0,5.
3. Nilai kerapatan udara ρ = 1,2 kg/m3 untuk
kecepatan awal bola bisa dicoba kecepatan
Bila disubstitusi pers (24) dan (21) akan menjadi: awal vo = 63,75 m/s dan sudut elevasi α = 450.
4. Dilakukan hal yang sama dengan Excell dan
dv x C L D 3 fv y ditampilkan gambar trayektori parabola tanpa
 drag dan dengan drag.
dt m
5. [2]Untuk pemodelan efek Magnus dilakukan
 m2 d 2v y pada bola sepak dengan data geometri yang
C L D fv y 
3
C L D 3 f dt 2 ditetapkan FIFA yaitu
2
m= (0,422  0,010) kg dan diameter D
d 2v y  C D 3 f  (0,216  0,004) m . Diteliti bagaimana
 L  v y  0..................................(25)
dt 2  m 
  pengaruh spin terhadap lintasan bola sepak.

Substitusi Pers.(22) dan (23) menjadi :


PEMBAHASAN
dv y  m d 2vx
 A. Gerak Parabola dengan Drag
dt C L D 3 f dt 2 Untuk membuat simulasi model gerak
 m d 2vx parabola dengan drag maka dimasukkan
C L D fv x  mg 
3
persamaan sebagai berikut :
C L D 3 f dt 2
2 1. A  r 2 untuk menentukan luas penampang
d 2 v x  C L D 3 f  g
  v x  .....................(26) bola. Untuk membuat variasi dalam gerak
dt 2  m  m lintasan maka variabel radius bola r serta
kecepatan awal v o dimasukkan dalam level
Solusinya adalah : indicator sehingga dalam simulasi model bisa
v y (t )  A sin(t )  vo sin( ) cos(t )...........(27) digambarkan perbedaan trayektori tanpa drag
serta dengan drag.
g CA
v x (t )   A cos(t )  vo sin( ) sin(t )....(28) 2. D  dengan CD merupakan koefisien
 2
drag.
Dengan : Besarnya ρ = 1,2 kg/m3[1] adalah kerapatan
udara pada permukaan air laut.
C D 3 f ( g  vo cos( ). )
 L dan A 
m  3. Besarnya gaya gesekan pada arah sumbu-x
ditentukan dengan rumus f x   Dvv x dan
Maka :
pada arah sumbu-y f y   Dvv y sedangkan
g A vo sin  vo sin  besarnya resultan gaya gesekan dinyatakan
x t sin(t )  cos(t )  ....(29)
    sebagai f  f x2  f y2 .
A vo sin  A
y   cos(t )  sin(t )  ...................(30)
   4. Untuk menentukan besarnya percepatan pada
arah sumbu-x dan sumbu-y adalah sebagai
Dengan persamaan ini bisa ditentukan simulasi berikut:
modelnya.
D  D
a x   vv x a y   g   vv y
m m

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 10


Purwadi Pemodelan Gerak Parabola ….

5. Untuk menentukan besarnya kecepatan pada Untuk membandingkan kedua trayektori


arah sumbu-x dan sumbu-y adalah sebagai tersebut maka bisa juga dilakukan dengan
berikut: menggunakan Excell. Untuk melakukan simulasi
v x  vo cos   a x t v y  vo sin   a y t model maka perlu dilakukan setting tersendiri
karena adanya perhitungan yang bersifat iteratif
Dan resultan dari komponen kecepatan pada
(berkaitan). Untuk keperluan itu, maka dari menu
sumbu-x dan sumbu-y adalah sebagai berikut :
file pilih option kemudian pilih formula. Setelah
v  v x2  v 2y formula ditemukan kemudian diklik enable
iterative calculation, maka entry data yang masuk
bisa dibuat model.
6. Untuk menentukan posisi bola sebagai fungsi
waktu dapat dinyatakan sebagai berikut :
Hasil yang didapat dari model
1
x  vxt  axt 2 simulasinya seperti berikut
2
1
y  v yt  a yt 2
2

Didapatkan bentuk trayektori gerak seperti berikut

Kurva Trayektori bola dengan drag untuk jari jari


Terlihat dari hasil simulasi bahwa lintasan yang
r= 0,04 m dan vo = 63,75 m/s
tanpa drag, jarak jangkauannya sekitar 6 kali
jangkauan dengan drag. Simulasi ini dilakukan
untuk bola dengan r = 0,0366 m dan massa m=
Dari trayektori terlihat bahwa gerakannya
0,145 kg dan kecepatan awal 50 m/s dengan sudut
tidak murni parabola lagi tetapi menjadi lebih
elevasi 45o.
pendek lintasannya. Untuk menentukan
perbandingan jangkauannya, maka dilakukan
untuk r = 0 sehingga dianggap sebagai lintasan
B. Spin Efek Magnus
titik partikel dan
Bila tendangan mengenai bola tepat pada
pusat massanya maka selama melayang, bola
tersebut tidak mengalami rotasi. Sebaliknya, bila
bola ditendang tidak tepat pada pusat massanya
maka bola akan mengalami spin/rotasi selama
gerakannya. Dengan rotasi ini maka akan terjadi
efek magnus yang membengkokkan lintasan bola.
Sesuai dengan persamaan gerak untuk x
dan y untuk putar kanan dan kiri maka didapatkan
bentuk simulasi model seperti di bawah ini

Kurva Trayektori bola tanpa drag untuk jari jari r=


0,04 m dan vo = 63,75 m/s

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 11


Purwadi Pemodelan Gerak Parabola ….

hal itu, spin bola juga dianggap konstan dalam


simulasi model, meskipun dalam kenyataannya
spin makin berkurang ketika mendekati akhir dari
lintasan. Faktor-faktor ini tidak diikutkan dalam
simulasi untuk mempermudah perhitungan saja.

KESIMPULAN
1. Gerak parabola dengan drag memiliki lintasan
yang lebih pendek dibandingkan dengan gerak
parabola yang tanpa drag.
2. Efek Magnus muncul karena adanya spin bola
Bila divariasikan nilai dari kecepatan ketika sedang melayang, yang mengakibatkan
awal bola vo dengan spin bola rendah akan lintasan bola melengkung.
terbentuk lintasan tidak terlalu melengkung tapi 3. Tendangan lengkung muncul karena energi
cenderung mendekati garis lurus. Tetapi sebaliknya kinetik translasi bola direduksi ke dalam energi
bila frekuensi spin bola f ditingkatkan dengan vo kinetik rotasi yang muncul ketika bola
yang rendah maka bola akan melengkung dengan melakukan spin.
kecepatan linier bola akan berkurang.
Hal ini terjadi karena besarnya energi
kinetik translasi bola tereduksi kedalam energi
kinetik rotasi. Bila tendangan lurus tanpa spin
berarti energi kinetik murni hanya untuk translasi UCAPAN TERIMA KASIH
saja, sedangkan pemberian spin bola mengurangi
tenaga kinetik bola. Jadi untuk menghasilkan 1. Kaprodi S-2 Fisika.
tendangan lengkung yang baik tendangan 2. Drs.Ishafit, M.Si. sebagai pembimbing tulisan
dilakukan tidak terlalu cepat tapi spin bolanya ini.
tinggi. Dari tendangan seperti ini dihasilkan 3. Segenap Panitia Seminar.
tendangan yang lurus tapi melengkung tajam
diujungnya.
Bentuk tendangan dengan spin bola REFERENSI
disebabkan karena adanya tendangan yang
dikenakan pada sisi bagian dalam atau sisi bagian
luar, seperti digambarkan berikut ini: 1. University Physics, Hugh D. Young and Roger
Freedmann, New York, Addison Wesley, 2000,
p.146-147.
2. http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto-
artikel-kolokium-analisis-efek-magnus-pada-
lintasan-sepak-bola
3. http://www3.wooster.edu/physics/jris/
Files/Ahmad_Web_Article.pdf
4. http://universitasfisika.wordpress.com/kajian-
fenomena/analisis-sepak-bola-fisika/

Dalam simulasi model ini tentu saja


banyak asumsi yang diberikan seperti koefisien lift
CL =1, tidak adanya angin, kelembaban udara yang
rendah dan diabaikannya viskositas udara. Selain

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 12


Arif Rahman A. Perancangan Media Pembelajaran ….

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI


KOMPUTER PADA TOPIK USAHA, DAYA, DAN ENERGI

,*
Arif Rahman Aththibby1 dan Widodo2

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
* Surel: aththibby@yahoo.com

Intisari. Telah dilakukan penelitian berupa perancangan media pembelajaran fisika pokok bahasan Usaha, Daya, dan
Energi, yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar bagi siswa SMA kelas XI. Subjek penelitian ini adalah media
pembelajaran fisika berbasis animasi komputer pokok bahasan Usaha, Daya, dan Energi dengan menggunakan software
Macromedia Flash 8. Media disusun dengan mengacu pada model pengembangan ADDIE yaitu Analysis, Design,
Development, Implementation, dan Evaluation. Program diuji oleh pakar bidang studi fisika dan pakar media untuk
mengetahui tingkat kelayakan media (program) berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan, untuk kriteria tampilan program termasuk dalam
kategori baik, kesesuaian program terhadap bahan ajar fisika pokok bahasan Usaha, Daya, dan Energi dalam kategori
baik dengan persentase keberhasilan 81,97%, dan kriteria kualitas teknisnya juga temasuk dalam kategori baik dengan
persentase keberhasilan 88,15%. Pengguna dapat memilih menu (form) berupa petunjuk, pengantar, kompetensi, materi,
latihan soal, sumber dan penyusun. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media yang dikembangkan
layak dijadikan sebagi media pembelajaran dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Kata kunci: Perancangan, Media Pembelajaran, Animasi Komputer, Usaha, Daya, dan Energi.

PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan dirancang


media pembelajaran fisika berbasis animasi
Belajar Fisika bukan hanya sekedar tahu komputer materi pokok bahasan Usaha, Daya, dan
matematika, tetapi lebih jauh anak didik Energi. Menurut penelusuran yang dilakukan,
diharapkan mampu memahami konsep yang media pada topik bahasan ini masih sangat minim,
terkandung di dalamnya, menuliskannya ke dalam sehingga perlu disusun sebuah media pada topik
parameter-parameter atau simbol-simbol fisis, bahasan ini. Selain itu akan diteliti pula tentang
memahami permasalahan serta menyelesaikannya kelayakan media tersebut sesuai atau tidak dengan
secara matematis. Tidak jarang hal inilah yang kriteria kelayakan media pembelajaran. Selain itu,
menyebabkan ketidaksenangan anak didik terhadap animasi komputer yang dihasilkan dapat dijadikan
mata pelajaran ini menjadi semakin besar [1]. sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
Sedangkan menurut triana (2008), Penggunaan media yang menarik dalam pelaksanaan proses
media secara kreatif akan memungkinkan siswa pembelajaran.
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan
pemahaman mereka [2]. Salah satu penyebab
sulitnya pemahaman konsep fisika oleh peserta LANDASAN TEORI
didik adalah karena banyak sekali konsep fisika
yang bersifat abstrak, sehingga peserta didik a. Usaha
merasa kesulitan untuk menalarnya. Usaha didefinisikan sebagai hasil kali
Penggunaan media pembelajaran akan komponen gaya searah perpindahan (Fx)
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dengan besar perpindahannya (Δx) [6]. secara
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat matematis dapat ditulis sebagai berikut:
itu [3]. Menurut Usman dan Asnawir (2002), (1)
penggunaan media secara kreatif akan Jika gaya F yang bekerja membuat sudut α
memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan
dengan perpindahannya Δx (Gambar 1), usaha
dapat meningkatkan pemahaman mereka [4].
yang dilakukan secara matematis dapat ditulis
Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai
sebagai berikut [7].
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
(2)
dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
Brings, berpendapat bahwa media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar [5].

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 13


Arif Rahman A. Perancangan Media Pembelajaran ….

Dari persamaan (5) usaha yang dilakukan


oleh gaya total pada partikel sama dengan
perubahan energi kinetik partikel [8].
2) Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial gravitasi adalah energi
yang dimiliki oleh suatu benda karena
pengaruh berat dan ketinggian
Gambar 1. Ilustrasi tentang definisi usaha (kedudukannya) relatif terhadap tanah [8].
dengan: Misal ada sebuah benda bermassa m
W = usaha (joule) bergerak sepanjang sumbu y (vertikal),
F = gaya (N) seperti terlihat pada gambar 2.
d = perpindahan (m)
= sudut antara gaya dan perpindahan
b. Daya
Daya (P) adalah laju alih energi dari satu
sistem ke sistem lain. Laju usaha yang
dilakukan gaya adalah daya masukan P gaya
tersebut (Tipler, 1991:194). Secara matematis
hal tersebut didefinisikan sebagai berikut: Gambar 2. Energi Potensial Gravitasi
P= (3)
dengan: Gaya yang bekerja pada benda tersebut
P = daya (watt) adalah berat, sebesar w=mg. Kita akan
W = usaha (joule) mencari kerja yang dilakukan gaya berat
t = waktu (s) ketika sebuah benda jatuh dari ketinggian
Daya termasuk besaran skalar yang dalam yi di titik atas ke ketinggian yf yang lebih
satuan MKS mempunyai satuan watt atau J/s. rendah seperti ditunjukan oleh gambar 2
Dalam sistem satuan yang sehari-hari berlaku [8]. Gaya berat dan perpindahan benda
di AS, satuan energi adalah foot-pound dan pada arah yang sama sehingga kerja W grav
satuan daya adalah foot-pound per sekon. yang bekerja pada benda oleh gaya berat
Kelipatan dari satuan yang biasa dipakai ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
dinamakan sat daya kuda atau horsepower[7].
=Wh =mgΔy (6)
c. Energi Dengan:
Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan benda = Energi potensial (joule)
agar benda dapat melakukan usaha [6]. W = berat benda (N)
Besarnya energi suatu sistem sama dengan m = massa benda (kg)
besarnya usaha yang mampu ditimbulkan g = percepatan gravitasi (m/s2)
oleh sistem tersebut. Oleh karena itu, satuan Δy = tinggi benda (m)
energi sama dengan satuan usaha dan energi 3) Energi Potensial Pegas
juga merupakan besaran skalar (prinsip Energi potensial yang dimiliki benda
usaha-energi: usaha adalah transfer energi karena elastik pegas.
yang dilakukan oleh gaya-gaya yang bekerja Gaya pegas (F) = kx (7)
2
pada benda). Ep Pegas ( ) = kx (8)
1) Energi Kinetik dengan:
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki k = konstanta gaya pegas
oleh setiap benda karena geraknya atau x = regangan
kecepatannya [6]. Energi kinetik suatu Hubungan usaha dengan Energi potensial:
benda besarnya berbanding lurus dengan W= Δ = - (9)
massa benda dan kuadrat kecepatannya.
= mv2 (4) 4) Energi Mekanik
Dengan: Energi mekanik (Em) adalah jumlah
Ek = Energi kinetik (joule) antara energi kinetik dan energi potensial
m = massa benda (kg) suatu benda [7]:
v = kecepatan benda (m/s) = + (10)
W = perubahan energi kinetik. Karena energi tidak dapat diciptakan
W = ΔEk = Ek2 – Ek1 (5) dan tidak dapat dimusnahkan atau energi itu
kekal, maka berlaku hukum kekekalan
energi. Nilai konteks yang dibahas adalah

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 14


Arif Rahman A. Perancangan Media Pembelajaran ….

energi mekanik, maka berlaku kekekalan HASIL DAN PEMBAHASAN


energi mekanik yang dituliskan.
= (11) A. Hasil Pembuatan Media Pembelajaran
Berbasis Animasi
METODE PENELITIAN Setelah dilaksanakan tahap-tahap
rancangan dalam pembuatan media yang
Subjek dalam penelitian ini adalah media telah ditetapkan, telah dihasilkan media
pembelajaran berbasis animasi komputer untuk pembelajaran berbasis animasi dengan judul
siswa SMA kelas XI pokok bahasan Usaha, Daya, Usaha, Daya, dan Energi, dengan tampilan
dan Energi. Materi bahan ajar mengacu pada sesuai dengan standar animasi.
kurikulum yang saat ini berlaku yaitu KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Peralatan yang digunakan dalam penelitian


ini meliputi perangkat keras, perangkat lunak
komputer dan angket. Perangkat keras yang
digunakan pada penelitian ini adalah Laptop
Compaq 510. Sedangkan perangkat lunak yang
digunakan adalah Macromedia Flash 8.

Desain penelitian ini mengacu pada


pengembangan ADDIE yang meliputi 5 tahap yaitu
Analysis (analisis), Design (perencanaan), Gambar 4. Tampilan awal atau home
Development (produksi), Implementation
(implementasi), Evaluation (evaluasi). Selanjutnya, Dalam tampilan media ini terdiri atas
untuk mengetahui tingkat kelayakan media ini menu dan sub-sub menu yang dapat dipilih
digunakan angket (kuisioner). Angket dalam masing-masing dengan memilih menu yang
bentuk kuesioner adalah kumpulan dari pernyataan tersedia. Keunggualn dari media yang telah
yang diajukan secara tertulis yang digunakan untuk dibuat ini terletak pada warna yang menarik
memperoleh informasi dari responden dalam arti dan pembahasan yang ringkas namun ada
tentang pribadinya atau hal yang diketahui [9]. animasi penjelas dari pembahasan ringkas
tersebut.

B. Pengujian Program
Program dianggap berhasil jika input,
proses dan output aplikasi berjalan dengan
baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
program maka diperlukan suatu proses
pengujian untuk menganalisis data
Gambar 3. Diagram model berdasarkan kisi-kisi angket yang telah
pengembangan ADDIE dibuat. Maksud dari analisis data yaitu untuk
mengetahui kelayakan media sebagai media
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran fisika pokok bahasan Usaha,
pada pada penelitian pengembangan ini, digunakan Daya, dan Energi untuk SMA kelas XI.
angket. Angket digunakan untuk mengukur Pengujian angket media dilakukan dengan
indikator program yang berkenaan dengan, format dua cara yaitu angket kepada beberapa ahli
dan sistematika materi, isi serta tata bahsa dari segi bidang studi fisika dan angket ahli
ahli maetri. Sedangkan program media perancangan media. Adapun hasil pengujian
pembelajaran, tampilan, sistem operasi dan tombol angket sebagai berikut :
navigasi merupakan parameter yang dinilai dari 1. Analisis skor angket ahli bidang studi
segi kelayakan media. Angket menggunakan Fisika
Berdasarkan hasil analisis angket ahli
format respon empat poin dari skala Likert, bidang fisika mengenai program media
dimana alternatif responnya adalah Sangat Setuju pembelajaran yang dikembangkan
(4 point), Setuju (3 point), Kurang Setuju (2 point), menghasilkan persentase sebesar 81,97%
dan Tidak Setuju (1 point). tergolong dalam katagori baik.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 15


Arif Rahman A. Perancangan Media Pembelajaran ….

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat diambil kesimpulan bahwa, media
pembelajaran fisika berbasis animasi komputer
materi pokok bahasan Usaha, Daya, dan Energi
untuk SMA kelas XI telah berhasil dibuat. Media
ini termasuk dalam kategori baik sebagai media
pembelajaran. Dengan demikian program yang
dikembangkan layak dijadikan sebagi media
Gambar 5. Grafik Persentase Kelayakan pembelajaran dan dapat dimanfaatkan dalam
Media pembelajaran Fisika pokok bahasan Usaha, Daya,
dan Energi untuk siswa SMA kelas XI .
2. Analisis skor angket pakar media
Berdasarkan hasil analisis angket dari REFERENSI
pakar perancangan media mengenai
program media pembelajaran yang 1. Sugiharti, P., 2005, “Penerapan Teori Multiple
dikembangkan menghasilkan persentase Intelligence dalam Pembelajaran Fisika,”
sebesar 88,15 % tergolong dalam katagori
(Versi elektronik) Jurnal Pendidikan Penabur
baik.
5, 29-42.
2. Triana, suci. (2007). Pengaruh media kartu
fisika terhadap prestasi belajar fisika pokok
bahasan gaya pada siswa kelas VII SMPN 2
Pangkah, kabupaten tegal. Skripsi.
Yogyakarta: UAD.
3. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali.
4. Usman, B. dan Asnawir. 2002. Media
Gambar 7. Grafik Persentase Kelayakan Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra Utama.
Media 5. Sadiman, Arief et al. 2008. Media Pendidikan
(Pengertian Pengembangan Pemanfaatannya).
C. Pembahasan Jakarta: Rajawali.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah 6. Kanginan, Marthen. 2007. IPA FISIKA Untuk
dilakukan, diperoleh bahwa media ini dapat SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
dimanfaatkan dalam pembelajaran fisika 7. Tipler, Paul A. 1998. Físika (Untuk Sains dan
pokok bahasan Usaha, Daya, dan Energi
Teknik). Jakarta: Erlangga.
untuk SMA kelas XI. Penggunaan program
relatif mudah dan sederhana, hanya 8. Young, H. D. dan Freedman. 2004. Fisika
memasukan input (program) lalu tinggal Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
meng-klik menggunakan mouse sehingga 9. Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar
Output akan ditampilkan pada layar. Media Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
ini telah memenuhi syarat kelayakan
dengan kriteria, kesesuaian media bahan
ajar fisika pokok bahasan Usaha, Daya, dan
Energi SMA kelas XI sebesar 81,97% atau
termasuk dalam kategori baik (B), dan
kualitas teknisnya sebesar 88,15% temasuk
dalam kategori baik (B).

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 | 02 Juni 2013 16


Mahmudah Penggunaan Alat Peraga ….

PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALARM KEBAKARAN UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Mahmudah*

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
* Surel: Imoedxgesing@ymail.com

Intisari Telah digunakan alat peraga alarm kebakaran untuk penguasaan konsep pemuaian zatpadat bagi siswa kelas XI
TITL SMK Negeri 7 Purworejo, Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan alat
peraga terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Subjek penelitian ini.Data dikumpulkan menggunakan tes
keterampilan berpikir kritis yang terintegrasi dengan penguasaan konsep fisika. Data dianalisis menggunakan uji beda
rerata dan skor gain yang dinormalisasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa yang
ditunjukkan dari adanya perbedaan antara hasil pre-test dan post-test yaitu skor rata-rata pre-test 15,57, standar deviasi
4,48 skor rata-rata post-test 22,07 dengan standar deviasi 3,97. Skor rata-rata Gain 6,50 dengan standar deviasi 4,53, dan
skor rata-rata Nilai Gain 0,41 dengan standar deviasi 0,23. Dengan rata-rata nilai pre-test = 51,89 dan rata-rata nilai post-
tes = 73,56. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga alarm kebakaran efektif dalam mendukung
pembelajaran fisika, sehingga penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritisnya menjadi lebih baik.

PENDAHULUAN DASAR TEORI


Pandangan yang utuh tentang fisika
Fisika merupakan bagian dari ilmu dicapai dengan menganalisis prinsip-prinsip dasar,
pengetahuan yang mempelajari gejala dan menjabarkan implikasi-implikasi dan
peristiwa atau fenomena alam serta berusaha untuk mendiskusikan batasan-batasannya [1] . Hakikat
mengungkap segala rahasia dan hukum fisika bukan semata–mata terdiri atas kumpulan
semesta.Tujuan umum pelajaran fisika adalah pengetahuan, tetapi juga terdiri atas produk dan
memberi siswa suatu pandangan yang utuh tentang sikap [2].Keterampilan berpikir atau kemampuan
fisika.. untuk melakukan proses berpikir dalam kaitannya
Pembelajaran fisika pada hakikatnya dengan proses belajar – mengajar merupakan hasil
mencakup aspek proses, produk, dan sikap. belajar yang
Namun, jika dicermati, pembelajaran fisika di tergolong tersembunyi atau kemampuan yang sulit
Indonesia cenderung hanya menekankan pada diamati. Wellington menyatakan bahwa
aspek produk saja, dimana fakta, hukum dan teori “....melatih ketrampilan berpikir siswa lebih
mendapat porsi yang dominan, sedangkan aspek relevan daripada hanya menstransfer pengetahuan
proses dan sikap kurang mendapat perhatian. Hal dari pengajar kepada siswanya” [3]. Ketrampilan
ini berimplikasi pada masih rendahnya hasil belajar berpikir kritis termasuk salah satu ketrampilan
fisika pada berbagai jenjang pendidikan. berpikir tingkat tinggi. Ketrampilan berpikir kritis
Rendahnya hasil belajar fisika juga secara esensial merupakan ketrampilan
disebabkan adanya kesulitan memahami konsep – menyelesaikan masalah. Berpikir kritis adalah
konsep fisika yang tergolong abstrak. Diharapkan kemampuan bernalar dan berpikir reflektif yang
dengan penggunaan alat peraga dapat merangsang diarahkan untuk memutuskan hal-hal yang
pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa meyakinkan untuk dilakukan [4].
sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran Berpikir kritis sebagai salah satu proses
dapat terjadi. Para peneliti menemukan bahwa ada berpikir tingkat tinggi dapat digunakan dalam
berbagai cara siswa dalam memproses informasi pembentukan sistem konseptual IPA pada peserta
yang bersifat unik. Sebagian lebih mudah didik sehingga merupakan salah satu proses
memproses informasi visual, sebagian lain lebih berpikir konseptual tingkat tinggi [5]. Berpikir
mudah kalau ada suara (auditorial), dan sebagian kritis merupakan aspek penting dalam pendidikan
lain akan memahami dengan mudah atau lebih baik modern sehingga para pendidik tertarik untuk
jika melakukannya dengan praktek menggunakan mengembangkan berpikir kritis pada
alat yang berhubungan dengan materi tersebut. siswa.Ketrampilan berpikir kritis perlu
dikembangkan dalam diri siswa karena melalui

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 18


Mahmudah Penggunaan Alat Peraga ….

ketrampilan berpikir kritis mahasiswa dapat lebih


mudah memahami konsep, peka akan masalah Masalah
yang terjadi sehingga dapat memahami dan
menyelesaikan masalah dan mampu
mengaplikasikan konsep-konsep dalam situasi Studi Literatur
yang berbeda.
Pengembangan ketrampilan berpikir kritis
telah cukup lama diperhatikan sebagai tujuan
Penyusunan Instrumen:
utama pendidikan. Akan tetapi, studi – studi Penyusunan RPP
terhadap kemampuan berpikir siswa
mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir
kritis tidak berkembang tanpa usaha yang secara
eksplisit dan disengaja ditanamkan dalam Validasi dan Pembelajaran tanpa Alat
pengembangannya [6]. Revisi Peraga
Seorang siswa tidak akan dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya
dengan baik jika tidak dilatih berpikir secara kritis
Pre-Tes
dalam bidang studi yang dipelajarinya [7].

Penggunaan Alat Peraga


METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, Pos-Tes
penelitian ini menggunakan metode eksperimen
kuasi dan deskriptif. Desain penelitian yang Analisis Data
digunakan adalah One Group Pre-test dan Post-
test Design, yaitu penelitian yang dilaksanakan
pada satu kelas tanpa menggunakan kelas kontrol, Kesimpulan
diawali dengan memberikan tes awal untuk
mengidentifikasi kemampuan awal siswa. Langkah
berikutnya dilaksanakan pembelajaran dengan Gambar 1.Skema tahap – tahap Penelitian.
menggunakan alat peraga alarm kebakaran. Setelah
selesai pembelajaran, dilakukan tes akhir untuk Dalam penelitian ini digunakan instrumen
mengidentifikasi peningkatan penguasaan konsep tes, yaitu berupa pre-tes dan post-tes untuk
pemuaian zat padat. menguji efektivitas penggunaan alat peraga
terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis
siswa. Pengertian tes diagnotis ini digunakan untuk
Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
melaporkan perbandingan nilai pre-test dan nilai
O X O
post-test siswa. Untuk melihat perubahan yang
terjadi, dapat dilihat nilai Gainnya menggunakan
Dengan O adalah tes awal dan tes akhir persamaan:
yang berfungsi untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap konsep pemuaian zat padat sebelum dan Gain = skor post-test – skor pre-test.....(1)
sesudah menggunakan alat peraga alarm
kebakaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 7 N.Gain =
purworejo. Tahap-tahap penelitian secara garis
besar seperti terdapat pada gambar berikut :

Keterangan:

Gain = nilai keuntungan


N. Gain = nilai keuntungan dinormalisir
Skor pre-test = nilai kemampuan awal
Skor post-test = nilai kemampuan akhir
A.Alat dan Bahan

Alat peraga alarm kebakaran yang sudah siap


digunakan ditunjukkan pada Gambar 2..

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 19


Mahmudah Penggunaan Alat Peraga ….

4. Membuat lubang untuk pemasangan


komponen yang ukurannya sesuai dengan
kebutuhan.
5. Membuat tempat dudukan lilin dari pipa
paralon
6. Memasang semua komponen pada
masing-masing lubang
7. Menyambungkan/merangkai komponen
dengan sambungan kabel menggunakan
solder
8. Mengetes Keberhasilan Alat.

Prinsip kerja dari jenis detector ini adalah


dengan mendeteksi adanya perubahan atau
kenaikan temperature yang yang tidak normal
dalam satu ruangan.Prinsip kerja ROR sebenarnya
hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak
saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan
tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung
pada panel alarm rumah.Dua kabelnya dimasukkan
ke terminal Zone-Com pada panel alarm.Kedua
Gambar 2. Alat peraga Alarm Kebakaran kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak
memiliki plus-minus.Sedangkan sifat kontaknya
Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai adalah NO (Normally Open).Sehingga ketika
berikut bimetal menerima panas dan bersentuhan maka
1. Bimetal stater Lampu TL 1 buah alarm secara otomatis langsung mengeluarkan
bunyi/nyala.
2. Percis 2.5 volt, 3 Ampere 1 buah
Pemanfaatan keping keping bimetal
3. Dudukan pércis /lampu dalam berbagai keperluan misalnya pada
termometer bimetal, termostat bimetal pada
4. Alarm DC 6-15 volt
seterika listrik, saklar alarm bimetal, sekring listrik
5. Paralon Sheet masing –masing 20 x 30 cm bimetal. Pemanfaatan pemuaian zat yang tidak
sama koefisien muainya dapat berguna bagi
6. Batu Batrei 1.5 volt
industri otomotif, misalnya pada bimetal yang
7. Pipa paralon ½ inchi dipasang sebagai saklar otomatis atau pada lampu
reting kendaraan.
8. Lilin
9. Termometer HASIL DAN PEMBAHASAN
10. Kabel penghubung
Pada bagian ini akan dideskripsikan hasil
11. Solder pengujian efektivitas penggunaan alat peraga alarm
12. Kawat solder kebakaran terhadap peningkatan keterampilan
berpikir kritis siswa.
14. Plat kuningan Keterampilan berpikir kritis siswa dapat
15. Mika dinilai dari jawaban tes awal dan tes akhir setelah
mengikuti pembelajaran. Indikator keterampilan
B.Prosedur Pembuatan Alat berpikir kritis yang dinilai meliputi : kemampuan
menemukan persamaan dan perbedaan,
Cara pembuatan alat peraga alarm kebakaran kemampuan memberikan alasan, kemampuan
tersebut adalah sebagai berikut : membuat kesimpulan, kemampuan menggunakan
1. Menyediakan alat/bahan sesuai seperti prinsip yang dapat diterima. Hasil penelitian
Gambar. keterampilan berupa skor yang kemudian dicari
2. Membuat Alas dan dinding dengan prosentasinya.
Ukuran Masing-masing, Alas 30 X 40 cm Skor pre-testpengujian efektivitas
dengan bahan Paralon sip penggunaan alat peraga alarm kebakaran terhadap
3. Membuat dudukan baterai dan dudukan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
percis diberikan pada siswa sebelum proses belajar-
mengajar dan skor post-test diberikan pada siswa
setelah proses belajar- mengajar. Dari hasil pre-test
dan post-test yaitu skor rata-rata pre-test 15,57,

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 20


Mahmudah Penggunaan Alat Peraga ….

standar deviasi 4,48 skor rata-rata post-test 22,07 Dengan rata-rata nilai pre-test = 51,89 dan rata-
dengan standar deviasi 3,97. Skor rata-rata Gain rata nilai post-tes = 73,56
6,50 dengan standar deviasi 4,53, dan skor rata-rata
Nilai Gain 0,41 dengan standar deviasi 0,23.

TABEL I.HASIL PENGUJIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN AAT PERAGA


Nilai
No Pre-test Nilai Pre-test Post-test Nilai Post-test D D^2
Gain
1 13 43.33 28 93.33 15 225 0.88
2 13 43.33 20 66.67 7 49 0.41
3 13 43.33 18 60.00 5 25 0.29
4 18 60.00 23 76.67 5 25 0.42
5 18 60.00 18 60.00 0 0 0.00
6 8 26.67 13 43.33 5 25 0.23
7 28 93.33 28 93.33 0 0 0.00
8 13 43.33 18 60.00 25 25 0.29
9 18 60.00 18 60.00 0 0 0.00
10 18 60.00 28 93.33 10 100 0.83
11 13 43.33 23 76.67 10 100 0.59
12 13 43.33 23 76.67 10 100 0.59
13 13 43.33 23 76.67 10 100 0.59
14 13 43.33 18 60.00 5 25 0.29
15 13 43.33 23 76.67 5 100 0.59
16 13 43.33 18 60.00 5 25 0.29
17 18 60.00 23 76.67 10 25 0.42
18 13 43.33 23 76.67 10 100 0.59
19 18 60.00 23 76.67 5 25 0.42
20 18 60.00 23 76.67 5 25 0.42
21 18 60.00 18 60.00 0 0 0.00
22 13 43.33 23 76.67 10 100 0.59
23 18 60.00 23 76.67 25 25 0.42
24 28 93.33 28 93.33 0 0 0.00
25 13 43.33 18 60.00 5 25 0.29
26 8 26.67 23 76.67 15 225 0.68
27 18 60.00 28 93.33 10 100 0.83
28 15 50.00 23 76.67 8 64 0.53
29 18 60.00 18 60.00 0 0 0.00
30 13 43.33 28 93.33 15 225 0.88
∑ 467.00 1556.67 662 2206.67 195 1863 12.37
Rt-rt 15.57 51.89 22.07 73.56 62.10 62.10 0.41
Sd 4.48 14.92 3.97 13.24 66.84 66.84 0.28

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 21


Mahmudah Penggunaan Alat Peraga ….

Untuk menguji hipotesis tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan


digunakan uji t dengan kriteria jika thitung >t tabel
Menengah, Departemen Pendidikan dan
maka signifikasi. Dari penelitian yang telah
dilakukan, didapatkan nilai t hitungsebesar 4,44 dan Kebudayaan.
ttabel sebesar 2,04. Ini berarti nilai thitung >t tabel,
[3].Wahidin, D (1996).”Berpikir kreatif dan
memenuhi kriteria.
Dengan berdasarkan hasil analisis uji t di Perkembangannya dalam Pengajaran
atas, menunjukkan secara empiris bahwa
IPA”.Khazanah Pengajaran IPA 1 (2) : 23-
ketrampilan berpikir kritis siswa dengan
menggunakan alat peraga alarm kebakaran lebih 31
tinggi. Analisis uji t yang melibatkan antara pre-
[4].Ennis, (1996). Critical Thinking. New Jersey :
test dan post-test menunjukkan ada kenaikan skor
tes prestasi belajar fisika. Prentice Hall, Uper Sadle River.
[5].Liliasari (2002). Pengembangan Model

KESIMPULAN pemeblajaran kimia untuk meningkatkan


Penggunaan alat peraga alarm kebakaran Strategi Kognitif Mahasiswa Calon Guru
dalam penguasaan konsep pemuaian zat padat
untuk meningkatkan ketrampilan berpikir siswa Dalam Menerapkan Berpikir Konseptual
sepatutnya dikembangkan karena berdasarkan hasil Tingkat Tinggi.Laporan Penelitian Hibah
penelitian menunjukkan peningkatan prestasi
belajar siswa yang artinya terdapat peningkatan Bersaing IX Perguruan Tinggi Tahun
ketrampilan berpikir siswa dalam penguasaan anggaran 2001-2002.Bandung : FPMIPA
konsep pemuaian zat padat.
Disarankan penggunaan alat peraga alarm UPI.
kebakaran menggunakan bimetal dari berbagai [6].Zohar, A., (1994).”The Effect of Biology
bahan logam agar dapat diketahui perbedaan
pengaruh suhu pada setiap jenis logam. Critical Thinking Project in The
Development of Critical thinking”. Journal
of Research in Science Teachig 31 (2) : 163-
PUSTAKA RUJUKAN
196.
[1].Giancoli, D.W.(2001).Fisika jilid I (edisi [7].Meyers, C.(1986). Teaching Students Think
kelima). Jakarta: Erlangga Critically.London : Jossey-Bass Publishers
[2].Kertiasa, N..(1994).Fisika 1 petunjuk guru
sekolah menengah umum.Jakarta :

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 22


Nina Isnaeni Pengembangan Video Pembelajaran ….

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN IPA FISIKA BERBASIS POTENSI


LOKAL PADA MATERI TEKANAN UNTUK SISWA SMP/MTS

Nina Isnaeni1* dan Winarti2

Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan KalijagaYogyakarta


*Surel : ninais@ymail.com

Intisari. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan video pembelajaran IPA Fisika berbasis potensi lokal
untuk siswa SMP/MTs kelas VIII pada materi tekanan, (2) mengetahui kualitas video pembelajaran IPA Fisika berbasis
potensi lokal pada materi tekanan untuk siswa SMP/MTs, (3) mengetahui respon siswa terhadap video pembelajaran
IPA Fisika berbasis potensi lokal yang dikembangkan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan,(Research and Development/R&D) model prosedural deskriptif
yang menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti yaitu model 4D yang meliputi 4 langkah yaitu (1) define, (2)
design ,(3) develop, dan (4) disseminate. Penelitian dibatasi pada tahap develop. Pengumpulan data menggunakan
lembar penilaian (skala Likert) dan lembar respon siswa (skala Guttman) yang sudah divalidasi oleh validator. Data
kualitas video diperoleh dari 6 penilai. Kelayakan video berdasarkan respon siswa uji coba terbatas pada 9 siswa dan uji
coba luas pada 20 siswa. Data hasil penilaian dan respon siswa terhadap video pembelajaran dianalisis dengan
pedoman kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas produk.
Hasil penelitian ini antara lain: (1) produk pembelajaran berupa video pembelajaran IPA Fisika berbasis potensi lokal
pada materi tekanan untuk siswa SMP/MTs, (2) kualitas video pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas
Sangat Baik (SB) dengan persentase 75,00% dari ahli materi; 80,00% dari ahli media; 82,92% dari guru, (3) respon
siswa terhadap video pembelajan IPA Fisika berbasis potensi lokal pada uji coba terbatas diperoleh persentase 89,00%
sedangkan pada uji coba luas diperoleh persentase 84,00%.
Kata kunci: Video Pembelajaran, Potensi Lokal

PENDAHULUAN Fisika yang sifatnya cukup abstrak. Tekanan


merupakan materi IPA Fisika di kelas VIII
Yogyakarta merupakan salah satu semester II. Faktanya di SMP Negeri 2 Pundong
propinsi di Indonesia dengan beragam potensi materi tekanan tidak disampaikan seluruhnya
lokal, baik dari potensi alam, potensi industri dan dalam pembelajaran karena terbentur ujian mid
potensi budaya. Yogyakarta memiliki potensi alam semester.
yang menakjubkan seperti banyaknya pantai, Potensi lokal suatu daerah belum
gunung Merapi, taman buah di Mangunan, bukit sepenuhnya dimanfaatkan dalam pendidikan dan
Suroloyo di Kulon Progo. Potensi industri juga diimplementasikan dalam pembelajaran hal ini
dimiliki oleh Yogyakarta, sebagai contoh penghasil berdasarkan wawancara dengan guru IPA Fisika di
perak di Kota Gede, kerajinan gerabah di SMP N 2 Pundong Kabupaten Bantul, MTs Negeri
Kasongan, kerajinan ukiran kayu di Kasihan, 2 Yogyakarta dan MTs Negeri Sleman Kota
kerajinan Batik, kerajinan kulit di Manding. Kabupaten Sleman. Sedangkan pemanfaatan
Potensi budaya/culture juga masih kental dirasakan potensi lokal merupakan salah satu karakteristik
di Yogyakarta. KTSP atau Kurikulum 2006. Undang-Undang
Ditinjau dari potensi lokal suatu daerah, Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
culture/kebudayaan dan seni tradisional yang khas Sistem Pendidikan Nasional pada BAB X pasal 36
atau mencirikan suatu daerah dapat dijadikan objek ayat (3) butir c dinyatakan bahwa Kurikulum
belajar khususnya dalam pembelajaran IPA Fisika. disusun sesuai dengan memperhatikan keragaman
Objek belajar IPA Fisika adalah segala hal yang potensi daerah dan lingkungan, selain itu dalam
bersifat fisis atau nyata. Potensi lokal di Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Yogyakarta seperti kerajinan ukiran kayu, pantai Standar Nasional Pendidikan pada BAB III pasal
Depok dan gunung Merapi merupakan objek 14 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
belajar IPA Fisika khususnya untuk mempelajari SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat
materi tekanan. Kerajinan ukiran kayu menjelaskan dan kurikulum untuk SMA/MA/SMALB atau
tekanan pada zat padat, pantai Depok menjelaskan bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan
tekanan pada zat cair dan gunung Merapi pendidikan berbasis potensi lokal. Landasan
menjelaskan tekanan berdasarkan ketinggian yuridis mengharuskan sekolah untuk menerapkan
tempat. Tekanan merupakan mata pelajaran IPA model pendidikan berbasis potensi lokal.
Pemberdayaan potensi lokal yang terintegrasikan
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 23
Nina Isnaeni Pengembangan Video Pembelajaran ….

dalam pembelajaran dan diwujudkan dalam media sebagai perantara. Kerumitan bahan
pembelajaran berbasis potensi lokal merupakan pelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan
suatu bentuk demokratisasi dan desenteralisasi media. Media dapat mewakili apa yang kurang
pendidikan sebagaimana menjadi salah satu ciri mampu pendidik ucapkan melalui kata-kata atau
paradigma baru pendidikan nasional seperti yang kalimat (Sudarwan danim, 2008:16).
diamanatkan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Media video ini membutuhkan biaya yang
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. relatif terjangkau dalam pengoperasian, sehingga
Pembelajaran IPA Fisika di SMP N 2 memungkinkan untuk digandakan dan
Pundong Kabupaten Bantul, MTs Negeri 2 disebarluaskan. Keterjangkauan dan kemudahan
Yogyakarta dan MTs Negeri Sleman Kota pemakaian media video inilah yang diharapkan
Kabupaten Sleman berdasarkan hasil wawancara dapat memberikan sedikit sumbangsih dalam
dengan guru IPA Fisika yaitu masih menerapkan pengembangan media pembelajaran ke semua
kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum). lapisan masyarakat dan satuan pendidikan.
Pola pembelajaran IPA Fisika di sekolah tersebut Sehingga dikembangkan video pembelajaran IPA
belum banyak mengalami perubahan dari pola Fisika berbasis potensi lokal pada materi tekanan
pembelajaran menggunakan kurikulum 1994 ke untuk siswa SMP/MTs.
dalam kurikulum KTSP (2006). Pembelajaran IPA Tujuan penelitian ini adalah (1)
Fisika masih didominasi dengan metode ceramah, Mengembangkan video pembelajaran IPA Fisika
bahan ajar masih terbatas pada modul, belum berbasis potensi lokal pada materi tekanan untuk
dimanfaatkannya video sebagai media siswa SMP/MTs, (2) mengetahui kualitas video
pembelajaran dan video pembelajaran yang ada pembelajaran IPA Fisika berbasis potensi lokal
masih sangat terbatas, media pembelajaran yang pada materi tekanan untuk siswa SMP/MTs (3)
mendukung pembelajaran secara mandiri masih mengetahui respon siswa terhadap video
sangat kurang, interaksi antara subyek belajar pembelajaran IPA Fisika berbasis potensi lokal
dengan objek belajar masih minim dan masih pada materi tekanan untuk siswa SMP/MTs.
kurangnya pengembangan video yang dilakukan
oleh guru. Hasil wawancara dengan beberapa METODE PENELITIAN
siswa di sekolah tersebut yaitu masih adanya
kebingungan dalam memahami IPA Fisika karena Penelitian ini termasuk jenis Penelitian
menganggap IPA Fisika adalah mata pelajaran dan Pengembangan (Research and Development/
yang abstrak, terlalu banyak rumus yang dipakai, R&D). Model pengembangan yang dilakukan
dan sulit memahami simbol-simbol IPA Fisika. dalam penelitian ini adalah model prosedural
Edgar Dale (Azhar Arsyad:2011) deskriptif. Model prosedural adalah model
menjelaskan dalam kerucut pengalaman atau cone deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-
of experience, penggunaan media dalam langkah prosedural yang harus diikuti untuk
pembelajaran dapat mempermudah siswa menghasilkan suatu produk tertentu (Punaji
memahami yang abstrak menjadi konkrit. Edgar Setysari, 2010:200). Salah satu model prosedural
Dale juga mengatakan bahwa pengetahuan akan deskriptif adalah model 4-D. Model ini terdiri dari
semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design,
melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan Develop,dan Disseminate.
terjadinya verbalism yaitu siswa hanya mengetahui Video divalidas oleh validator materi dan
tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna validator media kemudian dinilai kualitasnya oleh
yang terkandung di dalamnya. Hal ini akan 2 ahli materi, 2 ahli media, dan 2 guru IPA Fisika
menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Sebaiknya SMP/MTs. Aspek yang diuji meliputi aspek
siswa memiliki pengalaman yang lebih konkret, kebenaran konsep, kedalaman konsep, keluasan
pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat konsep, kejelasan kalimat, kebahasaan, penampilan
mencapai sasaran dan tujuan. Media pembelajaran fisik, keterlaksanaan, suara, gambar dan
yang ditawarkan untuk mengatasi hal itu kemudahan penggunaan. Instrumen penelitian
merupakan media pembelajaran berupa media berupa lembar penilaian kualitas video yaitu
audio-visual yang mengimplementasikan kejadian menggunakan skala Likert yang dibuat dalam
konkret/nyata berdasarkan potensi lokal. bentuk checklist.
Media video dapat membuat konsep yang
abstrak menjadi konkret, dapat menampilkan gerak
yang dipercepat maupun diperlambat sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN
lebih mudah diamati, dapat menampilkan detail
suatu benda atau proses, serta membuat penyajian Penelitian ini telah berhasil
pembelajaran lebih menarik. Djamerah dan Zain mengembangkan produk berupa video
(1996:136) dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPA Fisika berbasis potensi lokal.
menjelaskan bahwa ketidakjelasan bahan yang Video dikemas dalam CD (Compact Disc) dengan
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan format file (.avi). Desain video menerapkan potensi

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 24


Nina Isnaeni Pengembangan Video Pembelajaran ….

lokal di Yogyakarta sebagai sarana belajar dan Berdasarkan hasil penilaian 2 ahli media,
sebagai sumber pengetahuan. Materi dalam kualitas video dikategorikan memiliki kualitas
pengembangan video ini adalah tekanan, dengan Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan
mengambil potensi lokal berupa kerajinan ukiran, sebesar 80,00%.
pantai Depok dan gunung Merapi dikaitkan dengan
materi tekanan sebagai visualisasi materi
pembelajaran. Kerajinan ukiran membahas tekanan
dalam zat padat, pantai Depok untuk tekanan
dalam zat cair dan gunung Merapi untuk tekana
berdasarkan ketinggian tempat.
Validasi adalah proses permintaan
persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian
modul dengan kebutuhan (Depdiknas, 2003: 16).
Validasi produk dilakukan oleh dua orang validator
yaitu validator materi dan validator media.
Gambar 2. Persentase Ideal Video Pembelajaran
Kemudian dilakukan revisi dari validator media
IPA Fisika Berbasis Potensi Lokal dari Ahli Media
yaitu menambahkan route/peta untuk setiap lokasi
potensi lokal, penjelasan masing-masing potensi
Menurut 2 ahli media secara keseluruhan
lokal, mempersingkat durasi video. Dan revisi dari
video sudah mencukupi sebagai media
validator materi yaitu menambahkan SKKD dan
pembelajaran, namun ada beberapa yang perlu
indikator, memperbaiki praktikum hidrostatika,
diperbaiki dan dalam pengembangan tahap
memperbaiki kualitas volume dan gambar,
selanjutnya, yaitu cover CD harus mampu
memperbaiki konsistensi penulisan. Setelah revisi
mendeskripsikan isi video; penggunaan warna juga
draft video mendapatkan persetujuan dari
harus tepat, jangan memadukan warna gelap
validator. Hasil revisi dari validator dihasilkan
seperti merah dengan biru; opening diberi
produk video II yang kemudian video dapat dinilai
backsound agar tidak vacum; penyesuaian audio
kualitasnya oleh para ahli.
dan visual; peta/ route boleh dipakai asalkan
Penilaian kualitas produk berdasarkan
redaksinya diganti; closing kurang tepat karena
tinjauan 2 ahli materi, 2 ahli media, 2 guru
tidak menunjukan yogyakarta, padahal potensi
SMP/MTs dengan mengisi lembar penilaian
lokal yang diangkat di Yogyakarta; identitas
(lembar checklist).
pengembang perlu ditampilkan; diberi penugasan
Berdasarkan hasil penilaian ahli materi, kualitas
atau contoh soal.
video dikategorikan memiliki kualitas Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian 2 guru SMP,
(SB) dengan persentase keidealan sebesar 75,00%.
kualitas video dikategorikan memiliki kualitas
Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan
sebesar 82,92%
.

Gambar 1. Persentase keidealan Video


Pembelajaran IPA Fisika Berbasis Potensi Lokal
dari Ahli Materi

Masukan untuk pengembangan video dari


Diagram 3. Persentase Ideal Video Pembelajaran
ahli materi adalah mengenai materi yang perlu di
IPA Fisika Berbasis Potensi Lokal dari Guru
perdalam serta contoh penerapannya lebih
SMP/MTs
disesuaikan dengan potensi lokal yang diangkat.
Oleh karena itu, peneliti dalam pengembangan
Masukan dari 2 guru SMP/MTs untuk
video menyesuaikan introduction agar lebih
video adalah mengenai pemberian contoh soal
mengena dengan materi, menambahkan materi
supaya bisa mengaplikasikan rumus yang ada
dalam video serta memperbaiki penulisan satuan
dalam video, kata-kata atau rumus diberi warna
dalam video agar sesuai SI..
yang mencolok, dan perbaikan konsep untuk

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 25


Nina Isnaeni Pengembangan Video Pembelajaran ….

hukum Archimedes karena dapat membuat Learning and Motivation in Online Course. The
bingung siswa. American Journal of Distance Education vol.4
Setelah merevisi draft II berdasarkan no.19
masukan ahli materi, ahli media dan guru fisika, 5. Djemari Mardapi. 2008. Penyusunan Tes Hasil
Belajar. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY
maka didapat draft III yang selanjutnya akan 6. Halliday dan Resnick. 1985. Fisika Edisi ke 3 Jilid
diujicobakan kepada siswa dalam uji coba terbatas. 1. Jakarta: Erlangga
Hasil analisis dari uji coba terbatas didapat 7. I Gde Wawan Sudatha dan I Made Tegeh. 2009.
presentase aspek secara keseluruhan adalah Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja:
89,00%. Denan 4 sub variabel penilaian yaitu Unesa
konsep dalam video mendapat respon dengan 8. Isiaka, Babaloka. 2007. Effectiveness Of Video As
persentase 83,00%, video sebagai bahan rujukan An Intructional Medium In Teaching Rural
dengan persentase 87,00%, memotivasi siswa agar Children Agricultural And Environmental Sciences.
lebih giat belajar dengan persentase 96,00% dan Journal of Educational and Development using
Information and Communication Technology
desain video dengan persentase 94,00%. (IJEDICT), 2007, Vol.3, Issue 3, pp.105-114
Pada tahap uji coba terbatas terdapat 9. Nipan Maniar. 2008. The Effect of screen size
beberapa masukan dari siswa yakni menambah mobile phone on video based learning. University
volume suara, memperbaiki tulisan. of Portsmouth, Portsmouth, United Kingdom.
Setelah menindaklanjuti masukan dari uji Journal of software. Vol.3. Nomer. 4. April 2008
coba terbatas, maka didapatkan draft IV yang 10. Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian
selanjutnya diujicobakan kepada siswa dalam uji Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
coba luas. Pada uji coba luas diperoleh presentase Prenada Media Grup
aspek secara keseluruhan adalah 84,00%. Dari 4 11. Sears & Zemansky. 2000. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 2 Young and Freedman. Jakarta:
sub variabel penilaian yaitu konsep dalam video Erlangga.
mendapat penilaian dengan persentase 81,00%, 12. Sudarwan danim. 2008. Media Komunikasi
video sebagai bahan rujukan dengan persentase Pendidikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran
82,00%, memotivasi siswa agar lebih giat belajar dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
dengan persentase 93,00% dan desain video 13. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan
dengan persentase 73,00%. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Skor rata-rata dan presentase respon siswa Bandung: Alfabeta
pada uji coba terbatas lebih tinggi dibandingkan 14. Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
presentase respon siswa pada uji coba luas Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
15. Sumarwan, Sumartini, dkk. 2010. Science for
dikarenakan pada uji coba terbatas siswa dapat Junior High School Grade VIII 2nd Semester.
memperhatikan video dengan seksama dan tenang. Jakarta: Erlangga
Sedangkan pada uji coba luas 20 siswa di kelas 16. Wasis, Sugeng Yuli Irianto. 2008. Ilmu
VIIID memiliki karakter yang berbeda. Siswa Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII.
disini kurang memperhatikan video yang Jakarta: Depdiknas
ditayangkan disamping itu pada saat penelitian 17. Wawan S, dkk. 2007. Ilmu dan Aplikasi
terdapat kendala yaitu hujan deras sehingga suara Pendidikan. Bandung: Pedagogianan Press
video tidak terdengar dengan jelas. 18. Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
19. Winarno, Abdullah dan Abu Yasid, dkk. 2009.
UCAPAN TERIMA KASIH Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta:
Genius Prima Media.
Terimakasih kepada Program Studi
Pendidikan Fisika dan Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah
memfasilitasi dalam melakukan penelitian ini.

REFERENSI
1. Andi Kristanto. 2011. Pengembangan Model Media
Video Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan
Media Video/TV Program Studi Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan,
Vol.11 No.11, April 2011 (12-22)
2. Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers
3. Cheppy Riana. 2007. Pedoman Pengembangan
media Video. Bandung : Program P3AI UPI
4. Choi, Hee Jun dan Scott D. Johnson. 2005. The
Effect of Context-Based Video Instruction on

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 26


Uswatun Khasanah Pemanfaatan Sayuran ….

PEMANFAATAN SAYURAN (TOMAT DAN CABAI) SEBAGAI SUMBER ENERGI


LISTRIK ALTERNATIF

Uswatun Khasanah,1* dan Toifur2)

1),2)
Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
*Surel : butiktiara@yahoo.com

Intisari. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah tomat dan cabai bisa dimanfaatkan sebagai sumber
energy alternatif. dengan pengukuran beda potensial pada tomat dan cabai.
Dengan memanfaatkan baterai bekas, yang kemudian kita ambil bagian MnO 2, dan sebagai gantinya kita gunakan
tumbukan cabai dan atau tomat sebagai larutan elektrolit di dalam baterai. Setelah cabai dan atau tomat dimasukkan ke
dalam baterai bekas, dimasukkan kembali batang arang pada baterai dan ditutup dengan bantuan lakban. Kemudian
diukur beda potensial pada baterai yang sudah diisi tumbukan cabai atau tomat. Dalam percobaan itu dihasilkan
tegangan untuk baterai tomat ±0,8 volt, baterai cabai sekitar 0,8 volt dan campuran antara tomat dan cabai dengan kadar
50% masing-masing dihasilkan beda potensial sktr 0.9 volt.

PENDAHULUAN 2. Perumusan Masalah


Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Latar Belakang 1. Apakah cabai dan tomat dapat
Listrik mempunyai peran yang sangat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik?
besar bagi kelangsungan hidup manusia. Dahulu, 2. Bagaimana pemanfaatan cabai dan tomat
sebelum ditemukannya listrik, orang tidak sebagai baterai?
keberatan hidup tanpa listrik, tetapi teknologi kian
lama kian berkembang. Kini, sebagian besar 3. Tujuan Penelitian
aktivitas manusia memerlukan energi listrik. Di Penelitian ini bertujuan untuk :
kehidupan sehari-hari pun banyak dijumpai 1. Mengetahui apakah tomat dan cabai dapat
aktivitas yang menggunakan alat elektronik, dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.
misalnya pekerjaan rumah tangga, permainan- 2. Mengetahui bagaimana pemanfaatan tomat
permainan, hiburan, dan aktivitas perkantoran dan cabai sebagai baterai tomat dan baterai
lainnya. Tanpa listrik, manusia kesulitan mendapat cabai.
cahaya lampu serta alat-alat elektronik yang .
selama ini digunakan untuk membantu kebutuhan 4. Manfaat Penelitian
dan memperlancar aktivitas juga tidak bisa 1. Memperoleh ilmu mengenai pemanfaatan
digunakan. Satu hari saja ada pemadaman dari sayuran, khususnya tomat dan cabai
pihak PLN, semua pekerjaan yang berkaitan 2. Memperkaya khazanah ilmu kelistrikan
dengan listrik jadi terhambat. secara teori dan praktek
Manusia memang tidak bisa terlepas dari 3. Memotivasi pembaca untuk memanfaatkan
listrik, padahal sumber energi listrik apabila terus sayuran yang ada di sekitar untuk menjadi
menerus digunakan akan habis, bahkan kini sering barang yang bermanfaat dan bernilai jual
kita dengar adanya istilah krisis energi. Di samping 4. Meningkatkan rasa ingin tahu dengan selalu
menggunakan sumber energi dengan hemat, mencari, membaca, dan meneliti
manusia dituntut untuk menemukan sumber- 5. Melatih untuk melakukan penelitian secara
sumber energi baru. Dengan demikian perlu utuh, mulai dari mengenal dan merumuskan
dilakukan upaya untuk menemukan sumber energi masalah, merumuskan tujuan penelitian,
listrik lain. Salah satu sumber energi baru yang merancang cara atau metodologi
kini dapat dikembangkan ialah cabai dan tomat pengumpulkan dan analisis data, menulis
Buah tomat dan cabai akan menjadi salah laporan penelitian, dan
satu alternative masa depan karena tanaman ini mempertanggungjawabkan hasilnya secara
mudah didapat dan mudah dibudidayakan serta akademik.
cepat berkembang sehingga dapat diproduksi oleh
masyarakat dengan mudah terutama masyarakat
yang memiliki lahan.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 27


Uswatun Khasanah Pemanfaatan Sayuran ….

LANDASAN TEORI Magnesium 152 mg


Fosfor 293 mg
A. Sayuran Tomat dan Cabai Beserta Kalium 2014 mg
Kandungannya Natrium 30 mg
Tomat adalah jenis buah yang sangat Zinc 2.48 mg
sering dijumpai dan manfaat tomat untuk Tembaga 0.37 mg
kesehatan telah diuji dan dapat digolongkan Mangan 2 mg
sebagai sumber vitamin C yang sangat baik Selenium 8.80 mg
(excellent) karena 100 gram tomat memenuhi 20 Vit C 76.40 mg
persen atau lebih dari kebutuhan vitamin C sehari. Thiamin 0.33 mg
Vitamin C memelihara kesehatan gigi dan gusi, Rhiboflavin 0.92 mg
mempercepat sembuhnya luka-luka, mencegah Niacin 8.7 mg
penyakit scurvy (skorbut), serta menghindarkan Vit B6 2.45 mg
terjadinya perdarahan pembuluh darah halus. Akan Volat dan kolin 157.5 mg
lebih baik jika kita mengetahui kandungan gizi Vit A, E dan K 151.74 mg
yang terkandung di dalam tomat. Dalam 100 gram
Asam lemak 3.26 mg
tomat terdapat kandungan gizi sebagai berikut:
fosfor 27 gr, kalium 360 mg, besi 6 mg, kalsium 11
mg, vitamin C 23 mg, protein 1 gr, vitamin A 1000 Tabel . Kandungan dalam 100 gram cabai
UI. Berdasarkan data di atas juga didapatkan
Berdasarkan data di atas ternyata tomat bahwa cabai mengandung kalium yang cukup
mengandung kalium yang cukup tinggi. Kalium tinggi, dan juga natrium yang merupakan logam
merupakan logam alkali yang dapat menghasilkan alkali seperti halnya pada tomat.
elektrolit yang bagus untuk menghasilkan ion-ion
listrik. B. Energi Listrik
Sedangkan pada cabai yang merupakan Energi listrik merupakan sumber energi
makanan bernilai gizi tinggi dan cukup kompleks. pokok bagi kehidupan manusia saat ini. Listrik
Cabai bisa tumbuh di berbagai jenis tanah dan menjadi penyuplai energi untuk menyalakan
dibudidayakan secara komersil di daerah tropis. lampu, memasak, alat komunikasi dan berbagai hal
Cabai mengandung senyawa kimia yang lain yang sangat diperlukan oleh manusia. Listrik
dinamakan capsaicin (8-methyl- N-vanillyl-6- telah lama dikenal yaitu lebih dari 4.000 juta tahun
nonenamide). Selain itu, terkandung juga berbagai lalu. Salah satu contoh peristiwa kelistrikan yang
senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang terjadi secara alamiah adalah petir (Steve Parker,
dinamakan capsaicinoids. Apabila cabai dimakan, 2000).
senyawa- senyawa capsaicinoids berikatan dengan Arus listrik timbul akibat adanya aliran
reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga partikel-partikel bermuatan positif yang melalui
menyebabkan rasa pedas. Kemudian reseptor ini konduktor walaupun sesungguhnya elektron-
akan mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan elektron bermuatan negatiflah yang mengalir
bahwa sesuatu yang pedas telah dimakan. Otak melalui konduktor (Marthen Kanginan, 2002).
merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut Muatan dapat mengalir dalam rangkaian tertutup
jantung, meningkatkan pengeluaran keringat, dan jika terdapat beda potensial listrik atau tegangan
melepaskan hormon endorfin. Cabai merah listrik diantara dua titik yang biasanya disebut
mengandung vitamin C dalam jumlah besar, juga sumber tegangan. Sebuah lampu dengan hambatan
mengandung karoten (pro vitamin A). Kandungan R jika dihubungkan dengan sumber tegangan (V)
kedua zat ini tidak terlampau tinggi pada cabai maka akan dialiri arus listrik (I). Hubungan V, I
yang berwarna kuning dan hijau. Berikut dan R dinyatakan dengan:
kandungan apa saja yang terdapat dalam 100 g ,
cabai : Keterangan
V : Beda potensial sumber
Energy 318 kkal I : Kuat arus listrik
Air 8.05 mg R : Hambatan
Protein 12.01 mg Energi listrik adalah energi yang
disebabkan oleh mengalirnya listrik dalam sebuah
Lipid 17.27 mg
rangkaian tertutup (Fitri Wahyuni, 2011). Energi
Abu 6.04 mg
listrik (W) yang dihasilkan dari sumber tegangan
Karbohidrat 56.63 mg
(V) yang dihubungkan dengan lampu dengan
Serat 27.20 mg
hambatan R yang menyala selama t dinyatakan
Gula 10.34 mg sebagai:
Kalsium 148 mg
Besi 7.8 mg

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 28


Uswatun Khasanah Pemanfaatan Sayuran ….

kenaikan potensial elektrode standarnya. Deret


Volta tersebut meliputi :
, Li – K – Ba – Sr – Ca - Na – Mg – Al – Mn – Zn -
Keterangan Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H –
W : Energi listrik Sb – Bi – Cu – Hg - Ag - Pt– Au
t : Waktu Pada Deret Volta, unsur logam dengan
Dengan demikian energi listrik sebanding potensial elektrode lebih negatif ditempatkan di
dengan kuadrat beda potensial, waktu, dan bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial
hambatan. elektrode yang lebih positif ditempatkan di bagian
kanan.Semakin ke kiri kedudukan suatu logam
C. Sel Volta dalam deret tersebut, maka logam semakin reaktif
Arus listrik dapat mengalir pada larutan (semakin mudah melepas elektron) dan logam
elektrolit, yaitu suatu zat yang larut atau terurai ke merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin
dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan mudah mengalami oksidasi). Sebaliknya, semakin
menjadi konduktor atau penghantar listrik. ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret
Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa tersebut, maka logam semakin kurang reaktif
senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya (semakin sulit melepas elektron) dan logam
berbentuk asam, basa (alkali) dan senyawa garam. merupakan oksidator yang semakin kuat reduksi)
Senyawa yang termasuk asam antara lain Aqua (http://id.wikipedia.org/wiki/Deret_Volta).
Regia: campuran H2SO4 dengan HNO3, HNO3, Penerapan sel volta dalam kehidupan
H2SO4, Asam halida(kecuali HF) : HI>HBr>HCl, sehari-hari adalah baterai. Satu buah baterai beda
Asam oksi halogen : HXO4>HXO3>HXO2>HXO). potensial yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.Pada
Unsur yang termasuk alkali ialah Litium ( Li ), sebuah baterai terdapat batang karbon (C) sebagai
Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium anoda, serta seng (Zn) sebagai katoda sekaligus
(Cs), Fransium (Fr). Senyawa garam meliputi sebagai wadah. Di dalam baterai diisi pasta berupa
Amonium (NH4+), Kalsium ( Ca2+), Besi (Fe2+ campuran MnO2 (elektrolit mangan dioksida),
and Fe ), Magnesium (Mg ), Kalium K+),
3+ 2+
NH4Cl, dan air. Anoda Zn(-) melarut menjadi Zn2+
Pyridinium (C5H5N), Quaternary ammonium sehingga menghasilkan arus listrik. Sedangkan
(NR4+), Natrium (Na+ ), Asetat (CH3COO−) reaksi sel terjadi apabila MnO2 dan NH4+
Karbonat (CO32− ), Klorida( Cl− ), Sitrat mengalami reduksi
HOC(COO−)(CH2COO−)2 , Sianida C≡N−, Di bawah ini disajikan gambar baterai
Hidroksida (OH− ), Nitrat (NO3− ), Nitrit (NO2− ), besertakomponennya
Oksida( O2− ) , Fosfat (PO43− ), Sulfat (SO42−).
(http://id.wikipedia.org/wiki/ Garam_Basa _asam).
Jika dua elektroda memiliki beda potensial listrik
di masukkan ke dalam larutan elektrolit maka
timbul arus listrik.
Ahli kimia berkebangsaan Italia bernama
Alessandro Giusseppe Volta (1745-1827) dan
Luigi Galvani (1773-1798) menemukan arus listrik
yang timbul pada reaksi redoks. Reaksi redoks
singkatan dari reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Reduksi adalah penerimaan elektron atau Sumber gambar : (http:/fun-smile-
penurunan bilangan oksidasi, sedangkan oksidasi blogspot.com/2011/12/baterai- baghdad-baterai-
adalah pelepasan elektron atau peningkatan pertama-atau-html)
bilangan oksidasi. Setiap reaksi redoks merupakan
pasangan antara reaksi reduksi dan reaksi oksidasi D. METODE EKSPERIMEN
(Maryuanah dan Sutresna, 1999:55). Jadi dalam 1. Alat dan Bahan
reaksi redoks terjadi perpindahan elektron antarzat. a. Tomat
Dari reaksi redoks ini terjadi perubahan energi b. Cabai
kimia menjadi energi listrik. Jika elektroda Zn dan c. Air
Cu dicelupkan ke dalam larutan elektrolit secara d. Baterai bekas
terpisah dan dihubungkan dengan jembatan garam e. Pisau
maka terus menerus akan terjadi pergerakan f. Penjepit buaya
elektron yang akan menimbulkan energi listrik g. Batang Cu
proses ini dikenal sebagai sel volta. h. Voltmeter
Lebih lanjut Volta membuat deret unsur- i. Paku (Fe)
unsur yang disebut Deret Volta, yaitu urutan j. Alat penumbuk
logam-logam (ditambah hidrogen) berdasarkan k. Panci
l. Gelas kimia
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 29
Uswatun Khasanah Pemanfaatan Sayuran ….

m. lakban 4 0.000069 0.7 0.6 0.9


2. Prosedur Eksperimen 5 0.000056 0.6 0.6 0.9
1. Uji beda potensial listrik pada tomat dan 6 0.000046 0.6 0.5 0.5
cabai 7 0.000040 0.5 0.5 0.5
Uji beda potensial listrik ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut: 8 0.000035 0.5 0.5 0.4
a. Mengeringkan tomat dan cabai (tidak 9 0.000031 0.45 0.5 0.4
sampai kering sekali, masih ada sedikit 10 0.000028 0.4 0.6 0.4
air dalam kandungan cabai dan tomat)
b. Menumbuk tomat dan cabai yang sudah 11 0.000025 0.4 0.8 0.4
agak kering sampai halus 12 0.000023 0.4 0.8 0.3
c. Membagi tumbukan tomat dan cabai
13 0.000021 0.4 0.8 0.3
menjadi 3 bagian yang sama besar dan
memasukkannya ke dalam gelas kimia 14 0.000020 0.4 0.8 0.3
d. Memasukkan paku (Fe) dan batang 15 0.000019 0.3 0.8 0.3
tembaga (Cu) ke dalam tumbukan tomat
16 0.000017 0.3 0.8 0.2
dan cabai
e. Mengukur beda potensial listrik pada
Tabel. Beda tegangan baterai tomat, cabai dan
masing-masing gelas kimia
campuran tomat dan cabai
menggunakan voltmeter.
massa total 30 gram untuk 1 baterai
2. Baterai tomat dan cabai
Cara kerja pembuatan baterai tomat dan
no CT(80-20) volt CT(20-80) volt CT(60-40) volt
cabai tanpa direbus sebagai berikut:
a. Membuka tutup baterai 1 0.05 0.3 0.05
b. Mengeluarkan serbuk mangan 2 0.05 0.3 0.05
dioksida
3 0.05 0.2 0.05
c. Mencuci selubung dan batang karbon
baterai yang telah dibongkar 4 0.05 0.2 0.05
d. Memisahkan tomat dan cabai dari 5 0.05 0.2 0.05
bagian lainnya
e. Menumbuk tomat dan cabai sampai 6 0.05 0.2 0.05
halus 7 0.05 0.2 0.05
f. Memasukkan tomat dan cabai yang 8 0.05 0.2 0.05
sudah halus ke dalam baterai yang
sudah dikosongkan 9 0.05 0.2 0.05
g. Memasang kembali batang karbon di 10 0.05 0.25 0.05
tengah baterai dan menutupnya 11 0.05 0.25 0.05
dengan penutup selubung baterai
h. Membungkus rapat bagian samping 12 0.05 0.25 0.05
batu baterai dengan lakban 13 0.04 0.25 0.05
i. Mengukur energi batu baterai dengan 14 0.04 0.25 0.05
voltmeter
15 0.04 0.25 0.05
16 0.03 0.25 0.06
3. Hasil 17 0.03 0.25 0.06
massa tomat = 30 gram
18 0.04 0.3 0.075

massa cabe = 30 gram Tabel. Beda tegangan baterai campuran cabai


massa campuran cabe dan tomat msg2 15 gram dan tomat diukur setiap 5 menit

Kalibra 0.01
jam 1/(t x 3600) Tmt(volt) Cb (volt) (t+c )volt
1 0.000278 0.8 0.8 0.9
2 0.000139 0.7 0.8 0.7
3 0.000093 0.7 0.7 0.6

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 30


Uswatun Khasanah Pemanfaatan Sayuran ….

4. ANALISIS DATA 5. PEMBAHASAN


Dengan melakukan uji beda potensial
Grafik hubungan antara tegangan (volt) yaitu dengan memasukkan batang tembaga (Cu)
terhadap waktu (sekon) dan paku (Fe) pada cabai dan tomat yang
dihaluskan diketahui bahwa cabai dan tomat dapat
menimbulkan beda potensial listrik. Batang Cu dan
Fe berfungsi sebagai elektroda yang kemudian
dihubungkan dengan alat ukur beda potensial
listrik (voltmeter). Berdasarkan uji ini, ternyata
jarum voltmeter bergerak yang artinya terdapat
beda potensial listrik antar elektroda Cu dan Fe.
Berdasarkan tabel diketahui bahwa cabai
dan tomat maupun campuran antara keduanya
menghasilkan beda potensial listrik. Penelitian
dilakukan 2 kali dengan massa cabai dan tomat
yaitu 30 gram diperoleh energi listrik yang sama
pula yaitu 0,8 volt. Dengan demikian dapat
disimpulkan tiap 1 gram cabai dan tomat
menghasilkan beda potensial sebesar 0,03 volt.
Cabai dan tomat mengandung kalium (K),
sodium atau natrium (Na) yang merupkan alkali
yang jika bereaksi dengan air akan membentuk
Grafik 1. Tegangan vs waktu baterai tomat larutan elektrolit. Kalsium (Ca), besi (Fe), dan
magnesium (Mg), fosfat (P) yang termasuk unsur-
unsur yang dapat membentuk senyawa garam.
Ketika elektroda Cu dan Fe diletakkan diantaranya
maka akan terbentuk sel volta dan terjadi reaksi
redoks pada kedua elektroda.
Selama reaksi redoks terjadi pergerakan
elektron secara terus-menerus dari anoda (Fe) ke
arah katoda (Cu). Pergerakan elektron tersebut
menghasilkan beda potensial listrik pada kedua
elektroda. Dengan demikian terbukti bahwa tomat
dan cabai dapat dijadikan salah satu sumber energi
listrik.
Berdasarkan uji kandungan listrik pada
cabai dan tomat yang telah dilakukan, diketahui
bahwa cabai dan tomat yang digunakan berupa
tumbukan halus tidak praktis untuk digunakan.
Supaya pemanfaatan energi listrik pada cabai dan
tomat lebih praktis perlu dilakukan pengemasan.
Grafik 2. Tegangan vs waktu baterai cabai Dalam penelitian ini cabai dan tomat dikemas
dalam bentuk baterai cabai dan tomat. Cabai dan
tomat yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam
baterai kering bekas yang sudah dibersihkan dan
dibuang pasta mangan dioksidanya (MnO2).
Kendala dalam penelitian baterai tomat
dan cabai adalah kebocoran. Air keluar dari sela-
sela baterai sehingga baterai tidak tahan lama. Hal
ini disebabkan tomat memiliki kadar air yang
tinggi dan cabai pada saat dihaluskan juga
ditambahkan sedikit air. Dengan demikian perlu
dilakukan upaya untuk mengurangi kadar air pada
kulit kentang.

6. SIMPULAN DAN SARAN


Grafik 3. Tegangan vs waktu baterai campuran A. Kesimpulan
tomat dan cabai Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat di simpulkan :

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 31


Uswatun Khasanah Pemanfaatan Sayuran ….

1.Cabai dan tomat dapat dimanfaatkan


sebagai sumber energi listrik. Tiap 1 gram
cabai dan tomat menghasilkan energi
listrik sebesar 0,03 volt
2.Cabai dan tomat dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi listrik dengan cara
dibuat menjadi baterai cabai dan tomat.
B. Saran
1.Pada masyarakat diharapkan mengolah
cabai dan tomat sebagai sumber energi
listrik dengan membuat baterai cabai dan
tomat
2.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang pemanfatan baterai cabai dan
tomat pada alat elektronik lain.

DAFTAR PUSTAKA

Badrussalam. R. 2008. Biogas dari Sayur Bekas.


Jakarta: Batara Cipta Prima Indocamp
Clark, John O. E. 2009. Materi Fisika!. Bandung:
Pakar Raya
http://id.wikipedia.org/wiki/Deret_Volta
http://id.wikipedia.org/wiki/Garam_Basa _asam
http://www.proseanet.org
Marthen Kanginan,2002. Fisika SMA IB. Jakarta:
Erlangga
Muhadi, Riyanta. 1995. Pintar IPA (Sains). Solo:
CV Aneka
Parker, Steve. 2001. Jendela Iptek Listrik. Jakarta:
Balai Pustaka
Sugiono.2010. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Maryuanah N.dan Nana Sutresna.1999.Kimia
untuk Sekolah Menengah Umum Kelas III.
Bandung: Grafindo

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 32


Apik Rusdiarna I. Rancang Bangun Simulasi ….

RANCANG BANGUN SIMULASI KARAKTERISTIK TRANSISTOR


MENGGUNAKAN PROTEUS VSM

Apik Rusdiarna Indrapraja* dan Ali Murdani

Program Studi Fisika MELINS Universitas Ahmad Dahlan


Kampus III UAD, Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan Yogyakarta
* Surel: rusdiarna@yahoo.co.id

Intisari. Telah dilakukan perancangan alat karakterstik transistor menggunakan simulator proteus VSM. Konfigurasi
transistor yang digunakan common emitor. Sistem akuisi data menggunakan ATmega8 yang diprogram menggunakan
micropascal dan program penampil menggunakan Delphi7. Komunikasi data antara ATmega8 dan program penampil
dilakukan secara virtual menggunakan Virtual Serial Port dari Eltima. Pada penelitian ini digunakan transistor n-p-n
2N3904 sebagai bahan uji sistem . Hasil yang diperoleh setelah pengujian proteus dapat digunakan untuk media
simulasi karakteristik transistor karena secara visualiasi telah mempresentasikan karakteristik transistor tetapi untuk
nilai-nilai yang dihasilkan perlu dicocokan dengan nilai hasil pengukuran realnya.

Kata kunci: Karakterisasi transistor, common emitor, ATmega8, Proteus VSM, Virtual Serial Port

PENDAHULUAN [3,4,5] Keunggulan dari proteus adalah dapat


simulasikan mikrokontroler dan dapat
Ilmu fisika merupakan salah satu cabang mensimulasikan antarmuka komunikasi serial
ilmu sains yang mempunyai cukup banyak sub-sub menggunakan virtual serial port.
ilmu bagian. dari beberapa bagian ilmu fisika
tersebut, tidak semuanya dapat dipahami dengan Rangkaian Karakterisasi Transistor
mudah dan dapat ditemukan dalam aplikasi Rangkaian karakterisasi transistor bipolar
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk antara lain seperti Gambar 1 berikut ini
memahami suatu bidang ilmu terutama pada pokok
bahasan tertentu, maka dibutuhkan suatu cara
untuk dapat mewujudkannya. Hal ini dikarenakan
dengan menggunakan cara yang tepat, maka ilmu
yang dipelajari akan lebih mudah dimengerti dan
dapat selalu diingat.[1]
Salah satu topik pembahasan dalam ilmu
fisika adalah piranti elektonika, dimana dalam
pembahasan piranti elektonika ini dibutuhkan alat GAMBAR 1. Skema rangkaian common emiter
peraga atau simulasi agar lebih mudah dipahami.
Salah satu ulasan dalam topik pembahasan piranti Rangkaian emiter bersama banyak
elektonika adalah mengenai karakteristik dimanfaatkan sebagai penguat arus,karena
transistor. menghasilkan arus keluaran yang besar (Ic)
Beberapa Peralatan telah diciptakan untuk hanya dengan arus masukan kecil (Ib).
pendeteksian transistor maupun untuk mengetahui perbandingan antara Ic dan Ib menunjukkan
karakteristiknya. Salah satu alat yang paling seberapa. besar penguatan arus suatu transistor.
terkenal disebut pelacak kurva (curve tracer) yang Besarnya pcnguatan arus transistor, biasa
dapat menampilkan bentuk karakteristik transistor dilambangkan dengan βdc, sehingga:
I
melalui layar osiloskop.[2] namun ada juga yang  C (1)
telah merancang alat penampil kurva karakteristik IB
transistor ini dengan antarmuka komputer yang Suatu cara untuk mengetahui gambaran
dirancang oleh Sobari. Alat yang dirancang sobari kerja suatu transistor ialah dengan membuat grafik
masih ada kekurangan yaitu sistem belum berbasis yang menghubungkan arus dan tegangannya,
mikrokontroler sehingga rangkaiannya terlalu sehingga diketahui karakteristik transistor
kompleks dan interface masih menggunakan port tersebut.
paralel sehingga penggunaan alat masih terbatas Kurva karakteristik transistor ada dua
pada PC untuk menampilkannya. rnacam, yakni kurva karakteristik masukan
Proteus Virtual System Modelling (VSM) (kurva basis) dan kurva karakteristik keluaran
merupakan salah satu program simulator elektronik (kurva kolektor). Kurva basis mempunyai absis
yang banyak digunakan dalam praktikum VBE (tegangan antara basis dan erniter) dan
mikrokontroler dan telah diuji kehandalannya. ordinat IB (arus basis). Setiap lengkungan pada

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 33


Apik Rusdiarna I. Rancang Bangun Simulasi ….

kurva basis dihasilkan untuk VCE (tegangan


kolektor ke emiter) yang konstan. Kurva EKSPERIMEN
kolektor mernpunyai absis VCE dan ordinat IC
(arus kolektor). Setiap lengkungan pada kurva Perencanaan sistem yang dirancang seperti
kolektor dihasilkan untuk IB yang konstan. Pada pada Gambar 4.
Gambar 2 ditunjukan kurva karakteristik transistor

(a) (b)
GAMBAR 2. Kurva karakteristik transistor (a)
kurva basis
(b) kurva kolektor GAMBAR 3. Diagram Sistem

Kurva Basis Rangkaian minimum sistem ATmega8,


Hubungan antara IB dan VBE tentu saja modul karakteristik dan komunikasi serial
akan berupa kurva dioda. Karena memang telah dirancang di dalam proteus, ATmega8 diprogram
diketahui bahwa junction base-emitor tidak lain menggunakan microPascal. Virtual Port serial
adalah sebuah dioda. Jika hukum Ohm diterapkan digunakan untuk menghubungkan program
pada loop base maka: penampil dengan minimum sistem ATmega8 yang
VBB  VBE ada di Proteus. Program penampil ini buat
IB  (2)
menggunakan bahasa pemprograman Delphi7.
RB
VBE adalah tegangan jepit dioda junction
Perancangan Perangkat Keras
base-emitor. Arus hanya akan mengalir jika
Pada penelitian ini digunakan konfigurasi
tegangan antara base-emitor lebih besar dari VBE.
common emitor untuk membuat kurva
Sehingga arus IB mulai aktif mengalir pada saat
karakteristik transistor (masukan dan keluaran).
nilai VBE tertentu.
Pada Gambar 4a ditunjukan skema rangkaian
Besar VBE umumnya diketahui VBE = 0.7
common emitor yang akan digunakan untuk
volt untuk transistor silikon dan VBE = 0.3 volt
mengkarakteristik transistor. Oleh karena itu
untuk transistor germanium. Nilai ideal VBE = 0
membutuhkan dua DAC (Digital Analog
volt.
Converter) untuk memberi tegangan pada basis
(Vbb) dan kolektor (Vcc).
Kurva Kolektor
Mikrokontroler AVR dapat difungsikan
Satu hal lain yang menarik adalah
sebagai DAC yaitu dengan membangkitkan PWM
bagaimana hubungan antara arus basis IB, arus
(Pulse Width Modulation) dan dihubungkan
kolektor IC dan tegangan kolektor-emiter VCE.
dengan low pass filter. Apabila DACnya akan
Dengan mengunakan rangkaian emiter bersama
dihubungkan ke input dengan impedansi rendah
pada gambar 1, tegangan VBB dan VCC dapat
perlu dipasang buffer. [6].Skema rangkaian DAC
diatur untuk memperoleh plot garis-garis kurva
ditunjukan pada Gambar 5b.
kolektor. Pada gambar 2 telah diplot beberapa
Untuk membuat kurva karakteristik
kurva kolektor arus IC terhadap VCE dimana arus
transistor perlu membaca tegangan VBB,VBE,VC
IB dibuat konstan. Jika hukum Ohm diterapkan
dan VCE seperti yang ditunjukan pada Gambar 5b.
pada loop collector diketahui adalah :
Oleh karena itu membutuhkan empat ADC
VCC  VCE (3)
Ic  (Analog Digital Converter).
RC ATmega8 mempunyai enam ADC 10bit
Kurva kolektor pada Gambar 2b dan tiga timer ( dua timer 16 bit dan satu timer
memperlihatkan bahwa jika IB naik maka IC 8bit) yang dapat digunakan untuk membangkitkan
akan ikut naik, ini menunjukkan IB yang keciI PWM. Oleh karena itu penggunan ATmega8 untuk
mengendalikan IC yang besar. kurva diatas juga perancangan sistem ini sangatlah memadai.
menunjukan beberapa daerah kerja transistor, Untuk komunikasi data antara ATmega8
diantaranya adalah daerah saturasi, daerah cut-off, dan Program penampil menggunakan komunikasi
daerah aktif dan daerah breakdown. serial. Pada Proteus ada library yang siap pakai
untuk komunkasi serial pada mikrokontroler AVR
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 34
Apik Rusdiarna I. Rancang Bangun Simulasi ….

yaitu menggunakan COMPIM. Pada Gambar 5c


ditunjukan skema minimum sistem ATmega8
beserta pin-pin yang digunakan dalam perancangan
sistem ini.

(b) (c)

(a) (b)

GAMBAR 5. Diagram alir sistem (a) karakteristik


masukan (b) karakteristik keluaran

Untuk menghubungkan sistem yang ada di proteus


dengan sistem penampil membutuhkan virtual port
serial.

HASIL DAN DISKUSI

(c) Tampilan hasil run program utama adalah


GAMBAR 4. Skema rangkaian sistem (a) rangkaian
common emitor (b) rankaian DAC (b) rangkaian
seperti Gambar 6.
minimum sistem ATmega8

Perancangan Perangkat Lunak


Perancangan perangkat lunk terdiri dari
dua bagian yaitu perancangan perangkat lunak
pengendali ATmega8 dan Program penampil
karakteristik.
Perancangan pengendali ATmega8
menggunakan bahasa pascal dan software
microPascal for AVR sebagai compiler.
Perancangan penampil karakteristik menggunakan
software Delphi 7. Pada program yang dirancang
mampu melakukan penyettingan DAC( 8bit./10
bit), melakukan perubahan step kenaikan nilai GAMBAR 6. Tampilan Program Penampil Karakteristik
DAC dan menampilkan kurva karakteristik Transistor
masukan dan keluaran transistor.
Pengujian sistem menggunakan transistor
Pada Gambar 5 ditunjukan diagram alir
bipolar npn 2N3904 dengan variasi nilai Rb dan
pengambilan data untuk karakteristik masukan dan
Rc. Pemilihan transistor ini karena mudah didapat
keluaran transistor yang dikerjakan oleh sistem.
dan merupakan jenis transistor general porpose
yang bekerja pada daya rendah.
Hasil uji karakteristik masukan dan
keluaran menggunakan Rc =200 Ω, Rb =100k
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 35
Apik Rusdiarna I. Rancang Bangun Simulasi ….

DAC 8bit dan step 5 ditunjukan pada Gambar 7 UCAPAN TERIMA KASIH
dan untuk DAC 10bit ditunjukan pada Gambar 8
Kami ucapkan terimakasih kepada
Laboratorium Fisika Dasar UAD dan teman-teman
yang berkaitan dengan penelitian ini , sehingga
penelitian ini terselesaikan

REFERENSI
1. N. Istichoroh dan A. Prihanto, Simulasi Karakteristik
Dioda Dengan Menggunakan Bahasa
Pemprograman Delphi 7.0, Jurnal Fisika, Vol 02 No
(a) (b) 01 , 2013, pp 01-06
2. R.Sobari, Pembuatan Alat Penampil Kurva
Karakteristik Keluaran Transistor Dengan
GAMBAR 7. Karakteristik Transistor pada Rc =200 Ω, Antarmuka Komputer, S1.Thesis, Undip, 1999
Rb =100k dan DAC 8bit (a) karakteristik masukan (b) 3. K.T. Yuwono dan Suprapto, Pengembangan Modul
karakteristik keluaran Praktikum Mikrokontroler(AVR) menggunakan
Perangkat Lunak Proteus Profesional v7.5 SP3,
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol 20
No 1, 2011
4. Tristanto, Implementasi Software Proteus Sebagai
Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk
Mata Pelajaran Mikroprosesor Dan Mikrokontroler
(Mpmk) Siswa Kelas Xi Semester 1 Di Smk Muda
Patria Kalasan Yogyakarta,S1. Thesis, UNY,2011
5. Y.Andri, Pengaruh Penggunaan Media Software
Simulasi Proteus Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Diklat Elektronika, S1. Thesis,
(a) (b) UNY,2012
6. Anonim, AVR131:Using the AVR’s High-Speed
GAMBAR 8. Karakteristik Transistor pada Rc =200 Ω, PWM,2003, www.atmel.com/Images/doc2542.pdf
Rb =100k dan DAC 10bit (a) karakteristik masukan (b) (diakses tanggal 28 Mei 2013)
karakteristik keluaran

Penggunaan DAC 8 bit lebih baik dalam


hal menampilkan karakteristik, pada DAC 10bit
terlihat banyak noise. Pada karakteristik masukan
hasil tampilan sudah sesuai dengan teori bahwa
semakin besar Vbe maka klengkuangan kurva
karakteristik masukan berkegser semakin besar,
akan tetapi program yang dirancang masih ada eror
dalam hal menmpilan nilai Vbe.
Secara tampilan karakteristik keluaran yg
dihasilkan sudah benar akan tetapi dilihat dari sisi
nilai Ic masih kurang pas kurva tidak memotong
garis beban dari transistor.

KESIMPULAN
Proteus dapat digunakan sebagai media
simulasi karakeristik masukan dan keluaran
transistor akan tetapi perlu dilakukan komparasi
dengan pengukuran manual agar nilai V-Inya dapat
disesuaikan dan untuk melakukan uji coba sistem
rangkaian karakteristik transistor sebelum
diwujudkan ke instrument yang sebenarnya

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 36


Rita Ferawati Penentuan Modulus elastisitas ….

PENENTUAN MODULUS ELASTISITAS BESI COR ABU-ABU MENGGUNAKAN


METODE OSILASI CANTILEVER

Rita Ferawati1 dan Okimustava2

1
Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt 3, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161
2
Program Studi Pendidikan Fisika,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo SH, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta 55164
Surel : rita_ferawati@yahoo.com

Intisari. Percobaan penentuan modulus elastisitas bahan dilakukan dengan menggunakan metode osilasi cantilever.
Metode yang digunakan adalah dengan analisis regresi linier hubungan antara kuadrat dari periode osilasi T2 terhadap
massa beban M dan pengambilan data untuk penentuan nilai modulus elastisitas bahan dilakukan dengan osilasi
penggaris dengan variasi massa beban. Setiap variasi massa, penggaris diosilasikan sebanyak 10 kali osilasi. Setiap 10
kali osilasi akan dibaca waktu yang dibutuhkan untuk satu periode osilasinya. Koefisien elastisitas bahan dapat dihitung
dari gradien garis hasil regresi antara kuadrat periode osilasi dengan massa beban. Setelah dilakukan regresi dari 30 data
eksperimen diperoleh nilai koefisien elastisitas bahan sebesar (117,00 ± 5,74) ×109 N/m2, mendekati nilai acuan
modulus elastisitas besi cor abu-abu 130×109 N/m2.

Kata kunci: Modulus elastisitas bahan, penggaris, osilasi, regresi linier.

PENDAHULUAN nilai modulus elastisitas bahan itu bisa dilakukan uji


kualitasnya. Namun kali ini analisis regresi linier
Bahan dapat dikatakan elastis apabila diberi digunakan dalam perhitungan modulus elastisitas
gaya luar, maka bahan tersebut dapat kembali ke bahan, karena dengan regresi linier dapat setidaknya
keadaan semula. Suatu bahan elastis apabila diberi dilakukan pengecekan apakah model teoretis yang
gaya terus menerus lama kelamaan akan mengalami dipakai memang berlaku, dan perhitungan nilai
deformasi plastis. Jika gaya semakin besar maka koefisien pemuaian menjadi lebih teliti karena akan
bahan tersebut akan patah (fracture)[1]. terbebas dari pengaruh adanya ralat sistematik zero
Modulus elastisitas dapat offset.
didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan,
dengan regangan suatu bahan selama gaya yang LANDASAN TEORI
bekerja tidak melampaui batas elastisitasnya.
Semakin besar nilai modulus elastisitasnya, berarti a. Elastisitas Bahan (Modulus Young)
semakin bertambah sulit untuk merentangkan benda, Elastisitas adalah kecenderungan pada suatu
artinya dibutuhkan gaya yang lebih besar. benda untuk berubah bentuk baik panjang, lebar
Percobaan terdahulu tentang penentuan nilai maupun tingginya, tetapi massanya tetap. Hal itu
modulus elastisitas bahan kawat besi telah dilakukan disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau
oleh [2] dengan menggunakan metode regangan. menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk
Diperoleh nilai modulus elastisitas kawat besi kembali seperti semula.
sebesar (1,44 ± 0,02)×1011 N/m2. Hasil itu terlalu Stress adalah gaya (F) yang dialami benda
kecil jika dibandingkan dengan nilai acuan yaitu persatuan luas (A).
sebesar 2,1×1011 N/m2. Penelitian lain menentukan
, (1)
modulus elastisitas juga bisa dilakukan dengan
metode Two Point Loading [3], yaitu pengujian Strain adalah perbandingan pertambahan panjang
dengan dua pembebanan yaitu kasus dimana beban terhadap panjang awal, akibat mengalami tegangan
ditempatkan pada dua titik dengan jarak yang sama . (2)
jauh dari titik reaksi tumpuan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
Peneliti melihat bahwa dari percobaan-percobaan langsung dari elastisitas bahan antara lain adalah
terdahulu tersebut nilai eksperimental yang gaya yang diberikan dan luas permukaan tekan.
diperoleh belum sesuai dengan nilai acuan. Untuk Faktor-faktor internal yang mempengaruhi elastisitas
itu, telah dilakukan suatu percobaan untuk antara lain duktilitas bahan, ketahanan bahan, dan
menentukan nilai modulus elastisitas bahan stainless kekerasan bahan. Kurva elastisitas dapat dilihat dari
steel dengan metode lain yaitu dengan menggunakan gambar 1, yaitu hubungan antara tegangan terhadap
metode osilasi Cantilever. Dari hasil perhitungan regangan.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 37


Rita Ferawati Penentuan Modulus elastisitas ….

. (8)
Persamaan (8), diintegralkan menghasilkan
, (9)
jadi
. (10)
Pada titik B, x=L dan y=S, maka
, (11)
maka
, (12)
Gambar 1. Kurva hubungan antara tegangan dan dengan S merupakan perubahan panjang pegas,
regangan [4] maka
Ukuran besarnya struktur terdeformasi atau
. (13)
teregang bergantung pada besarnya tegangan yang
diberikan pada material. Untuk sebagian besar Persamaan (13), disubstitusikan ke persamaan
logam yang diberi tekanan yang relatif kecil, periode osilasi, maka
besarnya tegangan dan regangan akan sebanding. , (14)
Kesebandingan ini diungkapkan dengan persamaan dan
yang dikenal dengan hukum Hooke[5]. Pada saat
hukum Hooke berlaku maka hubungan antara , (15)
tegangan dan regangan adalah linear atau berada dengan
pada zona elastis. I , (16)
dengan r adalah tebal penggaris dan d adalah
b. Penentuan Nilai Koefisien Elastisitas kedudukan z dari lebar penggaris, maka
Bahan , (17)
Penentuan nilai koefisien elastisitas bahan (Modulus
Young) dapat dicari dengan menggunakan dengan M adalah massa beban, L adalah panjang
persamaan berikut penggaris, l adalah lebar penggaris, m adalah massa
, (3) penggaris dan T2 adalah kuadrat periode osilasi.
Dengan menggunakan analisis regresi linier, maka
dengan
. (4) . (18)
Persamaan di atas merupakan persamaan linier
dengan , dan x=M, berbentuk
, (19)
dengan a merupakan gradien garis lurus dan b
merupakan titik potong kurva pada sumbu y adalah
koefisien-koefisien yang dapat dicari dengan regresi
linier tanpa bobot, dengan nilai a adalah gradien
garis lurus,
, (20)
dan b adalah titik potong kurva pada sumbu y,
(21)
dengan ralat baku estimasi adalah
Gambar 2. Skema eksperimen penentuan modulus
elastisitas bahan menggunakan metode osilasi , (22)
cantilever[6]
Dari gambar di atas, strain = z/R, maka diperoleh ralat a dapat dihitung dari
. (5) (23)
Slight bending dirumuskan sebagai berikut
, (6) dan ralat b dapat dihitung dari
karena (24)

, (7) dari persamaan (13),sehingga diperoleh nilai a


adalah
dan dy/dx kecil sehingga

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 38


Rita Ferawati Penentuan Modulus elastisitas ….

(25) yang beragam dengan kenaikan massa antara 2,10


gram-2,40 gram. Analisis regresi linier M terhadap
sehingga E dapat dihitung dengan menggunakan T2 sesuai persamaan (18) menggunakan Ms Excel
persamaan 2007, dan menghasilkan a dan b. Nilai a digunakan
(26) untuk menghitung E dengan menggunakan
ralat α dapat kita hitung dari rumus perambatan ralat persamaan (26) serta ralatnya menggunakan
persamaan (27).
, (27)
dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
, (28)
Percobaan penentuan nilai koefisien modulus
, (29) elastisitas bahan dilakukan dengan menggunakan
, (30) metode regresi linier hubungan antara kuadrat
periode osilasi (T2) dengan massa beban (M).
. (31)
Tabel 1. Data hasil percobaan
No M (kg) t (s) T (s) T2 (s2)
METODE PENELITIAN 1 0.00955 5.08 0.508 0.258064
2 0.01165 5.26 0.526 0.276676
Percobaan penentuan nilai koefisien modulus 3 0.01395 5.31 0.531 0.281961
elastisitas bahan dilakukan di Laboratorium Fisika 4 0.01625 5.4 0.54 0.2916
5 0.0184 5.49 0.549 0.301401
Dasar Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
6 0.02055 5.76 0.576 0.331776
dengan menggunakan metode osilasi cantilever. 7 0.02285 6.03 0.603 0.363609
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan adalah 8 0.02505 6.12 0.612 0.374544
penggaris stainless steel dan susunan alat 9 0.0273 6.25 0.625 0.390625
ditunjukkan oleh gambar 2. Alat dan bahan yang 10 0.0296 6.43 0.643 0.413449
digunakan adalah 11 0.0319 6.61 0.661 0.436921
1. Penggaris atau mistar, sebagai bahan yang akan 12 0.0343 6.84 0.684 0.467856
dicari nilai koefisien modulus elastisitasnya. 13 0.0366 7.02 0.702 0.492804
2. Statip, digunakan untuk menyangga penggaris 14 0.0388 7.06 0.706 0.498436
15 0.04095 7.11 0.711 0.505521
agar stabil kedudukannya dan tidak bergerak.
16 0.0432 7.2 0.72 0.5184
3. Beban, digunakan sebagai variasi beban dalam 17 0.0454 7.29 0.729 0.531441
pengambilan data. 18 0.04755 7.38 0.738 0.544644
4. Nereca timbangan, digunakan untuk 19 0.0498 7.47 0.747 0.558009
menimbang beban yang akan dipakai. 20 0.0521 7.51 0.751 0.564001
5. Stopwatch, digunakan untuk menghitung waktu 21 0.05445 7.56 0.756 0.571536
osilasi. 22 0.0566 7.6 0.76 0.5776
6. Mur dan baut, digunakan untuk tempat 23 0.05875 7.78 0.778 0.605284
menambahkan beban. 24 0.06105 7.87 0.787 0.619369
25 0.06325 7.92 0.792 0.627264
26 0.06555 8.05 0.805 0.648025
27 0.06785 8.1 0.81 0.6561
28 0.07005 8.14 0.814 0.662596
29 0.0723 8.23 0.823 0.677329
30 0.0746 8.37 0.837 0.700569

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa setiap


penambahan beban menghasilkan besarnya periode
osilasi yang berbeda. Nilai periode osilasi yang
dihasilkan semakin besar terhadap kenaikan
Gambar 3. Alat percobaan penentuan Modulus Elastisitas
massanya. Kenaikan massa berbanding lurus
bahan dengan menggunakan metode osilasi cantilever. terhadap besarnya periode osilasi. Semakin berat
massa beban yang ditambahkan, maka semakin
Metode yang digunakan dalam penelitian ini besar regangan penggarisnya, sehingga
adalah dengan memasang penggaris besi panjang menghasilkan periode osilasi yang semakin besar.
pada batang penyangga (statip), kemudian pada
ujung penggaris tersebut diberi beban yang
bervariasi. Pada setiap variasi massa beban,
diosilasikan sebanyak 10 kali dan dihitung
periodenya. Prosedur ini diulang untuk massa beban

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 39


Rita Ferawati Penentuan Modulus elastisitas ….

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
Laboratorium Fisika Dasar Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta dan pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

REFERENSI
[1] Adi, Pribadi dkk. 2011. Karakteristik Elastisitas
Bahan. Bandung: ITB Bandung Indonesia.
[2] Martini, Dwi, dan R. Oktova. 2009. Penentuan
Modulus Young Kawat Besi Dengan Percobaan
Regangan. Jurnal Berkala Fisika Indonesia, Vol. 2
Gambar 4 . Grafik hubungan antara penambahan massa, No.1,
M terhadap kuadrat periode osilasi, T2. http://journal.uad.ac.id/index.php/BFI/article/view/2
74/109
Dari grafik hubungan antara penambahan massa [3] Iswanto, Apri Heri. 2008. Pengujian Modulus
(M) terhadap kuadrat periode osilasi (T2) yang Elastisitas Kayu Dengan Menggunakan Metode Two
disajikan dalam Gambar 4, terlihat bahwa nilai M Point Loading. Karya Tulis.Sumatera Utara:Fakultas
Pertanian
meningkat dengan semakin besar T2, sehingga dapat
USU.http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
kami simpulkan data tersebut merupakan data yang 9/850/1/08E00822.pdf
linier. Dari hasil analisis data diperoleh nilai a [4] http://msctechnology.wikispaces.com/
sebesar (6,80±0,16) s2/kg dan b sebesar (0,21±0,01) file/view/HF_stressstraincurve.gif/198295456/HF_st
s2. Dengan adanya nilai a yang sudah didapatkan, ress-straincurve.gif
maka besarnya modulus elastisitas besi cor bisa [5] Callister, William. 2007. Material Science and
dicari dengan memasukkan nilai a (6,80±0,16) s2/kg, Engineering. New York : John Willey and Sons, Inc.
r (52,0±0,5)×10-5 m, d (36,0±0,5)×10-4m dan L Hal. 137
(50,00±0,05) ×10-2 m ke dalam persamaan (26). [6] Tyler, F. 1967. A Laboratory Manual of Physics.
London:Edward Arnold (Publisher).
Nilai modulus elastisitas besi cor abu-abu yang
diperoleh nilai (117,00±5,74)×109 N/m2 mendekati
nilai acuan yaitu 130×109 N/m2. Percobaan
penentuan nilai modulus elastisitas besi cor abu-abu
yang diperoleh dengan menggunakan metode osilasi
cantilever dengan analisis regresi linier terbukti
lebih teliti khususnya dan logam yang lain pada
umumnya.
Setiap penambahan massa menghasilkan nilai
kuadrat periode osilasi yang semakin besar. Selama
percobaan ditemui kesulitan dalam pembuatan
variasi massa yang sama. Hal ini disebabkan oleh
kesulitan dalam pemotongan massa tambahan yang
sama ukurannya.

KESIMPULAN

Nilai modulus elastisitas besi cor abu-abu yang


diperoleh sebesar (117,00±5,74)×109 N/m2
mendekati nilai acuan yaitu 130×10 N/m2. 9

Percobaan penentuan nilai modulus elastisitas besi


cor abu-abu yang diperoleh dengan menggunakan
metode osilasi cantilever dengan analisis regresi
linier terbukti lebih teliti khususnya dan logam yang
lain pada umumnya.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar
mengganti logam yang akan dihitung modulus
elastisitas, tidak harus menggunakan besi cor lagi
agar kita mengetahui nilai modulus elastisitas logam
yang lain.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 40


Rita Ferawati Penentuan Modulus elastisitas ….

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 41


Ria Asep S. Penentuan Kurva Kalibrasi ….

Penentuan Kurva Kalibrasi Konsentrasi Larutan Gula Dengan


Intensitas Bunyi Pada Percobaan Resonansi
Memanfaatkan Logger Pro

Ria Asep Sumarni1* dan Moh. Toifur2,

1, 2
Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt 3, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161
*
Surel: ria_asep@yahoo.com

Intisari. Telah dilakukan analisis hubungan antara intensitas bunyi dengan konsentrasi larutan gula menggunakan
Software Logger pro pada percobaan resonansi. Larutan yang dipakai adalah larutan gula dengan konsentrasi 20%,
40%, 60%, 80% dan 100%. Pengukuran intensitas bunyi menggunakan interface labquest microphone , dan diperoleh
intensitas bunyi pada nada dasar, nada atas 1 dan nada atas 2. Data dianalisis menggunakan microsoft excel untuk
mengetahui intensitas maksimum. Diperoleh gafik intensitas nada dasar, nada atas 1 dan nada atas 2 pada masing-
masing konsentrasi larutan gula. Hubungan antara intensitas bunyi dengan konsentrasi larutan gula pada nada dasar
yaitu y  0,001x  0,0612 , pada nada atas 1 yaitu y  9E - 06x2 - 0,0002x  0,0982 dan pada nada atas 2 yaitu
y  5E - 06x2  0,0002x  0,1051 . Sehingga diperoleh hubungan terbaik antara intesitas bunyi dengan konsentrasi
larutan gula yaitu pada nada dasar karena hanya pada nada dasar yang memenuhi persamaan linear.
Kata kunci: Intensitas bunyi, Konsentrasi larutan,
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Fisika adalah salah satu ilmu yang paling dasar
dalam ilmu pengetahuan. Ilmuwan dari segala a. Logger Pro
disiplin ilmu memanfaatkan ide- ide dari fisika, Logger Pro adalah perangkat lunak yang dapat
mulai dari ahli kimia yang mempelajari struktur digunakan untuk menganalisis gejala-gejala fisika
molekul sampai ahli planteologi yang berusaha lewat video atau gambar. Logger Pro mempunyai
merekrontruksi bagaimana dinosaurus berjalan. kemampuan untuk menganalisis bunyi yaitu dengan
Fisika juga merupakan dasar dari semua ilmu Vernier Microphone. Vernier Microphone adalah
rekayasa dan tegnologi. Fisika merupakan ilmu suatu alat yang beroperasi dengan prinsip membran
eksperimental. Fisikawan mengamati fenomena yang bergetar yang mampu mengubah energi bunyi
alam dan berusaha menemukan pola dan prinsip menjadi bentuk sinyallistrik yang digunakan untuk
yang menghubungkan fenomena- fenomena ini. Pola merekam bentuk gelombang suara atau bunyi yang
ini disebut teori fisika atau, ketika mereka sudah dihasilkan oleh sumber bunyi, sehingga dapat
benarbenar terbukti dan digunakan luas, disebut mengirim informasi dan bentuk suara yang
hukum atau prinsip fisika. Perkembangan teori fisika ditangkapnya yang juga melibatkan suatu alat yang
memerlukan kreativitas dalam setiap tahapnya[1]. berfungsi untuk mendeteksi atau mengukur suara
Resonansi merupakan suatu fenomena dimana yang digunakan untuk merubah variasi mekanis,
sebuah sistem yang bergetar dengan amplitudo yang magnetik, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
maksimum akibat adanya impuls gaya yang dan arus[3].
berubah- ubah yang bekerja pada impuls tersebut.
Kondisi seperti ini dapat terjadi bila frekuensi gaya b. Resonansi
yang bekerja tersebut berimpit atau sama dengan Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis
frekuensi getar yang tidak diredamkan dari sistem longitudinal. Gelombang bunyi tersebut dapat
tersebut[2]. dijalarkan di dalam benda padat, benda cair, dan gas.
Terdapat perbedaan intensitas bunyi pada Resonansi merupakan suatu fenomena dimana
berbagai konsentrasi, maka akan digunakan software sebuah sistem yang bergetar dengan amplitudo yang
logger pro ini untuk menganalisis intensitas bunyi maksimum akibat adanya impuls gaya yang
dengan berbagai konsentrasi larutan gula. Sehingga berubah-ubah yang bekerja pada impuls tersebut.
diketahui hubungan antara intensitas bunyi dengan Partikel-partikel bahan yang mentransmisikan
berbagai konsentrasi larutan gula. sebuah gelombang seperti itu berosilasi di dalam
arah penjalaran gelombang itu sendiri.
Gelombang yang terbentuk dalam kolom
udara merupakan gelombang bunyi berdiri.
Peristiwa resonansi terjadi saat frekuensi sumber

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 42


Ria Asep S. Penentuan Kurva Kalibrasi ….

nilainya sama dengan frekuensi gelombang bunyi


pada kolom udara yang dicirikan dengan osilator
terdengarnya bunyi yang paling nyaring (amplitudo Vernier
maksimum). microphone
Gelombang bunyi dapat tercermin di kedua
ujungnya terbuka atau tertutup dari kolom udara.
Pada akhir kolom udara, molekul tidak dapat
berosilasi seperti biasanya; mereka berdekatan
dengan akhir yang tidak bergerak sama sekali.
Perpindahan simpul muncul pada ujung tertutup.
Vernier interface
Pada ujung terbuka bagian dari gelombang yang
ditransmisikan dan sebagian dipantulkan. Karena laptop
molekul pada ujung terbuka dapat bergeraj bebas, Gambar 2. Rangkaian Resonansi
akhir terbuka adalah titik perut sebagian perpindahan
dari gelombang berdiri. c. Mengisikan larutan gula pada tabung
resonansi.
d. Memasang Vernier Microphone di dekat
speaker.
e. Menyalakan sumber bunyi
f. Menjalankan program interface Logger pro
g. Menaikkan osilator keatas sampai terbentuk
nada dasar, nada atas satu dan nada atas
dua.
h. Mengulangi langkah-langkah tersebut
untuk setiap konsentrasi.
Gambar 1. Gelombang berdiri pada pipa organa
tertutup[4] 3. Metode analisis
Analisis intesitas bunyi dengan menggunakan
Gelombang mekanik ini merupakan getaran interface Logger pro, dengan alur sebagai berikut:
dari partikel-partikel di dalam suatu medium.
Laptop Kurva hunbungan
Gelombang udara yang melewati suatu medium Sumber Vernier dan antara kondentasi
akan menyebabkan perubahan-perubahan partikel bunyi Microphone interface larutan dengan
resonansi Logger intensitas bunyi
dalam medium tersebut dan bergerak secara pro
longitudinal. Gerakan ini menyebabkan terjadinya
pemadatan dan perenggangan dari partikel-partikel
Gambar 3. Alur analisis data
yang berdekatan. Jarak antara dua kelompok partikel
yang memadat (compression) dan merenggang Setelah didapat nilai intensitas bunyi masing-masing
(rarefaction) disebut panjang gelombang (λ). konsentrasi lalu dibuat grafik antara konsentrasi dan
intensitas bunyi untuk setiap nada atas.

MEDOTE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN


1. Alat dan bahan: larutan gula berbagai PEMBAHASAN
konsentrasi, tabung resonansi, AFG, interface
Logger pro, Vernier Microphone, kabel Berikut ini adalah tampilan data pada Logger
penghubung, laptop dan sofrware Logger pro. pro:

2. Prosedur penelitian:
a. Membuat larutan gula dengan konsentrasi
100%, 80%, 60%, 40% dan 20%.
b. Merangkai alat seperti pada Gambar 1.

Gambar 4. Tampilan data pada Logger pro


Data antara konsentrasi terhadap intensitas
bunyi tiap– tiap nada yang diperoleh dari Logger
Pro dan dianalisis menggunakan excel:

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 43


Ria Asep S. Penentuan Kurva Kalibrasi ….

TABEL 1. Data antara konsentrasi terhadap intensitas kalibrasi terbaik antara intensitas bunyi dengan
bunyi tiap – tiap nada. larutan gula adalah pada nada dasar.
Konsentrasi Intensitas Bunyi (dB)
Larutan
Gula (%) nada dasar nada atas 1 nada atas 2
20 0,08302808 0,09768010 0,10989011
UCAPAN TERIMA KASIH
40 0,10500611 0,10866911 0,12698413
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
60 0,11965812 0,12087912 0,13797314 pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
80 0,13798413 0,14163614 0,15340900 makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
100 0,16971917 0,17338217 0,18284501

Dan diperoleh grafik hubungan antara konsentrasi


REFERENSI
gula dengan intensitas bunyi untuk tiap puncak
gelombang bunyi yaitu:
[1] Young, H.D. dan Freedman, R.A. 2003. Fisika
Universitas Edisi Kesepuluh jilid 2, terjemah, Jakarta:
Erlangga.
[2] Ashar Muda, 2005. Rancang Bangun Alat Penentuan
Kecepatan Bunyi Di Udara Berbasis Instrumentasi.
Universitas Bengkulu: Indonesia.
[3] Anwar, Khairil. 2006. Pengukuran Frekuensi Tangga
Nada Intrumen Musik Dengan Sistem MBL-FFT
sebagai Bahan Pengajaran Yang Berbasis Sains dan
Teknologi. Skripsi: UAD.
[4] Kane, Joseph W. 1986. General Physic Scond Edition.
New York: John Willey and Wilson

Gambar 5. Grafik konsentrasi vs intensitas bunyi

Dari grafik diperoleh persamaan pada tiap- tiap tiap


nada yaitu:
TABEL 2. Data persamaan konsentrasi terhadap
intensitas bunyi tiap– tiap nada.
No Jenis Persamaan R2
Nada
1 Nada y  0,001x  0,0612 0,9812
dasar
2 Nada y  9E - 06x2 - 0,0002x  0,0982 0,9972
atas 1
3 Nada y  5E - 06x2  0,0002x  0,1051 0,9868
atas 2

KESIMPULAN
Telah dilakukan analisis hubungan antara
intensitas bunyi dengan konsentrasi larutan gula
dengan menggunakan software Logger pro. Didapat
persamaan antara intesitas bunyi dengan konsentrasi
larutan gula yaitu pada nada dasar y  0,001x  0,0612 ,
nada atas satu y  9E - 06x2 - 0,0002x  0,0982
dan nada atas
dua y  5E - 06x2  0,0002x  0,1051 . Dari
persamaan yang diperoleh pada nada dasar
memenuhi persamaan fungsi linear, sedangkan pada
nada atas 1 dan nada atas 2 memenuhi persamaan
funsi kuadrat. Sehingga dapat disimpulkan kurva

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 44


Novitasari Sutadi Pembuktian Hukum Snellius ….

Pembuktian Hukum Snellius Tentang Pembiasan Cahaya


Pada Medium Udara-Air Menggunakan Logger Pro

Novitasari Sutadi

SMP Negeri 1 Galis, Kab. Pamekasan, Jawa Timur

Program Magister Pendidikan Fisika


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Jl. Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161
nphie_std@yahoo.com

Intisari. Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam air akan mengalami peristiwa pembelokan. Peristiwa tersebut
disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan air memiliki kerapatan optik yang berbeda. Udara
memiliki kerapatan optik lebih kecil daripada air. Sehingga sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya terhadap garis
normal pada kedua medium menjadi berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sudut sinar datang dan sinar
bias yang melewati medium udara ke air. Untuk mengukur sudut sinar datang dan sinar bias dibutuhkan LoggerPro.
Visualisasi yang dihasilkan dengan kamera diimport ke dalam LoggerPro. Hasil tracking gejala fisis direpresentasikan
dalam bentuk data dan grafik. Outputnya dianalisis dengan Microsoft Excel. Hasilnya menunjukkan sudut sinar datang
(pada medium udara) terhadap garis normal lebih besar daripada sudut sinar biasnya (pada medium air). Dengan
demikian, sinar bias mendekati garis normal (sudutnya lebih kecil) ketika sinar datang dari medium udara ke medium
air. Hal ini sesuai dengan kajian teori.
Kata kunci: pembiasan cahaya, sudut sinar datang, sudut sinar bias, logger pro.

PENDAHULUAN
Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke
medium lainya, sebagian cahaya datang
dipantulkan pada perbatasan, dan sisanya lewat ke
medium yang baru. Cahaya yang melalui bidang
batas antara dua medium yang berbeda, akan
mengalami perubahan arah rambat atau GAMBAR 1. Pelangi sebagai salah satu contoh
pembelokan. Peristiwa perubahan arah rambat peristiwa pembiasan cahaya
cahaya pada batas dua medium berbeda tersebut
pada dasarnya disebabkan adanya perbedaan HUKUM SNELLIUS
kecepatan (v) merambat cahaya pada satu medium
ke medium yang lain [1]. Peristiwa inilah yang Pada sekitar tahun 1621, Willbrord Snell
disebut sebagai pembiasan cahaya. melakukan eksperimen untuk mencari hubungan
Berkas cahaya dari udara (medium 1) yang antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil
masuk ke dalam air (medium 2) juga akan eksperimen tersebut dikenal dengan nama hukum
mengalami peristiwa pembiasan. Udara memiliki Snell yang kedua [2] yang berbunyi:
kerapatan optik lebih kecil daripada air. Sehingga a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias
sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya terhadap terletak pada satu bidang datar
garis normal pada kedua medium tersebut menjadi b. Perbandingan sinus sudut datang (i) dengan
berbeda. Sudut yang dibentuk oleh sinar bias sinus sudut sinar bias (r) selalu konstan. Nilai
dengan garis normal disebut sebagai sudut bias (r). konstanta dinamakan indeks bias (n).
Terbentuknya warna pelangi dikarenakan sinar
yang jatuh pada titik-titik air hujan polikromatik
yaitu sinar putih, warnanya jadi terurai. Terurainya
sinar putih dikarenakan tiap-tiap warna memiliki
indeks bias yang berbeda

GAMBAR 2. Arah jalannya sinar datang dan sinar bias


pada dua medium dengan kerapatan optik yang berbeda

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 45


Novitasari Sutadi Pembuktian Hukum Snellius ….

Secara matematika hukum snellius tersebut laser, kamera handphone, komputer, software
dapat ditulis dengan persamaan: Logger Pro , Microsoft Offiice Excel (selanjutnya
sin i v1 n2 disingkat Ms.Excel).
  a) Eksperimen yang dilakukan direkam/
sin r v2 n1 divisualisa- sikan dalam bentuk foto dengan
menggunakan kamera handphone. Foto tersebut
SOFTWARE LOGGER PRO harus dalam extention JPEG. Selanjutnya
dilakukan analisis lewat Logger Pro. Dengan
Vernier Software & Technology mengembang- melakukan tracking pada setiap gerak jalannya
kan Logger Pro sebagai perangkat lunak untuk sinar, maka secara otomatis pada layar Logger Pro
mengambil dan menganalisis data dari Vernier Lab ditampilkan data dan grafik secara simultan
Pro 3, yang memiliki fasilitas Video Analysis sehingga diperoleh titik-titik ke-a yaitu (Xa,Ya)
untuk membuat dan menganalisis grafik pada sumbu tegak (X) dan sumbu datar (Y) bidang
representasi gerak yang terlihat dalam video, dan koordinat. Setelah data terkumpul, dieksport dan
grafik hasil foto. Kontrol panel utama dari dianalisis dengan menggunakan Mic. Excel,
perangkat lunak secara otomatis atau manual sehingga dapat ditentukan sudut sinar datang (i)
dengan mudah dioperasikan dalam menjalankan dan sudut sinar bias (r) dengan persamaan:
rekaman video dari frame ke frame sehingga
Y 
kejadian atau perubahan gejala sebagai fungsi  a  arc tan  a  (1)
waktu dapat teramati [3 ].  Xa 
Dalam pustaka [4] mengemukakan bahwa VBL dan satuan sudut yang digunakan adalah radian.
merupakan alat pendidikan yang dapat memadukan
aspek teoritis dana eksperimental dalam
pengajaran fisika. Video digital interaktif dalam
VBL memberikan kesempatan pada siswa untuk
terlibat secara aktif dalam pembelajaran sains [5].
Beichner dan Abbot (1999) berpendapat bahwa
dengan melihat keduanya yaitu kejadian
sebenarnya dengan penyajian grafik secara abstrak
dalam VBL maka siswa akan lebih mudah
membuat hubungan kognitif bila dihadapkan pada GAMBAR 3. Hasil tracking data pada logger Pro
munculnya miskonsepsi terhadap gerak [6].
Program Logger Pro merupakan salah satu Berdasarkan hasil analisis Mic. Excel diperoleh
software dari VBL yang mempunyai keistimewaan sudut sinar datang (i) rata-rata adalah 0,594 radian,
mampu menyajikan gejala fisika secara nyata baik dan sudut sinar bias (r) rata-rata adalah 0,385
berupa data kuantitatif yang grafiknya secara radian. Hal ini menunjukkan bahwa sudut sinar
simultan memberikan jembatan antara datang (medium udara) lebih besar dari pada sudut
pengamatan langsung dengan representasi abstrak sinar biasnya (medium air). Perbedaan ini
dari berbagai fenomena fisika. Seperti halnya saat dikarenakan medium air memiliki kerapatan optik
menentukan sudut datang (pada medium udara) lebih besar dari medium udara. Kecepatan rambat
dan sudut bias (pada medium air) dimana tingkat cahaya yang berada di medium air menjadi lebih
kesulitan terletak pada pengukuran sudut biasnya. lambat dibandingkan saat berada di udara.
Karena pengukuran sudut bias pada medium air Akibatnya, gerakan sinar dalam medium air
tidak bisa dilakukan dengan menggunakan busur. mendekati garis normal.
Hal ini dikarenakan sudut pandang pengamat tidak Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa
jelas, dan ini dapat menyebabkan data eksperimen (a) telah terjadi peristiwa pembiasan cahaya, (b)
menjadi tidak akurat. sudut sinar bias (medium air) lebih kecil daripada
Pelacakan posisi pergerakan cahaya dengan sudut sinar datang (medium udara), (c) sinar
warna tampilan yang berbeda dalam suatu gambar datang, garis normal, dan sinar bias berada pada
video atau foto, mampu mengubah data yang satu bidang datar yaitu bidang batas antara medium
dihasilkan ke dalam bentuk nilai dan grafik secara udara dan air. Pembuktian ini sesuai dengan teori
jelas dan akurat sehingga menawarkan banyak Snellius.
kemungkinan untuk membangun dan menguji Oleh karena itu, penentuan sudut sinar datang
model fisika baik secara konseptual maupun dan sudut sinar bias dengan menggunakan Logger
analitis. Pro dapat membantu siswa dalam memahami
konsep pembiasan cahaya.
Hasil Penelitian
Untuk mendukung proses pelaksanaan penelitian,
media dan alat penelitian yang digunakan adalah

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 46


Novitasari Sutadi Pembuktian Hukum Snellius ….

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Program Studi Magister Pendidikan Fisika UAD
atas dukungan finansial dalam kegiatan ilmiah ini.

REFERENSI
2. Rasta Vian, 2010, refraksi/ pembiasan.
http://arvanrastavian.blogspot.com/2010/12/refraksip
embiasan.html (diakses 18 Mei 2013)
2. Yessi Pratiwi, 2008, http://pernikilmu.com/2008/10
/karena-cahaya-dibelokkan-saat-memasuki-air/
(diakses 18 Mei 2013)
3. Vernier International, 2004, Data Collection with
Computer and Handhelds 2004 Catalog.
http://www.vernier-intl.com (diakses 22 Pebruari
2013)
4. Gamboa, F., et al., 1999, Specification and
Development of
Physics Video Based Laboratory, Instrumentation an
d Development Vol. 4 Nr. 5.
5. Escalada, L. T., et al., 1996, Application of
Interactive Digital Video in a Physics Classroom,
Journal of Educational Multimedia and Hypermedia,
5(1), pp.73-97.
6. Beichner, R. J., and Abbott, D. S., 1999, Video-
Based Labs for Introductory Physics Courses, JCST
November 99.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 47


Novitasari Sutadi Pembuktian Hukum Snellius ….

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 48


Lili Maenani Pengaruh Polusi Kendaraan ….

Pengaruh Polusi Kendaraan Bermotor Terhadap Watak Magnetik


Tanah Permukaan Terminal Kota Yogyakarta

Lili Maenani

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel: lilimaenani@yahoo.co.id

Intisari – Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh polusi kendaraaan bermotor terhadap watak magnetik
tanah permukaan Terminal Kota Yogyakarta yaitu Terminal Giwangan dan Terminal Jombor. Ukuran dasar yang
menunjukkan watak magnetik bahan adalah suseptibilitas magnetik (χm). Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran
suseptibilitas magnetik (χm) sampel tanah dari Terminal Giwangan dan Terminal Jombor. Dua sampel di tiap tempat yaitu
sampel dari permukaan atas (dari permukaan s.d 0,5 cm) dan permukaan di bawahnya (0,6 cm s.d 1 cm). Keempat sampel
tanah kemudian di magnetisasi dengan memasukkan sampel ke dalam kumparan yang terdiri dari 3 000 lilitan dan
dihubungkan dengan sumber tegangan listrik, multimaster dan gaussmeter. Dengan merubah kuat arus listrik (I) yang
melewati kumparan maka diperoleh medan magnetik (B) yang kemudian di buat grafik hubungan kuat arus listrik (I) dan
medan magnetik (B) dan difitting secara garis lurus. Nilai suseptibilitas magnetik diperoleh dengan persamaan
 2al  , dengan a = kemiringan grafik, l = panjang kumparan dan n = jumlah lilitan. Hasil penelitian menunjukkan
 m     1
 0 n 
bahwa suseptibilitas magnetik tanah permukaan atas Terminal Giwangan adalah χm = -0,02295 dan permukaan bawah χm = -
0,03941. Suseptibilitas magnetik tanah permukaan atas Terminal Jombor adalah χm = -0,01796 dan permukaan bawah χm =
-0,02644.Semua sampel tanah memiliki nilai suseptibilitas negatif hal ini menunjukkan bahwa tanah permukaan Terminal
Giwangan dan Terminal Jombor merupakan bahan diamagnetik. Jika dibandingkan nilaisuseptibilitas magnetik tanah
permukaan atas pada kedua sampel lebih tinggi dibandingkan dengan nilai suseptibilitas magnetik tanah permukaan bawah.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa terdapat partikel-partikel emisi kendaraan bermotor yang mengnedap dipermukaan
tanah. Dengan demikian terdapat pengaruh polusi kendaraan bermotor terhadap watak magnetik tanah permukaan. Selisih
suseptibilitas magnetik tanah permukaan atas dan bawah Giwangan  m  0,01646 lebih tinggi dari selisih suseptibilitas
magnetik tanah permukaan atas dan bawah Terminal Jombor  m  0,00848 . Hal ini menunjukkan pencemaran tanah
akibat polusi kendaraan bermotor di Terminal Giwangan lebih tinggi daripada di terminal Jombor.

Kata Kunci : Polusi kendaraan bermotor, Watak magnetik.

PENDAHULUAN senyawa polutan yang terkandung di dalamnya.


Tetapi pengukuran ini memerlukan biaya yang
Masalah angkutan umum di Indonesia sangat tidak sedikit sehingga perlu metode lain yang lebih
kompleks. Kenyamanan penumpang terganggu murah dan praktis. Menurut Hoffman, Knab dan
dengan kondisi kendaraan yang tidak memadai. Appel (1999) untuk mengetahui tingkat
Sebagian sebagian besar kondisi kendaraan umum pencemaran tanah adalah dengan menggunakan
memprihatinkan. Mesin yang tidak terawat dengan metode magnetik. Penggunaan metode magnetik
baik menyebabkan emisi gas buang yang tinggi ini didasarkan pada kelimpahan mineral magnetis
dan dapat menyebabkan pencemaran udara. yang terkandung dalam setiap bahan di alam.
Terminal sebagai pusat angkutan umum Metode magnetik yang dapat digunakan untuk
diprediksikan mengalami pencemaran udara yang mengukur kadar polusi kendaraan bermotor pada
cukup tinggi. Kandungan polusi asap kendaraan tanah permukaan adalah dengan mengukur tingkat
bermotor berbahaya bagi manusia dan makhluk suseptibilitas magnetik bahan menggunakan
hidup lainnya. Bahan pencemar di udara dapat Barington MS2 Susceptibility Meter. Distribusi
mencemari tanah melalui pengendapan kering atau nilai suseptibilitas magnetik dapat
terbawa air hujan. Pengendapan kering terjadi mempresentasikan daerah terpolusi yang
karena bahan pencemar jatuh di permukaan tanah diakibatkan oleh lalu lintas kendaraan bermotor.
akibat gaya gravitasi (Manik, 2004:112). Dengan
demikian pencemaran udara akibat polusi DASAR TEORI
kendaraan bermotor dapat menyebabkan
pencemaran tanah. A. Watak Magnetik
Salah satu metode untuk mengukur tingkat Watak magnetik bahan menjelaskan
pencemaran tanah adalah dengan mengambil perilaku bahan yang berada dalam pengaruh medan
sampel tanah pada daerah yang akan diteliti tingkat magnet, diantaranya adalah magnetisasi.
pencemarannya lalu diukur kadar unsur hara dan
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 49
Lili Maenani Pengaruh Polusi Kendaraan ….

Magnetisasi M terjadi karena penyearahan dipol- B. Pencemaran Tanah Akibat Polusi


dipol magnet pada suatu bahan akibat medan Kendaraan Bermotor
magnet dari luar H . Magnetisasi dirumuskan Pencemaran tanah adalah masuknya bahan
sebagai atau zat ke dalam tanah sehingga konsentrasi suatu
zat atau unsur hara menjadi racun bagi tanaman
M = χ mH , (1) dan biota tanah dan atau keseimbangan unsur hara
tanaman tergannggu (Malik, 2004: 112). Ketika
dengan χm adalah suseptibilitas magnetik bahan. suatu bahan atau zat berbahaya/beracun telah
Suseptibilitas magnetik merupakan besaran yang mencemari permukaan tanah maka ia dapat
tidak berdimensi. Suseptibilitas magnetik bahan menguap, terbawa air hujan atau masuk ke dalam
adalah ukuran dasar yang menunjukkan watak tanah. Bahan pencemar yang masuk ke dalam
magnetik bahan yang ditunjukkan dengan adanya tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
respon terhadap terhadap medan magnet luar. beracun di tanah yang berdampak pada makhluk
Berdasar sifat kemagnetannya bahan hidup bahkan dalam dosis yang rendah sekalipun.
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: Pencemaran tanah dapat menyebabkan perubahan
a. diamagnetik, adalah sifat bahan yang sulit metabolisme dari microorganisme endemik dan
termagnetisasi antropoda yang hidup di tanah tersebut. Akibatnya
b. paramagnetik, adalah sifat bahan yang mudah dapat memusnahkan beberapa species primer dari
termagnetisasi akan tetapi sifat magnetiknya rantai makanan yang berakibat pada
mudah hilang ketidakseimbangan ekosistem (Wikipedia, 2010).
c. feromagnetik, adalah sifat bahan yang mudah Pencemaran tanah mempunyai hubungan erat
termagnetisasi namun hubungan magnetisasi dengan pencemaran udara, karena pada umumnya
tidak linier dengan kuat medan. sumber pencemaran udara juga merupakan sumber
Masing-masing jenis bahan tersebut memiliki sifat pencemaran tanah. Pencemar di udara dapat
dan karakteristik yang khas dan berbeda-beda. mencemari tanah baik melalui pengendapan
Nilai suseptibilitas bahan tergantung pada jenis maupun terlarut dalam air hujan. Manik
bahan tersebut. Bahan paramagnetik memiliki nilai (2004:163) menyatakan bahwa sumber
suseptibilitas magnetik positif sedangkan untuk pencemaran udara yang utama dalam bentuk emisi
bahan diamagnetik nilai suseptibilitas negatif adalah buangan asap dari kendaraan bermotor,
(Resnick dan walker,2010 : 959). industri dan rumah tangga. Besar emisi kendaraan
Cara menentukan nilai suseptibilitas bahan bermotor persatuan waktu dipengaruhi oleh jumlah
dapat dilakukan dengan memasukkan bahan ke kendaraan bermotor, kemacetan lalu lintas, umur
dalam solenoida. Solenoida tanpa inti jika dialiri dan tipe kendaraan serta jenis bahan bakar yang
arus listrik akan menghasilkan medan magnet digunakan. Makin tua usia kendaraan bermotor,
induksi B0. Besar kuat medan magnet H dinyatakan makin tinggi tingkat emisinya. Makin rendah
sebagai H = B0/µ0 sehingga B0 = µ0H. Jika bahan kecepatan kendaraan bermotor , makin tinggi emisi
tertentu diletakkan ke dalam Solenoida dan dialiri yang dikeluarkan. Kandungan polusi asap
arus listrik maka akan timbul medan magnet kendaraan bermotor yang berbahaya bagi manusia
induksi B0 dari solenoida dan medan magnet dari antara lain CO, HC, Nox, Pb, sulfur dioksida dan
magnetisasi bahan Bm. Medan magnet yang partikulat yang berbentuk debu dengan ukuran
dihasilkan bahan dinyatakan sebagai Bm = µ0M sangat kecil (± 0,01 µm). Partikulat terbentuk dari
sehingga medan magnet total pada pusat solenoida senyawa-senyawa karbon dan bahan kimia lainnya
dapat dinyatakan sebagai, sisa dari proses pembakaran kendaraan bermotor
(Arifin, 2009:39). Sejumlah hasil penelitian kerak
B = B0 + B m knalpot kendaraan bermotor menunjukkan
B = µ0H + µ0M komposisinya terdiri dari Fe, C, S, Cu, Pb, Zn dan
B = µ0H + µ0χmH didominasi oleh karbon dan dioksida (Pratiwi
B = µ0 (1 + χm) H Hadi, Tri Novi.2012).

Kuat medan magnet di pusat solenoida sepanjang l METODE PENELITIAN


yang terdiri dari n lilitan adalah
n A. Metode Pengambilan Sampel
B i ,
2l Sampel tanah diambil di dua terminal Kota
dengan demikian persamaan (2) dapat dinyatakan Yogyakarta yaitu Terminal Giwangan (sampel A
sebagai, dan B) dan Terminal Jombor (sampel C dan D).
Dari tiap terminal diambil dua sampel tanah yaitu
B   0 1   m 
n , (2) permukaan atas dan bawah. Sampel A dan C
i
2l adalah sampel tanah permukaan atas sedangkan
sampel B dan D adalah sampel tanah permukaan
bagian bawah. Sampel atas diambil tepat

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 50


Lili Maenani Pengaruh Polusi Kendaraan ….

dipermukaan tanah sampai kedalaman 0,5 cm dari grafik. Persamaan grafik linear mempunyai model
permukaan. Sedangkan sampel bawah adalah , dengan x variabel bebas yang
sampel tanah yang diambil tepat dibawah sampel terletak pada sumbu datar dan y adalah variabel
atas sampai kedalama 1 cm. Dengan demikian terikat yang terletak pada sumbu tegak. Sedangkan
sampel tanah permukaan atas dan bawah dapat a adalah kemiringan (gradien) garis dan b adalah
dianggap memiliki stuktur dan komposisi tanah titik potong garis lurus dengan sumbu tegak
yang sama. (Toifur,2010:23).
Dari persamaan (2) diperoleh medan
B. Alat dan Bahan magnet di pusat solenoida adalah
1. Sampel tanah permukaan n
2. Multimaster B   0 (1   m ) i
2l
3. Gaussmeter y  ax  b
4. Kumparan/Solenoida
5. Power Supply Dengan memisalkan a   (1  m) n dan i = x,
0
2l
6. Statif
maka diperoleh persamaan untuk menentukan
7. Kabel
suseptibilitas magnetik bahan
8. Jangka sorong
9. Neraca Ohaus
2al
m  1
0 n (3)
B. Prosedur Penelitian
1. Menyusun alat-alat menjadi rangkaian
eksperimen
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan eksperimen maka
diperoleh yaitu data kuat arus (i) dan medan
magnet (B). Kemudian data difitting dengan
persamaan garis lurus. Grafik hubungan kuat arus
(i) dengan madan magnet (B) untuk masing-
masing sampel menurut garis lurus ditunjukkan
pada gambar 1.

2. Mengukur panjang kumparan dan jumlah


lilitannya
3. Mengukur massa sampel tanah
4. Memasukkan sampel tanah ke dalam kumparan
5. Menghidupkan sumber tegangan listrik
6. Mengatur tombol power supply sampai
diperoleh tegangan listrik, arus listrik dan
medan magnet pada multimaster dan
gaussmeter
7. Memvariasikan arus listrik dengan cara
merubah/memutar tombol pengatur sumber Gbr. 1. Kurva hubungan antara arus listrikdan
tegangan listrik secara pelan-pelan medan magnet
8. Mengulangi langkah 2 – 7 dengan mengganti
sampel tanah permukaan yang lain Berdasarkan grafik di atas diperoleh nilai a
untuk masing-masing sampel, kemudian dengan
menggunakan persamaan (3) maka dapat
C. Metode Analisis Data ditentukan nilai suseptibilitas sampel sebagaimana
Metode yang digunakan untuk tercantum dalam tabel 1.
menentukan suseptibilitas magnetik tanah
permukaan adalah dengan menggunakan
persamaan linear garis lurus, yaitu dengan
menganalisis regresi linier yang disajikan dalam

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 51


Lili Maenani Pengaruh Polusi Kendaraan ….

Tabel 1. Persamaan garis linier dan suseptibilitas nilai suseptibilitas magnetik tanah permukaan atas
magnetik sampel dan bawah Terminal Jombor adalah ∆ m =
Sampel Persamaan A χm 0,00848. Dengan demikian selisih nilai
- suseptibilitas magnetik tanah permukaan atas dan
Udara y = 0,020x + 0,000 0,02060 0,74305 bawah sampel tanah permukaan Terminal
- Giwangan lebih tinggi dari selisih nilai
A y = 0,018x + 0,000 0,01876 0,76600 suseptibilitas tanah permukaan atas dan bawah
- Terminal Jombor hal ini menunjukkan bahwa
B y = 0,017x + 0,000 0,01744 0,78246 tingkat pencemaran tanah permukaan Terminal
- Giwangan akibat polusi kendaraan bermotor lebih
C y = 0,019x + 0,000 0,01916 0,76101 tinggi dari pada tingkat pencemaran tanah
- permukaaan Terminal Jombor. Hal disebabkan
D y = 0,018x + 0,000 0,01848 0,76949 Terminal Giwangan merupakan terminal induk
Kota Yogyakarta sehingga jumlah kendaraan
Berdasarkan tabel diatas nilai suseptibilitas udara umum yang masuk ke Terminal Giwangan lebih
tidak sesuai dengan teori. Menurut teori banyak daripada jumlah kendaraan yang masuk
suseptibilitas magnetik udara adalah 0, sehingga terminal Jombor. Kondisi kendaraan yang masuk
nilai suseptibilitas masing-masing data harus terminal Giwangan sebagian besar adalah angkutan
dikonversi yaitu dengan dikurangi nilai perkotaan/angkutan dalam kota yang sudah lama
suseptibilitas magnetik udara hasil eksperimen beroprasi sehingga emisi gas buangnya lebih
yaitu -0,74305. Nilai suseptibilitas magnetik tinggi. Terminal Jombor merupakan Terminal
sampel yang telah dikonversi dapat dilihat pada persinggahan angkutan umum yang arahnya keluar
tabel 2. dari Kota Yogyakarta menuju Magelang dengan
kondisi mesin yang lebih baik karena merupakan
Tabel 2. Nilai Suseptibilitas Sampel
Sampel χm Tempat
Sampel tanah A dan B diambil dari terminal
Giwangan. Berdasarkan hasil eksperimen A -0,02295 T Giwangan permukaan atas
diperoleh bahwa nilai suseptibilitas tanah B -0,03941 T Giwangan permukaan bawah
permukaan atas m = -0,02295 sedangkan C -0,01796 T Jombor permukaan atas
suseptibilitas tanah permukaan bawah m = - D -0,02644 T Jombor permukaan bawah
angkutan antar kota.
0,03941. Sampel tanah C dan D diambil dari
terminal Jombor. Berdasarkan hasil eksperimen
KESIMPULAN
diperoleh bahwa nilai suseptibilitas tanah
permukaan atas m = -0,0179 sedangkan Dari penelitian yang telah dilakukan ini dapat
suseptibilitas tanah permukaan bawah m =
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh polusi
kendaraan bermotor terhadap watak magnetik
-0,02644. Semua nilai suseptibilitas sampel tanah permukaan Terminal yaitu dengan
bertanda negatif hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya nilai suseptibilitas magnetik bahan.
sampel tanah permukaan Terminal Giwangan dan Dengan membadingkan nilai suseptibilitas
Terminal Jombor merupakan bahan diamagnetik. magnetik tanah permukaan dapat disimpulkan
Dengan membandingkan niali suseptibilitas bahwa tingkat pencemaran tanah di Terminal
magnetik sampel A dan B serta sampel C dan D Giwangan lebih tinggi daripada di Terminal
dapat diketahui bahwa nilai suseptibilitas magnetik Jombor.
tanah permukaan atas lebih tinggi dari permukaan
bawah hal ini memperkuat dugaan adanya polusi PUSTAKA RUJUKAN
kendaraan bermotor dari angkutan umum yang
mengendap pada permukaan tanah. Dengan [1] Arifin, Z.2009. Pengendalian Poluasi
demikian polusi kendaraan bermotor Kendaraan. Yogyakarta: Alfabeta
mempengaruhi watak magnetik bahan yaitu [2] Hoffman,V., M. Knab, dan E. Appel.1999.
meningkatkan nilai suseptibilitas bahan. Magnetic Suceptibility Mapping of Roadside
Semakin tinggi nilai suseptibilitas magnetik Pollution, Journal of geochemical exploration
sampel tanah semakin tinggi pula tingkat vol 66
pencemaran tanah akibat polusi kendaraan [3] Manik,K.E.S.2004.Pengelolaan Lingkungan
bermotor. Selisih nilai suseptibilitas magnetik hidup.Jakarta: Djembatan
tanah permukaan atas dan bawah Terminal [4] Pratiwi Hadi, Tri Novi.2012.Studi Komposisi
Giwangan adalah ∆  m = 0,01646, sedangkan dan Bentuk Bulir Mineral Magnetik serta

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 52


Lili Maenani Pengaruh Polusi Kendaraan ….

Suseptibilitas Magnetik pada Partikel Emisi


Kendaraan Bermotor. Skripsi, Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang
[5] Resnick, H.,Walker. 2010. Fundamental of
Physics.Wiley Higher Education
[6] Toifur.2010.Petunjuk Praktikum Eksperimen
Fisika.Yogyakarta: UAD
[7] http://Wikipedia/pencemaran-tanah. diakses
tanggal 10 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 53


Lili Maenani Pengaruh Polusi Kendaraan ….

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 54


Kristina Gita P Penentuan Energi Serap ….

Penentuan Energi Serap Benda Pada Bidang Miring


Dengan Teknik Fitting Data
Kristina Gita Permatasari

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel: nagitapermatasari@yahoo.com

Intisari. Benda bergerak menggelinding maka benda tersebut telah melakukan gabungan dua gerakan langsung yaitu
berotasi dan bertranslasi, sehingga energi kinetiknya merupakan penjumlahan dari energi kinetik translasi dan energi kinetik
rotasi. Dengan persamaan energi mekanik dapat ditentukani kecepatan benda saat mulai menggelinding dan energi serap
ketika benda menggelinding pada permukaan yang kasar.Pengumpulan data dilakukan dengan perekaman video saat bola
pejal menggelinding pada bidang miring, kemudian video di import ke software Logger Pro 3.8.2.4. Dengan Logger Pro
3.8.2.4 gerak bola pejal ditracking, data hasil tracking diubah dalam bentuk data dan grafik. Dengan teknik fitting data,
diperoleh energi serap (Es) bola bekel sebesar 0,162 dan besarnya energi serap (Es)pada kelereng adalah 0,106.

Kata kunci : Logger Pro 3.8.2.4, menggelinding, energi kinetik translasi, energi kinetik rotasi

PENDAHULUAN Dalam kasus lain misalnya sebuah bola pejal


menggelinding pada sebuah bidang miring dengan
Salah satu jenis gerak yang banyak kita jumpai permukaan yang kasar maka sama seperti pada
dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak berputar. kasus sebelumnya saat benda masih diam dan
Gerak berputar dapat disebut juga dengan gerak berada diatas bidang miring maka benda akan
rotasi, atau dengan singkat disebut rotasi. Misalnya mengalami energi potensial, akan tetapi saat benda
yaitu roda kendaraan berputar atau dapat disebut mulai menggelinding menuruni bidang miring
juga dengan roda berotasi. Di samping itu gerak tersebut maka persamaan energi mekanik benda
rotasi juga menunjukkan sifat-sifat penting. menjadi , dimana
Misalnya adalah sifat mempertahankan gerak, Es merupakan energi serap dari permukaan bidang
seperti halnya benda bergerak biasa, yang kita miring yang kasar [4].
sebut dengan kelembaman benda. Sebuah gangsing Dari persamaan energi mekanik dapat kita cari
yang sedang berputar dengan sumbu tegak kecepatan benda saat mulai menggelinding serta
cenderung mempertahankan kedudukan tegaknya, energi serap dari benda ketika menggelinding pada
sampai putaran berhenti. Setelah putaran berhenti, permukaan bidang miring dengan permukaan yang
gangsing akan rebah. Demikian halnya dengan kasar.
roda yang menggelinding. Selama menggelinding Untuk dapat mencari nilai dari kecepatan serta
roda dapat berdiri tegak. energi serap benda maka diperlukan sebuah
Sebagai contoh dalam kasus gerak instrument yang mempunyai ketelitian tinggi dan
menggelinding yaitu jika sebuah bola pejal pengambilan datanya bisa diulang-ulang sehingga
diletakkan diatas bidang miring dan kemudian diperoleh data yang akurat. Berdasarkan hal
menggelinding menuruni bidang miring tersebut, tersebut, perlu dibuat model eksperimen bola pejal
saat masih diam dan berada diatas bidang miring menggelinding pada bidang miring.
maka benda akan mengalami energi potensial, Pada saat bola pejal menggelinding menuruni
sedangkan saat menuruni bidang miring karena bidang miring, kejadian tersebut direkam dengan
tidak adanya pengaruh gaya dari luar maka akan handycam. Kegiatan perekaman saat bola bergerak
berlaku hukum kekekalan energi mekanik yaitu menggelinding ini dikenal Video Based
, Karena benda Laboratory (VBL). Dengan VBL kejadian fisika
mengalami gerak menggelinding maka pada alamiah ini terekam dalam bentuk video.
dasarnya benda tersebut telah melakukan gabungan Kemudian dianalisis dengan softwareLogger Pro
dua gerakan langsung yaitu berotasi dan 3.2 serta Ms. Excel, maka dapat diketahui apakah
bertranslasi, sehingga energi kinetiknya merupakan benar pada peristiwa bola yang menggelinding
penjumlahan dari energi kinetik translasi dan pada bidang miring berlaku hukum kekekalan
energi kinetik rotasi. Dengan persamaan hukum energi mekanik. Artinya dengan model eksperimen
kekekalan energi mekanik diatas kita dapat bola menggelinding pada bidang miring dan
mencari kecepatan dari bola pejal yang dengan metode VBL, kita dapat mencari besarnya
menggelinding pada bidang miring tersebut [4]. nilai kecepatan serta energi serap pada bidang
miring yang permukaanya kasar.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 55


Kristina Gita P Penentuan Energi Serap ….

LANDASAN TEORI pada gambaran gejala fisika dalam video dan


bukan pada teknik pengumbulan data. Melalui
Gerak Menggelinding software yang dikembangan untuk VBL untuk yang
Gerak menggelinding merupakan perpaduan mengolah video digital secara interaktif,
gerak antara gerak translasi (menggeser) dan gerak memungkinkan siswa menangani kejadian gerak
rotasi. Bola yang menggelinding di atas bidang dalam video dan dapat menganalisis gerakan
akan mengalami dua gerakan sekaligus, yaitu dengan cermat melalui grafik yang dibuat oleh
rotasi terhadap sumbu bola dan translasi bidang mikrokomputer [2].
yang dilalui. Oleh karena itu, benda yang Saat ini telah tersedia beberapa perangkat
melakukan gerak menggelinding memiliki lunak untuk VBL, seperti VideoPoint dari Lenox
persamaan rotasi dan persamaan translasi. Softwork yang dikembangkan untuk Workshop
Besarnya energi kinetik yang dimiliki benda Physics Project. Vernier Software & Technology
mengelinding adalah jumlah energi kinetik rotasi mengembangkan Logger Pro sebagai perangkat
dan energi kinetik translasi. Dalam penelitian ini lunak untuk mengambil dan menganalisis data dari
akan di batasai pada masalah gerak bola pejal Vernier Lab Pro 3, yang memiliki fasilitas Video
menggelinding pada bidang miring [1]. Analysis untuk membuat dan menganalisis grafik
representasi gerak yang terlihat dalam
video.Kontrol panel utama dari perangkat lunak
secara otomatis atau manual dengan mudah
dioperasikan dalam menjalankan rekaman video
dari frame ke frame sehingga kejadian atau
perubahan gejala sebagai fungsi waktu dapat
teramati [6].
Program Logger Pro 3.2 merupakan salah satu
softwere dari VBL yang mempunyai keistimewaan
mampu menyajikan gejala fisika secara nyata baik
Gambar 1. Bola pejal pada bidang miring. berupa data kuantitatif dan grafiknya secara
simultan dan memberikan jembatan antara peng-
Gerak Translasi amatan langsung dengan representasi abstrak dari
Sebuah benda disebut bertranslasi jika tiap berbagai fenomenafisika. Pelacakan posisi gerak
titik pada benda itu bergerak dengan menempuh dengan warna tampilan yang berbeda dalam suatu
lintasan yang sama bentuk dan panjangnya. Contoh gambar video, mampu mengubah data yang
translasi paling sederhana adalah sebuah balok dihasilkan dalam bentuk nilai dan grafik secara
bergerak lurus diatas suatu permukaan mendatar jelas sehingga menawarkan banyak kemungkinan
tanpa mengguling dari kedudukan awal ke untuk membangun dan menguji model fisika
kedudukan akhir. Setiap titik pada balok itu baiksecara konseptual maupun analitis.
menempuh lintasan lurus dan jarak yang ditempuh Merekam video dari animasi pembelajaran
titik yang satu sama panjangnya dengan jarak yang fisika adalah cara yang paling praktis untuk
di tempuh titik yang lain [3]. menampilkan pada kecepatan gerak suatu objek
pengamatanyang sesungguhnya dan memberikan
Gerak Rotasi kesempatan untuk mengobservasi dan mengukur
Benda disebut berotasi terhadap suatu sumbu, suatu model animasi Melalui media ini pula
bila tiap titik pada benda itu bergerak melingkar memungkinkan pengamat untuk mempredikdiksi
mengitari sumbu itu. Sebuah gasing yang sedang dan membandingkan hasil kesimpulan yang
berputar di satu tempat termasuk benda yang diperoleh secara teoritis dengan perilaku yang
berotasi. Tiap titik pada gasing itu melakukan diamati secara objektif.
gerak melingkar di sekeliling sumbu putarnya.
Demikian pula halnya dengan gerak roda yang METODE EKSPERIMEN
berputar pada sebuah poros[3].
Alat dan Bahan
Video Based Laboratory (VBL) dan Software a. Bola pejal (bola bekel dan kelereng)
Logger Pro 3.2 b. Papan gypsum (disusun sebagai bidang
Kemajuan teknologi komputer saat ini telah mirirng)
memunculkan alternatif teknik analisis melalui c. Karpet (sebagai permukaan kasar pada
rekaman video, yang dikenal dengan istilah Video bidang miring)
Based Laboratory (VBL). Analisis melului video d. Mistar (untuk mengukur tinggi bidang
dimungkinkan oleh karena teknologi komputer miring)
mampu menangkap dan menjalankan kembali e. Neraca Digital (untuk mengukur massa bola
gambar bergerak resolusi tinggi dengan cukup pejal)
mudah. Perserta didik dapat mengkonsentrasikan

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 56


Kristina Gita P Penentuan Energi Serap ….

f. Jangka sorong (untuk mengukur diamater kecepatan bola pejal (v) dengan menggunakan
bola) persamaan (2). Dengan data kecepatan bola pejal
g. Handycam untuk merekam sebelum dan (v) yang kemudian memasukkan nilai tersebut ke
sesudah bola pejal menggelinding. dalam persamaan (12) maka kita dapat melihat
h. SoftwareLogger Pro 3.8.2.4 bahwa besarnya EM1 = EM2.
i. Komputer Setelah nilai kecepatan (v) diketahui dan dapat
membuktikan bahwa besarnya EM1 = EM2, maka
Prosedur Eksperimen kita kembali lagi melakukan eksperimen
Eksperimen dilaksanakan mengikuti prosedur selanjunya yaitu dengan mengubah permukaan
sebagai berikut: bidang miring tersebut dengan permukaan yang
a. Merangkai alat dan bahan sehingga kasar, yaitu melapisi papan gypsum dengan karpet.
eksperimen gerak bola menggelinding pada Kemudian percobaan kembali direkam
bidang miring dapat dilakukan. menggunakan handycam, dan datanya kembali di
b. Saat bola pejal yang berada di atas bidang fitting dengan Software Logger Pro 3.2. Dari
miring mulai dilepaskan, maka perekaman pengolahan data maka didapatkan kurva hubungan
video dilakukan antara posisi (y) dan waktu (t) sehingga nilai
c. Perekaman dilakukan selama bola pejal pecepatan kembali dapat diketahui besarnya dan
bergerak menuruni bidang miring sampai selanjutnya besarnya kecepatan (v’) pada bola pejal
bola berada pada titik henti yang telah yang menggelinding pada bidang miring dengan
ditentukan. permukaan kasar dapat diketahui. Karena
d. Setelah video siap, dilakukan tracking permukaan bidang miring yang kasar maka
gerakan bola pejal dari waktu ke waktu terdapat adanya energi serap saat bola pejal
dengan software Logger Pro 3.2 menggelinding menuruni bidang miring tersebut.
e. Menganalisis data dengan cara mem-fitting Setelah nilai kecepatan (v’) diketahui maka dengan
data sesuai dengan perilaku data. Karena persamaan (13) besarnya energi serap (Es) dapat
fenomena bola menggelinding pada bidang diketahui.
miring merupakan kejadian gerak lurus
berubah beraturan, maka pendekatan fitting HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang dilakukan adalah menggunakan
fungsi kuadratik. Tujuan dilakukan fitting a. Bola bekel menggelinding pada bidang
data adalah untuk memperoleh nilai miring
percepatan (a).
f. Apabila a didapatkan, maka langkah Dari analisis Video Based Laboratory (VBL)
berikutnya, menentukan nilai kecepatan (v) dengan menggunakan software Loger Pro 3.8.4.2 ,
dengan menggunakan persamaan (2). maka diperoleh hasil
g. Apabila nilai (v) didapatkan, maka langkah
berikutnya adalah membuktikan bahwa
energi mekanik berlaku pada sistem ini sesuai
dengan persamaan (12).
h. Selanjutnya mengubah permukaan bidang
miring dengan permukaan yang kasar yaitu
dengan melapisi permukaan triplek dengan
karpet. Kemudian ulangi prosedur pada point
b - f.
i. Setelah nilai kecepatan (v) diperoleh, dengan
persamaan(12) dapat dilakukan perhitungan Gambar 2. Tracking bola bekel
energi serap (Es) bola pejal pada bidang
miring dengan permukaan yang kasar. Penentuan kecepatan (v)
Dengan fitting data dengan menggunakan Logger
Prosedur Analisis Data Pro 3.8.4.2 sebagaimana gambar 3, dapat diperoleh
Untuk menentukan kecepatan dan posisi bola nilai percepatan (a). Setelah nilai a diperoleh
pejal, kita dapat melihat dari kurva hubungan maka copy data pada Ms Excel untuk menentukan
antara posisi (y) dan waktu (t), karena gerakan bola kecepatan(v)dengan menggunakan persamaan (2).
pejal yang menggelinding pada bidang miring Maka diperoleh besar v = 1,47 m/s.
adalah merupakan gerakan gerak lurus berubah
beraturan,maka fittingdata yang dipilih adalah Penentuan energi mekanik (Em)
fungsi kuadratik. Setelah dilakukan fitting data, Setelah nilai v diketahui, maka energi mekanik
kita peroleh besar percepatan bola pejal (a) dari yang berlaku pada sistem ini dapat diperoleh
persamaan grafik yang telah dihasilkan saat meng- dengan menggunakan persamaan (12). Sehingga
tracking data, selanjutnya dapat diperoleh besar dapat diketahui besar Em= 0,03

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 57


Kristina Gita P Penentuan Energi Serap ….

b. Bola bekel menggelinding pada bidang Penentuan kecepatan (v)


miring dengan permukaan kasar Dengan fitting data dengan menggunakan Logger
Pro 3.8.4.2 sebagaimana gambar 5, dapat diperoleh
Dari analisis Video Based Laboratory (VBL) nilai percepatan (a). Setelah nilai a diperoleh
dengan menggunakan software Loger Pro 3.8.4.2 , maka copy data pada Ms Excel untuk menentukan
maka diperoleh hasil kecepatan (v) dengan menggunakan persamaan
(2). Maka diperoleh besar v = 1,51 m/s.

Menetukan energi mekanik (Em)


Setelah nilai v diketahui, maka energi mekanik
yang berlaku pada sistem ini dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan (12). Sehingga
dapat diketahui besar Em = 0,037

d. Kelereng menggelinding pada bidang miring


dengan permukaan kasar

Dari analisis Video Based Laboratory (VBL)


Gambar 3. Tracking bola bekel pada permukaan bidang dengan menggunakan software Loger Pro 3.8.4.2 ,
miring kasar maka diperoleh hasil :
Penentuan kecepatan (v)
Dengan fitting data dengan menggunakan Logger Penentuan kecepatan (v)
Pro 3.8.4.2 sebagaimana gambar 4, dapat diperoleh Dengan fitting data dengan menggunakan Logger
nilai percepatan (a). Setelah nilai a diperoleh Pro 3.8.4.2 sebagaimana gambar 6, dapat diperoleh
maka copy data pada Ms Excel untuk menentukan nilai percepatan (a). Setelah nilai a diperoleh
kecepatan (v) dengan menggunakan persamaan maka copy data pada Ms Excel untuk menentukan
(2). Maka diperoleh besar v = 2,78 m/s. kecepatan (v) dengan menggunakan persamaan
(2). Maka diperoleh besar v = 2,32 m/s.
Penentuan energi mekanik (Em)
Setelah nilai v diketahui, maka energi mekanik
yang berlaku pada sistem ini dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan (12). Sehingga
dapat diketahui besar Em = 0,037

Penentuan Energi Serap (Es)


Setelah besar kecepatan (v) dan besar Em pada
persamaan (11) diperoleh maka Energi Serap dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (13)
maka besar Energi Serap (Es)= 0,162

c. Kelereng menggelinding pada bidang miring


Gambar 5. Tracking kelereng pada bidang
Dari analisis Video Based Laboratory (VBL) miring dengan permukaan kasar
dengan menggunakan software Loger Pro 3.8.4.2 ,
maka diperoleh hasil Penentuan energi mekanik (Em)
Setelah nilai v diketahui, maka energi mekanik
yang berlaku pada sistem ini dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan (12). Sehingga
dapat diketahui besar Em = 0,037

Menentukan Energi Serap (Es)


Setelah besar kecepatan (v) dan besar Em pada
persamaan (11) diperoleh maka Energi Serap dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (13)
maka besar Energi Serap (Es = 0,106)

Gambar 4. Tracking pada kelereng

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 58


Kristina Gita P Penentuan Energi Serap ….

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan fitting data VBL


dengan menggunakan software Loger Pro 3.8.4.2,
dengan menggunakan persamaan (2) maka
diperoleh besar nilai v (bola bekel) =1,46 m/s , v
(kelereng) = 1,51. Setelah v diperoleh, maka
besarnya nilai Em dengan persamaan (12) juga
dapat dihitung, besar nilai Em (bola bekel) = 0,037
danEm (kelereng) = 0,037.
Berdasarkan percobaan sebelumnya dengan
menggunakan bidang miring maka untuk
menentukan energi serap (Es) pada bola pejal,
permukaan bidang miring diberikan karpet dengan
permukaan yang kasar sehingga energi serap pada
bola pejal dapat diperoleh. Pada analisis dan fitting
data VBL dengan menggunakan software Loger
Pro 3.8.4.2, dengan menggunakan persamaan (2)
maka diperoleh besar nilai v’ (bola bekel) =2,78
m/s , v’ (kelereng) = 2,32.
Dengan demikian energi serap (Es) pada bola
pejal dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (13), besarnya Es (bola bekel) = 0,162
dan besarnya Es (kelereng) =0,106.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada


Program Study Magister Pendidikan Fisika
Universitas Ahmad Dahlan atas dukungan dalam
kegiatan ilmiah ini.

Daftar Pustaka

[1]. Budikase, dkk., 1995, Fisika 3, untuk


Sekolah Menengah Umum kelas 3,
Program Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta
: Perum Balai Pustaka.

[2]. Escalada, L. T., et al., 1996, Application


of Interactive Digital Video in a Physics
Classroom, Journal of Educational
Multimedia and Hypermedia, 5(1), 73-97.

[3]. Freedman, Young. 2002. Fisika


Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I.
Jakarta: Erlangga.

[4]. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk


SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga
http://www.phys.ksu.edu/perg/papers/appl
icat.html

[5]. Vernier International, 2004, Data


Collection with Computer and Handhelds
2004 Catalog
http://www.vernier-intl.com

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 59


Kristina Gita P Penentuan Energi Serap ….

PEMETAAN KANDUNGAN CO2 DI KOTA YOGYAKARTA DITINJAU DARI


TINGKAT KERAMAIAN KENDARAN BERMOTOR DAN KONDISI
LINGKUNGAN

Irnin Agustina Dwi Astuti*, Thoha Firdaus, Ishafit

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
* Surel: am_nien@yahoo.co.id

Intisari. Makalah ini menyajikan pemetaan kandungan CO2 di Yogyakarta ditinjau dari tingkat keramaian kendaraan
bermotor dan kondisi lingkungan. Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar menjadikan salah satu kota yang semakain padat
jumlah populasinya. Hal ini menyebabkan bertambahya kendaraan bermotor yang mengakibatkan tingkat polusi bertambah
meningkat dan akan berpengaruh pada kadar kandungan CO2 di Yogyakarta.Penelitian pengukuran kandungan CO2
dilakukan di sepuluh tempat keramaian di kota Yogyakarta. Hasil pemetaan dari penelitian ini diperoleh uji kandungan
CO2 yang paling tinggi adalah di daerah 0 Km Yogyakarta sebesar 973,2 PPM.

Kata kunci: CO2, kendaraan bermotor

PENDAHULUAN ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini


bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu.
Kota Yogyakarta merupakan kota pelajar Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang
yang setiap tahunnya semakin padat penduduknya penting karena ia menyerap gelombang inframerah
karena datang dari berbagai macam kota. Semakin dengan kuat.
bertambahnya penduduk akan mempengaruhi
kepadatan baik dari segi penduduk maupun
kendaraan bermotor. Hal ini yang menyebabkan
kota Yogyakarta semakin bertambah tingkat
polusinya, baik polusi kendaraan bermotor maupun
polusi dari pembuangan industri.
Perubahan iklim juga merupakan
tantangan paling serius yang dihadapi dunia pada
saat ini terutama di kota Yogyakarta. Iklim yang
dialami tidak stabil atau tidak sesuai dengan Gambar 1. Diagram fase tekanan-temperatur
keseimbangan cuaca. Karena perbedaan iklim dan karbon dioksida yang memperlihatkan titik tripel
bertambahnya polusi ini akan sangat karbon dioksida
mempengaruhi nilai kadar CO2 di kota
Yogyakarta. Akibatnya, suhu di Yogyakarta Karbon dioksida bisa kita dapatkan
menjadi lebih panas. Untuk mengetahui pemetaan dengan distilasi udara. Namun cara ini hanya
kandungan CO2 di kota Yogyakarta perlu menghasilkan CO2 yang sedikit.
dilakukan penelitian. 2. Sensor CO2 Vernier
Sensor gas CO2 Vernier merupakan jenis
I. DASAR TEORI sensor untuk mengukur kandungan CO2 dalam
1. Karbondioksia (CO2) kisaran 0 sampai 10.000 ppm (pengaturan kisaran
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau rendah) atau 0 sampai 100.000 ppm (pengaturan
zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang kisaran tinggi). Sensor Gas CO2 mengukur
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara konsentrasi gas karbon dioksida dalam satuan
kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk bagian
gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar per juta, atau ppm. Sensor menggunakan bola
dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi lampu pijar kecil untuk menghasilkan radiasi
karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 inframerah (IR). Sumber IR terletak di salah satu
ujung poros sensor. Di ujung lain dari poros adalah

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 60


Irnin Agustina D . Pemetaan Kandungan CO2 ….

sensor inframerah yang mengukur berapa banyak 6. Lingkungan 461,0 PPM 35


o
radiasi akan melalui sampel tanpa diserap oleh Mandala C
molekul karbon dioksida. Krida
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di tempat – 7. Lingkungan 530,2 PPM 33
o
tempat keramaian kota Yogyakarta yang terdiri Stasiun Tugu C
dari 10 titik daerah. Alat dan bahan yang
digunakan adalah dengan menggunakan Sensor 8. Jl. 506,5 PPM 33
o
Co2 Vernier Lab Pro, Interface, dan termometer. Kusumanegar C
Prosedur penelitian adalah sebagai berikut: a
1. Memasang dan rangkai alat eksperimen
seperti pada gambar 2. 9. XT Square 431,1 PPM 32
o
2. Mengukur temperatur daerah tersebut. C
3. Membuka software logger pro dan klik
connect, kemudian tunggu sampai 300 10 Lingkungan 471,1 PPM 33oC
detik lalu klik stop. . Stasiun
4. Mengeklik analyze kemudian autoscale Lempuyanga
untuk mendapatkan grafik yang sesuai. n
5. Mengeklik stat pada toolbar logger pro
untuk mendapatkan nilai kadar Co2 rata-
rata.
6. Mengulangi langkah no 1-6 untuk tempat-
tempat yang berbeda.
Alat dan rangkaian percobaan dapat
dilihat pada gambar 1.

Gambar 3. Tampilan Hasil Co 2 dengan Logger Pro

Dari hasil penelitian pada tabel 1


diperoleh nilai kandungan CO2 yang berbeda-beda
di setiap tempat. Ini dikarenakan kepadatan dan
Gambar 2. Alat percobaan kondisi lingkungan yang berbeda-beda juga. Dari
sepuluh pengambilan data di berbagai tempat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh kandungan CO2 tertinggi yaitu di daerah
Dari penelitian yang dilakukan uji 0 KM Yogyakarta sebesar 973,2 PPM dan
kandungan CO2 di beberapa tempat di Yogyakarta kandungan CO2 terendah di daerah XT Square
didapatkan hasil sebagai berikut: sebesar 431,1 PPM. Kandungan CO2 di 0 KM
Tabel 1.Data Hasil Percobaan Yogyakarta memiliki nilai yang tinggi karena
N Nama Kandunga Suh dipengaruhi oleh kepadatan kendaraan bermotor di
o Tempat n CO2 u tempat tersebut yang tidak diimbangi dengan
(oC) lingkungan pepohonan yang banyak. Kandungan
CO2 yang seharusnya di bumi sekitar 381 ppm [2],
1. 0 KM 973,2 PPM 37 hasil penelitian uji kandungan CO2 di daerah
o
Yogyakarta C Yogyakarta ini melebihi nilai kandungan CO2 yang
seharusnya. Perlu adanya pengelolaan lingkungan
2. Lingkungan 496,8 PPM 35 yang berkaitan dengan pengurangan kendaraan
o
Taman Pintar C bermotor, penanaman pohon agar menetralisisr
kandungan CO2 yang sangat tinggi dan perlu
3. Bunderan 450,1 PPM 36 adanya penggunaan bahan bakar yang ramah
o
UGM C lingkungan.
4. Depan 825,9 PPM 37
IV. KESIMPULAN
o Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
Bringharjo C
diperoleh uji kandungan CO2 yang paling tinggi
5. Perempatan 449,5 PPM 32 adalah di daerah 0 KM Yogyakarta sebesar 973,2
Gramedia o
C PPM. Ini membuktikan bahwa daerah tersebut
banyak tercemar polusi dan tingkat kepadatannya

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 61


Irnin Agustina D . Pemetaan Kandungan CO2 ….

sangat tinggi. Untuk mengurangi kandungan CO2


di tempat tersebut perlu banyak ditanami
pepohonan, mengurangi jumlah kendaran bermotor
dan mendorong penggunaan bahan bakar yang
lebih ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.vernier.com/CO2 gas sensor.html
[2] Trismidianto. 2008. Studi Penentuan
Konsentrasi CO2 dan Gas Rumah Kaca
Lainnya di Wilayah Indonesia. Jurnal ini
dipublikasikan.
[3] http://wikipedia-indonesia/karbondioksida

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 62


Irnin Agustina D . Pemetaan Kandungan CO2 ….

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 63


Agustinasari Inovasi Pembelajaran Number ….

Inovasi Pembelajaran Number Head Together (NHT)


Berdasarkan Teori Kecerdasan Mckenzie dalam Pembelajaran
IPA Fisika

Agustinasari

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel : tienamochi@yahoo.co.id

Intisari, Kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh skor tunggal yang diungkap oleh tes inteligensi, yang hanya mengukur
kemampuan siswa dalam bidang verbal linguistik dan logika matematis. Pada dasarnya siswa memiliki sejumlah kecerdasan
(kecerdasan jamak) berupa keterampilan dan kemampuan yang mewakili berbagai cara siswa dalam belajar dan berinteraksi
dengan diri dan lingkungannya. Kecerdasan jamak berfungsi secara bersama-sama pada setiap individu secara unik. Oleh
karena itu semua kecerdasan yang dimiliki siswa sama pentingnya, hanya cara belajar siswa yang beragam, tergantung pada
kekuatan dan kelemahan masing-masing. Inovasi pembelajaran Number Head Together (NHT) berdasarkan teori McKenzie
merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat menstimulasi berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki siswa yang disesuaikan
dengan kecenderungan gaya belajar siswa sehingga seluruh kemampuan dapat berkembang secara optimal. Siswa belajar
dalam kelompok homogen berdasarkan tiga domain kecerdasan McKenzie dengan tujuan kegiatan pembelajaran terorganisir
sehingga kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerja atau berhubungan satu sama lain.

Kata kunci: Inovasi NHT, Domain Kecerdasan McKenzie, Pembelajaran

1. PENDAHULUAN dibutuhkan berbagai kreativitas baru bagi guru


Kecerdasan dalam arti sempit dipandang untuk merancang pembelajaran yang dapat
sebagai bentuk kognitif yang dapat diukur dan menarik minat belajar siswa yang disesuaikan
disesuaikan dengan skala kecerdasan umum yang dengan gaya belajar siswa, hal ini bertujuan untuk
menggunakan 100 sebagai nilai rata-rata menyesuaikan dengan jenis potensi kecerdasan
kecerdasan untuk usia tertentu (IQ) (Sylwester, yang dimiliki siswa. Siswa tidak hanya memiliki
2010: 124). Namun banyak teori yang menyatakan satu kecerdasan tertentu saja, namun hanya
bahwa kecerdasan tidak hanya sebatas nilai IQ terdapat satu atau lebih kecerdasan yang lebih
seseorang diantaranya G. Stoddart berpendapat menonjol pada diri siswa.
bahwa kecerdasan berkaitan tentang aktivitas
dengan ciri-ciri kesukaran, kompleksitas, abstraksi, Fisika adalah bagian dari sains (IPA), Fisika
ekonomis yang disesuaikan dengan tujuan dan dianggap sulit untuk dipelajari karena dalam
menurut Pieget kecerdasan sebagai kemampuan penyelesaiannya selalu berhubungan dengan
belajar seseorang yang dapat diukur hasilnya matematika, sehingga siswa cenderung tidak
sebagai hasil pengajaran (Purwa Atmaja, 2012: menyukai pelajaran ini. Kecenderungan siswa
144). Maka kecerdasan bukan hanya kualitas tidak menyukai pelajaran fisika biasanya berawal
perilaku dalam menyelesaikan soal-soal ujian yang dari pengalaman belajar mereka dimana mereka
sukar dan sulit dalam tes IQ namun kecerdasan merasakan pelajaran fisika yang berkaitan dengan
merupakan aktivitas dan kemampuan belajar pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal yang
seseorang yang dapat diukur sebagai hasil rumit melalui pendekatan matematis hingga
pembelajaran. kegiatan praktikum yang harus mereka melakukan
dengan sangat teliti. Jika siswa melakukan tugas-
Menurut Howard Gardner, IQ (Intelligence tugas dengan paksaan dan merasa proses
Quatient) hanya konsisten terhadap kecerdasan pembelajaran tidak menyenangkan maka akibatnya
logis-matematis dan verbal-linguistik saja tujuan pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai.
sedangkan pada dasarnya siswa memiliki sejumlah
kecerdasan (Kecerdasan Jamak) berupa Salah satu hal penting yang harus
keterampilandan bakat yang dimiliki untuk diperhatikan dalam mempelajari Fisika adalah
menyelesaikan masalah dalam pembelajaran dan proses pembelajaran yang digunakan. Proses
berinteraksi dengan diri dan lingkungan. pembelajaran yang diharapkan adalah yang dapat
menarik perhatian siswa, yang menyenangkan bagi
Siswa-siswa mempunyai kepribadian yang siswa dan yang paling penting siswa dapat
berbeda-beda, mereka juga mempunyai cara mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam proses
belajar yang berbeda pula. Oleh karena itu, pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan gaya

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 64


Agustinasari Inovasi Pembelajaran Number ….

belajar siswa yang berhubungan dengan 6. Kecerdasan interpersonal (People Smart)


kecerdasan yang dimiliki siswa. 7. Kecerdasan intrapersonal (Self Smart)
8. Kecerdasan naturalistik (Nature Smart)
Pembelajaran harus dapat dikolaborasikan Selanjutnya, Walter McKenzie (2005)
dengan kegiatan yang menyenangkan dan dapat dalam bukunya Multiple Intelligences and
melatih siswa memanfaatkan seluruh alat indranya. Intructional Technology memasukkan kecerdasan
Model pembelajaran alternatif yang dapat eksistensial sebagai salah satu baian dari
digunakan dalam pembelajaran fisika yaitu model kecerdasan jamak. McKenzie mengelompokkan ke
pembelajaran berdasarkan kecerdasan jamak dalam tiga domain, yakni interaktif, analitik, dan
(Multiple Intelligence). Jadi tidak hanya siswa introspektif. Pengelompokkan ini bertujuan
yang memiliki kemampuan matematika saja yang membantu mengorganisir untuk mengetahui
dapat mempelajari fisika namun diharapkan semua hubungan antara kecerdasan-kecerdasan tersebut
siswa dapat ikut mempelajari fisika sesuai dengan dan bagaiman kecerdasan tersebut berhubungan
kemampuannya. satu sama lain (Yaumi, 2012).
Domain Interaktif
2. TEORI KECERDASAN JAMAK Domain ini terdiri dari kecerdasan verbal,
(MULTIPLE INTELLIGENCES) DAN interpersonal, dan kinestetik.
DOMAIN KECERDASAN MCKENZIE
Snyerman dan Rothman berpendapat bahwa 1. Kecerdasan verbal adalah kemampuan untuk
kecerdasan adalah kemampuan untuk menghadapi menggunakan kata baik lisan maupun tulisan
abstrasi, untuk memecahkan masalah, dan untuk secara efektif. Kecerdasan ini
belajar (Slavin, 2008: 163). menggambarkan kemampuan memakai
bahasa secara jelas melalui membaca,
Menurut Fleetham (Yaumi, 2012: 12), menulis, mendengar, dan berbicara. Individu
Multiple Intelligence atau biasa disebut dengan yang memiliki kecerdasan ini senang dengan
kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan permainan yang berhubungan dengan kata
dan bakat yang dimiliki siswa untuk seperti cross word.
menyelesaikan berbagai persoalan dalam 2. Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan
pembelajaran. yang terkait dengan pemahaman sosial.
Kecerdasan interpersonal berhubungan
Howard Gardner menyatakan “Tidak ada dengan konsep interakti dengan orang lain di
individu yang pintar maupun bodoh, setiap sekitarnya. Individu yang memiliki
individu memiliki kecerdasan yang menonjol pada kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk
bidang-bidang berbeda”. Gardner juga berpendapat berinteraksi dengan orang lain seperti
bahwa kecerdasan anak tidak hanya ditentukan bekerja sama dalam tim dengan baik.
oleh skor tunggal sebagaimana diungkap oleh tes 3. Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan
inteligensi. Tes inteligensi hanya mengukur untuk menggunakan seluruh bagian tubuh
kemampuan anak dalam bidang verbal-linguistik untuk menyelesaikan masalah atau membuat
dan logis-matematis yang hasilnya disimpulkan sesuatu. Siswa yang memiliki kecerdasan ini
dalam skor, karena itu skor tersebut tidak memadai biasanya senang belajar dengan bekerja
untuk menentukan cerdas tidaknya anak. Ia (learning by doing) dalam mempelajari dan
mengemukakan bahwa anak memiliki sejumlah memahami suatu hal yang sedang dipelajari.
kecerdasan yang dapat terwujud dalam berbagai Mereka juga akan mampu melakukan tugas
keterampilan dan kemampuan, yang bukan hanya dengan baik setelah melihat orang lain
berupa kemampuan verbal-linguistik dan melakukannya terlebih dahulu, kemudian
kemampuan logis matematis. meniru dan mengikuti tindakannya.
Kecerdasan verbal, interpersonal, dan
Gardner mengemukakan ada 8 jenis kinestetik dimasukkan ke dalam domain interaktif
kecerdasan jamak (English, 2012; Yaumi, 2012; karena ciri masing-masing dari ketiga kecerdasan
Slavin, 2008). Setiap kecerdasan memimiliki cirri- tersebut meskipun dapat dirangsang melalui
ciri tertentu yang mewakili berbagai cara anak kegiatan pasif namun mereka biasanya lebih
dalam belajar dan berinteraksi dengan diri dan senang berinteraksi untuk mencapai pemahaman.
lingkungannya. 8 jenis kecerdasan jamak, yakni Domain Analitik
Domain ini terdiri dari kecerdasan musik,
1. Kecerdasan verbal-linguistik (World Smart) logika-matematika, dan naturalistik.
2. Kecerdasan logis-matematis (Logic Smart)
3. Kecerdasan visual-spasial (Picture Smart) 1. Kecerdasan musik adalah kapasistas untuk
4. Kecerdasan berirama-musik (Music Smart) berpikir tentang musik, seperti mampu
5. Kecerdasan jasmaniah-kinestetik (Body mendengar, mengenal, mengingat, dan
Smart) bahkan memanipulasi pola-pola musik.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 65


Agustinasari Inovasi Pembelajaran Number ….

Individu dengan kecerdasan musik yang berpikir dengan gambar dan sangat baik
menonjol senang bernyanyi, senang ketika belajar melalui presentasi visual seperti
memainkan alat musik, lebih mudah film, gambar, video, dan demonstrasi yang
menghafal dan mengingat objek jika menggunakan alat peraga. Mereka juga
dimasukkan dalam irama-irama musik dan sangat menyukai aktivitas menggambar,
suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir mengukir, senang membaca peta serta
atau mengerjakan tugas. diagram serta cenderung berimajinasi,
2. Kecerdasan logis-matematis adalah melamun, dan berpikir secara mendalam.
kecerdasan yang berkenaan dengan angka- 3. Kecrdasan eksistensial adalah kemampuan
angka dan penalaran. Individu dengan untuk menempatkan diri dalam hubungannya
kecerdasan logika-matematika yang menonjol dengan kosmos yang tidak terbatas dan
senang pada pelajaran matematika, pelajaran sangat kecil serta kapasitas untuk
ilmu pengetahuan, senang dengan permainan menempatkan diri dalam hubungannya
strategi seperti catur dan teka-teki silang. dengan fitur-fitur eksistensial dari suatu
melakukan eksperimen. Ciri kecerdasan ini kondisi manusia seperti makna kehidupan,
adalah kemampuan memakai penalaran arti kematian, perjalanan akhir dari dunia
induktif, deduktif, memecahkan berbagai fisik maupun psikologis, dan pengalaman
masalah abstrak, dan memahami hubungan mendalam tentang cinta kepada orang lain
sebab-akibat. atau perendaman diri secara total dalam suatu
3. Kecerdasan naturalistik adalah kemapuan karya seni.
untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi Kecerdasan intrapersonal, visual dan
pola-pola alam, seperti tanaman dan binatang. eksistensial dikelompokkan dalam domain
Individu dengan kecerdasan naturalistika introspektif karena memerukan keterlibatan siswa
yang menonjol cenderung mempunyai untuk melihat sesuatu lebih dalam dari sekedar
ingatan yang kuat. Biasanya senang mencari memandang melainkan harus mampu membuat
tahu tentang sesuatu kemudian hubungan emosional antara yang mereka pelajari
mengelompokkannya ke dalam kategori dengan pengalaman masa lalu. Kecerdasan ini
tertentu dapat dicapai dengan komponen afektif secara
Kecerdasan musik, logika-matematika, dan ilmiah.
naturalistik memiliki ciri kemapuan menganalisi
Sembilan jenis kecerdasan mungkin saja
data dan pengetahuan. Ketiga kecerdaasan tersebut
ada pada setiap anak namun kadarnya saja yang
disebut sebagai kecerdasan analitik karena
berbeda-beda, selain itu perlu ditekankan bahwa
meskipun dapat memiliki komponen social atau
kecerdasan-kecerdasan ini tidak berdiri sendiri, ada
introspektif namun kecerdasan tersebut
beberapa kecerdasan yang memang saling
kebanyakan digunakan untuk menganalisis dan
menopang.
menggabungkan data ke dalam skema yang sudah
ada. menganalisis data dan pengetahuan.
Domain Introspektif 3. APLIKASI KECERDASAN JAMAK
Domain intrapersonal terdiri dari Proses pembelajaran yang baik jika terjadi
kecerdasan visual, intrapersonal, dan eksistensial. interaksi timbal balik antara siswa dengan siswa,
siswa dengan lingkungan kelas, serta siswa dan
1. Kecerdasan Intrapersonal merujuk pada guru. Teori kecerdasan jamak dapat membantu
kesukaan untuk menyendiri, mengatur guru dalam merancang kegiatan-kegiatan
aktivitas, dan mampu bekerja sendiri. pembelajaran yang sesuai dengan potensi
Individu yang memiliki kecerdasan kecerdasan yang dimiliki siswa sehingga siswa
intrapersonal yang dominan cenderung dapat belajar dengan sesuai dengan gaya
memiliki kesadaran diri yang tinggi di mana belajarnya. Oleh karena itu guru hendaknya
mereka mampu memproses tujuan yang jelas memandang bahwa semua kecerdasan sama
tentang segala sesuatu yang dilakukan pentingnya.
sekarang dan massa yang akan dating.
biasanya lebih suka bekerja sendirian Aplikasi pembelajaran berdasarkan
daripada bersama-sama. Ia senang membuat kecerdasan jamak dapat dikolaborasikan dengan
catatan harian atau membuat jurnal harian, model-model pembelajaran lain yang sudah ada.
senang menuliskan ide-idenya.
2. Kecerdasan visual adalah kemampuan untuk
memahami gambar-gambar dan bentuk
termasuk kemampuan untuk
menginterpretasikan dimensi ruang yang
tidak dapat dilihat. Individu yang yang
memiliki kecerdasan visual cenderung

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 66


Agustinasari Inovasi Pembelajaran Number ….

4. MODIFIKASI MODEL Inovasi model pembelajaran NHT


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE berdasarkan teori kecerdasan McKenzie diterapkan
NHT BERBASIS TEORI KECERDASAN dalam pokok bahasan besaran dan satuan dengan
MCKENZIE merancang LKS sebagai media pembelajaran siswa
Perencanaan pembelajaran berbasis sesuai dengan cirri umum kecerdasan yang
kecerdasan jamak adalah kegiatan perancangan dominan dalam diri siswa.
pembelajaran dengan memperhatikan dan
menggunakan kecerdasan yang dominan yang Siswa dengan kecenderungan kecerdasan
dimiliki siswa. analitik mampu menganalisis dan menggabungkan
Teori kecerdasan jamak dapat diaplikasikan data ke dalam skema-skema. Contoh pembelajaran
pada berbagai model pembelajaran yang telah yang dapat diterapkan yaitu TTS dan melengkapi
digunakan selama ini oleh para guru. Teori bagan seperti berikut:
kecerdasan jamak memberikan kesempatan kepada
para guru mengembangkan model pembelajaran  TTS
yang relatif baru maupun yang sudah ada dan Menurun
sering digunakan agar proses pembelajaran
1. Kombinasi 3 besaran panjang
bervariasi. Salah satunya model pembelajaran
2. Derajar panas atau dingin suatu benda
kooperatif tipe Number Heads Together (NHT).
3. Dorongan atau tarikan
Model pembelajaran ini menempatkan siswa untuk
4. Besaran yang memiliki satuan mol
belajar bersam dalam satu kelompok. Belajar
5. Besaran yang memiliki satuan m/s
bersama adalah pendekatan pengajaran yang
Mendatar
mengintegrasikan berbagai jenis keterampilan
social dan prestasi akademik (E.W.English, 1. Sesuatu yang dapat diukur dan
2012:19) mempunyai nilai yang dapat dinyatakan
Model pembelajaran ini menempatkan dengan angka
siswa dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 2. Jam menyatakan waktu
3-6 orang siswa dan memberikan kesempatan 3. Bangun datar yang memiliki empat buah
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide titik sudut siku-siku dan sisi yang
kepada teman sekelompoknya. Sehingga secara berhadapan sama besar
tidak langsung menuntut siswa untuk mau dan 4. Satuan besaran kuat arus listrik
mampu menyumbangkan ide dan menyatukan 1
pendapat untuk kelompoknya. Dalam proses V
pembelajaran NHT untuk mengetahui pemahaman O
siswa, ditunjuk salah satu siswa untuk mewakili
L
kelompoknya menjawab pertanyaan berdasarkan
U
tugas yang telah dikerjakan. Guru akan menunjuk
M
slah satu siswa tanpa member tahu terlebih dahulu 1 2
siapa yang akan ditunjuk, hal ini akan berpengaruh B E S A R A N
pada keterlibatan total semua siswa untuk bekerja U
3
sama.
G H
2
Didalam proses pembelajaran dengan model W A K T U
NHT pada umumnya, siswa belajar dalam Y
3 4
kelompok heterogen. Namun dalam menyesuaikan P A N J A N G
dengan teori kecerdasan McKenzie, siswa akan U
belajar dalam kelompok homogen berdasarkan M
5
domain kecerdasan dominan yang dimiliki siswa.
Siswa dikelompokkan dalam domain kecerdasan L K
4
yang sama. Siswa akan belajar bersama, bekerja A M P E R E
sama menyelesaikan tugas, berdiskusi berdasarkan H C
kecerdasan yang dimiliki yang dirancang Z E
berdasarkan kecenderungan gaya belajar siswa. A P
T A
Sebelum dikelompokkan ke dalam domain-
T
domain kecerdasan siswa diobservasi dengan
A
memberikan tes untuk mengetahui kecenderungaan
N
kecerdasan yang dominan untuk menentukan gaya
belajar yang mereka sukai.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 67


Agustinasari Inovasi Pembelajaran Number ….

 Siswa melengkapi bagan seperti berikut:  Contoh


BESARAN DAN
SATUAN
 Menampilkan gambar aktivitas orang yang
berkaitan dengan proses pengukuran dan
meminta siswa untuk menentukan besaran
apa saja yang dapat diamati dari gambar
tersebut

Panjang  Siswa memasangkan gambar alat ukur,


besaran dan setuan

Suhu
BESARAN PANJANG
TURUNAN
VOLUME

CM

WAKTU
Siswa dengan kecenderungan memiliki 3
M
kecerdasan interaktif senang bekerja sama dalam MASSA
memperoleh pengetahuan serta dalam proses
pembelajaran mereka cenderung terlibat secara
langsung melakukan aktivitas pembelajaran.
Contoh-contoh modia pembelajaran sebagai KILOGRAM SEKON
berikut: SEDI PANJA LUA INDA
H NG S H
 Contoh Croos Word MASS GAY WAKT VOLUM
A T U P U P U K A S A A U E
H I T A M U H A S I CANTI DA SUH MANI
K YA U S
A N K H E T U A I B
ENERG MASSA JENIS SIBU
R D A I N R S S B U I ZAT K
I A W T A I C I A K 5. PENUTUP
M H P A N J A N G I Model pembelajaran sangat penting dalam
D A Y A G U N U U R proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang
A K I M I K T H S T digunakan guru harus disesuaikan dengan keadaan
siswa agar dapat membantu siswa dalam proses
S L U A S E I U U S
memperoleh pengetahuan. Salah satu hal yang
S A I N H L K S S I perlu diperhatikan dalam merencanakan proses
A O U I N E K E U L pembelajaran yaitu gaya siswa belajar dan potensi
M A S S A J E N I S yang dimiliki siswa. Gaya belajar berkaitan dengan
K E C E P A T A N U kecerdasan yang dimiliki masing-masing siswa.
 Meminta siswa untuk menggambar atau Siswa memiliki banyak kecerdasan namun hanya
menggunakan alat ukur kemudian beberapa kecerdasan yang dominan dan dapat
menjelaskan apa fungsi dari alat ukur teramati.
tersebut.
Siswa dengan kecerdasan Introspektif yang Teori kecerdasan jamak memungkinkan
dominan cenderung melihat sesuatu lebih dalam. individu manapun yang diajar dengan cara
Contoh pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu melibatkan kecerdasan yang dominan dalam
menyiapkan kumpulan kata-kata dan meminta dirinya akan bisa mempelajari, memahami, dan
siswa menentukan mana yang termasuk besaran- menerapkan pengetahuan secara lebih efektif.
besaran fisik, meminta siswa untuk memasangkan
Pembelajaran dengan melibatkan
gambar alat, ukur, besaran dan satuan yang sesuai.
kecerdasan yang dimiliki dapat diaplikasikan
Berikut contoh media pembelajaran untuk domain
dalam berbagai model pembelajaran salah satunya
introspektif:
model pembelajaran NHT yang memungkinkan
siswa untuk belajar bersama dalam satu kelompok,

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 68


Agustinasari Inovasi Pembelajaran Number ….

saling membagikan ide-ide, menyatukan pendapat,


bertanggungjawab atas apa yang dia ungkapkan.

6. DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Muljo, R. (2012). Model
Pembelajaran Inovatif. Malang: Gava Media
English, E.W. (2012). Mengajar Dengan Empati.
Bandung: Nuansa Cendikia
Prawira, P.A. (2012). Psikologi Pendidikan dalam
Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Slavin, R.E. (2008). Psikologi Pendidikan: Teori
dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks
Sugiarto, T, & Ismawati, E. (2008). Ilmu
Pengetahuan Alam: Kelas VII SMP/Mts.
Jakarta: Pusat pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Sylwester, R. (2010). A Child’s Brain: The Need
for Nature. USA: Corwin
Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat
http://www.wikipedia.org/wiki/Theory_of_multipl
e_intelligences
Ucapan terimakasih kepada Bapak Dwi Sulisworo

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 69


Ekusaini Santoso Pengaruh Metode Modification….

Penggunaan Metode Modification of Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Fisika Pokok Bahasan Alat-alat Optik Pada Siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 1
Muntilan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

Ekusaini Susanto

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel: Ekusainisusanto@yahoo.com

Intisari, Tujuan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui apakah dengan penggunaan metode
Modification of Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada mata pelajaran Fisika
pokok bahasan Alat-alat Optik .
Penelitian dilakukan di Kelas VIII-E SMP Negeri 1 Muntilan jumlah siswa terdiri dari 21 siswa. Penelitian dilakukan pada
bulan April tahun 2012. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode tes dan metode
observasi. Dari hasil penelitian ini penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa “Adanya peningkatan hasil belajar Fisika
yang signifikan dengan menggunakan Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching pada pokok Bahasan Alat-alat
Optik Kelas VIII E SMP Negeri 1 Muntilan tahun pelajaran 2011/2012”.

Kata Kunci: siswa, alat optic.

A. PENDAHULUAN 80,0. Dengan demikian masih banyak siswa Kelas


Pendidikan merupakan proses sistematis VIII-E yang belum tuntas dalam belajarnya.
untuk meningkatkan martabat manusia secara Berikut ini data hasil observasi awal dan data hasil
holistik, yang memungkinkan tiga dimensi belajar Fisika siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1
kemanusiaan paling elementer, yaitu kognitif , Muntilan pada akhir semester 1 hingga pertengahan
afektif, dan psikomotorik dapat berkembang secara semester 2 tahun pelajaran 2011/2012
optimal.
B. LANDASAN TEORITIS
Berdasarkan hasil observasi awal ditemukan 1. Hasil penelitian yang relevan
ada beberapa kekurangan dalam proses Kaswadi (2011) dalam penelitian yang
pembelajaran Fisika yang selama ini diterapkan di berjudul ”Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Kelas VIII di SMP Negeri 1 Muntilan, antara lain : Elektronika Pokok Bahasan Dasar Komunikasi
dengan Pendekatan Modification of Reciprocal
1. Dalam metode penyampaian materi hanya Teaching pada siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 1
berlangsung satu arah (pihak guru) atau di Pitu Tahun Pelajaran 2010/2011”menyimpulkan
kenal dengan metode ceramah.
bahwa adanya peningkatan hasil belajar yang
2. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif
dalam pembelajaran. signifikan dengan menggunakan pendekatan
3. Kurangnya kemandirian siswa dalam Modificatin of Reciprocal Teaching terhadap
belajar. pembelajaran Elektronika”. Berdasar hal itu dalam
Dalam melaksanakan pengajaran di SMP penelitian ini dipilih metode Modification of
Negeri 1 Muntilan, menemukan hasil belajar Reciprocal untuk meningkatkan hasil beajar fisika
peserta didik yang dinyatakan tuntas pada mata di Kelas VIII E SMP Negeri 1 Muntilan semester 2
pelajaran Fisika kelas VIII E tahun pelajaran Tahun Pelajaran 2011/2012.
2011/2012 adalah 6,34% dengan daya serap
57,50% ini berarti Persentase siswa yang mendapat 2. Pengertian Belajar
nilai dibawah 80,0 untuk mata pelajaran Fisika Beberapa pengertian belajar yang
sebesar 93,66%. SMP Negeri 1 Muntilan dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:
menetapkan nilai 80,0 (delapan puluh koma nol)
Slameto (2003:2), belajar adalah suatu
sebagai batas minimal ketuntasan belajar peserta
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
didik, artinya seorang peserta didik dinyatakan
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
telah tuntas mengikuti proses pembelajaran apabila
baru secara keseluruhan, sebagai hasil
sekurang-kurangnya telah mencapai hasil belajar
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 70
Ekusaini Santoso Pengaruh Metode Modification….

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan Dalam mengajar dengan menggunakan


lingkungannya. metode mengajarnya, guru melakukan pendekatan
proses pembelajaran di kelas. Bentuk pendekatan
Whittaker dalam Djamarah (2002:12), proses pembelajaran yang dilakukan antara lain
belajar adalah proses di mana tingkah laku pembelajaran secara klasikal dan pembelajaran
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau secara kelompok.
pengalaman.
a. Pembelajaran Secara Klasikal
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat Pembelajaran secara klasikal merupakan
diambil suatu pengertian bahwa belajar merupakan kemampuan guru yang utama. Hal itu
suatu proses yang menghasilkan suatu perubahan disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan
nilai, kecakapan, dan perilaku melalui pengalaman, kegiatan mengajar yang tergolong efisien.
sebagai usaha yang disengaja melalui Jumlah siswa pada umumnya 10-45 orang.
rangsangan/stimulasi.
b. Pembelajaran Secara Kelompok
Dalam kegiatan belajar kelompok biasanya
terdiri dari 3-8 siswa. Dalam pembelajaran
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau
Belajar bimbingan kepada setiap anggota kelompok
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
lebih intensif.
digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Bentuk Pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan Modification of Reciprocal
a. Faktor Intern
Teaching yang merupakan modifikasi dari
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam pendekatan Reciprocal Teaching.
diri individu yang sedang belajar, misalnya
faktor kesehatan, cacat tubuh, inteligensi, 1. Pendekatan Reciprocal Teaching
minat, bakat dan kelelahan baik jasmani Pembelajaran berbalik (Reciprocal
maupun rohani. Teaching) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan
b. Faktor ekstern pembelajaran tercapai dengan cepat melalui
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar proses belajar mandiri dan siswa mampu
individu. Slameto (2003:60) mengelompokkan menyajikannya di depan kelas.
faktor ekstern menjadi tiga faktor, yaitu : faktor
2. Pendekatan Modification of Reciprocal
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Teaching Pendekatan Modification of
Reciprocal Teaching
Penelitian ini merupakan upaya untuk pada dasarnya merupakan gagasan peneliti
meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara yang berdasarkan pada tinjauan pustaka.
memperbaiki salah satu faktor yang Pendekatan ini merupakan penggabungan
mempengaruhi belajar, yaitu faktor sekolah. antara metode konvensional dengan Pendekatan
Cara yang dilakukan yaitu dengan Reciprocal Teaching yang dimodifikasi dan
menggunakan pendekatan Modification of disajikan dalam bentuk kelompok-kelompok
Reciprocal Teaching. kecil. Dalam hal ini, peneliti ingin mencoba
meningkatkan keefektifan pembelajaran dengan
4. Metode Mengajar
metode mengajar pada dasarnya merupakan menggabungkan keduanya.
alat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam
Pembelajaran konvensional yang dimaksud
mengajar, guru harus memilih metode yang tepat
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
agar materi dapat dipahami oleh siswa. Beberapa
pembelajaran klasikal yang berjalan seperti
metode mengajar diantaranya adalah metode
biasanya, di mana guru menerangkan, memberi
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
contoh soal dan latihan soal, menggunakan
metode latihan, dan metode penugasan.
metode diskusi dan Tanya jawab.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 71


Ekusaini Santoso Pengaruh Metode Modification….

Bila metode Modification of Reciprocal b. Metode Tes


Teaching ini diimplementasikan, maka langkah Metode tes dilaksanakan untuk mengetahui
pembelajaran yang ditempuh guru sebagai hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan
berikut : kelas. Metode ini dilaksanakan pada setiap
akhir siklus tindakan.
1) Guru menyiapkan materi yang akan
diajarkan, kemudian diinformasikan c. Metode Observasi
kepada siswa agar terlebih dahulu Metode observasi atau pengamatan
merangkum materi dan mempelajari dilaksanakan untuk mengetahui Kegiatan
materi di rumah. Belajar Mengajar (KBM). Metode ini
2) Guru menjelaskan secara garis besar,
dilaksanakan sebelum dilakukan penelitian
kemudian siswa mempelajari lagi materi
tersebut secara mandiri. tindakan kelas dan selama proses belajar
3) Siswa diberi soal latihan yang dikerjakan mengajar pada saat penelitian tindakan kelas
secara mandiri. Guru mengoreksi hasil berlangsung.
pekerjaan siswa, selanjutnya mencatat
sejumlah siswa yang dapat mengerjakan C. HASIL PENELITIAN DAN
secara benar dan meyakinkan. PEMBAHASAN
4) Siswa dibagi dalam kelompok dengan A. Hasil Penelitian
pembagian siswa yang dapat mengerjakan Atas dasar gagasan yang timbul dari guru
secara benar dan meyakinkan merata pada sebagai pengajar sekaligus peneliti pada PTK
setiap kelompoknya, dengan tujuan dapat ini selanjutnya dikembangkan rencana
membimbing teman dalam kelompoknya penelitian berupa prosedur kerja yang
yang mengalami kesulitan, sampai semua
dilaksanakan pada Kelas VIII-E SMP Negeri 1
teman dalam kelompoknya benar-benar
dapat mengerjakan soal latihan yang Muntilan. Adapun tahapan penelitian tindakan
diberikan oleh guru. kelas ini meliputi dua siklus. Dalam setiap
5) Siswa dalam kelompok-kelompoknya siklus terdiri atas proses perencanaan,
mengerjakan latihan yang diberikan oleh pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
guru, siswa yang dapat mengerjakan tindakan.
secara benar dan meyakinkan
membimbing temannya. a. Pelaksanaan Siklus I
6) Guru membahas soal latihan yang 1) Perencanaan.
diberikan. 2) Tindakan
7) Dengan metode tanya jawab, guru 3) Observasi
mengungkapkan kembali materi secara 4) Refleksi
singkat untuk pengembangan materi Setelah melakukan pengamatan atas proses
selanjutnya.
pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya
8) Guru memberi tugas/soal secara individu,
termasuk memberikan soal yang mengacu diadakan refleksi atas segala kegiatan yang
pada kemampuan siswa untuk telah dilakukan. Dalam kegiatan siklus I
memprediksi pengembangan materi diperoleh hasil refleksi .
berikutnya.
9) Siswa mengerjakan tes tertulis sebagai b. Pelaksanaan Siklus II
evaluasi belajar. 1) Perencanaan
10) Guru melakukan evaluasi diri/refleksi 2) Tindakan
untuk mengamati sampai di mana 3) Observasi
keberhasilan pembelajaran yang telah 4) Refleksi
dilakukan. Kenaikan nilai rata-rata hasil belajar dapat
kita lihat pada grafik 1, kenaikan hasil
ketuntasan belajar siswa dapat kita lihat pada
5. Teknik Pengumpulan Data grafik 2 dan kenaikan skor aktivitas siswa dapat
a. Metode Dokumentasi
kita lihat pada grafik3 .
Metode dokumentasi adalah metode
pengumpulan data yang bersumber dari tulisan
(Arikunto, 1997:148). Dengan metode ini
peneliti memperoleh data berupa jumlah siswa
dan data hasil belajar sebelum dilakukan
penelitian tindakan kelas.
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 72
Ekusaini Santoso Pengaruh Metode Modification….

Grafik 1. Kenaikan Nilai Rata-rata Hasil memperhatikan pelajaran saat guru


Belajar Siswa menerangkan di depan kelas, Hal tersebut
terjadi karena siswa yang kurang termotivasi
untuk mengikuti pelajaran Fisika yang oleh
siswa dianggap sukar dipahami.

Berdasarkan pengamatan, kekurangan


tindakan guru terletak pada pemberian
bimbingan kepada individu yang belum
maksimal dan pemberian bimbingan dalam
menarik simpulan materi yang kurang fokus.

Secara klasikal skor yang diperoleh untuk


aktivitas belajar siswa sebesar 15 (nilai baik).
Jadi proses pembelajaran telah berlangsung
dengan baik. Kemudian pada pertemuan
Grafik 2. Prosentase ketuntasan belajar berikutnya, skor yang diperoleh untuk aktivitas
belajar siswa meningkat menjadi 18 (nilai baik).
Kenaikan skor aktivitas siswa ini disebabkan
oleh tindakan perbaikan guru pada pertemuan
kedua. Guru tampak memberikan perhatian
lebih banyak pada saat menerangkan pelajaran
dan lebih banyak memberikan motivasi dengan
memberikan contoh soal yang mudah terlebih
dahulu, sehingga siswa dapat memahami
konsep dengan mudah. Di antara sembilan
aspek yang diamati, baru dua aspek pada
pertemuan I dan II yang telah dilakukan oleh
80% jumlah siswa.

Keaktifan siswa pada siklus II pertemuan


pertama sebesar 23 (nilai sangat baik).
Sedangkan pada pertemuan berikutnya, skor
yang diperoleh untuk aktivitas belajar siswa
meningkat menjadi 27 (nilai sangat baik).
Keaktifan siswa sudah maksimal, karena skor
yang diperoleh pada siklus II pertemuan kedua
sudah mencapai skor yang maksimal, yaitu
sebesar 27. Di antara sembilan aspek yang
diamati hanya lima aspek pada pertemuan
pertama yang telah dilakukan oleh 80% jumlah
siswa, sedangkan pada pertemuan kedua sudah
semua aspek yang telah dilakukan oleh 80%
jumlah siswa. Jadi pada siklus II indikator
keberhasilan telah tercapai.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang Kenaikan skor aktivitas ini disebabkan oleh
dilanjutkan dengan refleksi pada siklus I tindakan perbaikan yang dilakukan oleh guru,
menghasilkan temuan bahwa masih banyak antara lain memberikan lebih banyak latihan
siswa yang tidak ikut terlibat aktif dalam proses soal dengan bentuk soal yang bervariasi dan
pembelajaran, adanya siswa yang malas pembahasannya, sehingga siswa tidak jenuh dan
mengikuti pelajaran dan sibuk dengan lebih matang dalam memahami materi.
pekerjaannya sendiri, sehingga tidak

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 73


Ekusaini Santoso Pengaruh Metode Modification….

Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian.
juga ditinjau dari persentase ketuntasan belajar Jakarta: Rineka Cipta. . 2002. Prosedur
yang makin meningkat dan mencapai tolok ukur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara.
keberhasilan. Kenaikan persentase ketuntasan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar.
belajar dapat kita lihat pada grafik 2. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar.
Pada siklus I secara keseluruhan ada 46,15% Jakarta: PT Bumi Aksara.
yang belum tuntas dalam hasil belajar dan 53,85 Mulyasa.2005. Kurikulum Tingkat Satuan
% yang telah tuntas dalam hasil belajarnya. Pendidikan, Konsep, Karekteristik,
Nilai rata-rata tes hasil belajar sebesar 6,46. Implementasi dan Inovasi. Bandung: PT
Pada siklus II secara keseluruhan ada 11,54 % Remaja Rosda Karya.
yang belum tuntas dalam hasil belajar dan 88,46 Nasution.2003. .Berbagai Pendekatan dalam
proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi
% yang telah tuntas dalam hasil belajarnya.
Aksara.
Nilai rata-rata tes hasil belajar yang diperoleh
sebesar 7,92.

Kenaikan persentase ketuntasan hasil belajar


ini sangat dipengaruhi oleh tindakan guru yang
semakin maksimal dan oleh aktivitas siswa
yang semakin meningkat pada setiap
pertemuan. Semakin aktif siswa dalam proses
pembelajaran, siswa akan lebih memahami
materi yang disampaikan oleh guru dan oleh
teman dalam kelompoknya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa


ada peningkatan hasil belajar yang signifikan
baik dari siklus I ke siklus II. Sehingga secara
keseluruhan hasil dari penelitian ini adalah ada
peningkatan hasil belajar Fisika yang signifikan
dengan menggunakan Pendekatan Modification
of Reciprocal Teaching pada pokok Bahasan
Alat-alat Optik Kelas VIII-E SMP Negeri 1
Mutilan tahun pelajaran 2011/2012. Dan dari
hasil ini maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini terbukti dan penelitian dikatakan
berhasil.

D. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah penulis uraikan
diatas maka dalam hal ini penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
Adanya peningkatan hasil belajar Fisika yang
signifikan dengan menggunakan Pendekatan
Modification of Reciprocal Teaching pada
pokok bahasan Alat-alat Optik Kelas VIII E
SMP Negeri 1 Muntilan tahun pelajaran
2011/2012.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru dalam
Pembelajaran. Cet 1. Surabaya: Insan
Cendikia.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 74


Harijadi Peningkatan Pemahaman Konsep….

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA TENTANG ALAT OPTIK DAN


PENERAPANNYA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GALLERY OF
LEARNING SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 PONOROGO TAHUN
PELAJARAN 2011-2012

Harijadi

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel: harijadispd@yahoo.co.id

Intisari. Pengajaran Fisika yang diharapkan adalah pengajaran yang santai dan menyenangkan, tetapi juga dapat membuat
siswa benar-benar memahami dan menerapkannya, bukan hanya menguasai teori belaka. Pada kenyataannya, mendengar
kata Fisika saja, siswa sudah malas dan pusing, karena fisika dikategorikan momok bagi siswa, sehingga berakibat
pemahaman konsep tentang alat optic dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi sangat rendah. Hal ini jika
dibiarkan akan membawa dampak yang fatal terhadap fisika dimata siswa. Fisika semakin jauh dari siswa. Peneliti
menganggap masalah ini sangat penting untuk segera dibenahi dengan menawarkan model pembelajaran Gallery of
Learning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus terdiri atas 6 pertemuan.
Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 40 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatkan pemahaman konsep Fisika tentang alat-alat optic dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari melalui
strategi pembelajaran Gallery of Learning siswa SMP Negeri 1 Ponorogo. Peranan model pembelajaran Gallery of Learning
dalam meningkatkan pemahaman konsep tentang alat-alat optic dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar dan peningkatan prosentase ketuntasan belajar dari siklus satu ke siklus
berikutnya, yaitu peningkatan hasil belajar, dari siklus I sebesar 72,33; siklus II sebesar 75,33 dan siklus III sebesar 96,67.
Untuk peningkatan prosentase ketuntasan belajar dari siklus I sebesar 66,67, siklus II 76,67 dan siklus III 96,67. Dari
analisa data di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran gallery of learning mampu meningkatkan pemahaman
konsep tentang alat-alat optic dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Ponorogo
tahun pelajaran 2011-2012.

Kata Kunci: Pemahaman konsep, Hasil belajar, Gallery of Learning.

PENDAHULUAN menjadi kontektual. Semua perubahan tersebut


Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk memperbaiki mutu
dan Teknologi saat ini mempunyai peengaruh yang pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil
sangat besar terhadap pendidikan fisika di sekolah. pendidikan.
Pengaruh tersebut terutama terdapat pada ruang Satu inovasi yang menarik mengiringi
lingkup materi pengajaran dan sistem penyampaian perubahan paradikma tersebut adalah strategi
pelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses belajar aktif model Gallery of Learning.
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan Dengan strategi pembelajaran ini diharapkan
ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan mampu mengaktifkan siswa dalam proses
sarana penyampai pesan atau media. Mmedia pembelajaran, memperkaya variasi teknik
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik pembelajaran, memberi kesempatan berlatih untuk
digunakan untuk menyampaikan isi atau materi memahami konsep dengan teman, berlatih
pelajaran dan dalam bentuk antara lain buku, tape menyampaikan informasi kepada rekannya, dapat
recorder, kaset, video, camera, gambar, grafik, digunakan untuk menilai dan merayakan apa yang
animasi, film, slide, televisi dan computer. telah dipelajari peserta didik setelah mengikuti
Adanya kecenderungan pengajaran yang proses pembelajarn. Diharapkan dengan proses
menekankan pada konsep, sehingga siswa dituntut pembelajaran Gallery of Learning ini terjadi
menguasai konsep sesuai dengan jenjangnya. peningkatan hasil belajar siswa, yang ditunjukkan
Perubahan paradikma pendidikan dan oleh peningkatan nilai rata-rata dan peningkatan
pembelajaran perlu diikuti oleh guru yang jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
bertanggung jawab atas penyelenggaraan Rumusan Masalah
pembelajaran di sekolah. Salah satu perubahan Bagaimanakah strategi pembelajaran
paradikma pembelajaran tersebut adalah orientasi Gallery of Learning mampu meningkatkan
pembelajaran yang semula berpusat pada guru pemahamn konsep fisika tentang alat optic dan
beralih ke siswa. Metodologi yang semula lebih penerapannya pada siswa kelas VIII A SMP
didominasi elspositori berganti ke partisipatori Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011-2012?
dan pendekatan yang semula tekstual berubah

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 75


Harijadi Peningkatan Pemahaman Konsep….

Hipotesis Tindakan 7) Setiap siswa memberi tanda di dekat hasil


Strategi pembelajaran Gallery of Learning belajar yang juga mereka dapatkan pada daftar
mampu meningkatkan pemahamn konsep fisika selain dari daftarnya sendiri.
tentang alat optic dan penerapannya pada siswa 8) Mencermati hasil pembelajaran yang lebih
kelas VIII A SMP Negeri 1 Ponorogo tahun umum
pelajaran 2011-2012 9) Menjelaskan hasil belajar yang tidak biasa.
Ruang Lingkup Penelitian 10) Memberikan kesempatan tiap kelompok untuk
1. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada unjuk kerja tentang hasil kreatifitas dari
upaya peningkatan pemahaman konsep siswa kelompok
pada materi ajar alat optic dan penerapannya 11) Sebagai kegiatan akhir mengintruksikan siswa
dalam kehidupan sehari-hari melalui penerapan untuk membuat daftar pengingat yang berisi
strategi pembelajaran Gallery of Learning. gagasan atau saran yang diberikan selama
2. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII A SMP pembelajaran yang menurutnya layak untuk
Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011-2012. diingat dan diterapkan di kemudian hari.
Berkaitan dengan hasil belajar, belajar
LANDASAN TEORI akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar
Konsep merupakan suatu abstraksi dari tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau
cirri-ciri sesuatu obyek yang mempermudah belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi
komunikasi aantara manusia dan yang pada individu, maka perubahan-perubahan itu
memungkinkan manusia berpikir (Van den Berg, harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari
1989). Mengajar menyangkut transfer konsep, pengamatan dan penilaian inilah umumnya
ketrampilan dan nilai dari pengajar ke siswa. diwujudkan dalam bentuk hasil belajar. Menurut
Dalam pengajaran sehari hari yang diutamakan Gagne yang dikutip oleh Dahar Ratna.1989)
adalah konsep dan proses. Banyak konsep-konsep mengatakan bahwa hasil belajar dapat diukur
yang sudah diperoleh dan berkembang sejak kecil. dengan menggunakan tes karena hasil belajar
Tetapi konsep-konsep itu telah mengalami berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif,
modifikasi atau perubahan disebabkan karena informasi verbal, ketrampilan nilai dan sikap.
pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Dalam penelitian peningkatan
Memahami konsep alat optic dan pemahaman konsep fisika tentang alat optic dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, penerapannya melalui strategi pembelajaran
memerlukan pemahaman materi ajar yang cukup Gallery of Learning siswa kelas VIII A SMP
dan ketrampilan yang matang, disertai dengan Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran 2011-2012 ini,
kreatifitas yang tinggi, sehingga diperlukan iklim yang dimaksud peningkatan pemahaman konsep
pembelajaran yang kondusif dalam menyajikan adalah hasil belajar yang dapat dicapai siswa
materi ajar terhadap siswa. Adapun strategi dalam bentuk angka atau nilai yang diperoleh
pembelajaran yang dapat menjadi wadah melalui tes. Semakin tinggi nilai yang dicapai
pengembangan dan penguasaan materi yang siswa, semakin paham konsep yang didapatkannya.
bermuara pada peningkatan hasil belajar adalah Untuk memperoleh hasil belajar siswa sangat
strategi pembelajaran Gallery of Learning. Strategi ditentukan oleh strategi pembelajaran yang
pembelajaran Gallery of Learning adalah suatu digunakan oleh guru selaku pelaksana dan
cara mengingat, memahami, menilai, menerapkan perencana kegiatan pembelajaran
apa yang telah dipelajari siswa (Silberman,
2007:274). Strategi pembelajaran ini memiliki
prosedur yang memberikan kesempatan siswa METODE PENELITIAN
dalam menggali perolehan usai pembelajaran, serta
menerapkannya pada unjuk kerja. Penelitian ini adalah penelitian tindakan
Prosedur penerapan strategi pembelajaran kelas dengan sasaran penelitian adalah siswa kelas
Gallery of Learning adalah: VIII A SMP Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran
1) Menyajikan materi sebagai pengantar konsep. 2011-2012 yang berjumlah 30 siswa.
2) Membagi siswa dalam kelompok kecil. Penelitian ini dirancang dalam tiga siklus.
3) Tiap kelompok mendiskusikan apa yang Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan
didapatkan oleh para anggotanya dari pelajaran perubahan-perubahan sebagaimana hasil refleksi.
yang mereka ikuti. Penelitian diawali dengan pretest untuk
4) Hasil diskusi dituangkan pada kertas besar, dan mengetahui kemampuan awal, sehingga peneliti
diharapkan setiap anggota memahami daftar dapat menetukan tindakan yang tepat dalam rangka
yang mereka buat. meningkatkan pemahaman konsep alat optic dan
5) Menempelkan daftar tersebut pada dinding. penrapannya dalam kehidupan sehari-hari.
6) Seluruh siswa bergerak melewati tiap daftar Prosedur penelitian tindakan kelas adalah 1)
yang dibuat oleh kelompok-kelompok lain Perencanaan (Planning), 2) Pelaksanaan tindakan

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 76


Harijadi Peningkatan Pemahaman Konsep….

(acting), 3) Observasi (observation), dan 4) c. Kegiatan Inti


Refleksi (reflection) dalam setiap siklus. Sebagai kegiatan akhir, mengajak siswa untuk
Secara lebih rinci prosedur penelitian membuat daftar hasil pengingat yang berisi
tindakan kelas untuk siklus pertama adalah sebagai gagasan atau saran yang diberikan selama
berikut: pembelajaran yang menurutnya layak untuk
Perencanaan (Planning) diingat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
Kegiatan yang dilakukan adalah hari.
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran Observasi (Observation)
b. Menyusun silabus pembelajaran Observasi dilakukan oleh kolaborator, dengan
c. Mnyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan lembar observasi dan mengadakan
d. Menyusun lembar kerja siswa penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa
e. Menyusun lembar evaluasi di akhir Refleksi (Reflection)
pembelajaran dan akhir siklus Pada tahap ini peneliti bersama kolaborator
f. Membuat lembar evaluasi untuk mengetahui menganalisa dan mendiskusikan hal-hal yang perlu
aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran dipertahankan atau diperbaiki dengan harapan pada
berlangsung. tahap berikutnya akan lebih baik. Peneliti
g. Membuat angket untuk mengetahui respon merefleksikan diri apakah tindakan yang telah
siswa terhadap pembelajaran fisika dilakukan sudah tepat untuk meningkatkan hasil
Pelaksanaan Tindakan (Acting) belajar. Berdasarkan hasil refleksi dilakukan
Penerapan tindakan disesuaikan dengan langkah- tindakan perbaikan siklus berikutnya
langkag strategi pembelajaran Gallery of Learning:
a. Kegiatan Awal: Jenis Data dan Analisa Data
1. Pemberian motivasi belajar berupa Tanya Jenis data dalam penelitian ini berupa data
jawab yang berkaitan dengan materi ajar kuantitatif dan kualitatif, yang diambil dari hasil
dengan kehidupan sehari-hari eveluasi belajar, hasil observasi dan hasil angket.
2. Guru mengkomunikasikan tujuan Sebagai upaya dalam menganalisis peningkatan
pembelajaran pemahaman konsep, setelah pembelajaran
b. Kegiatan Inti berlangsung dilakukan analisa secara diskriptif,
1. Penyajian materi ajar sebagai pengantar dengan indicator:
konsep. a. Meningkat bila prosentase pencapaian hasil
2. Membagi kelompok yang beranggotakan belajar lebih tinggi dari siklus sebelumnya.
3-4 orang. b. Siklus akan dihentikan jika 75% siswa
3. Mengajak tiap kelompok untuk mencapai ketuntasan belajar yaitu 75.
mendiskusikan apa yang didapatkan oleh c. Siswa aktif jika sering atau selalu menunjukkan
para anggotanya dari pelajaran yang ia aspek-aspek pengamatan dengan skor
ikuti. Hal ini bias mencakup: pengetahuan maksimum 10.
baru, pengalaman baru, peningkatan d. Digunakan untuk bahan pertimbangan dalam
ketrampilan dibidang penggunaan alat membuat perencanaan pembelajaran pada
optic, minat baru dan percaya diri untuk siklus selanjutnya
berkreatif di bidang alat optic e. Penerapan metode Gallery of Learning
4. Mengajak mereka untuk membuat daftar dikatakan berhasil jika siswa memberi respon
pada kertas besar berisi hasil pembelajaran positif terhadap penggunaan metode ini.
serta memberinya judul atau menamai
dafta mereka. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Menempelkan daftar hasil diskusi Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis
kelompok tersebut pada dinding tindakan dan data hasil pengamatan dan penilaian
6. Mengajar seluruh siswa untuk mengamati tiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:
seluruh daftar yang dibuat oleh seluruh 1) Rekapitulasi hasil pengamatan aktifitas belajar
kelompok, serta memberi tanda untuk siswa
bagian yang ia mengerti, ragu-ragu dan Data Siklus Siklus Siklus
tidak dimengerti. Statistik I II III
7. Mencermati hasil pembelajaran dan Rentang skor 0-100 0-100 0-100
menjelaskan konsep-konsep yang masih Skor tertinggi 85 85 90
ragu atau belum diterima. Skor terendah 60 65 70
8. Memberikan kesempatan tiap kelompok Rerata 72,33 75,33 80,67
untuk unjuk kerja tentang hasil kreatifitas
dari kelompoknya

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 77


Harijadi Peningkatan Pemahaman Konsep….

2) Kecenderungan aktifitas belajar siswa UCAPAN TERIMA KASIH


Siklus Siklus Siklus
Penulis mengucapkan terima kasih kepada

Kategori
Skor I II III
Program Study Magister Pendidikan Fisika
N0

F % F % F %
Universitas Ahmad Dahlan atas dukungan dalam
1 90-100 A 0 0 0 0 2 6,67 kegiatan ilmiah ini.
2 80-89 B 4 13,33 13 43,33 22 73,33
3 70-79 C 20 66,67 12 40,00 6 20,00
4 20-69 K 6 20,00 5 16,67 0 0
JUMLAH 30 100 30 100 30 100
REFERENSI
Dahar Ratna. 1989. Teori-Teori Belajar. Penerbit
3) Rekapitulasi tingkt ketuntasan belajar siswa Erlangga Jakarta.
Siklus Tuntas Tidak tuntas
(%) (%) Danim, Sudarwan.2002. Inovasi Pendidikan
Dalam upaya Peningkatan Profesionalisme
I 66,67 33,33
Tenaga Kependidikan. CV Pustaka Setia.
II 76,67 23,33
Bandung.
III 96,67 3,33
Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. UIN
Berdasarkan hasil analisa data maka ada
Malang. Press Malang
peningkatan pemahaman konsep alat optic dan
penerapannya dari satu siklus ke siklus berikutnya,
Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar.
sehingga dapat dinyatakan bahwa strategi
Jakarta: PT Bumi Aksara.
pembelajaran Gallery of Learning mampu
meningkatkan pemahaman konsep alat optic dan Hill, Winfred. Theories of Learning. 2008. Nusa
penerapannya siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Media. Bandung.
Ponorogo tahun pelajaran 2011-2012.
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam
KESIMPULAN Prose Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara Jakarta.
Pada siklus I, data hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa 13,33% Silberman, Mel. 1996. Active Learning. 101
ini berarti siswa mengalami kesulitan untuk
Strategies to Teach Any Subject. Boston: Allyn &
memahami konsep alat optic dan penerapannya
Bacon.
secara maksimal. Ketuntasan yang dicapai 66,67%
berarti menunjukkan peningkatan keuntasan yang Van Den Berg. E. 1989. Salah Konsep:
semula 60% pada pre-test. Pertentangan Antara Intuisi Siswa dengan Ilmu
Pada siklus II, ternyata data menunjukkan
Fisika. Universitas Kristen Satyawacana. Salatiga
bahwa aktifitas siswa tergolong baik dan
meningkat menjadi 43,33% yang semula hanya
13,33%. Peningkatan aktifitas siswa ini diikuti
dengan peningkatan hasil belajar siswa yang
ditunjukkan oleh kenaikan hasil belajar 76,67%
dari 60,00%.
Pada siklus III, secara umum telah terlihat bahwa
adanya peningkatan aktifitas belajar siswa
mencapai 80,00% termasuk dalam kategori baik.
Hal ini terjadi karena siswa telah dapat
menunjukkan kemampuannya dengan berusaha
semaksimal mungkin. Siswa telah memiliki
kesadaran bahwa fisika sangat berguna dalam
kehidupan sehingga mereka menunjukkan antusius
yang tinggi. Peningkatan ini diikuti oleh
peningkatan hasil belajar siswa yang mencapai
96,67%.
Dari uraian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa strategi pembelajaran Gallery
of Learning mampu meningkatkan aktifitas belajar
siswa sehingga terbukti merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan
pemahaman konsep fisika pada topic alat optic dan
penerapannya pad siswa kelas VIII A SMP Negeri
1 Ponorogo tahun pelajaran 2011-2012.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 78


Harijadi Peningkatan Pemahaman Konsep….

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 79


Titisari Kusumajati Penerapan Model Pembelajaran ….

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO


STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN
MATERI PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS KELASS XI
MAN YOGYAKARTA II

Titisari Kusumajati1 dan Dian Artha Kusumaningtyas2*

1
Alumni S1 Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan
2
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan
* Surel: dian_uad@yahoo.com
Intisari. Penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dalam pembelajaran fisika pada pokok
bahasan momentum dan impuls bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman materi siswa kelas XI di
MAN Yogyakarta II. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 2 MAN Yogyakarta II yang dilakukan pada semester 1
tahun ajaran 2012/2013 tanggal 22 November 2012 - 01 Desember 2012. Teknik pengumpulan data ini berupa
observasi, dokumentasi, dan tes. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang terdiri atas tiga siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran pokok bahasan momentum dan impuls menggunakan model
pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray pada siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan pada kondisi
awal hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 pada pokok bahasan momentum dan impuls adalah nilai rata-rata 44,63 dengan
ketuntasan 0%. Pada saat dilakukan tindakan siklus I presentase nilai rata-rata keaktifan didapat sebesar 41,25% dengan
kriteria keaktifan cukup aktif, dan rata-rata nilai hasil tes pemahaman materi adalah 57,50 dengan ketuntasan
belajarnya 25%. Pada siklus II ternyata presentase keaktifan siswa sebesar 70,00% dengan kriteria keaktifan siswa aktif,
dan nilai rata-rata 64,38 dan ketuntasan belajar sebesar 40,62%. Pada siklus III didapat peningkatan presentase
keaktifan siswa yaitu sebesar 90,37% dengan kriteria keaktifan siswa selama proses pembelajaran adalah sangat aktif
dan nilai rata-rata serta ketuntasan siswa juga meningkat dengan nilai rata-rata 80,31 dan ketuntasan belajar sebesar
87,5%. Dengan demikian penerapan model kooperatif Two Stay Two Stray dapat dikatakan berhasil dalam
meningkatkan keaktifan dan pemahaman materi siswa.
Kata kunci: Kooperatif, Keaktifan, Pemahaman
siswa. Salah satunya adalah pembelajaran yang
PENDAHULUAN
mengaktifkan siswa adalah pembelajaran
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari
kooperatif, yang menurut Johnson dan Johnson
gaya-gaya alamiah dari benda-benda di alam
dalam Huda (2012: 31) pembelajaran koopertif
semesta, sifat-sifat dan saling keterkaitannya
merupakan pembelajaran yang bekerja sama untuk
sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
mencapai tujuan bersama Pembelajaran kooperatif
kesejahteraan kehidupan manusia (Toifur, 1999:
berupaya membantu siswa untuk mempelajari isi
1). Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam
akademis dan berbagai keterampilan untuk
kehidupan, maka perlu diperhatikan mutu
mencapai berbagai sasaran dan tujuan sosial dan
pengajaran mata pelajaran fisika yang di ajarkan di
hubungan antar-manusia yang penting.
tiap jenjang dan jenis pendidikan supaya hasil
Salah satu tipe model pembelajaran
belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika
kooperatif adalah Two Stay Two Stray (Dua
meningkat dan pemahaman ilmu fisika dapat lebih
Tinggal Dua Bertamu), dimana pemilihan model
dimanfaatkan kegunaannya dalam kehidupan.
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Namun pada kenyataannya peningkatan mutu
karena model tersebut memiliki kelebihan yaitu
pendidikan khususnya pelajaran fisika sangat sulit,
keterlibatan siswa sangat besar dalam proses
hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
pembelajaran dan dapat mendorong siswa supaya
permasalahan terutama permasalahan pada proses
aktif dan saling membantu dalam menguasai
pembelajarannya.
pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran,
Berdasarkan hasil observasi awal berupa
selain itu model pembelajaran kooperatif tipe Two
dokumentasi data nilai siswa yang diperoleh dari
Stay Two Stray dapat diterapkan dalam semua
guru fisika kelas XI IPA di MAN Yogyakarta II
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan umur
diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPA 2
(Huda, 2012: 140 ).
masih rendah, terlihat dari hasil nilai rata-rata
Dengan mempertimbangkan hal-hal
ulangan harian pokok bahasan momentum dan
tersebut maka penulis melakukan penelitian
impuls, kelas XI IPA 2 memiliki nilai rata-rata
dengan menerapkan model pembelajaran
44,87 dengan ketuntasan 0%. Hal ini terjadi karena
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada
pembelajaran yang dilakukan tidak berjalan efektif
pokok bahasan momentum dan impuls kelas XI
disebabkan kekurangan penggunaan metode
MAN Yogyakarta II yang bertujuan untuk: (1)
penyampaian informasi atau metode pembelajaran
Mengetahui peningkatan keaktifan siswa dengan
yang kurang tepat serta kurangnya pengaktifan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 80


Titisari Kusumajati Penerapan Model Pembelajaran ….

Stay Two Stray (TSTS) pada pokok bahasan memberikan contoh, menuliskan kembali,
momentum dan impuls, (2) Mengetahui dan memperkirakan (Arikunto, 2009:
peningkatan pemahaman materi dengan penerapan 137). Dengan pemahaman, siswa diminta
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two untuk membuktikan bahwa ia memahami
Stray (TSTS) pada pokok bahasan momentum dan hubungan yang sederhana di antara fakta
impuls[1]. – fakta atau konsep.
4. Momentum dan Impuls
KAJIAN PUSTAKA a. Momentum
1. Model Pembelajaran kooperatif Momentum didefinisikan sebagai
Watson dalam Samani (2012: 160) ukuran kesukaran menghentikan suatu
berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif benda. Momentum adalah besaran yang
adalah lingkungan belajar kelas yang merupakan perkalian massa dan
memungkinkan siswa bekerja sama untuk kecepatan, sehingga momentum termasuk
mengerjakan tugas-tugas akademiknya dalam besaran vektor. Arah momentum searah
kelompok kecil yang heterogen. Menurut dengan arah kecepatan (Kanginan, 2007:
Johnson dan Johnson dalam Huda (2012: 31), 160). Momentum biasanya diberi simbol
pembelajaran kooperatif berarti working . Satuan momentum adalah satuan
together to accomplish shared goals (bekerja massa dikalikan satuan kecepatan. Jadi,
sama untuk mencapai tujuan bersama). dalam sistem SI satuan momentum adalah
(Ruwanto, 2003: 134).
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray (TSTS) b. Impuls
Model pembelajaran kooperatif tipe Gaya yang mengawali suatu
Two Stay Two Stray merupakan suatu teknik
percepatan dan menyebabkan benda
yang memungkinkan setiap kelompok untuk
saling berbagi informasi dengan kelompok- bergerak cepat dan makin cepat adalah
kelompok lain, hal ini dilakukan dengan cara gaya impulsif. Hasil kali gaya impulsif
saling mengunjungi atau bertamu antar rata-rata dengan selang waktu singkat
kelompok. Model pembelajaran kooperatif selama gaya impulsif bekerja disebut
tipe Two Stay Two Stray dapat diterapkan
besaran impuls. Impuls diberi lambang .
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan umur (Huda, 2012: 140 ). Dengan satuan impuls adalah .
3. Keaktifan Siswa dan Pemahaman Materi
a. Keaktifan siswa
Keaktifan disini ditandai dengan METODE PENELITIAN
banyaknya respon dari siswa, banyaknya
pertanyaan atau jawaban seputar materi Penelitian dilakukan di kelas XI IPA 2
yangdipelajari atau ide-ide yang mungkin MAN Yogyakarta II yang dilakukan pada semester
1 tahun ajaran 2012/2013 tanggal 22 November
muncul berhubungan dengan konsep 2012 - 01 Desember 2012, dengan teknik
materi yang dipelajari. Menurut Hamalik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi,
(2001: 89-90) dalam diri masing-masing dan tes. Pada penelitian ini menggunakan
siswa terdapat „prinsip aktif‟ yakni penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
keinginan berbuat dan bekerja sendiri. bersiklus. Langkah-langkah yang dilakukan terdiri
Siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dari empat langkah yaitu : Perencanaan,
pelaksanaan, Observasi, dan refleksi. Desain
jasmani dan rohani yang perlu
penelitian adalah sebagai berikut:
mendapatkan pemuasan sehingga pada
saat guru mengajar ia harus
mengusahakan agar murid-muridnya aktif,
jasmani maupun rohani.

b. Pemahaman
Pemahaman (comprehension)
adalah bagaimana seorang
mempertahankan, membedakan, menduga
(estimates), menerangkan, memperluas,
menyimpulkan, menggeneralisasikan,

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 81


Titisari Kusumajati Penerapan Model Pembelajaran ….

yang terjadi pada saat siswa mengikuti proses


pembelajaran.

4) Refleksi
a) Guru menganalisa hasil observasi yang
dilakukan pada siswa guna menentukan
langkah berikutnya.
b) Guru memberikan evaluasi pada siswa
untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menguasai kompetensi dasar
materi.
c) Guru menganalisis hasil evaluasi dan
mendata siswa yang telah mampu
menyelesaikan soal evaluasi dan mampu
mendapatkan nilai di atas kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
d) Guru membuat pengelompokan siswa
didasarkan pada hasil analisis evaluasi.
Gambar 1. Rancangan Pelaksanaan PTK Model
Spiral HASIL PENELITIAN DAN
1) Perencanaan PEMBAHASAN
a) Membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Hasil Penelitian
b) Membuat lembar observasi aktifitas siswa
Data Keaktifan dan Pemahaman Materi Siswa
dalam pembelajaran.
a. Perole
c) Membuat lembar kerja siswa (LKS).
han presentase nilai rata-rata keaktifan siswa
d) Membuat kunci jawaban LKS.
selama proses pembelajaran pada siklus I
e) Merancang skenario pembelajaran dengan
yaitu sebesar 41,25% dengan kriteria
menggunakan model pembelajaran tipe
keaktifan siswa selama proses pembelajaran
Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua
adalah cukup aktif, meningkat pada siklus II
tamu.
sebesar 70,00% dengan kriteria keaktifan
2) Pelaksanaan tindakan
siswa selama proses pembelajaran adalah
a) Guru memberi penjelasan secara umum
aktif, dan meningkat pada siklus III yaitu
materi pembelajaran.
sebesar 90,37% dengan kriteria keaktifan
b) Dengan menggunakan model
siswa selama proses pembelajaran adalah
pembelajaran tipe Two Stay Two Stray,
sangat aktif.
guru membagi siswa menjadi beberapa
T
kelompok.
Siklus
a
c) Siswa bekerja sama dalam kelompok. Siklus II Siklus III
bI
d) Setelah selesai, dua orang dari masing-
e
41,25% 70,00% 90,37%
masing menjadi tamu kedua kelompok
l
yang lain.
1. Perbandingan Presentase Nilai Rata-
e) Dua orang yang tinggal dalam kelompok
Rata Keaktifan Siswa
bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi ke tamu mereka.
f) Tamu mohon diri dan kembali ke
kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain.
g) Kelompok mencocokkan dan membahas
hasil kerja mereka.
h) Memberi kesempatan pada masing-
masing kelompok untuk menyajikan hasil
diskusi dan memberi kesempatan pada
kelompok lain untuk menanggapi,
sedangkan guru sebagai fasilitator.
3) Observasi
Guru dibantu observer (pengamat) untuk
mengamati dan mencatat semua kejadian

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 82


Titisari Kusumajati Penerapan Model Pembelajaran ….

Gambar 2. Grafik Keaktifan Siswa


b. Data
pemahaman materi siswa diperoleh dari hasil
nilai tes siswa, pada siklus I ada peningkatan
dari kondisi awal siswa (sebelum dilakukan
siklus) nilai rata-rata siswa 44,87 dan seluruh
siswa dari 32 siswa tidak ada yang mencapai
KKM, pada siklus I menjadi 57,50 dan siswa
yang mencapai KKM ada 8 siswa dengan
presentase ketuntasan sebesar 25%, pada
siklus II meningkat lagi menjadi 64,38 dan
siswa yang mencapai KKM ada 13 siswa
dengan presentase ketuntasan sebesar 40,62%
dan pada siklus II meningkat lagi nilai rata-
ratanya menjadi 80,31 yang mencapai KKM
juga meningkat sebanyak 28 siswa dengan
presentase ketuntasan sebesar 87,5%. Gambar 4. Grafik Ketuntasan Siswa
Pembahasan
Tabel2. Perbandingan Nilai Siswa Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran
Kondisi Siklus dengan menggunakan model pembelajaran tipe
Nilai Siklus I Siklus II
Awal III
Two Stay Two Stray, terlihat bahwa bahwa
Terendah 28 30 30 40 keaktifan siswa masih kurang, perolehan
Tertinggi 66 100 100 100
presentase nilai rata-rata keaktifan siswa selama
proses pembelajaran pada siklus I yaitu sebesar
Rata-rata 44,87 57,50 64,38 80,31 41,25% dengan kriteria keaktifan siswa selama
KKM: ≥75 0 siswa 8 siswa 13 siswa 28 siswa
proses pembelajaran adalah cukup aktif, dan rata-
% rata nilai hasil tes pemahaman materi adalah 57,50
ketuntasan 0% 25% 40,62% 87,50% dengan ketuntasan belajarnya 25%. Ini
menandakan bahwa pembelajaran dengan
menggunaakan model pembelajaran tipe Two Stay
Two Stray, belum berhasil sesuai harapan, karena
harapan ketuntasan belajar adalah ≥ 85%. Hal itu
dapat disebabkan karena siswa banyak yang belum
paham karena kurangnya siswa dalam
memperhatikan penjelasan guru, siswa tidak
mengikuti pembelajaran dengan baik seperti
mengobrol dan bercanda dengan temannya, siswa
tidak aktif berdiskusi dengan kelompoknya
mengenai permasalahan yang sedang dikerjakan,
guru tidak secara menyeluruh membimbing dan
mengontrol kegiatan kelompok, dan guru kurang
mengkondusifkan kelas. Oleh karena itu perlu ada
perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan
perbaikan yang merujuk kepada refleksi pada
siklus I.

Setelah dilakukan pembelajaran


Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Kelas menggunakan model pembelajaran tipe Two Stay
Two Stray pada siklus II ternyata presentase
keaktifan siswa meningkat namun tidak terlalu
signifikan pada siklus II yaitu sebesar 70,00%
dengan kriteria keaktifan siswa selama proses
pembelajaran adalah aktif, dan nilai rata-rata kelas
dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 83


Titisari Kusumajati Penerapan Model Pembelajaran ….

dibandingkan dengan siklus I namun masih belum dan meningkat kembali menjadi 80,31 dan
mencapai ketuntasan yang diharapkan yaitu ketuntasan belajar sebesar 87,5%.
dengan nilai rata-rata 64,38 dan ketuntasan belajar Saran
Setelah penulis melakukan penelitian
sebesar 40,62%. Hal ini disebabkan karena siswa
mengenai penerapan model pembelajaran
belum mengikuti pembelajaran secara keseluruhan, kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk
masih ada beberapa siswa yang tidak melakukan meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis
pembelajaran dengan baik disebabka kurangnya menyarankan:
ketegasan guru, guru terlalu dominan menjelaskan 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Two stay
materi sehingga siswa tidak mandiri dalam Two Stray dapat dijadikan alternatif model
menggali informasi, setelah dilakukan refleksi pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang meliputi aspek keaktifan
pada siklus II maka segera dilakukan perbaikan
dan pemahaman belajar siswa.
untuk siklus III. 2. Sebelum menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Two stay Two Stray sebaiknya
Pada siklus III didapat peningkatan pengajar memahami serta mengerti betul
presentase keaktifan siswa yaitu sebesar 90,37% mengenai model pembelajaran kooperatif tipe
dengan kriteria keaktifan siswa selama proses Two stay Two Stray sehingga akan
pembelajaran adalah sangat aktif dan nilai rata-rata memudahkan pelaksanaannya.
serta ketuntasan siswa juga meningkat dengan nilai
rata-rata 80,31 dan ketuntasan belajar sebesar
87,5%. Suasana belajar menjadi menyenangkan REFERENSI
karena siswa-siswa termotivasi, tertarik dan senang
1. Arif, B. 2009. Penerapan Pembelajaran
dalam diskusi kelompok dengan menggunakan Kooperatif Model Two Stay Two Stray
model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray, (TSTS) untuk Meningkatkan Aspek
karena tiap kelompok mempunyai kesempatan Kognitif dan Aspek Afktif Siswa Kelas
untuk membagikan hasil dan informasi dengan VII D SMP Negeri 1 Singosari. Skripsi.
kelompok lain. Analisis dan refleksi keseluruhan UNM.
siklus menunjukkan bahwa hasil kualitas
2. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
pembelajaran dapat dioptimalkan jika ada
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
dukungan dari berbagai aspek, selain model Jakarta: PT Rineka Cipta.
pembelajaran yang dipilih guru, kondisi siswa,
materi pelajaran, fasilitas sekolah dan yang lebih 3. __________. 2012. Penelitian Tindakan
penting adalah kesungguhan guru dalam mengajar. Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

KESIMPULAN DAN SARAN 4. __________. 2009. Dasar-dasar Evaluasi


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai 5. Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan
berikut : Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
1. Aspek keaktifan siswa dapat ditingkatkan
melalui penerapan model pembelajaran 6. Huda, M. 2012. Cooperative Learning.
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dengan rincian sebagai berikut: presentase
nilai rata-rata keaktifan siswa meningkat dari 7. Ismawati, N. 2011. Penerapan Model
41,25% dengan kriteria cukup aktif menjadi Pembelajaran Kooperatif Dengan
70,00% dengan kriteria aktif dan meningkat Pendekatan Struktural Two Stay Two
kembali menjadi 90,37% dengan kriteria Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar
sangat aktif. Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan
2. Aspek pemahaman materi siswa dapat Fisika Indonesia, Vol. 7 No. 1.
ditingkatkan melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two 8. Kanginan, M. 2007. Fisika untuk SMA
Stray (TSTS) dengan rincian sebagai berikut: Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
nilai rata-rata siswa meningkat dari 57,50
dengan ketuntasan belajarnya 25% menjadi 9. Kusumaningtyas, D. 2008. Materi Ajar
64,38 dengan ketuntasan belajarnya 40,62% Mata Kuliah Sejarah Fisika Tahun
Ajaran 2008/2009. Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 84
Titisari Kusumajati Penerapan Model Pembelajaran ….

23. Zulirfan. 2009. Hasil Belajar


10. Lie, A. 2002. Cooperatif Learning: Keterampilan Psikomotorik Fisika
Mempraktekkan Cooperatif Learning di Melalui Penerapan Model
Ruang-ruang. Jakarta: Gramedia.
Pembelajaran TPS dan TSTS pada
11. Mulyasa. 2011. Kurikulum Tingkat Siswa Kelas X MA Dar El Hikmah
Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Pekanbaru.
Rosdakarya.

12. Richard, Arend. 2008. Learning to Teach


buku dua edisi ke tujuh. Boston: mc graw
hill

13. Rifaldi, Muamar Agung. 2010.


Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two
Stay Two Stray (TSTS) untuk
Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek
Afektif Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 02
Junrejo, Kota Batu. Skripsi. UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.

14. Ruwanto, Bambang. 2005. Asas-Asas


Fisika 2A. Yogyakarta: Yudhistira.

15. _______________. 2003. Asas-Asas


Fisika IA. Yogyakarta: Yudhistira.

16. Samani, Muchlas. 2012. Konsep dan


Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Rosda.

17. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar


Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

18. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil


Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

19. Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian


Pendidikan: kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: Bumi Aksara.

20. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012.


Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosda

21. Sunawan. 2012. Penerapan Metode


Discovery dalam Pembelajaran Fisika
Pokok Bahasan Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana pada Siswa Kelas
XI Semester 1 SMAN 2 Palangkaraya
Tahun Ajaran 2011-2012. Skrips. STAIN
Palangkaraya.

22. Toifur, dkk.. 1999. Fisika Dasar I Untuk


Mahasiswa MIPA Farmasi dan Teknik.
Yogyakarta: Pusfit (Pusat Studi Fisika
Terapan UAD).

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 85


Veto Adywinata Implementasi Pendekatan Keterampilan….

Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses Terhadap


Pemecahan Masalah Dalam Fisika Dengan Metode Discovery

Veto Adywinata

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel: vetoadywinata@gmail.com

Intisari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendekatan ketrampilan proses dengan menggunakan
metode discovery untuk memecahkan masalah fisika siswa. Pemecahan masalah fisika pada siswa dilihat dari hasil
posttest atau hasil tes akhir siswa pada pokok materi hokum Hooke dan elastisitas. Control Group Design. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Jatinom, Klaten. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik Cluster sampling. Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data yakni dengan menggunakan metode angket dengan instrument lembar observasi
dan metode tes dengan instrument lembar tes. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Kovarian
(Anakova).Perhitungan analisis Kovarians (Anakova) diperoleh dari nilai tes kemampuan masalah fisika dari masing-
masing siswa yang diberi perlakuan selama proses pembelajaran fisika sedang berlangsung. Perlakuan yang dimaksud
berupa pendekatan proses dengan menggunakan metode guided discovery pada kelas eksperimen I dan pendekatan
ketrampilan proses dengan metode invitation discovery pada kelas eksperimen II. Dari perhitungan data tersebut
diperoleh nilai Fhitung = 29,144 lebih besar dari Ftabel = 4 dengan db = 1 pada taraf signifikansi. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen (experimental research) dengan bentuk pretest-posttest 5 % Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan dalam memecahkan masalah fisika siswa
melalui pendekatan ketrampilan proses dengan menggunakan metode guided discovery dibandingkan dengan metode
invitation discovery. Ternyata dengan menggunakan metode guided discovery lebih efektif digunakan untuk
ememcahkan masalah fisika siswa ditinjau dari keberhasilan produk berupa rerata skor akhir yang dicapai oleh siswa.
Pada kelompok eksperimen I rerata skor akhir yang diperoleh siswa lebih besar yakni 13,8 dan rerata skorakhir yang
diperoleh siswa pada kelompok eksperimen II sebesar 9,8.

Kata Kunci : Ketrampilan proses, guided discovery, invitation discovery, pemecahan masalah fisika
PENDAHULUAN Adapun pendekatan yang digunakan, perlu
kesiapan untuk melaksanakan kegiatan
Unsur yang terpenting dalam pembelajaran pembelajaran. Kesiapan belajar meliputi kesiapan
yang baik adalah siswa yang belajar, guru yang mental dan kesiapan pengalaman belajar sissswa.
mengajar, bahan pelajaran, hubungan antara guru Sebelum dimulai proses belajar mengajar,
dan siswa. Maka semua usaha guru harus sebaiknya guru mengetahui seberapa jauh kesiapan
diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa. Bila kesiapan siswa kurang dikhawatirkan
siswa mempunyai kemauan mempelajarinya secara masalah pada materi baru kurang berkembang,
sendiri.Guru diharapkan menguasai bahan yang akibatnya siswa hanya mampu memecahkan
diajarkan, mengerti keadaan siswa, sehingga dapat persoalan fisika yang sederhanasedangkan untuk
mengajar sesuai dengan keadaan dan perosoalan yang lebih kompleks kurang mampu
perkembangan siswa, dapat menyusun bahan dan bahkan tidak bisa.
sehingga mudah ditangkap siswa. Oleh karena itu penggunaan metode penemuan
Menurut Piaget, fisika dikelompokkan sebagai (discovery) dimana siswa dapat mengamati,
pengetahuan fisis, pengetahuan fisis terjadi karena mengukur, mengumpulkan data dan
abstraksi alam. Oleh karena fisika pengetahuan menyimpulkan. Apabila siswa belum pernah
fisis maka untuk memahami fisika dan mempunyai pengalaman belajar dengan kegiatan
mempelajari fisika, diperlukan kontak langsung penemuan (discovery), maka perlu bimbingan yang
dengan hal yang ingin diketahui. lebih luas dari gurunya yang selanjutnya disebut
Kurikulum yang saat ini berlangsung dengan penemuan terbimbing (Guided Discovery).
nampaknya sudah tidak lagi sesuai dengan tuntutan Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
jaman, perlu ada pemikiran baru yakni mengajak proses yang tidak mudah karena tidak sekedar
siswa untuk langsung ikut serta dalam menemukan menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan
sesuatu yang baru dan belum dipahami dengan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus
menekankan pada pendekatan ketrampilan proses. dilakukan terutama bila diinginkan hasil belajar
Pendekatan ketrampilan proses merupakan bentuk yang lebih baik. Oleh sebab itu maka penulis
pengajaran IPA secara umum dan fisika pada mengadakan penelitian dengan menerapkan
khususnya yang melibatkan siswa secara aktif. pendekatan ketrampilan proses dengan metode

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 86


Veto Adywinata Implementasi Pendekatan Keterampilan….

Discovery untuk mengetahui kemampuan Tabel 1 Desain Penelitian


pemecahan masalah fisika siswa. Kelas Pretest Treatment Postest
EksperimenI O1 X1 O2
TEORI EksperimenII O3 X2 O4

Jurnal yang ditulis Stewart Dickinson, 2004, Keterangan :


dengan judul “Discovery methods in Outdoor O1= Pretest kelompok eksperimen I
Education” menyatakan bahwa pembelajaran O2= Postest kelompok eksperimen I
dengan metode discovery melatih siswa untuk O3= Pretest kelompok eksperimen II
berfikir tentang apa dan bagaimana menyelesaikan O4= Postest kelompok eksperimen II
permasalahan yang ada dengan guru sebagai X1= Pendekatan ketrampilan proses dengan
pengarah. Dari referensi tersebut penulis metode Guided Discovery
melakukan penelitian eksperimen untuk X2= Pendekatan ketrampilan proses dengan
mengetahui pemecahan masalah fisika siswa metode Invitation Discovery
menggunakan pendekatan ketrampilan proses
dengan metode discovery. Secara sederhana Variabel penelitian yang digunakan dalam
metode discovery dapat diartikan sebagai cara penelitian ini antara lain : variabel independen,
penyajian pelajaran yang memberi kesempatan variabel dependen, variabel kontrol, variabel
kepada peserta didik untuk menemukan informasi sertaan.
dengan atau tanpa bantuan guru. Metode discovery teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
ada beberapa macam, namun penulis dalam adalah dengan menggunakan teknik Cluster
penelitian ini menggunakan metode Guided Sampling. Teknik ini menghendaki adanya
Discovery dan metode Invitation Discovery. kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel
Metode Guided Discovery (penemuan dengan berdasarkan atas kelompok yang ada dalam
bimbingan) dalam pola ini sebagian perencanaan populasi. Jadi, populasi sengaja dipandang
dibuat oleh guru, selain itu guru juga memberikan berkelompok kemudian kelompok tersebut
penjelasan yang luas kepada siswa. Invitation tercermin dalam sampel.
Discovery (penemuan dengan langkah penemuan Instrumen penelitian adalah alat yang
ilmiah) dalam pola ini siswa dilibatkan dalam digunakan pada waktu penelitian menggunakan
proses pemecahan masalah sebagaimana cara-cara sesuatu metode. Instrumen penelitian adalah alat
yang lazim diikuti oleh scientis. Ada beberapa atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
persyaratan yang perlu diperhatikan dalam mengumpulkan data agar pekerjaan dan hasilnya
menggunakan metode Discovery (penemuan), lebih baik, dalam arti lebih cermat, lebih lengkap
antara lain: motivasi siwa ditumbuhkan agar lebih lebih sistematis sehingga lebih mudah diolah,
menyenangkan, ada kebebasan berkarya dalam Instrumen yang digunakan penulis dalam
pemecahan masalah, guru terampil memilih penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni:
permasalahan dan tidak banyak ikut campur dalam Instrumen tindakan dan Instrumen pengumpulan
kegiatan siswa data, Instrumen tindakan adalah instrumen yang
digunakan selama proses pembelajaran fisika
berlangsung yang berupa metode Discovery
(penemuan). Instrumen pengumpulan data yang
EKSPERIMENTAL digunakan berupa lembar tes, lembar observasi dan
angket.
Instrumen yang baik harus mempunyai dua
Tempat penelitian di SMAN 1 jatinom, Klaten persyaratan yang penting yakni valid dan reliabel
Desain penelitian pretest posttest control group sebelum digunakan maka instrument tersebut harus
Jenis penelitian eksperimen. Penelitian ini diuji terlebih dahulu kevalidannya dengan
menggunakan dua kelas yang dipilih secara acak, menggunakan teknik product moment
yaitu kelas Eksperimen I dan Kelas Ekperimen II.
Yang menjadi kelas eksperimen I adalah kelas XI
IPA 3, sedangkan yang menjadi kelas eksperimen
II adalah kelas XI IPA 1. Selanjutnya , kelass
eksperimen I diberi perlakuan berupa pendekatan (1)
ketrampilan proses dengan menggunakan metode Keterangan :
Guided Discovery sedangkan kelas eksperimen II r xy = Indeks korelasi variabel X dan Y
medapat perlakuan berupa pendekatan ketrampilan X = Skor per Item semua jawaban
proses menggunakan Invitation Discovery. Secara Y = Skor total semua jawaban
skematis, desain tersebut dapat digambarkan N = Jumlah responden
sebagai berikut : Dalam penelitian ini instrumen dikatakan valid
apabila rxy≥0.32.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 87


Veto Adywinata Implementasi Pendekatan Keterampilan….

`Instrumen yang reliabel adalah instrumen Reliabilitas soal dihitung dengan menggunakan
apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur Spearmen-Brown dengan teknik belah dua dengan
objek yang sama, akan menghasilkan data yang taraf signifikansi 5% sebesar 0.6324 sehingga soal
sama. Pada penelitian ini penulis menggunakan tersebut memiliki tingkat keajegan yang tinggi,
rumus Spearmen-Brown . karena memiliki reliabilitas soal antara 0.600
(2) sampai dengan 0.799.
Berdasarkan hasil dan perhitungan tanggapan
siswa terhadap pendekatan ketrampilan proses
Keterangan : dengan metode Guided Discovery dari 29
r 11 = Reliabilitas Instrumen responden didapat hasil perhitungan rata-rata
Indeks korelasi antara dua belah sebesar 80 % dan untuk metode Invitation
Discovery yang didapat dari 30 responden didapat
Uji Normalitas data yang diperoleh peneliti hasil perhitungan rata-rata sebesar 57.2% hal ini
menggunakan rumus chi square, adapun rumusnya berarti tanggapan positif terhadap pendekatan
adalah sebagai berikut: ketrampilan proses dengan metode Guided
Discovery lebih besar dari metode Invitation
Discovery dalam proses pembelajaran.
(3) Uji Normalitas yang digunakan menggunakan
Keterangan: rumus Chi Kuadrat
X2=chi square/nilai normalitas
=Frekuensi observasi Tabel 3 Hasil Uji Normalitas.
Ei =Frekuensi ekspektasi Kelas Db X2hitung X2tabel Keterangan
Eksperimen I 5 2,14 11,07 X2hitung< X2tabel
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui Eksperimen II 5 2,07 11,07 X2hitung< X2tabel
apakah sampel yang digunakan berasal dari
populasi yang sama (homogen) atau tidak. Untuk Dari data diatas ditunjukkan X2hitung< X2tabel ,
menguji homogenitas digunakan uji varians yaitu : maka data dpat dikatakan normal.
uji Homogenitas Varians bertujuan untuk
(4) mengetahui apakah sampel yang digunakan berasal
dari populasi varians yang sama atau tidak.
Uji Anakova, merupakan kombinasi regresi
dengan analisis varians (anava). Adapun ringkasan
rumusnya sbb:
Tabel 2 Ringkasan rumus-rumus Anakova
Sumber Residu Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas
Variasi JK Db Rk Sumbe Fhitun Ftabe dk dk Ket
Antar K- r g l pembilan penyebu
JKA=JKT-JKd g t
(A) 1
Dalam N- X1-X2 1,78 1,85 28 29 H
(D) K- m
1
Total N- Dari table hasil uji homogenitas diatas
- menunjukkan Fhitung < Ftabel dengan taraf
(T) 2
signifikansi 5% maka data tersebut dapat dikatakan
varians yang sama atau homogeny.
(5)
Observasi dalam penelitian ini melibatkan 6
Keterangan : Observer, dengan metode Guided Discovery
JK = Jumlah Kuadrat sebagai kelas eksperimen I dan Invitation
JP = Jumlah Produk Discovery sebagai kelas eksperimen II .
Db = Derajat kebebasan
K = Jumlah Kelompok Tabel 5. hasil obsevasi ketrampilan proses.
N = Jumlah Sampel Ketrampilan Kelas Eks I Kelas Eks II
Proses 70,38% 68,23%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa kelas
Data skor analisis keshahihan butir validitas eksperimen I lebih tinggi dibandingkan kelas
soal dari peneliti adalah sebanyak 30 butir soal . eksperimen II.
jumlah butir yang gugur adalah 10 butir soal dan Untuk menguji adanya perbedaan kemampuan
yang sahih sebanyak 20 butir soal. memecahkan masalah fisika siswa antara kelas

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 88


Veto Adywinata Implementasi Pendekatan Keterampilan….

eksperimen I dengan kelas eksperimen II dilakukan


dengan melakukan control terhadap kemampuan
awal siswa maka dilakukan uji Anakova.

Tabel 6.ringkasan hasil uji Anakova


Sumber JKres Dbres MKres Fhitung Ftabel5%
Antar 212,193 1 212,193
Dalam 407,001 56 7,268 29,144 4
Total 619,194 57

Dari hasil analisis yang ditampilkan F hitung >


F table maka hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan dalam hal kemampuan memecahkan
masalah fisika menggunakan metode yang berbeda
.
KESIMPULAN.
Pendekatan ketrampilan proses dengan
menggunakan metode Discovery memberikan
sumbangan nilai sebesar F hitung=29,144>Ftabel =4,
dengan db=1 pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
ketrampilan proses dengan menggunakan metode
Discovery memberikan pengaruh terhadap
kemampuan memecahkan masalah fisika siswa.
Penerapan pendekatan ketrampilan proses
dengan metode Guided Discovery yang dilakukan
dengan observasi pada siswa, memberikan
prosentase sebesar 70,11%. Sedangan pendekatan
ketrampilan proses dengan metode Invitation
Discovery memberikan prosentase sebesar 68%.
Hal ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan
pendekatan ketrampilan proses dengan metode
Guided Discovery dapat terlaksana dengan lebih
baik apabila dibandingkan dengan pendekatan
ketrampilan proses dengan metode Invitation
Discovery
DAFTAR PUSTAKA
[1] Paul Suparno,Metodologi Pembelajaran Fisika,
Universitas Sanata Darma, Yogyakarta 2007 pp 2

[2] Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar


Mengajar,PT Remaja Rosda Karya Bandung
1993 pp 25

[3] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik, Rineke Cipta, Jakarta 2006
pp 130

[4] Sumaji Pendidikan Sains yang Humanis,


Kanisius, Yogyakarta 1998

[5] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang


mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta 2008

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 89


Ika Prasetya D Efektifitas Pembelajaran dengan….

Efektifitas Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontruktivistik Melalui Metode


Eksperimen Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Elastisitas
Dan Hukum Hooke Pada Siswa Madrasah Aliyah Mu’alimin Muhammadiyah
Yogyakarta Kelas XI Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011

Ika Prasetya Dewi

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel: ikaprasetyadewi@gmail.com

Intisari. Penelitian ini secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui kecenderungan prestasi belajar fisika pokok bahasan
elastisitas dan hukum hooke siswa kelas XI semester ganjil Madrasah Aliyah Mu‟alimin Muhammadiyah Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011 yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konstruktivistik melalui metode eksperimen
dan pendekatan konvensional. Dan secara komparatif untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar fisika pokok bahasan
elastisitas dan hukum hooke siswa kelas XI semester ganjil di Madrasah Aliyah Mu‟alimin Muhammadiyah Yogyakarta
antara yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivistik dan yang diajar menggunakan pendekatan konvensional.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA yang terdiri dari 3 kelas dan berjumlah 88 siswa.
Sampel diambil dengan teknik random sampling untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terpilih kelas XI
IPA 1 sebagai kelas ekaperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumen untuk mengukur kemampuan awal dan tes untuk mengukur prestasi belajar fisika pokok bahasan elastisitas dan
hukum hooke. Validitas butir soal diuji dengan korelasi product moment diperoleh hasil 18 sahih dan 2 butir soal gugur.
Reabilitas instrumen dengan KR-20. Teknik analisis data menggunakan uji t setelah dilakukan uji prasyarat analisis yang
meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varians. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa
kecenderungan prestasi belajar fisika pokok bahasan elastisitas dan hukum hooke pada siswa yang pembelajarannya diajar
dengan pendekatan Konstuktivistik termasuk kategori tinggi, sedangkan yang pembelajarannya diajar dengan pendekatan
konvensional termasuk kategori sedang. Secara komparatif ada perbedaan yang sangat signifikan terhadap prestasi belajar
fisika pokok bahasan elastisitas dan hukum hooke pada siswa kelas XI antara yang diajar dengan pendekatan
konstruktivistik melalui metode eksperimen dan yang diajar dengan pendekatan konvensional. Hasil rerata prestasi belajar
kelompok yang diajar dengan pendekatan konstruktivistik lebih tinggi dibandingkan hasil rerata prestasi kelompok yang
diajar dengan pendekatan konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivistik efektif
dalam pembelajaran fisika.
Kata kunci: Hukum Hooke, Pendekatan Konstruktivistik, Metode Eksperimen, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN “Kenyataan yang terjadi di lapangan, guru


cenderung dominan dalam mengajarkan konsep
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan atau materi pelajaran di kelas sehingga siswa
manusia semakin meningkat pula. Untuk semakin tergantung pada inisiatif guru” (Munjid
memenuhi kebutuhan tersebut, para ilmuwan Nur Alamsyah, 2003: 1). Semua kegiatan kelas
memajukan ilmu pengetahuan teknologi dan sains berpusat pada guru. Jika keadaan ini berlangsung
(IPTEKS). Setiap negara berusaha semaksimal dari hari ke hari, maka upaya peningkatan kualias
mungkin untuk meningkatkan IPTEKS bangsanya. pembelajaran terasa tidak mengalami pergeseran.
Tingkat penguasaan IPTEKS yang dicapai oleh Dalam situasi pembelajaran yang monoton, siswa
suatu bangsa biasanya dipakai sebagai tolak ukur merasa bosan dan pada akhirnya suasana
kemajuan bangsa itu. Seperti diketahui, dalam pembelajaran akan semakin menyiksa.
bidang IPTEK negara kita masih jauh tertinggal Kurikulum yang digunakan dalam
dengan negara-negara yang telah maju. Jelaslah pendidikan sekarang ini adalah Kurikulum Tingkat
bahwa sains (IPA) termasuk dalam mata pelajaran Satuan Pendidikan (KTSP) dimana siswa dituntut
yang harus ditekuni dan dikuasai oleh para untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
pemuda, karena sains adalah pondasi teknologi. Namun secara umum kegiatan belajar mengajar
Salah satu cara untuk menyiapkan para fisika berlangsung secara klasikal dengan kegiatan
calon pakar IPTEKS, yaitu pendidikan IPA harus yang bersifat informatif. Guru menggunakan
dibenahi dan ditangani secara serius sehingga metode ceramah yang lebih menekankan pada
banyak siswa merasa tertarik pada mata pelajaran komunikasi satu arah. Metode pembelajaran yang
IPA, khususnya dalam hal ini adalah mata digunakan guru untuk merangsang siswa aktif
pelajaran fisika, untuk kemudian menekuni dan dalam proses pembelajaran seperti demonstrasi,
menguasainya secara tuntas. diskusi, dan eksperimen jarang dilakukan. Selain

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 90


Ika Prasetya D Efektifitas Pembelajaran dengan….

itu guru juga jarang menggunakan media pengetahuan menjadi bermakna, mencari
pembelajaran untuk membantu siswa menemukan kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan
konsep fisika yang sedang dipelajari, seperti LKS. justifikasi. Pada situasi itu guru tidak akan bersikap
Penyampaian materi yang bersifat informatif menggurui, guru hanya sebagai fasilisator.
menyebabkan siswa kurang aktif dalam Aktivitas kelas akan berpusat pada siswa dimana
pengembangan ide-ide yang mereka miliki siswa akan cenderung mengajukan banyak
sehingga menimbulkan kejenuhan siswa ketika pertanyaan, melakukan eksperimen, membuat
mengikuti proses belajar fisika. Siswa lebih banyak analogi-analogi baru sampai pada membuat
mendengar, mencatat, dan memperhatikan guru kesimpulan sendiri.
sehingga keaktifan siswa tergantung pada guru Dalam rangka menerapkan Kurikulum
saja. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) perlu kiranya
berikut : dipikirkan model/metode pembelajaran yang
1. Tuntutan target kurikulum yang harus menyenangkan dan kegiatan belajar mengajar
dipenuhi, sedang waktu hanya cukup berpusat pada siswa. Eksperimen merupakan
untuk penyampaian materi secara sebuah metode pembelajaran yang menuntut siswa
informatif. untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam
2. Pembelajaran fisika dengan praktikum proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan
atau diskusi-diskusi memerlukan waktu seluas-luasnya untuk mengungkapkan perasaan
yang sangat lama, mulai dari persiapan dan hasil pemilihannya tanpa ada rasa tertekan
sampai pelaksanaannya sehingga guru sehingga diharapkan dapat menciptakan
merasa kerepotan untuk mempersiapkan pembelajaran yang produktif dan bermakna tanpa
secara matang. mengubah tatanan yang ada.
Dari hal tersebut di atas, kegiatan
pembelajaran IPA, khususnya fisika hendaknya
lebih diarahkan pada kegiatan yang mendorong METODE PENELITIAN
siswa belajar aktif, baik secara fisik, sosial maupun
secara psikis. Proses pembelajaran perlu dilakukan Penelitian dilakukan di Madrasah Aliayah
dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut Mua‟limin Muhammadiyah Yogyakarta yang
tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru beralamat di Jl. Letjend. S. Parman No.68
dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Quasi
Metode dan strategi belajar mengajar yang Experimental (experiment semu). Karena
kondusif untuk hal tersebut perlu dikembangkan. penelitian ini belum memenuhi persyaratan seperti
Untuk mempelajari konsep, digunakan pendekatan, cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah
metode, dan evaluasi yang tepat, sehingga proses mengikuti peraturan-peraturan tertentu. (Suharsimi
menjadi bermakna bagi siswa. Arikunto,1997:83).
Sebuah solusi yang bisa ditawarkan atas Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
masalah di atas yaitu dengan menyiapkan siswa yaitu: Variable bebas (A), yaitu metode mengajar:
yang adaptif. Hal ini menekankan pada A1 pendekatan mengajar konstruktivistik dengan
kemampuan siswa untuk menerapkan apa yang menggunakan model Eksperimen, A2 pendekatan
telah mereka pelajari pada situasi lain yang konvensional dan Variabel terikat (Y), yaitu
beragam dalam kehidupan sehari-hari. Menurut prestasi belajar fisika pokok bahasan Elastisitas
Vernon A.Magnesen sebagaimana yang dikutip dan Hukum Hooke.
oleh Gordon dan Jeanette (2000: 100), “hakikat Dalam penelitian ini desain yang digunakan
kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari adalah post-test.
apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, Tabel 1. Post-test
70% dari apa yang kita katakan dan 90% dari apa No Kelompok Tes Awal Tindakan Tes Akhir
yang kita katakan dan kita lakukan”. Oleh karena 1 Eksperimen T1 Xa T2
itu, kelas yang semula berpusat pada guru perlu 2 Kontrol T1 Xb T2
diubah menjadi kelas yang berpusat pada siswa
dan alternatif yang banyak ditemukan akhir-akhir Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ini adalah melalui pendekatan konstruktivistik. siswa kelas XI jurusan IPA Madrasah Aliyah
Kegiatan pembelajaran dengan Mua‟limin Muhammadiyah Yogyakarta Tahun
pendekatan konstruktivistik bukanlah kegiatan Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 3 kelas yang
yang memindahkan pengetahuan dari guru ke berjumlah 88 siswa. Teknik pengambilan sampel
siswa melainkan suatu kegiatan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster
memungkinkan siswa aktif dalam membangun Random Sampling. Secara acak terpilih kelas XI
pengetahuannya sendiri. Yang terpenting dalam IPA 1 yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas
pembelajaran konstruktivistik adalah siswa yang eksperimen dan kelas XI IPA 3 dengan jumlah 29
harus mendapat penekanan. Siswa dalam siswa sebagai kelas kontrol.
pembelajaran ikut berperan membentuk

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 91


Ika Prasetya D Efektifitas Pembelajaran dengan….

Teknik pengumpulan data yang dilakukan populasi berasal dari varians yang sama dan tidak
untuk menguji uji t kemampuan awal guna menunjukkan perbedaan yang signifikan satu sama
menguji kedua kelompok kelas yang akan diteliti lain. Untuk menguji homogenitas varians sampel
memiliki kemampuan awal yang sama adalah menggunakan uji Fisher atau uji F.
menggunakan data dokumentasi berupa nilai
ulangan umum kenaikan kelas. Sedangkan tes yang Tabel 3. Tabel hasil uji homogenitas varians
digunakan untuk mengukur hasil prestasi belajar Kelompok N Varians Fhitung p Keterangan
siswa berupa soal pilihan ganda dengan 5 alternatif X 29 24,310
1,072 0,428 Homogen
jawaban. Soal dikembangkan dengan Taksonomi Y 29 22,672
Bloom dengan penilaian dalam tes ini jika jawaban Keterangan:
X = Kelompok Eksperimen
benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi
Y = Kelompok Kontrol
skor nol (0).
Dari table di atas diperoleh nilai p>0,05, maka
varians kelompok tersebut homogen.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan
HASIL “Ada perbedaan prestasi belajar fisika antara yang
diajar dengan pendekatan kontruktivistik melalui
Penelitian ini diawali dengan melakukan metode eksperimen dan yang diajar dengan
tanya jawab pada guru bidang studi fisika dan menggunakan metode konvensional, dimana pada
beberapa siswa di Madrasah Aliyah Mu‟alimin kelompok yang diajar dengan pendekatan
Muhammadiyah Yogyakarta kelas XI semester kontruktivistik melalui metode eksperimen lebih
ganjil tahun ajaran 2010/2011. Setelah mengetahui efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan siswa”, maka disajikan hasil pengujian hipotesis
proses balajar mengajar yang menuntut keaktifan dengan menggunakan uji t pada table berikut ini:
siswa, maka peneliti dalam melaksanakan
penelitian guna meningkatkan prestasi hasil belajar Table 4. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t
siswa menggunakan pendekatan konstruktivistik Kelompok N Rerata SB thitung p Keterangan
melalui metode eksperimen. Proses belajar Eksperimen 29 13,103 4,931 Ada
perbedaan
mengajar ini dengan memanfaatkan alat-alat Kontrol 29 9,379 4,762
2,926 0,005
sangat
praktikum yang sudah ada di laboratorium fisika. signifikan
Proses pengumpulan data prestasi belajar Dengan melihat hasil table di atas selanjutnya
siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan jalan ditarik penilaian bahwa thitung bernilai 2,926 dan
pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. peluang galat 0,005. Selanjutnya nilai p signifikan
Perangkat pembelajaran dan instrument yang akan apabila harga p≤0,05 dan sangat signifikan jika
digunakan untuk mendapatkan hasil prestasi harga p≤0,01 maka hipotesis yang diajukan
belajar fisika dikonsultasikan terlebih dahulu pada diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
guru bidang studi fisika. Instument berupa Lembar ada perbedaan yang sangat signifikan pada prestasi
Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan belajar fisika. Karena disini terdapat perbedaan,
berdasarkan standar kompetensi yang ada dengan dimana hasil rerata kelompok eksperimen lebih
menetapkan materi pada pokok bahasan elastisitas besar, maka dapat disimpulkan bahwa mengajar
dan hukum hooke. dengan pendekatan kontruktivistik melalui metode
Data skor analisis kesahihan butir eksperimen sangat efektif untuk dilakukan..
validitas soal dari peneliti adalah sebanyak 20 butir
soal. Jumlah butir yang gugur ada 2 butir soal dan REFERENSI
jumlah butir soal yang sahih ada 18 butir soal.
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk 1. Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi
mengetahui apakah data yang digunakan peneliti Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
ini berdistribusi normal atau tidak. Harga Chi
Kuadrat hitung (ᵡ2). 2. Arif Al fatah. (2010). Fisika SMA XI. Yogyakarta:
Tabel 2. Tabel hasil uji normalitas sebaran Mata Elang Media
No Variabel db χ2hitung p Keterangan
Pendektan Konstruktivistik 3. Gordon dan Jeanette Vos. (2000). Revolusi Cara
1. 9 13,208 0,153 Normal
melalui metode eksperimen Belajar (The Learning Revolution): Belajar akan
2.
Metode konvensional
9 14,375 0,110 Normal Efektif kalau Anda dalam Keadaan “Fun” Bagian
(ceramah)
I: Keajaiban Pikiran. Bandung: Kaifa.
Dari tabel diatas ditunjukkan nilai p untuk 4. Moh. Surya. (1981). Pengantar Psikologi
keleompok eksperimen 0,153 dan kelompok Pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung
control 0,110 yang menyatakan bahwa sebaran
data tes prestasi belajar siswa berdistribusi normal. 5. Munjid Nur Alamsyah. (2003). Permasalahan yang
Uji homogenitas varians dilakukan untuk Dihadapi Guru dalam Upaya Meningkatkan
mengetahui apakah sampel yang diambil dari
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 92
Ika Prasetya D Efektifitas Pembelajaran dengan….

Kualitas Pembelajaran IPA di SMU. Yogyakarta: 14. Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian
UNY. (Edisi Revisi IV). Jakarta: PT Rineka Cipta.

6. Paul Suparno. (1997). Filsafat Konstruktivisme. 15. Suharsimi Arikunto. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi
Yogyakarta: Kanisius. Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
7. Ridwan. (2001). Pendekatan Konstruktivistik
Melalui Siklus Belajar Karplus untuk 16. Sumadi Suryabrata. (1983). Proses Belajar
Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Fisika Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi
(Laporan Penelitian). FMIPA UNY Yogyakarta. Offset.

8. Setyo Budiyono. (1999). Efektivitas Penggunaan 17. Sumadi Suryabrata. (2004). Psikologi Pendidikan.
Metode Eksperimen dan Model Mengajar Delik Jakarta: Raja Grafindo Persada.
(Dengar-Lihat-Kerja) dalam Pengajaran Fisika
Siswa SMU Muhammadiyah 4 Yogyakarta Kelas II 18. Syaiful Bahri D dan Aswan Zain. (1996). Strategi
Tahun Ajaran 1998/1999 (Laporan Penelitian). FP Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
MIPA IKIP Yogyakarta.
19. Winkel W.S. (2007). Psikologi Pengajaran.
9. Slameto. (2001). Belajar dan faktor-faktor yang Jakarta: Gramedia.
mempengaruhi. Jakarta: PT Rajawali
20. Yamidah. (2006). Penerapan Pendekatan
10. Sri Rumini, dkk. (1993). Psikologi Pendidikan. Konstruktivistik melalui metode learning cycle
Yogyakarta: FIP UNY. (siklus III) untuk meningkatkan penguasaan konsep
11. Sudirman, dkk. (1987). Ilmu Pendidikan. Bandung: fisika pokok bahasan Suhu dan Kalor pada kelas
Remaja Rosdakarya. XA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran
12. Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. 2004/2005 (Laporan Penelitian). FMIPA UNY
Bandung: CV Alfabeta. Yogyakarta.
13. Sugiyono. (2005). Statistik Untuk penelitian.
Bandung: CV Alfabeta

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 93


Ika Prasetya D Efektifitas Pembelajaran dengan….

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 94


Fadiyah Suryani Peningkatan Prestasi Siswa….

Peningkatan Prestasi Siswa Dalam Proses Belajar Fisika Pada Konsep Fluida Statis
Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray (TS – TS) Bervariasi
Demonstrasi Di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012 – 2013

Fadiyah Suryani

Guru SMA Negeri 5 Yogyakarta


Surel: fadiyah.suryani@yahoo.com

Intisari - Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar fisika konsep fluida statis pada siswa kelas XI IPA SMA
N 5 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray (TS-TS)
bervariasi demonstrasi. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI IPA2 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak 2 siklus, dimana setiap siklus meliputi empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan (obsservasi) dan refleksi. Siklus 1 Peneliti melakukan demonstrasi pada materi tekanan
kemudian siswa berdiskusi sesuai dengan kelompok dan sharing antar kelompok. Dua siswa bertamu (stray) ke kelompok
lain dan 2 siswa tetap(stay) berada di kelompok untuk menerima kedatangan dari kelompok lain.Beberapa kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok dan hasil sharing dengan kelompok lain. Dari hasil tes pada siklus 1 menunjukkan
hasil yang belum memuaskan karena ada 15 siswa yang belum tuntas dan kurangnya partisipasi siswa dalam belajar
kelompok dan kurang tertib ketika pelaksanaan sharing antar kelompok. Maka diadakan siklus 2 dengan materi hukum
Archimedes, teknik pelaksanaan sama seperti siklus 1, siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam kelompok dan
pelaksanaan setiap kegiatan pembelajaran berlangsung lebih tertib, siswa tampak termotivasi dalam belaja, hal ini tampak
pada saat siswa berdiskusi.. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model two stay two stray
bervariasi demonstrasi dapat meningkatkan prestasi siswa. Tiap siklus ada peningkatan hasil belajar, yaitu siklus 1
presentasi ketuntasan42% , siklus 2 presentase ketuntasan 83% sehingga ada kenaikan hasil belajar sebesar 41%.

Kata Kunci : prestasi siswa, proses belajar fisika, konsep fluida pembelajaran two stay two stray, demonstrasi

PENDAHULUAN dikuasai. Semakin mantap pemahaman terhadap


materi yang dipelajari.
Mata pelajaran fisika merupakan salah satu Suherman (2003: 259)[ 1] ]mengemukakan
mata pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa. bahwa model pembelajaran kooperatif dapat
Ditemukan data bahwa sebagian besar siswa membantu para siswa dalam meningkatkan sikap
memiliki minat dan kemampuan yang rendah positif siswa dalam belajar dan dapat mengurangi
dalam menguasai konsep pembelajaran. Hal ini bahkan menghilangkan rasa cemas yang banyak
dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada tahun dialami oleh siswa.
2011/2012 pada konsep fluida persentase
ketuntasan hanya 55%. Berdasarkan pengalaman Ada beberapa tipe Model Pembelajaran
guru mengajar, ternyata hasil ulangan cenderung Kooperatif, salah satunya adalah Two Stay-Two
memperoleh nilai yang rendah, terbukti pada hasil Stray (TS-TS) atau Dua Tinggal-Dua Bertamu.
nilai ulangan harian siswa yang mendapat nilai Berbeda dengan tipe yang lain, struktur Model
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
Wawancara dengan siswa, ternyata sebagian besar memberi kesempatan kepada siswa untuk
siswa malas belajar dan belum maksimal belajar menyampaikan hasil kerja atau informasi dengan
fisika, karena menganggap fisika identik dengan kelompok lain (Lie, 2004: 61) [2]. Diduga, dengan
banyak rumus. adanya sharing pendapat antarkelompok dapat
membiasakan siswa untuk saling menghargai
Belajar fisika sebenarnya lebih pendapat orang lain dan belajar mengemukakan
menekankan penalaran dan pemahaman konsep pendapat kepada orang lain. Hal tersebut terjadi
melalui pembelajaran. karena tugas kelompok dalam sharing pendapat
Belajar fisika dapat membuat siswa kreatif dan tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya
dapat memecahkan masalah. Tanpa adanya rasa kerja sama yang baik dari setiap anggota
keingintahuan yang kuat atau motivasi tinggi hal kelompok.
tersebut tidak dapat tercapai. Siswa harus dibiasakan untuk berani
Dengan adanya variasi metode bertanya dan menyampaikan pendapat, sehingga
pembelajaran di kelas diharapkan ada peningkatan diharapkan proses pembelajaran fisika lebih
kualitas pembelajaran. Siswa semakin termotivasi bermakna. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
dalam belajar, daya kreativitas akan semakin menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
meningkat, semakin positif sikap siswa, semakin Two Stay-Two Stray sebagai upaya meningkatkan
bertambah jenis pengetahuan dan ketrampilan yang hasil prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 5 Yogyakarta dalam pelajaran fisika dengan

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 95


Fadiyah Suryani Peningkatan Prestasi Siswa….

menambah variasi dari model ini yaitu demonstrasi pendapat antarkelompok, dan (3) tahap
sehingga siswa dalam berdiskusi lebih bermakna pelaporan kelompok. Langkah (a)
karena yang di diskusikan sesuatu yang telah merupakan tahap kerja kelompok, langkah
mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. nomor (b) dan (c) merupakan tahap sharing
Penelitian ini dilaksanakan untuk tujuan pendapat antarkelompok, sedangkan langkah
nomor (d) dan (e) merupakan tahap pelaporan
a. Meningkatkan prestasi hasil belajar fisika kelompok.
siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Dalam kelas kooperatif, para siswa
Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 diharapkan dapat saling membantu, saling
melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
Two Stay-Two Stray bervariasi demonstrasi; mengasah pengetahuan yang mereka kuasai
b. Mengetahui respon siswa kelas XI IPA 1 saat itu dan menutup kesenjangan dalam
SMA Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran pemahaman masing-masing (Slavin, 2009 :
2011/2012 terhadap pelaksanaan 4)[3]
pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe
Two Stay-Two Stray bervariasi demonstrasi D. Demonstrasi
KAJIAN PUSTAKA Tujuan penggunaan metode demonstrasi
yaitu: mengajarkan suatu proses atau prosedur
A. Prestasi belajar yang harus dimiliki peserta didik,
Prestasi belajar siswa adalah gambaran menkonkritkan informasi
kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil atau penjelasan kepada peserta didik dan
penilaian proses belajar siswa dalam mencapai mengembangkan kemampuan pengamatan
tujuan pengajaran. Prestasi belajar berupa pandangan dan penglihatan para peserta didik
adanya perubahan sikap dan tingkah laku secara bersama-sama. Berdasarkan pernyataan
setelah menerima pelajaran atau setelah di atas, tujuan digunakannya metode
mempelajari sesuatu. demonstrasi dalam sustu pembelajaran adalah :
Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 (a) mengajarkan proses atau prosedur, (b)
aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. mengkonkritkan informasi, (c)
Dalam penelitian ini aspek yang ditinjau adalah mengembangkan kemampuan melihat melalui
kognitif yang meliputi pengetahuan, pengamatan
pemahaman dan penerapan.
E. Konsep fluida
B. Pengertian pembelajaran
Konsep fluida merupakan salah satu
Proses pembelajaran berbeda dengan proses
konsep yang terintegrasi dalam mekanika,
belajar. Proses belajar bersifat internal dan unik
diajarkan pada siswa SMA kelas XI IPA
dalam diri individu siswa, sedangkan
semester II.
pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja
Fluida adalah zat yang dapat mengalir
direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
dan memberikan sedikit hambatan terhadap
Pembelajaran pada hakikatnya untuk
perubahan bentuk ketika ditekan. Yang
mengembangkan aktivitas dan kreativitas
termasuk fluida adalah zat cair dan gas . Fluida
peserta didik melalui berbagai interaksi dan
dibagi atas dua studi yaitu fluida statis
pengalaman belajar.
(hidrostatis) mempelajari tentang fluida tak
C. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- bergerak (diam) dan fluida dinamis
Two Stray (hidrodinamis) mempelajari tentang fluida
Two Stay-Two Stray (TS-TS) atau Dua bergerak (mengalir) (Kanginan , 2004 : 149)[4]
Tinggal-Dua Bertamu merupakan salah satu Penerapan fluida statis dalam percobaan
tipe model pembelajaran kooperatif yang fisika sehari-hari adalah penerapan hukum
dikembangkan oleh Kagan (1992). Model Pascal, hukum Archimedes,dan persamaan
pembelajaran ini merupakan pembelajaran hidrostatis.
kooperatif dengan kelompok berempat, yaitu
kelompok yang terdiri dari empat siswa. METODE PENELITIAN
Beberapa kelebihan kelompok berempat (Lie,
2004: 47)[2] antara lain siswa mudah dipecah A. Jenis Penelitian
menjadi berpasangan, lebih banyak ide yang Penelitian ini menggunakan rancangan
muncul dan tugas yang bisa diselesaikan penelitian tindakan yang terfokus dalam
daripada kelompok berpasangan atau bertiga. kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa
Model Kooperatif tipe Two Stay-Two Penelitian Tindakan Kelas.
Stray terdiri dari tiga tahap utama, yaitu (1)
tahap kerja kelompok,(2) tahap sharing

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 96


Fadiyah Suryani Peningkatan Prestasi Siswa….

B. Desain Penelitian PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) model spiral yang dikembangkan oleh 1. Berdasarkan hasil angket respon siswa
Kemmis dan Taggart (1988). (Robin terhadap pelaksanaan pembelajaran Model
McTaggart, 1993: 31)[5] Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray , dapat
Model tersebut dapat digambarkan dilihat presentase skor tiap indikator pada
sebagai berikut: tabel 1.
Menurut model spiral dari Kemmis dan Tabel 1. Hasil Angket Respon Siswa terhadap
Taggart, penelitian tindakan kelas dilaksanakan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model
dalam 4 tahap dalam setiap siklus, yaitu tahap Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two
perencanaan (plan), tahap tindakan (act), tahap Stray
pengamatan (observe), dan tahap refleksi No. Aspek Persentase Kualifikasi
(reflect).
82 % Tinggi
1) Siklus I 1. Belajar kelompok
a. Perencanaan Kerja sama dalam 87 % Tinggi
Menyusunan Rencana Pelaksanaan 2.
kelompok
Pembelajaran (RPP), Lembar Diskusi Siswa Sharing pendapat 85 % Tinggi
3.
(LDS), kartu sharing pendapat antar-kelompok
antarkelompok, lembar observasi Keseluruhan
82 % Tinggi
pelaksanaan pembelajaran, angket motivasi 4. proses
belajar Fisika siswa, angket respon siswa pembelajaran
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan 84 % Tinggi
Rata-Rata
Model Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
bervariasi demonstrasi, soal tes,
pembentukan kelompok belajar siswa, dan
menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan
dalam demonstrasi.
b. Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini yaitu
berupa penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
bervariasi demonstrasi. Adapun secara garis
besar, tahap-tahap pelaksanaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-
Two Stray bervariasi demonstrasi, yaitu: (1)
demonstarasi alat, (2) tahap kerja Gambar 1. Grafik hasil tes siklus 1 dan siklus 2
kelompok, (3) sharing pendapat antar
kelompok, (4) pelaporan kelompok. 2. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
c. Observasi dengan Model Kooperatif tipe Two Stay Two
d. Refleksi Stray
2) Siklus II Penelitian tindakan kelas ini
Secara garis besar, tahap-tahap dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat
pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I. kali pertemuan (6 jam pelajaran), yaitu siklus
Namun, perencanaan tindakan pada siklus II I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (3
didasarkan pada hasil refleksi pelaksanaan jam pelajaran) dan siklus II dilaksanakan
siklus I. dalam dua kali pertemuan (3 jam pelajaran).
Pada setiap siklus, guru sudah berusaha
C. Instrumen Penelitian menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Tipe Two Stay-Two Stray bervariasi
yaitu (1) lembar obesrvasi pelaksanaan demonstrasi dengan baik. Secara umum,
pembelajaran, (2) angket respon siswa, (3) soal pelaksanaan pembelajaran berlangsung
tes akhir siklus, (4) dokumen pembelajaran. dengan lancar walaupun terdapat beberapa
D. Teknik Analisis Data kendala yang menjadi keterbatasan peneliti.
Reduksi data, deskriptif, kuantitatif dan Pada pertemuan I siklus I, siswa masih
triangulasi data merasa bingung dalam melaksanakan
. pembelajaran dengan
a. Kerja kelompok

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 97


Fadiyah Suryani Peningkatan Prestasi Siswa….

Secara umum, kerja sama kelompok Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan
belajar siswa pada setiap siklus berlangsung pada akhir siklus I dan II, dapat dilihat
dengan baik. Para siswa dapat saling persentase ketuntasan hasil belajar siswa ,
membantu dan bekerja sama dengan baik pada siklus 1 terdapat 42 % siswa yang tuntas
dalam kelompok. Para siswa juga ulet dalam dan pada siklus II 83% siswa yang tuntas.
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan,
yaitu dengan bertanya kepada guru atau B. Pembahasan
teman bila mengalami kesulitan, berdiskusi Selama pelaksanaan tindakan pada setiap
dengan serius, mencari informasi tambahan siklus, peneliti sudah menerapkan Model
dari buku-buku fisika, bahkan ada beberapa Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
kelompok yang berinisiatif untuk melakukan bervariasi demonstrasi dengan baik. Secara umum,
peragaan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan
mengenai kasus yang dihadapi. lancar walaupun terdapat beberapa kendala yang
Pada siklus I pertemuan I, diskusi menjadi keterbatasan peneliti. Pelaksanaan
siswa dalam kelompok berlangsung cukup pembelajaran dengan Model Pembelajaran
baik. Namun, rata-rata hanya satu atau dua Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray bervariasi
siswa yang aktif berpendapat dalam demonstrasi pada siklus I mengalami beberapa
kelompok, sisanya masih pasif dalam kendala, yaitu kurangnya partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapatnya. Diskusi belajar kelompok dan kurang tertibnya
kelompok pada pertemuan II berlangsung pelaksanaan sharing pendapat antar-kelompok. Hal
lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. tersebut terjadi karena masih barunya Model
Keterlibatan siswa semakin terlihat pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
siklus II. Para siswa terlihat antusias dalam bervariasi demonstrasi bagi siswa.
berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan. Bahkan ada beberapa Pada tahap kerja kelompok, pada umumnya
kelompok yang berinisiatif untuk bekerja kerja sama kelompok belajar siswa pada setiap
sama melakukan peragaan untuk siklus berlangsung dengan baik. Para siswa dapat
mendapatkan gambaran mengenai kasus yang saling membantu dan bekerja sama dengan baik
dihadapi. dalam kelompok. Para siswa juga ulet dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, yaitu
b. Sharing pendapat antar-kelompok dengan bertanya kepada guru atau teman bila
Sharing pendapat antarkelompok pada mengalami kesulitan, berdiskusi dengan serius,
setiap siklus berlangsung dengan baik. Para mencari informasi tambahan dari buku-buku fisika,
siswa dapat menjalankan perannya masing- bahkan ada beberapa kelompok yang berinisiatif
masing dengan baik. Masalah yang peneliti untuk melakukan peragaan untuk mendapatkan
temukan dalam proses sharing pendapat pada gambaran mengenai kasus yang dihadapi. Diskusi
siklus I pertemuan I adalah ada beberapa kelompok pada siklus I berlangsung cukup baik.
“siswa tamu” kurang tertib dalam berkunjung Beberapa siswa yang pada pertemuan I cenderung
(tidak mematuhi rute kunjungan). Hal pasif mulai menjadi aktif dalam berdiskusi pada
tersebut berdampak ada kelompok yang pertemuan-pertemuan berikutnya. Keterlibatan
mengalami kekosongan (kekurangan “siswa siswa semakin terlihat pada siklus II. Para siswa
tamu”). dapat menjalankan perannya masing-masing
Pada siklus I pertemuan II, “siswa tamu” dengan baik. Masalah yang peneliti temukan dalam
dapat mematuhi rute kunjungan yang telah proses sharing pendapat pada siklus I adalah
ditentukan. Namun, pada awal proses sharing kurang disiplinnya siswa dalam berkunjung
pendapat ini ada “siswa tamu” yang terlambat sehingga proses sharing pendapat berlangsung
berkunjung karena lalai belum selesai kurang tertib. Namun demikian, proses sharing
menuliskan jawaban kelompok pada kartu pendapat pada siklus II dapat berlangsung lebih
sehingga siswa terlihat berjejal pada satu tertib daripada sebelumnya, walaupun masih ada
tempat karena “siswa tamu” dari kelompok kelompok yang berlebih “siswa tamu” akibat
lain telah datang. Hal tersebut menyebabkan perbedaan kecepatan dalam sharing yang tidak
proses kunjungan menjadi kurang tertib. dapat dihindari. Tahap selanjutnya yaitu tahap
Proses sharing pendapat pada siklus II pelaporan kelompok berlangsung dengan baik pada
berlangsung dengan lebih tertib daripada setiap siklus dan tidak mengalami kendala apapun.
sebelumnya. Para siswa dapat berdiskusi dan menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
c. Pelaporan kelompok
Tahap pelaporan kelompok pada setiap Pelaksanaan pembelajaran fisika dengan
pertemuan berlangsung dengan baik. Para Model Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
siswa dapat berdiskusi dan menyelesaikan bervariasi demostrasi direspon positif oleh siswa.
tugasnya dengan baik. Hasil tes akhir siklus
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 98
Fadiyah Suryani Peningkatan Prestasi Siswa….

Berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap REFERENSI


pelaksanaan pembelajaran dengan Model
Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray, diketahui 1. Suherman Erman. 2003. Common Text Book (Edisi
rata-rata persentase skor dari aspek-aspek Revisi), Strategi Pembelajaran Matematika
pembelajaran berada dalam kategori tinggi, yaitu Kontemporer. Bandung: JICA
sebesar 84%. 2. Lie Anita. 2004. Cooperative Learning,
Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-
Adapun ketuntasan hasil belajar siswa Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo
ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal SMA 3. Slavin Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori
Negeri 5 Yogtakarta yaitu sebesar 75. Berdasarkan Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media
hasil tes akhir siklus, diketahui bahwa banyaknya 4. Kanginan Marthen. 2004. Fisika 2B untuk SMA kela
XI. Jakarta: Erlangga
siswa yang tuntas dalam belajar fisika mengalami
5. Mc. Taggart, Robin, 1991, “Action Reserch: A Short
peningkatan yang cukup besar pada siklus II Modern History, Victoria:Deakin University Press.
dibanding siklus I, yaitu dari 42 % pada siklus I
menjadi 83 % pada siklus II dari 36 siswa yang ada
di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta tahun
pelajaran 2012/2013.

Selain itu, adanya respon positif siswa


terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan Model
Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray bervariasi
demonstrasi dan peningkatan persentase ketuntasan
hasil belajar siswa mengindikasikan bahwa Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
juga telah mendukung proses belajar fisika siswa
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Terdapat dua macam faktor yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa, yaitu faktor dalam
(internal) dan faktor luar (eksternal). Dalam hal ini
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-
Two Stray berperan sebagai faktor eksternal,
sedangkan motivasi belajar merupakan faktor
internal.

Meningkatnya presentase ketuntasan hasil


belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5
Yogyakarta, dari siklus I ke siklus II merupakan
indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Hasil
penelitian yang telah diperoleh menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan tersebut telah
terpenuhi sehingga siklus III tidak diperlukan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-


Two Stray bervariasi demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Ini
dibuktikan pada siklus 1 presentase ketuntasan
42 % sedangkan pada siklus 2 presentase
ketuntasan 83%.
2. Berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-
Two Stray bervariasi demonstrasi diperoleh
hasil dengan kualifikasi tinggi dengan
presentase 84 %, sehingga pembelajaran ini
dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 99


Nunik Sri R. Penerapan Model Pembelajaran….

Penerapan Model Pembelajaran Everyone Is Teacher Materi


Listrik Statik Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA SMAN 8 Yogyakarta

Nunik Sri Ritasari*, Supriyana dan Ahmad Hinduan

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
*
Surel : nsritasari@gmail.com

Intisari - Proses pembelajaran fisika di kelas XII IPA SMAN 8 Yogyakarta menunjukkan kurang dari 65% siswa berada
dibawah KKM. Siswa agar terlibat aktif dan mendapat prestasi belajar diatas KKM terutama materi listrik statis maka
guru dituntut untuk menguasai materi dan menggunakan berbagai metode pembelajaran. Metode pembelajaran Everyone is
Teacher adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dimana siswa yang
mendapat nilai tertinggi atau memiliki kemampuan yang tinggi dalam setiap kelas untuk memberikan penjelasan kepada
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau yang memiliki kemampuan rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatkan prestasi belajar siswa materi listrik statis pada pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran
everyone is teacher dikelas XII IPA SMAN 8 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII IPA SMAN 8 Yogyakarta
yang berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulkan data yang digunakan meliputi observasi dan tes hasil belajar pada akhir
siklus. Untuk analisis data digunakan teknik analisis kualitatif yang terdiri dari penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Everyone is Teacher dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa melalui pembelajaran fisika. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat melalui hasil tes setiap siklus dan
observasi materi listrik statis. Rata-rata nilai persentase capaian hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 54,33%, pada
siklus I sebesar 76,46%, dan pada siklus II sebesar 81,95%. Rata-rata nilai persentase capaian setiap indikator dari
observasi partisipasi siswa pada pra siklus adalah 43,90%, pada siklus I sebesar 62,93% dan pada siklus II sebesar
78,05%. Dengan demikian model pembelajaran Everyone is Teacher dapat digunakan sebagai alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa materi listrik statis pada pembelajaran fisika di kelas XII IPA SMAN 8 Yogyakarta

Kata kunci: Listrik statis, model pembelajaran Everyone is teacher, hasil belajar

PENDAHULUAN penguasaan konsep fisika seluruh permasalahan


Pendidikan mempunyai peranan yang sangat fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan
penting dalam menentukan perkembangan dan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari
pembangunan bangsa dan Negara, Kemajuan suatu maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-
bangsa bergantung pada bagaimana bangsa soal fisika di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa
tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan tetapi
sumber daya manusia dalam hal ini berkaitan erat lebih menuntut pemahaman konsep bahkan
dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada aplikasi konsep. Contoh materi listrik statis
anggota masyarakat terutama peserta didik. merupakan materi yang banyak sekali ditemukan
Fisika merupakan salah satu ilmu sains yang pada lingkungan sekitar siswa contohnya
biasanya dipelajari melalui pendekatan secara bagaimana terjadinya listrik statis melalui proses
matematis sehingga seringkali ditakuti dan menjadi penggosokan, cara memperoleh muatan listrik
momok dan memiliki kecenderungan tidak disukai melalui induksi dan konduksi, mendeteksi muatan
oleh anak-anak. Biasanya anak yang memiliki melalui percobaan elektroskop, pengosongan
kecerdasan logical matematika cenderung muatan listrik dan proses terjadinya petir,
menyukai fisika, karena ilmu sains tersebut saling pengosongan muatan listrik tanpa menimbulkan
erat hubungannya. Belajar fisika bukan hanya kerusakan dengan menggunakan penangkal petir,
sekedar tahu matematika, tetapi bagaimana peserta hukum Coulomb dan kuat medan listrik, serta
didik mampu memahami konsep yang terkandung penerapannya dalam perhitungan (Susanto,2005).
di dalamnya, menuliskannya ke dalam parameter Materi tersebut merupakan materi yang sering
atau simbol fisis, memahami permasalahan serta ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
menyelesaikannya secara matematis. Dalam akan lebih mudah kalau siswa dapat memahami
pembelajaran fisika pemahaman konsep konsep bukan sekedar hafalan saja. Materi listrik
merupakan syarat mutlak dalam mencapai statis merupakan sebagai dasar dalam mempelajari
keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan materi listrik berikutnya. Sehingga apabila materi

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 100


Nunik Sri R. Penerapan Model Pembelajaran….

listrik statis tidak faham konsep maka materi aktivitas belajar dan komunikasi di antara siswa
selanjutya tidak faham juga. adalah strategi pembelajaran everyone is a teacher
Menurut Duxes (1996:4) dalam proses tersebut pada materi listrik statis pada pembelajaran fisika.
ditemukan sejumlah aturan atau hukum-hukum di Everyone is a teacher adalah strategi
alam yang dapat menerangkan gejala alam tersebut pembelajaran yang sangat tepat untuk
secara logis dan rasional. Berdasarkan hal tersebut mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan
maka peserta didik diharapkan mampu menguasai dan secara individual. Strategi ini memberi
pelajaran fisika tidak hanya menghafal namun kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
konsep gejala fisika yang terjadi. berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.
Menurut Bloom dalam (Nana Sudjana, 1995) Strategi ini juga membuat peserta didik yang
kemampuan pemahaman konsep adalah hal penting selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam
dalam kemampuan intelektual yang selalu pembelajaran secara aktif.
ditekankan di sekolah dan Perguruan Tinggi. Melalui strategi pembelajaran everyone is a
Kemampuan pemahaman konsep suatu materi teacher siswa dapat berpartisipasi aktif dengan
subjek merupakan hal terpenting dalam membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan dan
pengembangan intelektual. menjelaskan di depan kelas, serta memberi
Berdasarkan observasi awal dikelas XII SMAN tanggapan terhadap jawaban dari siswa lain.
8 Yogyakarta dalam proses pembelajaran terutama Strategi ini mendorong siswa untuk bertanya,
materi listrik statis banyak siswa yang belum aktif mengikutsertakan semua siswa dalam
dan pasif dalam kegiatan belajar sehingga hasil mengungkapkan gagasan dan menilai gagasan
belajar yang diperoleh dari tahun ketahun banyak yang diungkapkan sesama siswa. Aktivitas siswa
yang masih dibawah KKM sehingga sering dalam pembelajaran yang dapat ditingkatkan
mengalami remidial. Kebanyakan lebih dari 60% melalui penerapan strategi everyone is a teacher
siswa hanya mengahafal materi yang diberikan adalah aktivitas melihat, berbicara, mendengarkan,
guru sehingga apabila diberi rumus dan menulis, menggambar, mental, dan aktivitas
permasalahan yang berbeda siswa merasa emosional. Bila siswa aktif dalam proses
kesulitan. Hasil observasi awal pada kegiatan pembelajaran akan memungkinkan hasil belajar
pembelajaran sebanyak rata-rata 19 siswa dari 30 siswa meningkat. Menurut Rohani (2004:178)
(63%) tidak tuntas. Padahal materi lain biasanya Hasil belajar adalah umpan balik dari apa yang
jauh lebih tinggi prosentase diatas 70% telah dilakukan dalam proses pembelajaran.
kelulusannya. Hal tersebut yang menjadi Sejalan dengan pendapat di atas Anni (2004:4)
permasalahan mengapa hanya pada materi listrik menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
statis tidak semua siswa dapat menguasai materi perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami
tersebut. Berdasarkan tersebut maka timbul aktivitas belajar. Jadi hasil belajar berkaitan
beberapa pertanyaan, apakah kualitas pembelajaran dengan proses dan aktivitas belajar siswa di dalam
dikelas kurang tepat dalam menggunakan materi pembelajaran.
tersebut sehingga siswa sulit untuk memahami Melalui penerapan pembelajaran everyone is
konsep listrik statis. teacher setiap siswa dapat menjadi seorang guru
Belajar merupakan serangkaian aktivitas yang pada konsep Listrik statis ini, diharapkan dapat
dilakukan siswa yang akan menghasilkan merespon keluhan akan rendahnya pemahaman
perubahan tingkah laku dan kemampuan berpikir. konseptual siswa. Maka penelitian ini bertujuan:
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa materi
Aktivitas belajar merupakan komponen yang harus listrik statis pada pembelajaran fisika dengan
ada dalam proses pembelajaran, sehingga berperan penerapan model pembelajaran everyone is teacher
terhadap perubahan perilaku siswa (Sardiman, dikelas XII IPA SMAN 8 Yogyakarta. Dimana
2007:101). Aktivitas belajar dapat berupa interaksi setiap siswa berperan menjadi seorang guru
yang terjadi dalam proses pembelajaran, baik yang didalam proses pembelajaran dikelas.
terjadi antara pendidik dengan peserta didik
maupun antar peserta didik. Aktivitas belajar yang
rendah dapat menghambat proses perubahan METODE PENELITIAN
perilaku siswa, sedangkan aktivitas belajar yang Subjek penelitian adalah siswa kelas XII
tinggi dapat membantu proses pencapaian SMAN 8 Yogyakarta, variabel peneltian adalah
perubahan perilaku siswa. metode everone is teacher sebagai variabel bebas,
Maka dari itu guru sebagai motivator variabel terikat adalah prestasi belajar siswa.
komunikator, fasilitator, model, evaluator, sumber Tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan
belajar dan administrator dalam belajar dikelas tes dan pengumpulan observasi partisipasi siswa
dituntut untuk kreatif dalam menentukan model pada tiap siklus.
atau metode yang tepat dalam kegiatan Penelitian yang digunakan dengan
pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran menggunakan metode penelitian tindakan kelas
yang dapat digunakan untuk meningkatkan (PTK) dengan tahapan sebagai berikut:

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 101


Nunik Sri R. Penerapan Model Pembelajaran….

Perencanaan-Pelaksanaan-Pengamatan- Refleksi. pada konsep listrik statis guru mencoba


Siklus I : 1) Tahap Perencanaan pada tahap awal memanfaatkan potensi bagi siswa yang memiliki
dilakukan menyusunan rencana persiapan kemampuan akademis tinggi dengan menggunakan
pembelajaran (RPP) tentang listrik statis dan every one is teacher, Dengan model ini diharapkan
menyiapkan lembaran observasi partisipasi dan para siswa aktif berpartisipasi saling melengkapi
mempersiapkan alat evaluasi. 2) Tahap dan memahami materi yang sedang dipelajari di
Pelaksanaan Proses pembelajaran menggunakan kelas. Pada perlakuan pertama siswa mulai
everyone is teacher 3) Observasi dan Evaluasi menyesuaikan dengan metode everyone is techer
Guru melakukan observasi pada setiap siswa untuk dimana siswa mulai terlihat keaktifannya dengan
mendokumentasi proses,berbagai situasi dan faktor mencari bahan pembelajaran dari buku-buku
yang bisa muncul dan berkembang selama mengenai tema yang telah ditugaskan. Hasil yang
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, sedangkan di dapat dalam siklus I dalam tabel 1.
pada kegiatan evaluasi siswa mengerjakan soal Tabel 1. Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
evaluasi 4) Refleksi Pada tahap ini guru sekaligus pembelajaran everyone is teacher.
sebagai observer mengadakan evaluasi terhadap
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil belajar
Kriteria hasil
Sesudah
Hasil evaluasi ini selanjutnya digunakan sebagai belajar Sebelum
Tes 1 Tes II
bahan penyusunan dan merencanakan tindakan Tinggi 6 (20%) 9(30%) 18 (60%)
berikutnya. Siklus II : 1) Tahap Perencanaan Pada Sedang 3(10%) 4(13,3%) 10(33%)
tahap ini dipersiapkan rencana persiapan Kurang 11(36%) 11(36%) 2(6%)
Kurang sekali 10 (33%) 6(20) -
pembelajaran yang telah disusun tentang listrik
Jumlah 30 30 30
statis menyiapkan angket observasi partisipasi
siswa serta mempersiapkan alat evaluasi 2) Tahap
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa
Pelaksanaan Proses pembelajaran menggunakan
ada peningkatan hasil belajar antara sebelum dan
everyone is teacher 3) Observasi dan Evaluasi
sesudah perlakuan Kecilnya peningkatan hasil
Pada tahap ini dilakukan observasi untuk dijadikan
belajar pada Tes I antara lain disebabkan pada
dasar dalam merancang dan merumuskan rencana
proses pembelajaran dengan menggunakan model
tindakan kelas selanjutnya untuk memperoleh hasil
everyone is teacher guru masih sulit untuk
yang sesuai dengan tujuan penelitian. 4) Refleksi
mengaktifkan siswa dalam setiap siswa membuat
Pada tahapan ini guru sekaligus sebagai observer
soal dan mempresentasikan serta menyanggah di
mengadakan evaluasi terhadap proses
depan kelas. Pada siklus ini dapat dikatakan masih
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil diolah
dalam adaptasi dalam proses pembelajaran. Pada
dengan menggunakan analisis deskriptif dari
Tes II terlihat peningkatan hasil belajar, ini
angka-angka yang didapat.
disebabkan anak dalam proses pembelajaran sudah
terbiasa dengan model pembelajaran everyone is
HASIL DAN DISKUSI
teacher. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat
pada tabel 2.
Setelah melakukan penelitian dengan model
everyoene is teacher diharapkan para siswa aktif Tabel 2. Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
saling melengkapi dan memahami konsep pembelajaran everyone is teacher.
pembelajaran fisika sehingga partisipasi belajar
siswa pada listrik statis dapat meningkat. Apabila Hasil belajar
Kriteria hasil
siswa aktif maka prestasi belajar akan meningkat. belajar Sebelum
Sesudah
Aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran Tes 1 Tes II
Tuntas 54,3% 76,46% 81,95%
mula-mula menyusun Rencana Pelaksanaan Tidak Tuntas 44,7% 23,54% 18,05%
Pembelajaran (RPP) tentang listrik statis sebagai
acuan dalam proses pembelajaran.Untuk Berdasarkan tabel 2 terdapat perbedaan pada
mendapatkan data tentang penelitian dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan terutama pada tes I
observasi bekerjasama dengan Kolaborator (mitra dan Tes II. Ketidaktuntasan ini diduga siswa belum
kerja) guru Fisika yang lain dalam satu sekolah. terbiasa dengan pembelalaran everyone is teacher.
Dengan cara mengamati aktivitas partisipasi siswa Berdasarkan hasil observasi aktifitas dalam
selama KBM dengan menggunakan instrumen partisipasi siswa selama proses pembelajaran siklus
pengamatan yang telah dipersiapkan, memantau pertama ini pelaksanaannya belum sesuai dengan
pelaksanaan tes hasil belajar terhadap perlakuan metode everyoene is teacher. Masih ada siswa
dibantu oleh guru lain. yang bekerja belum aktif, tidak mau mengikuti
metode dengan baik untuk mengajukan pertanyaan
Hasil Belajar Siswa dan menanggapi serta presentasi sebagai, seorang
guru di depan kelas menuntut untuk mengaktifkan
Setelah mengetahui permasalahan yang siswa nya lebih giat dengan merefleksikan hasil
dihadapi siswa,maka untuk pembelajaran Fisika dari siklus I. Pada Tes II siswa yang tuntas
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 102
Nunik Sri R. Penerapan Model Pembelajaran….

sebanyak 81,95% dan belum tuntas 18,05%. Hal KESIMPULAN


ini menunjukkan terjadi peningkatan ketuntasan Dari hasil penelitian ini dapat
belajar individu antara tes I dan tes II. Pada siklus disimpulkan bahwa pembelajaran everyone
kedua ini proses pembelajaran sudah hampir sesuai
dengan metode everyone is teacher, hanya ada is techer dapat meningkatkan prestasi
beberapa siswa yang masih sukar untuk belajar siswa dan keaktifan siswa dalam
berinteraksi dengan siswa lain maupun dengan melakukan proses pembelajaran fisika
guru. materi listrik statis pada siswa Kelas XII
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran SMAN 8 Yogyakarta. Diharapkan hasil
everyone is teacher dapat dilihat pada tabel 3. penelitian ini merupakan wacana bagi guru
lain untuk menerapkan metode everyone is
teacher pada materi listrik statis sehingga
Tabel 3. Hasil observasi partisipasi siswa dalam siswa dapat dengan mudah untuk
pembelajaran everyone is teacher. memahami materi tersebut sehingga hasil
belajar siswa meningkat diatas KKM
Kriteria Partisipasi Siswa
partisispasi Sesudah DAFTAR PUSTAKA
Sebelum
siswa Tes 1 Tes II
1. Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian
Aktif 43,90% 62,93% 78,05%
Pasif 56,10% 37,07% 21,95%
Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta, 2006.
2. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar, Sinar Baru Algesindo: Bandung,
Berdasarkan tabel 3 mengenai partisipasi 1995.
siswa selama pembelajaran everyone is 3. Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam
teacher kesulitan yang dihadapi guru bahwa Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bina
pada siklus I siswa masih dalam mengalami Aksara, 1982.
transisi pada metode everyone is teacher 4. Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi
hanya beberapa siswa saja yang aktif, Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007.
namun pada siklus kedua sudah dapat dilihat
5. Wiriaatmadja, R. Metode Penelitian Tindakan
peningkatan siswa, hal ini disebabkan siswa Kelas. Bandung: Rosadakarya, 2005.
sudah mulai beradaptasi dengan model yang 6. Zaini, Hisyam dkk., Strategi Pembelajaran
digunakan. Guru juga sudah dapat Aktif. Insan Madani, Yogyakarta, 2008.
menyesuaikan dengan waktu yang 7. Duxes, Herbert, Kompedium didaktik fisika.
digunakan dalam proses pembelajaran yang Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996
dilakukan. Jadi antara guru dan siswa sudah 8. Susanto, Handy, S.Psi : Penerapan multiple
intelligences dalam sistem pembelajaran,
mampu beradaptasi dengan metode yang
Jurnal Pendidikan Penabur, Jakarta, 2005
digunakan dalam proses pembelajaran

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 103


Pamuji Waskito R Hubungan Kebiasaan Bermain ….

HUBUNGAN KEBIASAAN BERMAIN GAME, MINAT BELAJAR FISIKA DAN


FASILITAS BELAJAR FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II
SEMESTER III SMU TAMAN MADYA JETIS

Pamuji Waskito Raharjo

Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Lt.3, Yogyakarta 55161
Surel : Pamuji_smk4@yahoo.co.id

Intisari. Penelitian ini secara deduktif bertujuan untuk mengetahui kecendrungan Kebiasaan Bermain Game, Minat Belajar
Fisika dan Fasilitas Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar Siswa sedangkan secara korelatif bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Kebiasaan Bermain Game, Minat Belajar Fisika Dan Fasilitas Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar Siswa.
Populasi penelitian terdiri 5 kelas berjumlah 180 siswa, di ambil sample 123 berdasarkan tabel krecje. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode angket dan metode tes. Untuk mengetahui validitas butir angket dan tes digunakan rumus korelasi
produk moment. Untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus Alpha Cronbach, sedangkan untuk mengetahui uji
kehandalan tes prestasi belajar fisika digunakan rumus KR-20. Pengujian hipotesis dilakukan dengan rumus Regresi ganda
tiga preditor dan kolelasi parsial yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas sebaran
dan uji linieritas hubungan.
Hasil penelitian secara deskriptif menunjukan bahwa kecendrungan kebiasaan bermain game dalam katagori tinggi. Minat
belajar fisika dan prestasi belajar fisika katagori tinggi. Hasil penelitian ini secara korelatif menunjukan adanya hubungan
negatif dan sangat signifikan antara kebiasaan bermain game dengan prestasi belajar. Adanya hubungan positif dan
signifikan antara minat dan fasilitas dengan prestasi belajar fisika. Selanjutnya dengan analisis regresi ganda didapat ada
hubungan positif dan sangat signifikan antara kebiasaan bermain game, minat, fasilitas dengan prestasi belajar fisika.
Besarnya sumbangan efektif antara kebiasaan bermain game, minat belajar fisika, fasilitas belajar fisika ditunjukan dengan
uji statistik regresi ganda tiga predator diperoleh koefisien (R) sebesar 0,436 (R 2) sebesar 0,190 dan F sebesar 9,303 dengan
p sebesar 0,000. Besarnya sumbangan efektif ketiga predator adalah 18,998 % yang terdiri dari kebiasaan bermain game
sebesar 7,869 %, minat belajar fisika sebesar 5,941 % dan fasilitas belajar fisika sebesar 4,976 %.

Kata Kunci: kebiasaan bermain game, minat belajar, fasilitas belajar, prestasi belajar fisika.

PENDAHULUAN pengajaran fisika, lingkungan sekolah, lingkungan


sosial, keluarga dan lain lain.
Sistem pendidikan nasional merupakan upaya Kesulitan belajar siswa yang dihadapi siswa
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dalam proses belajar ditandai adanya hambatan-
meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam hambatan dalam mencapai tujuan belajar serta
mewujudkan masyarakat yang adil ada makmur ditandai pula dengan prestasi belajar yang rendah
serta memungkinkan para warganya dibawah KKM. Dengan dengan demikian siswa
mengembangkan dirinya dari segala aspek baik mengalami kesulitan belajar fisika merupakan
jasmani maupun rohani. Untuk meningkatkan mutu siswa yang tidak mampu mencapai tingkat
pendidikan haruslah diupayakan oleh semua pihak penguasaan materi pembelajaran fisika sehingga
yang berkait dalam proses pendidikan baik oleh prestasi belajar rendah.
pemerintah, guru, orang tua siswa itu sendiri. Kata game tidak lepas dari permainan. Kita
Rendahnya daya serap siswa tersebut disebabkan dapat mengenal sejak usia balita sampai saat ini
siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari seiring dengan perkembangan zaman khususnya
materi fisika, kesulitan siswa dalam belajar dapat dalam bidang informasi mengakibatkan jenis
disebabkan oleh berbagai faktor. Sedangkan untuk permainan mengunakan alat-alat elektronik, sifat
meningkatkan prestasi siswa sehingga tujuan yang permainan adalah penghibur tetapi jika kita terlalu
diharapkan dapat tercapai, tentu kita juga serius semakin kita menggunakan permainan
menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut akan berdampak negatif bagi siswa. Pada
dalam belajar yaitu faktor internal dan eksternal. zaman teknologi seperti saat ini dimana informasi
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari sudah tidak ada batas teritorial dan waktu lagi yang
dalam diri individu antara lain minat, IQ, motivasi membedakannya. Perkembangan game mengalami
dan lain lain. Faktor Eksternal yaitu faktor yang kemajuan pesat dimulai dari permainan tradisional
berasal dari luar diri siswa yang berupa kebiasaan sampai pada game interaktif dan dapat dimainkan
berbain game, fasilitas belajar fisika, metode oleh beberapa orang sekaligus. Teknologi yang
semakin berkembang selaras dengan

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 104


Pamuji Waskito R Hubungan Kebiasaan Bermain ….

perkembangan zaman mampu menciptakan fasilitas bemain tersebut bisa menganggu waktu
bermacam-macam permainan yang dibentuk dalam belajar anak. Dengan adanya sarana dan fasilitas
bentuk gambar yang dimunculkan dalam televisi, belajar fisika, maka dapat mempengaruhi semangat
HP atau juga Tablet dengan nama lain permaian belajar siswa. Siswa yang mendapat fasilitas untuk
game sebagaimana diketahui bahwa game belajar, maka akan mempunyai motivasi dan
memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial dan semangat belajar yang meningkat.
pendidikan. Program program game pada dasarnya
dapat dijadikan sebagai sarana hiburan, namun hal TINJAUAN PUSTAKA
tersebut belum dapat dilakukan sepenuhnya
kebanyakan game sekarang lebih menyajikan Kebiasaan bermain game
tayangan berdampak sosial seperti ketangkasan,
perlombaan dan pertarungan, dari game seperti Kebiasaan merupakan suatu cara bertindak yang
Plays station 1,2, dan 3, nintendo, time zone telah dikuasai yang bersifat tahan uji (Presisten),
sampai permainan yang ada di aplikasi program seragam dan banyak sedikit otomatis (Bochori M,
komputer, Hp, Tablet hampir dimana tempat dari Education Psikologi). Jadi kebiasaan bermain
rumah kantor dipingir jalan sampai di tempat- game dan akan bersifat tahan uji dan otomastis
tempat yang menyediakan permainan. Dengan ini berhenti dengan kesadaran. Bermain adalah
permainan game membuat lupa siswa akan waktu melakukan sesuatu (dengan alat dan sebagainya),
belajar, di sebabnya banyaknya permainan yang untuk ber senang senang saja atau berbuat
akan dicoba atau dimainkan oleh siswa. Hal ini bersenang senang saja (Purwodarminto, Kamus
dapat menyebabkan prestasi belajar siswa bahasa Indonesia). Pengertian game dapat
menurun, sebab siswa cenderung bermain game dirumuskan suatu perlengkapan elektronik bahwa
dari pada mempelajari mata pelajaran khususnya pada dasarnya adalah sama dengan gambar hidup
pelajaran fisika, banyak dampak buruk dalam meiputi gambar dan suara (Oemar Hamalik, media
prestasi belajar bila seorang siswa cenderung pendidikan) Kata Game tidak lepas dari permainan
bermain. Sebagai orang tua tidak lepas dari kita mengenal game adalah menghibur tetapi jika
tanggung jawab motivasi kegiatan anak, termasuk terlalu serius dan semangkin lama kita mainkan
diantaranya bagaimana anak tersebut mengatur tersebut akan berdampak negatif bagi kita pribadi.
waktu belajarnya. Kita sering bingung ketika anak- Dari uraian kebiasaan bermain game yang
anak tampak dengan belajar, berbagai cara telah dimaksud kebiasaan bermain adalah tingkah laku
dicoba agar mereka mau berdisiplin mematuhi yang tahan uji dengan suatu tindakan atau berbuat
waktu belajar mereka, mulai dari teguran lembut, dengan sifat relatif. Kebiasaan tersebut
janji untuk memberikan hadiah jika nilai mereka berlangsung secara otomatis memlui proses.
bagus, omelan bahkan sampai hukuman, tetapi Apabila kebiasaan tersebut dicondongkan dengan
tetap saja waktu belajar mereka lebih diproritaskan bermain karena bermain bersifat bersenang-senang
untuk bermain game, menonton Tv membaca saja makaakhirnya siswa yang suka bermain game
komik. mendapat suatu akibat dari permainan itu. Dengan
Kita amani lebih lajut, anak sekarang kebiasaan bermain game berakibat siswa menjadi
memang punya kecendrungan untuk lebih nyaman malas belajar, banyak mata pelajaran disekolah
familier dengan komputer, Hp, tablet, Internet, yang ditinggal dan akan berakibat pada
game zone, Play Station dan berbagai permainan menurunnya prestasi belajar fisika.
lainnya yang mengunakan teknologi digital dimana
mereka dengan suka cita rela menghabiskan waktu Minat belajar fisika
berjam-jam untuk menikmati sarana dan fasilitas
tersebut, sedangkan waktu belajar akhirnya Minat adalah kecendrungan yang menetapkan
terampas dari mengunakan hal-hal yang lain yang dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang
lebih dinikmati. tertentu dan merasa senang berkecimpung pada
Orang tua perlu mengenal apa penyebab anak bidang itu (Winkel, Spikologi Pendidikan dan
yang kurang menunjukan minat belajar fisika, evaluasi belajar). Belajar adalah suatu proses yang
mungkin mereka tidak mau belajar pelajaran fisika kompleks dan terjadi pada diri setiap orang
dirasakan sulit karena susah berkonsentrasi, sepanjang hidupnya proses belajar ini terjadi
pelajaran terlalu berat sehingga tidak sesuai karena adanya interaksi antara seseorang dengan
kapasitas kemampuan mereka, suasana rumah lingkungan, salah satu petanda bahwa seseorang
kurang mendukung atau ada masalah disekolah. itu telah belajar adalah perubahan tingkahlaku pada
Anak-anak juga perlu tahu bahwa rumah adalah diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
tempat yang aman mendapatkan perhatian dari terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
orang tua. Banyak orang tua menyediakan fasilitas keterampilan dan sikap (Ashar arsyad, Media
permainan game didalam ruma dengan harapan pembelajaran). Fisika berasal dari bahasa Yunani
anak tidak main keluar rumah. Tetapi dengan tidak yaitu Fusis yang berarti alam. Sehubungan dengan
adanya pengawasan karena orang tua sibuk bekerja itu fisika sering didefinisikan sebagai ilmu yang
Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 105
Pamuji Waskito R Hubungan Kebiasaan Bermain ….

mempelajari fenomena alam (M Amin benda METODELOGI PENELITIAN


Paddusa, Alat-alat Praktikum). Fisika diartikan
juga ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam Penelitian ini dilakukan di SMU Taman
dan benda-benda mati ( Bob Foster Fisika SMU Madya Jetis Yogjakarta. Jenis penelitian ini adalah
Jilid 1). Peneliti menyimpulkan minat belajar “eksposfakto yaitu suatu penyelidikan tentang
fisika adalah kecendrungan seseorang yang peristiwa yang sedang terjadi dan melalui data
kompleks dan menimbulkan rasa senang pada yang ada untuk menentukan sebab-sebabyang
bidang ilmu yang mendasar dari semua cabang mempengaruhi peristiwa terjadi itu” (Arief
sains. Perasaan senang itu akan menimbulkan Furchan, Pengantar penelian dalam Pendidikan).
suatu minat pada diri seseorang berkat pengalaman Sesuai dengan permasalahan penelitian ini
dan latihan yang bersifat relatif sehingga termasuk penelitian deskriptif korelatif. Dalam
menimbulkan tingkah laku yang progesif dan penelitian terdapat empat variabel dimana tiga
adaptif. variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel
bebas adalah variabel penyebab atau indentpenden
Fasilitas belajar fisika variabel seangkan variabel terikat adalah variabel
tak bebas,variabel tergantung atau dependent
Fasilitas belajar merupakan sarana penunjang variabel (Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian
bagi proses belajar mengajar atau sarana suatu Pendekatan Praktek). Populasi di SMU
pendidikan adalah suatu fasilitas yang diperlukan Taman Madya Kelas II Terdiri lima kelas A,B,C,D
dalam proses belajar baik bergerak maupun tidak dan E dengan jumlah 180 siswa dengan
bergerak agar tujuan pencapaian pendidikan dapat mengunakan tabel Krecje dengan populasi 180
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien maka semplenya 123. Atu tiga kelas A,B dan C.
(Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu Tabel ini untuk kesalahan 5% (Sugiyono, Statistik
Pendekatan Praktek). Fasilitas pendidikan untuk penelitian). Teknik mengupulkan data dalam
mempunyai peranan penting dalam pengajaran penelitian ini mengunakan metode angket untuk
ilmu pengetahuan alam yang memberikan variabel bebas dan tes untuk variabel terikat. Untuk
pengalaman yang sebenarnya terjadi. Dalam mendapat alat ukur yang valid reliabel dan
peragaan masalah yang kongrit itu perlu kiranya memenuhi persyaratan maka dilakukan uji coba
guru menyediakan alat alat pelajaran sebagai alat instrumen dalam penelitian ini dilakukan
peraga untuk dapat belajar dengan baik maka siswa mengunakan uji validitas butir soal dengan korelasi
membutuhkan fasilitas belajar yaitu tempat belajar, product moment yang dikemukan oleh pearson dan
perabotan belajar dan alat tulis. (The Lieng Gie, uji reliabilitas instrumen untuk metode angket
cara belajar yang efisien). Peneliti menyimpulkan mengunakan rumus Alpha Cronbach sedangkan
fasilitas belajar fisika adalah alat penunjang metode tes KR-20. Untuk teknik analisis data
pencapaian tujuan pendidikan yang lancar teratur, dengan hasil yang obyektif teliti dan cermat. Untuk
efisien dan efektif khususnya disekolah menengah menguji hipotesis ada dua syarat yaitu data harus
umum, seperti labolatorium, tempat belajar, didistribusi normal dan hubungan antara dua
perabotan belajar peralatan tulis alat peraga dan variabel adalah linier.untuk itu digunakan analisis
buku pelajaran. regresi ganda dan korelasi parsial, sebelum
melakukan analisis regresi 3 prediktor maka
Prestasi belajar fisika terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis
yang meliputi uji normalitas yang meliputi uji
Prestasi belajar adalah penguasaan ilmu normalitas sebaran dan uji linieritas hubungan.
pengetahuan atau keterampilan yang Sedangkan untuk pengujian hipotesi sada dua
dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya macam pengujian yaitu pengujian hipotesis mayor
ditujukan oleh nilai yang diberikan oleh guru dan hipoteis minor. Dalam hipotesis mayor di uji
(Purwodarminto, Kamus bahasa Indonesia). dengan mengunakan regresi ganda sedangkan
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu regresi minor mengunakan korelasi parsial.
latihan pengalaman yang harus didukung oleh
kesadaran (Sumadi suryabrata, Psikologi HASIL DAN PEMBAHASAN
pendidikan). Adapun peneliti menyimpulkan
prestasi belajar fisika yang dicapai untuk tingkat Dalam penelitian ini sampel digunakan 123
penguasaan siswa terhadap materi fisika. Setelah siswa sehingga dekriptif data dari masing-masing
mengalami proses belajar fisika yang dinyatakan variabel adalah
dalam bentuk tes. Dan hasilnya diwujudkan dalam 1. Kecendrungan Kebiasaan bermain game, siswa
bentuk angka atau nilai. kelas II semester III SMU Taman Madya Jetis
termasuk katagori Tinggi
2. Kecendrungan minat belajar fisika, siswa kelas
II semester III SMU Taman Madya Jetis
termasuk katagori Tinggi

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 106


Pamuji Waskito R Hubungan Kebiasaan Bermain ….

3. Kecendrungan fasilitas belajar fisika, siswa


kelas II semester III SMU Taman Madya Jetis KESIMPULAN DAN SARAN
termasuk katagori Tinggi
4. Kecendrungan prestasi belajar fisika, siswa Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
kelas II semester III SMU Taman Madya Jetis dapat disimpulkan secara deskriptif menunjukan
termasuk katagori Tinggi bahwa kecendrungan kebiasaan bermain game
dalam katagori tinggi. Minat belajar fisika dan
Dalam penelitian ini digunakan analisis prestasi belajar fisika katagori tinggi. Hasil
regresi ganda dan korelasi parsial, sebelum penelitian ini secara korelatif menunjukan adanya
melakukan analisis regresi 3 prediktor maka hubungan negatif dan sangat signifikan antara
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis kebiasaan bermain game dengan prestasi belajar.
yang meliputi uji normalitas yang meliputi uji Adanya hubungan positif dan signifikan antara
normalitas sebaran dan uji linieritas hubungan. minat dan fasilitas dengan prestasi belajar fisika.
Selanjutnya dengan analisis regresi ganda didapat
Uji Normalitas Sembarang ada hubungan positif dan sangat signifikan antara
No Variabel db χ2 hitung χ2 tabel Sebaran kebiasaan bermain game, minat, fasilitas dengan
5% prestasi belajar fisika. Besarnya sumbangan efektif
1. X1 4 7,281 6,488 Normal antara kebiasaan bermain game, minat belajar
2. X2 9 3,438 16,919 Normal fisika, fasilitas belajar fisika ditunjukan dengan uji
3. X3 7 13,584 14,067 Normal statistik regresi ganda tiga predator diperoleh
4. Y 2 5,465 5,991 Normal koefisien (R) sebesar 0,436 (R2) sebesar 0,190 dan
F sebesar 9,303 dengan p sebesar 0,000. Besarnya
Uji linieritas Hubungan sumbangan efektif ketiga predator adalah 18,998
No Variabel db F hitung F tabel Ket % yang terdiri dari kebiasaan bermain game
5% sebesar 7,869 %, minat belajar fisika sebesar 5,941
1. X1 1:120 1,169 3,92 Linier % dan fasilitas belajar fisika sebesar 4,976 %.
2. X2 1:120 0,022 3,92 Linier Saran dari peneliti untuk orang tua dapat
3. X3 1:120 3,612 3,92 Linier mengatur putra putrinya dengan mengatur
membagi waktu antara bermain dan belajar. Untuk
Dalam penelitian ini untuk pengujian hipotesi sada Guru bimbinglah siswa dalam pembelajaran fisika
dua macam pengujian yaitu pengujian hipotesis mayor hendak mampu membangkitkan minat belajar
dan hipoteis minor. Dalam hipotesis mayor di uji dengan siswa agar aktif dan penuh perhatian dengan
mengunakan regresi ganda sedangkan regresi minor
seksama dalam kegiatan belajar mengajar yang
mengunakan korelasi parsial.
akhirnya dapat memberikan prestasi bagi peserta
Analisis regresi ganda didiknya. Untuk siswa karena kebiasaan bermain
Sum F F tabel game dikatagori tinggi maka waktu untuk bermain
Jk db RK Ket
ber hitung 5% 1% game dikurangi sehingga waktu untuk belajar
Regr 1,0 3 355,6 9,3 2,6 3,9 Sangat ditambahkan, bukannya waktu hanya untuk
esi 78 11 09 03 81 51 Signifi
bermain saja.
Resid 4,5 9 38,75 - - - kan
u 99 6
Total 5,6 12 - - - - UCAPAN TERIMAKASIH
79 2

Kefisien Korelasi ( R ) = 0,433 1. Ki Drs H Bitus Iswanto M.M, Kepala


Kefisien determinan ( R2 ) = 0,118 Sekolah SMU Taman Madya Jetis
Korelasi parsial 2. Ki Drs Ruslan A.G Guru Fisika Sekolah
Ubaha
R
t
t tabel
Keteranga
SMU Taman Madya Jetis
Parsia db 5% 1%
nX hitung n
l
REFERENSI
1. - 12 - 1,98 2,61 Sangat
2. 0,238 2 2,70 0 7 Signifikan
3. 0,178 12 0 1,98 2,61 Signifikan Arif Furchan, Pengantar Penelitian Dalam
0,194 2 2,05 0 7 Signifikan Pendidikan, Surabaya, Usana Offset,1982
12 8 1,98 2,61
2 2,16 0 7 Ashar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, PT
1 Raja Grafindo Persada, 2011
Bob Foster, Fisika SMU Jilid 1, Jakarta,
Predator
Sumbangan relatif ( Sumbangan efektif ( Erlangga,1999
SR%) SE%) Bochori M, Education Psikologi, Bandung, 1987
1. 41,155 7,887 M. Amin Benda Paddusa, Alat-Alat Ukur Fisika,
2. 32,367 6,149
3. 26,118 4,963
Yogjakarta, FPMIPA-IKIP Yogjakarta, 1988
Total 100,00 18,998

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 107


Pamuji Waskito R Hubungan Kebiasaan Bermain ….

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Jakarta


Alumni Bandung, 1986
Purwanto W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Jakarta, Depdikbut, 1992
Sugiyono Statistik Untuk Penelitian, Bandung,
Alpabeta, 2002
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta, Reneka Cipta,
2002
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta,
PT Raja Grafindopersada, 2002
The Lieng Gie, Cara Belajar Yang Efisien,
Yogjakarta, Pusat Kemajuan Study, 1985
Winkel, Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi
Belajar, Jakarta, Gramedia, 1986

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 108


Pamuji Waskito R Hubungan Kebiasaan Bermain ….

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 109


Siska Desy Fatmaryanti Peningkatan Aktivitas dan ….

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Matematika 1


dengan Metode Brainstorming dan Tutor Teman Sebaya

Siska Desy Fatmaryanti

Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo


Surel : sd_fatmaryanti@yahoo.com

Intisari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Fisika Matematika 1 dengan metode
brainstroming dan tutor teman sebaya. Subyek penelitian adalah mahasiswa prodi Pendidikan Fisika UM Purworejo
semester 3 Tahun Akademik 2012/2013. Penelitian ini dilakukan di prodi Pendidikan Fisika UM Purworejo dengan desain
penelitian tindakan kelas dua siklus. Instrumen yang digunakan adalah instrumen aktivitas belajar dan instrumen prestasi
untuk mengukur hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 2 metode ini yaitu brainstorming dan tutor
teman sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar. Hal itu terlihat dari 61 mahasiswa yang diberi tindakan,
terdapat peningkatan aktivitas belajar yakni dari 37,54% menjadi 51% dan peningkatan hasil belajar yakni dari nilai rata-
rata kelas 58,7 (C-) menjadi 65,4 (B-)

Kata Kunci : Aktivitas belajar, Hasil Belajar, Brainstroming, Tutor Teman Sebaya.

PENDAHULUAN mahasiswa diperlukan sebuah pendekatan atau


model pengajaran lain.
Fisika Matematika merupakan mata kuliah Salah satu pendekatan pembelajaran yang
yang menuntut mahasiswa memiliki kemampuan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
merumuskan berbagai persoalan fisika ke dalam adalah metode branistroming. Metode
pernyataan matematis dan menyelesaikannya brainstorming merupakan metode yang dapat di
secara analitis. Mata kuliah ini merupakan salah gunakan untuk mengaktifkan siswa, siswa di minta
satu perkuliahan yang memiliki tingkat kesulitan memberikan ide atau menyebutkan contoh
yang tinggi di kalangan mahasiswa Pendidikan sebanyak- banyaknya dalam waktu singkat [6].
Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Metode brainstorming sesuai sebagai upaya untuk
Indikatornya adalah dari hasil ujian semester Fisika mengumpulkan pendapat/ide yang dikemukakan
Matematika 1 dan 2 pada tahun 2010/2011 dan oleh seluruh anggota kelompok, baik secara
2011/2011 sekitar 60 % mahasiswa mendapat individual maupun kelompok. Metode ini akan
nilai rata-rata 60 (C). menghasilkan berbagai pendapat atau ide dari
peserta, baik yang sama (atau saling mendukung)
Berdasarkan pengamatan peneliti selama dan ide-ide yang berbeda (atau saling
mengampu mata kuliah ini penyebab utama adalah bertentangan). Kedua bentuk ide tersebut dapat
rendahnya aktivitas belajar mahasiswa, baik dalam memicu terjadinya perdebatan di antara peserta.
mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, Metode brainstorming merupakan salah satu teknik
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen untuk memperkirakan sejauh mana pengetahuan
maupun soal-soal yang ada di buku pegangan (penguasaan materi) yang telah dimiliki peserta
perkuliahan. Perkuliahan hanya didominasi dosen [7].
sedangkan mahasiswa hanya menunggu penjelasan
dari dosen. Sementara dosen sebagai Dalam penelitian ini metode branistroming
pengajar/pengampu mata kuliah juga akan akan digabungkan dengan metode tutor sebaya.
mengalami kesulitan dalam menyajikan materi Penelitian yang dilakukan oleh Masturi dan
kuliah karena selain dibatasi waktu, dosen harus Marwoto, menyimpulkan bahwa Pendekatan
mengulang kembali konsep-konsep kalkulus dasar. pendekatan teaching assistant (TA) dapat
meningkatkan kualitas perkuliahan [3]. Griffin dan
Seorang pengajar/dosen yang baik akan selalu Carter (2004) menyatakan bahwa keberadaan
mengevaluasi kualitas kegiatan pembelajaran yang seorang pemandu pembelajaran (learning assistant)
telah dilakukan. Jika terdapat hasil yang kurang dalam sebuah proses pembelajaran sains dan
bagus (underachievement) maka akan dicoba matematika (eksak) merupakan sesuatu hal yang
dengan metode yang lain sehingga kelas yang sangat dibutuhkan. Pemandu tersebut bisa seorang
dibimbing akan selalu berjalan dinamis [1]. guru, orang tua, ataupun teman, baik teman sejawat
Bertolak dari permasalahan tersebut, untuk maupun teman yang lebih tua yang memiliki
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 110


Siska Desy Fatmaryanti Peningkatan Aktivitas dan ….

kemampuan untuk membantu meningkatkan NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan, R
prestasi belajar mereka [2]. = Skor mentah yang diperoleh, SM = Skor
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan maksimum dari test yang bersangkutan [5].
aktivitas dan hasil belajar Fisika Matematika 1 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
dengan metode Brainstorming dan tutor teman desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun
sebaya. Penelitian ini diharapkan memiliki skematis model PTK sesuai dengan Gambar 1.
manfaat, pertama, aktivitas belajar mahasiswa akan
meningkat. Kedua, dosen akan sangat terbantu
dalam melakukan kegiatan perkuliahan kepada
mahasiswa sehingga mutu perkuliahan secara
umum akan semakin meningkat mengingat mata
kuliah ini banyak digunakan sebagai penunjang
mata kuliah lain. Ketiga, meningkatnya
meningkatnya indeks prestasi belajar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dilaksanakan berlangsung pada bulan
September - November 2012. Dengan subyek
penelitian mahasiswa semester III Program studi
pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Purworeo yang berjumlah 61 orang. Teknik
Pengumpulan Data yaitu dengan Metode
Observasi (untuk mengetahui aktivitas dalam
prosess pembelajaran) dan Metode Tes untuk
memperoleh gambaran hasil belajar mahasiswa
pada setiap siklus.
Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan Kelas
TABEL 1. Kisi-kisi lembar Observasi Aktivitas Belajar diadaptasi dari Hopkin [4].

Teknik Analisis data yang digunakan


pada penelitian ini adalah secara kuantitatif atau HASIL PENELITIAN DAN
membandingkan data yang diperoleh sebelum
PEMBAHASAN
Aspek Indikator Banyak
Aktivitas Butir
soal Analisis data dilakukan untuk mengetahui data
yang diperoleh menujukkan peningkatan aktivitas
Visual  Tertarik membaca buku 3 dan hasil belajar selama proses pembelajaran
pegangan dengan metode Brainstorming dan Tutor teman
 Sikap ketika dihadapkan sebaya.
dengan soal Lembar observasi digunakan untuk mengetahui
Emosional  Minat
Kemampuan
belajardalam 3 aktivitas belajar selama proses pembelajaran
 mengerjakan soal
Semangat mengikuti berlangsung. Observasi yang dilakukan oleh
perkuliahan peneliti yaitu proses pembelajaran sebelum
 Berusaha memahami materi penerapan metode Brainstorming dan Tutor teman
Lisan  Bertanya
kuliah kepada dosen 3 sebaya dilakukan selama satu minggu untuk
 Menyampaikan pendapat
atau analisisnya
mengetahui aktivitas belajar prasiklus. Selanjutnya
 Berdiskusi observasi pada siklus I dan II dengan jalan
Menulis  Mencatat hal-hal penting 2 memberikan cheklist pada instrumen yang telah
dalam perkuliahan disiapkan. Berdasarkan penyajian data di atas
 Mengerjakan tugas maka skor yang diperoleh pada masing-masing
siklus dapat disajikan dalam diagram batang sesuai
dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan
dengan gambar 2.
tindakan. ntuk mengukur tingkat persentase data
sebelum tindakan, siklus 1 dan siklus II digunakan
rumus.
R
NP  x100%
SM

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 111


Siska Desy Fatmaryanti Peningkatan Aktivitas dan ….

Di siklus 2 didapatkan bahwa aktivitas


belajar secara umum mengalami peningkatan
pada semua indikator dibanding silkus 1. Pada
akhir siklus 2 dilakukan evaluasi dan didapatkan
nilai rata-rata kelas pada siklus 2 mengalami
peningkatan menjadi 65,4 (B-), artinya rata-rata
mahasiswa telah mendapatkan pemahaman yang
cukup baik (B-) atas materi-materi pada
perkuliahan fisika matematika 1.

KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Gambar 2. Grafik perbandingan aktivitas belajar dengan metode Brainstorming dan tutor teman
prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2 sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar Fisika Matematika 1. Dari siklus 1 dan
Dari observasi didapatkan bahwa aktivitas siklus 2 teramati adanya peningkatan Aktivitas
belajar mahasiswa juga cukup memuaskan yang belajar yakni dari 37,54% menjadi 51% dan
terlihat dari meningkatnya jumlah mahasiswa yang peningkatan hasil belajar yakni dari 58,7 (C-)
bertanya dan semangat ketika mengerjakan soal. menjadi 65,4 (B-)
Namun setelah dilakukan tes 1, ternyata
pencapaiannya hasil belajar masih belum REFERENSI
memuaskan. Hal ini terlihatpada distribusi nilai
mahasiswa yang disajikan pada gambar 3. Dari 1. Crippen, K.J., Archambault, L., Ford, M.S., &
gambar 3 didapatkan bahwa nilai rata-rata kelas Levitt, G.A. Curriculum Carts and Collaboration: A
yang diperoleh pada siklus 1 adalah 58,7 (C-). Model for Training Secondary Science Teachers.
Dalam tindakan ini, nilai C ditetapkan sebaga Journal of Sciences dan Education Technology.
ibatasan nilai minimal seorang mahasiswa sudah 2004. 13: 325 – 331
mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian, 2. Griffin, A.R., & Carter, G. Technology as a Tool:
dalam siklus 1 secara rata-rata mahasiswa belum Applying an Instruc-tional Model to Teach Middle
School Students to Use Technology as a Mediator of
mencapai ketuntasan belajar.
Learning. Journal of Science Education and
Technology. 2004. 13: 495 – 504
3. Masturi and P. Marwoto, Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 6. Peningkatan Kualitas Perkuliahan solusi
deret Melalui Pendekatan Teaching Asistant. 2010.
20-25
4. R. Wakhid Akhdinirwanto dan Ida Ayu S. Cara
Mudah Mengembangkan Provesi Guru. Yogyakarta:
Sabda Media. 2009
5. Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Tehnik
Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2002
6. Nurgayah. Strategi & Metode Pembelajaran.
Bandung Ciptapustaka. 2011.
7. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUA
R_SEKOLAH

Gambar 3. Grafik distribusi nilai pada siklus I


dan siklus II

Hasil refleksi pada siklus 1 didapatkan


beberapa kelemahan. Salah satu di antaranya
adalah belum paham metode brainstorming dan
belum maksimalnya peran tutor. Mahasiswa masih
sulit untuk diajak kerjasama mengemukakan
kesulitan-kesulitannya. Untuk mengatasi itu
peneliti mencoba mengacak kembali kelompok
berdasarkan hasil tes siklus 1.

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2013 112

Anda mungkin juga menyukai