Anda di halaman 1dari 44

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA

DIDIK KELAS XI IPA 2 SMAN 1 SIOMPU MELALUI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
BERBANTUAN MEDIA CROCODILE PHYSIC PADA MATERI
GELOMBANG MEKANIK

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH

SULASRI
A1K119016

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA


DIDIK KELAS XI IPA 2 SMAN 1 SIOMPU MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
BERBANTUAN MEDIA CROCODILE PHYSIC PADA MATERI
GELOMBANG MEKANIK

Oleh:

SULASRI
A1K119016

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk dipertanggungjawabkan di


hadapan panitia ujian seminar proposal pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari.

Kendari, April 2023


Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Erniwati, M.Si Dr. Amiruddin Takda, S.Pd., M.Si


NIP. 19651226 199103 2 002 NIP. 19700216 199403 1 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hj. Hunaidah M, M.Si


NIP. 19681125 199303 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah


SWT Sang Pemberi nikmat, rahmat, karunia serta hidayah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Proses
Sains Peserta Didik Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Siompu Melalui Model
Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Crocodile Physic Pada Materi
Gelombang Mekanik”. Tak lupa shalawat serta salam penulis persembahkan
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa menjadi uswatun
hasanah bagi umat manusia. Tulisan ini disusun untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo Kendari.
Menyelesaikan tugas akhir ini, tentu penulis menuai banyak hambatan
sehingga tanpa bantuan dan bimbingan yang sangat bijaksana khususnya dari ibu
dan bapak pembimbing kiranya tugas akhir ini tidak dapat penulis wujudkan
sesuai harapan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada yang terhormat Ibu Dra. Hj. Erniwati, M.Si selaku
pembimbing I dan Bapak Dr. Amiruddin Takda, S.Pd., M.Si selaku
pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
pemikiran, dan saran yang sangat berguna bagi penulis dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
Teristimewa dengan segenap cinta dan rasa hormat yang setinggi-
tingginya penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tiada terkira kepada
Ayahanda terkasih La Eni dan Ibunda tercinta Habiba yang telah melahirkan,
membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang serta senantiasa memberikan
semangat, nasehat dan do’a yang tiada hentinya demi kebahagiaan dan kesuksesan
penulis. Tak lupa penulis berterimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang
tercinta saudara-saudaraku Sriyani, Iriano, Darman, dan Ruslimin. serta kepada
keluarga besarku terkhusus untuk nenekku, bibi dan paman yang selalu membantu

iii
baik dalam bentuk materi, moral maupun spritual serta memotivasi penulis
dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis menyadari tugas akhir ini masih banyak kekurangan,
olehnya segala kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga
tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi bagi yang membutuhkan. Atas segala bantuan yang diberikan semoga
mendapat imbalan yang lebih disisi Allah SWT. Aamiin

Kendari, April 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Batasan Masalah........................................................................... 4
C. Rumusan Masalah........................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
F. Definisi Operasional..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 7
A. Model Pembelajaran Inkuri.......................................................... 7
B. Keterampilan Proses Sains (KPS)................................................ 12
C. Media Crocodile Physics.............................................................. 15
D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)................................................ 17
E. Penelitian yang Relevan............................................................... 20
F. Hipotesis Tindakan....................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 22
A. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 22
B. Jenis Penelitian............................................................................. 22
C. Subjek Penelitian.......................................................................... 22
D. Faktor yang Diteliti...................................................................... 22
E. Desain Penelitian.......................................................................... 23
F. Prosedur Penelitian....................................................................... 24
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan................................................... 27
H. Data dan Teknik Pengambilan Data............................................. 27
I. Instrumen Penelitian..................................................................... 28
J. Teknik Analisis Data.................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 32

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan Model Inkuiri Menurut Wina Sanjaya............ 9


Tabel 2.2 Aspek dan Indikator Keterampilan Proses Sains............................... 14

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Utama Media Crocodile Physic................................... 15


Gambar 2.2 Tampilan menu pada program crocodile physics......................... 16
Gambar 2.3 Diffraction pada Crocodile Physics............................................. 16
Gambar 2.4 Pengaturan Komponen dalam Percobaan Diffraction.................. 17
Gambar 2.5 Model Penelitian Taggart dan Kemmis........................................ 19
Gambar 3.1 Rancangan dan Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........... 23

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran................................................................ 37


Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 01.......................... 41
Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 02.......................... 46
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 03.......................... 51
Lampiran 3.1 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 01................................... 56
Lampiran 3.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 02................................... 61
Lampiran 3.3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 03................................... 67
Lampiran 4.1 Lembar Kerja Keterampilan Proses Sains (LK-KPS) 01.......... 73
Lampiran 4.2 Lembar Kerja Keterampilan Proses Sains (LK-KPS) 02.......... 76
Lampiran 4.3 Lembar Kerja Keterampilan Proses Sains (LK-KPS) 03.......... 79
Lampiran 5.1 Kunci Jawaban Lembar Kerja (LK-KPS) 01............................ 83
Lampiran 5.2 Kunci Jawaban Lembar Kerja (LK-KPS) 02............................ 85
Lampiran 5.3 Kunci Jawaban Lembar Kerja (LK-KPS) 03............................ 88
Lampiran 6.1 Pedoman Penilaian Lembar Kerja (LK-KPS) 01...................... 91
Lampiran 6.2 Pedoman Penilaian Lembar Kerja (LK-KPS) 02...................... 95
Lampiran 6.3 Pedoman Penilaian Lembar Kerja (LK-KPS) 03...................... 99
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Sains (LK-KPS)....103
Lampiran 8.1 Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains Siklus I............105
Lampiran 8.2 Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains Siklus II...........110
Lampiran 8.3 Soal Tes Keterampilan Proses Sains Siklus I............................115
Lampiran 8.4 Soal Tes Keterampilan Proses Sains Siklus II...........................118
Lampiran 9.1 Pedoman Penilaian Aktivitas Guru...........................................121
Lampiran 9.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru.........................................126
Lampiran 10. Daftar Nilai Ulangan Harian Peserta Didik...............................129
Lampiran 11. Daftar Nilai Uji Pendahuluan KPS Peserta Didik.....................131

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 terdiri dari muatan-muatan yang secara terintegrasi
harus dipelajari oleh peserta didik salah satunya pelajaran fisika dalam muatan
IPA. Pada materi fisika, pembelajaran terkadang bersifat teoritis dan praktek,
artinya pembelajaran tidak hanya disampaikan secara teori tetapi perlu juga
dilakukan praktek. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No.23 Tahun
2006 salah satu tujuan pembelajaran fisika yaitu melakukan percobaan atau
penyelidikan yang terdiri atas merumuskan masalah, mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan,
mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan
hasil percobaan. Sehingga keberhasilan pembelajaran fisika bukan hanya
sekedar pada aspek kognitif saja, akan tetapi keterampilan proses juga
merupakan aspek yang harus dilatih dan diberikan penilaian. Keterampilan
yang harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran fisika salah satunya
adalah keterampilan proses sains (Ruhiat & Sari Utami, 2019).
Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada
anggapan bahwa sains itu terbentuk melalui suatu proses ilmiah. Dalam
pembelajaran sains, proses ilmiah dikembangkan pada peserta didik sebagai
pengalaman yang bermakna. Dimana pemahaman konsep sains tidak hanya
mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi juga proses untuk bisa mendapatkan
konsep merupakan hal yang sangat penting dalam membangun pengetahuan
peserta didik (Septantiningtyas et al., 2020). Terdapat alasan yang menjadi
dasar harus diterapkannya pendekatan keterampilan proses sains pada aktivitas
pembelajaran yaitu pertama berkembangnya ilmu pengetahuan yang ada
semakin tinggi sehingga hal ini tidak memungkinkan lagi bagi pengajar untuk
sekedar memberikan konsep dan fakta terhadap peserta didik (Sari, 2021).
Kedua, Melatih keterampilan proses sains merupakan salah satu upaya yang
yang dapat menjamin keberhasilan peserta didik. Peserta didik akan lebih
mudah memahami dan mempelajari materi jika mereka terlibat langsung
dalam proses pembelajaran (Akbar et al., 2019).

1
2

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru


fisika di SMAN 1 Siompu pada 20 Oktober 2022, diperoleh informasi bahwa
masih terdapat beberapa permasalah dalam pembelajaran fisika yaitu kurang
efektifnya pelaksanaan eksperimen, kurangnya pemahaman konsep peserta
didik dan masih kurangnya keaktifan serta keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Data dan keterangan yang diperoleh dari guru fisika
menyatakan bahwa hampir semua materi fisika sulit untuk dipahami peserta
didik salah satunya adalah materi gelombang mekanik. Hal ini ditunjukkan
dari data nilai ulangan harian gelombang mekanik kelas XI IPA tahun ajaran
2020/2021 dan tahun ajaran 2021/2022 masih perlu ditingkatkan. Dari 2 kelas
XI IPA yaitu XI IPA 1 dan XI IPA 2 menunjukan kelas XI IPA 2 memiliki
nilai rata-rata ulangan yang lebih rendah. Dengan nilai KKM pada mata
pelajaran fisika adalah 70. Nilai rata-rata ulangan harian pada materi
gelombang mekanik tahun ajaran 2020/2021 yang diperoleh hanya sebesar
23,3% siswa yang mencapai KKM dengan nilai rata-rata 65,8 dan pada tahun
2021/2022 hanya sebesar 21,4% siswa yang mencapai KKM dengan nilai rata-
rata 63,9. Hasil belajar yang rendah pada proses pembelajaran menunjukkan
bahwa kemampuan dasar siswa untuk konsep fisika rendah.
Hasil wawancara bersama guru fisika diperoleh, guru lebih sering
menggunakan metode pembelajaran ceramah, buku satu-satunya sumber
belajar yang sering digunakan dan kurangnya menggunakan variasi model
pembelajaran. Selain itu minimnya alat-alat praktikum menyebabkan kurang
efektifnya pelaksanaan eksperimen di sekolah sehingga dalam satu semester
guru hanya melaksanakan 2 atau 3 kali percobaan saja. Hal ini menyebabkan
rendahnya keterampilan proses sains peserta didik. Berdasarkan studi
pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang keterampilan
proses sains (KPS), diperoleh dari 28 orang siswa kelas XI IPA 2 kemampuan
siswa dalam hal mengamati 55,3% (sedang), mengukur 26,7% (rendah),
keterampilan mengklasifikasi 53,5% (sedang), memprediksi 41,1% (sedang),
keterampilan menyimpulkan 21,4% (rendah) dan keterampilan
mengkomunikasikan 39,2% (sedang). Sehingga diperoleh rata-rata
3

keterampilan proses sains peserta didik sebesar 39,6% yang menyatakan


bahwa keterampilan proses sains peserta didik tergolong masih rendah.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka
diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta
didik. Jakc (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keterampilan
proses sains peserta didik dapat ditingkatkan dengan pemilihan model
pembelajaran yang mengeksplorasi keterampilan proses sains. Salah satu
upaya yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran fisika adalah dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah model pembelajaran yang menempatkan peserta didik lebih
banyak belajar sendiri untuk menemukan konsep-konsep dan prinsip ilmiah
serta mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah, yang dalam
pelaksanaannya masih dibimbing oleh guru (Juhji, 2016). Peran guru dalam
model inkuiri lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau
pemimpin belajar dan fasilitator belajar bagi peserta didik (Hamzah &
Muhlisrarini, 2014). Model pembelajaran inkuiri tidak terlepas dari
eksperimen di laboratorium. Laboratorium memiliki peran sentral dalam
pelajaran fisika namun minimnya alat-alat praktikum menyebabkan kurang
efektifnya pelaksanaan percobaan.
Permasalahan tentang kurang efektifnya pelaksanaan percobaan dapat
diatasi dengan menggunakan laboratorium virtual. Salah satu alternatif yang
dapat digunakan adalah Crocodile Physics. Crocodile physics adalah
perangkat lunak simulasi 3D yang digunakan sebagai media pembelajaran
berbasis komputer. Aplikasi ini merupakan program yang dikembangkan oleh
Crocodile Company yang menyediakan lingkungan laboratorium virtual untuk
mata pelajaran fisika pada pendidikan menengah yang di dalamnya meliputi
materi dinamika, kinematika, energi, gelombang, optik, dan listrik
(Marpaung et al., 2021)
. Pembelajaran dengan menggunakan media ini dapat menunjukan
bentuk komponen nyata dari materi yang diprtaktikkan. Bagian nyata tersebut
ditampilkan melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk dalam kehidupan sehari-
hari yang mendekati suasana yang sebenarnya (Novianto & Diana, 2019).
Penelitian yang relevan berkaitan dengan model inkuiri dapat
meningkatkan keterampilan proses sains, diantaranya penelitian (Rahmi &
4

Darmawan, 2022) mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran


inkuiri berpengaruh terhadap keterampilan proses sains peserta didik kelas X
SMA Negeri 1 jongkong. Selanjutnya penelitian (Asdianti et al., 2020)
menunjukan bahwa pembelajaran IPA pada materi pokok Cahaya dan Alat
Optik yang diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
mengalami peningkatan pada keterampilan proses sains dan aktivitas guru.
Selain itu (Hidayati et al., 2021) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
keterampilan proses sains mengalami peningkatan setelah diterapkan metode
praktikum berbasis inkuiri.
Berdasarkan uraian permasalah yang telah dipaparkan di atas, maka
diperlukan suatu upaya untuk dapat meningkatkan keterampilan proses sains
peserta didik. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas XI IPA 2
SMAN 1 Siompu Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Berbantuan Media Crocodile Physic Pada Materi Gelombang Mekanik”..

B. Batasan Masalah
Agar menghindari kesalahpahaman makna serta upaya untuk lebih
efisien dalam pelaksanaan penelitian yang selaras dengan judul penelitian,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini menerapkan model inkuiri yaitu inkuiri terbimbing
yang meliputi enam tahapan yaitu orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan
merumuskan kesimpulan (Al-Tabany, 2017).
2. Aspek yang diteliti adalah keterampilan proses sains yang terdiri dari
enam aspek yang meliputi keterampilan mengamati, memprediksi,
mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan
(Rahmi & Darmawan, 2022).
5

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains peserta didik kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 1 Siompu yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Crocodile Physic pada
materi gelombang mekanik?
2. Bagaimana ketuntasan keterampilan proses sains peserta didik kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 1 Siompu yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Crocodile Physic pada
materi gelombang mekanik?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan proses sains peserta
didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Siompu yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media
Crocodile Physic pada materi gelombang mekanik.
2. Untuk mendeskripsikan ketuntasan keterampilan proses sains peserta didik
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Siompu yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Crocodile
Physic pada materi gelombang mekanik.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagi peserta didik, dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan
keterampilan proses sains peserta didik.
6

2. Bagi guru, dengan dilakukanya penelitian ini guru bisa lebih mengetahui
dan memperbaiki serta meningkatkan sistem pembelajaran di kelas
sehingga permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dan guru dapat
diminimalkan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan media crocodile physic.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan masukkan atau sumbangsi positif bagi
kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi penelitian berikutnya yang relevan dengan penelitian ini.

F. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari salah
penafsiran, maka dalam penelitian ini disajikan definisi operasional sebagai
berikut.
1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu model
pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran yang lebih aktif
kepada peserta didik untuk mencari dan menyelidiki suatu masalah secara
kritis, logis dan analisis sehingga peserta didik dapat menemukan
pemecahan atau jawaban dari masalah yang dimulai dari tahapan orientasi,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.
2. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains merupakan kemampuan atau kecakapan
untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga
menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta atau bukti yang
meliputi keterampilan mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,
mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
3. Media crocodile physics
Media crocodile physics adalah perangkat lunak simulasi 3D yang
digunakan sebagai media pembelajaran berbasis komputer yang
menyediakan lingkungan laboratorium virtual untuk mata pelajaran fisika
yang salah satu materinya adalah gelombang mekanik. Pembelajaran
7

menggunakan program ini dikaitkan dengan menunjukkan bentuk


komponen nyatanya, sehingga peserta didik nantinya dapat mengetahui
bentuk dan komponen yang dipraktiktikumkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inkuri


1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta atau
terlibat dalam mengajukan pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan (Fathurrohman, 2015). Inkuiri berarti suatu proses untuk
memperoleh informasi ilmiah dengan jalan melakukan observasi atau
eksperimen untuk mencari jawaban pertanyaan atau pemecahan masalah
yang telah dirumuskan dengan menggunakan kemampuan berpikir logis,
analitis, dan kritis (Sadia, 2014).
Pembelajaran dengan model inkuiri merupakan kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga peserta didik
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Peran
guru dalam model inkuiri lebih banyak menetapkan diri sebagai
pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar (Hamzah &
Muhlisrarini, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan proses pembelajaran yang lebih aktif kepada peserta didik
untuk mencari dan menyelidiki suatu masalah secara kritis, logis dan
analisis sehingga peserta didik dapat menemukan pemecahan atau jawaban
dari suatu masalah.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan
peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan
mengembangkan sikap percaya pada diri peserta didik tentang apa yang
ditemukan pada proses inkuiri (Musfiqon, 2015). Dengan begitu proses
belajar mengajar menggunakan model pembelajaran inkuiri ini tidak
memberikan celah kepada siswa untuk sekedar melakukan D3: datang,
duduk, dan diam (Anam, 2017).

8
9

Secara umum langkah-langkah proses pembelajaran dengan


menggunakan model inkuiri menurut Wina Sanjaya adalah sebagai
berikut.
a. Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru mengkondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran, guru merangsang dan mengajak
siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu: (a) menjelaskan topik, tujuan,
dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa; (b)
menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan
masalah hingga merumuskan kesimpulan; dan (c) menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar.
b. Tahap Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan merupakan persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah
yang ingin dikaji disebabkan masalah tersebut memiliki jawaban dan
siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
c. Tahap Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap siswa yaitu
dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan
yang dikaji.
d. Tahap Mengumpulkan Data
Tahap mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring
informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
10

e. Tahap Menguji Hipotesis


Proses menemukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan
berpikir rasional. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, melainkan harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Tahap Merumuskan Kesimpulan
Tahap merumuskan kesimpulan merupakan suatu proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis (Al-Tabany, 2017).
Secara lebih rinci tahapan-tahapan model pembelajaran inkuiri
menurut Wina Sanjaya (2008) dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan Model Inkuiri Menurut Wina Sanjaya
Tahapan Inkuiri Aktivitas Pembelajaran
Tahap I Guru mengkondisikan agar peserta didik siap
Orientasi melaksanakan proses pembelajaran.
Tahap II Guru membawa peserta didik pada suatu
Merumuskan persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan
Masalah yang disajikan adalah persoalan yang menentang
siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Tahap III Guru mengembangkan kemampuan berhipotesis
Merumuskan peserta didik dengan mengajukan berbagai
Hipotesis pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik
untuk dapat merumuskan jawaban sementara.
Tahap IV Aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
Mengumpulkan Data untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Tahap V Proses menemukan jawaban yang dianggap
Menguji Hipotesis diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Tahap VI Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
Merumuskan peserta didik berdasarkan hasil pengujian
Kesimpulan hipotesis

2. Kelebihan dan Kelemahan Model Inkuiri


Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran inkuiri menurut
, adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri
1. Model pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian
informasi menjadi pengolahan informasi.
11

2. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student


centered. Guru lebih bersifat membimbing.
3. Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri
peserta didik.
4. Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari
sehingga tahan lama dalam ingatan.
5. Memungkinkan peserta didik belajar dengan memanfaatkan
berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru
sebagai satu-satunya sumber belajar.
6. Menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal).
b. Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
1) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar peserta didik yang
menerima informasi dari guru apa adanya menjadi belajar mandiri
dan kelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.
Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi
kebiasaan yang telah bertahun-tahun.
2) Guru dituntut mengubah kemasan mengajar yang umumnya
sebagai penyaji informasi menjadi fasilitator dan motivator.
3) Metode ini dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan sumber
belajar dan fasilitas yang memadai yang terkadang tidak selalu
tersedia.
4) Metode ini tidak efisien khususnya untuk mengajar peserta didik
dalam jumlah besar, sedangkan jumlah guru terbatas.
3. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri
Menurut Mulyasa (2007), model pembelajaran inkuiri terdiri dari
tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Guided inquiry (inkuiri terbimbing)
Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta didik
yang belum berpengalaman belajar dengan model inkuiri, dalam hal ini
guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada
tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit
dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik.
12

Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.


Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat
data diberikan oleh guru.
b. Free Inquiry (Inkuiri Bebas)
Pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri
bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus
dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik
permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inkuiri role
approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu,
setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator
kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasian
proses.
c. Modified Free Inquiry (Inkuiri bebas yang dimodifikasi)
Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem
dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan
tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
4. Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah
model pembelajaran yang menempatkan peserta didik lebih banyak belajar
sendiri untuk menemukan konsep-konsep dan prinsip ilmiah serta
mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah, yang dalam
pelaksanaannya masih dibimbing oleh guru (Juhji, 2016) . Model
pembelajaran guided inquiry memposisikan peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan yang diajukan oleh guru melalui pengajuan
hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotsis melalui data yang
dikumpulkan, sehingga pada tahap akhir peserta didik dapat menarik suatu
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan demikian
peserta didik mampu berperan aktif dalam pembelajaran dan akan
menumbuhkan sikap percaya dirinya (Hani et al., 2016). Pada
pembelajaran guru merangsang kemampuan peserta didik dalam
melakukan sesuatu dengan menyajikan permasalahan untuk diatasi dan
dibimbing untuk menemukan solusinya (Anam, 2017).
13

B. Keterampilan Proses Sains (KPS)


Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai kemampuan atau
kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga
menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta atau bukti. Melatih
keterampilan proses sains merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
mempelajari IPA, karena dengan melatih keterampilan proses sains peserta
didik dapat menemukan sendiri pengetahuannya sehingga materi pelajaran
akan lebih mudah dipahami (Widayanto, 2009). Peserta didik mendapatkan
pengalaman pemahaman konsep sains yang tidak hanya mengutamakan hasil
(produk) saja, tetapi proses dalam menemukan konsep sangat penting untuk
membangun pengetahuan (Septantiningtyas dkk, 2020).
Melatih keterampilan proses sains merupakan salah satu upaya yang
harus dilakukan guru untuk menjamin keberhasilan peserta didik. Peserta
didik akan lebih mudah memahami dan mempelajari materi jika mereka
terlibat langsung dalam proses pembelajaran (Akbar et al., 2019). Tujuan
melatihan keterampilan proses ilmiah menurut Trianto (2015) adalah sebagai
berkut.
1. Meningkatkan motivasi peserta didik, karena peserta didik berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. menuntaskan hasil belajar peserta didik secara serentak, baik keterampilan
produk, proses, maupun keterampilan kinerjanya.
3. Peserta didik dilatih mencari dan menemukan konsep sehingga dapat
memperdalam konsep serta fakta yang sedang dipelajarinya.
4. Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Sebagai persiapan dan latihan menghadapi kenyataan hidup di dalam
masyarakat, karena peserta didik telah dilatih keterampilan dan berpikir
logis dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan.
Bundu (2006) menyatakan bahwa keterampilan proses terdiri dari
keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan
terintegrasi (integrated skills). Keterampilan dasar (basic skills), menjadi
14

landasan untuk keterampilan terintegrasi yang lebih kompleks. Keterampilan


tersebut meliputi:
1. Mengamati (observasi)
Mengamati (observasi) merupakan kemampuan dalam menggunakan
indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, peraba dan menggunakan
fakta yang relevan serta memadai dari hasil pengamatan juga termasuk
keterampilan proses mengamati (Rustaman, 2005). Keterampilan
mengamati merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki dalam
memperoleh ilmu pengetahuan dan juga merupakan hal penting dalam
kegiatan penelitian selanjutnya yang menggunakan keterampilan proses
lainya (Dewi, 2008).
2. Mengklasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan atas aspek dan ciri tertentu dalam
menentukan persamaan dan perbedaan yang dimiliki objek tertentu
(Bundu, 2006). Jadi dapat dikatakan klasifikasi merupakan keterampilan
dalam menggolongkan suatu objek yang didasari pada persamaan dan
perbedaan yang dimiliki oleh suatu objek.
3. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kemampuan untuk menyampaikan
hasil observasi yang telah dilakukan kepada orang lain baik secara lisan
ataupun tulisan bentunya dapat berupa laporan, grafik, gambar, diagram,
atau tabel (Bundu, 2006). Keterampilan berkomunikasi sebaiknya selalu
dilatihkan di kelas, agar peserta didik terbiasa mengemukakan pendapat
dan berani tampil di depan umum.
4. Mengukur
Mengukur dapat diartikan membandingkan sesuatu yang diukur
dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Dimyati
& Mudjiono, 2013). Menurut Trianto (2015) aktivitas yang dapat
dilakukan dalam keterampilan mengukur diantaranya, pengukuran
panjang, volume, massa, temperatur, dan waktu dalam satuan tertentu. Jadi
dapat dikatakan keterampilan mengukur sangat penting dimiliki ketika
melakukan pengamatan yang bersifat kuantitatif.
15

5. Memprediksi
Memperkirakan sesuatu yang spesifik atau membuat ramalan tentang
segala hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang (Dimyati &
Mudjiono, 2013). Sedangkan menurut Fatonah & Zuhdan (2014)
memprediksi diawali dengan ditemukannya gejala keteraturan dengan
demikian siswa diharapkan dapat memprediksi pola-pola berikutnya yang
akan terjadi.
6. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah penarikan kesimpulan dan penjelasan dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan. Pernyataan yang ditarik dalam
membuat kesimpulan berdasarkan bukti (fakta) dari serangkaian hasil
observasi (Bundu, 2006). Sedangkan menurut Dewi (2008) menyimpulkan
merupakan aktivitas dalam keterampilan proses sains dalam menjelaskan
hasil pengamatan atau untuk menyampaikan penyebab dari sesuatu yang
diamati.
Adapun indikator keterampilan proses sains yang akan dikaji dalam
penelitian ini yaitu keterampilan proses sains menurut Rahmi &
Darmawan, (2022) yang terdiri dari 6 aspek yang meliputi mengamati,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan yang dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Aspek dan Indikator Keterampilan Proses Sains
No. Aspek Keterampilan Indikator Keterampilan Proses Sains
Proses Sains
1. Mengamati Menggunakan seluruh panca indera.
Melakukan pengamatan secara kuantitatif
dan kualitatif.
Mengamati perubahan.
2. Mengklasifikasikan Mencari persamaan dan perbedaan.
Mencari dasar pengelompokan
3. Memprediksi Mengajukan perkiraan tentang sesuatu
belum terjadi berdasarkan kecenderungan
atau pola yang sudah ada.
Menggunakan pola-pola hasil
pengamatan.
4. Mengukur Menggunakan alat yang sesuai untuk
memperoleh data yang tepat.
Mengukur dalam satuan yang sesuai
5. Menyimpulkan Membuat kesimpulan berdasarkan hasil
pengamatan.
16

Menentukan pola dari hasil observasi


6. Mengkomunikasikan Menjelaskan hasil pengamatan.
Menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis.
Menggambarkan data dengan grafik,
tabel, atau diagram.

C. Media Crocodile Physics


Crocodile physics adalah perangkat lunak simulasi 3D yang digunakan
sebagai media pembelajaran berbasis komputer. Aplikasi ini merupakan
program yang dikembangkan oleh Crocodile Company yang menyediakan
lingkungan laboratorium untuk mata pelajaran fisika pada pendidikan
menengah yang di dalamnya meliputi materi dinamika, kinematika, energi,
gelombang, optik, dan listrik (Marpaung et al., 2021) . Perangkat ini dapat
diunduh melalui link https://crocodile-physics-605-ar.software.informer.com/
dengan ukuran aplikasi 30.9 MB. Perangkat ini dapat diakses secara offline
maupun online dan bisa disusun manual sesuai dengan materi dan bahan ajar
yang disesuaikan antara guru dan peserta didik. Pembelajaran menggunakan
program ini dikaitkan dengan menunjukkan bentuk komponen nyatanya,
sehingga peserta didik nantinya dapat mengetahui bentuk dan komponen yang
dipraktikkan (Santoso, 2013). Berikut ini gambar tampilan awal media
crocodile physics.

Gambar 2.1 Tampilan Utama Media Crocodile Physic

Media Pembelajaran crocodile physic merupakan media pembelajaran


berbentuk model simulasi yang memiliki tujuan memberikan pengalaman
belajar yang lebih mendalam. Pembelajaran dengan menggunakan media ini
dapat menunjukan bentuk komponen nyata dari materi yang diprtaktikkan.
Bagian nyata tersebut ditampilkan melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk
dalam kehidupan sehari-hari yang mendekati suasana yang sebenarnya
(Novianto & Diana, 2019).
17

Crocodile physics merupakan aplikasi yang dapat mendukung


pembelajaran fisika di sekolah. Adapun langkah-langkah merancang
percobaan menggunakan aplikasi ini adalah sebagai berikut: 1). Membuka
aplikasi Crocodile Physic, membuat ruang kerja untuk percobaan. 2). Bawa
peralatan yang diperlukan dari gudang ke ruang kerja. 3). Atur dan rakit
peralatan di area ruang kerja percobaan. 4) Menetapkan fitur yang diperlukan
dari setiap objek. 5) Periksa diagram, peragakan percobaan dan sesuaikan
dengan fitur objek. Kemudian melakukan percobaan, mengamati, mengukur
dan menentukan angka (Le Thang, 2014) . Berikut ini petunjuk penggunaan
aplikasi Crocodile Physic pada materi gelombang mekanik.
1. Membuka aplikasi crocodile physic pada menu utama komputer/laptop.
Membuka aplikasi crocodile physics hingga muncul tampilan
seperti gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Tampilan menu pada program crocodile physics


2. Pada menu contents, pilih percobaan yang akan dilakukan. Misalnya pada
materi wave pada gambar 2.2. Setelah dipilih dan klik diffraction,
tampilan konten yang dipilih akan seperti gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Diffraction pada Crocodile Physics


18

3. Mengatur dan menyusun beberapa komponen yang telah dipilih untuk


dilakukan percobaan, seperti pada gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4 Pengaturan Komponen dalam Percobaan Diffraction

Menurut Sunardi (2018) aplikasi crocodile physics memiliki kelebihan


dan kekurangan yaitu sebagi berikut.
1. Kelebihan
a. Aplikasi ini memyediakan simulasi praktikum yang berhubungan
dengan keterampilan IPA seperti praktim yang sebenarnya sehingga
lebih mudah.
b. Waktu yang dibutuhkan guru untuk menyediakan alat dan bahan untuk
praktikum semakin singkat.
c. Aplikasi ini mampu meningkatkan kepercayaan diri dan memotivasi
peserta didik dalam belajara fisika menggunakan komputer sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kekurangan
a. Aplikasi ini hanya bisa digunakan pada beberapa materi saja.
b. Guru harus tetap kreatif dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan
minat peserta didik pada pelajaran fisika masih sangat kurang.

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan
penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas.
Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang
19

dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat


diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Artinya
proses penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai menyadari
adanya masalah sampai proses pemecahannya melalui teknik analisis
tertentu untuk ditarik kesimpulan. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai
perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti, yakni guru. Tindakan
diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga, kelas
menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti
PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di-setting untuk kepentingan
penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan
situasi dan kondisi yang riil tanpa direkayasa.
Dari penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri
dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2016).
Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan kelas (PTK)
dilakukan bertujuan untuk
a. Meningkatkan kualitas guru
b. Memperbaiki kualitas proses pembelajaran
c. Pengembangan ketrampilan guru yang bertolak dari kebutuhan dalam
memecahkan problem yang dihadapi di kelas
d. Menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru yang disertai
mekanisme koreksi diri dari guru (built in self-correcting mechanism)
untuk meningkatkan profesionalisme guru
2. Ruang Lingkup Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Ruang lingkup PTK adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan:
a. Pengelolaan kelas; dalam rangka meningkatkan KBM dan partisipasi
siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar mengajar yang
inovatif.
20

b. PBM; menerapkan berbagai metode mengajar, mengembangkan


kurikulum, meningkatkan peran siswa dalam belajar dan memperbaiki
metode evaluasi.
c. Penggunaan sumber-sumber belajar; model alat peraga, sumber-
sumber lingkungan dan media lainnya.
d. Personal dan keprofesionalan guru;
1) Meningkatkan hubungan antara siswa, guru dan orang tua
2) Meningkatkan “konsep diri” siswa dalam belajar.
3) Meningkatkan sifat dan kepribadian siswa
4) Meningkatkan kompetenssi guru secara profesional
3. Model Penelitian PTK Kemmis dan Mc Taggart
Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin dikembangkan
oleh Kemmis & Mc. Taggart. Komponen tindakan (acting) dengan
pengamatan (observing) disatukan dengan alasan kedua tindakan itu tidak
dapat dipisahkan satu sama lain karena kedua kegiatan haruslah dilakukan
dalam satu kesatuan waktu. Begitu berlangsung suatu kegiatan dilakukan,
kegiatan observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model dari
Kemmis dan dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Model Penelitian Taggart dan Kemmis


Model Kemmis dan Mc Taggart bila dicermati hakikatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri
dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
21

refleksi. Untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu
pengertian siklus disini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Banyaknya siklus dalam
penelitian tindakan kelas tergantung dari permasalahan yang perlu
dipecahkan, semakin banyak permasalahan yang ingin dipecahkan
semakin banyak pula siklus yang akan dilalui. PTK model Kemmis dan
Mc. Taggart pada hakikatnya berupa perangkat perangkat atau untaian-
untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap meruapakan satu
kesatuan dalam siklus (Parnawi, 2020).

E. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi & Darmawan (2022) dengan
metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
bentuk penelitian Quasi eksperimental Design dan rancangan penelitian
Nonequi valent Groups Posttest-Only. Berdasarkan hasil uji hipotesis
diperoleh Keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan model
pembelajaran inquiry pada materi dinamika partikel siswa kelas X SMA
Negeri 1 Jongkong tergolong baik yaitu sebesar 69,12 sedangkan kelas
kontrol sebesar 58,04. Sehingga Ha diterima dan hasil perhitungan effect
size untuk model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains
siswa pada materi dinamika partikel siswa kelas X SMA Negeri 1
Jongkong yaitu 1,426 tergolong tinggi. Terdapat perbedaan keterampilan
proses sains siswa setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri dan
siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran konvesional.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati et al., (2021) dengan Jenis
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dimana dalam penelitian ini menggunakan 2 siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Hasil penelitian yang diperoleh pada aspek kognitif pada siklus I
dengan rata-rata 81.71 dan pada siklus II dengan rata-rata 91.25.
Sedangkan keterampilan proses sains siswa pada aspek psikomotorik dan
22

afektif siswa pada siklus I dengan rata-rata 77.61 dan siklus II 78.20.
Secara klasikal ketuntasan keterampian proses sains peserta didik pada
siklus I sebesar 84,37% dan pada Siklus II sebesar 96,87%. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode praktikum
berbasis inkuiri pada pelajaran fisika topik getaran dan gelombang dapat
meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya maka
hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media crocodile physics dapat
meningkatkan keterampilan proses sains secara individu maupun kelompok
pada materi pokok Gelombang Mekanik peserta didik kelas XI IPA 2 di
SMAN 1 Siompu Tahun Ajaran 2022//2023.
1.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2022/2023 di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Siompu pada materi pokok
gelombang mekanik.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian tindakan kelas
(PTK). Menurut Asrori (2019) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara
lebih berkualitas sehingga peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang
lebih baik. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media crocodile physic sebagai alternatif tindakan untuk
meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 1 Siompu pada materi pokok gelombang mekanik.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA
2 SMAN 1 Siompu tahun ajaran 2022/2023 dengan jumlah 28 orang peserta
didik yang terdiri dari 18 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Penentuan
subjek dalam penelitian ini didasarkan oleh penilaian guru terhadap hasil
belajar peserta didik yang paling rendah.

D. Faktor yang Diteliti


Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor peserta didik, untuk melihat keterampilan proses fisika peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing berbantuan media crocodile physics.
2. Faktor guru, untuk melihat bagaimana guru mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing berbantuan media crocodile physics.

23
24

E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis & Mc
Taggart. Komponen pokok dalam penelitian Tindakan kelas (PTK) menurut
Kemmis & Mc. Taggart meliputi empat komponen yaitu perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting) dengan hubungan dari keempat komponen ini dipandang dalam
satu siklus (Parnawi, 2020). Adapun jumlah siklus yang akan digunakan
dalam penelitian ini terdiri atas dua siklus. Sebelum tiap tahapan siklus
dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan untuk mengkaji dan
memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi dan
dialami oleh guru saat pembelajaran di kelas. Desain Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Model Inkuiri SI
Terbimbing dengan Pelaksanaan K
Permasalahan
Menggunakan Media (RPP 01 dan RPP 02)
L
Crocodile Physic
U
S
Observasi dan Evaluasi
Terselesaikan Refleksi (I) (I) I

Belum Terselesaikan

Model Inkuiri SI
Permasalahan Terbimbing dengan Pelaksanaan K
Menggunakan Media (RPP 03)
L
Crocodile Physic
U
S
Observasi dan Evaluasi
Terselesaikan Refleksi (II) (II) II

Gambar 3.1 Rancangan dan Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


25

F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilaksanakan
sebanyak dua siklus. Masing-Masing siklus dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai, seperti apa yang didesain dalam faktor yang akan diselidiki. Dalam
penelitian ini yang akan mengajar adalah peneliti pada kelas tersebut
berkolaborasi dengan guru sebagai observer/pengamat.
Mengacu pada desain penelitian maka prosedur penelitian tindakan
untuk setiap siklus meliputi: 1) permasalahan; 2) penerapan model
pembelajaran inkuiri dengan berbantuan media Crocodile Physic; 3)
pelaksanaan tindakan (RPP); 4) observasi dan evaluasi; dan 5) refleksi. Secara
lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 01 dan RPP
02) sesuai dengan tahap-tahap model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang akan diterapkan untuk meningkatkan keterampilan
proses sains peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Siompu
pada materi pokok gelombang mekanik. (RPP-01) sub materi
bentuk-bentuk gelombang dan besaranya dan (RPP-02) sub materi
pemantulan dan pembiasan gelombang.
2) Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 01 dan LKPD 02)
dan Lembar Kerja Keterampilan Proses Sains (LK-KPS 01 dan
LK-KPS 02) untuk kegiatan pembelajaran beserta kunci
jawabannya.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama proses
pembelajaran.
26

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dalam kegiatan


pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dan
lembar observasi keterampilan proses sains pada aspek
melakukakan percobaan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dengan
berbantuan aplikasi Software Crocodile Physic oleh peneliti sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (RPP-01) sub
materi bentuk-bentuk gelombang dan besaranya dan (RPP-02) sub
materi pemantulan dan pembiasan gelombang.
c. Observasi dan Evaluasi
Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan pembelajaran yang
telah dirancang sebelumnya. Observasi dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran untuk memantau optimalisasi penerapan model
inkuiri terbimbing oleh peneliti yang dilakukan oleh observer yaitu
guru IPA dan untuk melihat keterampilan prosses sains peserta didik
selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dan
evaluasi ketermpilan proses sains belajar untuk mengetahui sejauh
mana penguasaan peserta didik tentang materi pokok gelombang
mekanik.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan diskusi refleksi
berdasarkan hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dan
evaluasi. Untuk melihat apakah kegitan yang dilaksanakan telah
efektif serta dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta
didik (RPP-01) sub materi bentuk-bentuk gelombang dan besaranya
dan (RPP-02) sub materi pemantulan dan pembiasan gelombang.
Dalam tahap ini, keunggulan dipertahankan dan ditingkatkan,
sedangkan kelemahan-kelemahan yang terjadi diperbaiki pada siklus
berikutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah-
27

langkah lebih lanjut pada siklus berikutnya.

2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
1. Menetapkan atau merumuskan keunggulan dan kelemahan yang
dicapai pada siklus I.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 03) untuk
pertemuan ketiga sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran inkuiri terbimbing yang akan diterapkan.
3. Menyiapkan Lembar Kerja Pesrta Didik (LKPD 03) dan Lembar
Kerja Keterampilan Proses Sains (LK-KPS 03) untuk pertemuan
ketiga sesuai dengan materi yang akan diberikan yaitu sub difraksi
dan interferensi gelombang.
4. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru.
5. Mendesain alat evaluasi untuk materi pokok gelombang mekanik
guna mengetahui pemahaman konsep peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berupa tes siklus II dan membuat
kunci jawaban beserta aturan penskorannya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada
materi pokok gelombang mekanik oleh peneliti sesuai dengan
rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP-03) untuk sub materi
difraksi dan interferensi gelombang.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dirancaang sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh
seorang observer yaitu guru fisika di SMAN 1 Siompu. Dan pada
28

tahap ini dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana


pemahaman peserta didik terhadap materi pada pokok bahasan
gelombang mekanik dengan menggunakan tes siklus II.

d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan diskusi refleksi
berdasarkan hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dan evaluasi.
Refleksi merupakan langkah terakhir dalam satu putaran (siklus)
penelitian tindakan untuk melihat apakah hal yang direncanakan dan
dilakukan pada kegiatan proses pembelajaran telah mencerminkan
hasil yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan atau belum. Dari
hasil analisis tersebut digunakan sebagai acuan untuk membandingkan
peneingkatan keterampilan proses sains peserta didik dari siklus I dan
siklus II.

G. Kriteria Keberhasilan Tindakan


Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dikatakan berhasil apabila telah
memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Secara individu, keterampilan proses sains tercapai apabila peserta didik
yang menjadi subjek penelitian telah mencapai skor rata-rata 3 sampai 4
yaitu dengan kategori baik atau sangat baik (Asdianti et al., 2022).
2. Secara individu, hasil tes keterampilan proses sains tercapai apabila
peserta didik yang menjadi subjek penelitian telah mencapai nilai ≥ 70
(Kriteria Ketuntasan Minimal di SMAN 1 Siompu), dari skor ideal 100.
3. Secara klasikal, keterampilan proses sains tercapai apabila ≥ 75% dari
keseluruhan peserta didik yang menjadi subjek penelitian telah mencapai
hasil secara individu.

H. Data dan Teknik Pengambilan Data


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik
kelas XI IPA 2 SMAN 1 Siompu.
2. Jenis Data
29

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif.


a. Data kuantitatif dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar
observasi peserta didik.
b. Data kualitatif yang diperoleh dari tes keterampilan proses sains
peserta didik.
3. Teknik Pengambilan Data
a. Data mengenai gambaran peningkatan keterampilan proses sains
diambil dengan meggunakan lembar kerja keterampilan proses sains
dengan cara memberikan skor pada setiap aspek keterampilan yang
dimiliki peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
b. Data mengenai gambaran ketuntasan keterampilan proses sains peserta
didik yang terjadi dari dua siklus.
c. Data mengenai aktivitas guru diambil dengan menggunakan lembar
observasi dengan cara centang (√) serta memberikan skor pada setiap
aspek yang dilakukan untuk guru sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.

I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang di gunakan untuk teknik pengumpulan data
pada penlitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Tes Keterampilan Proses Sains
Tes ini dikontruksi dalam bentuk pilihan ganda dilakukan dalam 2
tahap yaitu tes siklus I dan tes siklus II yang masing-masing terdiri dari 6
soal dari 6 aspek keterampilan proses sains yang diamati yaitu mengamati,
mengklasifikasikan, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan. Dimana soal tersebut diambil dari penelitian yang
telah dilakukan oleh Linda Rahayuningsih yang divalidasi oleh Istikomah
M. Sc dan Susilawari, M. Pd. Soal-soal tersebut kemudian untuk menguji
keterampilan proses sains peserta didik terhadap konsep-kosep yang
tercakup dalam materi pokok gelombang mekanik dengan teknik
penskoran sesuai dengan skor yang berada pada kunci jawaban.
2. Lembar Kerja Keterampilan Proses Sains
30

Lembar Kerja Keterampilan Proses Sains (LK-KPS) yang terdiri


dari 6 aspek yaitu mengamati, memprediksi, mengklasifikasikan,
mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. LK-KPS dilakukan di
setiap pertemuan dimana pada penelitian ini di lakukan 3 pertemuan dan
dikerjakan secara individu. LK-KPS dinilai berdasarkan skor yang tertera
pada pedoman LK-KPS peserta didik.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru,
indikatornya disusun sesuai dengan aspek kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas yang sesuai dengan tahap-tahap model inkuiri terbimbing.
Lembar observasi dilakukan disetiap pertemuan dan dinilain oleh guru
fisika di sekolah sebagai observer dalam penelitian ini.

J. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan berupa analisis deskriptif yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran distribusi keterampilan proses
sains yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.
1. Data Keterampilan Proses Sains (KPS) Peserta Didik
a. Membuat tabulasi data dalam bentuk skor perolehan keterampilan
proses sains setiap kelompok peserta didik tiap item rubrik penilaian
pada lampiran.
b. Menghitung skor rata-rata keterampilan proses sains peserta didik
dengan rumus.
N
∑ Xi
i =1
x i=
N
Keterangan
X i = Skor Rata-Rata KPS

Xi = Jumlah Semua Skor KPS


N = Jumlah item KPS peserta didik
31

c. Mengklasifikasi skor keterampilan proses sains peserta didik sebagai


berikut.
1 ≤ X i< 2 : Kategori kurang
2 ≤ X i< 3 : Kategori cukup
3 ≤ X i <4 : Kategori baik
X i =4 : Kategori sangat baik
(Nurhasanah, 2016)
d. Menghitung presentase kategori keterampilan proses sains peserta
didik sebagai berikut.

% kategori =
∑ KT ×100 %
N
Keterangan:
∑ KT =
Jumlah masing-masing kategori KPS
N = Jumlah keseluruhan peserta didik
e. Menentukan nilai rata-rata hasil tes keterampilan proses sains peserta
didik dengan rumus sebagai berikut.
N
∑ Xi
i =1
Xi =
n
Keterangan:
X i = Nilai rata-rata

Xi = Nilai tiap-tiap peserta didik


n = Jumlah peserta didik
(Nurhasanah, 2016)
f. Presentase jumlah peserta didik yang hasil keterampilan proses
sainsnya sudah tuntas, dengan menggunakan rumus.

% tuntas
∑ TB ×100 %
N
Keterangan:

∑ TB = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar


N = Jumlah peserta didik secara keseluruhan
32

(Nurhasanah, 2016)
Untuk mengkategorikan nilai hasil tes keterampilan proses sains
peserta didik, dengan mengikuti pengkategorian sebagai berikut.
Persentase rata-rata nilai Kategori
81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Sedang
21 – 40 Rendah
0 – 20 Sangat Rendah
(Fauzah, 2023).
2. Aktivitas Guru
Menurut Arikunto (2005) analisis aktivitas guru dapat dilakukan
dengan menghitung rata-rata aktivitas guru menggunakan rumus berikut.

Rata−rata=
∑ skor rata−rata
∑ item
Kemudian mengklasifikasi rata-rata skor aktivitas guru menggunakan
kategori berikut.
Tabel 3. 1 Ketentuan Rata-Rata Skor Aktivitas Guru
Rentang Nilai kategori
1≤ rata−rata<1 , 75 Kurang
1,75 ≤ rata−rata<2 , 5 Cukup
2,5 ≤ rata−rata<3 , 25 Baik
3,25 ≤ rata−rata< 4 Sangat baik
33
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, B., Safahi L., & Lestari, A. A. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle
dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Biodidaktika: Jurnal Biologi
dan Pembelajarannya. p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Al-Tabany, Trianto I. B. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,


Dan Konteksual. Jakarta: Prenada Media.

Anam, K. (2017). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Asdianti, Tahang, L. & Sukariasih, L. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik pada
Pembelajaran IPA Materi Pokok Cahaya dan Alat Optik Kelas VIIIA SMP Negeri
1 Wawoni Utara. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, 5 (1), 46-57.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI.

Asrori, M. (2019). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Bundu, P. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam


Pembelajaran Sains. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dewi, S. 2008. Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas.

Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Reka Cipta.

Fathurrohman, M. (2015). Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Kalimedia

Fatonah, & Prasetyo, Z. K. (2014). Pembelajaran Sains. Yogyakarta: Ombak.

Fauzah. (2023). Peningkatan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Fikih Melalui Metode
Diskusi pada Siswa Kelas VI MIS Samborejo 02. Seminar Nasional Pendidikan
Profesi Guru Agama Islam. 3 (1).

Hamzah, A., & Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran


Matematika. Jakarta: PT. Rajagravindo Persada

34
35

Hani A. N., Jayadinata, A. K., & Gusrayani, D. (2016). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Energi
Bunyi. Jurnal Pena Ilmiah. 1(1)

Hidayati, N. S., Didik, L. A., & Yahdi, Y. (2021). Penerapan Metode Praktikum
Berbasis Inkuiri Pada Pelajaran Fisika Topik Getaran Dan Gelombang untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI
SMAN 1 Pringgarata Tahun Pelajaran 2018/2019. INKUIRI: Jurnal Pendidikan
IPA, 10(1). https://doi.org/10.20961/inkuiri.v10i1.34220

Holden Simbolon, D. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Berbasis Eksperimen Riil Dan Laboratorium Virtual Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Effects Of Guided Inquiry Learning Model Based Real Experiments
And Virtual Laboratory Towards The Results Of Students’ Physics Learning. In
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (Vol. 21).

Juhji, J. (2016). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan


Inkuiri Terbimbing. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 2(1), 58.
https://doi.org/10.30870/jppi.v2i1.419

Jack, G. U., (2013). The Influence of Identified Studemt and School Variables on
Student Science Process Skill Acquision. Journal of Education and Practice. Vol
4, No 5, hh. 16-22.
Le Thang, N. (2014). Using Crocodile Physics Software To Design Virtual Using
Crocodile Physics Software To Design Virtual Experiments In Physics Teaching
At Schools (Vietnam) Experiments In Physics Teaching At Schools (Vietnam).
www.physics.umd.edu/ripe/muppet/muppet.html.

Marpaung, R. R., Aziz, N. R. N., & Purwanti, P. (2021). Analisis Nilai Sudut Deviasi
pada Prisma menggunakan Software Crocodile Physics 605. Schrodinger Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2(1), 1–7.
https://doi.org/10.30998/sch.v2i1.3930

Novianto, A., & Diana, N. (2019). Penerapan Program Crocodile Physics Sebagai
Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika
Siswa. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2(1), 1–8.
https://doi.org/10.24042/ijsme.v2i1.3969

Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Musfiqon & Nurdyansyah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:


Nizamial Learning Center
36

Nurhasanah. (2016). Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Peserta didik
dalam Pembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri Terbimbing. Skripsi
FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Parnawi, A. (2020). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).


Yogyakarta: Deepublish.

Rahmi, A., & Darmawan, H. (2022). Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Inkuiri
terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta didik pada Materi Dinamika Partikel
di Kelas X SMA Negeri 1 Jongkong. Jurnal Pendidikan Sains Dan Aplikasinya
(JPSA), 5(2), 44–50. https://doi.org/10.31571/jpsa.v5i2.2806.

Ruhiat, Y., & Sari Utami, I. (2019). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika.
(Vol. 2, Issue 1). https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/sendikfi/index.

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Sadia, I. W. (2014). Model-Model Pembelajaran Sains Konstruktivistik. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Sari, Jenni. (2021). Perbandingan Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi


Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Di SMA Negeri 8 Kota Jambi.
Skripsi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.

Sanjaya, W. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pernada Media Group.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Septantiningtyas, N., Lukman Hakim, M.R., Rosmila, N., & Lahirdi (2020). Konsep
Dasar Sains 1. Klaten: Lakeisha.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sunardi, S. (2018). Penggunaan Aplikasi Crocodile Untuk Meningkatkan Minat


Belajar Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis. Vidya Karya, 33(1), 51.
https://doi.org/10.20527/jvk.v33i1.5396

Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Widayanto. (2009). Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Peserta didik


Kelas X Melalui KIT Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 1, No. 1,
hh. 1-7.

Anda mungkin juga menyukai