SKRIPSI
OLEH :
IRA YANTI
NIM. 2201190003
Nim : 2201190003
dan Keaktifan Belaja Siswa pada Materi Interaksi Antar Komponen Ekosistem Di
Kelas X SMA Negeri 1 Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat”, yang saya tulis
ini benar-benar tulisan saya dan bukan merupakan plagiat baik sebagian atau
seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
hasil plagiat baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi
IRA YANTI
NIM. 2201190003
Mengetahui:
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Belaja Siswa pada Materi Interaksi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Musdiani, M.Pd., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Meulaboh.
vi
6. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga buat Ibunda dan Ayahanda
memberikan dukungan dan do’a yang tak kunjung henti kepada penulis
skripsi ini apabila ada kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
IRA YANTI
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian............................................................... 5
1.5. Definisi Operasional............................................................. 7
viii
4.1.1 Data Hasil Validasi......................................................... 40
4.1.2 Hasil Pretest.................................................................... 41
4.1.3 Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning.... 44
4.1.4 Hasil Observasi............................................................... 48
4.2. Pembahasan.............................................................................. 52
BAB V PENUTUP...................................................................................... 55
5.1. Kesimpulan............................................................................... 55
5.2. Saran......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 57
Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
dalam dunia pendidikan. Pengaruh ini dapat kita rasakan terutama pada berbagai
kesenangan, akan tetapi bagi banyak orang nama itu menimbulkan beban berat
jika dibandingkan dengan pelajaran lain. Bahkan ada juga siswa yang sulit
menerima pelajaran biologi. Oleh karena itu tugas dari guru-guru biologilah untuk
memahami dan mengembangkan berbagai cara guna mendorong siswa agar mau
yang ada dimuka bumi. Biologi juga merupakan wahana untuk meningkatkan
lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan
penguasaan dari kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan (Syamsu dan
1
2
perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Hasil belajar tersebut dilihat
diberikan oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar
siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Kistian, 2018:
14).
dari luar, akan tetapi di bentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur kognitif
peserta didik dan mengajar dilaksanakan oleh guru (pendidik). Belajar adalah
suatu aktifitas mental dan psikis yang yang berlangsung dalam interaksi aktif
keterampilan dan nilai sikap “selain itu mengajar adalah suatu aktifitas
dengan para peserta didik sehingga terjadi interaksi (Iryanti, 2015: 264).
3
menemukan sendiri fakta dan konsep. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa
dapat diciptakan oleh guru, salah satunya melalui model discovery (penemuan).
Hal ini didukung oleh pendapat Suryosubroto (2014: 62), model discovery
learning merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif
dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
tahan lama dalam ingatan serta dapat meningkatkan proses berpikir siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas X-1 SMA
belajar siswa yang berkaitan dengan materi interaksi antar komponen ekosistem
masih rendah. Hal ini berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
sudah ditentukan dari SMA Negeri 1 Pante Ceureumen yaitu 70. Nilai hasil
belajar siswa pada pelajaran biologi materi interaksi antar komponen ekosistem
masih kurang dari KKM yang ditetapkan, dari 23 orang siswa di kelas X-1, yaitu
(34,8%) siswa mendapat nilai diatas KKM. Terdapat beberapa faktor yang
kelompok belajar dan model pembelajaran yang dipakai oleh guru masih
pembelajaran siswa akan merasa tegang, kurang nyaman dan tidak bisa
menarik jika dikemas dalam suatu bentuk pembelajaran aktif yang menyenangkan
4
dan menggugah siswa untuk berpikir kreatif untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
pelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
pada interaksi antar komponen ekosistem di kelas X-1 SMA Negeri 1 Pante
terpusat pada siswa. Karena dalam penerapan model discovery learning siswa
dilatih untuk menemukan konsep dalam materi itu sendiri, dengan menggunakan
terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar siswa pada materi interaksi
Barat ?
Barat.
ekosistem terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar siswa secara lebih
1. Bagi guru
ekosistem.
2. Bagi siswa
jenuh dan bosan ketika belajar khususnya pada materi interaksi antar
komponen ekosistem.
komponen ekosistem.
3. Bagi sekolah
lebih bervariasi agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Bagi Peneliti
pembelajaran.
2016: 78). Model discovery learning yang dimaksud di sini adalah model
Menurut Sudjana (2016: 23) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses
belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun
secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil
belajar dalam penelitian ini adalah perubahan tingkah laku individu yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri
siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
dan guru.
masalah.
biotik dengan biotik ataupun biotik dengan abiotik. Adanya interaksi ini
abiotik dalam suatu ekosistem. Suatu interaksi pun selalu terjadi di setiap
KAJIAN PUSTAKA
berbagai teknik dan prosedur yang menjadi bagian pentingnya (Sundari, 2015:
109).
Joyce & Weil (1980) adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai pola pilihan, artinya para guru
9
10
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
dikelas.
pembelajaran.
untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran digunakan oleh guru sebagai
kooperatif antara lain meliputi: Jigsaw, Think Pair Shared, Numbered Heads
Together, Group Investigation, Picture and Picture, discovery learning dan lain
sebagainya.
11
sendiri pola-pola dan struktur untuk melalui sederetan pengalaman dari belajar
sebelum keterangan yang dipelajari itu dapat dipahami. Fungsi guru pada model
penemuan ini bukan menyelesaikan masalah itu sendiri (Hamalik, 2016: 78).
Menurut Sudirman (2015: 61), discovery learning adalah proses mental, dan
strategi ini, bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui
berbagai aktivitas sehingga guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing
bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian srtategi ini sering juga dinamakan
dikatakan ia belajar melalui penemuan. Bila guru mengajar siswa tidak dengan
menemukan sendiri. Cara guru mengajar demikian disebut model model discovery
learning.
kemudian ditafsirkan.
umum yang berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama
model discovery learning dibentuk dan meliputi model discovery learning secara
lebih banyak lagi. Sebagai tambahan pada proses-proses model discovery learning
1) Model ini banyak menyita waktu dan tidak menjamin siswa tetap
penemuan.
optimal.
Menurut Haling (2015: 48) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil
penilaian yang dicapai seoarang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan
pengajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima siswa. Menurut Hamalik
(2016: 30) “Hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
15
hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
tingkat keberhasilan atau hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan
belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui
sejauh mana bahan pengajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima dan
dicapai siswa berupa perubahan tingkah laku meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif merupakan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yaitu :
baik.
2. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni:
3. Ranah psikomotorik
atau ketrampilan yng terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien, dan
tepat.
yang berlaku.
gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri (Suryosubroto, 2014: 51).
18
Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan hasil belajar adalah hasil
posttest siswa setelah menyelesaikan keselurahan materi dalam bab yang telah
dipelajari. Sedangkan ranah hasil belajar yang akan diteliti adalah ranah kognitif.
proses kegiatan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku bagi peserta didik
atau subyek belajar. Akan tetapi dalam kenyataan banyak faktor yang ikut
mempengaruhi, yang biasa dibagi menjadi faktor intern (dari dalam) diri peserta
1. Faktor internal
Faktor intern pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi
fisisologis dan sisi psikologis. Pada sisi fisiologis terletak pada kondisi fisik
peserta didik, misalnya kesehatan badan sedang prima atau lelah, gizi
makanan sedang terpenuhi atau kekurangan gizi, badan sedang kurang sehat
(a) motivasi, peserta didik akan berhasil belajarnya manakala dalam dirinya
kekuatan perhtian pada suati situasi belajar, (c) reaksi, dalam kegiatan
atau fakta yang sudah dipelajari membuat kemampuan peserta didik untuk
2. Faktor-faktor eksternal
Menurut Syah dalam Sufanti (2017: 62) faktor eksternal siswa sendiri
terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non sosial.
a. Lingkungan Sosial
siswa.
digunakan siswa.
20
2.4 Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan adalah
kegiatan dalam proses belajar mengajar (Dahlan, 2014: 7). Belajar aktif sebagai
proses merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada siswa untuk
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan belajar aktif akan
membuat peserta didik memikirkan eksplorasi dan tindakan kreatif. Yang paling
kemampuan peserta didik perlu difasilitasi dan digerakkan oleh guru. Itu berarti,
Menurut Suartika (2017: 100) keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik
maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak
murid adalah salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru,
tujuan dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat
lainnya. Murid atau anak didik menurut Djamarah (2016: 82) adalah subjek utama
2016: 82) murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi
dan mengalami berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid
membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi
oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu
yang lain.
keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik
maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal
keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari keadaan fisik yang
mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sudah diamati. Adapun jenis-jenis
sebagainya.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran tuntutan peserta didik agar selalu
aktif bukanlah hal yang baru. Keaktifan peserta didik merupakan konsekuensi
logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan tuntutan logis dari
hakekat belajar-mengajar. Hampir tak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya
keaktifan individu peserta didik yang belajar. Artinya belajar mengajar yang
peserta didik mampu mengubah tingkah laku lebih efektif dan efisien (Ahmadi
Aktifitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan,
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas peserta didik dalam
tersebut, dengan ini peserta didik aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan
dalam kehidupan nyata. Dalam penelitian ini yang akan peneliti bahas adalah
tentang keaktifan belajar siswa yang ditinjau dari mental activities. Dengan belajar
aktif peserta didik diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak
mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk
didik);
pembelajaran;
saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Santoso (2015: 27) cara untuk
efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas
dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki
penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan
ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir
motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah satu cara
Interaksi antar mahluk hidup yang dapat terjadi dalam sebuah ekosistem
dan rumput yang bersaing mendapatkan unsur hara dan air di dalam
tanah.
4. Simbiosis yaitu interaksi dua jenis mahkluk hidup yang hidup bersama.
kupu-kupu ;
26
5. Antibiosis yaitu interaksi dua jenis mahkluk hidup dimana salah satu
Dalam ekosistem, interaksi bukan hanya antar komponen biotik namun juga
interaksi antara komponen biotik dan abiotik misalnya hubungan antara tanah dan
pohon. Pohon memperoleh unsur hara yang diperlukan untuk tumbuh dari dalam
tanah. Disisi lain daun, ranting pohon yang telah kering dan dibusukkan dapat
menambah unsur hara yang ada di dalam tanah (Syamsuri, 2017 : 58).
biotik (mahkluk hidup) dan abiotik (komponen tak hidup) saling berhubungan
ekosistem. Materi yang dimaksud adalah senyawa kimia penyusun tubuh mahkluk
hidup seperti air, karbon, oksigen, nitrogen dan sulfur. Senyawa kimia tersebut
berpindah dari komponen biotik ke abiotik dan kembali lagi ke komponen biotik.
Aliran energi dalam ekosistem mengalir dan tidak kembali. Energi matahari
tingkat pertama, konsumen tingkat kedua, dan begitu seterusnya (Indrawan, 2016:
15).
Dari satu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya, energi yang berpindah
hanya sekitar 10% dari sumber energi yang diperoleh karena sisanya terbuang
dalam bentuk panas. Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi hanya berubah
bentuk, tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan. Di ekosistem energi
panas tidak dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen sehingga energi tidak
kembali lagi ke ekosistem. Pada eksosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan
yang disebut dengan rantai makanan. Rantai makanan ini saling berkaitan
tropik satu dengan tingkat tropik berikutnya berdasarkan jumlah atau masa atau
jumlah energi pada setiap tropiknya. Tingkat tropik adalah posisi organisme
dalam rantai makanan atau jaring makanan. Tingkat tropik I adalah produsen
energi yang dimiliki oleh tingkatan tropik tersebut. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa tingkat tropik I memiliki jumlah energi yang lebih besar dari
Learning baik pada mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran IPS dapat
dikatakan sesuai dengan karakteristik anak didik. Hal ini ditunjukkan oleh
adanya peningkatan yang cukup berarti pada aspek-aspek yang diamati pada
aktivitas siswa serta hasil belajar yang dicapai. Dari data yang telah
Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VII Di SMP
yaitu 79%. Nilai siswa secara klasikal yang diperoleh tersebut telah
mengajar siklus I dengan skor 71% dengan kategori baik, siklus II dengan
skor 74% masuk kedalam kategori baik dan hasil aktivitas siswa siklus I
Belajar IPA pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Tahun Pelajaran
siklus I sebesar 56% tergolong dalaam kategori cukup aktif dan pada siklus
II sebesar 88% tergolong dalaam kategori sangat aktif. Sedangkan data hasil
beljar sisswa pada siklus I, dangan ketuntasan yang diperoleh sebesar 25%,
daapat meningkatkan aktifitas dan hasil beljar IPA pada sisswa kelas VIII
dapat memilih baik model pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat
berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama,
dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran karena selama ini siswa
METODELOGI PENELITIAN
discovery learning terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar siswa pada materi
kuantitatif. Menurut Hera (2018: 149), penelitian kuantitatif merupakan data yang
akan diolah berhubungan dengan nilai atau angka-angka yang dapat dihitung
secara matematis.
hasil belajar dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi interaksi antar
Aceh Barat.
untuk dicari peranannya terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar siswa
32
33
melakukan pengamatan secara langsung pada obyek yang menjadi sumber data
penelitian.
discovery learning terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar siswa pada materi
yaitu pada bulan Mei. Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini SMA Negeri 1
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 yang berjumlah 16 orang,
mendapat perlakuan X.
4. Melihat pengaruh hasil tes akhir terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar
siswa, untuk menentukan ada atau tidak ada pengaruh sebagai akibat dari
perlakuan X.
keberhasilan penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan
data, yaitu :
35
3.5.1 Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
tertulis berupa pretest dan postest. Tes ini digunakan untuk mengukur hasil
3.5.2 Observasi
adalah guru bidang studi biologi di kelas X-1 SMA Negeri 1 Pante
Dalam hal ini penulis membuat lembar observasi guru yang disusun
Lembar observasi yang digunakan ini merupakan sebagai alat bantu dalam
3.5.3 Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang siswa, guru, nilai
discovery learning. Soal tes berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal
untuk pretest dan 20 soal untuk postest dengan masing-masing bobot nilai
penilaian.
penilaian.
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
validasi dalam penelitian ini berupa kesesuaian antara karakteristik RPP dan
Data hasil tes, observasi guru dan siswa serta hasil validasi data yang telah
F
P = x 100%
N
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = jumlah responden
R
S= x 100%
N
Keterangan:
Adapun indikator dari pelaksanaan penelitian ini adalah 75% siswa sudah
dilaksanakan adalah apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar
pembelajaran discovery learning hasil belajar dan keaktifan belajar siswa pada
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa teknik yaitu tes,
observasi dan dokumentasi. Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar
oleh peneliti untuk memperoleh data-data hasil belajar siswa dan data-data yang
divalidasikan oleh salah satu dosen dari STKIP Bina Bangsa Meulaboh dan guru
bidang studi biologi dari SMA Negeri 1 Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
Validasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui layak atau tidak layak
40
41
Berdasarkan tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa instrumen penelitian telah
mengacu pada kategori valid, hal tersebut dapat dilihat dari penilaian dari
kategori sangat baik, sehingga perangkat pembelajaran ini sudah dianggap layak
Pertemuan awal ini dilaksanakan hari Kamis tanggal 3 Agustus 2023. Pada
oleh guru sedangkan siswa lebih banyak pasif, diam dan hanya mendengarkan
penjelasan guru.
menggunakan model pembelajaran yang aktif dan kreatif, dengan kondisi ini
siswa tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Hanya beberapa siswa saja yang
42
terlihat aktif saat mengikuti pelajaran, sedangkan sebagian besar lainnya diam,
Setelah proses pembelajaran biologi ini selesai, penulis memberikan soal uji
coba kepada siswa (pretest). Siswa diminta untuk mengerjakan soal secara
mandiri, peneliti juga menyampaikan kepada siswa, tes ini merupakan tes untuk
Berdasarkan dari tabel tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa siswa
yang memperoleh nilai ketuntasan yaitu 70 ada 6 orang dan yang tidak tuntas ada
43
10 orang. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40 dan nilai yang tertinggi
adalah 80, adapun jumlah keseluruhan nilai siswa pada pretest adalah 930 dan
nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa adalah 58,1. Untuk melihat persentase
siswa pada materi interaksi antar komponen ekosistem, dari jumlah siswa
keseluruhan yaitu 16 siswa hanya 6 siswa atau 37,5% yang mencapai ketuntasan
belajar siswa, sementara yang tidak tuntas sebanyak 10 orang siswa atau 62,5%.
44
Dari hasil pretest pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa hasil
belajar siswa pada materi interaksi antar komponen ekosistem masih kurang.
tiga kegiatan utama, yaitu: (1) kegiatan awal (2) kegiatan inti (3) kegiatan akhir.
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar
makhluk hidup dengan lingkungannya. Pada kegiatan awal, guru membuka proses
awal yaitu memberikan gambaran umum tentang materi yang dipelajari dan ramah
dalam penyampaian agar siswa dapat mengerti tentang materi yang disampaikan.
materi yang akan dipelajari yaitu tentang materi interaksi antar komponen
ekosistem.
cara kerja serta hasil kerja diskusi siswa. Sebagian besar kelompok belum
menunjukkan interaksi yang baik antar anggotanya, meskipun masih ada beberapa
siswa yang masih sering bermain-main dari pada berdiskusi. Setelah semua
ulasan dan penjelasan sedikit sebagai klarifikasi materi interaksi antar komponen
ekosistem.
peningkatan yang cukup signifikan. Permasalahan yang ada pada dialog awal
dapat tertasi dengan melihat respon balik dari siswa. Dilihat dari kondisi ini maka
hasil dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran biologi sudah nampak.
motivasi, informasi dan perbaikan yang dapat dilakukan oleh siswa pada
kelas X SMA Negeri 1 Pante Ceureumen pada pelajaran biologi materi interaksi
46
learning pada siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan dari tabel tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa siswa
yang memperoleh nilai ketuntasan yaitu 70 ada 12 orang dan yang tidak tuntas ada
4 orang. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai yang tertinggi
adalah 95, adapun jumlah keseluruhan nilai siswa pada postest adalah 1240 dan
nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa adalah 77,5. Untuk melihat persentase
Dari tabel dan grafik tersebut di atas, dapat dilihat bahwa nilai postest
siswa pada tema indahnya kebersamaan, sub tema organ gerak hewan dan
manusia. Dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 16 siswa, ada 12 siswa atau 75%
yang mencapai nilai ketuntasan belajar siswa, sementara yang tidak tuntas
sebanyak 4 orang siswa atau 25%. Dari hasil postest pada tabel di atas dapat
48
disimpulkan sementara bahwa hasil belajar siswa pada materi interaksi antar
43
P= x 100% = 76,8% (Kategori Baik)
56
Berdasarkan dari hasil dari tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa
aktivitas guru dalam penerapan model discovery learning sudah termasuk dalam
kategori baik, hal ini dapat dilihat dari aspek yang telah diamati oleh observer
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru pengamat terhadap kegiatan
peneliti sebagai guru diperoleh persentase nilai yang diperoleh adalah 76,8%.
Berarti cara penyajian guru dalam implementasi model discovery learning pada
Adapun hasil observasi siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
50
kegiatan siswa ini dapat diimplementasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari
arahan dari guru, siswa tertib dan sungguh-sungguh dalam kegiatan diskusi dan
52
siswa atau 56,3% dan ksiapan siswa dalam mengikuti pelajaran ada 13 siswa atau
siswa kelas X SMA Negeri 1 Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat dalam
dan teman-temannya
4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan analisis data tes dan non tes diperoleh kenyataan bahwa
belajar dan keaktifan belajar siswa pada materi interaksi antar komponen
ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada pelajaran biologi
53
didik belum begitu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, mereka masih
hasil belajar pada pratindakan. Dari rata-rata kelas pada pratindakan yaitu 58,1
meningkat menjadi 77,5. Sedangkan pada ketuntasan klasikal dari 37,5% sudah
karena adanya beberapa faktor yaitu guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi
pelajaran serta kurang memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta didik.
Dari pengamatan yang telah dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti tampak
bahwa proses pembelajaran sudah lancar. Kesiapan peserta didik di kelas sudah
baik.
memperhatikan dan memberi bimbingan yang lebih baik khususnya pada peserta
54
didik yang belum tuntas. Dalam menyampaikan materi, guru sudah sangat baik
dan mengulangi pembelajaran jika peserta didiknya belum jelas. Peserta didik
lebih aktif dalam proses pembelajaran karena peserta didik dilibatkan secara
siswa dalam memahami materi juga dapat merubah perilaku belajar siswa. Siswa
dapat lebih aktif bertanya jawab dengan lebih baik, siswa lebih tertarik dan senang
lebih mudah memahami isi materi yang diajarkan, siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan perilaku yang kurang baik (seperti mengantuk pada saat
PENUTUP
5.1 Simpulan
Negeri 1 Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
kelas X SMA Negeri 1 Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa, dimana pada pelaksanaan
pretes, siswa yang mencapai ketuntasan ada 6 orang (37,5%) dengan nilai
Barat. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa pada pelajaran tersebut
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar biologi lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal
55
56
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
Djamarah, S.B. 2016. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta
57
58
Sudrajat. 2015. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Syamsu, F. D., & Rahmi, S. 2019. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Berbasis Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Jamur
Untuk Siswa Kelas X SMAN 1 Kaway XVI Kabupaten Aceh
Barat. Bionatural: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 6(1).
Syamsuri, I., dkk. 2017. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Wahab, A., Zulfadli, Z., & Vlorensius, V. 2021. Penerapan Model Discovery
learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di SMP Negeri 10
Tarakan. Borneo Journal of Biology Education (BJBE), 3(2), 90-100
Lampiran 1
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam ekosistem.
3. Siswa dapat menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
4. Siswa dapat membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
5. Siswa mampu membedakan organisme herbivora, karnivora dan
omnivora.
6. Siswa mampu menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara
komponen biotik dan komponen abiotik.
7. Siswa dapat menjelaskan saling ketergantungan antara produsen,
konsumen dan pengurai.
8. Siswa dapat menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring
makanan dan piramida makanan.
9. Siswa mampu membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari
sekumpulan rantai makanan
D. Penilaian
a. Aspek : Kekatifan siswa, pemahaman materi ajar dan kemandirian belajar
b. Jenis Tagihan : Tes lisan dan tes tertulis
Menyetujui,
Kepala SMA Negeri 1 Pante Ceureumen
SULAIMAN, S.Pd
NIP. 19810311 200504 1 001
63
Lampiran 2
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Agustus 2023
A. Petunjuk
Berilah tanda cek list () pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/ Ibu
B. Lembar Observasi
Skor
Aspek yang diamati 1 2 3 4
1. Kemampuan guru membuka pelajaran dengan sikap
yang ramah.
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang telah
dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui
implementasi metode discovery learning
4. Kemampuan membagi kelompok belajar secara
heterogen.
5. Menghargai pertanyaan dan pendapat siswa
6. Kemampuan guru dalam memperkenalkan metode
discovery
7. Memancing siswa untuk bertanya dan mengajukan
pendapat (tahap Menstimulasi)
8. Kemampuan guru membimbing siswa untuk
mengidentifikasi masalah (tahap Problem
statememt)
9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengumpulkan informasi (tahap Data collection)
10. Guru membimbing kelompok-kelompok yang
memerlukan penjelasan dalam pengolahan data
(tahap Data processing)
11. Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
64
Keterangan:
1. Kurang Baik
2. Cukup Baik
3. Baik
4. Sangat Baik
Lampiran 3
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Agustus 2023
A. Petunjuk
Berilah tanda cek list () pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/ Ibu
B. Lembar Observasi
Skor
produktif
presentasi.
hasil temuannya
Keterangan:
(1) Kurang Baik (2) Cukup Baik (3) Baik (4) Sangat Baik
Lampiran 4
Jenis Kelamin
No. Nama Siswa
Laki-laki Perempuan
1. ADE IRMA SEPTIYA
2. ANGGA FADLI
3. AMARIJAN
4. ARMI FAHMI
5. CAHYAMU ALAM
6. CUT IRNAWATI
7. FITRIANI
8. HAMDAN
9. HAMDIKA
10. ISWANDI
11. KHALIDIN
12. MEGA ERISMAN
13. NAFIS MAULANA
14. RAIS TAMA
15. RENDI
16. SAL SABILA
Jumlah 10 6
68
Lampiran 5
NAMA : _________________________
NIM : _________________________
B. Pengurai D. abiotik
10. Dalam sutu ekosistem terdapat tikus, kucing, rumput, jamur, bakteri.
Organisme yang sangat tergantung pada konsumen adalah ….
A. tikus, kucing C. kucing, rumput
B. rumput, jamur D. jamur, bakteri
12. Prediksi penyebab munculnya penyakit kolera pada populasi penduduk yang
padat dan ….
A. tersedia makanan yng terbatas
B. tempat tinggal yang terbatas
C. udara bersih terbatas
D. air bersih yang terbatas
15. Faktor berikut yang merupakan batasan banyaknya populasi manusia adalah .
…
A. jumlah makan yang diproduksi C. jumlah populasi
B. jumlah tempat tinggal D. Persediaan makanan
16. Pembuangan sampah yang sembarangan dapat mengakibatkan banjir. Banjir
terjadi karena ….
A. plastik sukar membusuk C. tidak ada bakteri
pembusuk
B. sampah menyumbat D. tanah longsor
18. Suatu zat disebut polutan apabila memenuhi syarat berikut, kecuali….
A. jumlahnya melebihi normal
B. tidak merugikan
C. tempat tidak semestinya
D. berada waktu yang tidak tepat
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
SOAL POSTTEST
NAMA : _________________________
NIM : _________________________
12. Dalam sutu ekosistem terdapat tikus, kucing, rumput, jamur, akteri.
Organisme yang sangat tergantung pada konsumen adalah ….
A. tikus, kucing C. kucing, rumput
B. rumput, jamur D. jamur, bakteri
13. Prediksi penyebab munculnya penyakit kolera pada populasi penduduk yang
padat dan ….
A. tersedia makanan yng terbatas
B. tempat tinggal yang terbatas
C. udara bersih terbatas
D. air bersih yang terbatas
16. Faktor berikut yang merupakan batasan banyaknya populasi manusia adalah .
…
A. jumlah makan yang diproduksi C. jumlah populasi
B. jumlah tempat tinggal D. Persediaan makanan
20. Suatu zat disebut polutan apabila memenuhi syarat berikut, kecuali….
A. jumlahnya melebihi normal
B. tidak merugikan
C. tempat tidak semestinya
D. berada waktu yang tidak tepat
77
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN