PROPOSAL TESIS
OLEH :
RINI ALFIAHAS
(P2A818013)
Halaman
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah.......................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.5 Hipotesis Penelitian..................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
1.7 Definisi Operasional.................................................................... 8
i
ii
PENDAHULUAN
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan mampu
dihadapi. Hal ini dipandang penting karna menghadapi abad 21, manusia dihadapkan
pada berbagai masalah yang timbul sebagai dampak globalisasi dan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Era global ditandai dengan persaingan bebas
disegala aspek kehidupan, perubahan yang cepat dan berbagai fenomena sosial yang
sangat kompleks.
Hal ini sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tertuang
interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sani,
2016).
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan
perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang
tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung
jawab. Dalam suatu proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila terdapat
1
2
interaksi antar siswa secara aktif dan interaksi siswa dengan guru pada setiap proses
Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil yang
prestasi yang merupakan hasil belajar. Hal itu misalnya, keterampilan mengerjakan
Wahyuni, 2015).
Apabila kita ingin bersaing dengan negara lain maka perlu perubahan pola
pembelajaran. Pembelajaran kimia harus didesain dengan baik terutama dalam hal
interaksi antarsiswa dan guru. Kimia merupakan bidang studi yang harus dipelajari
oleh siswa pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah
(MA). Kimia merupakan ilmu tentang materi, energi dan perubahan nya. Oleh karna
itu siswa yang mempelajari kimia harus paham mengenai materi, zat, struktur, sifat-
sifat dan penggolongannya sampai energi yang menyertai materi jika berubah.
bila apa yang diterima siswa atau yang diperoleh melalui pembelajarannya memiliki
3
daya rekat yang panjang, sehingga bermanfaat guna bagi rentang kehidupannya.
Selain fokus pada siswa, pola pikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar
memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan
untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip serta keilmuan yang
telah dikuasai. Oleh karna itu diperlukan model pembelajaran yang inovatif, yang
Portofolio merupakan suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat
memberi informasi bagi suatu penilaian kinerja siswa secara objektif. Model
prinsip belajar siswa aktif (student active learning), kelompok belajar kooperatif
inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori secara
yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam
yang disusun secara sistematis, melukiskan proses berpikir yang didukung oleh
dan prinsip keilmuan saja, tetapi siswa juga harus memiliki kemampuan untuk
berpikir kreatif dan mempertimbangkan aspek afektif dalam diri siswa seperti halnya
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
yang nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun nonaptitude, baik dalam
karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Akbar, 2001). Sedangkan
dalam mengembangkan ide-ide atau gagasan yang bersifat lancar (fluency), luwes
pembelajaran berbasis portofolio kita bisa lihat keterampilan berpikir kreatif nya dari
mengerjakan tugasnya.
satu aspek afektif yaitu kemandirian belajar. Kemandirian belajar sangat diperlukan,
karna dengan adanya kemandirian akan timbul rasa percaya diri, mengendalikan
kemampuan sendiri, sehingga puas terhadap apa yang dikerjakan atau dilakukan.
sendiri atau memisahkan siswa dari siswa lainnya (Etika, 2010). Kemandirian belajar
dalam penelitian ini dilihat menggunakan angket kemandirian belajar yang di berikan
belajar tidak cukup hanya menggunakan angket kemandirian belajar saja alternative
lain yaitu dengan memberikan soal uraian sebelum dilakukan nya penelian yang
punya teman. Dalam variabel kemandirian belajar ini sendiri guru harus terlibat
langsung dalam proses pembelajaran agar guru dapat menilai siswa mana yang
Menurut Rohani dan Abdul Hamid (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
berbasis portofolio memberikan hasil belajar PKn siswa lebih tinggi dibandingkan
4,013. Kelompok siswa yang kemampuan awalnya tinggi memperoleh skor hasil
belajar PKn yang lebih tinggi di banding dengan kelompok siswa yang kemampuan
awalnya rendah diperoleh Fhitung 7,310 > Ftabel = 4,013. Terdapat interaksi antara
PKn siswa diperoleh Fhitung = 7,479 > Ftabel = 2,761. Berdasarkan fenomena
kreatif siswa pada materi pencemaran lingkungan kelas XI SMAN 2 Kota Jambi?
berbasis portofolio dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi yang
berbasis portofolio dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah yang
1. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 2 Kota Jambi pada semester ganjil
3. Materi yang akan diuji cobakan dalam penelitian ini adalah materi hidrokarbon
pada sub materi pencemaran lingkungan dengan alokasi waktu Sembilan jam
4. Hasil belajar yang diukur pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
berbasis portofolio dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi yang
berbasis portofolio dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah yang
Hipotesis adalah dugaan sementara dari hasil penelitian yng harus diuji
rumusan masalah, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Kota Jambi.
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk dapat aktif dalam belajar
serta meningkatkan hasil belajar siswa dan dengan diterapkan nya model
berbasis portofolio sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan
4. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian serta menambah wawasan dan dapat
dalam mengembangkan ide-ide atau gagasan yang bersifat lancar (fluency), luwes
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Rohani dan Abdul Hamid (2015) mengenai
pembelajaran berbasis portofolio memberikan hasil belajar PKn siswa lebih tinggi
yang kemampuan awalnya tinggi memperoleh skor hasil belajar PKn yang lebih
tinggi dibanding dengan kelompok siswa yang kemampuan awalnya rendah. Serta
matematika dengan pendekatan open-ended lebih baik daripada yang diajar dengan
baik daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, tidak terdapat interaksi
terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan tidak terdapat interaksi
10
11
Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Sedangkan Trianto (2014)
menyatakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam
(2007) yang menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian
proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk
keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
1. Teori kognitivisme
menggunakan media/ alat bantu melalui berbagai metode. Teori belajar yang
berkembang berdasarkan teori ini ialah teori perkembangan kognitif Piaget, teori
yakni pendapat bahwa pengetahuan berasal dari individu dan terpisah dengan
biologis.
b. teori Bruner
simbol (symbolic).
Teori belajar Bruner ialah belajar penemuan. Belajar penemuan dari Jerome
prinsip melalaui pemecahan masalah atau hasil abstraksi sebagai objek budaya. Guru
Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa
dam mengenal dengan baik adalanya perbedaan kemampuan (Slameto, 2010). Untuk
penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan
c. teori Ausubel
bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan ajar dirasakan
bermakna bagi siswa. Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap antara lain: a)
2. Teori konstruktivisme
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak sesuai
lagi. Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa
guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan
siswa aktif (CBSA) dan cara mengajar guru aktif (CMGA). Karna sebelum, selama
dan sesudah proses belajar mengajar guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah
yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik
yang telah dikaji dikelas dengan menggunakan berbagai sumber bacaan atau
adalah model pembelajaran yang menekankan pada kualitas proses dan hasil belajar
siswa, yang mengacu pada prinsip dasar pembelajaran yaitu cara belajar siswa aktif
portofolio, merupakan salah satu hasil inovasi didalam model pembelajaran yang
tugasnya, maka Pendidikan hendaknya diatur disekitar empat jenis belajar yang
instrument-instrumen itu sendiri, dan itu dapat dipandang sebagai alat maupun
sedikitnya tentang lingkungannya untuk dapat hidup sesuai dengan harkat, untuk
kesempatan untuk bekerja secara mendalam pada sejumlah kecil mata pelajaran.
Ini juga berarti belajar untuk belajar, sehingga memperoleh keuntungan dari
bukanlah dua hal yang tidak berhubungan, namun belajar berbuat terkait lebih
belajar berbuat untuk dapat memperoleh bukan hanya suatu keterampilan kerja,
tetapi juga lebih luas sifatnya, kompetensi untuk berurusan dengan banyak situasi
dan bekerja dalam regu-regu. Ini juga berarti belajar berbuat dalam konteks
pengalaman kaum muda dalam berbagai kegiatan social dan pekerjaan yang
mungkin bersifat informal, sebagai akibat konteks local atau nasional, atau
bekerja.
serta dan bekerja sama dengan orang-orang lain dalam semua kegiatan manusia.
Belajar inilah yang merupakan satu dari persoalan besar dalam dunia pendidikan
17
dipuji biarpun hal itu barulah satu dari banyak alat untuk memerangi prasangka-
kritis, dan membuat keputusan sendiri dalam rangka bagi menentukan bagi
dan rasa tanggung jawab pribadi semakin besar. Dalam hubungan ini pendidikan
tidak boleh memandang remeh satu aspek pun dari potensi seorang perbuatan,
2. pandangan konstruktivisme
menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan
pengetahuan naif ini secara kokoh. Ini dipertahankan karna gagasan/pengetahuan ini
terkait dengan gagasan/pengetahuan awal lainnya yang sudah dibangun dalam wujud
4. democratic teaching
Democratic teaching adalah suatu bentuk upaya untuk menjadikan sekolah atau
demokratis. Dengan kata lain democratic teaching adalah proses pembelajaran yang
keragaman peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan
dilakukan dengan suasana yang terbuka, akrab, dan saling menghargai. Sebaliknya
perlu dihindarkan suasana belajar yang kaku, penuh ketegangan dan sarat dengan
19
perintah dan instruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah,
portofolio (MPBP) berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut
prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran,
dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan di lapangan, dan pelaporan. Dalam
fase perencanaan aktivitas siswa terlihat pada saat mengidentifikasi masalah dengan
menggunakan teknik bursa ide (brain storming). Setiap siswa boleh menyampaikan
masalah yang menarik baginya di samping tentu saja yang berkaitan dengan materi
pelajaran. Setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih salah
Fase kegiatan lapangan, aktivitas siswa lebih tampak. Dengan berbagai teknik
data dan informasi yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang menjadi
kajian kelas mereka. Untuk melengkapi data dan informasi tersebut, mereka
Segala bentuk data dan informasi disusun secara sistematis dan disimpan dalam
sebuah bundel (portofolio seksi dokumentasi). Adapun data dan informasi yang
20
paling penting dan menarik (eyes catching) ditempel pada portofolio seksi
penayangan, yaitu papan panel yang terbuat dari kardus bekas atau bahan lain yang
tersedia. Setelah portofolio selesai dibuat, dilakukan public hearing dalam kegiatan
show-case di hadapan dewan juri. Kegiatan ini mempakan puncak penampilan siswa,
sebab segala jerih payah siswa diuji dan diperdebatkan di hadapan dewan juri.
dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerjasama antarsiswa terlihat pada saat
kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan
kerjasama itu.
sama. Misalnya pada saat para siswa hendak mengumpulkan data dan informasi
lapangan sepulang dari sekolah misalnya. dalam hal ini perlu dicari jalan keluarnya,
olahraga yang diundur atau kunjungan lapangan yang diubah. kasus seperti ini
memerlukan kerjasama, walaupun dalam lingkup kecil dan sederhana. Hal serupa
juga sering kali terjadi dengan pihak keluarga. Orang tua perlu juga diberi
pemahaman, manakala anaknya pulang agak terlambat dari sekolah karna melakukan
kunjungan dahulu. dari peristiwa ini pun tampak perlunya kerjasama antar sekolah
Kerja sama dengan lembaga terkait diperlukan pada saat para siswa
Mengamati dampak pembuangan limbah pabrik pada suatu kawasan tertentu, dan
sebagainya.
3. pembelajaran partisipatorik
(learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup
berdemokrasi. Sebab dalam tiap langkah dalam model ini memiliki makna yang ada
hubungannya dengan praktik hidup demokrasi. Sebagai contoh pada saat memilih
masalah untuk kajian kelas memiliki makna bahwa siswa dapat menghargai dan
lain, menyampaikan kritik dan sebaliknya belajar menerima kritik, dengan tetap
”democracy is not heredity but learning”, Sebab dalam kenyataannya tidak ada
jaminan anak dari seorang yang demokrat akan menjadi seorang demokrat pula.
Yang mungkin akan terjadi adalah seorang ayah yang demokrat, mendidik dan
sehingga pada suatu ketika ia menjadi seorang demokrat pula. Dengan demikian,
mendukung kehidupan yang demokratis (teaching in and for democracy). Tujuan ini
22
hanya dapat dicapai dengan belajar sambil melakoni atau dengan kata lain harus
4. reactive teaching
menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi yang seperti itu akan tercipta jika guru dapat meyakinkan siswa akan
kegunaan materi bagi kehidupan nyata. Demikian juga guru harus dapat menciptakan
situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik, tidak membosankan. Guru harus
sudah membosankan siswa. Jika hal ini terjadi, guru harus segera mencari cara untuk
menanggulanginya. Inilah ciri guru yang reaktif. Ciri guru yang reaktif antara lain :
hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, c) selalu berupaya membangkitkan
motivasi belajar siswa degan membuat materi pelajaran sebagai sesuatu hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan d) segera mengenali materi atau
metode pembelajaran yang membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera
menanggulanginya.
berbasis portofolio mensyaratkan guru yang reaktif, sebab tidak jarang pada awal
pelaksanaan model ini siswa ragu dan bahkan malu untuk mengemukakan pendapat.
Hal tersebut terjadi oleh karena secara empirik potensi dan kemampuan siswa
bahkan berdebat, akan tetapi siswa yang lain banyak yang tidak demikian. Dalam
keadaan seperti itu guru hendaknya dapat memberikan dorongan dan motivasi.
23
bagaimana pun kualitasnya. Jika setiap pendapat siswa dihargai, lama kelamaan pada
diri mereka akan muncul kepercayaan dirinya untuk tidak malu malu lagi
mengemukakan pendapat”.
John Dewey. Budimansyah, 2002 (dalam Taniredja, 2011) menetapkan lima langkah
1. mengidentifikasi masalah
Pada tahap ini guru bersama siswa mendiskusikan tujuan dan mencari masalah
yang terjadi pada lingkungan terdekat, misalnya masalah yang ada dalam keluarga,
menyangkut hubungan antar bangsa. Dalam mencari masalah ini, tentunya tidak
boleh lepas dari tema atau pokok bahasan yang akan dikaji.
kecil (3-4 orang siswa), dan setiap kelompok mengambil undian untuk menentukan
pokok bahasan apa yang harus dikaji. Berikutnya supaya mereka (kelompok kecil)
Proses diskusi kelompok kecil dikelas ini tentunya belum cukup. Oleh karna
itu kelompok kecil ini harus melanjutkan sebagai pekerjaan rumah, berupa tugas
24
wawancara dengan orang yang dipandang memahami masalah yang sedang dikaji.
Disamping itu kelompok kecil ini juga harus mencari informasi-informasi dari media
kelompok kecil supaya membuat daftar masalah, yang selanjutnya secara demokratis
memberikan banyak informasi sesuai dengan masalah yang akan dikaji. Setelah
peneliti, yang tiap tim peneliti henaknya mengumpulkan informasi dari salah satu
yaitu portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan persentasi kelas pada saat
show-case, dan 2) seksi dokumentasi, yaitu portofolio yang disimpan pada sebuah
map jepit, yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio.
kelompok yang lebih kecil lagi. Jika dalam kelompok itu hanya terdiri dari empat
atau kurang dari empat siswa, maka bisa dibagi menjadi : 1) kelompok/orang
menerima dan melaksanakan rencana tindakan yang telah diusulkan oleh yang telah
show-case (gelar kasus). Kegiatan ini akan memberikan pengalaman yang sangat
berharga kepada siswa dalam hal menyajikan gagasan-gagasan kepada orang lain,
dan belajar meyakinkan mereka agar dapat memahami dan menerima gagasan
tersebut. Langkah ini diadakan hanya dihadapan para siswa dan beberapa guru yang
hunting dokumen untuk memperluas materi yang dikaji dikelas. Hasil pencarian
kajian pembelajaran.
lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan
dapat juga berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab
peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembalai proses
dalam belajar. Portofolio digunakan sebagai alat pengajaran dan juga sebagai alat
menunjukan hasil kerja mereka. Dalam hal ini penilaian portofolio dapat dianggap
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan
hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen
yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah
hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah
hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon
bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon:
Hidrokarbon adalah pencemar udara yang dapat berupa gas, cairan, maupun
mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak
Struktur Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen dan korbon dan sifat
fisik HC dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang menyusun molekul HC. HC
adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan.
Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk padatan.
Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas
pada suhu kamar, sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan
padatan. HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya.
Sedangkan bila berupa cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila
berbentuk padatan akan membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal
alisiklis. Molekul hidrokarbon alifalik tidak mengandung cincin atom karbon dan
semua atom karbon tersusun dalam bentuk rantai lurus atau bercabang.
dari elemen hidrogen dan karbon dan sifat fisik HC dipengaruhi oleh jumlah atom
karbon yang menyusun molekul HC. HC adalah bahan pencemar udara yang dapat
28
berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur
antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan
karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan. HC yang berupa gas akan
tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya, sedangkan bila berupa cair maka
membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu. Pada dasarnya
2. Hidrokarbon alisiklik.
3. Hidrokarbon alifalik yang tidak mengandunh cincin atom karbon dan semua
Sebagai bahan pencemar udara, hidrokarbon dapat berasal dari proses industri
yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC
atmosfir dari hasil reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer. Kegiatan industri
resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri
Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang
kurang baik akan menghasilkan HC. Pada umumnya pada pagi hari kadar HC di
udara tinggi, namun pada siang hari menurun. Sore hari kadar HC akan meningkat
sempurna. Misalnya asap hasil pembakaran motor yang tidak sempurna merupakan
udara terutama metana, dapat berasal dari sumber-sumber alami terutama proses
biologi aktivitas geothermal seperti explorasi dan pemanfaatan gas alam dan minyak
bumi dan sebagainya Jumlah yang cukup besar juga berasal dari proses dekomposisi
kebakaran hutan dan kegiatan manusia lainnya mempunyai peranan yang cukup
jumlah yang besar. Aktivitas alam sendiri juga mengemisikan hidrokarbon yang
tergolong alami adalah lautan, rawa dan hutan, dimana sebagian terbesar merupakan
bermotor dari lalu lintas di dalam perkotaan. Di beberapa kota besar, sumber ini
merupakan sumber hidrokarbon yang paling dominan, sebagai pencemar primer dan
1. Kesehatan Manusia
32
dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic
aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat
lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan
diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi
asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan. Hidrokarbon di udara akan
bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang
industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan
hidrokarbon aromatic pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini,
pencemar jika terdapat dalam konsentrasi cukup tinggi. Terdapat dua golongan besar
berkaitan dengan pencemaran udara, yaitu deret olefin dan deret aromatik. Sumber
utama polutan hidrokarbon adalah proses pembakaran yang kurang sempurna dari
bahan bakar minyak bumi serta dari proses penguapan minyak bumi. Beberapa uap
hidrokarbon berbau tidak sedap dan hidrokarbon lain berperan pada proses
membahayakan bagi hewan, tetapi pada beberapa jenis tanaman dapat menghambat
organik seperti peroksiasetil nitrat (PAN), peroksibenzoil nitrat (PBzN), dan asam
yang dihasilkan berasal dari reaksi fotokimia maka kabut yang terbentuk
panas yang tinggi. Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan
Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon
3. Hewan
Beberapa percobaan pada hewan telah membuktikan adanya indikasi perubahan gen
pada hewan tersebut. Dengan kekalan massa yang berlaku, konsumsi hewan yang
manusia.
4. Tumbuhan
Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo
Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya
5. Material
hidrokarbon. Sebagai contoh, karet gelang yang direndam dalam bensin makan akan
sehinga akan mengubah tidak hanya sifat fisik, tetapi juga kimia.
Suatu usaha manusia untuk mencari makna atau penyelesaian dari sesuatu lebih
dekat dikatakan dengan berpikir. Setiap manusia pada hakikatnya pasti selalu
berpikir, namun tingkat keluasan berpikir akan selalu berbeda. Berpikir lebih kreatif
dan inovatif dalam menghadapi permasalahan dan situasi tidak akan dimiliki tanpa
sejenis permainan yang terpampang pada layar pikiran dari pengalaman masa lalu
atau yang akan datang. Lebih lanjut De Bono mengatakan bahwa berpikir tidak lain
Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu
yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam
yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari
mental seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis,
competencies) dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi dasar (basic
skills).
yang kreatif biasanya: 1) sering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan
maupun tidak berkaitan dengan dirinya, 3) mampu memandang suatu masalah dari
bukannya secara universal atau absolut, 5) biasanya melakukan pendekatan trial and
sebagai hasil berpikir dan menghasilkan suatu produk yang berbeda dari yang lain
berpikir kreatif adalah keterampilan berpikir yang berkaitan dengan produksi ide-ide
baru. Keterampilan berpikir kreatif ini berkaitan dengan pengembangan otak kanan,
produktif, menghasilkan banyak ide yang berbeda dan produk atau ide yang baru dan
37
memuat disposisi yaitu bersikap terbuka, berani mengambil posisi, bertindak cepat,
bersikap atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang
kompleks, memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis dan sikap sensitif
menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif yang
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran
terbuka.
5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda.
6. Mendengarkan intuisi.
Idris (2015:50) menjelaskan, biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu,
memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dengan aktivitas yang kreatif.
Mereka biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri, lebih berani
mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya.
Kemampuan berpikir kreatif yang disarikan dari Thomas, Thorne and Small
menghasilkan sesuatu. Membentuk ide yang kreatif berarti muncul dengan sesuatu
yang tidak biasa, baru, atau memunculkan solusi atas suatu masalah. Kemampuan
mendapatkan ide-ide yang baru, kemungkinan yang baru, ciptaan yang baru
yaitu: (1) tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya
untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi
yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai
pemecahan yang tepat, (2) jenis berpikir yang keluar dari berbagai ide dan persepsi
yang sudah ada untuk menemukan ide-ide baru, (3) jenis berpikir yang bertujuan
kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang dikehendaki dunia kerja
merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau
39
jalannya. Rusyna (2014:118) menjelaskan bahwa teori proses kreatif terdiri dari
empat tahap yaitu: (1) kejenuhan (saturation), (2) inkubasi (incubation), (3) inspirasi
Menurut De Porter dan Mike Hernacki dalam Uno (2014:164) ada lima proses
Pendapat yang lain mengenai proses kreatif dikemukakan oleh Petty dalam
Sani (2016:101), fase proses kreatif menurut Petty adalah inspirasi, klarifikasi,
klarifikasi terkait fokus pada tujuan, distilasi adalah memutuskan ide mana yang akan
terkait dengan mengerjakan ide yang terbaik, dan evaluasi adalah memeriksa
meliputi:
40
1. Persiapan, pada tahap ini seseorang mulai tertarik terhadap sebuah masalah.
2. Inkubasi, pada tahap ini seseorang memikirkan sejumlah ide yang tidak biasa
3. Pengetahuan, pada tahap ini seseorang menghasilkan sebuah solusi unik dalam
memecahkan masalah.
4. Evaluasi, pada tahap ini menguji apakah solusi yang dihasilkan dapat digunakan
5. Elaborasi, pada tahap ini solusi yang dihasilkan diperinci dan diperluas sehingga
1. Stimulus, untuk dapat berpikir secara kreatif perlu adanya stimulus dari pikiran
yang lain.
4. Aktivitas, proses kreatif dimulai dengan suatu ide atau kumpulan ide.
kreatif :
41
1. Fluency adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide verbal non verbal
suatu masalah, memikirkan ide dalam kategori berbeda, atau melihat masalah
5. Transformasi berarti kreativitas, merubah satu ide atau objek lain dengan
kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar sebanyak mungkin secara
jelas. Keluwesan adalah kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau gagasan
yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang.
Originalitas adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan
mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau gagasannya sehingga lebih benilai.
yang lain yaitu problem sensitivity yang merupakan kemampuan mengenal adanya
suatu masalah atau mengabaikan fakta yang kurang sesuai (misleading fact).
42
berpikir kreatif terletak pada aspek kebaruan, kemudian fleksibilitas dan aspek paling
sedikit adalah kefasihan. Novelty atau kebaruan ditempatkan pada posisi tertinggi
karena merupakan ciri utama untuk menilai produk pemikiran kreatif. Fleksibilitas
diindikasikan saat peserta didik dengan lancar menghasilkan ide berbeda yang sesuai
aspek fluency memiliki tingkat persentase tertinggi dari aspek flexibility dan novelty.
tingkat kemampuan berpikir kreatif seperti pada gambar di bawah ini (Siswono
keaslian (originality)
keluwesan (flexibility)
kelancaran (fluency)
memiliki tingkatan. Tingkatan yang dimaksud sesuai karya yang dihasilkan. Oleh
sebab itu digunakan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) peserta didik.
Kemandirian yaitu sikap penting yang harus dimiliki seseorang supaya mereka
tidak selalu bergantungan dengan orang lain. Sikap tersebut bisa tertanam pada
individu sejak kecil. Kemandirian belajar adalah suatu keterampilan belajar yang
dalam proses belajar individu didorong, dikendalikan, dan dinilai oleh diri individu
kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas, tanggung jawab, dan motivasi yang
ada dalam diri peserta didik sendiri. Sementara Sugandi, 2010 (dalam Makbul
dan memanfaatkan sumber belajar yang relevan, memilih dan menerapkan strategi
belajar, mengevaluasi proses dan hasil belajar, serta self-consept (konsep diri).
belajar merupakan suatu proses belajar yang mandiri, tidak bergantung pada orang
masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud apabila peserta didik aktif
merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran serta peserta didik juga
Pembelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA bagi kalangan siswa SMA
dimana konsep mata pelajaran kimia ini bersifat abstrak dan kompleks, sehingga
mendalam. Pemahaman siswa tidak hanya diperoleh sekedar dari teori saja tetapi bisa
merupakan pencemar utama yang diemisikan oleh kendaraan bermotor dari lalu
lintas di dalam perkotaan. Di beberapa kota besar, sumber ini merupakan sumber
hidrokarbon yang paling dominan, sebagai pencemar primer dan yang memberikan
Sehingga untuk lebih mudah memahami materi dan juga karna materi tersebut
ceramah, maka dari itu dalam proses pembelajaran guru dituntut harus memberikan
inovasi pada pembelajaran kimia agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
materi kimia dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran yang
siswa harus memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-
empirik.
47
dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara
visual dan audio yang disusun secara sistematis, melukiskan proses berpikir yang
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Rohani dan Abdul Hamid (2015)
model pembelajaran berbasis portofolio memberikan hasil belajar PKn siswa lebih
siswa yang kemampuan awalnya tinggi memperoleh skor hasil belajar PKn yang
lebih tinggi dibanding dengan kelompok siswa yang kemampuan awalnya rendah.
Kota Jambi.
48
berbasis portofolio dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi yang
berbasis portofolio dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah yang
METODE PENELITIAN
49
50
Dalam penelitian ini akan digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang
diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis portofolio dan kelas kontrol
yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan.
Berdasarkan tabel factorial design diatas akan diperoleh informasi
perbandingan kemampuan berpikir kreatif pada siswa yang memiliki kemandirian
belajar tinggi dan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran berbasis portofolio.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada 3 yaitu :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, dalam kategori
ini adalah model pembelajaran berbasis portofolio.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan
memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-
kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan
membangkitkan ide-ide yang tidak terduga, kemampuan yang mencerminkan
kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), kerincian (elaboration) dan
orisinalitas (originality) dalam berpikir.
3. Variabel moderator/kovariat dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar
siswa. Kemandirian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejumlah skor
dari pertanyaan yang mencerminkan kreatif, kebebasan, keyakinan dan tanggung
jawab ditandai dengan adanya berbagai inisiatif belajar, ingin mendapatkan
pengalaman baru dan berusaha mengatasi masalah.
3.3 Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian terdiri dari dua jenis, subjek penelitian kualitatif merupakan
informan kunci dari pelaksanaan pembelajaran. Informasi kunci yang dimaksud
adalah guru/peneliti sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Sedangkan subjek
penelitian kuantitatif adalah siswa dikelas, dalam hal ini adalah siswa dan siswi kelas
XI MIA SMAN 2 Kota Jambi. Materi pada penelitian ini materi hidrokarbon dengan
sub materi pencemaran lingkungan pada semester ganjil. Pemilihan subyek
51
penelitian ini di pilih dengan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan instrumen pembelajaran dan instrumen
pengumpulan data.
3.4.1 Instrumen pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dikelas selama
proses pembelajaran ataupun teknis pembelajaran. Yang termasuk instrumen
pembelajaran dalam penelitian ini adalah silabus materi pembelajaran dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sintakmatik dengan model pembelajaran
berbasis portofolio yang digunakan pada proses pembelajaran.
3.4.2 Instrumen pengumpulan data
Instrumen pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian. Yang termasuk instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah tugas portofolio siswa, pedoman penilaian tugas portofolio,
angket kemandirian belajar dan tes essay berpikir kreatif.
Tabel 3.2 Instrumen pengumpulan data berdasarkan rumusan masalah
Rumusan masalah Data instrumen Sumber data Jenis data Teknik
pengolahan
data
Apakah terdapat Tes soal essay Siswa Kuantitatif Uji hipotesis
pengaruh model menggunakan
pembelajaran SPSS
berbasis portofolio
terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa
pada materi
pencemaran
lingkungan kelas XI
SMAN 2 Kota Jambi
Apakah terdapat Angket Siswa Kuantitatif Penskoran
pengaruh deskriptif
kemandirian belajar
terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa
pada materi
pencemaran
lingkungan kelas XI
SMAN 2 Kota Jambi
Apakah terdapat Tes soal essay Siswa Kuantitatif Uji hipotesis
interaksi antara menggunakan
model pembelajaran SPSS
52
Angket kemandirian
Penskoran
belajar
Proses pembelajaran
Tugas portofolio
Pedoman penilaian
tugas portofolio
Tes kemampuan
berpikir kreatif
Kesimpulan
3. H0 : µX2 = µY1
H1 : µX2 > µY1
4. H0 : µX2 = µY2
H1 : µX2 > µY2
5. H0 : XXY = 0
H1 : XxY ≠ 0
Langkah-langkah dalam analisis anava dua jalur yaitu sebagai berikut:
1. Hipotesis (Ho dan Ha) dalam bentuk statistik.
Ho : µ1 = µ2 = µ3
Ha: µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
2. Faktor Koreksi dengan rumus :
(𝛴𝑋𝑡𝑜𝑡)²
FK = 𝑁
JKA
𝑑𝑏𝐴
13. Carilah Fhitung (FA; FB; FAB) masing-masing group dengan rumus:
MKA
FA = 𝑀𝐾𝐷
MKB
FB = 𝑀𝐾𝐷
MKAB
FAB = 𝑀𝐾𝐷
Sebelum menganalisis data yang diperoleh, maka dilakukan dua uji prasyarat
untuk memastikan data layak untuk dijadikan sebagai data penelitian. Adapun uji
prasyarat tersebut akan diuraikan dibawah ini.
3.6.3.1 uji normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan
adalah uji kolmogorov-smirnov dan uji shapiro-wilk dengan menggunakan software
SPPS.
3.6.3.2 uji homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data kedua kelompok sampel
mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Teknik yang digunakan dalam uji
homogenitas adalah teknik levene test dengan bantuan SPSS.
Apabila data berdistribusi normal dan homogen, maka uji yang dilakukan
menggunakan analisis varians dua jalur dan uji t. Jika datanya tidak berdistribusi
normal dan homogen maka dilakukan uji statistik non parametric (distribusi tidak
terpenuhi).
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Wahyuni, E.N., 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.
Davis, G.A. 2012. Anak Berbakat dan Pendidikan Keterbakatan. Jakarta: PT Indeks.
Fajar, A. 2002. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Firdaus, Abd R dan Qohar, Abd. 2016. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematika Siswa SMA Melalui Pembelajaran OPEN-ENDED pada Materi
SPLDV. Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(2): 227-236.
Idris, M. 2015. Peran Guru dalam Mengelola Keberbakatan Anak. Jakarta: Luxima.
Iswanti, P. 2016. Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik dalam
Memecahkan Masalah Geometri Ditinjau dari Gaya Belajar. Kelas X
Matematika Ilmu Alam (MIA) 4 SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran
2014/2015. Elektronik Pembelajaran Matematika, 4(6): 632-640.
58
59
Makbul, N. Bernard dan Rusli. 2016. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Kemandirian Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Kognitif. Jurnal Universitas
Negeri Makassar.
Rohani dan Abdul Hamid., 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
Jurnal Teknologi Pendidikan, 8 (1) : 28-42.
Uno, H dan Nurdin M. 2014. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi
Aksara.
Winataputra, Udin, S dan Refni,D., 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.