Anda di halaman 1dari 71

PENGEMBANGAN E-LKPD BERBASIS STRATEGI (PQ4R) UNTUK

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK


KELAS IV SEKOLAH DASAR

PROPOSAL

Oleh

SAMSI NUR HIDAYATI

NPM. 2023054003

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021

1
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7
D. Rumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
G. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 9

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Kreativitas ............................................................................... 11
1. Pengertian Kreativitas ........................................................... 11
2. Ciri-ciri Kreativitas ............................................................... 13
3. Manfaat Pengembangan Kreativitas ...................................... 14
4. Fungsi Kreativitas .................................................................. 17
5. Strategi Kreativitas ................................................................ 19
B. Lembar Kerja Peserta Didik (E-LKPD) .................................. 22
1. Pengertian E-LKPD .............................................................. 22
2. Manfaat E-LKPD .................................................................. 24
3. Syarat-syarat E-LKPD .......................................................... 25
4. Langkah – Langkah Pembuatan E-LKPD ............................. 26
5. Spesifikasi Produk E-LKPD ................................................. 27
C. PQ4R ....................................................................................... 28
1. Pengertian PQ4R ................................................................ 28
2. Kelebihan dan Kekurangan PQ4R ...................................... 32
D. Penelitian yang Relevan .......................................................... 33
E. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................ 36
F. Hipotesis Penelitian ................................................................. 38

i
III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ..................................................................... 39


B. Prosedur Pengembangan ......................................................... 40
1. Pengumpulan Informasi dan Penelitian Awal .................... 40
2. Perencanaan ......................................................................... 41
3. Pengembangan Produk ........................................................ 43
4. Uji Coba Lapangan Awal ................................................... 44
5. Merevisi Produk Awal ........................................................ 45
C. Definisi Konseptual dan Operasional ...................................... 45
1. Definisi Konseptual ............................................................ 45
2. Definisi Operasional ........................................................... 46
D. Instrumen Penelitian ................................................................ 47
1. Jenis Instrumen ................................................................. 47
2. Uji Instrumen Tes ............................................................. 51
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 56
1. Teknik Analisis Data ....................................................... 56
2. Teknik Analisis Data Kemenarikan, Kemudahan dan
Kemanfaatan ..................................................................... 56
3. Teknik Analisis Data Efektivitas ...................................... 58
F. Uji Hipotesis ............................................................................ 59
1. Hipotesis Pertama ............................................................. 59
2. Uji Hipotesis Kedua ........................................................ 59
3. Uji Hipotesis Ketiga ........................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Indikator Kreatifitas dalam Pembelajaran ................................. 22
2. Alur pembahasan E-LKPD ........................................................ 42
3. Kisi-kisi tekhnik pre-tes dan post-tes uji efektifitas .................. 48
4. Klasifikasi validasi .................................................................... 54
5. Daftar interprestasi kofisien r .................................................... 53
6. Klasifikasi daya pembeda ......................................................... 54
7. Indeks kekurangan .................................................................... 55
8. Nilai kelayakan produk ............................................................. 56
9. Pengkonversian nilai kemenarikan, kemudahan dan manfaat
Produk ....................................................................................... 57
10. Kriteria penilaian kemenarikan dan konvensi skor menjadi
Pernyataan nilai .......................................................................... 58

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir .................................................................. ....... 37
2. Model desain Borg dan Gall .................................................... 39

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi bidang yang memiliki peranan penting dalam

menciptakan SDM yang memiliki kecakapan pada abad 21 sekarang. Upaya

dalam mewujudkan kecakapan di abad 21 tersebut dibutuhkan manusia yang

tidak hanya cerdas berpikir dari kegiatan menghafal, melainkan kecerdasan

berpikir yang di bentuk dari proses pembiasaan untuk menyelesaikan masalah

dan berpikir kreatif. Pendidikan abad 21 mengharuskan peserta didik mengolah

informasi yang mereka pelajari melalui kegiatan menganalisis, menilai, dan

mengkreasi. Menurut Bailik (2015: 5) kemampuan yang harus dimiliki peserta

didik pada abad 21 ini adalah Creativity, Critical Thinking, Communication,

and Collaboration. Peserta didik harus mampu menggunakan informasi yang

diperoleh untuk menciptakan sesuatu yang baru, mampu membuat pendapat

yang masuk akal, mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh, dan

bekerjasama dengan peserta didik lain untuk membangun kemampuan yang

lebih optimal.

Untuk mencapai hasil belajar tersebut perlu dilakukannya dalam proses

pembelajaran perlu dilakukannya kerjasama antara pendidik dan peserta didik,

dalam hal ini pendidik memiliki peran sangat penting dan menentukan proses

pembelajaran terutama menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi

peserta didik. Rusman (2010: 105) menjelaskan bahwa pembelajaran tidak

hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang

1
2

bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang

dimiliki senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan aktual yang

terjadi di lingkungan. Kajian tersebut didukung oleh Gardner (Chatib,Munif

2013: 132) kecerdasan seseorang tidak diukur dari hasil tes psikologi standar,

namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang terhadap dua hal. Pertama,

kebiasaan seseorang menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving).

Kedua, kebiasaan seseorang menciptakan produk-produk baru yang memiliki

nilai budaya (creativity). Upaya untuk memfasilitasi peserta didik. Dari

penjelasan diatas bahwa pembelajaran diukur melalui hasil belajar peserta

didik, hasil belajar. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar

merupakan realisasi potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku

dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun

keterampilan motorik.

Menurut James J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati (2005:15)

mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by which an individual

crates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in

fashion that is novel to him or her “ ( kreativitas merupakan suatu proses

mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau

mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan melekat

padadirinya). Berdasarkan dokumentasi hasil belajar SD N 8 Gedong Air Data

hasilnya belum optimal maksimal. Untuk mengoptimalkan atau meningkatkan

kreatifitas peserta didik antara nya dengan menggunakan strategi pendekatan


3

saitifik atau ilmiah. Pendekatan saitifik Pendekatan saintifik telah

dipergunakan dalam pendidikan di Amerika akhir abad ke-19 di mana pada

saat itu pembelajaran sains menekankan pada metode laboratorium formalistik

yang kemudian diarahkan pada fakta-fakta ilmiah. Menurut Hosnan (2014),

pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang supaya

peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui

kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik. Menurut Rusman

(2015), pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan pada siswa secara luas untuk melakukan eksplorasi

dan elaborasi materi yang dipelajari, di samping itu memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan

pembelajaran yang dirancang oleh guru.

Dalam pendekatan tersebut dapat juga digunakan strategi pembelajaran,

strategi pembelajaran adalah Menurut Miarso (2005), strategi pembelajaran

adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem

pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk

mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah

dan atau teori belajar tertentu. Seels dan Richey (1994: 31) menyatakan bahwa

strategi pembelajaran merupakan rincian dari seleksi pengurutan peristiwa dan

kegiatan dalam pembelajaran, yang terdiri dari metode-metode, teknikteknik

maupun prosedur-prosedur yang memungkinkan peserta didik mencapai

tujuan. Kauchak dan Eggen (1993: 12) mengartikan strategi pembelajaran


4

sebagai seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai

tujuan tertentu.

Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kegiatan peserta didik (LKPD)

merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik

sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar berupa LKPD

berisi langkah-langkah kegiatan proses pembelajaran yang akan dilakukan

peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif dalam

mengembangkan pengentahuannya. Bahan ajar berupa LKPD menjadi salah

satu komponen penting dalam meningkatkan kreativitas peserta didik.

Kreativitas juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan

pengorganisasian pengalaman sedemikian rupa dalam menghasilkan gagasan

baru yang sebelumnya tidak dipikirkan oleh yang bersangkutan (Mustaji, 2005:

6 ).

LKPD merupakan suatu bahan belajar cetak yang paling mudah

digunakan. Berdasarkan pendapat Prastowo (2015: 204) LKPD adalah suatu

bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,

dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan

peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Selain

itu LKPD sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas peserta didik dalam

proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar. Dengan demikian perlu

dikembangkan suatu produk LKPD yang sesuai dengan kebutuhan dalam

implementasi pembelajaran Kurikulum 2013. Hal ini berpedoman pada jurnal

internasional (international journal) yang dikemukakan oleh Lee (2014: 96)


5

LKPD dapat berguna dalam hal prestasi akademik. Misalnya sebagai

penunjang buku teks.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Aeu,2011) yang berjudul

Empowering Critical Thinking Skills Of The Students Having Different

Academic Ability in Biology Learning of Senior High School through PQ4R-

TPS Strategy. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa penggunaan strategi

PQ4R menunjukkan hasil yang signifikan lebih potensial untuk meningkatkan

kemampuan hasil belajar siswa dibandingkan strategi pembelajaran

konvensional. Dengan demikian, penerapan strategi PQ4R tidak hanya

meningkatkan pengetahuan, tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar bagi

peserta didik.

Keberhasilan pendidikan sesungguhnya akan terjadi apabila interaksi

antara masyarakat, orang tua, dan pemerintah. Kerjasama antara ketiga pihak

diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

seutuhnya. Hasil analisis kebutuhan penelitian pendahuluan melalui angket

kebutuan pendidik mengenai Hasil beljar Peserta Didik SD N 02 Sidorejo

kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

Selain itu, belum adanya pendidik yang dapat mengembangkan

elektronik lembar kerja peserta didik (e-LKPD), bahkan LKPD yang ada di

satuan pendidikan tersebut tidak berbasis Preview, Question, Reading, Reflect,

Recite, Review (PQ4R), dan LKPD yang digunakan dalam pembelajaran sulit

untuk dipelajari. Hal ini membuktikan bahwa perlu dilakukan pengembangan


6

pada peserta didik, agar potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat

berkembang secara maksimal. Proses pembelajaran akan berjalan efektif dan

efesien apabila didukung dengan tersedianya bahan ajar sebagai media

pembelajaran yang menunjang. Upaya mewujudkan pembelajaran yang

menarik, dan efektif seorang pendidik dituntut menguasai beberapa strategi dan

bahan ajar yang dapat memberikan penguatan berpikir pada diri peserta didik.

Namun pada kenyataannya yang terjadi sebaliknya, rendahnya kreativitas

pendidik dalam mengembangkan dan menggunakan bahan ajar sehingga belum

dikembangkanya e-LKPD dalam pembelajaran. Salah satu alternative yang

dapat digunakan oleh pendidik untuk dapat meningkatkan kemampuan berfikir

kreatif peserta didik yaitu dengan mengembangkan bahan pembelajaran berupa

e-LKPD. Pengembangan e-LKPD selain digunakan sebagai petunjuk

melakukan kegiatan, panduan diskusi maupun kegiatan ilmiah lain, e-LKPD

juga sangat penting dalam penjabaran konsep pengetahuan oleh pendidik.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pengembangan e-LKPD berbasis PQ4R untuk Meningkatkan

Kreatifitas Peserta didik Kelas IV di Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih bersifat konvensional, hal ini dilihat dari belum

adanya penggunaan bahan ajar yang variatif.


7

2. Pendidik hanya menggunakan buku cetak/teks yang dibeli dari penerbit

sebagai satu-satunya sumber materi pembelajaran.

3. Proses pembelajaran di kelas hanya berupa penjelasan mengenai

konsep dan teori, kemudian memberikan contoh soal kepada peserta

didik.

4. Pendidik yang belum menggunakan bahan ajar pembelajaran berbentuk

Lembar Kegiatan Peserta Didik.

5. E-LKPD yang ada belum menekankan pada konsep belajar PQ4R.

6. Belum adanya E-LKPD yang menggunakan strategi PQ4R pada SD N

02 Sidorejo.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi, maka masalah dibatasi pada pengembangan

E-LKPD menggunakan PQ4R untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif peserta didik kelas IV sekolah dasar.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah mengembangkan E-LKPD berbasis PQ4R yang layak

untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas peserta didik kelas IV

sekolah dasar?

2. Bagaimanakah mengembangkan E-LKPD berbasis PQ4R yang

menarik untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik kelas IV sekolah

dasar?
8

3. Bagaimana mengembangkan E-LKPD berbasis PQ4R yang efektif

untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik kelas IV sekolah dasar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menghasilkan E-LKPD berbasis PQ4R yang layak untuk

meningkatkan kemampuan kreatifitas peserta didik kelas IV sekolah

dasar.

2. Menghasilkan E-LKPD berbasis PQ4R yang menarik untuk

meningkatkan kemampuan kreatifitas peserta didik kelas IV sekolah

dasar.

3. Menghasilkan keefektifan E-LKPD berbasis PQ4R untuk

meningkatkan kemampuan kreatifitas peserta didik kelas IV sekolah

dasar.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dan pengembangan ini diharapkan memberikan manfaat

secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan dalam pengembangan E-LKPD menggunakan PQ4R

sebagai sumber belajar pada mata pelajaran tematik khususnya

pendidik kelas IV di Sekolah.

Dapat mengkaji kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran dengan

menggunakan pengembangan E-LKPD tematik sebagai sumber belajar.


9

2. Manfaat Praktis

a. Peserta didik

Melalui pengembangan E-LKPD menggunakan PQ4R diharapkan

kreatifitas peserta didik kelas IV SD.

b. Pendidik

Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dikelasnya, serta menambah wawasan pendidik dalam menggunakan

pengembangan E-LKPD secara tepat.

c. Sekolah

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan

kualitas pendidikan melalui inovasi pengembangan E-LKPD

menggunakan PQ4R khususnya dalam pembelajaran tematik.

d. Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengembangan

wawasan tentang pengembangan E-LKPD agar kelak menjadi

pendidik yang profesional.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Guna mengarahkan penelitian agar dapat mencapai tujuan yang

tepat, diperlukan adanya ruang lingkup penelitian. Penentuan ruang

lingkup penelitian bertujuan untuk menghindari terjadinya uraian yang

menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Ruang lingkup

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ruang Lingkup Subjek Penelitian


10

Subjek pada penelitian ini adalah SD Negeri 02 Sidorejo.

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah pengembangan E-LKPD berbasis

strategi PQ4R Untuk Meningkatkan Kemampuan Hasil Belajar Peserta

Didik Kelas IV Sekolah Dasar.

3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 02 Sidorejo,

dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.

4. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kreativitas
1. Pengertian kreativitas

Adapun beberapa pendapat mengenai pengertian kreatifitas,


Menurut kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9) kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas
dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005:599), kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta,
perihal berkreasi.

Menurut James J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati (2005:15)


mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by which an individual
crates new ideas or products, or recombines existing ideas and product,
in fashion that is novel to him or her “ ( kreativitas merupakan suatu proses
mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau
mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan melekat
padadirinya).

Menurut Supriadi dalam Yeni Rachmawati (2005:15) mengutarakan


bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan apa yang tealah ada. Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1990: 456) kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir,
ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara
tahap perkembangan. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan
atau daya cipta, kreativitas juga dapat bermakna sebagai kreasi terbaru dan
orisinil yang tercipta, sebab kreativitassuatu proses mental yangunik untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinil. Kreativitas
merupakan kegiatan otak yang teratur komprehensif, imajinatif menuju

11
12

suatu hasil yangorisinil.

Menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati (2005:16)


mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk
memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah. Menurut Chaplin dalam Yeni Rachmawati (2005:16)
mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk
baru dalam seni, atau, dalam permesinan, atau dalam pemecahan masalah-
masalah dengan metode-metode baru. Sedangkan menurut Utami
Munandar (1992:47) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada”.
Sedangkan menurut Clarkl Monstakis dalam Munandar (1995:15)
mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk
terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain.Menurut Kuper
dan Kuper dalam Samsunuwiyati Mar’at (2006:175) Kreativitas
merupakan sebuah konsep yang majemuk dan multi-dimensial, sehingga
sulit didefinisikan secara operasional.

Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas tentang


kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Wujudnya adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang
berlangsung dalam benak orang atau sekelompok orang, produk-produk
kreatif tercipta. Produk itu sendiri sangat beragam, mulai dari penemuan
mekanis, proses kimia baru, solusi baru atau pernyataan baru mengenai
sesuatu masalahdalam matematika dan ilmu pengetahuan; komposisi
musik yang segar, puisi cerita pendek atau novel yang menggugah yang
belum pernah ditulis sebelumnya; lukisan dengan sudut pandang yang
baru; seni patung atau potografi yang belum ada sebelumnya; sampai
dengan terobosan dalam aturan hukum, agama, pandangan filsafat, atau
pola perilaku baru.
13

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan


bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang
melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif
yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang
berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Jadi
kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang. Kreativitas akan
menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan. Dari pemikiran yang
sederhana itu, penulis melakukan semua aktivitas yang bertujuan untuk
memacu atau menggali kreativitas.

2. Ciri-ciri Kreativitas

Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang


kreatif. Guilford (dalam Munandar, 1992: 302) kretifitas dibedakan
menjadi dua yaitu :
Ciri kognitif (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang
berhubungan dengan kreativitas. ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri
yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi
kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan
elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.
Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih
berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu,
bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani
mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri-ciri kreativitas
itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.
Menurut Slameto (2003:17) dalam Supriadi mengatakan bahwa ciri-
ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu: kognitif
dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinilitas, fleksibelitas,
kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri non kognitif diantaranya
motivasi sikap dan kepribadian kreatif kreatif. Kedua ciri ini sama
pentingnnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif
tidak akan menghasilkan apapunkreativitas hanya dapat dilahirkan dari
14

orang cerdas yang memiliki kondisi psikologi yang sehat. Dalam berbagai
studi (misalnya Ghiselin, 1983: 203) proses kreatif lebih ditempatkan
sebagai salah satu aspek dari orang kreatif, dan bukan kriteria yang berdiri
sendirikreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi
dan kesehatanmental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya
kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat
menghasilkan karya kreatif.

3. Manfaat Pengembangan Kreativitas

Pengembangan kreativitas sangat diperlukan bagi peserta didik,


menurut Utami Munandar (2002:60) yang dituangkan pada salah satu
bukunya Peningkatan kreativitas anak usia dini, ada alasan mengapa
kreativitas penting untuk dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam
diri anak, antara lain:
Pertama, dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya.
Perwujudan diri adalah salah satu kebutuhan pokok manusia.Kedua,
kemampuan berpikir kreatif dapat melihat berbagai macam penyelesaian
suatu masalah. Mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda dari orang
lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan mampu melahirkan berbagai
macamgagasan. Ketiga, bersibuk secara kreatif akan memberikan
kepuasan kepada individu tersebut. Hal ini penting untuk diperhatikan
karena tingkat ketercapaian kepuasan seseorang akan mempengaruhi
perkembangan sosialemosinya.Keempat, dengan kreativitas
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Gagasan-
gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk
menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Jadi tujuan
mengembangkan kreativitas anak adalah sebagai berikut:
1) Mengenal caramengekspresikan diri melalui hasil karya dengan
menggunakan teknik-teknik yangdikuasainya.
2) Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahanmasalah.
3) Membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadapberbagai
15

4) Pengalaman dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang sangat


tinggi terhadapketidakpastian.
5) Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang
dilakukannya dan sikap menghargai hasil karya oranglain.
6) Membuat anak kreatif, yaitu anak yang memiliki:
a. Kelancaran untuk mengemukakangagasan.
b. Kelenturan untuk mengemukakan berbagai alternatif
pemecahanmasalah.
c. Orsinalitas dalam menghasilkanpemikiran-pemikiran.
d. Elaborasi dalam gagasan.
e. Keuletan dan kesabaran atau kegigihan dalam menghadapi
rintangan dan situasi yang tidakmenentu.

Kemudian Munandar (dalam Susanto, 2014: 78) mengungkapkan


mengenai manfaat kreativitas bagi anak yaitu :
Kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya, dalam era pembangunan ini tidak dapat dipungkiri bahwa
kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada
sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru,penemuan-penemuan baru, dan
teknologi baru dari anggota masyarakatnya,untuk mencapai hal itu,
perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik
kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencari kerja,
tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (wiraswasta)

Adapun manfaat kreatifitas menurut Munandar, (dalam Masganti Sit, dkk,


2016: 27) yaitu:
Pertama: karena dengan berkreasi orang dapat perwujudan diri/
aktualisasi, dimana hal ini merupakan kebutuhan pokok pada tingkat
ketujuh dari delapan kebutuhan dalam kehidupan manusia. Kreativitas
merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya
Kebutuhan pada tingkat dasar adalah kebutuhan fisiologis (Physiological
16

needs), yaitu kebutuhan akan udara, makanan, minuman, sex, pakaian dan
tidur. Kebutuhan pada hierarki yang kedua adalah kebutuhan rasa aman
(Safety needs). Kebutuhan ini terdiri atas keamanan fisik, rasa aman pada
pekerjaan, rasa aman pada keluarga, rasa aman pada tempat tinggal.
Kebutuhan pada hierarki yang ketiga adalah persahabatan (Belongingness
& Love needs) yaitu kebutuhan akan cinta dan dicintai. Kebutuhan
berikutnya adalah kebutuhan harga diri (Esteem needs). Misalnya,
kebutuhan akan penghargaan, rasa percaya diri. Kebutuhan pada hierarki
selanjutnya adalah kebutuhan untuk pengetahuan (Need to know &
Understand) yaitu kebutuhan untuk memahami diri sendiri dan dunia.
Berikutnya adalah kebutuhan kreativitas dan estetis (Aesthetic needs)
yaitu kebutuhan untuk menggunakan pengetahuan dan mengembangkan
bakat.
Kebutuhan manusia pada tingkat yang lebih abstrak adalah
kebutuhan aktualisasi diri (Self actualization) yaitu kebutuhan untuk
menyadari makna hidup.Terakhir adalah kebutuhan transendensi
(Transcendence) yaitu kebutuhanuntuk menyatu dan memiliki makna
yang hakiki sebagai bagian dari dunia.Kebutuhan transendensi
memungkinkan individu untuk mengorientasikan diri pada kepentingan
dunia dibanding dengan kepentingan dirinya sendiri. Kedua: kreativitas
atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk
pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatihadalah penerimaan
pengetahuan, ingatan dan penalaran. Ketiga: bersibuk diri secara kreatif
tidak hanya bermanfaat (bagidiri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga
memberikan kepuasanpada individu. Dari wawancara terhadap tokoh-
tokoh yang telah mendapat penghargaan karena berhasil menciptakan
sesuatu yang bermakna, yaitu para seniman, ilmuwan, dan ahli penemu,
ternyata faktor kepuasan ini amat berperan bahkan lebih dari keuntungan
material semata-mata. Keempat: kreativitaslah yang memungkinkan
17

manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini


kesejahteraan dan kejayaanmasyarakat dan negara bergantung pada
sumbangan kreatif, berupaide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan
teknologi baru. Untuk mencapaihal itu perlulah sikap pemikiran dan
perilaku kreatif dipupuk sejak dini.
Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa pengembangan
kreativitas harus dilakukan sejak usia dini agar kelak mereka dapat
menciptakan suatu hal yang baru dikemudian hari, baik itu berupa produk
dalam bentuk gagasan yang dapat diterapkan untuk pemecahan masalah,
atau sebagai kemampuan untuk melihat unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya. Di samping itu anak dapat mengaktualisasikan dirinya yang
merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia. Namun
sebaliknya, orang yang kurang kreatif tidak akan mampu menciptakan
suatu hal yang baru dan kurang dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
kehidupan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Spock (dalam Hurlock,
1978:6) bahwa orang yang sangat berpikir literal mempunyai kegunaan
terbatas bagi dunia dan kemampuan terbatas untuk memperoleh
kegembiraan

4. Fungsi kreativitas
Perkembangan kreativitas peserta didik adalah untuk mengembangkan
kecerdasan dan kemampuan anak dalam mengekspresikan serta
menghasilkan sesuatu yang baru, Menurut Munandar (2004:55) fungsi
pengembangan kreativitas pada anak sebagai berikut:
1) Fungsi pengembangankreativitasterhadap perkembangan kognitifanak.
2) Melalui pengembangan kreativitas anak memperoleh kesempatan
untuk memenuhi kebutuhan berekspresi menurut caranya sendiri,
menciptakan sesuatu yang lain dan baru. Kegiatan yang menghasilkan
sesuatu ini dapat memupuk sikap untuk terus sibuk diri dengan kegiatan
kreatif akan memacu perkembangan kognitif atau ketrampilanberpikir.
3) Fungsi pengembangan kreativitas terhadap kesehatan jiwa.
18

Pengembangan kreativitas mempunyai nilai terapis karena dalam


kegiatan berekspresi itu anak dapat menyalurkan perasaanperasaan
yang dapat menyebabkan ketegangan-ketegangan pada dirinya, seperti
perasaan lebih, kecewa, khawatir, takut dan lain-lain yang mungkin
tidak dapatdikatakannya.
4) Fungsi pengembangan kreativitas terhadap perkembangan estetika.
Selain kegiatan berekspresi yang bersifat mencipta anak juga
dibiasakan dan dilatih untuk menghayati bermacam-macam keindahan
seperti keindahan alam, lukisan tarian, musik dansebagainya

Adapun pendapat mengenai fungsi kretifitas menurut Treffinger (dalam


Reni Akbar Hawadi, dkk, 2001:13)yaitu :
1) Adanya kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru yang berupa
pikiran maupun karya nyata dalam mengerjakan persoalan hidup bagi
orang kreatif. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan
pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan. Dari potensi
kreatifnya, seseorang dapat menunjukkan hasil perbuatan,
kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara
bermakna dan berkualitas.
2) Tingkat kualitas dari kinerja, karya, gagasan, dan perbuatan manusia
dapat diantisipasi dari sejauh mana seseorang memiliki tingkat
kreativitas tertentu.
3) Suatu karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang dapat
menimbulkan kepuasan pribadi yang tak terhingga nilainya. Kreativitas
penting untuk mengembangkan semua bakat dan kemampuan individu
dalam pengembangan prestasi hidupnya.
4) Dengan kreativitas tinggi yang dimiliki seseorang maka seseorang
tersebut akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Mereka
dapat mempergunakan ide-idenya untuk menciptakan kreasi baru demi
kelangsungan hidup.
5) Kreativitas penting untuk dipahami bagi para pendidik (guru) terutama
19

dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik


dan pengajar dalam membimbing dan “mengantarkan” anak didik
kepada pertumbuhan dan perkembangan prestasinya secara optimal.

Fungsi kreatifitas sangat penting bagi perkembangan peserta didik oleh


sebab itu, menurut pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan fungsi
dari kreatifitas adalah kreativitas menjadi langkah awal terjadinya inovasi
(penemuan) perubahan-perubahan. Inovasi adalah hasil pendayagunaan
kreativitas tertentu sehingga menjadi sebuah cara, proses, produk, atau
sumber nilai baru, yang berbeda dari sebelumnya

5. Strategi kreativitas
Meningkatkan kreatifitas peserta didik diperlukan suatu strategi
supaya kretifitas dapar tercapai. Menurut Rhodes (1961, dalam Isaksen,
1987:435) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas,
menyimpulkan bahwa :
Kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses
(process), dan produk (product). Kreativitas dapat pula ditinjau dari
kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke
perilaku kreatif. Rhodes menyebut keempat jenis definisi tentang
kreatifitas ini sebagai Four P’s of Creativity: Person, Process, Product,
Press.adapun penjelasan sebagai berikur :
a. Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam
interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang
mencerminkan orisinilitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi
yang unik inilah dapt diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-
produk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik haendaknya dapat
menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat peserta didiknya (jangan
mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang
sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu
20

peserta didiknya menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.


b. Pendorong (press)
Bakat kreatif peserta didik akan terwujud jika ada dorongan dan
dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuuat dalam
dirinya sendiri ( motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.
Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung
tetapi dapt pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang. Di
dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di
dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap
dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu
c. Proses
Untuk mengembangkan kreatif, anak perlu diberi kesempatan untuka
bersibuk diri secara aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang untuk
melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu
mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini
yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak untuk
mengesprsikan dirinya secara aktif, tentu saja dengan persyaratan tidak
merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang perlu ialah
proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat
menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna. Hal itu
akan datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang,
menerima, dan menghargai. Perlu pula diingat bahwa kurikulum
sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan
kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang peserta
didik untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.
d. Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif
yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu
sejauh mana keduanya mendorong (“press”) seseorang untuk
melibatkan dirinya dalam proses (kesibuakan, kegiatan) kreatif dengan
dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan
21

(internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka


produk- produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul.
Hendaknya pendidik menghargai produk kreativitas anak dan
mengkomunikasikannya kepada yang lain. Misalnya dengan
mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih
menggugah minat anak untuk berkreasi.

Adapun strategi untuk meningkatkan kreatifitas, menurut Utami


Munandar (1995: 45) setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif
dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif,
meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-
beda. Pendapat lain dari Utami Munandar (1995:67) yaitu kreativitas
menurut empat jenis dimensi sebagai konsep kreativitas dengan
pendekatan empat P (Four P’s Creativity), yang meliputi dimensi
person, process, press dan product.Kreativitas dalam dimensi person
adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu
atau person dari individu yang dapat disebut dengan kreatif, kreativitas
dalam dimensi process merupakan kreativitas yang berfokus pada
proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif,
kreativitas dalam dimensi press merupakan kreativitas yang
menekankan pada faktor press atau dorongan, baik dorongan internal
diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk
diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial
dan psikologis.Mengenai“press” dari lingkungan, ada lingkungan yang
menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta
inovasi. kreativitas dalam dimensi product adalah merupakan upaya
kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh
individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah
elaborasi/penggabungan yang inovatif dan kreativitas yang berfokus
pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas.
22

Berdasarkan tentang pendapat di atas penulis mengembangkan


instrumen dari stategi kreativitas dari Utami Munandar sebagai
indikator instrumen penelitian ini, adapun indikatornya termuat dalam
tabel 1.

Tabel 1. Indikator Kreativitas dalam Pembelajaran


Sub
Indikator Dimensi
Variabel
1. Pribadi a. Percayadiri
kreatif b. Ketekunan
Aspek yang a. Memberikan
2. Press
dikembangkan dalam semangat
(dorongan)
teori Utami Munandar 4 b. Pantangmenyerah
P dalam pengembangan 3. Proses a. Persiapan
kreatif b. Inkubasi
c. luminasi
d. Verivikasi
4. Produk a. Pengetahuan
kreatif b. Ketrampilan
Sumber : indikator kreativitas dalam pembelajaran, Utami Munandar
(1995:67)

B. Elektronik Lembar Kerja Peserta Didik (E-LKPD)

1. Pengertian E-LKPD

Saat ini, dunia menghadapi pandemi COVID-19 yang telah

mengubah aspek kehidupan manusia, khususnya dalam dunia pendidikan.

Penguasaan teknologi dijadikan sebagai alternatif solusi pembelajaran

dimana interaksi antara pendidik dengan peserta didik tetap dapat

dilakukan tanpa harus bertemu secara langsung. Upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam proses

pembelajaran. Namun di Indonesia, teknologi masih belum mendapat

perhatian khusus terutama oleh pendidik dalam hal bahan ajar. Bahan ajar
23

merupakan sumber pengetahuan bagi peserta didik (Sugianto, et al.

2018:31). Bahan ajar juga efektif untuk meningkatkan hasil belajar

(Pangesti, 2017:57). Bahan ajar berupa LKPD juga dapat meningkatkan

hasil belajar (Firdaus & Wilujeng, 2018: ). Jenis bahan ajar dibagi

menjadi (1) Bahan cetak yaitu buku, handout, lembar kerja, dan bahan

ajar dan (2) Audio yaitu kaset, radio, piring hitam, dixk audio. (3)

Pandang dengar yaitu video compact disk dan film. (4) Bahan ajar

interaktif yaitu ausio, teks, gambar, animasi (Prastowo, 2014:148).

Pengintengrasian bahan ajar dengan teknologi dalam pembelajaran saat

ini masih jarang dilakukan, sehingga perlu dikembangkan lembar kerja

peserta didik berbasis elektronik yang mampu memfasilitasi proses

pembelajaran, terutama pada materi yang sulit dipahami (Zahara, et al.

2021:6). Pengembangan lembar kerja elektronik dapat dijadikan sebagai

solusi untuk mencapai keterampilan abad 21. Pembelajaran modern telah

menjadikan pembelajaran elektronik sebagai perangkat wajib yang harus

dikembangkan hal ini dikenal dengan e-LKPD (Subakti, 2021:1251).

e-LKPD sebagai salah satu bahan ajar dibutuhkan oleh peserta didik

untuk berperan aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas

(Umriani & Suparman. 2019:654). Pembelajaran aktif sangat penting

dalam proses pembelajaran yang didasarkan pada pengetahuan dan

pengalaman peserta didik sehingga dapat memotivasi peserta didik

(Parrado-Martínez, et al. 2020:2). e- LKPD dapat dimanfaatkan oleh

pendidik untuk menyampaikan informasi dengan lebih baik, menarik dan


24

memungkinkan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Penggunaan e-LKPD dapat memberikan pembelajaran yang bermakna

bagi peserta didik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa e-LKPD

adalah lembar kegiatan elektronik yang berisi serangkaian pedoman untuk

memahami materi sesuai kompetensi dasar yang ditentukan. Penggunaan

e-LKPD dalam pembelajaran dapat membantu pendidik untuk

mengarahkan peserta didiknya menemukan konsep-konsep melalui

aktivitasnya sendiri di dalam kelas. Sehingga e-LKPD sangat baik

digunakan untuk keterlibatan peserta didik dan dalam meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep peserta didik.

2. Manfaat E-LKPD

Adapun manfaat penggunaan e-LKPD bagi kegiatan pembelajaran

menurut (Kosasih, 2021:252) adalah: 1) Dapat menyajikan berbagai

bentuk grafis, animasi, audio, video secara lengkap. 2) melibatkan siswa

secara interaktif sehingga tidak membosankan dan siswa lebih aktif dalam

proses pembelajaran. 3) dapat mengumpulkan informasi tentang

aktivitas peserta didik secara langsung guna kepentingan penilaian. 4)

menyajikan informasi tambahan secara lebih mudah dan lengkap melalui

akses internet. 5) cepat dan praktis dalam memanfaatkanya. 6) Tidak

memerlukan ruang yang luas atau tempat khusus dalam memanfaatkan

dan menyimpanya.

Berdasarkan pendapat tersebut, e-LKPD memiliki manfaat bagi


25

peserta didik untuk memudahkan dalam mempelajari setiap kompetensi

yang harus dikuasai, adapun manfaat bagi pendidik adalah untuk

membantu menyusun rencana pembelajaran, sebagai pedoman pendidik

dalam menambah informasi tentang konsep yang dipelajari dan mampu

membangun komunikasi pembelajaran yang efektif dengan peserta didik.

3. Syarat-syarat E-LKPD

Pengembangan e-LKPD harus memperhatikan tingkat kemampuan

dan pengetahuan peserta didik. Menurut Widjayanti dalam (Kosasih,

2021:37) LKS dikatakan berkualitas baik bila memenuhi syarat sebagai

berikut.

a. Syarat-syarat Didaktik

LKS harus mengikuti asas-asas belajar dan mengajar yang efektif,

yaitu:

1) Memperhatikan adanya perbedaan individual.

2) Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep.

3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan

peserta didik.

4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,

emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik.

5) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan

pribadi peserta didik dan bukan ditentukan oleh materi bahan

pelajaran.
26

b. Syarat-syarat Konstruksi

Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan

penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan

kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat

dimengerti oleh pengguna yaitu peserta didik.

c. Syarat-syarat Teknis

1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin

atau Romawi.

2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan biasa yang

diberi garis bawah.

3) Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.

4) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan

jawaban peserta didik.

5) Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan gambar serasi.

Berdasarkan teori dan kajian di tersebut, maka E-LKPD yang akan

dikembangkan adalah panduan peserta didik untuk melakukan kegiatan

berbentuk panduan melalui reciprocal teaching dengan tahapan

memahami, memproses, membagikan dan menyajikan informasi,

memenuhi karakteristik penyusunan E-LKPD.

4. Langkah – Langkah Pembuatan E-LKPD

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan e-LKPD di

antaranya, a) Segi penyajian materi, dimana judul E-LKPD dan materi E-

LKPD harus sesuai dengan materinya, materi disajikan secara sistematis,


27

logis, dan jelas, serta E-LKPD dapat menunjang keterlibatan dan

kemampuan peserta didik untuk ikut aktif. Pemilihan materi dapat

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan peserta

didik terutama dalam keterampilan berpikir kritis (Maričić & Špijunović,

2015: 654). b) Segi Tampilan, E-LKPD disajikan secara sederhana, jelas,

dan mudah dipahami, gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya, tata

letak gambar, instruksi, pertanyaan harus jelas, dan dapat mengembangkan

minat serta mengajak peserta didik untuk berpikir. Setiap E- LKPD dalam

proses pembelajaran memiliki komponen-komponen penyusun yang

meliputi, judul E-LKPD, tujuan pembelajaran/kompetensi, ringkasan

materi, kegiatan peserta didik, alat penilaian (soal latihan). Adapun

langkah- langkah penyusunan E-LKPD adalah sebagai berikut:

a. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan


bahan ajar

E-LKPD.

b. Menyususn peta kebutuhan E-LKPD.

c. Menentukan judul-judul E-LKPD.

d. Penulisan E-LKPD.

5. Spesipikasi Produk E-LKPD

Penelitan pengembangan yang dilakukan untuk mengahasilkan produk

yang berupa E-LKPD berbasis strategi PQ4R untuk peserta didik kelas IV

SD dengan spesifikasi sebagai berikut.


28

1. E-LKPD berbasis PQ4R yang dikembangkan memuat materi

pembelajaran dengan KD pada tema 8 Daerah Tempat Tinggalku

subtema 2.

2. E-LKPD yang dikembangkan berbasis strategi PQ4R yang memuat

aspek-aspek yang telah disesuaikan antara KD dan indikatornya.

3. Bahan ajar ini memenuhi aspek kriteria kualitas materi pembelajaran

dan aspek media interaktif yang divalidasi oleh dosen ahli.

4. E-LKPD yang dikembangkan pada penelitian ini sesuai:

a. Implementasi Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik.

b. Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan Standar isi

dan standar proses untuk kelas IV pembelajaran semester genap.

c. Gambar dalam mengakses materi di sekitar peserta didik.

C. Strategi Priview, Question, Read, Reflact, Resite, Review (PQ4R)

1. Pengertian PQ4R

Strategi PQ4R meliputi enam langkah kegiatan yaitu preview,

question, read, reflect, ricite, revie. Mathews (Suparno, 1997:17).

mengatakan konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita

sendiri. Konsep ini bermakna bahwa PQ4R merupakan strategi yang bisa

membentuk kemampuan kognitif dari diri sendiri. Strategi pembelajaran

PQ4R merupakan rangkaian inovasi dari pendekatan konstruktivis dalam

belajar dikembangkan oleh Thomas dan Robinson (dalam Trianto 2014:

151).
29

Trianto (2014: 150) strategi pembelajaran PQ4R adalah salah satu

bagian dari strategi elaborasi. Strategi pembelajaran PQ4R dapat

digunakan untuk membantu peserta didik mengingat apa yang peserta

didik baca dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang

dilaksanakan dengan membaca buku pelajaran secara berkelompok.

Peserta didik diminta untuk mengeksplorasi kemampuannya membuat

struktur berpikir sebelum membaca dengan menyusun pertanyaan-

pertanyaan yang menjadi acuan bagi peserta didik untuk menggali

informasi yang dibutuhkan dari teks bacaan. Kemudian peserta didik

secara mandiri membaca teks sambil mencari jawaban dari pertanyaan

yang telah dibuatnya. Strategi PQ4R pada hakikatnya merupakan pemicu

timbulnya tanya jawab siswa yang dapat mendorong mereka untuk

mengolah materi secara lebih mendalam dan luas (Muhibbinsyah,

2001:142). Menurut pendapat Anderson (Syah, 2011:128- 129)

menyatakan bahwa: Strategi PQ4R merupakan penimbul pertanyaan yang

dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi secara lebih

mendalam dan luas. Strategi PQ4R singkatan dari enam langkah kegiatan

yaitu preview, question, read, reflect, ricite,dan reviw (Aeu,2011). Dalam

Bahasa Indonesia, enam langkah yang dimaksud adalah, membaca sekilas,

bertanya, membaca, merefleksikan, merenungkan, dan menceritakan

kembali.

Berdasarkan pendapat ahli, dapat dikatakan bahwa strategi

pembelajaran PQ4R adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat


30

digunakan untuk membantu memahami dan mengingatkan materi yang

mereka baca serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

membangun pengalaman awal dalam belajar melalui aktivitas membaca.

Selanjutnya menurut Burton (2007) menguraikan langkah-langkah

PQ4R sebagai berikut.

1. Tahap Preview

Pada tahap ini, dilakukan sebelum kegiatan membaca, sehingga

memungkinkan bagi siswa untuk memahami tentang apa yang

dikenalkan topik itu, mendiskusikan dan mencari apa yang sudah

diketahui tentang materi, dan bagaimana pandangan mereka. Pada

tahap ini juga memungkinkan siswa untuk mempelajari kosa kata

yang mungkin baru dan asing.

2. Tahap Question

Pada tahap ini mendorong siswa untuk merumuskan beberapa

pertanyaan yang mungkin dapat dijawab berdasarkan informasi

dalam teks. Pertanyaan tersebut bisa berupa, apa yang menjadi tujuan

pernyataan dalam hal ini? setujukah siswa dengan bacaan? Atau

apakah ada cara lain? Jadi, di tahap ini siswa diarahkan pada apa yang

akan mereka pelajari? Penyusunan pertanyaan disini ditekankan pada

pertanyaan.

1. Tahap Read

Tahap ini mengarahkan siswa agar membaca penuh tentang

sebuah bacaan. Ada banyak strategi dalam membaca bisa antara lain,
31

dalam kelompok besar, kelompok kecil, atau berpasangan dengan

teman.

4. Tahap Reflect

Tahap reflect membimbing siswa untuk merefleksikan teks bacaan

dengan menemukan jawaban atas pertanyaan diatur dalam tahap

preview; mengidentifikasi topik bacaan untuk setiap bagian dari teks

bacaan; menyarankan ilustrasi cocok jika tidak terdapat satu pun pada

teks bacaan.

5. Tahap Recite

Tahap ini mendorong siswa untuk berbicara tentang teks bacaan,

misalnya tanpa melihat buku atau catatan yang telah dibuat,

berpasangan atau berkelompok, memaparkan bagian yang berbeda

dari sebuah teks bacaan dengan yang lain..

6. Tahap Review

Tahap terakhir adalah mengulas. Pada tahap ini membimbing

siswa untuk kembali keteks bacaan yang sudah dipelajari selama

waktu tertentu, misalnya dengan mengingatkan kosa kata baru yang

telah dibaca dan dipahami, meminta siswa untuk memperlihatkan

hasil ringkasan dari kegiatan membaca dan mengeceknya kembali

dengan akal pikiran, meminta siswa untuk menyampaikan poin-poin

penting dari teks bacaan, secara lisan ataupun tulisan.


32

2. Kelebihan dan Kekurangan PQ4R

Strategi dalam pembelajaran memiliki beberapa keunggulan

ataupun kelemahan jika diimplementasikan tanpa melihat tujuan yang

ingin dicapai. Trianto (2014: 178) strategi pembelajaran PQ4R memiliki

kelebihan dan kelemahan seperti halnya model-model pembelajaran

yang lainnya:

a. Kelebihan Strategi PQ4R, yaitu :

1) Sangat tepat digunakan dalam pengajaran pengetahuan yang bersifat

deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah, dan

pengetahuan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Dapat membantu peserta didik yang daya ingatannya lemah untuk

menghapal konsep-konsep pelajaran.

3) Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan.

4) Mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan

proses bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya.

5) Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas. 2.

b. Kelemahan Strategi PQ4R

1) Tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat

prosedural seperti pengetahuan keterampilan.

2) Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku paket)

tidak tersedia di sekolah.


33

3) Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah peserta didik

yang telalu besar karena bimbingan pendidik tidak maksimal

terutama dalam merumuskan pertanyaan.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang telah dijelaskan,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadikan penggunaan

model PQ4R ini berjalan baik, pendidik perlu benar-benar memahami

peserta didik di dalam kelas agar dapat meminimalisir kekurangan dalam

penggunaan model ini. berdasarkan hal tersebut, maka peran pendidik

sebagai fasilitator harus benar-benar efektif dalam memahami kebutuhan

peserta didiknya.

D. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Kadir, et al. (2014: 295) mengenai

kemampuan berpikir kratif matematika peserta didik SD di Kota Kendari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif

matematika peserta didik rendah dengan rata-rata 41,19 dengan standar

deviasi 9,30.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar, et al. (2012: 44) dengan hasil

penelitian yaitu adanya hubungan yang signifikan antara berpikir kreatif dan

prestasi akademik peserta didik. Penelitian dilakukan pada 256 peserta didik

jenjang sekolah menengah pertama menggunakan Torrance Test of Creative

Thinking (TTCT).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Alghafri dan Ismail (2014: 518-525) dengan

hasil penelitian bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai posttes dari
34

dua kelompok dari berpikir kreatif, berpikir lancar, dan berpikir luwes pada

tes Think Skill strategy (TS), tetapi berpikir original pada tes Science Task of

Thinking (STT) antara dua kelompok tidak berhubungan secara signifikan.

4. Demir, Hasan Bacanlı, Sinem Tarhan, Mehmet Ali Dombayc (2011). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pemikiran kritis dari pemikiran Quadruple

(cara berpikir yang peduli, kreatif dan penuh harapan). Etimologi istilah,

sejarah pemikiran kritis, dimensi dan cara berpikir pendukungnya diberikan

dalam pembelajaran. Pemikiran Quadruple adalah hubungan antara

pemikiran kritis dan cara berpikir lainnya (peduli, kreatif dan penuh

harapan).

5. Töman (2013) . Hasil penelitian menemukan fakta yang diketahui bahwa

lembar kerja (LKPD) mengaktifkan peserta didik lebih banyak dan biasanya

meningkatkan kesuksesan. Sebuah penelitian dilakukan dalam penelitian ini

dengan tujuan mengevaluasi lembar kerja sambil mengajarkan fermentasi

etanol yang disiapkan sesuai model konstruktivis. Ini juga merupakan fakta

diketahui bahwa perilaku yang dipelajari individu dengan mencoba mereka

lebih efektif dari pada yang mereka dapatkan hanya dengan mendengar atau

melihat.

6. Penelitian yang dilakukan Rosita Wondal (2016), dalam penelitiannya yang

berjudul penggunaan model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect,

Recite, Review (PQ4R) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

biologi. berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa penggunaan

model pembelajaran PQ4R berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar


35

biologi di kelas VIII SMP Negri 5 Kota Tidore Kepulauan pada konsep

sistem pernapasan pada manusia.

7. Penelitian yang dilakukan Sri Lestari Handayani (2020), dalam

penelitiannya yang berjudul “peningkatan kemampuan analisis mealui

strategi PQ4R pada pembelajaran IPA sekolah dasar”. Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan bahwa penggunaan strategi pembelajaran PQ4R

dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa. Hal ini terjadi karena ada

peningkatan kualitas pembelajaran yang dialami oleh siswa melalui

pembelajaran P4QR meliputi peningkatan keaktifan siswa baik dalam bentuk

minat belajar, perhatian terhadap pelajaran, angka partisipasi, dan presentasi

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPA.

8. Yulia Fitri Yanti. N (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan

Model Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) Terhadap

Aktivitas Dan Penguasaan Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa

Kelas V SD Negeri 1 Bakung” berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

bahwa penggunaan model pembelajaran PQ4R berpengaruh terhadap

peningkatan aktivitas dan penguasaan materi siswa.

9. Fathul Mubin (2013), dalam penelitianya yang berjudul “Penerapan Strategi

Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R)

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Siswa Kelas V SD Negeri Karang dawa

Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang” berdasarkan hasil

penelitianya terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang cukup tinggi


36

dibandingkan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

10. Yasa (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Strategi Belajar

Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) Terhadap Hasil

Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Siswa Kelas IV SD di Gugus 1

Tegallang Kecamatan Tegallang”. Dalam penelitiannya diperoleh hasil

bahwa penerapan metode pembelajaran PQ4R berpengaruh.

E. Kerangka Pikir Penelitian

Setiap individu memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu gagasan

yang baru, mampu memikirkan lebih dari satu cara menyelesaikan masalah,

mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran, mampu mengkontruksi

ide dalam menyelesaikan masalah biasa hingga yang rumit. Hal ini akan

menjadi tantangan bagi seseorang yang ingin menyelesaikan masalah tersebut.

Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, seseorang memerlukan pengalaman

yang mereka miliki sebagai dasar pemecahan masalah. Jika mereka pernah

menyelesaikan masalah yang serupa atau menguasai konsep prasyarat yang

diperlukan, siswa akan memiliki kemampuan dalam mengolah masalah yang

diberikandengan cara yang tidak biasa.

Berfikir kreatif bukanlah kemampuan yang muncul dengan sendrinya,

melainkan kemampuan yang harus dikembangkan. Kemampuan membaca

secara mandiri diperlukan suatu strategi yang mendukung proses membaca dari

modul tersebut. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah

strategi PQ4R. Strategi PQ4R merupakan salah satu strategi membaca yang

digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat

membantu proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan


37

membaca sumber belajar seperti lembar kerja peserta didik. Sehingga, lembar

kerja peserta didik bisa disusun mengikuti strategi dalam PQ4R atau

dikembangkan berbasis strategi PQ4R. Lembar kerja peserta didik yang

dikembangkan adalah dengan menggunakan strategi PQ4R. Ini artinya dalam

penggunaannya, lembar kerja peserta didik ini menggunakan strategi PQ4R.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini digambarkan dalam kerangka

pikir yang berfungsi melihat alur pikiran secara cepat dan mudah. Kerangka

pikir pada pengembangan LKPD berbasis strategi PQ4R terhadap kemampuan

berpikir kreatif peserta didik Sekolah Dasar akan disajikan pada Gambar.

1. Proses pembelajaran di kelas masih


cenderung menggunakan metode belajar
INPUT konvensional.
2. Pembelajaran lebih menerapkan teacher
centered approaches
3. Rata-rata hasil belajar peserta didik kelas IV
masih rendah dan belum tuntas atau belum

STRATEGI PENGEMBANGA
PEMBELAJARAN N BAHAN AJAR

PQ4R LEMBAR
PROCESS
KEGIATAN

MENGEMBANGKAN LKPD
BERBASIS PQ4R

LKPD berbasis PQ4R yang layak, menarik,


OUTPUT efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif peserta didik kelas IV

Gambar 1. Kerangka pikir


38

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir penelitian di atas,

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Hipotesis 1 : “Terwujudnya produk berupa pengembangan E-LKPD

menggunakan PQ4R yang layak untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik Sekolah Dasar”.

Hipotesis 2 : “Terwujudnya produk berupa pengembangan E-LKPD

menggunakan PQ4R yang menarik untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik Sekolah Dasar”.

Hipotesis 3 : “Terwujudnya produk berupa pengembangan E-LKPD

menggunakan PQ4R yang efektif untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik Sekolah Dasar”.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

pengembangan. Penelitian dan pengembangan dimaksudkan untuk

menghasilkan suatu produk. Jenis penelitian R&D yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model desain Borg dan Gall (1983:781). Langkah.-

langkah R&D ditampilkan pada gambar 2.

Pengumpulan Perencanaan Pengembangan Uji coba


informasi awal produk produk awal

Uji coba produk Revisi produk Uji coba Revisi produk


operasional utama produk utama awal

Revisi produk Desiminasi


final

Gambar 2. Model Desain Borg dan Gall (1983: 781)

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa LKPD

yang diterapkan pada pembelajaran tematik di kelas IV SD tema 8 Daerah

Tempat Tinggalku. Langkah-langkah penelitian R&D yang digunakan dalam

penelitian ini diselesaikan pada tahap lima, yaitu melakukan revisi produk

operasional berdasarkan hasil uji coba utama. Hal ini dikarenakan langkah

delapan dan selanjutnya harus dilakukan dengan skala besar, desiminasi produk

harus dilakukan setelah melalui quality control sebelum dapat diterbitkan.

39
40

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan berdasarkan model Borg & Gall dalam

penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengumpulan Informasi dan Penelitian Awal

Pada tahap ini, penelitian dan pengumpulan informasi awal dilakukan

dengan studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan dengan

melakukan analisis kurikulum, analisis kondisi belajar, dan analisis kebutuhan.

Sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengkaji dari buku-buku maupun

sumber- sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

a. Studi Lapangan

1) Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilaksanakan dengan melakukan

peninjauan terhadap kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga

pengembangan produk nantinya dapat disesuaikan dengan

kurikulum yang diberlakukan.

2) Analisis Kondisi Belajar

Analisis kondisi belajar dilakukan untuk mengetahui proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas sebelum peneliti

melaksanakan penelitian. Sebelum menganalisis, dilakukan

observasi terlebih dahulu. Observasi dilakukan dengan pengamatan

terhadap kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi dapat dijadikan

acuan oleh peneliti untuk melakukan analisis pada kondisi belajar

peserta didik di dalam kelas.


41

3) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan suatu proses sistematis untuk

menentukan tujuan, mengidentifikasi ketidaksesuaian antara

kenyataan dan kondisi yang diinginkan. Analisis kebutuhan diambil

dari lembar angket yang diberikan kepada 8 orang pendidik kelas

IV di di SD Negeri Kotabumi pada Gugus Mawar dan lembar angket

diberikan kepada 8 orang peserta didik di SD Negeri 3 Rejosari dan

setelah melakukan penyebaran angket kebutuhan peserta didik

diperoleh keterangan LKPD yang ada belum dapat memotivasi

peserta didik, kurang memadai ketersediaan buku ajar, pendidik

kesulitan membuat LKPD dan sebagai pendidik belum paham

mengenai pengembangan LKPD

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan melakukan pengkajian pada

buku- buku maupun sumber-sumber yang relevan dengan penelitian,

yaitu mengenai penyusunan LKPD berbasis PQ4R dan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik kelas IV sekolah dasar.

2. Perencanaan

Penulis melakukan rencana sebagai berikut:

a. Mengkaji kurikulum, menentukan KI dan KD pada tema 8 subtema 2

yang pada proses pembelajaran sangat memerlukan bahan ajar LKPD

yang akan dikembangkan.


42

b. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran serta materi yang akan

dikembangkan berdasarkan KD yang telah dipilih.

c. Materi yang dipilih adalah materi subtema “keunikan daerah tempat

tinggalku”. Melalui materi ini penulis mencoba untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas IV SD N 02 Sidorejo.

d. Menyusun peta kebutuhan LKPD untuk mengetahui apa yang akan

dikembangkan

Tabel 2. Alur penulisan E-LKPD

Kompetensi
Berpikir
Materi PQ4R E-LKPD Pembelajara
Kreatif
n
Keunika Tahap Preview 1. Mengkaji Mengenali Budaya dan
n Daerah Pada tahap ini, dilakukan materi yang perbedaan bahasa pada
Tempat sebelum kegiatan akan antara pokok
Tinggalk membaca, sehingga dipelajari daerah satu aliniahnya.
u memungkinkan bagi peserta didik. dengan
siswa untuk memahami 2. Mengidentifi daerah yang
tentang apa yang kasi apa saja lainnya
dikenalkan topik itu, keunikan secara lebih
mendiskusikan dan dari daerah lanjut.
mencari apa yang sudah masing-
diketahui tentang materi. masing.
Tahap Question 3. Menentukan
Pada tahap ini teks bacaan
mendorong siswa untuk yang ada di
merumuskan beberapa E-LKPD.
pertanyaan yang 4. Merancang
mungkin dapat dijawab kegiatan
berdasarkan informasi yang akan di
dalam teks. analisis
Tahap Read siswa tentang
Tahap ini mengarahkan teks bacaan.
siswa agar membaca 5. Mengarahka
penuh tentang sebuah n siswa
bacaan. untuk
Tahap Reflect mempersenta
Tahap ini membimbing sikan
siswa untuk jawaban
43

merefleksikan teks hasil dari


bacaan dengan teks bacaan.
menemukan jawaban 6. Mengulas
atas pertanyaan yang di kembali hasil
atur dalam tahap ini. jawaban dari
Tahap Recite teks bacaan.
Tahap ini mendorong
siswa untuk berbicara
tentang teks bacaan,
misalnya tanpa melihat
buku atau catatan yang
telah dibuat, berpasangan
atau berkelompok.
Tahap Review
Tahap terakhir adalah
mengulas. Pada tahap ini
membimbing siswa
untuk kembali keteks
bacaan yang sudah
dipelajari selama waktu
tertentu, misalnya
dengan mengingatkan
kosa kata baru yang telah
dibaca.

3. Pengembangan Produk

Pada langkah ini dilakukan perencanaan pembuatan produk berupa

E-LKPD berbasis PQ4R untuk kelas IV SD yang memperhatikan kelayakan

isi, kesesuaian penyajian dengan model pembelajaran, kesesuaian syarat

didaktik, kesesuaian syarat kontruksi, dan kesesuaian syarat teknis.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan format produk

awal ini adalah sebagai berikut.

a. Penyusunan kerangka E-LKPD

Penyajian E-LKPD ini disusun secara urut yang terdiri dari halaman

sampul, halaman sampul dalam, kata pengantar, daftar isi, petunjuk


44

umum penggunaan E-LKPD, pemetaan kompetensi dasar, pembelajaran

1 sampai pembelajaran 6 (berisi pemetaan kompetensi dasar, indikator

pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pelajaran), dan daftar

pustaka.

b. Penyusunan peta kebutuhan E-LKPD

Melakukan kembali penyusunan dan penyesuaian peta kebutuhan

E-LKPD berdasarkan KI, KD, dan Indikator yang telah ditetapkan.

c. Menentukan judul E-LKPD

Judul E-LKPD mengacu pada materi yang ada serta model pembelajaran

yang digunakan.

d. Penulisan E-LKPD

Penulisan rancangan E-LKPD disesuaikan dengan syarat-syarat

penulisan E-LKPD yang telah ditetapkan. E-LKPD yang disusun juga

disesuaikan dengan materi dan model pembelajaran yang digunakan,

dalam pengembangan E-LKPD menggunakan strategi PQ4R.

4. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba awal ini untuk melihat kelayakan dari produk yang telah

dikembangkan meliputi ahli yaitu

1. Menguji kelayakan yang dilakukan oleh 3 orang ahli yaitu ahli materi,

ahli media, dan ahli bahasa dan uji praktisi (pendidik)

2. Menguji keefektivan, dengan mengambil sampel secara radom, yang

terdiri dari 8 peserta didik. Pada tahap ini dilakukan untuk menguji

keefektivan berpikir kreatif peserta didik.


45

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini

adalah uji-t test dengan desain penelitian posttest only control group design

yang digambarkan sebagai berikut.

R (X) → O1

R → O2

Gambar 3. Desain penelitian posttest only control group design

Keterangan:
R = Random
O1 = Posttest Kelompok Eksperimen
X = Perlakuan/penggunaan E-LKPD berbasis strategi PQ4R.
O2 = Pretest Kelompok Kontrol

Selanjutkan dilanjutkan dengan dilakukan revisi prodak hasil uji lapangan

awal.

5. Merevisi Produk Awal


Pada tahap ini berdasarkan kekurangan-kekurangan dalam

pembelajaran diperbaiki seperti perbaikan didalam keterlaksanaanya. Pada

tahap tertentu ada yang terasa sangat sulit.

C. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

a) Berpikir Kreatif

Lembar kegiatan peserta didik adalah panduan peserta didik yang

digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan

masalah berbentuk panduan eksperimen atau demontrasi.


46

b) E-LKPD berbasis PQ4R

Strategi pembelajaran PQ4R adalah salah satu bagian dari strategi

elaborasi. Model pembelajaran PQ4R dapat digunakan untuk

membantu peserta didik mengingat apa yang peserta didik baca dan

dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan

dengan membaca buku pelajaran secara berkelompok.

O1 X O2
2. Definisi Operasional

a) Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir ranah kognitif pada tingkat

tertinggi atau C6. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini

berbentuk hasil belajar yang menggambarkan penguasaan peserta didik

setelah mengikuti pembelajaran menggunakan E-LKPD berbasis

strategi PQ4R. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik diukur dengan

angket observasi kemampuan berpikir kreatif pada peserta didik di kelas

IV SD Negeri 3 Rejosari. Indikator yang di gunakan dalam penelitian

ini yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan kerincian. Semua diukur

menggunakan lembar quesioner berfikir kreatif.

b) E-LKPD berbasis PQ4R

Penyusunan LKPD berbasis strategi PQ4R harus memenuhi persyaratan

pada aspek materi dan media. Pada aspek materi, syarat E-LKPD
47

meliputi kesesuaian E-LKPD berbasis strategi PQ4R, dan kualitas isi E-

LKPD. Pada aspek media, E-LKPD berbasis strategi PQ4R harus

memenuhi syarat didaktif, konstruktif, dan teknik. E-LKPD divalidasi

oleh ahli materi, ahli media, dan pendidik SD kelas IV menggunakan

sistem penilaian skala likert dengan skor 1-4

D. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Salah satu

tujuan dibuatnya instrumen adalah untuk memperoleh data dan

informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji. Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes dan tes.

1.1 Teknik Tes

Pada penelitian ini menggunakan tes objektif berbentuk

pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang valid dan reliabel

dalam bentuk pretest dan posttest. Pemberian soal ini dilaksanakan

pada kelas IV SD Negeri 02 Sidorejo. Instrumen pada penelitian

ini digunakan untuk menilai dan mengukur berpikir kreatif peserta

didik, terutama hasil belajar kognitif yang lebih kompleks. Dilihat

strukturnya bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:

a. Kelancaran (fluency)
b. Keluwesan (flexibility)
c. Keaslian (originality)
d. Kerincian (elaboration)
48

Tabel 3. Kisi-Kisi Teknik Pre-Tes dan Post Tes Uji Efektifitas


Kompetensi Dasar Indikator Ranah No Soal
IPA C4 8,9,10,11

3.7 Mendeskripsikan 3.7.1


hubungan antara Membandingkan
sumber daya alam hubungan
dengan lingkungan, antara
teknologi, dan sumber daya
masyarakat. alam dengan
lingkungan,
4.7 Menyajikan laporan teknologi, dan
hasil pengamatan masyarakat.
tentang teknologi
yang digunakan di 3.7.1 Menguraikan
kehidupan sehari- Laporan hasil
hari Pengamatan
serta kemudahan tentang teknologi
yang yang digunakan
diperoleh oleh di
masyarakat dengan kehidupan
memanfaatkan sehari-
teknologi tersebut. hari serta
kemudahan yang
diperoleh oleh
masyarakat
dengan
memanfaatkan
teknologi
tersebut
SBdP 3.4.1 Merancang C6 16,17,18,19,20
berbagai alur
3.4 Mengetahui berbagai cara
alur cara dan dan pengolahan
pengolahan media media karya
karya kreatif . kreatif.

4.4 Membentuk karya 3.4.2 Menyusun


Tiga Dimensi. karya
Tiga Dimensi.
PPKN 3.3.1 C4 1,2,3,21,22
Membandingkan
3.3 Memahami manfaat Manfaat
keberagaman keberagaman
karakteristik karakteristik
individu individu
49

di rumah, sekolah dirumah,


dan sekolah dan
masyarakat. masyarakat.

4.3 Bekerjasama dengan 3.3.2 Mengikuti


teman dalam teman
keberagaman di dalam
lingkungan rumah, keberagaman di
sekolah, dan lingkungan
masyarakat. rumah, sekolah,
dan masyarakat.
Bahas Indonesia 3.1.1 Menyusun C5 5,6,7,23,24,25
informasi
3.1 Menggali informasi dari teks laporan
dari teks laporan hasil pengamatan
hasil tentang gaya,
pengamatan tentang gerak, energi
gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan
panas, bunyi, dan cahaya dengan
cahaya dengan bantuan guru dan
bantuan guru dan teman dalam
teman dalam bahasa bahasa Indonesia
Indonesia lisan dan lisan dan tulis
tulis dengan memilih dengan memilih
dan memilah dan memilah
kosakata kosakata baku.
baku.
3.1.2 Merumuskan
4.1 Mengamati, teks laporan
mengolah, hasil
dan menyajikan teks pengamatan
laporan hasil tentang gaya,
pengama- gerak, energi
tan tentang gaya, ge- panas, bunyi,
rak, energi panas, bu- dan
nyi, dan cahaya cahaya dalam
dalam bahasa Indonesia
bahasa Indonesia lisan lisan dan tulis
dan tulis dengan dengan memilih
memilih dan memilah dan memilah
kosakata baku. kosakata baku.
IPS 3.5.1 Membandingkan C4 12,13,14,15
manusia dalam
3.5 Memahami manusia dinamika
dalam dinamika interaksi
interaksi dengan dengan
50

lingkungan alam, lingkungan


sosial, alam,
budaya, dan ekonomi. sosial, budaya,
dan ekonomi.
4.5 Menceritakan
manusia 3.5.2 Mengamati
dalam dinamika Manusia dalam
interaksi dengan Dinamika
lingkungan alam, interaksi dengan
sosial, budaya, dan lingkungan
ekonomi. alam,
sosial, budaya,
dan ekonomi.

1.2 Teknik Non tes

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat kemampuan berpikir

kreatif peserta didik. Hal ini dilakukan dengan menggunakan

instrumen yang dapat mengukur berpikir kreatif peserta didik

dengan bentuk instrument rating scale.

b. Lembar Validasi Ahli

Lembar validasi ahli dalam penelitian ini ditunjukkan kepada

ahli yang bertujuan untuk memvalidasi produk pengembangan E-

LKPD menggunakan strategi PQ4R. Data yang diperoleh melalui

lembar validasi ahli berupa data kuantitatif berdasarkan hasil skor

pertanyaan tentang kesesuaian E-LKPD, dan data kualitatif yang

diperoleh berdasarkan komentar atau saran mengenai kelayakan E-

LKPD yang dikembangkan.


51

c. Dokumentasi

Dokumentasi tidak hanya bukti foto-foto saat suatu kegiatan

berlangsung. Teknik dokumentasi ini digunakan peneliti untuk

memperoleh data sekunder berupa data jumlah peserta didik, nilai

hasilbelajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan proses

pembelajaran, serta profil sekolah di SD N 02 Sidorejo.

d. Angket

Pengumpulan Angket dalam penelitian ini menggunakan

angket analisis kebutuhan pendidik. Angket disebar pada pendidik

di kelas IV Kecamatan Sidomulyo. Data yang diperoleh melalui

angket tersebut berupa data kuantitatif.

2. Uji Instrumen Tes

1.1 Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan

sejauh mana tes dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada

penelitian ini untuk mengukur tingkat kevalidan butir soal, digunakan

rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar. Rumus yang

digunakan adalah:

N∑XY−(∑X)(∑Y)
rxy =
√(N∑X2 −∑X)2 (N∑Y2 −(∑Y)2 )

Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N = jumlah responden
ΣXY = total perkalian skor X dan Y
ΣY = jumlah skor Y
ΣX = jumlah skor X
52

ΣX 2 = total kuadrat skor X


ΣY 2 = total kuadrat skor Y
X = Skor hasil belajar per item
Y = Skor total
(Arikunto, 2008: 72)

Maka dari itu, untu kmencari validitas soal tes kognitif

dilakukan uji coba soal dengan jumlah respon dan sebanyak 20 peserta

didik. Jumlah soal yang diuji sebanyak 30 soal. Setelah dilakukan uji

coba soal, dilakukan analisis validitas butir soal menggunakan rumus

korelasi product moment.

Validitas instrumen dengan kriteria pengujian r hitung > r tabel

dengan α= 0,05, Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji validitas,

diperoleh 10 butir soal dinyatakan valid. Selanjutnya 10 butir soal

yang valid digunakan untuk soal posttest kelas eskperimen dan kelas

kontrol. Adapun rekap data hasil perhitungan dapat dilihat pada

lampiran.

Adapun klasifikasi validitas dalam Tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Klasifikasi Validitas


Kriteria Validitas Keterangan
0.00 > 𝑟𝑥𝑦 Tidak Valid (TV)
0.00 < 𝑟𝑥𝑦 < 0.20 Sangat Rendah (SR)
0.20 < 𝑟𝑥𝑦 < 0.40 Rendah (Rd)
0.40 < 𝑟𝑥𝑦 < 0.60 Sedang (Sd)
0.60 < 𝑟𝑥𝑦 < 0.80 Tinggi (T)
0.80 < 𝑟𝑥𝑦 < 1.00 Sangat Tinggi (ST)
(Arikunto, 2008: 75)

1.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama secara garis besar
53

akan menghasilkan data yang sama, untuk mengukur tingkat keajegan

soal digunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut :

𝑛 ∑𝜎12
𝑟11 = 𝑛−1 (1 − )
𝜎𝑖2
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir soal
2
∑𝜎1 = jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑖2 = varians skor total.
Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan

indeks reliabilitas pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5. Daftar Interpretasi Koefisien r


Koefisien r Reliabilitas
0,8000 – 1,0000 Sangat Tinggi
0,6000 – 0,7999 Tinggi
0,4000 – 0,5999 Sedang/Cukup
0,2000 – 0,3999 Rendah
0,0000 – 0,1999 Sangat Rendah
(Arikunto, 2008:109)

Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil rhitung = 0,868

sedangkan rtabel = 0,576, hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel

(0,899 > 0,576) dengan demikian uji coba instrumen tes dinyatakan

reliabel. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kriteria tingkat

reliabilitas, karena nilai r hitung (0,899) yang diperoleh berada

diantara nilai 0,81–1,00 maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas

dari uji coba instrumen test tergolong sangat tinggi. Hasil

penghitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.


54

1.3 Daya Pembeda Soal

Daya beda soal diperlukan agar instrumen mampu membedakan

kemampuan masing-masing responden. Rumus perhitungan daya

pembeda adalah sebagai berikut:


𝑩𝑨 𝑩𝑩
D= - = 𝑷𝑨 - 𝑷𝑩
𝑱𝑨 𝑱𝑩
Keterangan:
D = Daya pembeda
BA = Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada butir soal
kelompok atas
BB = Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada butir soal
kelompok bawah
JA = Banyaknya peserta didik pada kelompok atas
JB = Banyaknya peserta didik pada kelompok bawah

Adapun kriteria daya pembeda soal ditentukan sebagai berikut:

Tabel 6. Klasifikasi Daya Pembeda


No. Indeks daya beda Klasifikasi
1. 00,00 – 0,19 Jelek
2. 0,20 – 0,39 Cukup
3. 0,40 – 0,69 Baik
4. 0,70 – 1,00 Baik Sekali
5. Negatif Tidak Baik
(Arikunto, 2008: 203)

Terdapat 4 soal dengan Klasifikasi Cukup, dengan indeks daya

beda antara 0,20 – 0,39. Selanjutnya 6 soal dengan klasifikasi baik,

dengan indeks daya beda antara 0,40 – 0,69. Pada uji beda soal tes

kognitif, soal pilihan ganda tidak ditemukan soal dengan klasifikasi

jelek dan tidak baik, sehingga soal tersebut dapat dipergunakan dalam

penelitian.
55

2.4 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan

antara peserta didikyang menjawab benar dengan keseluruhan peserta

didik yang mengikuti tes.Indeks kesukaran dihitung menggunakan

rumus:
𝑩
P = 𝑱𝒔
Keterangan :
P : Tingkat kesukaran
B : Jumlah peserta didik yang menjawab pertanyaan dengan benar
JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.

Adapun kriteria indeks kesukaran soal ditentukan sebagai berikut:

Tabel 7. Indeks Kesukaran

Indeks Keterangan
0,00-0,45 Sukar
0,46-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
(Arikunto, 2008: 210)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf kesukaran terdapat 10

soal dengan tingkat kesukaran sedang, dengan indek kesukaran

antara 0,46-0,70.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Kelayakan

Instrument angket terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan

jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan. Skor penilaian total dapat

dicari dengan menggunakan rumus berikut:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑚𝑒 x 4


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔i
56

Penafsiran skor hasil penilaian uji kelayakan memiliki kategori

yang dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.

Tabel 8. Klasifikasi Nilai Kelayakan Produk.


Skor Penilaian Rerata Skor Kategori
4 3,26 – 4,00 Sangat baik
3 2,51 – 3,25 Baik
2 1,76 – 2,50 Kurang Baik
1 1,01 – 1,75 Tidak baik
Sumber: Suyanto (2009: 20)

2. Teknik Analisis Data Kemenarikan, Kemudahan dan Kemanfaatan

Kemenarikan produk didapat dari hasil angket yang diberikan kepada

peserta didik. Instrument angket terhadap penggunaan produk memiliki 4

pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan. Skor penilaian total

dapat dicari dengan menggunakan rumus:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑚𝑒 x 4


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔i

Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 227)

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari

sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk

menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan, kemudahan, kemenarikan

produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengonversian skor

menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam table 16 berikut.


57

Table 9. Pengkonversian Nilai Kemenarikan, Kemudahan dan


Kemanfaatan Produk.
Pilihan Jawaban Skor
Uji Kemenarikan Uji Kemudahan Uji Kemanfaatan
Sangat Menarik Sangat Mempermudah Sangat Bermanfaat 5
Menarik Mempermudah Bermanfaat 4
Cukup Menarik Cukup Mempermudah Cukup Bermanfaat 3
Kurang Menarik Kurang Kurang Bermanfaat 2
Mempermudah
Tidak Menarik Tidak Mempermudah Tidak Bermanfaat 1
Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 227)

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari

sejumlah subjek uji coba dan dikonversikan dalam bentuk pernyataan

penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang

dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Interval klasifikasi diperoleh

dengan menggunakan rumus berikut ini

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒆𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊−𝒔𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉


Nilai Interval : 𝑩𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Sumber : Suyanto dan Sartinem (2009 : 227)

Sehingga klasifikasi kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan media

didapatkan seperti pada tabel berikut. Klasifikasi dilakukan dengan cara

menghitung rata-rata skor penilaian angket daya tarik, dan kemudian

dilakukan generalisasi. Pengelompokkan berdasarkan rerata skor ini juga

berlaku pada komponen kemudahan dan kemanfaatan.


58

Table 10. Kriteria Penilaian Kemenarikan dan Konversi Skor


Menjadi Pernyataan Penilaian.

Pilihan Jawaban Uji Skor


Rerata Skor Klasifikasi
Kemenarikan Penilaian
Sangat menarik 5 4,21 – 5,00 Sangat menarik
Menarik 4 3,42 – 4,20 Menarik
Cukup menarik 3 2,61 – 3,40 Cukup menarik
Kurang menarik 2 1,81 – 2,60 Kurang menarik
Tidak menarik 1 1,01 – 1,80 Tidak menarik
Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 227)

3. Teknik Analisis Data Efektivitas

Penelitian ini membandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi

perlakuan dengan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan, maka uji t

yang digunakan adalah Independent Sample T Test. Uji t tersebut digunakan

untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu

dengan yang lain. Dua kelompok yang menjadi sampel dari penelitian ini

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dibandingkan rata-

rata nilai posttest-nya. Menurut Sugiyono (2016: 273) rumus Independent

Sampel T Test sebagai berikut :

𝑋1 − 𝑋2
t=
(𝑛1 − 1 ) 𝑠2 2
1 + (𝑛2 − 1 )𝑠2 ( 1 + 1 )

𝑛1 + 𝑛2 − 2 𝑛1 𝑛2

X1 = rata-rata skor kelompok 1


X2 = rata-rata skor kelompok 2
𝑠12 = sum of square kelompok 1
𝑠22 = sum of square kelompok 2
n1 = jumlah subjek/sample kelompok 1
n2 = jumlah subjek/sample kelompok 2

Kriteria pengujian apabila t hitung t tabel dengan 𝛼 = 0,05 maka Ha diterima,

dan sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka Ha ditolak. Kemudian jika Ha
59

diterima dilakukannya uji lanjut dengan melihat rata-rata skor peningkatan

hasil belajar peserta didik pada kedua kelas.

F. Uji Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

“Menghasilkan pengembangan produk E-LKPD berbasis strategi

PQ4R yang layak untuk meningkatkan berpikir kreatif peserta didik.

Tahap uji hipotesis pertama dilaksanakan untuk menguji hasil penelitian

pengembangan yang berupa produk buku cerita bergambar berbasis

lingkungan sebagai sumber belajar untuk peserta didik. Uji hipotesis ini

dikatakan layak karena dilaksanakannya uji validasi ahli dan praktisi dengan

menggunakan instrumen validasi dengan kategori sangat baik. Uji validasi

dari produk buku cerita bergambar berbasis lingkungan sebagai sumber

belajar tersebut yaitu : 1) Uji validasi oleh salah satu dosen ahli media; 2) Uji

validasi oleh salah satu dosen ahli materi; 3) Uji validasi oleh salah satu dosen

ahli bahasa; 4) Uji validasi ketergunaan oleh praktisi pendidik; dan 5) uji

kemenarikan peserta didik.

2. Uji Hipotesis Kedua

“Menghasilkan pengembangan produk Ee-LKPD berbasis strategi

PQ4R yang menarik untuk meningkatkan berpikir kreatif peserta didik.”

Tahap ini dilaksanakan dengan uji kemenarikan peserta didik dengan uji

lapangan terbatas setelah melakukan penelitian, peneliti memberikan angket

kepada 8 peserta didik. Uji kemenarikan ini menggunakan angket

kemenarikan, kemudahan dan kermanfaatan Digunakan untuk menentukan


60

kualitas dan tingkat kemenarikan dan kemanfaatan produk yang

dikembangkan menurut responden.

3. Uji Hipotesis Ketiga

“Menghasilkan pengembangan produk E-LKPD berbasis strategi

PQ4R yang efektif untuk meningkatkan berpikir kreatif peserta didik.”

Tahap ini dilaksanakan dengan uji efektivitas dengan uji lapangan terbatas

yaitu 8 peserta didik. Uji efektif ini menggunakan rumus Uji T-tes untuk

membantu peneliti dalam membedakan hasil kinerja peserta didik. Pada hasil

penelitan ini ada perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas

kontrol yang tidak menggunakan pengembangan E-LKPD berbasis strategi

PQ4R peserta didik. Sehingga hal tersebut menghasilkan pengembangan

produk E-LKPD berbasis strategi PQ4R yang efektif untuk meningkatkan

berpikir kreatif peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, K., Pramana, B., Lasmawan, I. W., & Marhaeni, A. A. I. N. (2014).


Pengaruh Penerapan Pembelajaran PQ4R Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPS dan Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas V SD Gugus I
Gianyar. Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4(2), 1–11.

Firdaus, M, & Wilujeng, I. 2018. Pengembangan LKPD Inkuiri Terbimbing untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Peserta
Didik. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. 4(1) 26-40.

Fitriani, Suhardi. 2018 . The Effectiveness of PQ4R (Preview, Question, Read,


Reflect, Recite, Riview) in Reading Comprehension Skill. International
Education Journal, 330.

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Kosasih. 2021. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Parrado-Martínez, P, et al. 2020. Development of competences in postgraduate


studies of finance: A project-based learning (PBL) case study.
International Review of Economics Education. 1-12.

Prastowo. A. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan


Praktik. Jakarta: Kencana Premadania Group.

Silvia Meirisa. 2021. Pengembanga Bahan Ajar Membaca Berorientasi

Setiawati H. & Corebima AD. 2018. Improving Students Metacognitive through


Scien Skillse Learning by Integrating PQ4R and TPS Strategiesat A
Senior High School in Parepare, Indonesia. International Education
Journal, 15 (2):95- 106.

Strategi PQ4R Di kelas IV SD . Jambi: STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh.

Subakti, D.P., at al. 2021. Pengembangan E-LKPD Berkarakteristik Budaya Jambi


Menggunakan Model Discovery Learning Berbasis STEM Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal Cendekia:
Jurnal Pendidikan Matematika. 5(2),1249-1264.

Sugianto, S. D, et al. 2018. Pengembangan Modul IPA Berbasis Proyek


Terintegrasi STEM Pada Materi Tekanan . Pengembangan Modul IPA
Berbasis Proyek. 1(1), 28-39.

Ramdiah, S., & Corebima, A.D. (2014). Learning Strategy Equalizing Students
Achievement , Metacognitive , and Critical Thinking Skills. American

61
62

Journal of Educational Research, 2(8), 577–584.


Umriani, F, & Suparman, S. 2019. Analisis Kebutuhan E-LKPD Penunjang Model
Pembelajaran PBL Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.
Prosiding Sendika. 5(1), 653-657.

Wahyuningsih, A.N. (2012). Pengembangan Media Komik Bergambar Materi


Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R. Journal of
Innovative Science Education, 1(1).

Widiyanthi, I.A., Sugihartini, N., Wahyuni, D.S., & Antara, M.W. (2014).
Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R Kontekstual terhadap Hasil
Belajar TIK Siswa Kelas VII (Studi Kasus: SMP Negeri I Sukasada
Tahun 2013/2014). Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik
Informatika (Karmapati), 3, 34–38.

Zahara, M., et al. 2021. Teachers’ perceptions of 3D technology-integrated student


worksheet on magnetic field material: A preliminary research on
augmented reality in STEM learning. Journal of Physics: Conference
Series. 2(1), 1-8.

Zubaidah, s., Fuad, N.M., Mahanal,S.,&Suarsini,E. 2017. Improving Creative


Thinking Skills of Students through Differentiated Science Inquiry
Integrated with Mind Map. International Education Journal,14 (4) 77-91.
LAMPIRAN
63

Analisis Kebutruhan Pengembangan Peserta didik

No. Pertanyaan Pilihan


Ya Tidak
1. Apakah kamu sudah menggunakan Lembar Kerja Peserta
Didik Elektronik (e-LKPD) dalam pembelajaran ?
2. Apakah kamu sudah menggunakan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dalam pembelajaran ?
3. Apakah pembelajaran menggunakan LKPD/e-LKPD
yang ada mudah dipahami ?
4. Apakah LKPD/e-LKPD yang digunakan sudah menyajikan
soal-soal yang harus dikerjakan ?
5. Apakah pembelajaran menggunakan LKPD/e- LKPD yang
ada dinilai menarik?
6. Apakah LKPD/e-LKPD yang kamu gunakan telah
membantu pelajaran menjadi lebih bermakna ?
7. Apakah LKPD/e-LKPD yang kamu gunakan telah membantu
mengembangkan sikap ilmiah?
8. Apakah LKPD/e-LKPD yang digunakan dapat menjadikaN
Kamu termotivasi dalam proses pembelajaran ?
9. Apakah ada kesulitan dalam memahami isi materi dari
pembelajaran menggunakan LKPD/ e-LKPD yang
digunakan selama ini ?
10. Apakah kamu setuju jika dibuat LKPD/e-LKPD untuk
membantumu dalam proses pembelajaran ?

Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Pengembangan e -LKPD

No. Pertanyaan Pilihan


Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu melaksanakan pembelajaran
menggunakan bahan ajar berupa elektronik Lembar Kerja
peserta Didik? (e- LKPD)?
2. Apakah bapak/ibu melaksanakan pembelajaran
menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kerja peserta
Didik? (LKPD)?
3. Apakah pembelajaran menggunakan LKPD/e-LKPD yang
bapak/ibu lakukan sudah memuat instrumen tes yang
berlandaskan KI, KD, Indikator, dan tujuan?
4. Dengan adanya media berupa LKPD/e-LKPD, apakah sudah
membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran?
5. Apakah pembelajaran menggunakan LKPD/e-LKPD yang
digunakan, sudah membimbing peserta didik untuk
menemukan kosep-konsep yang baru?
6. Apakah bapak/ibu sudah menggunakan LKPD/e-LKPD
sesuai strategi dan materi pembelajaran?
7. Apakah bapak/ibu kesulitan membuat LKPD/e-LKPD yang
64

dibuat sesuai dengan KD, indikator dan tujuan


pembelajaran?
8. Apakah LKPD/e-LKPD yang digunakan, sudah
menggunakan strategi pembelajaran berbasis SQ4R
(preview, question, read, reflect, ricite, review)?
9. Apakah bapak/ibu pendidik mengetahui cara membuat
LKPD/e-LKPD berbasis PQ4R (preview, question, read,
reflect, ricite, review)?
10. Apakah bapak/ibu setuju bila dikembangkan LKPD/e-LKPD
berbasis PQ4R (preview, question, read, reflect, ricite,
review)?

INSTRUMEN WAWANCARA PENDIDIK

Nama Informant :
Tanggal :
Tempat :

No. Pertanyaan Hasil wawancara

1. Bagaimanakah strategi
pembelajaran yang
Diterapkan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran?
2. Sumber belajar apa saja
yang digunakan oleh pendidik
dalam mengajar?
3. Bagaimanakah pencapaian hasil
belajar peserta didik pada
satuan pendidikan ini?
Apakah sudah mencapai KKM
yang dibuat oleh satuan
pendidik?
4. Bagaimanakah aktivitas
pembelajaran yang terjadi di
satuan pendidikan ini?
5. Apakah pendidik dalam
mengajar sudah menggunakan
E- LKPD berbasis PQ4R.
6. Apakah bapak setuju jika saya
kembangkan E-LKPD untuk
membantu proses
pembelajaran di kelas ini?
65

INSTRUMEN WAWANCARA PESERTA PENDIDIK

Nama Informant :
Tanggal :
Tempat :

No. Pertanyaan Hasil wawancara

1. Bagaimanakah proses belajar


yang kamu alami di kelas ini?
2. Darimanakah materi belajar
kamu dapatkan?
3. Apakah siswa di kelas ini sering
diberi soal- soal dalam belajar?
4. Apakah pembelajaran yang
diterapkan gurumu dinilai
menarik?
5. Apakah gurumu dalam
menyampaikan materi sering
memberikan contoh yang kamu
mengerti?
6. Setujukah kamu, jika
dikembangkan E- LKPD
berbasis PQ4R untuk belajar?

Anda mungkin juga menyukai