Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ONLINE DAN

METODE PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS


PEMBELAJARAN MAHASISWA AKUNTANSI DI
MAKASSAR PADA MASA PANDEMI COVID-19

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Oleh:
EKA RISMAYANTI
201830226

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


STIEM BONGAYA
MAKASSAR
2021

i
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI :

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS ONLINE DAN METODE


PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
MAHASISWA AKUNTANSI DI MAKASSAR
PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun dan diajukan oleh :

EKA RISMAYANTI

201830226

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Telah diperiksa dan disetujui untuk di seminarkan

Makassar,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mappamiring P.,M,Si. Dahniar Daud, S.E., M.Ak.

NIDN : 8927320021 NIDN : 0903047404


LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) PROPOSAL PENELITIAN

NO. SK SEMINAR :

TANGGAL SEMINAR :

NAMA MAHASISWA : EKA

RISMAYANTI NO. POKOK MAHASISWA :

201830226

PROGRAM STUDI : Akuntansi

JUDUL : PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS


ONLINE DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN MAHASISWA AKUNTANSI DI MAKASSAR PADA MASA
PANDEMI COVID-19.

PROPOSAL INI TELAH DIREVISI, DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI DAN


DIKETAHUI TIM PEMBIMBING UNTUK DILANJUTKAN PADA TAHAP
PENELITIAN

NO NAMA PENGUJI TANDA TANGAN


1
2
3
4

Makassar,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mappamiring, P, M.Si Dahniar Daud, S.E., M.Ak.


NIDN : 8927320021 NIDN : 0903047404

Ketua Program Studi Akuntansi

Rahman Pura, S.E., M.Si., Ak., CA


NIDN : 0013017602
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI .................................
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN PROPOSAL PENELITIAN ......... i
i
iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Tinjauan Teoritis ............................................................................. 8
1. Konsep Sistem Pembelajaran Online ...................................... 8
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Online ........................ 8
b. Karakteristik Pembelajaran Online ..................................... 10
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Online............. 11
d. Indikator Pembelajaran Berbasis Online ........................... 13
e. Pengembangan Sistem Pembelajaran Online ................... 14
2. Konsep Metode Pembelajaran.................................................. 16
a. Metode Pembelajaran.......................................................... 16
b. Jenis Metode Pembelajaran................................................ 18
c. Indikator Efektivitas Metode Pembelajaran...................... 22
3. Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa ...................................... 23
a. Pengertian Efektivitas ......................................................... 24
b. Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa ................................. 28
c. Indikator Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa ................. 29
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 30
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ..................................... 33
A. Kerangka Konseptual ..................................................................... 33
B. Hipotesis.......................................................................................... 36
IV METODE PENELITIAN............................................................................ 37
A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 37
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37
1. Populasi ..................................................................................... 37
2. Sampel ....................................................................................... 38
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 39
1. Bentuk Pengumpulan Data ....................................................... 39
2. Jenis Data .................................................................................. 39
3. Sumber Data .............................................................................. 40
4. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 40
E. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................... 40
1. Nilai Perusahaan (Y).................................................................. 40
2. Kinerja Keuangan (X1) .............................................................. 41
3. Corporate Social Responsibility (X2) ....................................... 41
F. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 42
1. Uji Normalitas ............................................................................ 42
2. Uji Multikolonieritas .................................................................. 43
3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 43
G. Metode Analisis............................................................................... 44
1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 44
2. Analisis Statistik Inferensial ..................................................... 44
H. Uji Hipotesis .................................................................................... 45
1. Uji t (parsial) .............................................................................. 45
2. Uji F (simultan) .......................................................................... 46
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
LAMPIRAN................................................................................................... 52
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, dan

Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), dengan ini kami sampaikan bahwa

pembelajaran di perguruan tinggi mulai semester gasal tahun akademik 2021/2022

diselenggarakan dengan pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan

protokol kesehatan, atau pembelajaran daring. Dalam penyelenggaraan pembelajaran,

perguruan tinggi harus tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan warga

kampus (mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan) serta masyarakat sekitarnya.

Mengingat Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat,

memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan melakukan

pekerjaan, sejak kemunculannyamemberikan banyak perubahan diberbagai bidang,

baik itu bidang social, ekonomi, kesehatan, pertanian, maupun dalam bidang

pendidikan dan bidang – bidang kehidupan lainnya.

Pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi

orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa

yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Secara etimologi Pendidikan berasal dari

kata “Paedagogie” dari bahasa yunani, terdiri dari kata “Pais” artinya anak dan

“again” artinya membimbing jadi jika di artikan, paedagogie merupakan bimbingan

yang diberikan kepada anak. Secara bahasa definisi pendidikan mengandung arti

bimbingan yang

1
dilakukan oleh seseorang (orang dewasa) kepada anak-anak, untuk memberikan

pengajaran, perbaikan moral serta melatih intelektual, Notoatmodjo (2003: 16).

Dalam bidang pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi sangat berperan

penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah dan tenaga

pendidik memanfaatkan teknologi tersebut sebagai alat untuk membantu dalam

menjalankan perannya. Guru atau dosen memilih dan memanfaatkan media massa

untuk berkomunikasi dengan siswa dan mahasiswanya untuk melaksanakan proses

belajar mengajar. Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi

bisa menjadi solusi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar selama penutupan

sekolah atau kampus, pihak sekolah atau kampus menerapkan pembelajaran jarak jauh

yang bisa dijangkau oleh seluruh siswa atau mahasiswa dengan menggunakan alat

untuk bisa berkomunikasi, dan mendapatkan informasi seperti komputer, laptop,

Handpone dan dan mengandalkan jaringan internet dalam mendukung terlaksananya

proses belajar mengajar.

Adapun nama pembelajaran yang dimaksud tersebut adalah pembelajaran

Online (Daring). Hadirnya Pembelajaran Online (Daring) menjadi harapan besar

bagi pemerintah dan pihak sekolah khusunya perguruan tinggi agar pembelajaran

tersebut bisa menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi. Aktivitas pembelajaran

perguruan tinggi di Makassar dikemas dengan metode pembelajaran berbasis online.

Sistem belajar secara online dianggap sebagai cara yang tepat untuk mencegah dan

memutus rantai penyebaran Virus Covid-19 di Indonesia, salah satunya STIEM

BONGAYA MAKASSAR.
Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga dikatakan

merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari

organisasi. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi

pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut

mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat

yang merupakan sasaran yang telah ditentukan, Beni (2016: 69). Efektivitas dapat

terlaksana apabila tugas dapat dikerjakan dan terkumpul tepat waktu serta dapat

mengimplementasikan mata kuliah ke dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh

dari kegiatan pembelajaran, Mulyasa (2011:82).

Pembelajaran secara online berguna untuk memberikan pelayanan aktivitas

belajar yang bermutu dan berkualitas dalam jaringan (daring) dimana jaringan tersebut

bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau pengguna secara lebih luas, Adhe

(2018:27). Manfaat pembelajaran berbasis online yaitu mahasiswa dapat melakukan

kegiatan pembelajaran dimana dan kapan saja. Dosen dituntut untuk mampu

merancang atau mendesain pembelajaran daring secara efektif, dengan memanfaatkan

perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dosen harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan

aplikasi apa yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan. Penggunaan

aplikasi untuk pembelajaran harus mempertimbangkan kebutuhan dosen dan

mahasiswa, kesesuaian terhadap materi agar bisa berjalan dengan efektif.

Walaupun pembelajaran daring menjadi solusi saat ini, namun masih banyak

kendala yang ditemukan, misalnya terkendalanya infrastruktur atau perangkat seperti

komputer atau gadget. Sebagian dosen dan mahasiswa masih belum terbiasa

menggunakan atau mengoperasikan perangkat ini


karena terbiasa dengan metode konvensional. Dosen masih belum terbiasa mengajar

dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif,

mudah diakses dan dipahami oleh mahasiswa. Sedangkan mahasiswa sangat

membutuhkan budaya belajar mandiri melalui komputer atau gadget. Selain itu, tidak

ada jaringan internet yang kuat juga menjadi hambatan dalam pembelajaran daring.

Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, Afandi (2013:16). Dalam kegiatan belajar mengajar,

metode diperlukan oleh pengajar agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin

dicapai setelah pengajaran berakhir. Tapi dalam kondisi saat ini, perguruan tinggi

masih menggunakan metode pembelajaran daring. Adapun strategi dalam metode

pembelajaran daring agar proses belajar dikatakan efektif, apabila pengajar mampu

membuat rencana belajar dengan baik, kemahiran pengajar dalam menggunakan

aplikasi belajar seperti, Google Classroom, GoogleMeet, ZOOM, dan ada beberapa

pengajar di Stiem Bongaya menggunakan Learning Management System (LMS).

Namun, seperti yang kita ketahui Metode Pembelajaran yang dilakukan secara

online terdapat adanya keterbatasan baik jarak maupun teknologi memicu kurang

efektifnya proses pembelajaran daring. Akan tetapi hal tersebut bisa diatasi asalkan

para dosen didukung mahasiswa, mau sama- sama membenahi keterbatasan agar

prosesnya menjadi lancar dan menyenangkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Syahril Ramadhan (2021) mengenai pengaruh

pembelajaran berbasis online terhadap efektivitas mahasiswa akuntansi di UNISMA,

berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan telah disimpulkan bahwa secara

parsial variabel Pembelajaran Berbasis Online


Berpengaruh Terhadap Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa Akuntansi Universitas

Islam Malang.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Khatarina dan Paskah Ika (2021)

mengenai Pengaruh Pembelajaran Online terhadap Tingkat Motivasi Belajar

Mahasiswa/Mahasiswi Feb Akuntansi UKSW di Masa Pandemi Covid 19, Hasil

penelitian menunjukkan nilai signifikansi dari uji hipotesis sebesar 0,000 lebih kecil

dari 0,005. Hal ini berarti pembelajaran online berpengaruh positif terhadap motivasi

belajar mahasiswa / mahasiswi FEB akuntansi UKSW. Selain itu, nilai koefisien

determinan atau r square 0,248 yang berarti pembelajaran online berkontribusi

terhadap motivasi belajar sebesar 0,248 atau 24,8 % dan sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut, penulis tertarik dengan

penelitian ini, karena peneliti melihat dari fenomena yang terjadi masa kini, terutama

pembelajaran berbasis online. Pembelajaran berbasis online tersebut diterapkan untuk

memutus rantai covid-19, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruhnya

terhadap efektivitas mahasiswa, dan apakah metode pembelajaran yang diterapkan

oleh pengajar melalui daring bisa dipahami oleh mahasiswa sehingga mahasiswa

dikatakan efektif dalam hasil pembelajaran tersebut. STIEM BONGAYA

MAKASSAR yang akan menjadi objek pada tempat penelitian ini, karena peneliti

melihat ada banyak mahasiswa yang belum bisa dikatakan efektif dalam proses dan

hasil perkuliahan, maka dari itu peneliti mengangkat judul “ Pengaruh

Pembelajaran Berbasis Online dan Metode Pembelajaran Terhadap

Efektivitas Mahasiswa Akuntansi di Makassar Pada Masa Pandemi

Covid-19”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka dikemukakan rumusan

masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis online terhadap efektivitas

mahasiswa akuntansi di STIEM BONGAYA pada masa pandemi covid-19?

2. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran terhadap efektivitas

mahasiswa akuntansi di STIEM BONGAYA pada masa pandemi covid-19?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis online terhadap

efektivitas mahasiswa akuntansi di STIEM BONGAYA pada masa pandemi

covid-19.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode pembelajaran terhadap efektifitas

mahasiswa akuntansi di STIEM BONGAYA pada masa pandemi covid-19.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk bagi penelitian yang

relevan di masa yang akan datang.

b. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan teori yang terkait

dengan pengaruh pembelajaran berbasis online dan metode pembelajaran

pada masa pandemi kurikulum akuntansi.


2. Manfaat praktis

a. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam

mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran online dan metode

pembelajarannya serta memperbaiki kelemahan untuk meningkatkan

efektivitas pembelajaran pada masa pandemi covid-19.

b. Bagi Mahasiswa Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan kepada mahasiswa akuntansi lebih

meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran online dan metode

pembelajaran pada masa pandemi.

c. Bagi Penulis

Agar dapat menambah wawasan, teori, dan pengalaman mengenai pengaruh

pembelajaran berbasis online dan metode pembelajaran pada masa pandemi

covid-19.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

Secara umum pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran salah satu

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik.

Menurut Knirk & Kent L Gustafson (2005) dalam Helmiati (2012:8)

mendefinisikan pembelajaran sebagai kegiatan yang dirancang oleh pengajar untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan, keterampilan dan atau nilai

yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan

dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.

Menurut Helmiati (2012:8) Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun 2003 menyatakan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Berdasarkan

konsep tersebut, dalam kata pembelajaran terkandung dua kegiatan yaitu belajar dan

mengajar.

1. Konsep Sistem Pembelajaran Online

Pembelajaran online pertama kali dikenal karena pengaruh dari perkembangan

pembelajaran berbasis elektronik (E-learning) yang diperkenalkan oleh Universitas

Illionis melalui sistem pembelajaran berbasis komputer. Online learning merupakan

suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak, dan

bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat belajar

kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi

pembelajaran yang
dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih

bervariasi seperti visual, audio, dan gerak.

A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Online

Secara umum, pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran secara

konvensional. Pembelajaran online lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian

pelajar dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online, Cepi

Riyana (2018:14).

Menurut Bonk Curtis J (2002) dalam Cepi Riyana (2018:14) secara tersirat

mengemukakan dalam survey Online Training in an Online World bahwa konsep

pembelajaran online sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report of the

Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk Curtis J.

(2002) defines e-learning as “instructional content or learning experiences

delivered or enabled by electronic technology”.

Bilfaqih & Qomarudin (2015: 1) “menjelaskan pengertian pembelajaran dalam

jaringan adalah suatu program pelaksanaan kelas di dalam jaringan yang dapat

menjangkau target kelompok yang luas serta masif.

Mustofa, dkk, (2019:153) mengemukakan pendepat mengenai pembelajaran

daring secara sederhana yakni salah satu metode pembelajaran online yang dilakukan

melalui jaringan internet.

Thorme dalam (Kuntarto, 2017: 102) “pembelajaran dalam jaringan merupakan

suatu pengajaran yang memanfaatkan teknologi multimedia, kelas virtual ,streaming

video, pesan suara, teks online animasi, CD ROM, email, telepon konferensi, hingga

video streaming online”.

Rosenberg dalam (Alimuddin, Tawany & Nadjib, 2015: 338) menjelaskan bahwa

e-learning mengarah pada pemanfaatan teknologi internet sebagai solusi untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilanpada seseorang.


Menurut Dabbagh dan Ritland (2005) pembelajaran online adalah sistem belajar

yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu

pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan

untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan

interaksi yang berarti.

Menurut Rustiani R,dkk (2019:239) proses pembelajaran online sarana dan

prasarana merupakan penunjang agar proses kegiatan belajar dapat berjalan langsung

dengan optimal dan memiliki kualitas yang bagus. Sarana dan Prasarana yang

dibutuhkan diantaranya adalah smartphone, laptop atau komputer, aplikasi serta

jaringan internet yang memadai untuk pembelajaran berbasis online

Menurut Made Wana (2009:212) terdapat syarat implementasi sistem

pembelajaran online, yaitu sebagai berikut :

1. Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui koneksi internet.

2. Terdapat guru yang membimbing peserta didik jika melakukan akses internet.

3. Adanya instansi pengelola.

4. Sikap positif dari pendidik serta didik terhadap pembelajaran online.

5. Terdapat rancangan sistem pembelajaran yang dapat ditelaah.

6. Peniliaian terhadap perkembangan belajar para pelajar

B. Karakteristik Pembelajaran Online

Sistem pembelajaran online tidaklah sama dengan pembelajaran pada umumnya

atau pembelajaran konvensional. Pembelajaran online memiliki karakteristik-

karakteristik antara lain :

1) Interactivity (Interaktivitas), dimana tersedia tempat yang lebih banyak untuk

berinteraksi seperti chatting, dan voice note.


2) Independency (Kemandirian), fleksibel dari segi penyajian tempat, waktu,

pengajar dan sumber belajar.

3) Accessibility (Aksesbilitas), bahan ajar mudah didapat melalui koneksi internet

dengan jangkauan yang lebih luas.

4) Enrichment (Pengayaan) kegiatan pembelajaran, memberikan latihan soal

sebagai pengayaan, seperti video streaming.

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Online

Menurut Nurdyansyah (2016:133-134) bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan

dan pembelajaran online, meliputi :

1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengajar dan peserta pelajar dapat

berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan

saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak,

tempat,dan waktu.

2) Pengajar dan peserta pelajar dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar

yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling

menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3) Pelajar dapat belajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan, mengingat

bahan ajar tersimpan di komputer.

4) Bila pelajar memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang

dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. Baik

pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang

dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.

5) Berubahnya peran pelajar dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih

mandiri.

6) Relative lebih efisien. Misalnya, bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan

tinggi atau sekolah konvensional.


Sedangkan Dewi (2020:56) menjelaskan bahwa ada beberapa kelebihan dari

pembelajaran daring yang dirasakan oleh peserta didik secara langsung, di antaranya:

a) peserta didik memiliki keleluasaan waktu belajar.

b) peserta didik dapat belajar dimanapun dan kapanpun.

c) peserta didik dapat berinteraksi dengan pengajar menggunakan beberapa aplikasi

seperti classroom, vidio converence, telepon atau live chat, zoom maupun

whatsapp Group.

Walaupun demikian, pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-

learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan.

Berbagai kritik Bullen (2001) dalam Nurdyansah (2016:134), antara lain:

1) Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar.

2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya

mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

3) Proses pembelajaran cenderung ke pelatihan dari pada pendidikan.

4) Berubahnya peran pendidik mengetahui teknik pembelajaran yang

menggunakan ICT/medium komputer.

5) Pelajar yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

7) Kurangnya tenaga memiliki keterampilan mengoperasikan internet.

8) Kurangnya personel dalam hal penguasaan bahasa pemrograman

komputer.

Disamping ada kelebihan, dalam pembelajaran e-learning juga terdapat

kekurangan menurut Seno & Zainal (2019: 183) seperti:


a) Dalam pembelajaran ini terdapat petujuk seperti cara pakai yang harus dipelajari.

b) Materi yang diberikan kurang luas dan disajikan dalam bentuk Bahasa inggris

sehinggga merepotkan dalam mempelajarinya.

c) Pengumpulan tugas bisa tidak terkondisi dengan baik karena tidak adanya

pengawasan secara langsung atau face to face dalam pengerjaan tugas.

d) Terkadang materi yang disampaikan kurang dimengerti siswa karena kendala

guru tidak bisa menjelaskan secara langsung.

D. Indikator Pembelajaran Berbasis Online

Adapun penjelasan dalam artikel penelitian oleh Dita Tri Widiyani (2021:2) yang

menjelaskan bahwa terdapat indikator yang mengenai Pembelajaran Berbasis Online

antara lain :

1. Proses Komunikasi

Proses komunikasi yakni proses pengiriman informasi dari pengajar kepada

pelajar untuk mendapatkan tujuan tertentu, komunikasi dikatakan efektif apabila

komunikasi yang dilakukan menimbulkan infromasi dua arah dengan adanya

feedback dari pihak penerima pesan (Sutirman, 2006),

2. Pengelolaan Pelaksaan Pembelajaran

Indikator pengelolaan pelaksanaan pembelajaran adalah berbagai cara dalam hal

mengolah situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran

3. Respon Peserta Pelajar

Respon peserta pelajar adalah saat pengajar menyampaikan materi dalam mata

kuliah, pelajar dapat menyampaikan pendapat atau menyampaikan suatu

pertanyaan yang ingin mereka sampaikan.


4. Keahlian dalam penggunaan teknologi

Penguasaan teknologi dan informasi adalah kemampuan memahami dan

menggunakan alat teknologi informasi terutama komputer.Penguasaan atau

keahlian merupakan persamaan kata (sinonim). yang merujuk pada kemahiran

seseorang terhadap suatu bidang. Keahlian atau menguasai dalam penggunaan

teknologi informasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk

mengoperasikannya didukung dengan kemampuan intelektual yang memadai

baik diperoleh melalui bakat bawaan maupun dengan cara belajar.

E. Pengembangan Sistem Pembelajaran Online

Menurut Haughey (Rusman,2011) tentang pengembangan elearning menurutnya

ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet :

1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang

mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya

kegiatan tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan,

latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran sepenuhnya disampaikan melalui

internet.

2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara

belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi

disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka.

Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini dosen bisa memberikan

petunjuk kepada mahasiswa untuk mempelajari materi perkuliahan melalui

web yang telah dibuatnya. Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari

sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, mahasiswa dan

dosen lebih banyak


berdiskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet

tersebut.

3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet

adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara mahasiswa

dengan dosen, sesama mahasiswa, anggota kelompok, atau mahasiswa dengan

narasumber lain.

Selain beberapa bentuk perkuliahan online diatas juga ada beberapa cara yang juga

dapat digunakan sebagai cara melaksanakan perkuliahan online seperti

memanfaatkan media sosial diantaranya sebagai berikut.

a) Whats App

WhatsApp Messenger adalah aplikasi pesan telepon pintar lintas platform atau

perangkat lunak yang dapat digunakan di beberapa sistem operasi berbeda,

sehingga memungkinkan untuk bertukar pesan lebih murah dengan paket data

internet dibanding menggunakan sistem tarif dari pulsa short message service

atau pesan singkat telepon selular biasa. WhatsApp Messenger memungkinkan

penggunanya melakukan percakapan telepon maupun teks secara interaktif

hingga berbagi file data teks, foto maupun video. Sosial media jenis WhatsApp

menggunakan paket data internet yang sama digunakan untuk surat elektronik

dan berselancar di dunia maya. Aplikasi pesan WhatsApp tersedia untuk

telepon pintar iPhone, BlackBerry, Windows Phone, Android, dan Nokia. Cara

menggunakan perangkat ini yaitu cukup pasang WhatsApp dan verifikasikan

nomor telepon pada perangkat baru tersebut untuk terus menggunakan

WhatsApp. Perlu diperhatikan bahwa WhatsApp hanya dapat diaktifkan

dengan satu nomor telepon


pada satu perangkat dalam satu waktu. Dan saat ini tidak ada opsi untuk

mengirim riwayat chatting pengguna antar platform. Akan tetapi WhatsApp

menyediakan opsi untuk mengirim riwayat chatting pengguna yang

dilampirkan ke dalam email. WhatsApp sangat memanjakan penggunanya

dengan meluncurkan aplikasi WhatsApp Web pada 22 Januari 2015. Aplikasi

ini memfasilitasi WhatsApp untuk pengguna berbasis komputer atau personal

computer. Layaknya WhatsApp berbasis telepon selular, fitur ini

membutuhkan koneksi internet sebagai jalur penyampaikan informasi.

B. Youtube

YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang populer

dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara

gratis. Didirikan pada bulan februari 2005 oleh 3 orang mantan karyawan PayPal,

yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim. Umumnya video-video di

YouTube adalah video klip film, TV, serta video buatan para penggunanya

sendiri. (Tjanatjantia. Widika, 2013) Salah satu layanan dari Google ini,

memfasilitasi penggunanya untuk mengupload video dan bisa diakses oleh

pengguna yang lain dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan YouTube

adalah database video yang paling populer di dunia internet, atau bahkan

mungkin yang paling lengkap dan variatif.

C. Google meet

Google Meet merupakan fitur premium dari aplikasi web conferencing milik

Google. Layanan ini dapat diakses melalui website, Android maupun iOS. Di

Google Meets ini tidak hanya bisa melihat dokumen belajar tetapi
juga presentasi hingga merekam. Sebelum menggunakan layanan ini,

pengguna terlebih dulu harus memiliki akun G-Suite.

2. Konsep Metode Pembelajaran

a. Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berasal dari bahasa Yunani methodos, yang artinya jalan

atau cara. Menurut Amri (2013:113) metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai

cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan

kepada subjek didik, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di

sekolah, rumah, kampus, pondok, dan lain- lain. Metode adalah suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran

digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah

ditetapkan (Rusman, 2011:6).

Metode pembelajaran menurut Trianto (2010) dalam Afandi (2013:15),

menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran

yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Menurut Hamzah B Uno (2011:17) variabel metode pembelajaran

diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Berdasarkan strategi pengorganisasian,

Strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu

pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep,


prosedur dan prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu

kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu

konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk

mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur

atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan,

membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi

berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan

konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu

pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan.

Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman

mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang

konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.

2) Berdasarkan penyampaian pembelajaran

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode untuk

melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran

adalah:

a) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan

b) menyediakan informasi atau bahan- bahan yang diperlukan pebelajar untuk

menampilkan unjuk kerja.

3) Berdasarkan strategi pengelolaan pembelajaran.

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang

berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel

metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan

tentang strategi pengorganisasian dan strategi


penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3

tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan

catatan kemajuan belajar, dan motivasi.

b. Jenis Metode Pembelajaran

jenis-jenis metode pembelajaran meliputi:

1. Metode Ceramah

Menurut Sutikno (2009: 94) metode ceramah merupakan “metode pembelajaran yang

dilakukan dengan penyajian materi melalui penjelasan lisan oleh seorang pengajar

kepada siswa/mahasiswa”.

Gafur (2015: 98) berpendapat bahwa “Penggunaan metode mengajar yang bervariasi

dapat menggairahkan pelajar, pada suatu kondisi tertentu seorang pelajar akan merasa

bosan dengan metode ceramah maka pengajar perlu mengalihkan suasana dengan

menggunakan metode lain seperti metode tanya jawab, diskusi atau metode

penugasan sehingga kebosanan dapat terobati dan suasana kegiatan pengajaran jauh

dari kelesuan”.

Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan:

a. Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan.

Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang

lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.

Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara pengajar, dengan

demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.

b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran

yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh pengajar

dalam waktu yang singkat.


c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.

Artinya, pengajar dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu

ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya

kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih

sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak

memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat

duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.

Adapun penggunaan metode ceramah, dikemukakan oleh Sudjana (2010)

Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya

harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain Sudjana (2010).

Karena itu setelah pengajar memberikan ceramah maka dipandang perlu untuk

memberikan kesempatan kepada pelajar mengadakan tanya jawab. Tanya jawab

diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan

pengajar melalui metode ceramah.

2. Metode Demonstrasi

Rusminiati (2007) metode demonstrasi merupakan peragaan pada suatu peristiwa,

maupun tingkah laku yang dicontohkan supaya pelajar dalam suatu kelas dapat

memahami dengan mudah. Metode Demonstrasi sangat efektif digunakan untuk

mengajarkan materi yang menekankan keterampilan, prosedur langkah demi langkah,

tindakan, misalnya proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan

cara lainnya, atau melihat/ mengetahui kebenaran sesuatu.


Langkah-langkah demonstrasi adalah sebagai berikut:

a) Menentukan prosedur dan perangkat yang terkaitmmateri yang dipelajari.

b) Meminta siswa menyaksikan guru memperagakan kegiatan.

c) Meminta siswa untuk berlatih melakukan keterampilan yang diperagakan

pengajar.

d) Melakukan latihan tahap demi tahap

e) Membuat kesimpulan bersama siswa

3. Metode Diskusi

Menurut Morgan Supriyanto dalam Ahmad Munjin Nasih dkk (2013 : 57)

menegaskan bahwa diskusi yang ideal adalah berpartisipasinya sekelompok individu

dalam diskusi terhadap suatu masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lebih

lanjut.

Menurut Ahmad Munjin Nasih dkk (2013 : 61 - 62) menyatakan ada hal- hal

yang perlu diperhatikan oleh pengajar dalammenggunakan metode diskusi mulai dari

perencanaan sampai tindak lanjut diskusi tersebut.

a) Perencanaan diskusi

1. Tujuan diskusi harus jelas agar arah diskusi lebih terjamin.

2. Peserta diskusi harus jelas memenuhi persyaratan tertentu dan jumlahnya

disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.

3. Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.

4. Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut- larut.

b) Pelaksanaan diskusi

1. Membuat struktur kelompok (pemimpin, sekretaris, dan anggota).

2. Membagi-bagi tugas dalam diskusi.

3. Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi.


4. Mencatat ide-ide dan saran-saran yang penting.

5. Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta.

6. Menciptakan situasi yang menyenangkan.

c) Tindak lanjut diskusi

1) Membuat hasil-hasil atau kesimpulan dari diskusi.

2) Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan korelasi sepenuhnya.

3) Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan

bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusidiskusi yang akan datang.

c. Indikator Efektivitas Metode Pembelajaran Mahasiswa

Indikator efektivitas metode pembelajaran menurut Slavin dalam Triwibowo

(2015) ada tiga indikator yang dapat kita gunakan untuk mengukur efektivitas suatu

pembelajaran, indikator tersebut yaitu:

1) Quality (mutu)

Mutu yang dimaksud adalah mutu pengajaran guru, yaitu sejauh mana

penyajian informasi atau kemampuan mampu membantu siswa memelajari bahan

dengan mudah. Mutu pengajaran sebagian besar adalah produk dari mutu

kurikulum dan penyajian pelajaran itu sendiri. Mutu pengajaran merujuk ke

beberapa tindakan yaitu: penyajian bahan ajar, pembahasan, dan seterusnya.

Aspek terpenting mutu pengajaran ialah:

a) sejauh mana pelajaran masuk akal bagi pelajar. Untuk memastikan pelajaran

masuk akal, pengajar harus menyajikan bahan dengan teratur dan tertata.

b) sejauh mana pengajar memantau seberapa baik pelajar belajar dan

menyesuaikan kecepatan pengajaran sehingga tidak berlangsung terlalu


cepat maupun terlalu lambat. Misalnya, dosen hendaknya sering mengajukan

pertanyaan untuk menentukan berapa banyak telah ditangkap mahasiswa.

2) Tingkat pengajaran yang tepat

Tingkat pengajaran yang tepat yaitu sejauh mana pengajar memastikan bahwa

pelajar sudah siap mempelajari suatu pelajaran baru, maksudnya kemampuan dan

pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajarinya tetapi belum memperoleh

pelajaran tersebut. Tingkat pengajaran yang tepat dilihat dari kesiapan pelajar.

Menurut Slameto (2010) kesiapan siswa dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu:

a) Kondisi fisik, mental, dan emosional.

b) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan.

c) Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang telah dipelajari.

Tingkat pengajaran yang tepat dikatakan efektif apabila siswa sudah siap untuk

mengikuti pembelajaran, dilihat dari kriteria kesiapan belajar siswa minimal baik.

3) Insetif

Insentif yaitu sejauh mana pengajar memastikan bahwa pelajar termotivasi untuk

mengerjakan tugas-tugas pengajaran dan untuk mempelajari bahan yang sedang

disajikan. Insentif dilihat dari aktivitas pengajar dalam memberikan motivasi

kepada pelajar.

4) Time (waktu)

Sejauh mana mahasiswa diberi cukup waktu untuk memelajari bahan yang

diajarkan. Waktu yang lebih banyak digunakan untuk mengajar kadang- kadang

tidak selalu berarti pemelajaran makin banyak. Tetapi jika mutu pengajaran,

ketepatan pengajaran dan insentif semuanya berkadar tinggi,


waktu pengajaran yang lebih banyak akan memudahkan hasil dalam bentuk

pembelajaran yang lebih besar Jumlah waktu yang tersedia untuk pembelajaran

bergantung pada faktor:

a) Jumlah waktu yang dijadwalkan guru.

b) Jumlah waktu yang digunakan guru untuk mengajar.

c) Jumlah waktu yang digunakan siswa untuk memberikan perhatian pada

pelajaran.

3. Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa

a. Efektivitas

Secara umum, pengertian efektivitas ialah suatu keadaan yang menunjukkan

tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas,

kuantitas dan waktu sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

Hidayat dalam Rizky (2011:1) menjelaskan efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.

Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Beni (2016: 69) Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan

atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan

dan prosedur dari organisasi. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat

keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan

efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan

menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan.

Menurut Mardiasmo (2017: 134) Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya

pencapaian tujuan suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila


suatu organisasi mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan dengan

efektif.

Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome)

dari keluaran (Output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar

kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang

ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Menurut

Mahmudi (2010: 143) efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan

atau sasaran yang harus dicapai.

Secara umum beberapa tolak ukur atau kriteria efektivitas ialah sebagai berikut:

1) Efektivitas keseluruhan yaitu sejauh mana seseorang atau organisasi

melaksanakan seluruh tugas pokoknya.

2) Produktivitas yaitu kuantitas produk atau jasa pokok yang dihasilkan seseorang

kelompok atau organisasi.

3) Efisiensi yaitu ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang dinilai berdasarkan

besarnya sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

4) Laba yaitu keuntungan atas penanaman modal yang dipakai untuk menjalankan

suatu kegiatan.

5) Pertumbuhan yaitu suatu perbandingan antara keadaan organisasi sekarang

dengan keadaan masa sebelumnya “tenaga kerja, fasilitas, harga, penjualan, laba,

modal, market share dan lainnya”.

6) Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumberdaya sepanjang waktu,

khususnya dalam masa-masa sulit.


7) Semangat kerja yaitu kecenderungan seseorang berusaha lebih keras mencapai

tujuan organisasi, misalnya perasaan terikat, kebersamaan tujuan dan perasaan

memiliki.

8) Kepuasan kerja yaitu timbal-balik atau kompensasi positif yang dirasakan

seseorang atas peranannya dalam organisasi.

9) Penerimaan tujuan organisasi yaitu diterimanya tujuan-tujuan organisasi oleh

setiap individu dan unit-unit di dalam suatu organisasi.

10) Keterpaduan yaitu adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antar anggota

organisasi dalam mengkoordinasikan usaha kerja mereka.

11) Keluwesan adaptasi yaitu kemampuan individu atau organisasi untuk

menyesuaikan diri terhadap perubahan.

12) Penilaian pihak luar yaitu penilaian terhadap individu atau organisasi dari pihak-

pihak lain di suatu lingkungan yang berhubungan dengan individu atau organisasi

tersebut.

Adapun aspek-aspek efektivitas yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan yaitu:

a. Aspek peraturan/Ketentuan

Peraturan dibuat untuk menjaga kelangsungan suatu kegiatan berjalan sesuai

dengan rencana. Peraturan atau ketentuan merupakan sesuatu yang harus

dilaksanakan agar suatu kegiatan dianggap sudah berjalan secara efektif.

b. Aspek fungsi/tugas

Individu atau organisasi dapat dianggap efektif jika dapat melakukan tugas dan

fungsinya dengan baik sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu setiap individu

dalam organisasi harus mengetahui tugas dan fungsinya sehingga dapat

melaksanaannya.
c. Aspek rencana/program

Suatu kegiatan dapat dinilai efektif jika memiliki suatu rencana yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya rencana

atau program maka tujuan tidak mungkin dapat tercapai.

d. Aspek tujuan/kondisi ideal

Yang dimaksud dengan kondisi ideal atau tujuan ialah targer yang ingin dicapai

dari sutu kegiatan dengan berorientasi pada hasil dan proses yang

direncanakan.

Menurut Sumaatmaja (2006:42) bahwa “pengukuran efektifitas secara umum

dapat dilihat dari hasil kegiatan yang sesuai dengan tujuan dengan proses yang tidak

membuang-buang waktu serta tenaga” Dari pendapat tersebut tampak bahwa pada

dasarnya alat ukur efektfitas terletak pada waktu yang digunakan dalam pelaksanaan,

tenaga yang melaksanakan dan hasil yang telah diperoleh.

Alat ukur efektivitas sebagaimana pendapat para ahli sebagai berikut :

1. Efektivitas Waktu

Setiap orang atau kelompok yang melaksanakan kegiatan mengharapkan

penggunaan waktu yang minimal mungkin. Hal ini berarti bahwa waktu sangatlah

penting dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. Jika

waktu dalam menyelsesaikan pekerjaan tidak sesuai dengan target yang telah

ditetapkan maka itu bearati kegiatan tidak efektif.

2. Efektivitas Tenaga

Tenaga yang dimaksud berkenaan dengan tenaga fisik dan pikiran individu maupun

kelompok yang terlibat dalam suatu kegiatan. Tenaga juga berkenaan dengan

kuantitas atau jumlah pekerja. Jika jumlah pekerja


sangat banyak dan hasil yang diperoleh tidak layak maka dapat dikatakan

pekerjaan tersebut tidak efektif.

3. Hasil yang diperoleh

Alat ukur yang paling utama dalam mengukur efektifitas suatu pekerjaan adalah

hasil. Pencapaian hasil akhir dari suatu kegiatan dapat dilihat dengan

menyesuaikan hasil yang diperoleh dengan tujuan yang telah disusun sebelum

pekerjaan dilaksanakan. Oleh karena itu sebelum kegiatan dilaksanakan ditentukan

dulu tujuan yang diharapkan. Jika tujuan tesesebut tidak sesuai dengan harapan

maka artinya kegiatan tidak efektif.

b. Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa

Efektifitas dikatakan berhasil jika tercapainya tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan. Begitupun dalam dunia pendidikan, pembelajaran dapat dikatakan efektif

jika mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam perengkat pembelajaran.

Efektivitas pembelajaran menurut Supriyono (2014:1) merujuk pada berdaya dan

berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran

baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial. Pembelajaran efektif memudahkan

siswa belajar sesuatu yang bermanfaat. Dari beberapa pengertian efektivitas yang telah

dikemukakan oleh para ahli maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

efektivitas adalah tingkat keberhasilan yang dicapai sesuai dengan tujuan yakni dari

penerapan suatu model pembelajaran ataupun media, dalam hal ini diukur dari hasil

belajar siswa, apabila hasil belajar siswa meningkat maka model ataupun media

pembelajaran tersebut dapat dikatakan efektif, sebaliknya


apabila hasil belajar siswa menurun maka model atapun media pembelajaran tersebut.

Kriteria efektivitas pembelajaran terjadi dalam proses belajar mengajar banyak

faktor yang mempengaruhi terhadap berhasilnya sebuah pembelajaran, antara lain

kurikulum, daya serap, presensi pengajar, presensi pelajar dan prestasi belajar. Suatu

kegiatan atau aktivitas dapat dikatakan efektif bila memenuhi beberapa kriteria

tertentu. Efektivitas sangat berhubungan dengan terlaksananya semua tugas pokok,

tercapainya tujuan, ketepatan waktu, serta adanya usaha atau partisipasi aktif dari

pelaksana tugas tersebut.

C. Indikator Efektivitas Pembelajaran

Adapun indikator efektivitas pembelajaran menurut Firmina (2017:317) :

1. Kecermatan Penguasaan Perilaku Kecermatan

penguasaan perilaku yang dipelajari dapat disebut juga tingkat kesalahan unjuk

kerja yang menjadi indikator untuk menetapkan efektivitas pembelajaran. Makin

cermat peserta didik menguasai perilaku yang dipelajari, makin efektif

pembelajaran dijalankan, atau makin kecil tingkat kesalahan, makin efektif

pembelajaran tersebut.

2. Kecepatan Unjuk Kerja

Kecepatan unjuk kerja berkaitan dengan bagaimana peserta didik melakukan suatu

pekerjaan dengan waktu yang singkat. Selain itu apa yang dikerjakan oleh peserta

didik tersebut berkualitas dan tidak asal- asalan. Sehingga kecepatan unjuk kerja

disini bukan hanya sekedar cepat tapi juga berkualitas.

3. Kuantitas Unjuk Kerja


Sebagai indikator efektivitas pembelajaran, kuantitas unjuk kerja mengacu kepada

banyaknya unjuk kerja yang mampu ditampilkan oleh peserta didik dalam waktu

tertentu yang telah ditetapkan. Desainer pembelajaran banyak yang mengaitkan

kuantitas unjuk kerja pada jumlah tujuan yang dicapai peserta didik. Makin banyak

tujuan yang tercapai, makin efektif pembelajaran.

4. Kualitas Hasil Akhir

Efektivitas suatu pembelajaran terkadang sukar diukur dengan cara-cara

sebelumnya, seperti pembelajaran dalam bidang keterampilan atau seni. Unjuk

kerja sering kali lebih didasarkan pada sikap dan rasa seni, dari pada prosedur baku

yang harus diikuti. Oleh karena itu, cara-cara mengukur keefektifan pembelajaran

seperti diuraikan sebelumnya sukar ditetapkan.

B. Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang bertujuan untuk mendapatkan bahan

acuan untuk membandikan hasil penelitian sebagai berikut :

No JUDUL, PENELITI,
. VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
DAN PENERBIT
1 Judul Pengaruh Variabel X Hasil
Pembelajaran Pembelajaran Online pengujian analisis
Berbasis Online statistik deskriptif bukti
Terhadap Efektivitas Variabel Y uji analisis
Pembelajaran Efektivitas Pembelajaran statistik deskriptif
Mahasiswa Akuntansi Mahasiswa Akuntansi variabel pembelajaran
Unisma di Era online
Wabah Covid-19 sebesar 3,99
(dibulatkan menjadi 4)
Peneliti yang dapat dikatakan
Muhammad Syahril mampu. Artinya
Ramadhan Mahasiswa Akuntansi
Universitas Islam
Penerbit Malang telah
memenuhi indikator
Fakultas Ekonomi pembelajaran online
dan Bisnis yang ditetapkan
Universitas Islam
Malang hasil Uji F Berdasarkan
E-JR Vol.10. 04 Hasil Uji F,
Februari 2021 diperoleh nilai
Fhitung lebih kecil
dari nilai α
(0,05) yakni 0,000 <
0,05. Kemudian
berdasarkan hasil uji t,
diperoleh
nilai thitung yang
bernilai lebih kecil dari
nilai α (0,05) yakni
0,000 < 0,05
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
Pembelajaran Berbasis
Online berpengaruh
signifikan terhadap
Efektivitas
Pembelajaran
Mahasiswa
Akuntansi Universitas
Islam Malang di era
wabah Covid-19.

2. Judul Variabel X Hasil penelitian


Pengaruh Metode Metode Pembelajaran menunjukkan bahwa
Pembelajaran Daring Daring metode pembelajaran
Terhadap Minat daring memiliki
Belajar Mahasiswa di Variabel Y pengaruh positif
Masa Pandemi Minat Belajar Mahasiswa meskipun tidak
Covid-19 signifikan terhadap
minat belajar
mahasiswa di
Peneliti masa pandemi
Djarat Edy Kurniawan covid-19. Artinya
semakin baik
Penerbit kualitas
Jurnal Education and pembelajaran daring
development Institut maka semakin tinggi
Pendidikan Tapanuli minat belajar
Selatan mahasiswa.
Besarnya pengaruh
Tahun Mei metode
2021 pembelajaran
daring terhadap
minat belajar
mahasiswa hanya
sebesar 3,8%. Itu
artinya meskipun
tidak signifikan
akan tetapi
kemampuan dosen
dalam
melaksanakan
metode belajar
daring tetap
memiliki pengaruh
terhadap tingkat
minat mahasiswa
untuk belajar.
3. Judul PENGARUH Variabel X Berdasarkan
PEMBELAJARAN XI
BERBASIS ONLINE, Pembelajaran berbasis Uji Hipotesis
MOTIVASI BELAJAR online H1 : Hasil penelitian ini
DAN BAHAN AJAR XI konsisten
TERHADAP Motivasi Belajar mendukung hasil
EFEKTIVITAS X3 penelitian dari
PEMBELAJARAN Bahan Ajar Kusmaharti & Yustitia
MAHASISWA (2020) yang
AKUNTANSI Variabel Y menyimpulkan bahwa
UNIVERSITAS Efektivitas pembelajaran pembelajaran berbasis
ISLAM MALANG mahasiswa akuntansi online
berpengaruh positif
Peneliti signifikan terhadap
Nurfadillah efektivitas
pembelajaran.
H2 : Hasil penelitian ini
Pernerbit mendukung
Fakultas Ekonomi penelitian dari Yuli A.
dan Bisnis (2018) yang
Universitas Islam menyimpulkan bahwa
Malang motivasi belajar
E-JRA Vol. 10 No. 04 berpengaruh positif
Februari 2021 signifikan terhadap
efektivitas
pembelajaran.

H3 : Hasil penelitian ini


mendukung
penelitian dari Sri &
Fauzul (2019) yang
menyimpulkan bahwa
bahan ajar
berpengaruh positif
signifikan terhadap
efektivitas
pembelajaran.

4. Judul Variabel yang digunakan Berdasarkan


Pengaruh dalam penelitian ini penelitian yang
Pembelajaran Online adalah variabel dilakukan penelitian
terhadap Tingkat independen, yaitu dapatkan hasil,
Motivasi Belajar pengaruh pembelajaran pembelajaran online
Mahasiswa/Mahasis online dan variabel berpengaruh positif
wi Feb Akuntansi dependen dalam terhadap motivasi
UKSW di Masa penelitian ini adalah belajar
Pandemi Covid 19 motivasi belajar. mahasiswa/mahasisw
i Akuntansi. Hal ini
Peneliti membuat
Katharina dan mahasiswa/mahasisw
Paskah Ika i harus memahami
sistem dan aplikasi
Penerbit yang digunakan
JURNAL dalam pembelajaran
AKUNTANSI online dengan tujuan
PROFESI agar motivasi
Volume 12 Nomor 1 mahasiswa/mahasisw
2021, 211 - 222 i tersebut meningkat.
E-ISSN: 2686-2468;
P-ISSN: 2338-6177
DOI:
http://dx.doi.org/10.23
887/jap.v12i1.33559
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah melihat adanya pengaruh

pembelajaran berbasis online dan metode pembelajaran terhadap efektivitas

mahasiswa di Makassar pada masa pandemi covid-19. Dalam penelitian ini

memaparkan adanya hubungan antara pembelajaran berbasis online dengan efektivitas

mahasiswa akuntansi di Makassar, dan adanya hubungan antara metode pembelajaran

terhadap efektivitas mahasiswa akuntansi di Makassar pada masa pandemi covid-19.

penjelasan dalam artikel penelitian oleh Dita Tri Widiyani (2021:2) yang

menjelaskan bahwa terdapat indikator yang mengenai Pembelajaran Berbasis Online

antara lain :

1) Proses Komunikasi .

2) Pengelolaan Pelaksaan Pembelajaran.

3) Respon Peserta Pelajar.

4) Keahlian dalam penggunaan teknologi.

Indikator efektivitas metode pembelajaran menurut Slavin (2015) ada tiga

indikator yang dapat kita gunakan untuk mengukur efektivitas suatu pembelajaran,

indikator tersebut yaitu:

a) Mutu pengajaran.

b) Tingkat pengajaran yang tepat.

c) Insetif.

d) Waktu

Indikator efektivitas pembelajaran mahasiswa akuntansi menurut Firmina (2017),

yakni :

1) Kecermatan Penguasaaan
2) Kecepatan Unjuk Kerja

3) Kuantitas Unjuk Kerja

4) Kualitas Hasil Kerja

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka konseptual penelitian ini di

tujukkan pada Gambar 3.1, yaitu :

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual


Indikator :
Proses Komunikasi
Pengelolaan Pelaksaan Pembelajaran
Respon peserta pelajar
Keahlian dalam penggunaan teknologi

Sumber, Dita Tri (2021)

Pembelajaran
Berbasis Online

Efektivitas
Mahasiswa

Metode
Pembelajaran (X2)
Indikator:
1. Kecermatan Penguasaan
Perilaku Kecermatan
Indikator : 2. Kecepatan Unjuk Kerja
Mutu Pengajaran 3. Kuantitas Unjuk Kerja
TingkatPengajaran yang tepat 4. Kualitas Hasil Akhir
Insentif
Sumber, Firmina (2017)
Waktu

Sumber, Slavin (2015)


B. Hipotesi

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memiliki

hipotesis sebagai berikut :

H1 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran berbasis online

terhadap efektivitas mahasiswa akuntansi di Stiem Bongaya Makassar pada

masa pandemi covid-19.

H2 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran

terhadap efektivitas mahasiswa akuntansi di Stiem Bongaya Makassar pada

masa pandemi covid-19.


IV. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini

adalah tipe penelitian kuantitatif dalam menjawab rumusan masalah. Sugiyono (2018:

35-36) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

bertandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

yang tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian menguji hipotesis dan berdasarkan tipe

hubungan variabel yang diteliti tergolong penelitian korelasional.

B. Tempat dan Waktu

Tempat pengumpulan data dalam penelitian ini di Stiem Bongaya Makassar, Jl.

Letjen. Pol. A Mappaoudang No.28 Makassar. Adapun penelitian ini dilakukan

selama kurang lebih 2 bulan dimulai dari pemberian SK.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono

(2018: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan kemudian tarik kesimpulannya

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi di

Stiem Bongaya Makassar angkatan (2018,2019,dan 2020), dijelaskan pada

gambar, 3.1 :
ANGKATAN JUMLAH MAHASISWA
2018 315
2019 257
2020 170
JUMLAH POPULASI 724
(Sumber, Data estimasi Stiem Bongaya)

Tabel. 4.1

2. Sampel

Menurut I Made & Rahmat (2018:92) Pengambilan sampel yang diambil

dalam penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling, yaitu orang-orang

dengan tipe tertentu yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan, karena

mereka adalah satu-satunya yang bisa memberikan informasi yang dibutuhkan

maupun karena mereka memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.

Penentuan jumlah sampel dari populasi dalam penelitian ini berdasarkan

tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan michael untuk tingkat kesalahan 1%,

5%, dan 10%. Peneliti mendistribusikan 211 mahasiswa akuntansi di Stiem

Bongaya Makassar, jadi total 211 responden untuk mewakili mahasiswa

akuntansi angkatan 2019, 2019, dan 2020.

Jumlah sampel mahasiswa di dapatkan dengan menggunakan rumus

Slovin sebagai berikut :

𝑁
n=
1 + 𝑁𝑒2

Keterangan :

n : ukuran sampel N

: ukuran populasi
e : kemungkinan ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

tidak dapat ditolelir (e = 10%)

𝟑𝟏𝟓 = 𝟕𝟔 responden mahasiswa akuntansi angkatan 2018.


𝒏= 𝟏+𝟑𝟏𝟓
(𝟎,𝟏)𝟐

= 𝟕𝟐 responden mahasiswa akuntansi angkatan 2019.


𝟐𝟓𝟕
𝒏= 𝟏+𝟐𝟓𝟕
(𝟎,𝟏)𝟐
= 𝟔𝟑 responden mahasiswa akuntansi angkatan 2020.
𝟏𝟕𝟎
𝒏= 𝟏+𝟏𝟕𝟎
(𝟎,𝟏)𝟐

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2018: 2) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peniliti untuk

mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan peneliti. Metode menunjuk suatu cara

sehingga dapat diperhatikan penggunaannya melalui wawancara, pengamatan, tes,

dokumentasi dan sebagainya. Dalam penulisan proposal ini penulis mengumpulkan

data sebagai berikut :

1. Bentuk Pengumpulan data

Bentuk pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

cross section, yaitu penelitian dengan satu tahapan atau satu periode waktu,

hanya meliti perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja.

2. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif, yaitu data yang terbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan

bentuknya, data kuantitatif dapat diperoleh atau dianalisis menggunakan teknik

perhitungan matematika atau statistika.


3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang didapatkan dari mahasiswa akuntansi melalui angket/daftar pertanyaan,

kuesioner yang telah disebarkan ke mahasiswa dan dokumentasi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket

(kuesioner). Angket (kuesioner dalam penelitian ini merupakan sejumlah

pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden atau

pengambilan data dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada objek yang

diteliti untuk mengetahui penilaian terhadap variabel-variabel yang terkait dalam

bentuk angka.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendeteksi

variabel-variabel dengan konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian dan untuk

memudahkan pemahaman dalam penelitian. Defenisi operasional variabel yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Efektivitas pembelajaran (Y)

Efektivitas pembelajaran merupakan merujuk pada berdaya dan berhasil guna

seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran

baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial.

2. Sistem Pembelajaran Online (X1)

Sistem pembelajaran online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap

muka secara langsung antara pengajar dan Pengajar tetapi dilakukan melalui

online yang menggunakan jaringan internet. Pengajar


harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun pelajar

berada di rumah.

3. Metode Pembelajaran (X2)

Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang

dilakukan oleh pengajar atau pendidik dalam menyampaikan materi kepada pelajar.

Pendapat lain juga mengatakan bahwa learning methods merupakan sebuah strategi

atau taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang

diaplikasi tenaga pendidik agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa

tercapai dengan baik.

Tabel 4.2. Operasional Variabel

VARIABEL KONSEP INDIKATOR SKALA


Sistem Sistem pembelajaran online 1) Proses Ordinal
Pembelajaran adalah sistem belajar yang Komunikasi .
Online terbuka dan tersebar dengan 2) Pengelolaan
menggunakan perangkat Pelaksaan
pedagogi (alat bantu Pembelajaran.
pendidikan), yang 3) Respon
dimungkinkan melalui Peserta Pelajar.
internet dan teknologi 4) Keahlian dalam
berbasis jaringan untuk penggunaan
memfasilitasi pembentukan teknologi.
proses
belajar dan pengetahuan
melalui aksi dan interaksi
yang berarti, Ritland
(2005).

Metode Metode pembelajaran a) Mutu Ordinal


Pembelajaran digunakan oleh guru untuk pengajaran.
mewujudkan b) Tingkat
suasana belajar dan proses pengajaran
pembelajaran agar peserta yang tepat.
didik mencapai kompetensi c) Insetif.
dasar atau seperangkat d) Waktu
indikator
yang telah ditetapkan
(Rusman, 2011:6).
Efektivitas Efektivitas pembelajaran 1) Kecermatan Ordinal
Pembelajaran merupakan merujuk pada Penguasaaan
Mahasiswa berdaya dan berhasil guna 2) Kecepatan
seluruh komponen Unjuk Kerja
pembelajaran yang 3) Kuantitas Unjuk
diorganisir untuk Kerja
mencapai tujuan 4) Kualitas Hasil
pembelajaraN.(Supriyono, Kerja
2014:1)

F. Uji Asumsi Klasik

Dalam penggunaan regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang menghasilkan

estimator linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode

kuadrat terkecil biasa. Dengan terpenuhinya asumsi asumsi tersebut maka hasil yang

diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataannya klasik.

Asumsi-asumsi dasar itu dikenal sebagai asumsi klasik yaitu sebagai berikut :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada persamaan

regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan

variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni :

a) Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi

normal.

b) Sebaliknya, jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak

berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinieritas dapat dilakukan

dengan dua cara yakni :

a) Melihat nilai tolerance : jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka

artinya tidak terjadi multikolinieritas terhadap data yang di uji. jika nilai

tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi multikolinieritas terhadap

data yang di uji.

b) Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) jika nilai VIF lebih kecil dari

10,00 maka artinya tidak terjadi multikolineritas terhadap data yang di uji.

jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya terjadi multikolineritas

terhadap data yang di uji.

3) Uji heteroskedastisitas

Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians

dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika varians

tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas

yakni :

a) Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 kesimpulanya adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas.

b) Jika nilai sigifikan lebih kecil dari 0,05 kesimpulanya adalah terjadi

heteroskedastisita.
G. Metode Analisis

1) Analisis statistik Deskriptif

Menurut sugiyono (2013;207), statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkempul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang belaku untuk umum dan generalisasi. Yang termasuk

dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel.

2) Analisis statistik inferensial

Menurut sugiyono (2013;207), statistik inferensial adalah teknik statistik

yang digunakan untuk menganalisi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Statistik ini disebut statistik probabilitas , karena kesimpulan yang

diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenaranya bersifat

peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan

untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepecayaan)

yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini

disebut dengan taraf signifikan.

Dalam penelitian ini mengunakaan analisis regresi liner berganda untuk

melihat pengaruh sistem pembelajaran online dan metode pembelajaran terhadap

efektivitas pembelajaran mahasiswa akuntansi di makassar pada masa pandemi

covid-19. Regresi liner berganda merupakan pengembangan dari analisis liner

sederhana. Kegunaannya unutk memprediksi variabel dependen (Y) apabilah

variabel independen dua atau lebih. Data yang digunakan biasanya berskala

interval atau rasio.


Persamaan Regresi Liner Berganda dalam penelitian ini yaitu :

Dimana :

Y = Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa a =

Kostanta

b1 = Koefisien sistem pembelajaran online b2

= Koefisien metode pembelajaran

X1 = sistem pembelajaran online

X2 = metode pembelajaran

e = Standar eror.

H. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Uji Parsial (t-test)

Uji signifikansi secara parsial atau sering kali disebut uji t bertujuan untuk

melihat pengaruh variabel-variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan :

a) Dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel.

Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b) Dengan melihat nilai probabilitas singnifikan.


Apabila nilai probabilitas singnifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak. Apabila nilai probabilitas singnifikan < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 diterima.

2) Uji Simultan (F-test)

Uji signifikansi simultan atau sering kali disebut uji F bertujuan untuk

melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama -sama terhadap variabel

terikat.

Dasar pengambilan keputusan :

a) Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Apabila F

hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b) Dengan melihat nilai probabilitas signifikan Apabila nilai probabilitas

singnifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila nilai

probabilitas singnifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1diterima.

3) Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)

Koefisien determinasi merupakan ukuran kesesuaian garis regresi linier

berganda terhadap suatu data (Hasan, 2002:270). Nilai koefisien determinasi

adalah antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 0 besarnya koefisien determinasi

suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Dengan kata lain semakin kecil kemampuan

model regresi yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel

dependen. Sebaliknya, semakin mendekati 1 besarnya koefisien determinasi

suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Dengan kata lain semakin besar kemampuan

model
regresi yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur. (2015). Desain Pembelajaran: Konsep, Model, Dan Aplikasinya


Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit
Ombak

Adhe, K. R. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Daring Matakuliah Kajian


PAUD di Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Surabaya. Journal of Early Childhood Care and Education

Afandi dkk . (2013). Model-model Pembelajaran. Semarang: Sultan Agung Press.

Ahmad Munjin Nasih, dkk,. (2013).Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam, (Malang : PT Refika Aditama, 2009)

Alimuddin. Tawany Rahamma, & M. Nadjib. (2015). Intensitas Penggunaan ELearning


Dalam Menunjang Pembelajaran Mahasiswa Program Sarjana Di Universitas
Hasanuddin.

Amri. Sofan (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum


2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.

Beni Pekei. (2016). Konsep dan Analisis Efektivitas Pengelolaan Keuangan


Daerah di Era Otonomi. Buku 1.Jakarta Pusat : Taushia

Bilfaqih, Y., Qomarudin, M.N., (2015). Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk
Pendidikan Dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish

Cepi Riyana (2018). Komponen-komponen Pembelajaran. Modul 6. Diakses pada


November 2021.

Dabbagh, N. dan Ritland, B. B. 2005. Online Learning, Concepts, Strategies and


Aplication. Ohio: Pearson.

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran


Daring di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan

Dita Tri. (2021). INDIKATOR PEMBELAJARAN EFEKTIF DALAM


PEMBELAJARAN DARING (dalam Jaringan) PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI SMAN 2 BONDOWOSO. Artikel. Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jember.

Djarat,E,K.(2021). Pengaruh metode pembelajaran daring terhadap minat belajar


mahasiswa. Jurnal Education and devealopment.

Firmina,A,Nai.(2017).Hasil Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Deepublis)

Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.


Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta
Helmiati. (2012). Modul PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif)

I Made Laut Mertha, & Rahmat. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Quadrant.

Isaac, S., & Michael, W. B. (1983). Handbook Research and Evaluation. San Diego:
Edits Publisher.

Khatarina, A & Paskah, I.(2021). Pengaruh Pembelajaran Online terhadap Tingkat


Motivasi Belajar Mahasiswa/Mahasiswi Feb Akuntansi UKSW di Masa
Pandemi Covid 19.Jurnal Akuntansi Profesi. 211 – 222

Kuntarto, E. & Asyhar, R. (2017). “Pengembangan Model Pembelajaran Blended


Learning Pada Aspek Learning Design dengan Platform Media Sosial Online
Sebagai Pendukung Perkuliahan Mahasiswa”.

Made wana. (2009). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer, (Jakarta:PT Bumi


Aksar,2009)

Mahmudi, (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Penerbit UUP STIM YKPN,
Yogakarta

Mardiasmo.(2016).Efisiensi dan Efektifitas.Jakarta: Andy.

Menteri Pendidikan. (2021). Undang-undang Nomor 384.Tentang Panduan


penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.Jakarta
Mulyasa. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Roesdakarya. Mustofa,

M. I., Chodzirin, M., & Sayekti, L. (2019). Formulasi Model Perkuliahan


Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi.
151-159

Nana Sudjana (2010). Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.


Rineka Cipta.

Nurdyansah,M.Pd..(2016). Model pembelajaran inovatif. (Nizamia Learning Center


Sidoarjo)

Nurfadillah. (2021). Pengaruh pembelajaran berbasis online, Motivasi Belajar, dan bahan
ajar terhadap efektivitas pembelajaran mahasiswa akuntansi. Fakultas ekonomi
bisnis, Universitas Malang

Nursid Sumaatmadja.(2006). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


(IPS), Bandung: Alumni.

Rizky, Bahar. (2011). Efektivitas dan Efisien. (online). 05 Februari 2015


Rusli S, Septri W, Hana I. (2009). Tekanan Penduduk, Overshoot Ekologi Pulau Jawa,
dan Masa Pemulihannya. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi,dan
Ekologi Manusia Vol 3 (1-10).

Rusli. (2009), Teknologi dan informasi dalam pendidikan,Jakarta, Gaung persada,


200.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Rusman, dkk (2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi


Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:Rajawali Pers. PT. Raja
Grafindo Persada

Rusminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas.


Jakarta.Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non
Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Rustiani, R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019).
Measuring Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics
for Teaching Quality and Student Learning. In International
Conference on Natural and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series
(pp. 239-245).

Seno, & Zainal, A. E. (2019). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelaksanaan


ELearning Dalam Mata Kuliah Manajemen Sistem Informasi. Jurnal Kajian
Teknologi Pendidikan, 02, 183.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Slavin Robert E. (2015). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.


Bandung: Nusa Media

Sugiyono.(2013).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: CV


Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV


Alfabeta.

Supriyono. (2014). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student


teams achievement divisions) yang berorientasi pada kurikulum 2013 untuk
materi gerak melingkar beraturan di kelas X SMA Negeri 3 Tuban. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF), II (3), hlm. 74-78.

Sutikno, M.S (2009). Belajar dan pembelajaran “Upaya kreatif dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil”. Cetakan kelima, Bandung: Prospect.
Sutirman. (2006). Komunikasi efektif dalam pembelajaran. Jurnal efisiensi :kajian
ilmu administrasi, 6(2), 109-120

Syahril, R (2021. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Online Terhadap Efektivitas


Pembelajaran Mahasiswa Akuntansi di UNISMAH. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Malang.

Tjanatjantia, Widika. (2013). Sejarah Berdirinya Youtube. Maret 19, 2020.


Lampiran

KUISIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat :

Perkenalkan saya Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bongaya (STIEM

BONGAYA Program Studi akuntansi yang sedang mengadakan penelitian tentang

“PENGARUH SISTEM PEMBELAJARAN ONLINE DAN METODE

PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MAHASISWA

AKUNTANSI DI MAKASSAR PADA MASA PANDEMI COVID-19”. Kali ini, saya

selaku peneliti meminta kesediaan Saudara/i untuk membantu penelitian ini dengan

mengisi kuisioner. Berikut kuisioner yang saya ajukan, mohon kepada Saudara/i untuk

memberikan jawaban yang sejujur- jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Adapun jawaban yang Saudara/i berikan tidak akan berpengaruh pada diri Saudara/i

karena penelitian ini dilakukan semata-mata untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Eka Rismayanti
1. DATA RESPONDEN :
Sebelum menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini, mohon Saudara/i mengisi
data berikut terlebih dahulu. (Jawaban yang saudara/i berikan akan diperlakukan secara
rahasia).
Lingkari untuk jawaban pilihan saudara.
a. Jenis Kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
b. Angkatan di STIEM BONGAYA MAKASSAR :
1. 2018
2. 2019
3. 2020
c. IPK Saudara/i :
1. 3,50 - 3,60
2. 3,70 – 3,80
3. 3,90 – 4,00
2. Petunjuk Pengisian Kuesioner
Responden dapat memberikan jawaban dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Hanya satu jawaban saja yang
dimungkinkan untuk setiap pertanyaan.
Pada masing-masing pertanyaan terdapat lima alternative jawaban yang mengacu
pada teknik skala Likert, yaitu:
Sangat Setuju (SS) =5
Setuju (S) =4
Netral (N) =3
Tidak Setuju (TS) =2
Sangat Tidak Setuju (STS) =1
Data responden dan semua informasi yang diberikan akan dijamin
kerahasiaannya,oleh sebab itu dimohon untuk mengisi kuesioner dengan
sebenarnya dan seobjektif mungkin.
Sistem Pembelajaran Online (X1)
NO. Pernyataan SS S N TS STS
Proses Komunikasi
Saya slalu cepat mendapatkan
informasi mengenai perkuliahan
walaupun masih perkuliahan daring
Pengelolaan Pelaksanaan
Saya dapat mengelolah pembelajaran
secara mandiri selama pekuliahan
daring
Respon Peserta Pelajar
1 Saya slalu menyampaikan pendapat
Saya slalu memberikan pertanyaan
Saya slalu menjawab pertanyaan dari
dosen
Keahlian dalam penggunaan
teknologi
Saya mahir menggunakan aplikasi
belajar yang digunakan saat proses
belajar
Metode Pembelajaran (X2)
Mutu
Materi pembelajaran sesuai dengan
mata kuliah
Dosen slalu memantau proses belajar
mahasiswa walaupun secara online
Tingkat Pengajaran yang tepat
Saya mempersiapkan alat tulis sebelum
perkuliahan dimulai
2
Sebelum perkuliahan dimulai saya
membaca materi perkuliahan

Insentif
Saya slalu termotivasi untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberika
oleh dosen
Saya slalu mencatat apa saja yang dosen
jelaskan
Waktu

Dosen memberikan waktu yang cukup


untuk menyelesaikan tugas
Dosen mengajar sesuai dengan jam
perkuliahan
Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa (Y)

Penguasaan Perilaku Kecermatan


Saya mampu menguasi materi
walaupun secara online
Kecepatan Unjuk Kerja
Saya bisa mengumpulkan tugas dengan
tepat waktu
Saya tidak pernah menyalin tugas
3 teman
Kuantitas Unjuk Kerja
Saya slalu membantu teman , jika
teman kesulitan mengerjakan tugas
Kualitas Hasil Akhir
Saya mendapatkan nilai yang sesuai
dengan kualitas saya
Saya mendapatkan nilai yang tidak
sesuai dengan kualitas saya

Anda mungkin juga menyukai