Anda di halaman 1dari 14

REVIEW JURNAL

Nama : Bisyri Nurwahid

NIM : 20212011011

Prodi : Teknik Mesin

Matkul : Metode Elemen

Review Jurnal 1
Nama Jurnal ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN
METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Jatmoko Awali, Asroni
Metode penelitian Untuk mengetahui hubungan moment torsi terhadap tegangan
geser maksimum dan von mises yang terjadi dengan simulasi
komputer dilakukan dengan memodelkan momen torsi yang
terjadi pada poros dengan memanfaatkan software berbasis
metode elemen
Hasil penelitian Dari hasil simulasi yang telah dilakukan dengan variasi momen
torsi, didapatkan hasil tegangan geser maksimum, von mises
Dari tabel 1 memperlihatkan nilai tegangan geser maksimum
dan von mises, hal ini menjelaskan bahwa semakin
meningkatnya moment torsi yang diterima poros maka akan
semakin meningkat pula nilai tegangan geser maksimun dan
von misesnya, nilai tegangan tertinggi yaitu pada 2000 Nm
adalah 167,89 MPa, dan 290,79 Mpa yang semula pada 1000
Nm hanya menampilkan nilai 83,94 MPa dan 145,4 MPa.
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai kegagalan terjadi
bila Von Mises per Safety Factor lebih besar dibandingkan
dengan Tensile Yield Strength material, sehingga pada rumusan
yang ada maka nilai momen torsi maksimum adalah pada 1600
Nm, dengan nilai sebesar 249,96 Mpa, dan ketika pembebanan
yang diberikan melebihi nilai 250 MPa, maka terjadi kegagalan
dimana hal ini terjadi pada momen torsi 1700 yaitu 282,19
MPa.
Kesimpulan Dari hasil analisa melalui simulasi dan perhitungan yang
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
 Didapatkan beberapa nilai diantaranya ialah, safety factor,
tegangan geser maksimum, dan von mises sebelum terjadi
kegagalan pada momen torsi sebesar 1600 Nm.
 Semakin tinggi momen torsi yang diberikan maka nilai safety
factor yang dihasilkan semakin rendah yaitu sebesar 0,74
dimana nilai awal sebesar 1,49, hal ini menjelaskan bahwa
beban torsi yang diterima akan mempengaruhi kegagalan poros
itu tersebut.
 Hasil pemodelan ansys dapat memprediksi kegagalan material
ketika diberi beban berlebih, sehingga dapat dihindari.
Review Jurnal 2
Nama Jurnal ANALISIS KEKUATAN MINIATUR SASIS BUS HASIL
TEKNOLOGI FUSED DEPOSITION MODELLING
DENGAN METODE ELEMEN HINGGA.
Penulis/ Peneliti Braam Delfian Prihadianto
Metode penelitian Metode penelitian menggunakan proses simulasi.
Hasil penelitian Hasil pengujian yang dilakukan pada miniatur sasis bis
didapatkan nilai yang tegangan maksimum sebesar 9,628 MPa
terjadi pada part screw M4x0.7x35 yang terletak pada bagian
belakang sasis yang berfungsi untuk menyambung frame
dengan dudukan bawah yang ditunjukkan pada Gambar 8a.
Distribusi tegangan maksimum pada struktur rangka frame sasis
akibat beban vertikal y terjadi pada rangka frame sasis bagian
rear overhang sebesar 2,407 MPa seperti tersaji pada Gambar
8b. Komponen screw M4x0.7x35 yang digunakan dalam
miniatur menggunakan material AISI 1020 steel yang memiliki
tegangan luluh sebesar 351,571 MPa sehingga tegangan yang
terjadi pada part screw memiliki nilai lebih kecil dibandingkan
tegangan luluh materialnya. Selain itu komponen screw
M4x0.7x35 memiliki nilai factor of safety sebesar 36,51.
Sedangkan material pada frame sasis terbuat dari material PLA
yang memiliki tegangan luluh sebesar 70 MPa. Tegangan yang
bekerja pada frame sasis lebih kecil dari nilai tegangan luluh
PLA dengan nilai factor of safety sebesar 29,08. hasil pengujian
yang telah dilakukan dapat dijadikan dasar sebagai acuan dalam
melakukan perbaikan dan modifikasi selanjutnya, baik terkait
beban yang diterima maupun modifikasi desain miniatur sasis
bus. Miniatur sasis bus yang diuji merupakan desain dasar,
dimana hanya diasumsikan menerima beban dari kabin yang
ditopang. Selanjutnya akan dikembangkan miniatur sasis bus
dengan menggunakan motor penggerak atau remote control
sehingga miniatur sasis akan menerima beban yang bervariasi.
Hasil pengujian juga digunakan sebagai dasar pengembangan
miniatur sasis bus hasil 3D printing dengan material
thermoplastic selain PLA.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada
komponen miniatur sasis bus dengan metode elemen hingga
diperoleh kesimpulan bahwa tegangan maksimum pada
miniatur sasis bus terjadi pada bagian screw M4x0.7x35 sebesar
9,628 MPa dengan material AISI 1020 steel dan tegangan yang
terjadi pada frame sasis dengan material Polylactic Acid sebesar
2,407 MPa. . Sedangkan defleksi maksimum pada miniatur
sasis bus terjadi pada bagian sidemember sasis bagian rear
overhang sebesar 0,7696 mm

Review Jurnal 3
Nama Jurnal Analisa Pengaruh Variasi Jarak Gading Terhadap Lenturan dan
Tegangan Pada Pelat Sisi dengan Metode Elemen Hingga
Penulis/ Peneliti Teguh Putranto, Asjhar Imron
Metode penelitian Pelat berpenegar pada ponton yang terletak diantara 2 sekat
kedap air dengan beberapa kondisi batas dianalisa
menggunakan metode elemen hingga dan metode beda hingga.
Hasil penelitian Tumpuan sederhana pada semua sisi lebih konservatif
dibandingkan dengan tumpuan campuran (jepit-sederhana). Hal
ini dapat dibuktikan pada pengujian antara kondisi batas
campuran (jepit-sederhana) dengan kondisi batas sederhana di
semua sisi. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat
meneliti variasi tumpuan dan membandingkan antara
perhitungan lenturan dan tegangan pada kondisi model
seluruhnya dengan model sebagia
Kesimpulan Dari hasil analisa didapatkan beberapa kesimpulan adalah
sebagai berikut : 1. Pada jarak sekat 2 kali maupun 3 kali jarak
gading besar, lenturan terbesar terjadi pada jarak gading 0.8 m
dan lenturan terkecil terjadi pada jarak gading 0.65 m. 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar lenturan antara lain,
modulus elastisitas, ukuran profil dan tebal pelat, sistem
konstruksi, dan jenis tumpuan yang dipakai. 3. Metode elemen
hingga dan metode beda hingga menghasilkan besar lenturan
yang relatif sama pada jumlah elemen besar. 4. Tumpuan
sederhana pada semua sisi lebih konservatif dibandingkan
dengan tumpuan campuran (jepit-sederhana). Hal ini dapat
dibuktikan pada pengujian antara kondisi batas campuran (jepit-
sederhana) dengan kondisi batas sederhana di semua sisi. Pada
penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti variasi
tumpuan dan membandingkan antara perhitungan lenturan dan
tegangan pada kondisi model seluruhnya dengan model
sebagian

Review Jurnal 4
Nama Jurnal DESAIN DAN ANALISIS KEKUATAN RANGKA TEMPAT
SAMPAH DI BALAI LAPAN GARUT MENGGUNAKAN
METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Lasinta Ari Nendra Wibawa
Metode penelitian Metode elemen hingga
Hasil penelitian Hasil simulasi rangka tempat sampah secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6. Hasil
simulasi menunjukkan rancangan rangka meja kerja masih
cukup aman untuk menahan beban hingga 65 kg. Hal ini karena
nilai safety factor sebesar 2,11.
Kesimpulan Desain rangka tempat sampah menggunakan material
Aluminium 5052 memiliki massa yang yang cukup ringan,
yaitu sebesar 3,07 kg. Rancangan rangka tempat sampah yang
telah dibuat cukup aman untuk menahan beban hingga 65 kg.
Hal ini karena nilai faktor keamanannya sebesar 2,11.
Review Jurnal 5
Nama Jurnal Desain dan Analisis Tegangan Rangka Alat Simulasi Pergerakan
Kendali Terbang Menggunakan Metode Elemen Hingga
Penulis/ Peneliti Ready Kresna Nanda Suprapto
Metode penelitian Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menganalisis
rangka alat simulasi pergerakan kendali terbang dengan
menggunakan metode elemen hingga
Hasil penelitian Hasil simulasi tegangan von Mises rangka alat simulasi
pergerakan kendali terbang terhadap variasi ukuran baja
ditunjukkan pada Gambar 14 dan Gambar 15. Tegangan von
Mises maksimal untuk baja ukuran 40 x 40 x 1,0 mm dan 50 x
50 x 1,2 mm berturut-turut sebesar 235,8 MPa dan 115,6 MPa.
Tegangan maksimal masih berada di bawah kekuatan luluh
(yield strength) material ASTM A36 dan A500 secara berturut-
turut, yaitu sebesar 250 MPa dan 310 MPa.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis rangka dengan menggunakan
perangkat lunak SolidWorks 2017 pada rangka baja ukuran 50 x
50 x 1,2 mm dan 40 x 40 x1,0 mm dengan jenis material ASTM
A36 dan A500 diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil
tegangan von Mises maksimum (maximum von misses stress)
pada besi ukuran 40 x 40 x 1,0 mm sebesar 235,8 MPa. Dengan
menggunakan material ASTM A36 dan ASTM A500 didapatkan
nilai safety factor secara berturut-turut yaitu 1,060 dan 1,336,
Nilai faktor keamanan ini hanya aman untuk menahan beban
statis. 2. Hasil tegangan von Mises maksimum pada baja ukuran
50 x 50 x 1,2 mm sebesar 115,6 MPa. Dengan menggunakan
material ASTM A36 dan ASTM A500 didapatkan nilai safety
factor secara berturut-turut yaitu 2,162 dan 2,724. Nilai faktor
keamanan ini dapat dinyatakan aman untuk menahan beban
dinamis

Review Jurnal 6
Nama Jurnal ANALISA TEGANGAN POROS RODA GERBONG
KERETA API DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Nana Supriyana
Metode penelitian Metode elemen hingga
Hasil penelitian Dengan melihat hasil simulasi pada tiga kondisi dapat diperoleh
letak tegangan maksimum poros berada pada node no. 32 dan
no. 180, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Tegangan maksimum
hasil simulasi pada poros roda Kondisi Beban Leher A Leher B
Teg. maks (N/mm2 ) No. node Teg. maks (N/mm2 ) No. node
Kondisi 1 11, 230 32 10, 940 180 Kondisi 2 21, 610 32 21, 051
180 Kondisi 3 112, 30 32 109, 40 180 Kedua node tersebut
terletak pada area terluar asnaff yang berada pada 285,2 mm
dari ujung poros dan melihat teori kegagalan von misses, agar
material tidak terjadi kegagalan maka tegangan maksimum
yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan von misses
(N/mm2 ). Yield strength bahan poros roda diambil dari nilai
450 Mpa. Yield strength atau Sy dari bahan poros: = 225
N/mm2 (6) Pada pengujian dengan tegangan maksimum paling
tinggi yaitu pada kondisi 3, nilai tegangan yang terjadi sebesar
112,3 N/mm2 dan 109,4 N/mm2 sehingga pada pengkondisian
beban poros roda kereta masih dalam batas aman karena tidak
lebih besar dari tegangan yang diijinkan pada teori kegagalan
von misses yaitu 225 N/mm2 .
Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi menggunakan
software ansys diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1) Poros roda kereta mengalami distribusi tegangan yang
bervariasi, distribusi tegangan relatif tinggi terjadi pada area
perubahan diameter poros dari diameter asnaff sampai dengan
diameter astap. 2) Tegangan maksimum yang terjadi terletak
pada node no. 32 dan no. 180 yaitu berada pada jarak 285,2 mm
dari ujung poros dan nilai tegangan maksimum yang diterima
poros pada pengkondisian beban tertinggi akibat beban impact
sebesar 112,3 N/mm2 dan 109, 4 N/mm2 masih dalam batas
aman karena tegangan yang diijinkan pada teori kegagalan von
misses yaitu 225 N/mm2 .

Review Jurnal 7
Nama Jurnal PENGARUH DIAMETER BAUT TERHADAP KEKUATAN
RANGKA MAIN LANDING GEAR PESAWAT UAV
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Lasinta Ari Nendra Wibawa
Metode penelitian Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh diameter baut
terhadap kekuatan rangka main landing gear untuk pesawat
UAV menggunakan metode elemen hingga.
Hasil penelitian Hasil simulasi menggunakan Autodesk Inventor menggunakan
analisis statik linier. Analisis statik adalah disiplin teknik yang
menentukan tegangan pada material dan struktur yang
mengalami gaya atau beban statis maupun dinamis[12]. Analisis
statik menggunakan metode elemen hingga dan bertujuan untuk
menentukan struktur atau komponen, dapat dengan aman
menahan kekuatan dan beban yang telah ditentukan [11].
Kondisi ini dapat tercapai saat tegangan yang ditentukan dari
gaya yang diaplikasikan kurang dari kekuatan luluh material
dalam menahan beban. Hubungan tegangan ini sering disebut
sebagai faktor keamanan (safety factor) dan digunakan dalam
banyak analisis sebagai indikator keberhasilan atau kegagalan
dalam sebuah analisis [8]. Tegangan Von Mises menjadi faktor
penentu apakah desain material tersebut aman atau justru akan
mengalami kegagalan. Material dikatakan mulai luluh atau
terjadi deformasi plastis saat tegangan Von Mises mencapai
nilai kritis yang disebut sebagai kekuatan luluh (yield strength).
Kekuatan luluh adalah tegangan minimum saat material mulai
kehilangan sifat elastisnya, yaitu sifat material untuk kembali ke
bentuk semula saat beban atau gaya dihilangkan.
Kesimpulan Desain rangka main landing gear menggunakan material
Aluminium 5083 memiliki massa yang yang cukup ringan,
yaitu sebesar 1,67 kg. Hasil simulasi menunjukkan bahwa
tegangan Von Mises untuk diameter baut 11 mm, 12 mm, 13
mm, dan 14 mm berturut-turut yaitu 82,092 MPa, 85,113 MPa,
85,141 MPa, dan 85,340 MPa. Nilai deformasi untuk diameter
baut 11 mm, 12 mm, 13 mm, dan 14 mm berturut-turut yaitu
2,173 mm, 2,185 mm, 2,194 mm, dan 2,204 mm. Nilai faktor
keamanan untuk diameter baut 11 mm, 12 mm, 13 mm, dan 14
mm berturut-turut yaitu 3,472, 3,349, 3,347, dan 3,340. Dari
hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa diameter baut terbaik
adalah berukuran 11 mm.

Review Jurnal 8
Nama Jurnal ANALISIS CHASSIS MOBIL ROBOT PENANAMAN BIBIT
KANGKUNG MENGGUNAKAN METODE ELEMEN
HINGGA
Penulis/ Peneliti Rizki Aulia Nanda
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbasis
simulasi menggunakan analisis elemen hingga dengan Autodesk
Inventor 2020. Material yang digunakan adalah Baja Galvanis.
Hasil penelitian Tegangan tertinggi terlihat pada lokasi 1,2.4,5,6,7,8,9,10,14,15.
Penyebab tegangan tinggi karena reaksi perpindahan berada di
lokasi 5,6,7,8,9,10. sehingga mempengaruhi kaki sasis mobil
robot. Maka dari itu dapat diketahui tingkat keamanan bagus
yang terjadi pada sasis saat terjadi pembebanan. Pada Gambar 8
dan 9 dapat dilihat letak faktor keamanan pada sasis. dapat
dijelaskan bahwa Von mises maksimum sebesar 38,0258 MPa
menghasilkan perpindahan maksimum 1,49 mm dengan nilai
peregangan maksimum 0,0001764, faktor keamanan atau
kelayakan sasis ini ditemukan. Sasis ini merupakan benda
dinamis sehingga nilai safety factor minimum adalah 2, dari
hasil analisa ini menghasilkan safety factor minimum 5,4 maka
dapat disimpulkan dengan besar gaya sebesar 284,09 N pada
bagian tengah rangka dan 261,9 N di kiri dan kanan Rangka
dikatakan layak untuk digunakan. Gambar 10 mobil robot
penanaman bibit kangkung.
Kesimpulan Analisis pada penelitian ini yaitu penempatan beban sebesar
261,9 N pada sisi kiri dan kanan dan beban sebesar 284,09 N,
dari hasil analisis chasis, aman digunakan pada beban
maksimum. dari 284,09 N. Pada perpindahan, ditunjukkan
bahwa perpindahan terjadi maksimal pada titik 4-10 dengan
nilai maksimum 1,5 mm. Tegangan vonmises terjadi pada titik
maksimum 1,2.4,5,6,7,8,9,10,14,15 dengan nilai 38,08 MPa.
Faktor keamanan menunjukkan titik aman tertinggi berada pada
3,4,5 dan 11,12,13 serta titik terendah pada titik 2 dan 15
menjadi perhatian untuk meningkatkan safety factor pada sasis.
Review Jurnal 9
Nama Jurnal ANALISIS KETAHANAN BEBAN DINAMIS MATERIAL
TURBIN ANGIN TERHADAP KECEPATAN PUTAR ROTOR
(RPM) MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Lasinta Ari Nendra Wibawa
Metode penelitian Metode elemen hingga
Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik dari material Aluminium Al 6061 dan
CFRP. Data menunjukkan bahwa densitas material CFRP
sebesar 1,43 gram/cm³ atau lebih kecil daripada Aluminium
yang sebesar 2,7 gram/cm³. Hal ini berdampak pada massa
material CFRP sebesar 3,492 kg, sedangkan Aluminium sebasar
6,593 kg. Hal ini menunjukkan bahwa material CFRP lebih baik
ketimbang material Aluminium 6061 karena memiliki massa
yang lebih ringan. Nilai yield strength, ultimate tensile strength,
young modulus, poisson ratio, dan shear modulus menunjukkan
bahwa material CFRP lebih unggul daripada material
Alumnium 6061. Tabel 2 menunjukkan sifat fisik material
CFRP dibandingkan dengan material Aluminium 6061.
Kesimpulan a) Desain turbin angin dengan menggunakan material CFRP
memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan Aluminium
6061. Massa material CFRP sebesar 3,492 kg, sedangkan
Aluminium sebesar 6,593 kg. b) Nilai yield strength, ultimate
tensile strength, young modulus, poisson ratio, dan shear
modulus material CFRP lebih besar daripada material
Alumnium 6061. c) Pada putaran rotor 400 rpm, material CFRP
masih memiliki safety factor sebesar 4,12 sehingga cukup aman
saat menahan beban dinamis. d) Pada putaran rotor 400 rpm,
material CFRP memiliki nilai defleksi yang lebih rendah
daripada Aluminium 6061. Defleksi material CFRP sebesar
0,865 mm, sedangkan Aluminium 6061 sebesar 3,199 mm.

Review Jurnal 10
Nama Jurnal ANALISA TEGANGAN SCREW CONVEYOR PADA
MESIN PENCAMPUR GARAM DAN IODIUM SESUAI SNI
3556 DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Aenor Rofeg
Metode penelitian Metode elemen hingga
Hasil penelitian Hasil analisa statik menggunakan metode elemen hingga
dengan software Inventor dapat diketahui tegangan maksimal
dan minimal yang terjadi pada screw conveyor yang dianalisa.
Dari hasil simulasi juga di dapatkan nilai stress, displacement
dan safety factor. Pada proses pemodelan dan simulasi, screw
conveyor mendorong garam mendapatkan gaya dari
pembebanan sebesar 200 N pada screw dan 100 N pada bearing.
ari hasil analisa simulasi pada gambar 3 menunjukkan bahwa
distribusi pembeban keseluruh bagian screw. Hasil Analisis
simulasi menunjukkan total deformasi terbesar ada pada screw
conveyor dengan gaya dorong maxsimum adalah 0,079283 mm.
Dan total deformasi terkecil ada pada bagian fix contrain /
daerah tumpuan bearing yaitu sebesar 0 mm. 3.2 Von Misses
Stress Analisa tegangang von misses pada screw conveyor
untuk proses pencampuran garam dan iodium ditunjukkan pada
gambar 4
Kesimpulan Berdasarkan hasil dari simulasi analisa tegangan screw
conveyor dengan metode elemen hingga untuk pencampur
garam dan iodium yang menggunakan jenis material stainless
steel 304, menghasilkan distribusi tegangan keseluruh screw
conveyor. Hasil analisis di dapatkan nilai displacement
maksimal sebesar 0,0792 mm. Tegangan Von misses maksimum
8,16969 MPa dan safety factor 15 ul. Sehingga dapat
dinyatakan screw conveyor memenuhi syarat dan aman untuk
proses pencampuran garam dan iodium.

Review Jurnal 11
Nama Jurnal ANALISIS TEGANGAN AKIBAT PEMBEBANAN STATIS
PADA DESAIN CARBODY TeC RAILBUS DENGAN
METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Endi Sutikno
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental semu (quasiexperimental research),metode ini
bertujuan untuk memperoleh informasiyang merupakan
perkiraan bagi informasi yang diperoleh dalam eksperimen
nyata.
Hasil penelitian Hasil Keluaran yang diambil dari simulasi adalah sebaran dan
besar tegangan yang dihasilkan, dari sebaran dan besar
tegangan tersebut, struktur dianalisis kekuatannya dari segi
material, apakah masih dalam batas aman kriteria yield atau
tidak. Gambar 12menunjukkan seluruh tegangan Von Mises
yang terjadi pada carbody TeC railbus saat dikenakan
pembebanan kasus pertama. Dari gambar rangka yang
diperlihatkan pada gambar 13 lebih jelas terlihat sebaran yang
terdapat pada rangka carbody TeC railbus. Pada kasus pertama,
bagian yang mendapatkan tegangan paling kritis adalah bagian
tengah frontpart. Tegangan ini disebabkan oleh tekanan angin
pada kecepatan maksimal100 km/jam yang dibebankan merata
pada frontal area dari maskara,
Kesimpulan Dari simulasi yang dilakukan diketahui sebaran dan besar
tegangan yang terjadi pada desain konstruksi carbody TeC
Railbus pada pembebanan statis. Ketiga tegangan yang terjadi
pada ketiga kasus masih berada pada batas kekuatan material,
sehingga dapat disimpulkan desain konstruksi carbody TeC
Railbus dianggap mampu menerima pembebanan yang akan
diterima Railbus saat beroperasi.

Review Jurnal 12
Nama Jurnal ANALISIS RANGKA PENYIANG GULMA
MENGGUNAKAN METODA ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Bayu Albayan
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan simulasi metode elemen hingga
dimana, hasil pemodelan rangka 3d (tiga dimensi) yang di
modelkan menggunakan software Autodesk INVENTOR PRO
2016, dan kemudian diimport keda lam software elemen hingga
ANSYS WORKBENCH 15.0 untuk dilakukan simulasi analisi
metoda elemen hingga.Adapun beban yang bekerja pada
struktur rangka merupakan hasil asumsi dan pendekatan beban
sesuai dengan keadaan sebenarnya berdasarkan survey,
informasi dan pengukuran langsung
Hasil penelitian Defleksi maksimum sebesar 7,54mm terjadi pada kedua ujung
pegangan rangka yang diakibat oleh penempatan beban
komponen gearbox dan motor penggerak. Distribusi Tegangan
Von Misses Akibat beban total yang diberkan pada struktur
rangka, maka teganangan maksimum Von misses terjadi pada
daerah percabangan bagian atas pelampung sebesar 96,18 MPa.
Namun hal ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan
kekuatan luluh Sy (Yield Strength ) material yaitu sebesar 366
MPa. Sementara distribusi tegangan dilokasi yang lain pada
struktur rangka nilainya rata rata sebesar 10 MPa terkecuali
pada bagian tengah atas nilainya cukup tinggi sekitar 60 MPa.
Namun demikian secara keseluruhan struktur rangka dapat
dikatakan aman. Distribusi teganangan Von Misses
sebagaimana terlihat
Kesimpulan Dari hasil simulasi dengan pembebanan total sebbesar 467N,
tegangan maskimum von misses yang terjadi sebesar 96,18 Mpa
pada lokasi persimpangan pelampung bagian atas rangka masih
lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan luluh material (yield
strength) sebesar 366 MPa. Dengan demikina hasil simulasi
elemen hinggamenggunakan software ANSYS WORKBENCH
15.0, bahwa desain struktur rangka mesin penyiang gulma dapat
dinyatakan aman.

Review Jurnal 13
Nama Jurnal ANALISA DISTRIBUSI TEGANGAN DAN DEFLEKSI
CONNECTING ROD SEPEDA MOTOR 100 CC
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Zainal Abidin, Berthan Ridho Rama
Metode penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa distribusi
tegangan dari struktur batang penghubung dengan material baja
AISI 1045cold drawn pada keadaan temperatur ruangan 27 °C.
Geometri batang penghubung sepeda motor yang dianalisis
berdasarkan pada pengukuran secara manual/langsung.
Selanjutnya geometri tersebut digambarkan di software
Solidworks 2007.
Hasil penelitian Setelah proses perhitungan dengan software Solidworks 2007
telah selesai sampai akhir, maka hasil analisis dan simulasi
dapat diketahui yaitu nilai-nilai maksimum dan minimum yang
dapat dilihat secara langsung pada tampilan Solidworks 2007.
Sedangkan untuk hasil yang lebih detail dapat dilihat dalam
stress analysis report yang telah peneliti susun tersendiri dalam
lampiran. Dari hasil analisa statik dengan software Solidworks
2007 dapat diketahui tegangan maksimal dan minimal yang
terjadi pada struktur obyek yang dianalisa tersebut.
Kesimpulan Dengan menggunakan perangkat lunak dalam menganalisa,
khususnya software Solidworks 2007 yang berbasis MEH,
mempermudah dan menghemat waktu dalam menganalisa
permasalahan struktur elemen. Berdasarkan penelitian dan
analisis yang penulis susun, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa tegangan maksimum yang
terjadi masih berada dibawah harga dari yield strength.
2. Semakin besar harga yield strength terhadap tegangan
maksimal maka struktur itu akan lebih aman digunakan.

Review Jurnal 14
Nama Jurnal ANALISIS KEKUATAN VELG CAST WHEEL SEPEDA
MOTOR DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS
METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Andi Husni Irawan
Metode penelitian Metode yang di gunakan menggunakan metode elemen hingga
dan diagram Alir
Hasil penelitian Analisis dalam paper ini akan dilakukan pada seluruh bagian
velg cast wheel dengan melakukan penelitian terhadap velg cast
wheel pada pembebanan dari besar gaya yang diberikan oleh
berat beban motor secara keseluruhan beserta dua orang
penumpang, pembebanan pada velg cast wheel diberikan dari
penumbuk ke arah penampang. Dalam analisis ini masing-
masing model velg cast wheel akan diberi gaya dengan dua
variasi
arah pemberian gaya, yaitu dengan pemberian gaya di spoke
dan pemberian gaya pada range antar spoke, material velg yang
digunakan adalah Aluminum Alloy 6061-T6
Kesimpulan Hasil analisis velg cast wheel tiga spoke pada titik spoke
mendapatkan nilai deformasi maksimum 0.00019986, nilai
deformasi minimum 2.9059-8 , nilai Von Mises stress
maksimum 2.1284e+7, sedangkan pada range antar spoke
deformasi maksimum 0.00020485, nilai deformasi minimum
2.7489e-8, Von Mises stress maksimum 2.1215e+7. Analisis
velg cast wheel lima spoke di titik spoke mendapatkan nilai
deformasi maksimum 0.00013528, deformasi minimum
3.6862e-8, Von Mises stress maksimum 2.3184 e+7, sedangkan
pada range antar spoke deformasi maksimum 0.00013518,
deformasi minimum 5.9538e-8 , Von Mises stress maksimum
2.3171e+7

Review Jurnal 15
Nama Jurnal PENGARUH JUMLAH KOMPOSIT BATUAN TERHADAP
KESTABILAN LERENG TAMBANG TERBUKA
BATUBARA MULTI LAPISAN MENGGUNAKAN
METODE ELEMEN HINGGA 3 DIMENSI
Penulis/ Peneliti M Kemal Ghifari
Metode penelitian Metode penelitian menggunakan metode elemen hingga
Hasil penelitian Hasil analisis 2 dimensi dengan litologi penuh memberikan
nilai SRF terendah pada penampang BB’ dan D-D’ yakni 1,24
dengan nilai PK adalah nol. Pertimbangan juga harus diberikan
terhadap penampang B-B’ yang memiliki tinggi lereng paling
besar, namun sudut lereng selisih 6 derajat dengan penampang
D-D’ dan penampang A-A’karena memiliki nilai SRF dibawah
nilai abang batas kriteria KEPMEN 1827/2018. Hasil ini perlu
divalidasi dengan nilai total displacement yang menunjukan
lereng mana yang paling kritis.Nilai total displacement selain
dapat memberikan informasi posisi daerah yang paling kritis
pada analisis 3 dimensi juga dapat menentukan kondisi lereng
saat runtuh atau non-convergence, dimana pada kondisi ini
terjadi kenaikan terhadap nilai displacement yang signifikan
saat faktor penurunan kekuatan batuan dinaikan secara
bertahap.Dalam menentukan kondisi lereng yang dianggap
paling kritis digunakan 3 parameter yaitu: Nilai SRF hasil
analisis kestabilan, Jumlah displacement, Geometri lereng
keseluruhan
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut:Hasil analisis kestabilan lereng menggunakan metode
elemen hingga 2 dimensi tanpa komposit memberikan nilai SRF
paling rendah pada penampang D-D’ dan B-B’ yaitu sebesar
1,24.Penentuan 7 komposit batuan memberikan nilai FK yang
paling valid dengan perbedaan
nilai SRF sebesar 0,03 untuk penampang B-B’ atau 2,4% dan
0,05 atau 4% untuk penampang D-D’ dari nilai sebenarnya.
Hasil analisis kestabilan lereng 3 dimensi memberikan nilai
SRF sebesar 1,32 pada 1 composite; 1,31 pada 3 composite;
1,30 pada 5 composite; dan 1,24 pada 7 composite dengan
penampang D-D’ yang dianggap paling kritis.Nilai total
displacement hasil analisis 3 dimensi lebih besar dibandingkan
hasil analisis 2 dimensi.
Review Jurnal 16
Nama Jurnal ANALISA SIMULASI PERFORMANSI KAMPAS REM
KOMPOSIT DENGAN VARIASI BEBAN PEMODELAN
METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Suci N. Sandi
Metode penelitian Elm hingga method
Hasil penelitian Simulasi dilakukan dengan mengabaikan kondisi jalan dan
permukaan jalan, menggunakan variasi beban yaitu 2 kg, 3 kg,
dan 4 kg. Berikut ini akan di tampilkan beberapa hasil simulasi
berupa deformasi total, equivalen stress, frictional stres,
pressuredan sliding distance pada tromol dan kampas rem.
Kesimpulan Hasil simulasi didapatkan tegangan maksimum terjadi pada
kampas rem dengan beban sebesar 4 kg nilai tegangan
maksimum sebesar 76,732 Mpa dengan momen sebesar 405,1
N. Hasil simulasi membuktikan bahwa total deformasi
maksimum sebesar 42,995 mm pada beban 4 kg dengan gaya
sebesar 405,1 N. Pada permukaan kampas rem menunjukkan
kontur warna yang berbeda akibat dari pembebanan kampas
rem pada saat roda berputar. Pada hasil simulasi dengan
percobaan gesek didapatkan nilai frictional stress dan pressure
untuk menentukan koefisien gesek kampas rem komposit yaitu
sebesar 0,50 dengan variasi beban 2 kg, 3 kg dan 4 kg. Setelah
menghitung nilai koefisien gesek dari hasil eksperimental dan
membandingkan dengan hasil simulasi, maka didapatkan persen
galat sebesar 9,09 %

Review Jurnal 17
Nama Jurnal APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA
PERANCANGAN POROS BELAKANG GOKAR LISTRIK
Penulis/ Peneliti Henra Heny Sigarlaki
Metode penelitian Metode elemen hingga
Hasil penelitian Dalam perancangan poros maupun transmisi dari gokar listrik
harus mengetahui berapa berat total kendaraan yang akan
dirancang. untuk menjalankan gokar listrik ini perlu
mempertimbangkan adanya hambatan antara roda gokar dengan
permukaan jalan. Untuk hambatan antara roda gokar dengan
permukaan jenis aspal koefisien geseknya adalah µ = 0,67
sehingga besar gaya gesek adalah:f = 0,67 x 140kg= 93,8 kg
Kesimpulan 1. Simulasi metode elemen hingga dengan perangkat lunak
solidworks telah berhasil dibuat, dengan hasil tegangan
maksimum adalah 120,212x106Pa., dan defleksi maksimum
adalah 0,00051 mm.
2. Simulasi dengan perangkat lunak solidworks telah divalidasi
dengan hasil perhitungan secara manual.
3. Dimensi poros hasil rancangan adalah diameter 20 mm dan
panjang

Review Jurnal 18
Nama Jurnal DESAIN DAN ANALISIS KEKUATAN RANGKA MEJA
KERJA (WORKBENCH) BALAI LAPAN GARUT
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Penulis/ Peneliti Lasinta Ari Nendra Wibawa
Metode penelitian Metode Elemen Hingga
Hasil penelitian Penelitian ini menggunakan simulasi perangkat lunak
(software) Autodesk Inventor Professional 2017. Simulasi
Autodesk Inventor berguna untuk menjalankan analisis untuk
membuktikan validitas dari sebuah desain.faktor keamanan
(safety factor) pada saat beban 225 kg berada di bawah standar
yang dipersyaratkan untuk suatu komponen mampu menahan
beban dinamis. Beban dinamis adalah beban yang dapat terjadi
atau bekerja secara tiba-tiba pada sebuah struktur. Beban
dinamis umumnya kecil tetapi berubah-ubah terhadap waktu
[4]. Beban dinamis dapat berupa beban angin, beban seismik,
beban fatigue, dan frekuensi natural. Beban dinamis perlu
diantisipasi karena rangka meja kerja (workbench) kerap
mengalami getaran dan beban fluktuatif dari perkakas mesin
yang diletakkan di atas meja kerja. Nilai safety factor yang
dipersyaratkan untuk suatu komponen mampu menahan beban
dinamis yaitu pada kisaran angka 2-3 [5].Hasil simulasi rangka
meja kerja (workbench) secara lengkap menunjukkan bahwa
rancangan rangka meja kerja masih cukup aman untuk menahan
beban hingga 200 kg. Hal ini karena nilai safety factor sebesar
2,06.
Kesimpulan Desain rangka meja kerja (workbench) menggunakan material
Aluminium 6061 memiliki massa yang yang cukup ringan,
yaitu sebesar 4,45 kg. Rancangan rangka meja kerja
(workbench) yang telah dibuat cukup aman untuk menahan
beban hingga 200 kg. Hal ini karena nilai faktor keamanannya
sebesar 2,06

Review Jurnal 19
Nama Jurnal PENGARUH KECEPATAN LANDING VERTIKAL
TERHADAP KETAHANAN BEBAN IMPAK RANGKA
LANDING GEAR MENGGUNAKAN METODE ELEMEN
HINGGA
Penulis/ Peneliti Lasinta Ari Nendra Wibawa
Metode penelitian Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan simulasi
perangkat lunak (software) Autodesk Inventor Professional
2017 dan Metode Elemen Hingga
Hasil penelitian Hasil simulasi Autodesk Inventor menggunakaan analisis statik
linier. Analisis statik adalah disiplin teknik yang menentukan
tegangan pada material dan struktur yang mengalami gaya atau
beban statis maupun dinamis (Younis, 2010). Analisis statik
menggunakan metode elemen hingga bertujuan untuk
menentukan struktur atau komponen, dapat dengan aman
menahan kekuatan dan beban yang telah ditentukan. Kondisi ini
dapat tercapai saat tegangan yang ditentukan dari gaya yang
diaplikasikan kurang dari kekuatan luluh material dalam
menahan beban. Hubungan tegangan ini disebut sebagai faktor
keamanan dan digunakan dalam banyak analisis sebagai
indikator keberhasilan atau kegagalan dalam sebuah desain
(Wibawa, 2018b).
Kesimpulan Desain rangka landing gear menggunakan material Aluminium
paduan 5083 memiliki massa sebesar 1,67 kg. Rancangan
rangka landing gear yang telah dibuat cukup aman untuk
menahan kecepatan landing vertikal dari pesawat UAV hingga 9
m/s. Hal ini karena nilai faktor keamanannya sebesar 3,201

Review Jurnal 20
Nama Jurnal Simulasi Umur Fatik Rangka Main Landing Gear
Menggunakan
Metode Elemen Hingga
Penulis/ Peneliti L.A.N. Wibawa
Metode penelitian Metodologi penelitian menggunakan metode elemen hingga
Hasil penelitian Pada material getas (brittle), teori kegagalan biasanya
menggunakan teori tegangan normal maksimum dan teori
Mohr-Coulomb. Teori tegangan maksimum menyatakan
material getas mengalami kegagalan ketika tegangan prinsip
maksimum (maximum principal stress) melebihi kekuatan tarik
maksimum (ultimate tensile strength) material. Sedangkan teori
Mohr-Coulomb memprediksi kegagalan material getas dengan
membandingkan tegangan prinsip maksimum dengan kekuatan
kekuatan tarik maksimum dan tegangan prinsip minimum
dengan kekuatan tekan maksimum (ultimate compressive
strength) (Chen dan Liu, 2019). Namun, pada material ulet
seperti Aluminium paduan yang berlaku beban tiga dimensi,
tegangan kompleks bakal terjadi, yang berarti bahwa pada
setiap titik di dalam benda ada tekanan yang bekerja dalam
berbagai arah.
Kesimpulan Hasil simulasi menunjukkan rangka main landing gear memiliki
umur fatik minimum hingga 3,5 x 107 siklus. Hal ini berarti
rangka main landing gear mampu menahan beban hingga
minimum 3,5 x 107 siklus dengan faktor keamanan minimum
yaitu 1,43

Anda mungkin juga menyukai