Anda di halaman 1dari 33

MATA KULIAH:

PENGANTAR ARSITEKTUR
POKOK-POKOK MATERI :
APA ITU ARSITEKTUR
APA TUJUAN ARSITEKTUR
BAGAIMANA MEMBUAT ARSITEKTUR YANG BAIK

DISUSUN OLEH:
Ir. PILIPUS JERAMAN, MT.
Staf Pengajar Prodi Arsitektur

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2022
SILABUS SINGKAT
MATA KULIAH : PENGANTAR ARSITEKTUR
KODE : 221PG08
KREDIT : 2 SKS
SEMESTER :1
DESKRIPSI MATA KULIAH :

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami pengertian/batasan
arsitektur.
2. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami tujuan arsitektur.
3. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami cara berarsitektur.
4. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami unsur-unsur dan
hukum/kaidah-kaidah perancangan arsitektur.
5. Mahasiswa mampu menganalisa penerapan unsur-unsur perancangan dan
hukum/kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip perancangan arsitektur melalui studi
kasus.

B. MATERI PEMBELAJARAN:
I. Apa itu Arsitektur ?
1. Pengertian/Batasan Arsitektur
2. Perbedaan Arsitektur dari Bangunan
3. Arsitektur sebagai Seni, Ilmu (Pengetahuan) dan Dunia Profesi
4. Latar Belakang dan Perkembangan Arsritektur
5. Isi dan Substansi Arsitektur
II. Apa Tujuan Arsitektur ?
III. Bagaimana Membuat Arsitektur yang Baik ?
IV. Unsur dan Hukum/Kaidah Perancamgan Arsitektur
1. Unsur-unsur Dasar Perancangan Arsitektur (Titik, Garis, Bidang,
Massa/Ruang, Tekstur, Cahaya, dll)
2. Hukum/Kaidah Perancangan Arsitektur (Kesatuan/Unite, Irama/Ritme,
Aksen, Keseimbangan, Skala, Proporsi, Komposisi, dll)

C. BENTUK KEGIATAN
Kuliah : Tatap muka/ceramah dan diskusi kelas secara offline dan/atau online
(Jadwal Rencana Kegiatan Pembelajaran terlampir)

D. TUGAS :
1. Tugas Kecil/Mandiri : Studi Pustaka dan Review Kuliah.
2. Tugas Utama : melakukan studi kasus arsitektur (Komentar/Apresiasi
Arsitektur).
Catatan : Tugas tersebut dapat berupa tugas kelompok atau tugas mandiri.
E. EVALUASI/PENILAIAN :
1. Ujian Tengah Semester : 20 %
2. Ujian Akhir Semester : 30 %
3. Tugas : 50 %
Catatan : untuk mengikuti ujian akhir semester setiap peserta kuliah harus hadir
80 % dari kehadiran dosen.

F. PUSTAKA ACUAN :
1. James C. Snyder, “Introduction To Architecture”
2. Francis D.K. Ching, “Architecture, Form, Space and Order”
3. Mangun Wijaya, “Wastu Citra”
4. Made Ali, ”Arsitektur”
5. Saleh Amirudin, “Pengantar Kepada Arsitektur”
6. Josef Prijotomo, “Mosaik-Mosaik Arsitektur”
7. Parmono Admadi, “Perkembangan Arsitektur dan Pendidikan Arsitek di
Indonesia”
8. HK. Ishar, “Pedoman Umum Merancang Bangunan”
9. Christian Tanudjaja, “Metode dan Contoh Penerapan Penyajian Gambar
Arsitektural”
10. Rob Krier, “Architectural Composition”
11. Badan Sinfar IAI Jabar, “Sikap dan Pemikiran Suhartono Susilo – Arsitek dan
Pendidik”
12. Rustam Hakim, “Unsur Perancangan Dalam Arsitektur Lansekap”
13. Rustam Hakim, “Komunikasi Grafis (Arsitektur dan Lansekap)”
14. Rustam Hakim, “Rancangan Visual Lansekap Jalan”
15. Bambang Irawan & Priscilia Tamara, “Dasas-Dasar Desain”
16. FX.Budiwidodo Pangarso & Y. Roni Sugiarto, “Teknik Pendekatan Desain Bentuk
Estetik Arsitektural”.

Kupang, Medio Agustus 2022


Dosen Pengampu Mata Kuliah,

Ir. Pilipus Jeraman, MT


Koordinator Tim
JADWAL RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
MATA KULIAH : PENGANTAR ARSITEKTUR
SEMESTER GANJIL 2022/2023

NO RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN AGUST SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DES


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A KULIAH :
1 Penjelasan Materi Kuliah
2 Apa itu Arsitektur ?
2.1 Pengertian/Batasan Arsitektur
2.2 Perbedaan Arsitektur dari Bangunan
2.3 Arsitektur sebagai Seni, Ilmu dan Dunia Profesi
2.4 Latar Belakang dan Perkembangan Arsitektur
2.5 Isi dan Sustansi Arsitektur
3 Apa Tujuan Arsitektur ?
4 Bagaimana Membuat Arsitektur yang Baik ?
5 Unsur dan Hukum/Kaidah Perancangan Arsitektur
5.1 Unsur-unsur Dasar Perancangan Arsitektur
5.2 Hukum/Kaidah Perancangan Arsitektur
B TUGAS :
1 Studi Pustaka dan Review Kuliah
2 Studi kasus arsitektur (Komentar Arsitektur)
3 Pengumpulan Tugas Utama
C UJIAN :
1 Ujian Tengah Semester (UTS)
2 Ujian Akhir Semester (UAS)
CATATAN:
1. Pengumpulan Tugas I pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2022 (Sebagai syarat utk mengikuti UTS).
2. Ujian Tengah Semester (UTS) pada hari Selasa tanggal 11 Oktober 2022 (sesuai jadwal kuliah).
3. Pengumpulan Tugas II pada saat Ujian Akhir Semester Ganjil 2022/2023 (sebagai syarat untuk mengikuti UAS).
4. Ujian Akhir Semester disesuaikan dengan Jadwal Ujian Akhir Semester Program Studi Arsitektur.

1
DIAGRAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

WISMA
FUNGSI KARYA
BANGUNAN SUKA 1. PENENTUAN FUNGSI
IBADAH
N
2. MENYUSUN PROGRAM
FUNGSI
FUNGSI PUBLIK 3. ANALISA & KLASIFIKASI
RUANG INDIVIDU
SIRKULASI 4. DIAGRAM & SURVEY
SERVIS
5.
SUPER RANGKA PEMBUATAN SKETSA/
STRUKTUR RUANG PRA DESAIN
PENOPANG
ARSITEKTUR STRUKTUR
PONDASI
SUB LANGSUNG
PONDASI
STRUKTUR
TAK LANG-
SUNG
1. PEMILIHAN BENTUK
BANGUNAN
KETERPADUAN 2. PEMILIHAN JENIS
KESEIMBANGAN STRUKTUR
PROPORSI
BENTUK SKALA 3. PEMILIHAN TAMPILAN
IRAMA
URUTAN
ESTETIKA

KARAKTER
WARNA
EKSPRESI
GAYA
BAHAN

PROSES
DATA MASUKAN RANCANGAN
2
I. APA ITU ARSITEKTUR ?

1. PENGERTIAN ARSITEKTUR
A). ARTI KATA :
1). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1996: 57)
Arsitektur :
a). Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan
b). Metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan

2). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Drs. Peter Salim,
1991: 93)
Arsitektur :
a). Ilmu atau seni pembuatan bangunan
b). Cara merancang suatu konstruksi

3). Menurut Kamus The Contemporary English – Indonesian Dictionary (Drs.


Peter Salim, 1996: 115)
Architecture : ilmu membuat bangunan
Achitectonics :
a). Ilmu arsitektur
b). Keahlian dalam arsitektur
c). Keahlian dalam merancang karya seni
d). Struktur atau perancangan karya seni
Architectural :
a). Berkenaan dengan ilmu model bangunan
b). Mengenai arsitektur, sifat-sifatnya, ciri-cirinya atau detail-detailnya
c). Mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membangun atau ornamen
struktur, seperti perunggu, mosaik dan sebagainya.

4). Menurut Kamus The American College Dictionary (dalam Perkembangan


Arsitektur dan Pendidikan Arsitek di Indonesia, Parmono Admadi, 1997:
6)
Architecture is:
a). The art or science of building, including plan, design, construction and
decorative treatment (seni atau ilmu bangunan, termasuk perencanaan
konstruksi dan penyelesaian dekoratip)
b). The caracter or style of building (sifat karakter atau langgam bangunan)
c). The action or process of building (kegiatan atau proses membangun bangunan)
d). Building collectively (sekelompokan bangunan)

5). Menurut Bowkundige Encyclopedi (dalam Pencerminan Nilai Budaya


Dalam Arsitektur di Indonesia, Irawan Maryono,dkk, 1982: 18)

1
Arsitektur adalah mendirikan bangunan dilihat dari segi keindahan. Mendirikan
bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan. Keduanya tidak dapat
dipisahkan dengan tegas.
Biasanya suatu bangunan akan mencakup, baik unsur konstruksi maupun
keindahan. Dalam kenyataan atau prakteknya keduanya sukar dipisahkan dengan
tegas, sebab pada umumnya konstruksi mempengaruhi keindahan secara
keseluruhan.

B). ASAL KATA ARSITEKTUR :


Arsitektur adalah alih kata bahasa Belanda Arsitektuur yang berakar dari kata
Yunani “ARCHITECHTON” (± 550 tahun SM) , yaitu Kepala Tukang (Gunawan
Cahyono). ARCHI = dan kepala TECHTON = tukang (tukang bangunan atau ahli
bangunan). Dalam konteks jaman, seorang kepala adalah yang memiliki
kepandaian cukup sempurna yang jauh diatas bawahannya. Sedangkan Techton
juga berlaku terhadap keahlian menghasilkan seni.

C). PENDAPAT PARA AHLI (DEFINISI):


1). Louiskhan, dalam Parmono Admadi, 1997: 6)
Architecture is a thoughtful making of spaces. The continual renewal of
architecture comes from changing concept of space (Arsitektur adalah
pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur
secara menerus adalah disebabkan perubahan konsep ruang).

2). Banhart C.L dan Jess Stein, (dalam Pencerminan Nilai Budaya Dalam
Arsitektur di Indonesia, Irawan Maryono,dkk, 1982: 18)
Arsitektur :
a). Seni dalam mendirikan bangunan, termasuk didalamnya segi perenca-
naan, konstruksi dan peyelesaian dekorasinya
b). Sifat atau bentuk bangunan
c). Proses membangun bangunan
d). Bangunan
e). Kumpulan Bangunan
3). Van Romondt, (dalam Pencerminan Nilai Budaya Dalam Arsitektur di
Indonesia, Irawan Maryono,dkk, 1982: 18)
Arsitektur :
Ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.
Kata ruang meliputi semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia
batau juga ruang yang terjadi karena suatu proses alam seperti gua misalnya,
naungan pohon dan lain-lain.
Prinsipnya jelas bahwa arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang, keindahan dan
kebahagiaan.
 Ruang adalah sebagai tempat manusia bernaung terhadap panas matahari,
angin dan hujan, tempat berlindung dari gangguan-gangguan dan sebagai
tempat melakukan segala bentuk kegiatan (aktivitas).

2
 Keindahan dan kebahagiaan adalah sebagai unsur kenyamanan bagi yang
melihat ruang tersebut atau yang berada di dalamnya.
 Keindahan dirasakan oleh panca-indra, sedangkan kebahagiaan dirasakan
oleh jiwa (perasaan).

4). R. Christian J. Sinar Tanudjaya, (dalam Kerangka Kerja Makna Didalam


Arsitektur - Universitas Atmadjaya, Yogyakarta, 1991)
Arsitektur :
Sarana dan cara berekspresi yang fungsi utamanya adalah intervensi untuk
kepentingan manusia tanpa menghilangkan identitasnya.
Arsitektur
Merupakan lingkungan buatan sebagai wahana ekspresi kultural, untuk menata
kehidupan jasmaniah, psikologis dan sosial manusia
Arsitektur :
Bagian dari kesenian yang berpadu dengan sistem teknologi dan peralatan
maupun sistem pengetahuan

5). Eko Budihardjo, (dalam Jati Diri Arsitektur Indonesia, Bandung, 1991)
Arsitektur :
Alat ungkap dari kehidupan masyarakat.
Arsitektur : (Arsitektur dan Kota Di Indonesia. Hal 5).
pengejawatahan (manifestasi) yang jujur dari tata cara kehidupan masyarakat
dan cermin sejarah dari suatu tempat.

6). Ir. Hindro T. Soemarjan, (dalam Arsitektur dan Lingkungan Ir. Heinz Frick,
Kanisius Yogyakarta, 1988)
Arsitektur :
pengejawantahan (manifestasi) dari kebudayaan manusia.
7). Ir. Hasan Poerbohadiwidiojo,
Arsitektur :
“seni penciptaan ruang dan bangunan untuk memberi wadah pada kehidupan
bersama”.

Penelusuran arti kata arsitektur yang dikemukakan oleh para ahli ternyata
sangat berbeda dan kompleks, tergantung sudut tinjau (konteks) dan
disiplin ilmu para ahli yang bersangkutan.
 Ada yang melihat arsitektur sebagai proses memproduksi “benda” sebagai karya
arsitektur
 Ada yang melihat arsitektur sebagai “benda” budaya
 Ada yang melihat arsitektur sebagai wadah yang menampung aktifitas manusia
 Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan peran/tugas dari arsitektur
tersebut

3
 Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan faktor – faktor yang
mempengaruhi ungkapan arsitektur
 Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan mazhab/aliran langgam arsitektur
 Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan perilaku
 Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan interaksinya dengan manusia dan
lingkngannya
 Bahkan ada yang melihat arsitektur dari segi mistik, dan lain sebagainya.

Banyaknya batasan mengenai arsitektur menunjukan betapa luasnya lingkup


pengertian arsitektur. Karena itu perlu dilihat dalam konteks apa istilah arsitektur
tersebut dipakai, sebab arsitektur mencakup masalah yang luas dan kompleks sesuai
dengan batasan dan pengembangannya.
Arsitektur juga tidak terlepas dari peran manusia didalamnya; arsitektur terkait
dengan seni, ilmu, teknologi, sosial budaya, ekonomi dan sejarah.
Ungkapan arsitektur itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
 Geografis
 Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS)
 Geologis
 Sosial budaya
 Iklim
 Sejarah
 Agama
Untuk mengetahui arti yang tepat mengenai istilah arsitektur yang digunakan
haruslah diketahui dalam hubungan apa istilah arsitektur tersebut dipakai. Arsitektur
selalu dikembangkan atas dasar pengembangan masa lalu, dibangun waktu kini untuk
menyongsong hari depan (konteks waktu).

1. Posisi Arsitektur
Arsitektur menempati posisi yang unik dalam peta pengetahuan dunia. Ada yang
menempatkan arsitektur ke dalam dunia keilmuan (sains); Ada yang menempatkan
arsitektur ke dalam seni/kesenian; bahkan ada juga yang menempatkan arsitektur
ke dalam kedua – duanya (sains dan kesenian). Pendapat ini memberikan
konsekuensi dan implikasi yang berbeda satu sama yang lain. Penempatan ini
memberikan pula kemungkinan sekaligus kepastian bahwa arsitektur dapat
“digarap, dinilai, dan dipahami” dari beragam dasar/sudut tinjauannya.

2. Apakah arsitektur tidak memiliki dasar- dasar kokoh yang dapat


disepakati oleh semua pihak yang berbeda pandang dan berbeda
tinjauan tersebut?
Serangkaian dasar kokoh yang disepakati oleh semua pihak, terdapat setidaknya
tiga kepastian yakni:
 Arsitektur bukan sekedar bangunan, dia lebih dari sekedar bangunan
 Arsitektur tidak akan hadir tanpa adanya ruang arsitektur dan bentuk arsitektur
 Arsitektur selalu dan niscaya kontekstual

4
TUGAS I:
Saudara diminta untuk menelusuri pendapat para ahli mengenai definisi arsitektur
minimal 40 definisi dengan catatan sebagai berikut:
1. Saudara dapat menelusuri definisi arsitektur tersebut dalam buku, jurnal,
koran, internet, kamus, dll.
2. Tugas diketik diatas kertas A4S dengan jenis huruf Tahoma dan font
(ukuran huruf) 12 dengan jarak ketikan 1,5 spasi.
3. Tugas dikumpulkan 13 September 2022 saat kuliah pengantar arsitektur.
4. Sumber kutipan wajib dicantum dalam setiap definisi arsitektur.
5. Tugas yang dikumpul dalam bentuk hard copy dan shoft copy.

2. PERBEDAAN ARSITEKTUR DARI BANGUNAN


A. Ditinjau dari peran estetika dan tinjauan fungsi
1. Peran Estetika
Bangunan dikatakan sebagai arsitektur berarti bangunan tersebut harus bisa
memerankan fungsi sebagai bentuk yang estetik. Dengan unsur estetika ini,
bangunan dapat berfungsi sebagai simbolisasi (simbol kebudayaan, identitas,
dan kenangan) yang mengubah status bangunan menjadi arsitektur. Dengan
kata lain, bangunan bisa berubah menjadi arsitektur apabila dapat memenuhi
fungsi estetik dan fungsi simboliknya.

2. Tinjauan Fungsi
Fungsi bangunan tidak sama dengan fungsi arsitektur;
 Ditinjau dari kebutuhan manusia, maka fungsi bangunan adalah memberi
kenyamanan, keselamatan, kesehatan dan keamanan. Jadi sifatnya
badaniah;
 Fungsi arsitektur adalah memberi kenikmatan, citra diri, citra zaman.

B. Ditinjau dari kebiasaan kita sehari – hari dalam merancang


NO BANGUNAN ARSITEKTUR
1 Apa yang didirikan, dibangun Seni dan ilmu merancang serta
(rumah, gedung, jembatan). membuat konstruksi bangunan.
Metode dan gaya rancangan suatu
konstruksi.

2 Lingkungan binaan dengan Lingkungan binaan dengan


perhatian pada aspek kuantitatif perhatian pada aspek kualitatif dan
dan sains seperti taksiran ekonomi seni dan humaniora seperti
dan geotopografi, penalaran ilmiah misalnya kesan dan suasana, nilai
matematika, psikilogi dan perilaku, dan makna, kejiwaan/kebatinan dan

5
kehidupan konstruksi, keamanan/ adat, regiositas dan kesosialan,
keselamatan nyawa penghuni, artistika dan estetika.
kanyamanan hayati dan ragawi,
atau daya guna volume/ruang.
3 Terbebas dari kemungkinan
Ditafsir dalam berbagai bentuk
penafsiran (tafsir tunggal) ataupun corak penafsiran (tafsir
majemuk)
4 Pengkajian didominasi dengan Pengkajian memungkinkan
menghitung, mengukur atau berbentuk mengalami kritik serta
analitis. apresiasi disamping penghitungan
dan pengukuran.
5 Memutlakan penilaian salah dan Menuntut pula penilaian indah dan
betul. jelek maupun baik dan buruk, serta
benar dan keliru.

3. ARSITEKTUR SEBAGAI SENI, ILMU, & DUNIA PROFESI

ARSITEKTUR ARSITEKTUR ARSITEKTUR


PRA MODERN MODERN POST MODERN

ARSITEKTUR ARSITEKTUR PERPADUAN


SEBAGAI SEBAGAI DAN KOREKSI
SENI ILMU

a. Arsitektur sebagai Seni


 Arsitektur dikatakan sebagai seni (kegiatan kesenian) sampai pada
pertengahan abad 18,
 Bentuk dasar diberi peranan sebagai sebidang kanvas untuk kegiatan seni,
 Ruang dan bentuk hampir tidak dapat dibedakan,
 Klasik sampai dengan pra-modern.

Tiga seni visual utama yang menuntut kerja sama antara arsitek dan
artis/seniman ( seniman dulu baru arsitek ), adalah:
 Seni lukis
6
 Seni pahat
 Seni arsitektur
Ketiga unsur ini didukung oleh aliran romantisme.

b. Arsitektur sebagai Ilmu Pengetahuan


 Sejak pertengahan abad 18,
 Ruang dan bentuk jelas dan dapat dibedakan,
 Sekolah arsitektur pertama kali didirikan di Jerman pada tahun 1919
(Bauhaus di Weimar oleh Walter Grophius),
 Arsitektur modern (Teori-teori arsitektur baru).
Arsitek dituntut untuk bekerja sama dengan ahli struktur (sipil) dan
menggunakan jasa produk industri, adalah:
 Ilmu pengetahuan
 Teknologi
 Seni
Ketiga unsur ini didukung oleh aliran rasionalisme.

ARSITEKTUR MENGHASILKAN
SEBAGAI SENI KARYA CIPTAAN/
ARSITEKTUR
LEWAT OLAH
DESAIN
KETERAMPILAN
TEKNIK PERTUKANGAN

(MATERIAL BARU) FORM FOLLOWS


INDUSTRIALISASI FUNCTION
SENIMAN TUKANG
TEKNIK ‘BARU’ TEORI ‘BARU’
PELUKIS, PEMA- KAYU & BATU
HAT, PEMATUNG
KAYU & BATU

IPTEKS

MENGHASILKAN
KARYA CIPTAAN/
ARSITEKTUR
ARSITEKTUR
SEBAGAI ILMU
TANPA GAMBAR

7
c. Arsitektur sebagai Dunia Profesi.
 Ladang atau lapangan kerja
 Peran arsitek :
 Membuat design
 Memberi nasihat
 Melakukan pengawasan atau mengawasi jalannya pembangunan
(supervisor)

 Etika Profesi
 Etika
Etika diartikan sebagai norma-norma, kaidah-kaidah tata laku
berdasarkan asas-asas moral atau akhlak.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis normatif tentang moralitas.

SISTEMATIKA ETIKA

ETIKA

UMUM KHUSUS

 PRINSIP  TERAPAN
 MORAL
DASAR

ETIKA SOSIAL ETIKA INDIVIDUAL

 ETIKA TEHADAP
SESAMA
 ETIKA KELUARGA
 ETIKA PROFESI
 ETIKA POLITIK
 ETIKA LINGK. HIDUP
 ETIKA IDEOLOGI-
IDEOLOGI

 Profesi:
Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejujuran, dsb) tertentu.

8
Kata profesi berasal dari kata latin profateri berarti menyatakan diri
dengan suara gamblang dimuka umum, sedangkan akar kata fateri
artinya mengaku. Kemudian profesi diberi arti baku suatu pekerjaan
dengan ciri-ciri suatu pernyataan dan pengakuan secara umum
mengenai: a). Keahlian (“Skill”), b). Keilmuan (“Learning”), c).
Kepakaran (“Ekspertise”) yang ditawarkan sebagai jasa yang
menyangkut kepentingan orang lain (kepentingan umum).

 Profesional:

1. Bersangkutan dengan profesi


2. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya
3. Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya
Profesional mengandung arti pekerjaan penuh atau purnawaktu (“fultime
job”) dan bukan suatu kegemaran (“hobby”), amatiran, sambilan atau
perbuatan iseng.
Pendapat para ahli tentang batasan atau ciri-ciri profesional:
1. Menurut Prof. Edgar Shine
Batasan profesional adalah sbb:
 Bekerja sepenuhnya (“full-time”) berbeda dari amatir yang
sambilan
 Bermotivasi yang kuat
 Mempunyai kemampuan dan keterampilan
 Membuat keputusan atas nama klien (Pemberi Tugas)
 Orientasi pelayanan (“service orientation”)
 Hubungan kepercayaan dengan klien
 Otonom dalam penilaian karya
 Berasosiasi profesional dan menetapkan standar pendidikan
 Mempunyai kekuasaan (“power”)
 Tidak dibenarkan mengiklankan diri.

2. Menurut HM. Soepono Djojowadono


Ciri-ciri profesional adalah sbb:
 Mempunyai sistem pengetahuan yang esoterik (tidak dimiliki
sembarang orang)
 Ada pendidikan dan latihannya yang formal dan ketat
 Membentuk asosiasi perwakilannya
 Adanya pengembangan kode etik yang mengarahkan perilaku
para warganya
 Pelayanan masyarakat/kemanusiaan dijadikan motif yang
dominan
 Otonomi yang cukup dalam mempraktekannya
 Penetapan kriteria dan syarat-syarat bagi yang akan memasuki
profesi.

9
3. Menurut Soemarno P. Wirjanto
Ciri-ciri profesional adalah sbb:
 Harus ada ilmu yang diolah didalamnya
 Harus ada kebebasan. Tidak boleh ada hubungan hirarki
 Harus mengabdi kepada kepentingan umum. Mencari kekayaan
tidak boleh menjadi tujuan
 Harus ada hubungan klien, yaitu hubungan kepercayaan antara
ahli dan klien
 Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari
klien. Akibatnya harus ada perlindungan hukum
 Harus ada kebebasan (hak tidak boleh dituntut) terhadap
penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya
 Harus ada kode etik oleh suatu Majelis Kode Etik
 Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan
hasil pekerjaannya dalam kasus membantu orang yang tidak
mampu.

 Profesionalisme:
Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang profesional.
 Etika Sarjana Arsitektur
Kata sarjana berasal dari kata Jawa (Kaweruh) yang berarti orang yang
utama, yaitu utama dalam pengetahuan. Jadi, Sarjana Arsitektur adalah
sekelompok orang atau masyarakat utama dalam ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni arsitektur.
Setiap sarjana harus berperilaku berdasarkan etika, yaitu: norma-norma,
nilai-nilai dan sikap moral yang berciri: 1). Rasional, 2). Kritis, 3). Mendasar,
4). Sistematik, 5). Normatif, sehingga tujuan ilmu pengetahuan dapat
ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan.

ETIKA SARJANA ARSITEKTUR : FILSAFAT/PIKIRAN KRITIS NORMATIF


TENTANG KESELURUHAN NORMA-NORMA, NILAI-NILAI, SIKAP-SIKAP YANG
MENYANGKUT BAIK-BURUKNYA MANUSIA SEBAGAI SARJANA ARSKITEKTUR

 Etika Profesi Arsitek

ETIKA PROFESI ARSITEK : FILSAFAT/PIKIRAN KRITIS NORMATIF


TENTANG KESELURUHAN NORMA-NORMA, NILAI-NILAI, SARJANA
ARSKITEKTUR DALAM MENJALANKAN PROFESINYA, YAITU DALAM
PENERAPAN IPTEKS ARSITEKTUR DALAM DUNIA/HIDUP NYATA

 Kode Etik Profesi

KODE ETIK PROFESI : DAFTAR KEWAJIBAN DALAM MENJALANKAN

10
PROFESI YANG DISUSUN OLEH PARA ANGGOTA PROFESI ITU SENDIRI DAN
MENGIKAT MEREKA DALAM MEMPRAKTEKKANNYA

 Kaidah Tata Laku Keprofesian Arsitek

KAIDAH TATA LAKU KEPROFESIAN ARSITEK : DASAR-DASAR YANG


DIJALANKAN HUKUM TATA LAKU BERPRAKTEKNYA SEORANG ARSITEK
YANG PROFESIONAL

Contoh Kaidah Tata Laku Profesi Anggota Ikatan Arsitek Indonesia, sbb:

Pasal 1
Dalam menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, mengarahkan
segala keahlian dan pengalaman yang ada padanya hanya untuk
kepentingan pihak pemberi tugas, sepanjang kepentingan ini tidak
melanggar Kode Tata Laku Profesi.
Pasal 2
Tidak menerima tugas pekerjaan dimana terdapat pertentangan-
pertentangan akibat kepentingan pribadi yang berlawanan dengan
tanggungjawab serta kewajiban dari pada profesi arsitek.
Pasal 3
Tidak menerima imbalan jasa lain, kecuali gaji dalam hubungan kerja
sebagai pegawai, atau honorarium dan penggantian ongkos menurut
peraturan imbalan jasa yang dinyatakan berlaku oleh Ikatan Arsitek
Indonesia dalam hubungan kerja sebagai arsitek atau konsultan dengan
praktek swasta.
Pasal 4
Tidak bersaing terhadap sesama rekan arsitek dengan imbalan jasa yang
lebih rendah daripada peraturan imbalan jasa yang dinyatakan berlaku oleh
Ikatan Arsitek Indonesia.
Pasal 5
Tidak mencoba merebut pekerjaan yang sedang dalam taraf perundingan
antara pemberi tugas dengan sesama rekan arsitek.
Pasal 6
Tidak merima pekerjaan yang dimaksud dalam pasal 4 jika belum ada
kepastian mengenai putus hubungan kerja disertai penyelesaian segala
kewajiban pemberi tugas kepada sesama rekan arsitek termaksud.
Pasal 7
Tidak menawarkan jasa-jasanya melalui iklan dan lain-lain cara yang lazim
dalam dunia perdagangan.
Pasal 8
Sebagai arsitek tidak mengadakan kerja sama dalam bentuk asosiasi
(“partnership”) dengan lain macam bidang usaha kecuali dengan profesi

11
yang sejiwa seperti perencana kota (“planner”), arsitek pertamanan, arsitek
interior, konstruktor dan konsultan-konsultan ahli lainnya.
Pasal 9
Tidak turut dalam sayembara perencanaan yang tidak berdasarkan
peraturan sayembara yang disetujui oleh Ikatan Arsitek Indonesia.
Pasal 10
Tidak menandatatangani gambar-gambar rencana maupun uraianpekerjaan
dan spesifikasi teknik hasil karya orang lain guna mendapatkan ijin
bangunan atau legalitas hukum lainnya, kecuali dalam suatu hubungan
kerja.
Pasal 11
Tidak mencemarkan atau mengganggu nama sesama rekan arsitek
melainkan menyampaikan segala macam pengaduan kepada Ikatan Arsitek
Indonesia.
Pasal 12
Tidak menggunakan rencana sesama rekan arsitek tanpa persetujuannya.
Pasal 13
Memanfaatkan penemuannya atau hasil karyanya untuk kepentingan umum
hanya atas dasar pembayaran hak cipta (“royalty”) yang pantas jika dipakai
dalam tugas pekerjaan sesama rekan arsitek dan tidak menambahkan
pungutan bayaran ataupun juga jika dipakai dalam tugas pekerjaan yang
dilakukan sendiri.
Pasal 14
Bersikap dan bertindak loyal terhadap sesama rekan arsitek, mengusahakan
sedapat mungkin agar rekan-rekan muda yang bekerja dibawah
pimpinannya memperoleh kedudukan yang sesuai dengan kecakapannya,
membantu rekan-rekan muda pada umumnya untuk mendapatkan tugas
pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.
Pasal 15
Bersikap dan bertindak adil antara pemberi tugas, kontraktor dan lain pihak
yang ada sangkut pautnya dalam pelaksanaan pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya.

Dalam konteks dunia profesi, arsitektur adalah perwujudan dari;


 Seni (art)
 Teknologi (technology)
 Humaniora
 Tingkat kebudayaan
 Waktu

12
4. LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
Latar belakang perkembangan arsitektur terutama dipengaruhi oleh kebutuhan
manusia akan berbagai fungsi arsitektur (wisma, karya, suka, dan ibadah).
Perkembangan arsitektur dalam hal ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan dan tingkat
pengetahuan serta teknologi dan nilai-nilai estetika yang dimiliki oleh manusia, baik
secara personal maupun kelompok sosial tertentu.
Arsitektur erat hubungannya dengan kebudayaan, karena perkembangan dan
perubahan yang terjadi pada arsitektur sangat dipengaruhi pula oleh faktor
kebudayaan setempat.
Kata kebudayaan berasal dari kata budi dan daya, yang dapat diartikan sebagai hasil
dari usaha jasmani dan rohani manusia untuk dapat berkomunikasi dengan sesama dan
lingkungannya.
Dalam berarsitektur ada sesuatu yang lebih daripada hanya soal efisiensi teknis dan
fungsional saja, tetapi juga mengandung unsur budaya. Sehingga sudah sewajarnyalah
apabila arsitektur itu dianggap erat hubungannya dengan kebudayaan, dimana dalam
berarsitektur itu juga harus disertai dengan nurani dan tanggungjawab penggunaan
bahasa arsitektur yang baik.
Sebenarnya hal yang paling mendasar dari tumbuhnya arsitektur adalah kebutuhan
manusia akan tempat berlindung dari kondisi alam dan dari sesama makhluk hidup.
Dahulu kala, gua-gua yang ada di muka bumi ini sudah dianggap cukup menjawab
kebutuhan itu. Dengan adanya naluri dan kreativitas manusia, keadaan ini jadi
berkembang. Manusia tidak lagi sekedar membuat tempat berlindung, tetapi lebih dari
itu. Cita rasa manusia mendorong untuk menghadirkan keindahan dan kenyamanan di
dalamnya. Proses seperti ini akan terus berlanjut, dan yang kemudian dianggap
sebagai cikal bakal munculnya „arsitektur.

5. ISI DAN SUBSTANSI ARSITEKTUR


Ada tiga orang ahli yang mengungkapkan pandangannya tentang arsitektur, masing –
masing yaitu:

a. Vitruvius (Markus Vitruvius Polio)


Vitruvius mengungkapkan tiga syarat arsitektur yaitu:
- Utilitas (U) Fungsi (Daya Guna)
- Firmitas (F) Struktural (Kekuatan)
- Venustas (V) Keindahan (Yang Mempesona)
 Arsitektur dilihat dari aspek utilitas yaitu haruslah fungsional (daya guna).
Fungsional disini tidak berarti bangunan itu hanya menjalankan fungsinya saja,
akan tetapi bangunan itu juga harus bisa menunjang semua aktifitas pengguna
atau pamilik bangunan.
 Dilihat dari aspek firmitas atau kekuatan (struktural) arsitektur harus memiliki
struktur yang kuat dalam menunjang satiap gaya yang terjadi pada bangunan itu
sendiri, baik bangunan sederhana, bertingkat rendah, bertingkat sedang atau
bahkan yang bertingkat tinggi. Dalam perancangan arsitektur harus juga

13
diperhatikan pembebanan, yaitu pembebanan vertikal dan horisontal, keadaan
geologis, iklim, dan hal–hal lain yang berpengaruh pada arsitektur tersebut.
 Dilihat dari aspek venustas, arsitektur harus dapat memperlihatkan yang estetik
(yang mempesona). Untuk memenuhi venustas, maka perlu diperhatikan
bagaimana memadukan unsur–unsur dan prinsip-prinsip perancangan arsitektur
dalam menghasilkan suatu karya arsitektur.
Dalam arsitrektur estetika harus dilihat sesuai konteksnya, yaitu:

 Estetika Tradisional
Menyangkut prinsip – prinsip kahidupan masyarakat setempat.

 Estetika Modern
Lebih menekankan pada kesederhanaan, kejujuran, dan fungsi.

 Estetika Kontemporer
Perpaduan atau hibrida antara estetika tradisional/klasik dengan modern.

14
b. Charles Jencks
 Arsitektur itu adalah rekayasa produktif atas form (F), function (FU), technics
(T).
 Pada prinsipnya pernyataan Charles Jencks tersebut merupakan interpretasi
atas pernyataan arsitektur menurut Vitruvius. Interpretasi untuk menyesuaikan
dengan jaman yang serba teknologi yang memungkinkan arsitektur bangunan
berkembang (bertingkat rendah hingga pencakar langit).

c. Endrotomo dkk.
 Arsitektur itu adalah kesatuan yang padu dari bentuk (B), ruang (R), dan isi (I).
 Pada prinsipnya Endrotomo dan kawan–kawan juga mencoba melakukan
interpretasi terhadap pernyataan Vitruvius.
 Kata kunci dari pernyataan Endrotomo dan kawan–kawan adalah kesatuan
yang padu; yang dalam hal ini yakni kesatuan dari unsur–unsur baku (basic
element) bentuk(B), ruang (R) dan isi (I). Yang dimaksud dengan bentuk disini
berbeda dari form (F) yang disampaikan oleh Charles Jancks. Karena yang
dimaksud oleh Endrotomo dan kawan–kawan adalah ;
Segenap unsur baku arsitektur yang indrawi dan ragawi (yang visual dan
fisikal) atau dengan kata lain ada dan nyata.
Ruang adalah setiap unsur yang tan indrawi (non visual) dan tan ragawi
(non fisikal) ada tapi tidak nyata, sehingga ruang tidak bisa dilihat dan
diraba.
Form yang dimaksud oleh Charles Jencks melibatkan kedua hal di atas
yakni:
Ada dan nyata
Ada tapi tak nyata
Isi (kandungan) yang diungkapkan minimal
 Guna dan fungsi
 Estetika
 Identitas (identiti)
Kata minimal di atas tidak menutup kemungkinan ketiga hal ini untuk
ditambah.

Perbedaan rumusan antara Vitruvius dan Charles Jancks dengan Endrotomo


dan kawan–kawan, yakni identitas dalam arsitektur.
Di barat identitas dinyatakan sebagai style (langgam) arsitektur. Padahal
identity dan style (langgam) sangat berbeda. Arsitektur bisa memiliki identitas
tanpa memiliki style; demikianpun sebaliknya, arsitektur bisa memiliki style
tanpa harus memiliki identitas.

15
Jadi rumusan arsitektur yang terbaik adalah hibrida antara rumusan Vitruvius,
Charles Jancks dan Endrotomo dkk.
 Studi bentuk harus memperhatikan bentuk dan ruang untuk memenuhi
syarat firmitas.
 Memproses ruang berarti berurusan dengan fungsi bangunan dan aktifitas.
Proses mengolah fungsi dan aktifitas disyaratkan untuk memenuhi syarat
utilitas (daya guna)
1. Unsur isi diolah dengan teknik sehingga memenuhi syarat venustas.
Dengan demikian merancang arsitektur harus merupakan suatu kesatuan
kegiatan, yakni:
 Olah bentuk,
 Olah ruang,
 Olah isi.
2. Komposisi tunggal dan kompleks
3. Pesan simbolik dan non simbolik
4. Material/bahan

Bentuk dan ekspresi arsitektur sangat beragam, tergantung aliran dan langgam
arsitektur
 Transformasi arsitektur
 metode dan teknik desain
 masalah desain

d. Y.B. Mangunwijaya
Menurut Y.B. Mangunwijaya arsitektur mempunyai unsur GUNA dan CITRA yang
meningkatkan kualitas hidup manusia yang lebih baik. Adapun unsur GUNA, terdiri
dari aspek-aspek, antara lain yaitu :
1. Penggunaan sistem struktur yang tepat, benar dan wajar
2. Perlindungan dan pengendalian terhadap ganasnya alam.
3. Kesederhanaan yang memberikan nilai tambah.
Di samping unsur GUNA yang lebih berkaitan dengan hal-hal yang fisik, arsitektur
dibahasakan pula melalui CITRA yang menurut Mangunwijaya lebih menunjuk
kepada tingkat kebudayaan. Sebuah arsitektur mempunyai “jiwa” yang
memancarkan CITRA. Sosoknya akan mengekspresikan kesan yang bermakna
tertentu sesuai dengan “jiwa”nya.
Unsur CITRA meliputi beberapa aspek, yaitu antara lain :
1. Aspek Budaya. Bentuk-bentuk arsitektur merupakan bentukan dari tradisi dan ciri
khas lokal suatu budaya masyarakat daerah tertentu.
2. Aspek Religius Spiritual. Wujud estetika arsitektur merupakan produk dari upaya
pengahyatan dan pemujaan terhadap Sang Pencipta, yang menjadikan dan
menjaga alam semesta ini.
3. Aspek Keindahan sebagai cerminan pembuat dan pemakainya.

16
TUGAS II :
Saudara diminta untuk melakukan review terhadap materi kuliah, khususnya
materi tentang, Apa itu Arsitektur ?, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pembagian Kelompok :
a. Kelompok 1 mereview materi dengan sub tema Pengertian Arsitektur.
b. Kelompok 2 mereview materi dengan sub tema Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Arsitektur.
c. Kelompok 3 mereview materi dengan sub tema Perbedaan Arsitektur
Dari Bangunan.
d. Kelompok 4 mereview materi dengan sub tema Arsitektur Sebagai Seni
e. Kelompok 5 mereview materi dengan sub tema Arsitektur Sebagai Ilmu
f. Kelompok 6 mereview materi dengan sub tema Arsitektur Sebagai Dunia
Profesi
g. Kelompok 7 mereview materi dengan sub tema Isi dan Substansi
Arsitektur (khusus pandangan Vitruvius, Charles Jencks dan
Endrotomo)
h. Kelompok 8 mereview materi dengan sub tema Isi dan Substansi
Arsitektur (khusus pandangan Y.B. Mangunwijaya tentang GUNA
dan CITRA)
i. Kelompok 9 mereview materi dengan sub tema Asal Mula Budaya
Arsitektur).
j. Kelompok 10 mereview materi dengan sub tema Latar Belakang
Perkembangan Arsitektur).
k. Kelompok 11 mereview materi dengan sub tema Hubungan Arsitektur
dengan Kebudayaan).
l. Kelompok 12 mereview materi dengan sub tema Hubungan Arsitektur
dengan Teknologi).

2. Ketentuan penyajian :
a. Saudara wajib menggunakan literatur pendukung dalam menyelesaikan
tugas ini, baik dari pustaka anjuran mata kuliah maupun jurnal dan e-book.
b. Tugas diketik diatas kertas A4S dengan jenis huruf Tahoma dan font
(ukuran huruf 12) dengan jarak ketikan 1,5 spasi.
c. Tugas wajib dilengkapi dengan sketsa/gambar/foto yang relevan.
d. Tugas wajib diberi sampul warna orange dan dijilid shoft cover.
e. Tugas yang dikumpulkan dalam bentuk hard copy dan shoft copy.
f. Sumber kutipan wajib dibuat dalam bentuk catatan kaki.

3. Pengumpulan Tugas :
Tugas akan dikumpul pada tanggal 11 Oktober 2022 pada saat UTS mata
kuliah Pengantar Arsitektur. Catatan : Tugas sebagai syarat untuk mengikuti
UTS mata kuliah Pengantar Arsitektur.

17
CONTOH SAMPUL (COVER)

TUGAS MATA KULIAH : PENGANTAR ARSITEKTUR (Font 12)

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH : 1. Ir. PILIPUS JERAMAN, MT (Font 12)


2. Dr. REGINALDO CH. LAKE, ST,MT

PENGERTIAN ARSITEKTUR
(Font 20)

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV:

MARIA DOLOROSA (22122001)


ARNOLDUS KELLEN (22122002)
DSTNYA (Font 12)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2022
(Font 14)

18
II. APA TUJUAN ARSITEKTUR ?
Menurut Wayne O. Attoe tujuan dalam berarsitektur dapat dibagi menjadi dua,
yakni:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum merupakan sasaran-sasaran yang harus dicapai oleh seorang arsitek
agar dapat mewujudkan suatu karya arsitektur. Sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan-tujuan arsitektur yang dikaitkan dengan bidang-bidang yang lain.

a. Tujuan Umum Arsitektur


“Arsitek” pertama yang membuat pernyataan tentang tujuan umum arsitektur
adalah Marcus Vitruvius Polio. Menurut Vitruvius arsitektur tergantung pada :
 Keteraturan (Order)
 Susunan (Arrangement)
 Irama (Rythem)
 Simetri (Symetri)
 Ketepatan (Properiety)
 Ekonomi
Dalam perkembangannya kemudian diungkapkan bahwa tujuan umum arsitektur
yang terutama adalah terpenuhinya kriteria atau persyaratan arsitektur, yakni:
 Fungsi (Utilitas); berarsitektur adalah untuk mewadahi kegiatan manusia.
 Kekokohan (Firmitas); berarsitektur bertujuan agar cukup kokoh untuk
melindungi dan memberikan rasa aman bagi penggunanya.
 Keindahan (Venustas); berarsitektur bertujuan untuk memberikan keindahan
pada perpaduan antara firmitas dan venustas.
 Kenikmatan (Kenyamanan); berarsitektur bertujuan untuk memberikan
kenyamanan (fisik dan psikis) bagi penggunanya.

b. Tujuan Khusus Arsitektur


Tujuan khusus dalam berarskitektur antara lain diungkapkan oleh Geoffrey
Broadbent dalam „Design In Architecture‟, yang memandang arsitektur sebagai
solusi terhadap permasalahan yang dirasakan oleh manusia. Dalam
konteks ini arsitektur memiliki pengertian sebagai hasil respons (tanggapan)
manusia terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dengan demikian arsitektur
mempunyai keterkaitan dengan Human Sciences. Konsekuensi logis dari
pengertian tersebut maka suatu wujud arsitektural bertujuan untuk
pemenuhan terhadap kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan
sosial (social needs) manusia. Kebutuhan dasar (basic needs) berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan manusia terhadap dirinya sendiri, sedangkan
kebutuhan sosial (social needs) berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
manusia (inter-aksi manusia) dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya.
Secara prinsipil kebutuhan dasar manusia di mana saja di belahan bumi ini sama,
tetapi kebudayaan mengakibatkan perwujudan kebutuhan tersebut ke dalam
19
suatu bentuk arsitektur menjadi berbeda satu sama lainnya. Contoh manusia
membutuhkan rumah sebagai tempat bernaung terhadap panas, hujan, angin dan
lain sebagainya, tetapi bentuk rumah orang Dawan (Atoni) berbeda dengan
rumah orang Sabu. Sebaliknya juga, kebudayaan mempengaruhi kebutuhan;
contoh : di Kupang banyak terdapat gereja, sedangkan di Bali banyak pura. Hal ini
terjadi karena di Kupang sebagian besar masyarakatnya menganut agama
Kristen, sedangkan di Bali sebagian besar masyarakatnya menganut agama
Hindu.

Pemenuhan kebutuhan dasar menurut Y.B. Mangunwijaya merupakan bagian dari


unsur GUNA, sedangkan kebutuhan sosial dipenuhi melalui pengekspresian CITRA
budaya yang dianutnya. Pada dasarnya kedua tujuan di atas (basic needs dan
social needs) tidak dapat dipisahkan sebagaimana juga GUNA dan CITRA, karena
kesatuan keduanya dibutuhkan dalam setiap teori arsitektur.
Selain pemenuhan GUNA dan CITRA Y.B. Mangunwijaya menguraikan tujuan dari
berarsitektur, yaitu :
1. Sebagai wujud kesadaran kosmologis.
Arsitektur diwujudkan untuk digunakan sebagai sarana pemujaan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Sebagai pencerminan sikap hidup.
Arsitektur digunakan untuk mencitrakan kesadaran akan harkat diri dalam
kaitannya dengan “posisi” diri di lingkungannya.
3. Sebagai bentuk dasar orientasi diri.
Arsitektur digunakan sebagai wadah pusat hubungan dengan alam semesta.

Dengan demikian tujuan utama berarsitektur adalah memenuhi kebutuhan


fisik dan kebutuhan batin manusia. Kebutuhan fisik berkaitan dengan
kebutuhan dasar hidup sehari-hari, sedangkan kebutuhan batin berkaitan
dengan upaya mengekspresikan jiwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
mencoba selaras dengan lingkungan alam sekitarnya.

20
III. BAGAIMANA MEMBUAT ARSITEKTUR YANG
BAIK ?
3.1. Merancang untuk mencapai hasil yang terbaik
Masalah dalam perancangan :
 Disain sebagai tindakan pribadi dari individu; atau
 Disain sebagai usaha suatu team para profesional
Dalam disain masa kini, pendektan team work merupakan hal penting dalam proses
disain. Mengapa team work ?
 Masalah arsitektur dewasa ini semakin kompleks, sehingga membutuhkan
keahlian-keahlian khusus.

AHLI BANGUNAN

AHLI INTERIOR

AHLI LANDSCAPE
LANDSCAPE
DISAIN LANDSCAAPE
AHLI STRUKTUR
ARSITEKTUR
AHLI MEE

AHLI LINGKUNGAN

DAN LAIN-LAIN

 Prosedur merancang; mempunyai dua kecenderungan yang mendasarinya,


yakni:
Induktif dan Deduktif.
Cara Induktif, diawali dengan membuat detail-detail yang kemudian dikembangkan
dengan menghasilkan suatu bentuk yang lengkap. Sedangkan cara Deduktif,
diawali dengan membuat konsep dasar yang kemudian diikuti dengan
pengembangan detail. Kedua cara ini jarang digunakan secara terpisah.
Berkenaan dengan hal di atas, dalam merancang (disain) juga dikenal adanya
Pendekatan Disain dan Metoda Disain.

PENDEKATAN RUANG

PENDEKAT-
AN DISAIN

PENDEKATAN BENTUK

21
BLACK BOX

METODE
DISAIN

GLASS BOX

3.2. Bagaimana membuat arsitektur yang baik


 Perhatikan persyaratan arsitektur yang disampaikan oleh Vitruvius, yakni
terpenuhinya Utilitas, Firmitas, dan Venustas.
 Terpenuhinya Unsur Guna dan Unsur Citra menurut pandangan Y.B.
Mangunwijaya.
Unsur Guna terdiri dari aspek-aspek, antara lain yaitu :
a. Penggunaan sistem struktur yang tepat, benar dan wajar.
Dalam mamakai sistem struktur pada suatu karya arsitektur tidak perlu
berlebihan dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Selain itu, dapat menyalurkan
gaya-gaya dengan benar, sehingga aktivitas yang berada didalamnya berjalan
aman dan wajar.
b. Perlindungan dan pengendalian terhadap ganasnya alam.
Bentuk-bentuk arsitektur dibuat dan disusun untuk mengantisipasi gejala-gejala
alam yang merugikan serta sekaligus memanfaatkan gejala yang
menguntungkan.
c. Kesederhanaan yang memberikan nilai tambah.
Bentuk arsitektur yang baik tidak selalu lahir dari bahan yang mewah dan mahal.
Begitu pula dengan keindahan, tidak selalu lahir melalui keagungan, kerumitan
proses, atau kecanggihan teknologi.
Unsur CITRA meliputi beberapa aspek, yaitu antara lain :
a. Aspek Budaya.
Bentuk-bentuk arsitektur merupakan bentukan dari tradisi dan ciri khas lokal
suatu budaya masyarakat daerah tertentu.
b. Aspek Religius Spiritual.
Wujud estetika arsitektur merupakan produk dari upaya pengahyatan dan
pemujaan terhadap Sang Pencipta, yang menjadikan dan menjaga alam semesta
ini; termasuk keberadaan diri sebagai makhluk.
c. Aspek Keindahan sebagai cerminan pembuat dan pemakainya.
Unsur Guna dan Unsur Citra merupakan satau kesatuan yang harus dimiliki oleh
suatu karya arsitektur (Jadi, Unsur Guna dan Unsur Citra tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya).
 Terpenuhinya peran atau tugas bangunan (arsitektur) menurut Geoffrey
Broadbent, yakni :

22
1. Artistic Form
Sebuah karya arsitektur sudah semestinya memiliki nilai dan aspek estetika
(keindahan). Secara universal, prinsip artistic form ini bisa dilihat pada
bagaimana elemen-elemen arsitektural disusun dan dikombinasikan pada
bangunan (arsitektur).
2. Container
Sebuah karya arsitektur harus mampu mewadahi penghuninya tidak saja
sebagai tempat berlindung dari pengaruh-pengaruh luar saja, tetapi juga
menjadi tempat dimana penghuni mampu menjalankan aktivitasnya sesuai
dengan peruntukan ruang yang ditempatinya.
3. Climate Modifier
Meminimalkan pengaruh negatif dari iklim dan mengoptimalkan pengaruh iklim
yang menguntungkan. Jadi, sebuah karya arsitektur harus mampu melindungi
penghuninya dari hujan, panas, angin, kelembaban udara, dan gejala-gejala
iklim lainnya.
4. Environmental Filter (& Environmental Behaviour)
Sebuah karya arsitektur dengan ruang dan lingkungannya harus mampu
memodifikasi tingkah laku penghuninya (contoh : standar ruang yang sesuai
dengan aktivitasnya).
Sebuah karya arsitektur juga harus dapat menyaring dan membatasi pengaruh
lingkungan fisik; dan sebaliknya, bagaimana sebuah karya arsitektur mampu
memodifikasi “pengaruhnya” pada lingkungan sekitarnya.
5. Capital Invesment
Penanaman modal dalam karya arsitektur harus dapat ditarik keuntungan
darinya. Melalui program dan sasaran perancangan arsitektur diupayakan
manfaat yang bersifat profit dan benefit. Profit berarti bahwa dari modal yang
ditanamkan (diinvestasikan) harus dapat menghasilkan laba yang sebesar-
besarnya dan dapat diambil serta dinikmati dalam jangka waktu yang cukup
pendek. Sedangkan benefit berarti modal yang diinvestasikan dapat
berkembang nilainya dikemudian hari.
6. Cultural Symbol
Sebuah karya arsitektur harus mampu menjadi lambang budaya (identitas)
dimana karys tersebut ditempatkan. Dengan olah-olahan tertentu, arsitektur
harus mampu memberikan identitas dan ciri khas suatu langgam arsitektur.

 Mengkomposisi Unsur-Unsur Dasar Perancangan Arsitektur (Titik, Garis,


Bidang, Massa/Ruang,Tekstur, Cahaya) secara benar menurut karakteristik
visualnya.
 Memperhatikan dengan sungguh Prinsip-Prinsip/Hukum/Kaidah
Perancangan Arsitektur (Kesatuan/Unite, Irama/Ritme, Aksen, Keseimbangan,
Skala, Pengulangan/Repetisi, Proporsi, Komposisi, dll) yang dapat mengekspresikan
fungsi, struktur dan estetika secara jujur dan benar.

23
STANDAR PENYAJIAN TUGAS UTAMA
PENGANTAR
BAGIAN PERTAMA : STUDI PUSTAKA
A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN ARSITEKTUR
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN ARSITEKTUR
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

BAGIAN KEDUA : MEMBEDAH/MENGAPRESIASI GAMBAR


2.1. KASUS 1 ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL
A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

2.2. KASUS 2 ARSITEKTUR KANTOR DPRD PROVINSI NTT


A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK

24
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

2.3. KASUS 3 ARSITEKTUR GEREJA


A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

2.4. KASUS 4 ARSITEKTUR MASJID


A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)

25
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

2.5. KASUS 5 ARSITEKTUR TERMINAL BANDAR UDARA


A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

2.6. KASUS 6 ARSITEKTUR HOTEL


B. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
C. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
2. KETERPADUAN (UNITY)
3. KESEIMBANGAN (BALANCE)
4. PROPORSI (PROPORTION)
5. SKALA (SCALE)
6. IRAMA (RHYTHM)
7. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
8. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

26
2.7. KASUS 7 ARSITEKTUR PUSAT PERBELANJAAN
A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

2.8. KASUS 8 ARSITEKTUR KAMPUS


A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

2.9. KASUS 9 ARSITEKTUR PUSKESMAS


A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA

27
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)

PENUTUP

CONTOH PENELUSURAN ARTI KATA ARSTEKTUR

Menurut Uniek Praptiningrum Wardhono dalam Glosari Arsitektur – kamus istilah


dalam arsitektur (2005; 12-13) :
Architecture (arsitektur); kata ini berasal dari bahasa Yunani : arched dan tectoon (±
550 tahun SM); arche berarti yang asli, yang utama, yang awal, yang sejati, yang
prototype; tectoon berarti tukang kayu, tukang bangunan, atau ahli bangunan,
menunjukkan sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil dan dapat diandalkan;
seni bangunan : bangunan dipandang dari sisi dan sudut pandang keindahan;
bangunan jika dipandang dari sudut pandang rancang bangun disebut ilmu
konstruksi; tetapi dalam praktiknya, keduanya tidak dapat dipisahkan dengan tegas;
pada umumnya, bangunan mencakup keindahan secara keseluruhan sebagaimana
unsur-unsur yang ada dalam rancang bangun; 1 seni atau ilmu bangunan, termasuk
didalamnya perencanaan, desain, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; 2 sifat
atau gaya dari bangunan; 3 proses dan pelaksanaan pembangunan gedung dan
atau bangunan konstruksi; 4 bangunan; 5 sekumpulan bangunan; ruang tempat
hidup manusia dengan bahagia (definisi konseptual); definisi tersebut mencakup
pengertian secara luas, kata ruang meliputi semua ruang yang terjadi, baik buatan
maupun karena proses alam (gua,pohon, dll); pada prinsipnya, arsitektur terdiri dari
unsur-unsur (tempat bernaung, berteduh, berlindung dari gangguan-gangguan),
keindahan dan kebahagiaan (sebagai unsur kenyamanan yang merasakan di
dalamnya) berkaitan dengan jiwa/perasaan dan pancaindra seni dan ilmu ( art and
science); suatu rancangan bangunan, baik berarti sempit (pondok) sampai dengan
luas (lingkungan perkotaan), berupa lingkungan buatan yang indah, mengandung
nilai artistic dilihat oleh indra penglihatan, dapat dirasakan dengan nyaman oleh
jiwa, dan konsepnya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

28

Anda mungkin juga menyukai