PENGANTAR ARSITEKTUR
POKOK-POKOK MATERI :
APA ITU ARSITEKTUR
APA TUJUAN ARSITEKTUR
BAGAIMANA MEMBUAT ARSITEKTUR YANG BAIK
DISUSUN OLEH:
Ir. PILIPUS JERAMAN, MT.
Staf Pengajar Prodi Arsitektur
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami pengertian/batasan
arsitektur.
2. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami tujuan arsitektur.
3. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami cara berarsitektur.
4. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal dan memahami unsur-unsur dan
hukum/kaidah-kaidah perancangan arsitektur.
5. Mahasiswa mampu menganalisa penerapan unsur-unsur perancangan dan
hukum/kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip perancangan arsitektur melalui studi
kasus.
B. MATERI PEMBELAJARAN:
I. Apa itu Arsitektur ?
1. Pengertian/Batasan Arsitektur
2. Perbedaan Arsitektur dari Bangunan
3. Arsitektur sebagai Seni, Ilmu (Pengetahuan) dan Dunia Profesi
4. Latar Belakang dan Perkembangan Arsritektur
5. Isi dan Substansi Arsitektur
II. Apa Tujuan Arsitektur ?
III. Bagaimana Membuat Arsitektur yang Baik ?
IV. Unsur dan Hukum/Kaidah Perancamgan Arsitektur
1. Unsur-unsur Dasar Perancangan Arsitektur (Titik, Garis, Bidang,
Massa/Ruang, Tekstur, Cahaya, dll)
2. Hukum/Kaidah Perancangan Arsitektur (Kesatuan/Unite, Irama/Ritme,
Aksen, Keseimbangan, Skala, Proporsi, Komposisi, dll)
C. BENTUK KEGIATAN
Kuliah : Tatap muka/ceramah dan diskusi kelas secara offline dan/atau online
(Jadwal Rencana Kegiatan Pembelajaran terlampir)
D. TUGAS :
1. Tugas Kecil/Mandiri : Studi Pustaka dan Review Kuliah.
2. Tugas Utama : melakukan studi kasus arsitektur (Komentar/Apresiasi
Arsitektur).
Catatan : Tugas tersebut dapat berupa tugas kelompok atau tugas mandiri.
E. EVALUASI/PENILAIAN :
1. Ujian Tengah Semester : 20 %
2. Ujian Akhir Semester : 30 %
3. Tugas : 50 %
Catatan : untuk mengikuti ujian akhir semester setiap peserta kuliah harus hadir
80 % dari kehadiran dosen.
F. PUSTAKA ACUAN :
1. James C. Snyder, “Introduction To Architecture”
2. Francis D.K. Ching, “Architecture, Form, Space and Order”
3. Mangun Wijaya, “Wastu Citra”
4. Made Ali, ”Arsitektur”
5. Saleh Amirudin, “Pengantar Kepada Arsitektur”
6. Josef Prijotomo, “Mosaik-Mosaik Arsitektur”
7. Parmono Admadi, “Perkembangan Arsitektur dan Pendidikan Arsitek di
Indonesia”
8. HK. Ishar, “Pedoman Umum Merancang Bangunan”
9. Christian Tanudjaja, “Metode dan Contoh Penerapan Penyajian Gambar
Arsitektural”
10. Rob Krier, “Architectural Composition”
11. Badan Sinfar IAI Jabar, “Sikap dan Pemikiran Suhartono Susilo – Arsitek dan
Pendidik”
12. Rustam Hakim, “Unsur Perancangan Dalam Arsitektur Lansekap”
13. Rustam Hakim, “Komunikasi Grafis (Arsitektur dan Lansekap)”
14. Rustam Hakim, “Rancangan Visual Lansekap Jalan”
15. Bambang Irawan & Priscilia Tamara, “Dasas-Dasar Desain”
16. FX.Budiwidodo Pangarso & Y. Roni Sugiarto, “Teknik Pendekatan Desain Bentuk
Estetik Arsitektural”.
1
DIAGRAM PERANCANGAN ARSITEKTUR
WISMA
FUNGSI KARYA
BANGUNAN SUKA 1. PENENTUAN FUNGSI
IBADAH
N
2. MENYUSUN PROGRAM
FUNGSI
FUNGSI PUBLIK 3. ANALISA & KLASIFIKASI
RUANG INDIVIDU
SIRKULASI 4. DIAGRAM & SURVEY
SERVIS
5.
SUPER RANGKA PEMBUATAN SKETSA/
STRUKTUR RUANG PRA DESAIN
PENOPANG
ARSITEKTUR STRUKTUR
PONDASI
SUB LANGSUNG
PONDASI
STRUKTUR
TAK LANG-
SUNG
1. PEMILIHAN BENTUK
BANGUNAN
KETERPADUAN 2. PEMILIHAN JENIS
KESEIMBANGAN STRUKTUR
PROPORSI
BENTUK SKALA 3. PEMILIHAN TAMPILAN
IRAMA
URUTAN
ESTETIKA
KARAKTER
WARNA
EKSPRESI
GAYA
BAHAN
PROSES
DATA MASUKAN RANCANGAN
2
I. APA ITU ARSITEKTUR ?
1. PENGERTIAN ARSITEKTUR
A). ARTI KATA :
1). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1996: 57)
Arsitektur :
a). Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan
b). Metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan
2). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Drs. Peter Salim,
1991: 93)
Arsitektur :
a). Ilmu atau seni pembuatan bangunan
b). Cara merancang suatu konstruksi
1
Arsitektur adalah mendirikan bangunan dilihat dari segi keindahan. Mendirikan
bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan. Keduanya tidak dapat
dipisahkan dengan tegas.
Biasanya suatu bangunan akan mencakup, baik unsur konstruksi maupun
keindahan. Dalam kenyataan atau prakteknya keduanya sukar dipisahkan dengan
tegas, sebab pada umumnya konstruksi mempengaruhi keindahan secara
keseluruhan.
2). Banhart C.L dan Jess Stein, (dalam Pencerminan Nilai Budaya Dalam
Arsitektur di Indonesia, Irawan Maryono,dkk, 1982: 18)
Arsitektur :
a). Seni dalam mendirikan bangunan, termasuk didalamnya segi perenca-
naan, konstruksi dan peyelesaian dekorasinya
b). Sifat atau bentuk bangunan
c). Proses membangun bangunan
d). Bangunan
e). Kumpulan Bangunan
3). Van Romondt, (dalam Pencerminan Nilai Budaya Dalam Arsitektur di
Indonesia, Irawan Maryono,dkk, 1982: 18)
Arsitektur :
Ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.
Kata ruang meliputi semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia
batau juga ruang yang terjadi karena suatu proses alam seperti gua misalnya,
naungan pohon dan lain-lain.
Prinsipnya jelas bahwa arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang, keindahan dan
kebahagiaan.
Ruang adalah sebagai tempat manusia bernaung terhadap panas matahari,
angin dan hujan, tempat berlindung dari gangguan-gangguan dan sebagai
tempat melakukan segala bentuk kegiatan (aktivitas).
2
Keindahan dan kebahagiaan adalah sebagai unsur kenyamanan bagi yang
melihat ruang tersebut atau yang berada di dalamnya.
Keindahan dirasakan oleh panca-indra, sedangkan kebahagiaan dirasakan
oleh jiwa (perasaan).
5). Eko Budihardjo, (dalam Jati Diri Arsitektur Indonesia, Bandung, 1991)
Arsitektur :
Alat ungkap dari kehidupan masyarakat.
Arsitektur : (Arsitektur dan Kota Di Indonesia. Hal 5).
pengejawatahan (manifestasi) yang jujur dari tata cara kehidupan masyarakat
dan cermin sejarah dari suatu tempat.
6). Ir. Hindro T. Soemarjan, (dalam Arsitektur dan Lingkungan Ir. Heinz Frick,
Kanisius Yogyakarta, 1988)
Arsitektur :
pengejawantahan (manifestasi) dari kebudayaan manusia.
7). Ir. Hasan Poerbohadiwidiojo,
Arsitektur :
“seni penciptaan ruang dan bangunan untuk memberi wadah pada kehidupan
bersama”.
Penelusuran arti kata arsitektur yang dikemukakan oleh para ahli ternyata
sangat berbeda dan kompleks, tergantung sudut tinjau (konteks) dan
disiplin ilmu para ahli yang bersangkutan.
Ada yang melihat arsitektur sebagai proses memproduksi “benda” sebagai karya
arsitektur
Ada yang melihat arsitektur sebagai “benda” budaya
Ada yang melihat arsitektur sebagai wadah yang menampung aktifitas manusia
Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan peran/tugas dari arsitektur
tersebut
3
Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan faktor – faktor yang
mempengaruhi ungkapan arsitektur
Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan mazhab/aliran langgam arsitektur
Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan perilaku
Ada yang melihat arsitektur dalam kaitan dengan interaksinya dengan manusia dan
lingkngannya
Bahkan ada yang melihat arsitektur dari segi mistik, dan lain sebagainya.
1. Posisi Arsitektur
Arsitektur menempati posisi yang unik dalam peta pengetahuan dunia. Ada yang
menempatkan arsitektur ke dalam dunia keilmuan (sains); Ada yang menempatkan
arsitektur ke dalam seni/kesenian; bahkan ada juga yang menempatkan arsitektur
ke dalam kedua – duanya (sains dan kesenian). Pendapat ini memberikan
konsekuensi dan implikasi yang berbeda satu sama yang lain. Penempatan ini
memberikan pula kemungkinan sekaligus kepastian bahwa arsitektur dapat
“digarap, dinilai, dan dipahami” dari beragam dasar/sudut tinjauannya.
4
TUGAS I:
Saudara diminta untuk menelusuri pendapat para ahli mengenai definisi arsitektur
minimal 40 definisi dengan catatan sebagai berikut:
1. Saudara dapat menelusuri definisi arsitektur tersebut dalam buku, jurnal,
koran, internet, kamus, dll.
2. Tugas diketik diatas kertas A4S dengan jenis huruf Tahoma dan font
(ukuran huruf) 12 dengan jarak ketikan 1,5 spasi.
3. Tugas dikumpulkan 13 September 2022 saat kuliah pengantar arsitektur.
4. Sumber kutipan wajib dicantum dalam setiap definisi arsitektur.
5. Tugas yang dikumpul dalam bentuk hard copy dan shoft copy.
2. Tinjauan Fungsi
Fungsi bangunan tidak sama dengan fungsi arsitektur;
Ditinjau dari kebutuhan manusia, maka fungsi bangunan adalah memberi
kenyamanan, keselamatan, kesehatan dan keamanan. Jadi sifatnya
badaniah;
Fungsi arsitektur adalah memberi kenikmatan, citra diri, citra zaman.
5
kehidupan konstruksi, keamanan/ adat, regiositas dan kesosialan,
keselamatan nyawa penghuni, artistika dan estetika.
kanyamanan hayati dan ragawi,
atau daya guna volume/ruang.
3 Terbebas dari kemungkinan
Ditafsir dalam berbagai bentuk
penafsiran (tafsir tunggal) ataupun corak penafsiran (tafsir
majemuk)
4 Pengkajian didominasi dengan Pengkajian memungkinkan
menghitung, mengukur atau berbentuk mengalami kritik serta
analitis. apresiasi disamping penghitungan
dan pengukuran.
5 Memutlakan penilaian salah dan Menuntut pula penilaian indah dan
betul. jelek maupun baik dan buruk, serta
benar dan keliru.
Tiga seni visual utama yang menuntut kerja sama antara arsitek dan
artis/seniman ( seniman dulu baru arsitek ), adalah:
Seni lukis
6
Seni pahat
Seni arsitektur
Ketiga unsur ini didukung oleh aliran romantisme.
ARSITEKTUR MENGHASILKAN
SEBAGAI SENI KARYA CIPTAAN/
ARSITEKTUR
LEWAT OLAH
DESAIN
KETERAMPILAN
TEKNIK PERTUKANGAN
IPTEKS
MENGHASILKAN
KARYA CIPTAAN/
ARSITEKTUR
ARSITEKTUR
SEBAGAI ILMU
TANPA GAMBAR
7
c. Arsitektur sebagai Dunia Profesi.
Ladang atau lapangan kerja
Peran arsitek :
Membuat design
Memberi nasihat
Melakukan pengawasan atau mengawasi jalannya pembangunan
(supervisor)
Etika Profesi
Etika
Etika diartikan sebagai norma-norma, kaidah-kaidah tata laku
berdasarkan asas-asas moral atau akhlak.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis normatif tentang moralitas.
SISTEMATIKA ETIKA
ETIKA
UMUM KHUSUS
PRINSIP TERAPAN
MORAL
DASAR
ETIKA TEHADAP
SESAMA
ETIKA KELUARGA
ETIKA PROFESI
ETIKA POLITIK
ETIKA LINGK. HIDUP
ETIKA IDEOLOGI-
IDEOLOGI
Profesi:
Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejujuran, dsb) tertentu.
8
Kata profesi berasal dari kata latin profateri berarti menyatakan diri
dengan suara gamblang dimuka umum, sedangkan akar kata fateri
artinya mengaku. Kemudian profesi diberi arti baku suatu pekerjaan
dengan ciri-ciri suatu pernyataan dan pengakuan secara umum
mengenai: a). Keahlian (“Skill”), b). Keilmuan (“Learning”), c).
Kepakaran (“Ekspertise”) yang ditawarkan sebagai jasa yang
menyangkut kepentingan orang lain (kepentingan umum).
Profesional:
9
3. Menurut Soemarno P. Wirjanto
Ciri-ciri profesional adalah sbb:
Harus ada ilmu yang diolah didalamnya
Harus ada kebebasan. Tidak boleh ada hubungan hirarki
Harus mengabdi kepada kepentingan umum. Mencari kekayaan
tidak boleh menjadi tujuan
Harus ada hubungan klien, yaitu hubungan kepercayaan antara
ahli dan klien
Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari
klien. Akibatnya harus ada perlindungan hukum
Harus ada kebebasan (hak tidak boleh dituntut) terhadap
penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya
Harus ada kode etik oleh suatu Majelis Kode Etik
Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan
hasil pekerjaannya dalam kasus membantu orang yang tidak
mampu.
Profesionalisme:
Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang profesional.
Etika Sarjana Arsitektur
Kata sarjana berasal dari kata Jawa (Kaweruh) yang berarti orang yang
utama, yaitu utama dalam pengetahuan. Jadi, Sarjana Arsitektur adalah
sekelompok orang atau masyarakat utama dalam ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni arsitektur.
Setiap sarjana harus berperilaku berdasarkan etika, yaitu: norma-norma,
nilai-nilai dan sikap moral yang berciri: 1). Rasional, 2). Kritis, 3). Mendasar,
4). Sistematik, 5). Normatif, sehingga tujuan ilmu pengetahuan dapat
ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan.
10
PROFESI YANG DISUSUN OLEH PARA ANGGOTA PROFESI ITU SENDIRI DAN
MENGIKAT MEREKA DALAM MEMPRAKTEKKANNYA
Contoh Kaidah Tata Laku Profesi Anggota Ikatan Arsitek Indonesia, sbb:
Pasal 1
Dalam menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, mengarahkan
segala keahlian dan pengalaman yang ada padanya hanya untuk
kepentingan pihak pemberi tugas, sepanjang kepentingan ini tidak
melanggar Kode Tata Laku Profesi.
Pasal 2
Tidak menerima tugas pekerjaan dimana terdapat pertentangan-
pertentangan akibat kepentingan pribadi yang berlawanan dengan
tanggungjawab serta kewajiban dari pada profesi arsitek.
Pasal 3
Tidak menerima imbalan jasa lain, kecuali gaji dalam hubungan kerja
sebagai pegawai, atau honorarium dan penggantian ongkos menurut
peraturan imbalan jasa yang dinyatakan berlaku oleh Ikatan Arsitek
Indonesia dalam hubungan kerja sebagai arsitek atau konsultan dengan
praktek swasta.
Pasal 4
Tidak bersaing terhadap sesama rekan arsitek dengan imbalan jasa yang
lebih rendah daripada peraturan imbalan jasa yang dinyatakan berlaku oleh
Ikatan Arsitek Indonesia.
Pasal 5
Tidak mencoba merebut pekerjaan yang sedang dalam taraf perundingan
antara pemberi tugas dengan sesama rekan arsitek.
Pasal 6
Tidak merima pekerjaan yang dimaksud dalam pasal 4 jika belum ada
kepastian mengenai putus hubungan kerja disertai penyelesaian segala
kewajiban pemberi tugas kepada sesama rekan arsitek termaksud.
Pasal 7
Tidak menawarkan jasa-jasanya melalui iklan dan lain-lain cara yang lazim
dalam dunia perdagangan.
Pasal 8
Sebagai arsitek tidak mengadakan kerja sama dalam bentuk asosiasi
(“partnership”) dengan lain macam bidang usaha kecuali dengan profesi
11
yang sejiwa seperti perencana kota (“planner”), arsitek pertamanan, arsitek
interior, konstruktor dan konsultan-konsultan ahli lainnya.
Pasal 9
Tidak turut dalam sayembara perencanaan yang tidak berdasarkan
peraturan sayembara yang disetujui oleh Ikatan Arsitek Indonesia.
Pasal 10
Tidak menandatatangani gambar-gambar rencana maupun uraianpekerjaan
dan spesifikasi teknik hasil karya orang lain guna mendapatkan ijin
bangunan atau legalitas hukum lainnya, kecuali dalam suatu hubungan
kerja.
Pasal 11
Tidak mencemarkan atau mengganggu nama sesama rekan arsitek
melainkan menyampaikan segala macam pengaduan kepada Ikatan Arsitek
Indonesia.
Pasal 12
Tidak menggunakan rencana sesama rekan arsitek tanpa persetujuannya.
Pasal 13
Memanfaatkan penemuannya atau hasil karyanya untuk kepentingan umum
hanya atas dasar pembayaran hak cipta (“royalty”) yang pantas jika dipakai
dalam tugas pekerjaan sesama rekan arsitek dan tidak menambahkan
pungutan bayaran ataupun juga jika dipakai dalam tugas pekerjaan yang
dilakukan sendiri.
Pasal 14
Bersikap dan bertindak loyal terhadap sesama rekan arsitek, mengusahakan
sedapat mungkin agar rekan-rekan muda yang bekerja dibawah
pimpinannya memperoleh kedudukan yang sesuai dengan kecakapannya,
membantu rekan-rekan muda pada umumnya untuk mendapatkan tugas
pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.
Pasal 15
Bersikap dan bertindak adil antara pemberi tugas, kontraktor dan lain pihak
yang ada sangkut pautnya dalam pelaksanaan pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya.
12
4. LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
Latar belakang perkembangan arsitektur terutama dipengaruhi oleh kebutuhan
manusia akan berbagai fungsi arsitektur (wisma, karya, suka, dan ibadah).
Perkembangan arsitektur dalam hal ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan dan tingkat
pengetahuan serta teknologi dan nilai-nilai estetika yang dimiliki oleh manusia, baik
secara personal maupun kelompok sosial tertentu.
Arsitektur erat hubungannya dengan kebudayaan, karena perkembangan dan
perubahan yang terjadi pada arsitektur sangat dipengaruhi pula oleh faktor
kebudayaan setempat.
Kata kebudayaan berasal dari kata budi dan daya, yang dapat diartikan sebagai hasil
dari usaha jasmani dan rohani manusia untuk dapat berkomunikasi dengan sesama dan
lingkungannya.
Dalam berarsitektur ada sesuatu yang lebih daripada hanya soal efisiensi teknis dan
fungsional saja, tetapi juga mengandung unsur budaya. Sehingga sudah sewajarnyalah
apabila arsitektur itu dianggap erat hubungannya dengan kebudayaan, dimana dalam
berarsitektur itu juga harus disertai dengan nurani dan tanggungjawab penggunaan
bahasa arsitektur yang baik.
Sebenarnya hal yang paling mendasar dari tumbuhnya arsitektur adalah kebutuhan
manusia akan tempat berlindung dari kondisi alam dan dari sesama makhluk hidup.
Dahulu kala, gua-gua yang ada di muka bumi ini sudah dianggap cukup menjawab
kebutuhan itu. Dengan adanya naluri dan kreativitas manusia, keadaan ini jadi
berkembang. Manusia tidak lagi sekedar membuat tempat berlindung, tetapi lebih dari
itu. Cita rasa manusia mendorong untuk menghadirkan keindahan dan kenyamanan di
dalamnya. Proses seperti ini akan terus berlanjut, dan yang kemudian dianggap
sebagai cikal bakal munculnya „arsitektur.
13
diperhatikan pembebanan, yaitu pembebanan vertikal dan horisontal, keadaan
geologis, iklim, dan hal–hal lain yang berpengaruh pada arsitektur tersebut.
Dilihat dari aspek venustas, arsitektur harus dapat memperlihatkan yang estetik
(yang mempesona). Untuk memenuhi venustas, maka perlu diperhatikan
bagaimana memadukan unsur–unsur dan prinsip-prinsip perancangan arsitektur
dalam menghasilkan suatu karya arsitektur.
Dalam arsitrektur estetika harus dilihat sesuai konteksnya, yaitu:
Estetika Tradisional
Menyangkut prinsip – prinsip kahidupan masyarakat setempat.
Estetika Modern
Lebih menekankan pada kesederhanaan, kejujuran, dan fungsi.
Estetika Kontemporer
Perpaduan atau hibrida antara estetika tradisional/klasik dengan modern.
14
b. Charles Jencks
Arsitektur itu adalah rekayasa produktif atas form (F), function (FU), technics
(T).
Pada prinsipnya pernyataan Charles Jencks tersebut merupakan interpretasi
atas pernyataan arsitektur menurut Vitruvius. Interpretasi untuk menyesuaikan
dengan jaman yang serba teknologi yang memungkinkan arsitektur bangunan
berkembang (bertingkat rendah hingga pencakar langit).
c. Endrotomo dkk.
Arsitektur itu adalah kesatuan yang padu dari bentuk (B), ruang (R), dan isi (I).
Pada prinsipnya Endrotomo dan kawan–kawan juga mencoba melakukan
interpretasi terhadap pernyataan Vitruvius.
Kata kunci dari pernyataan Endrotomo dan kawan–kawan adalah kesatuan
yang padu; yang dalam hal ini yakni kesatuan dari unsur–unsur baku (basic
element) bentuk(B), ruang (R) dan isi (I). Yang dimaksud dengan bentuk disini
berbeda dari form (F) yang disampaikan oleh Charles Jancks. Karena yang
dimaksud oleh Endrotomo dan kawan–kawan adalah ;
Segenap unsur baku arsitektur yang indrawi dan ragawi (yang visual dan
fisikal) atau dengan kata lain ada dan nyata.
Ruang adalah setiap unsur yang tan indrawi (non visual) dan tan ragawi
(non fisikal) ada tapi tidak nyata, sehingga ruang tidak bisa dilihat dan
diraba.
Form yang dimaksud oleh Charles Jencks melibatkan kedua hal di atas
yakni:
Ada dan nyata
Ada tapi tak nyata
Isi (kandungan) yang diungkapkan minimal
Guna dan fungsi
Estetika
Identitas (identiti)
Kata minimal di atas tidak menutup kemungkinan ketiga hal ini untuk
ditambah.
15
Jadi rumusan arsitektur yang terbaik adalah hibrida antara rumusan Vitruvius,
Charles Jancks dan Endrotomo dkk.
Studi bentuk harus memperhatikan bentuk dan ruang untuk memenuhi
syarat firmitas.
Memproses ruang berarti berurusan dengan fungsi bangunan dan aktifitas.
Proses mengolah fungsi dan aktifitas disyaratkan untuk memenuhi syarat
utilitas (daya guna)
1. Unsur isi diolah dengan teknik sehingga memenuhi syarat venustas.
Dengan demikian merancang arsitektur harus merupakan suatu kesatuan
kegiatan, yakni:
Olah bentuk,
Olah ruang,
Olah isi.
2. Komposisi tunggal dan kompleks
3. Pesan simbolik dan non simbolik
4. Material/bahan
Bentuk dan ekspresi arsitektur sangat beragam, tergantung aliran dan langgam
arsitektur
Transformasi arsitektur
metode dan teknik desain
masalah desain
d. Y.B. Mangunwijaya
Menurut Y.B. Mangunwijaya arsitektur mempunyai unsur GUNA dan CITRA yang
meningkatkan kualitas hidup manusia yang lebih baik. Adapun unsur GUNA, terdiri
dari aspek-aspek, antara lain yaitu :
1. Penggunaan sistem struktur yang tepat, benar dan wajar
2. Perlindungan dan pengendalian terhadap ganasnya alam.
3. Kesederhanaan yang memberikan nilai tambah.
Di samping unsur GUNA yang lebih berkaitan dengan hal-hal yang fisik, arsitektur
dibahasakan pula melalui CITRA yang menurut Mangunwijaya lebih menunjuk
kepada tingkat kebudayaan. Sebuah arsitektur mempunyai “jiwa” yang
memancarkan CITRA. Sosoknya akan mengekspresikan kesan yang bermakna
tertentu sesuai dengan “jiwa”nya.
Unsur CITRA meliputi beberapa aspek, yaitu antara lain :
1. Aspek Budaya. Bentuk-bentuk arsitektur merupakan bentukan dari tradisi dan ciri
khas lokal suatu budaya masyarakat daerah tertentu.
2. Aspek Religius Spiritual. Wujud estetika arsitektur merupakan produk dari upaya
pengahyatan dan pemujaan terhadap Sang Pencipta, yang menjadikan dan
menjaga alam semesta ini.
3. Aspek Keindahan sebagai cerminan pembuat dan pemakainya.
16
TUGAS II :
Saudara diminta untuk melakukan review terhadap materi kuliah, khususnya
materi tentang, Apa itu Arsitektur ?, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pembagian Kelompok :
a. Kelompok 1 mereview materi dengan sub tema Pengertian Arsitektur.
b. Kelompok 2 mereview materi dengan sub tema Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Arsitektur.
c. Kelompok 3 mereview materi dengan sub tema Perbedaan Arsitektur
Dari Bangunan.
d. Kelompok 4 mereview materi dengan sub tema Arsitektur Sebagai Seni
e. Kelompok 5 mereview materi dengan sub tema Arsitektur Sebagai Ilmu
f. Kelompok 6 mereview materi dengan sub tema Arsitektur Sebagai Dunia
Profesi
g. Kelompok 7 mereview materi dengan sub tema Isi dan Substansi
Arsitektur (khusus pandangan Vitruvius, Charles Jencks dan
Endrotomo)
h. Kelompok 8 mereview materi dengan sub tema Isi dan Substansi
Arsitektur (khusus pandangan Y.B. Mangunwijaya tentang GUNA
dan CITRA)
i. Kelompok 9 mereview materi dengan sub tema Asal Mula Budaya
Arsitektur).
j. Kelompok 10 mereview materi dengan sub tema Latar Belakang
Perkembangan Arsitektur).
k. Kelompok 11 mereview materi dengan sub tema Hubungan Arsitektur
dengan Kebudayaan).
l. Kelompok 12 mereview materi dengan sub tema Hubungan Arsitektur
dengan Teknologi).
2. Ketentuan penyajian :
a. Saudara wajib menggunakan literatur pendukung dalam menyelesaikan
tugas ini, baik dari pustaka anjuran mata kuliah maupun jurnal dan e-book.
b. Tugas diketik diatas kertas A4S dengan jenis huruf Tahoma dan font
(ukuran huruf 12) dengan jarak ketikan 1,5 spasi.
c. Tugas wajib dilengkapi dengan sketsa/gambar/foto yang relevan.
d. Tugas wajib diberi sampul warna orange dan dijilid shoft cover.
e. Tugas yang dikumpulkan dalam bentuk hard copy dan shoft copy.
f. Sumber kutipan wajib dibuat dalam bentuk catatan kaki.
3. Pengumpulan Tugas :
Tugas akan dikumpul pada tanggal 11 Oktober 2022 pada saat UTS mata
kuliah Pengantar Arsitektur. Catatan : Tugas sebagai syarat untuk mengikuti
UTS mata kuliah Pengantar Arsitektur.
17
CONTOH SAMPUL (COVER)
PENGERTIAN ARSITEKTUR
(Font 20)
18
II. APA TUJUAN ARSITEKTUR ?
Menurut Wayne O. Attoe tujuan dalam berarsitektur dapat dibagi menjadi dua,
yakni:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum merupakan sasaran-sasaran yang harus dicapai oleh seorang arsitek
agar dapat mewujudkan suatu karya arsitektur. Sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan-tujuan arsitektur yang dikaitkan dengan bidang-bidang yang lain.
20
III. BAGAIMANA MEMBUAT ARSITEKTUR YANG
BAIK ?
3.1. Merancang untuk mencapai hasil yang terbaik
Masalah dalam perancangan :
Disain sebagai tindakan pribadi dari individu; atau
Disain sebagai usaha suatu team para profesional
Dalam disain masa kini, pendektan team work merupakan hal penting dalam proses
disain. Mengapa team work ?
Masalah arsitektur dewasa ini semakin kompleks, sehingga membutuhkan
keahlian-keahlian khusus.
AHLI BANGUNAN
AHLI INTERIOR
AHLI LANDSCAPE
LANDSCAPE
DISAIN LANDSCAAPE
AHLI STRUKTUR
ARSITEKTUR
AHLI MEE
AHLI LINGKUNGAN
DAN LAIN-LAIN
PENDEKATAN RUANG
PENDEKAT-
AN DISAIN
PENDEKATAN BENTUK
21
BLACK BOX
METODE
DISAIN
GLASS BOX
22
1. Artistic Form
Sebuah karya arsitektur sudah semestinya memiliki nilai dan aspek estetika
(keindahan). Secara universal, prinsip artistic form ini bisa dilihat pada
bagaimana elemen-elemen arsitektural disusun dan dikombinasikan pada
bangunan (arsitektur).
2. Container
Sebuah karya arsitektur harus mampu mewadahi penghuninya tidak saja
sebagai tempat berlindung dari pengaruh-pengaruh luar saja, tetapi juga
menjadi tempat dimana penghuni mampu menjalankan aktivitasnya sesuai
dengan peruntukan ruang yang ditempatinya.
3. Climate Modifier
Meminimalkan pengaruh negatif dari iklim dan mengoptimalkan pengaruh iklim
yang menguntungkan. Jadi, sebuah karya arsitektur harus mampu melindungi
penghuninya dari hujan, panas, angin, kelembaban udara, dan gejala-gejala
iklim lainnya.
4. Environmental Filter (& Environmental Behaviour)
Sebuah karya arsitektur dengan ruang dan lingkungannya harus mampu
memodifikasi tingkah laku penghuninya (contoh : standar ruang yang sesuai
dengan aktivitasnya).
Sebuah karya arsitektur juga harus dapat menyaring dan membatasi pengaruh
lingkungan fisik; dan sebaliknya, bagaimana sebuah karya arsitektur mampu
memodifikasi “pengaruhnya” pada lingkungan sekitarnya.
5. Capital Invesment
Penanaman modal dalam karya arsitektur harus dapat ditarik keuntungan
darinya. Melalui program dan sasaran perancangan arsitektur diupayakan
manfaat yang bersifat profit dan benefit. Profit berarti bahwa dari modal yang
ditanamkan (diinvestasikan) harus dapat menghasilkan laba yang sebesar-
besarnya dan dapat diambil serta dinikmati dalam jangka waktu yang cukup
pendek. Sedangkan benefit berarti modal yang diinvestasikan dapat
berkembang nilainya dikemudian hari.
6. Cultural Symbol
Sebuah karya arsitektur harus mampu menjadi lambang budaya (identitas)
dimana karys tersebut ditempatkan. Dengan olah-olahan tertentu, arsitektur
harus mampu memberikan identitas dan ciri khas suatu langgam arsitektur.
23
STANDAR PENYAJIAN TUGAS UTAMA
PENGANTAR
BAGIAN PERTAMA : STUDI PUSTAKA
A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN ARSITEKTUR
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN ARSITEKTUR
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)
24
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)
25
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)
26
2.7. KASUS 7 ARSITEKTUR PUSAT PERBELANJAAN
A. UNSUR-UNSUR PERANCANGAN
1. TITIK
2. GARIS
3. BIDANG
4. MASSA/RUANG
5. TEKSTUR
6. WARNA
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)
27
7. CAHAYA
B. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KETERPADUAN (UNITY)
2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
3. PROPORSI (PROPORTION)
4. SKALA (SCALE)
5. IRAMA (RHYTHM)
6. KOMPOSISI (KOMPOSITION)
7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)
PENUTUP
28