Estetika
Karya Ilmiah ini Disusun dalam Rangka
Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Studi Dasar
Arsitektur I
Penulis :
Devyna
315130194
Fakultas Teknik
Jurusan Arsitektur
Universitas Tarumanagara
Semester Ganjil 2013 / 2014
Kata Pengantar
28 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
2 | Page
Halaman Judul.....
.......1
Kata Pengantar...2
Daftar Isi......
3
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Isi
3.1. Kesimpulan...
18
Daftar Pustaka.
...19
3 | Page
Bab 1 : PENDAHULUAN
4 | Page
keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan
(balance) dan pertentangan (contrast). Keindahan itu sendiri bersifat
relatif, karena masing-masing individu memiliki taste yang berbeda.
Tidak jarang di masyarakat ditemukan perbedaan yang cukup
significant dalam pengertian keindahan.
5 | Page
Bab 2 : ISI
6 | Page
2.2 Pengertian Estetika
7 | Page
keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana
dilihat.
Herbert Read mendefinisikan keindahan adalah kesatuan
dan hubungan hubungan bentuk yang terdapat diantara
penerapan penerapan inderawi kita. Pada umumnya, orang
beranggapan bahwa yang indah adalah seni atau seni adalah
yang selalu indah. Pandangan semacam ini akan menyulitkan
masyarakat dalam mengapresiasikan seni sebab menurut
pandangan Herbert Read, seni tidak harus selalu indah.
Bruce Allsopp (1977) mendefinisikan estetika sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari proses - proses penikmatan
dan aturan - aturan dalam menciptakan rasa kenyamanan.
8 | Page
Teori ini menyebutkan bahwa keindahan tidak selalu terjelma
dari bentuknya tetapi dari maksud dan tujuan atau ekspresinya.
Teori ini beranggapan bahwa keindahan karya seni terutama
tergantung pada apa yang diekspresikannya. Dalam arsitektur
keindahan dihasilkan oleh ekspresi yang paling sempurna antara
kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan (material). Kini
anggapan dasar utama keindahan arsitektur adalah ekspresi
fungsi atau kegunaan suatu bangunan.
9 | Page
Teori Estetika Psikologis
Menurut Teori ini keindahan mempunyai 3 aspek :
a. Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana
dan mudah. Dalam arsitektur pengamat merasa dirinya
mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara
sederhana, mudah dan luwes.
b. Keindahan merupakan akibat dari emosi yang hanya dapat
diperlihatkan dengan prosedur Psikoanalistik. Karya seni
mendapat kekuatan keindahannya dari reaksi yang berbeda
secara keseluruhan.
c. Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri
terhadap obyek yang dilihatnya.
10 | P a g e
2.4 Estetika dalam Arsitektur
Di dalam arsitektur, estetika adalah sebuah bahasa visual, yang
tidak sama dengan beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti
bahasa itu sendiri. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sangkut
paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa,
elemen garis,dan sebagainya, termasuk berbagai order harmoni, seperti
komposisi. aspek - aspek yang menentukan keindahan atau estetika
adalah :
11 | P a g e
12 | P a g e
2.5 Analisis Estetika dari suatu karya
Kuil Parthenon
(http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/lukisan_last_supper_oleh_leonardo_da_
vinci.htm)
Profil Bangunan :
13 | P a g e
Parthenon atau Kuil Perawan didedikasikan untuk dewi Athena. Tak
heran jika di dalam kuil juga dibangun patung besar Athena beserta
dengan berbagai relief yang menggambarkan berbagai adegan. Bangunan
berbentuk persegi ini dibangun poleh Callicrates dan Ictinus, yang
dimaksudkan sebagai pengganti kuil tua yang telah berdiri sebelumnya.
Arsitektur Parthenon digolongkan sebagai arsitektur bergaya Doric dengan
ciri kolom yang mengelilingi Parthenon serta metopes dekoratif yang
dipasang di atas kolom untuk membuat semacam batas
ornamental.Parthenon sangat menarik secara visual dengan konstruksi
marmer putih, ukuran besar, dan ukiran yang bervariasi. Pada tahun 1600,
Ottoman menggunakan Parthenon sebagai tempat penyimpanan amunisi.
Hal ini sebenarnya tidak akan menjadi masalah besar. Hanya saja, gudang
amunisi tersebut pernah meledak sehingga menyebabkan kerusakan
besar.
Analisis Penulis :
14 | P a g e
(http://fpelamonia.blogspot.com/2010/06/perkembangan-arsitektur-yunani.html)
(http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/lukisan_last_supper_oleh_leonardo_da_
vinci.htm)
Profil Karya :
Lukisan ini di beri nama the last supper yang artinya perjamuan
terakhir atau perjamuan kudus. Lukisan ini dilukis oleh Leonardo Da
Vinci, seorang arsitek, pelukis, dan
penulis pada zaman Renaisans Italia.
Lukisan ini melukiskan situasi makan
malam terakhir Yesus bersama
keduabelas rasul sebelum kematiannya.
Lukisan yang berukuran 460cm x 880cm
15 | P a g e
ini dapat ditemukan pada dinding Gereja Santa Maria delle Grazie di
Milan, Italia. Leonardo da Vinci melukis pada dinding kering dengan alas di
plester basah, sehingga tidak benar-benar lukisan dinding. Karena fresko
tidak dapat dimodifikasi sebagai karya seniman, Leonardo malah memilih
untuk menutup dinding batu dengan lapisan pitch, Gesso dan damar
wangi, kemudian cat ke lapisan pemeteraian dengan tempera. Karena
metode yang digunakan, potongan waktu tidak bertahan lama. Dan dalam
beberapa tahun penyelesaian itu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda
kemunduran. Meskipun terjadi kemunduran dan kerusakan, pada akhirnya
lukisan direnovasi, diperbaikki, dan selesai pada tahun 1498.
Analisis Penulis :
Menurut penulis, lukisan ini memiliki nilai estetis (sebagai subyek)
dari komposisi pewarnaan maupun pencahayaan. Leonardo Da Vinci
(pelukis) sangat memperhatikan detail lukisan yang tampak pada
makanan yang terdapat pada meja, lekukan lekukan baju, hingga
dekorasi dinding. Untuk melukiskan adanya cahaya yang masuk dari
jendela belakang (pencahayaan), pelukis menggunakan kombinasi warna
tua dan muda (gradasi). Pelukis telah berhasil melukiskan kondisi makan
malam bersama antara Yesus dengan ke-duabelas rasulNya. Sementara
itu, nilai estetis (sebagai obyek) yang dimiliki lukisan ini adalah sejarah
cerita yang ada didalamnya. Sejarah cerita tersebut tentu sangat
berharga bagi seluruh umat Kristiani.
Akan tetapi, menurut penulis, lukisan ini memiliki sebuah
kelemahan. Lukisan menggambarkan makan malam bersama antara
Yesus dengan keduabelas muridNya, dimana semua muridNya adalah
kaum adam. Akan tetapi pada lukisan, murid yang duduk di sebelah kanan
Yesus memiliki sosok wajah seperti perempuan.
16 | P a g e
Menurut penulis, lukisan
wajah murid Yesus ini seperti
wajah perempuan.
(http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/
lukisan_last_supper_oleh_leonardo_da_vinci.htm)
(http://en.wikipedia.org/wiki/File:Walt_Disney_Concert_Hall,_LA,_CA,_jjron_22.03.2012.jpg
)
Profil Bangunan :
17 | P a g e
Arsitek : Frank Gehry
Fungsi : Tempat menonton pertunjukan seni, seperti
pertunjukan orkestra, seni teater, tempat
konser, dan sebagainya.
Kapasitas : 2.265 orang
Gedung Konser Walt Disney berlapis baja melingkar atau berliku
tidak simetris ini menampilkan tarian diatas pusat Los Angeles.
Gedungnya dirancang oleh Frank Gehry, seorang arsitek yang terkenal
atas ide-ide uniknya. Gedung konser ini merupakan gedung fantastik yang
telah dbuat dengan sangat seksama untuk berbagai kegiatan orkestra.
Bahkan konduktor L.A Philharmonic, Esa Pekka Salonen, menggambarkan
gedung arsitektur yang luar biasa ini sebagai musik beku paling indah
pada masanya.
Analisis Penulis :
18 | P a g e
Menurut penulis, lukisan ini memiliki nilai estetis (sebagai subyek) dari
segi keunikannya. Keunikannya dapat terlihat dari bantuk bangunan yang
didominasi dengan bentuk lengkung dengan bahan baja khusus yang
menampilkan tampilan licin dan mengkilat yang melingkupi seluruh
bagian luar bangunan. Selain itu, bangunan terlihat sangat kontras
dengan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Sementara itu, nilai
estetis (sebagai obyek) yang dimiliki bangunan ini dapat dilihat dari segi
kerumitannya. Hal ini dapat terlihat dari permainan bidang cekung dan
cembung yang saling menjulang maupun mendatar. Posisi bidang
lengkung yang sangat varian dalam berbagai arah membuat bangunan ini
menjadi kompleks dan kaya variasi dibandingkan dengan bangunan -
3.1 Kesimpulan
Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam merancang bangunan dengan
memperhatikan tiga buah unsure utama, yaitu unsur kegunaan atau
fungsi (utilitas), kekuatan atau kekokohan (firmitas), dan unsur
keindahan atau estetika (venustas).
Kuil Parthenon
Bangunan ini memiliki nilai estetika (sebagai subyek) dari segi
keutuhannya dan nilai estetika (sebagai obyek) dari segi
kerumitannya.
Lukisan Perjamuan Terakhir
19 | P a g e
Lukisan ini memiliki nilai estetika (sebagai subyek) dari komposisi
pewarnaan dan pencahayaannya. Sementara nilai estetika (sebagai
obyek) dapat dilihat dari sejarah cerita yang ada didalamnya.
Walt Disney Concert Hall
Bangunan ini memiliki nilai estetika (sebagai subyek) dari segi
keunikannya dan nilai estetika (sebagai obyek) dari segi
kerumitannya.
20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA :
21 | P a g e