Anda di halaman 1dari 21

Arsitektur dan

Estetika
Karya Ilmiah ini Disusun dalam Rangka
Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Studi Dasar
Arsitektur I

Penulis :
Devyna
315130194

Fakultas Teknik
Jurusan Arsitektur
Universitas Tarumanagara
Semester Ganjil 2013 / 2014
Kata Pengantar

Pertama tama penulis hendak memanjatkan ucapan syukur dan


terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,
perlindungan, dan bimbingan Nya selama proses penyusunan karya
ilmiah ini dari awal, pertengahan, hingga akhir sehingga pada akhirnya
karya ini dapat selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
para dosen dan asisten dosen yang telah membimbing sebelumnya.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas Studi
Dasar Arsitektur I yang diberikan oleh Ir. Diah Anggraini, M. SL (dosen
penulis) dan Dr. Eng. Titin Fatimah (asisten dosen penulis). Tujuan lain
dari karya ilmiah ini adalah untuk memahami nilai estetika dari suatu
karya.
Dalam setiap proses, pasti ada hambatan maupun rintangan yang
dihadapi. Penulis juga menghadapi berbagai rintangan dan hambatan
selama proses penyusunan karya ilmiah. Hambatan yang terjadi selama
proses penulisan karya ilmiah ini antara lain data data yang kurang
lengkap hingga waktu pengerjaan yang sedikit terlalu singkat. Namun
permasalahan ini dapat diselesaikan dengan mencari data dan
informasi dari berbagai sumber, baik media cetak maupun media
elektronik.
Tidak ada gading yang tak retak. Demikian pula karya ilmiah ini,
pasti ada kesalahan kesalahan yang luput dari perhatian penulis.
Besar harapan penulis atas kritik dan sarannya untuk memperbaiki
kesalahan kesalahan dan mencegah terjadinya kesalahan yang sama
di masa yang akan datang.

28 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI
2 | Page
Halaman Judul.....
.......1

Kata Pengantar...2

Daftar Isi......
3

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...


....4
1.2 Rumusan Masalah...
..5
1.3 Metode dan Teknik...
....5

Bab II : Isi

2.1. Pengertian Arsitektur.........


.6
2.2. Pengertian Kekokohan.....
..7
2.3. Teori Teori Estetika......
...8
2.4. Estetika didalam Arsitektur...
...10
2.5. Analisis Estetika dari suatu karya...
12

Bab III : Penutup

3.1. Kesimpulan...
18

Daftar Pustaka.
...19

3 | Page
Bab 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari dahulu hingga sekarang, arsitektur memang mempunyai
hubungan yang erat dengan kehidupan manusia. Dikatakan demikian
karena arsitektur dapat berfungsi sebagai wadah fisik atau tempat
untuk mewadahi kegiatan manusia (Leland M.Roth). Secara umum,
arsitektur mempunyai arti sebagai ilmu yang mempelajari tentang
perancangan suatu bangunan dan ilmu tersebut mengandung beberapa
unsur seperti; unsur kegunaan, kekuatan, keindahan, efektivitas,
kreativitas, teknik, dan sebagainya. Secara sederhana, arsitektur dapat
diartikan sebagai ilmu dan seni dalam merancang bangunan.

Jika ilmu dan seni dalam merancang bangunan disebut


arsitektur, orang yang mempunyai keahlian dan berkecimpung di
dalam bidang tersebut dinamai arsitek. Jadi, arsitek adalah orang
yang mempunyai keahlian dan berkecimpung di dalam ilmu dan seni
dalam merancang bangunan, seperti perencanaan dan perancangan
kota, kawasan, lingkungan, lansekap, bangunan, interior, perabot, dan
produk.

Dalam merancang bangunan, seorang arsitek harus


memperhatikan tiga buah unsur utama dengan sangat cermat, yaitu
unsure kegunaan atau fungsi (utilitas), unsur kekuatan atau kekokohan
(firmitas), dan unsur keindahan atau estetika (venustas). (Markus
Vitruvius)

Secara umum, keindahan atau estetika mempunyai arti sebagai


yang bagus, cantik, atau elok. Indah sama dengan beauty (bahasa
Inggris), Beau (bahasa Perancis) atau Bello (bahasa Italia).
Keindahan dapat diartikan secara artistik, terbatas, dan luas. Keindahan
dapat di artikan sebagai susunlah kualitas atau pokok tertentu yang
terdapat pada suatu hal kualitas yang disebut dengan kesatuan (unity)

4 | Page
keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan
(balance) dan pertentangan (contrast). Keindahan itu sendiri bersifat
relatif, karena masing-masing individu memiliki taste yang berbeda.
Tidak jarang di masyarakat ditemukan perbedaan yang cukup
significant dalam pengertian keindahan.

Melihat uraian diatas, pada kesempatan ini penulis ingin


menjabarkan tentang arsitektur dan estetika serta analis estetika suatu
karya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan arsitektur ?


1.2.2 Apa yang dimaksud dengan estetika ?
1.2.3 Apa saja teori teori tentang estetika ?
1.2.4 Bagaimana estetika di dalam arsitektur ?
1.2.5 Bagaimana analisis estetika dari suatu karya ?

1.3 Metode dan Teknik

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini


adalah metode non lapangan dengan kepustakaan atau studi
pustaka, baik dari media cetak maupun media elektronik.

5 | Page
Bab 2 : ISI

2.1 Pengertian Arsitektur


Secara etimologi, arsitektur berasal dari Bahasa Yunani
archetectoon yang berasal dari kata arche (yang pertama, yang awal,
atau yang memimpin) dan tectoon (segala sesuatu yang stabil, kokoh,
tidak mudah roboh, atau yang dapat diandalkan). Sehingga
archetectoon ini mempunyai arti sebagai pemimpin pembangunan
utama. Arsitektur juga dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam
merancang bangunan. Dalam arti yang lebih luas, arsitektur mencakup
merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada
hasil hasil proses perancangan tersebut.

Berikut ini adalah beberapa definisi arsitektur menurut para


ahli :
Markus Vitruvius (25 SM) dalam bukunya De
Architectura :
Arsitektur merupakan keseimbangan atau koordinasi dari tiga
unsur yang meliputi ; unsur kegunaan atau fungsi (utilitas),
unsur kekuatan atau kekokohan (firmitas), dan unsur
keindahan atau estetika (venustas) pada suatu bangunan.
Y.B. Mangunwijaya (1998) :
Arsitektur adalah sebagai vastuvidya (wastuwidya) yang
berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula
tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana).
Sir Henry Wotten (1624) :
Arsitektur merupakan ilmu yang mengandung tiga unsur
utama, yaitu unsur keperluan (commoditie), unsur kekuatan
atau kekokohan (firmeness), dan unsur kesenangan (delight).

6 | Page
2.2 Pengertian Estetika

Secara etimologi, kata Estetika berasal dari bahasa Yunani,


, dibaca aisthetike. Kata ini pertama kali digunakan oleh filsuf
Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu
tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.

Estetika merupakan salah satu cabang filsafat. Secara


sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan,
bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah
sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang
dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika
merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Berikut ini adalah beberapa definisi estetika menurut para ahli :


Aristoteles (384-322 SM) merumuskan bahwa keindahan
adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan. Ia juga percaya
bahwa tidak ada keindahan yang mutlak. Keindahan yang ada
sebenarnya didasarkan pada persepsi masing-masing
individu. Sebagai istilah umum, keindahan dirasakan orang-
orang Yunani sebagai dipertukarkan suatu hal dengan
keunggulan, kesempurnaan, dan kepuasan.
John Keats (31 Oktober 1795-23 Februari 1821) mengatakan,
Sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya.
Kemolekannya akan terus bertambah dan tidak akan pernah
berlalu hingga sampai pada ketiadaan Dari sajak tersebut,
Keats berusaha untuk menjabarkan bahwa keindahan
hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah
mempunyai bentuk. Karena itulah Keats tidak berbicara
langsung mengenai keindahan, melainkan melalui sesuatu
yang indah. Hal tersebut senada dengan apa yang
diungkapkan oleh Thomas Aquinos (1225-1274), seorang filsuf
dan teolog dari italia yang terkenal. Beliau mengatakan bahwa

7 | Page
keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana
dilihat.
Herbert Read mendefinisikan keindahan adalah kesatuan
dan hubungan hubungan bentuk yang terdapat diantara
penerapan penerapan inderawi kita. Pada umumnya, orang
beranggapan bahwa yang indah adalah seni atau seni adalah
yang selalu indah. Pandangan semacam ini akan menyulitkan
masyarakat dalam mengapresiasikan seni sebab menurut
pandangan Herbert Read, seni tidak harus selalu indah.
Bruce Allsopp (1977) mendefinisikan estetika sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari proses - proses penikmatan
dan aturan - aturan dalam menciptakan rasa kenyamanan.

2.3 Teori Teori Estetika


Beberapa teori - teori tentang estetika antara lain :

Estetika sebagai gugus pengetahuan

(Buku Garis Besar Estetika, The Liang Gie, 1983)

Teori Estetika Expresionis

8 | Page
Teori ini menyebutkan bahwa keindahan tidak selalu terjelma
dari bentuknya tetapi dari maksud dan tujuan atau ekspresinya.
Teori ini beranggapan bahwa keindahan karya seni terutama
tergantung pada apa yang diekspresikannya. Dalam arsitektur
keindahan dihasilkan oleh ekspresi yang paling sempurna antara
kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan (material). Kini
anggapan dasar utama keindahan arsitektur adalah ekspresi
fungsi atau kegunaan suatu bangunan.

Teori Estetika Formil


Teori ini berhubungan dengan seni klasik dan pemikiran-
pemikiran klasik. Teori ini menyatakan bahwa keindahan luar
bangunan menyangkut persoalan bentuk dan warna. Teori
beranggapan bahwa keindahan merupakan hasil formil dari
ketinggian, lebar, ukuran (dimensi) dan warna. Rasa indah
merupakan emosi langsung yang diakibatkan oleh bentuk tanpa
memandang konsep-konsep lain. Teori ini menuntut konsep ideal
yang absolut yang dituju oleh bentuk-bentuk indah, mengarah
pada mistik.

Teori Monroe Beardsley

(Buku Garis Besar Estetika, The Liang Gie, 1983)

9 | Page
Teori Estetika Psikologis
Menurut Teori ini keindahan mempunyai 3 aspek :
a. Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana
dan mudah. Dalam arsitektur pengamat merasa dirinya
mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara
sederhana, mudah dan luwes.
b. Keindahan merupakan akibat dari emosi yang hanya dapat
diperlihatkan dengan prosedur Psikoanalistik. Karya seni
mendapat kekuatan keindahannya dari reaksi yang berbeda
secara keseluruhan.
c. Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri
terhadap obyek yang dilihatnya.

Estetika sebagai teori keindahan

(Buku Garis Besar Estetika, The Liang Gie, 1983)

10 | P a g e
2.4 Estetika dalam Arsitektur
Di dalam arsitektur, estetika adalah sebuah bahasa visual, yang
tidak sama dengan beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti
bahasa itu sendiri. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sangkut
paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa,
elemen garis,dan sebagainya, termasuk berbagai order harmoni, seperti
komposisi. aspek - aspek yang menentukan keindahan atau estetika
adalah :

Skala. Keindahan skala yang dimaksud yaitu, bagaimana sebuah


bangunan arsitek yang disajikan bentuknya sesuai dengan ukuran
yang profesional. karena keindahan bangunan bukan saja dilihat
dari besarnya bangunan tersebut atau bentuknya yang menjulang
tinggi tapi semua itu tidak boleh lepas dari ketentuan skala atau
ukuaran yang memberikan kesan keindahan.

Warna. Pemilihan warna yang akan digunakan dalam proses


finishing sangat memerlukan keterampilan yang khusus.
dikarenakan pemilihan warna sangat menentukan daya tarik suatu
bangunan, jika perencana terlalu berani bermain dengan proporsi
warna, ini akam berakibat fatal dalam penciptaan daya tarik suatu
bangunan.

Proporsi. Yang dimaksud dengan proporsi adalah ukuran suatu


material bangunan. suatu bangunan dikatan memiliki proporsi yang
tepat adalah bangunan yang memiliki dimensi-dimensi yang
sebagun. contohnya atap pada bangunan, atap yang digunakan
akan sesuai dengan dimensi dinding yang akan menopang atap
tersebut. dikatakan bangunan tersebut tidak memenuhi
proporsinya, atap yang digunakan lebih besar dari penampang
bawah yang menopangnya.

Ritme/Irama. Adalah sesuatu yang dapat memberikan daya tarik


pada bangunan atau dengan kata lain keunikan dari bangunan.

11 | P a g e
12 | P a g e
2.5 Analisis Estetika dari suatu karya
Kuil Parthenon

(http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/lukisan_last_supper_oleh_leonardo_da_
vinci.htm)

Profil Bangunan :

Nama Bangunan : Kuil Parthenon


Lokasi : Athena, Yunani
Dibangun : 447 SM sampai 438 SM
Luas Bangunan : 102.9 ft. x 252 ft. (31.39 m x 76.82 m)
Tinggi Bangunan : 20 inch (5.08m)
Arsitek : Ictinus dan Callicrates
Fungsi : Pada awalnya dibangun untuk
menggantikan kuil tua yang telah berdiri
sebelumnya dan didedikasikan kepada Dewi
Athena.
Kuil Parthenon adalah kuil yang didirikan untuk penyembahan
kepada Dewi Athena Parthenos di kota Akropolis, Athena, Yunani.

13 | P a g e
Parthenon atau Kuil Perawan didedikasikan untuk dewi Athena. Tak
heran jika di dalam kuil juga dibangun patung besar Athena beserta
dengan berbagai relief yang menggambarkan berbagai adegan. Bangunan
berbentuk persegi ini dibangun poleh Callicrates dan Ictinus, yang
dimaksudkan sebagai pengganti kuil tua yang telah berdiri sebelumnya.
Arsitektur Parthenon digolongkan sebagai arsitektur bergaya Doric dengan
ciri kolom yang mengelilingi Parthenon serta metopes dekoratif yang
dipasang di atas kolom untuk membuat semacam batas
ornamental.Parthenon sangat menarik secara visual dengan konstruksi
marmer putih, ukuran besar, dan ukiran yang bervariasi. Pada tahun 1600,
Ottoman menggunakan Parthenon sebagai tempat penyimpanan amunisi.
Hal ini sebenarnya tidak akan menjadi masalah besar. Hanya saja, gudang
amunisi tersebut pernah meledak sehingga menyebabkan kerusakan
besar.

Analisis Penulis :

Menurut penulis, bangunan ini memiliki nilai estetis (sebagai


subyek) dari segi keutuhan. Keutuhan dapat terlihat dari pengulangan
bentuk dan ukuran serta peletakan jajaran kolom yang sama. Bila ditinjau
dari bahan yang digunakan, hampir semua komponen penyusunnya
terbuat dari batu. Sementara itu, nilai estetis (sebagai obyek) yang
dimiliki bangunan ini dapat dilihat dari segi kerumitannya. Hal ini dapat
terlihat dari penanganan beban dan gaya melalui struktur kolom dan
balok. Hal ini menunjukkan pertemuan beban berat dari atap diteruskan
melalui kolom. Bentuk kolom yang melebar kebawah, tampilan kepala
tiang yang menggambarkan tekanan berat dari atas, merupakan sebuah
penyelesaian pertentangan gaya berat horixontal dan vertikal.
Penyelesaian disetiap pertemuan dua unsur yang rinci dan kaya akan
detail seperti : pertemuan kolom dengan lantai terdapat base (umpak),
pertemuan kolom dengan balok (architrave) terdapat kepala tiang
(capital), antara balok dengan atap (pedimen) terdapat entablature, yang
menunjukan kerumitan.

14 | P a g e
(http://fpelamonia.blogspot.com/2010/06/perkembangan-arsitektur-yunani.html)

Lukisan Perjamuan Kudus oleh Leonardo Da Vinci

(http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/lukisan_last_supper_oleh_leonardo_da_
vinci.htm)

Profil Karya :

Nama Karya : Lukisan Perjamuan Kudus


Lokasi : Gereja Santa Maria delle Grazie di Milan,
Italia
Dibuat : 1494 sampai dengan 1498
Pelukis : Leonardo Da Vinci
Ukuran Karya : 460 cm x 880cm

Lukisan ini di beri nama the last supper yang artinya perjamuan
terakhir atau perjamuan kudus. Lukisan ini dilukis oleh Leonardo Da
Vinci, seorang arsitek, pelukis, dan
penulis pada zaman Renaisans Italia.
Lukisan ini melukiskan situasi makan
malam terakhir Yesus bersama
keduabelas rasul sebelum kematiannya.
Lukisan yang berukuran 460cm x 880cm

15 | P a g e
ini dapat ditemukan pada dinding Gereja Santa Maria delle Grazie di
Milan, Italia. Leonardo da Vinci melukis pada dinding kering dengan alas di
plester basah, sehingga tidak benar-benar lukisan dinding. Karena fresko
tidak dapat dimodifikasi sebagai karya seniman, Leonardo malah memilih
untuk menutup dinding batu dengan lapisan pitch, Gesso dan damar
wangi, kemudian cat ke lapisan pemeteraian dengan tempera. Karena
metode yang digunakan, potongan waktu tidak bertahan lama. Dan dalam
beberapa tahun penyelesaian itu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda
kemunduran. Meskipun terjadi kemunduran dan kerusakan, pada akhirnya
lukisan direnovasi, diperbaikki, dan selesai pada tahun 1498.

Analisis Penulis :
Menurut penulis, lukisan ini memiliki nilai estetis (sebagai subyek)
dari komposisi pewarnaan maupun pencahayaan. Leonardo Da Vinci
(pelukis) sangat memperhatikan detail lukisan yang tampak pada
makanan yang terdapat pada meja, lekukan lekukan baju, hingga
dekorasi dinding. Untuk melukiskan adanya cahaya yang masuk dari
jendela belakang (pencahayaan), pelukis menggunakan kombinasi warna
tua dan muda (gradasi). Pelukis telah berhasil melukiskan kondisi makan
malam bersama antara Yesus dengan ke-duabelas rasulNya. Sementara
itu, nilai estetis (sebagai obyek) yang dimiliki lukisan ini adalah sejarah
cerita yang ada didalamnya. Sejarah cerita tersebut tentu sangat
berharga bagi seluruh umat Kristiani.
Akan tetapi, menurut penulis, lukisan ini memiliki sebuah
kelemahan. Lukisan menggambarkan makan malam bersama antara
Yesus dengan keduabelas muridNya, dimana semua muridNya adalah
kaum adam. Akan tetapi pada lukisan, murid yang duduk di sebelah kanan
Yesus memiliki sosok wajah seperti perempuan.

16 | P a g e
Menurut penulis, lukisan
wajah murid Yesus ini seperti
wajah perempuan.

(http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/
lukisan_last_supper_oleh_leonardo_da_vinci.htm)

Walt Disney Concert Hall

(http://en.wikipedia.org/wiki/File:Walt_Disney_Concert_Hall,_LA,_CA,_jjron_22.03.2012.jpg
)

Profil Bangunan :

Nama Bangunan : Walt Disney Concert Hall


Lokasi : 111 South Grand Avenue, Los Angeles,
California U.S.A
Dibangun : 1999 sampai 2003
Luas Bangunan : 3.6 hektar

17 | P a g e
Arsitek : Frank Gehry
Fungsi : Tempat menonton pertunjukan seni, seperti
pertunjukan orkestra, seni teater, tempat
konser, dan sebagainya.
Kapasitas : 2.265 orang
Gedung Konser Walt Disney berlapis baja melingkar atau berliku
tidak simetris ini menampilkan tarian diatas pusat Los Angeles.
Gedungnya dirancang oleh Frank Gehry, seorang arsitek yang terkenal
atas ide-ide uniknya. Gedung konser ini merupakan gedung fantastik yang
telah dbuat dengan sangat seksama untuk berbagai kegiatan orkestra.
Bahkan konduktor L.A Philharmonic, Esa Pekka Salonen, menggambarkan
gedung arsitektur yang luar biasa ini sebagai musik beku paling indah
pada masanya.

Analisis Penulis :

18 | P a g e
Menurut penulis, lukisan ini memiliki nilai estetis (sebagai subyek) dari
segi keunikannya. Keunikannya dapat terlihat dari bantuk bangunan yang
didominasi dengan bentuk lengkung dengan bahan baja khusus yang
menampilkan tampilan licin dan mengkilat yang melingkupi seluruh
bagian luar bangunan. Selain itu, bangunan terlihat sangat kontras
dengan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Sementara itu, nilai
estetis (sebagai obyek) yang dimiliki bangunan ini dapat dilihat dari segi
kerumitannya. Hal ini dapat terlihat dari permainan bidang cekung dan
cembung yang saling menjulang maupun mendatar. Posisi bidang
lengkung yang sangat varian dalam berbagai arah membuat bangunan ini
menjadi kompleks dan kaya variasi dibandingkan dengan bangunan -

bangunan lainnya. Bab 3 : Penutupan

3.1 Kesimpulan
Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam merancang bangunan dengan
memperhatikan tiga buah unsure utama, yaitu unsur kegunaan atau
fungsi (utilitas), kekuatan atau kekokohan (firmitas), dan unsur
keindahan atau estetika (venustas).

Estetika merupakan salah satu cabang filsafat. Secara sederhana,


estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa
terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan
lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari
nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap
sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat
dengan filosofi seni.

Analisis estetika dari suatu karya :

Kuil Parthenon
Bangunan ini memiliki nilai estetika (sebagai subyek) dari segi
keutuhannya dan nilai estetika (sebagai obyek) dari segi
kerumitannya.
Lukisan Perjamuan Terakhir

19 | P a g e
Lukisan ini memiliki nilai estetika (sebagai subyek) dari komposisi
pewarnaan dan pencahayaannya. Sementara nilai estetika (sebagai
obyek) dapat dilihat dari sejarah cerita yang ada didalamnya.
Walt Disney Concert Hall
Bangunan ini memiliki nilai estetika (sebagai subyek) dari segi
keunikannya dan nilai estetika (sebagai obyek) dari segi
kerumitannya.

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA :

The Liang Gie. Garis Besar Estetika. Bandung, Indonesia: PT Eresco,


1981
http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika
http://all-about-theory.blogspot.com/2010/10/pengertian-
estetika.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Parthenon
http://www.amazine.co/24755/apa-itu-parthenon-sejarah-kuil-
megah-dewi-athena/
http://earthofus.blogspot.com/2011/02/kuil-parthenon-keanggunan-
untuk-athena.html
http://en.wikipedia.org/wiki/The_Last_Supper_%28Leonardo_da_Vinci
%29
http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/lukisan_last_supper
_oleh_leonardo_da_vinci.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Perjamuan_Malam
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Walt_Disney_Concert_Hall,_LA,_CA,_jj
ron_22.03.2012.jpg
http://www.laphil.com/philpedia/about-walt-disney-concert-hall

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai