PENGANTAR ARSITEKTUR
DA184102
Kelas B
KELOMPOK VII
Departemen Arsitektur
Dalam keterbangunan karya arsitektur, seorang arsitek tak lepas dari analisis fungsi dan makna. Pada era
ini kita memahami bahwa sebuah karya arsitektur tak bisa jika hanya mengutamakan sisi fungsionalitas
dan mengabaikan sisi pemaknaan ataupun sebaliknya. Apabila mengabaikan salah satu, maka akan terjadi
kesenjangan antara pembangun lingkungan, dalam hal ini arsitek, dengan manusia yang mendiami
ataupun mengamati ruang. Ketika sebuah karya arsitektur berdiri, tentu akan mempengaruhi aktivitas
manusia yang meninggali dan lingkungan di sekitarnya sebagai sebuah reaksi. Reaksi tersebut merupakan
aktivitas yang tak bisa dihindari. Karena itulah, antara arsitek, karya arsitektur dan lingkungan di
sekelilingnya akan saling berhubungan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini yaitu:
1. Mengetahui fungsi dalam arsitektur.
2. Mengetahui makna dalam arsitektur.
3. Mengetahui aspek fungsi dan makna dalam arsitektur melalui 3 studi kasus.
BAB 2 STUDI PRESEDEN
2.1 Fungsi Arsitektur
Fungsi dalam arsitektur menurut para modernis dapat dikategorikan sebagai penentu bentuk atau
panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana bentuk harus ditentukan (Yuswadi
Saliya, 1999). Mengacu pada yang diungkapkan oleh Louis Sullivan mengenai “Form Follows
Function”, beliau mengatakan “The form of any building should be defined by the activities that
were to be carried out inside it, rather than any historical precedent or aesthetic ideal.” Yang dapat
maknai bahwa bentuk suatu bangunan ditentukan oleh aktivitas yang akan dilakukan di dalam
bangunan tersebut, baginya hal ini memiliki urgensi lebih daripada preseden sejarah dan cita-cita
estetika.
Fungsi dalam arsitektur sebenarnya sudah diabadikan sejak zaman arsitektur kuno. Hal ini seperti
yang dikemukakan oleh Vitruvius mengenai utilitas (fungsi/kegunaan) sebagai salah satu dari 3
komponen penting dalam arsitektur, dua lainnya yaitu venustas (keindahan/estetika) dan firmitas
(kekuatan).
Menurut Omrania, fungsi memiliki beberapa lapisan makna, yang mana salah satu atau semuanya
mendorong proses desain untuk proyek tertentu. Berikut adalaha lima jenis fungsi penting dalam
arsiektur:
“Function can refer to intended uses and activities. In short, this is what architects
call program.” Fungsi dapat mengacu pada pengguna bangunan dan aktivitas yang akan
dilakukan di dalam bangunan tersebut. Mengenai penempatan, bentuk, dan fitur
bangunan dapat mencermikan tujuan dari penggunaannya dan orang yang
menggunakannya. Fungsi juga dapat sekaligus memungkinkan sebagai bentuk adaptasi
atau peningkatan di masa mendatang.
“Structural and mechanical systems are crucial to the function of architecture. These
systems in turn respond to the constraints of the site, program, and available building
technologies.” Seperti dikatakan tersebut bahwa sistem struktural dan mekanik sangat
penting dalam fungsi asitektur.Technical function dimaksudkan sebagai sistem yang pada
gilirannya dapat menanggapi kendala situs, program, dan teknologi yang tersedia. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggabungkan arsitektur dengan pengawasan lokasi teknik
dan konstruksi. Dengan mengoptimalkan technical function dapat memberikan fungsi
mekanik dan teknologi lebih dalam suatu bangunan.
Kita mengenal era perkembangan arsitektur menjadi 3 bagian. Yaitu era pra modern, modern,
dan pasca modern. Ketiga era ini dikelompokkan berdasarkan ciri arsitektur yang berkambang
pada setiap masanya. Seperti pada era pra modern, ciri arsitektur yang berkembang adalah
yang mengutamakan nilai estetika, dan historis. Sehingga seakan menyampingkan nilai
fungsionalitas dan efektifitas. Kemudian pada era modern, ciri arsitektur yang berkembang
adalah yang mengutamakan aspek fungsionalitas. Sehingga pada era ini, hal-hal yang
dianggap kurang penting seperti ornamen-ornamen dihilangkan. Kemudian pada era pasca
modern, ciri karya arsitektur yang berkembang merupakan gabungan dari pra modern dan
modern. Dimana para arsitek mulai menyadari ada kesenjangan antara kaum elite pembuat
lingkungan dalam hal ini arsitek dengan orang awam yang menghuni lingkungan. Ungkapan
makna merupakan protes dari para arsitek pada arsitektur modern yang diangap kering tanpa
makna konotatif.
Istilah Semiotika diperkenalkan pertama kali dalam dunia filsafat pads akhir abad ke17 oleh John
Lock. Namun, orang yang pertama mempelajari semiotika adalah Charles Sanders Pierce
(1839-1914). Oleh karena itu Pierce disebut juga sebagai perintis ilmu ini, akan tetapi
pemikirannya baru dikenal lebih luas pada sekitar tahun 1930-an.
Semiotika (semiotics) berasal dari bahasa Yunani ‘semeion’ yang berarti Tanda. Tanda-Tanda
tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif, mampu menggantikan
suatu yang lain (stand for something else) yang dapat dipikirkan atau dibayangkan (Broadbent,
1980). Bidang-bidang yang terlibat dalam Semiotika cukup luas, mencakup dunia manusia,
binatang, dan benda-benda.
1. Makna denotatif, yang berkaitan dengan fungsi dari karya arsitektur atau ruang.
2. Makna konotatif, berkaitan dengan kandungan historis, estetis, dan antropologinya sebagai
ideologi kehidupan atau mana simboliknya.
Charles Sanders Pierce mengkualifikasikan ‘tanda’ berdasarkan objeknya menjadi ikon (sederhana
maknanya), indeks (tingkat kesulitan menengah), dan simbol (sulit pemaknaannya).
• Ikon adalah hubungan antara Tanda dan acuannya yang berupa hubungan kemiripan.
Contoh sebuah keadaan geografis dengan peta, atau seseorang dengan foto yang
menggambarkan dirinya.
• Indeks adalah hubungan antara Tanda dan acuannya karena kedekatan eksistensi, atau
juga menunjukan adanya hubungan yang alamiah antara representamen dan denotatum
yang bersifat kausal. Contoh asap yang menandakan adanya api.
• Simbol adalah hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional. Yaitu suatu Tanda
merupakan hasil kesepakatan bersama diantara sesama pengguna bahasa. Misalnya kosa
kata dalam bahasa. Contoh rambu rambu yang memiliki makna masing masing dan telah
disepakati pemaknaannya.
Satrabhandhu (องอาจ สาต ร พันธุ ์; RTGS: Ong-at Sattraphan). Bangunan ini memiliki 32
lantai dan tingginya 102 meter (335 kaki). Bangunan ini selesai pada tahun 1997.
Analisis Makna:
1. Makna Denotasi
Bangunan ini dibangun sebagai gedung apartemen yang sekaligus menampung
plaza dan perkantoran
2. Makna Konotasi
Bangunan ini dibangun untuk merepresentasikan gajah sebagai ikon negara
Thailand dengan gedung bagian belakang merepresentasikan kaki belakang gajah,
gedung tengah merepresentasikan kaki depan gajah dan gedung depan
merepresentasikan belalai.
Analisis fungsi
1. Use and user function
Penempatan, bentuk, dan fitur bangunan ini mencerminkan tujuan penggunaannya
yaitu untuk tempat peribadatan umat muslim. Dengan adanya ruang mihrab untuk
imam dan ruang luas untuk makmum.
2. Technical function
Proses fisik yang mendukung konstruksi dan pengoperasian bangunan masjid kubah
emas yakni menggunakan kolom yang dalam beberapa kolom itu ditampilkan dalam
bentuk pilar-pilar.
3. Enviromental function
Pemanfaatan pemantulan sinar matahari pada kubah yakni pada penggunaan emas
yang kemudian dengan pantulan sinar matahari dapat memberikan kesan agung
pada masjid. Selain itu, bangunan ini menyesuaikan dengan lingkungan sekitar yang
terhampar rumputan hijau dengan menggunakan selubung bangunan yang dibuat
sangat luas untuk menghadirkan keberadaan masjid ini.
4. Economic function
Dalam tujuan awal dibangunnya masjid memang untuk beribadah umat Islam,
kemudian bangunan ini dapat menambah fungsinya dan menghasilkan keuntungan
(income) untuk pemilikinya yakni melalui penyewaan sebagian tempat untuk prosesi
akad nikah.
5. Symbolic function
Dengan bangunan berkubah dan menara di sisi-sisinya yang memberikan simbol
bahwa bangunan tersebut ialah masjid tempat peribadatan umat islam. Serta
penggunaan detail-detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk
yang memperkuat simbol keislaman pada arsitekturnya.
Analisis Makna
1. Makna Denotasi
Masjid Kubah Emas berfungsi sebagai tempat ibadah umat islam.
2. Makna Konotasi
Dian berpendapat masjid adalah representasi rumah Tuhan, sehingga membangun
masjid yang indah dan megah adalah sebuah bentuk ibadah. Untuk menghadirkan
masjid yang mampu menjadi simbol keagungan Islam, maka Dian beranggapan
arsitektur masjid tersebut harus mencirikan arsitektur Islam yang kuat. Dalam hal ini
ia mengacu pada daerah asal kelahiran Islam, yakni Timur Tengah. Itulah rujukan
desain Masjid Kubah Emas. Arsitektur masjid di Timur Tengah memiliki ciri khas
kubah, minaret, halaman depan, serta penggunaan detail atau hiasan dekoratif
berbentuk geometris. Ciri khas Masjid Kubah Emas tampak dari lima kubah yang
dilapisi emas. melalui material emas yang merepresentasikan keagungan, Dian
beranggapan bahwa kesan megah dan indah dapat mengantarkan perasaan,
menggetarkan jiwa, menggenapkan niat untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan, kemudian keindahan masjid mampu mengingatkan manusia akan
kebesaran Tuhan. selain itu jumlah menara yang ada enam merepresentasikan
rukun iman yang ada enam.
Sumber : koreantimes.co
Sumber : https://anjviola.com/impressionist-exhibit-at-seoul-arts-center/
Gambar: Seoul Art Center
Sumber : https://seoulseochotour.com/2019/02/22/seoul-arts-center/
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=npDP_Bdwiuc&t=199s
Sumber : //ko.wikipedia.org/wiki/
Analisis fungsi
atapnya yang menyerupai Gat (갓) atau topi tradisional korea. Bangunannya luas
Atapnya yang berbentuk Gat (갓), topi dari bulu kuda atau bambu, berfungsi sebagai
simbol status dan merupakan bagian dari pakaian luar formal seseorang,
menyatakan bahwa pemakainya adalah pria terpelajar dan terhormat, mirip dengan
sarjana klasik. Gat dipandang sebagai pembeda antara kaum terpelajar dan
berbudaya dengan rakyat biasa. Bangunan Opera House mempresentasikan kita
yang ada di dalamnya seakan-akan ada di bawah topi Gat (갓) tersebut. Maka dari
makna Gat (갓) tersebut, Seoul Arts Center ini merupakan tempat yang berbudaya
dan terhormat.
BAB 3 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Bentuk dalam arsitektur suatu bangunan ditetukan oleh aktivitas yang akan dilakukan di dalamnya. Fungsi
dalam arsitektur menurut Omrania mencakup use and user function, technical functiom, enviromental
function, economic function, dan symbolic function. Yang mana salah satu atau semuanya mendorong proses
desain untuk proyek tertentu.
2. Makna dalam arsitektur mulai menjadi perhatian pada era pasca modern sebagai tanggapan para arsitek
akan kesenjanganan antara pengamat dengan karya arsitektur modern yang hanya mengutamakan sisi
fungsionalitas. Pemaknaan ini dikenal sebagai ilmu semiotika atau ilmu yang mempelajari tanda-tanda.
Makna arsitektur dibagi menjadi makna denotasi yang berkaitan dengan fungsi ruang, dan makna konotasi
yang berkaitan dengan nilai historikal, estetika dan sosial budaya.
3. Dapat disimpulkan bahwa tiap karya arsitektur memiliki fungsi-fungsi dan makna, namun terdapat penonjolan
dan persentase yang berbeda pada tiap karya. Sebagai contoh pada studi kasus yang telah dipaparkan di
atas, terdapat Elephant Building atau Chang Building yang lebih menonjolkan economic function dan
symbolic function, dimana gedung digunakan sebagai area perkantoran serta bentuknya mempresentasikan
hewan gajah. Untuk makna dari bangunan Elephant Building merepresentasikan gajah sebagai ikon negara
Thailand. Masjid Kubah Emas yang menonjolkan use and user function sebagai bangunan peribadatan, yaitu
adanya ruang mihrab dan ruang luas untuk makmum. Kemudian makna arsitekturnya menonjol dari
dukungan material pada kubahnya. Material emas untuk kubah merepresentasikan keagungan pada rumah
Tuhan. Pada Seoul Arts Center lebih terlihat untuk use and user function dan symbolic function, penggunaan
gedung sebagai tempat penampilan kegiatan kebudayaan dan seni dan bentuk atapnya yang menyerupai
topi tradisional korea yakni Gat (갓). Untuk makna dari atap gedung utama Opera House, Seoul Arts Center
Surasetja, I. 2007. Fungsi, Ruang, Bentuk dan Ekspresi dalam Arsitektur. Handout Kuliah Pengantar Arsitektur,
UPI.
Embassy of the Republic of Korea in Sweden. 2014. Gat, traditional headgear in Korea.
http://overseas.mofa.go.kr/se-
en/brd/m_7969/view.do?seq=726011&srchFr=&srchTo=&srchWord=&srchTp=&
multi_itm_seq=0&itm_seq_1=0&itm_seq_2=0&company_cd=&company_nm=&p
age=18. Diakses pada 13 Desember 2020.
Republic of Korea’s Ministry of Culture, Sports, and Tourism. Art Center & Theater : Seoul Arts Center.
https://www.mcst.go.kr/english/culture/art/artCenter.jsp?pTab=02. Diakses pada 13 Desember
2020.