Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP PRAGMATIK PADA BANGUNAN IGLO DAN RUMAH HONAI

Mata Kuliah:
Metode Perancangan II

Anggota Kelompok:

Annisa Adhelia 1915012002


Kurnia Alifah 1915012011
Aprillia Yona Lestary 1915012012
Novando Gartio 1915012016
Fahrurrozi 1915012017
Pungkas Ulpasari 1915012020
Puspita Rahayu S 1915012021
Reghina Salsabila Putri 1915012024
Viony Saskia Putri 1915012026
Nora Paskalia S 1915012028
Fadhil Hatim Bandalika 1915012030
Muhammad Arieq Fairuz Fikri 1915012033

Dosen Mata Kuliah:


Diana Lisa, S.T., M.T.
Kelik Hendro Basuki, S.T., M.T.

S1 ARSITEKTUR 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat-Nya, kami masih
diberikan nikmat sehat walafiat. Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. karena berkat limpahan rahmat-Nya pula, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Pragmatik pada Bangunan Iglo
dan Rumah Honai” dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah
Metode Perancangan II. Makalah ini membahas mengenai konsep pragmatic yang
dilengkapi dengan penjelasan dan contohnya yaitu bangunan Iglo dan rumah
Honai adat Papua.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah membantu
dalam penyusunan makalah, di antaranya:
1. Ibu Diana Lisa, S.T., M.T. dan Bapak Kelik Hendro Basuki, S.T., M.T.
selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Metode Perancangan II.
2. Orang tua penulis.
3. Anggota tim kelompok.
Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menambah pandangan dan wawasan pembaca dalam pemahaman konsep
pragmatik arsitektur yang diterapkan pada bangunan iglo dan rumah adat Honai.
Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu
dengan kerendahan hati kami mohon maaf apabila ada kalimat yang kurang
berkenan di hati pembaca. Dan kami menerima segala kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Yogyakarta, 10 Mei 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur merupakan sebuah ranah ilmu yang membahas tentang


bangunan yang dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan pemikiran-
pemikiran sejarah melalui teori dan kritik arsitektur. Dalam arsitektur, terdapat
berbagai jenis konsep seperti ilmu desain perancangan pada umumnya. Konsep
merupakan gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan.
Konsep berada pada proses sintesa, berarti fungsi konsep akan terlihat dari bentuk
bangunan dan desainnya. Ada berbagai jenis konsep dalam desain. Lima konsep
dalam dunia arsitektur antara lain ialah konsep metafora, analogi, esensi,
pragmatik, dan utopia. Dari kelima jenis konsep tersebut, konsep pragmatik
menjadi titik utama pembahasan dalam karya tulis ini. Konsep pragmatik sebagai
konsep yang menitikberatkan pada fungsi dan kebutuhan bangunan
menjadikannya sebagai salah satu konsep yang sering diterapkan. Oleh karena itu,
makalah ini dibuat untuk membahas mengenai apa itu konsep pragmatik lebih
lanjut dan contoh penerapannya dalam bangunan, yaitu Iglo dan Rumah Honai.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan konsep pragmatik?
b. Bagaimana penerapan konsep pragmatik pada iglo?
c. Bagaimana penerapan konsep pragmatik pada rumah honai?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep pragmatik.
b. Mengetahui penerapan konsep pragmatik pada iglo.
c. Mengetahui penerapan konsep pragmatik pada rumah honai.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pragmatik

Konsep pragmatik merupakan suatu konsep yang menyelesaikan satu atau


beberapa masalah tertentu yang nyata dan terukur, contohnya iklim, dana,
keterbatasan lahan, bahan bangunan atau konstruksi serta waktu pembangunan.
Levinson berpendapat bahwa (1983: 7) Pragmatika merupakan “kajian bahasa dari
perspektif fungsional, dimana pragmatik berusaha menjelaskan aspek-aspek
struktur linguistik dengan mengacu pada pengaruh-pengaruh dan gejala-gejala
non-linguistik. Contoh yang diterapkan pada bangunan dengan konsep pragmatik
yaitu Iglo di Pulau Greendland, Kanada dan Honai di Pulau Papua, Indonesia.
Kedua bangunan tersebut dibangun dengan keterbatasan iklim serta bahan
bangunan yang ada di masing-masing daerah, namun tetap dapat menaungi sesuai
dengan prinsip-prinsip arsitektur.

(Sumber : 99.co)

(Sumber : bobo.grid.id)
(Prayogi & Zeni, 2020) Dalam konsep pragmatik, terdapat aspek yang
menguraikan dampak suatu bangunan terhadap perilaku pengguna bangunan yang
dikaitkan dengan bahasa. Aspek tersebut yaitu, Bentuk fisik bangunan. Bentuk
arsitekturnya lebih mengutamakan makna fungsi daripada keindahannya. Selain
menjadi unsur estetis, elemen dekoratif pada konsep pragmatik juga menjadi
unsur fungsional. Bentuk fisik yang diperhatikan dalam pendekatan pragmatik ini
meliputi ukuran, proporsi, jarak antarbagian, bahan, warna dan sebagainya. Hal ini
dianggap dan diinterpretasikan sebagai sistem yang mempunyai arti dan nilai.

2.2 Penerapan Konsep Pragmatik Pada Iglo

Iglo atau igloo diambil dari bahasa Inuktitut yaitu iglu yang berarti rumah.
Rumah Iglo digunakan sebagai tempat tinggal sementara, yang dibangun dari
balok-balok salju yang disusun menyerupai kubah. Iglo biasanya identik dengan
tempat tinggal orang Inuit, namun iglo banyak dibangun oleh orang Kanada yang
tinggal di Arktik Tengah dan wilayah Thule di Greenland. Sebagian orang Inuit
menggunakan salju untuk melapisi rumah yang dibangun dari tulang ikan paus
dan kulit hewan.

2.3 Penerapan Konsep Pragmatik Pada Rumah Honai

(Wikipedia, 2021) Rumah Honai merupakan rumah adat tradisional Suku


Dani yang berada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Batasan wilayah
Kabupaten Jayawijaya antara lain yaitu: (1) sebelah utara yaitu Kabupaten
Mamberamo dan Yalimo, (2) sebelah timur yaitu Kabupaten Pagunungan
Bintang, (3) sebelah selatan yaitu Kabupaten Yahukimo, (4) sebelah barat yaitu
Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Tolikara. Honai dibentuk dari dua kata
yaitu “Hun” yang berarti pria dan “Ai” yang berarti rumah. Secara singkat, Honai
berarti rumah laki-laki dewasa. Perempuan juga menempati Honai dengan sebutan
“Ebeai”. Ebeai sendiri terdiri dari dua kata yaitu “Ebe” yang artinya tubuh dan
“Ai” yang artinya rumah. (Kayan, 2015) Bangunan Honai sendiri berbentuk
lingkaran dan memiliki makna yaitu menjaga kesatuan. Kesatuan dan persatuan
harus dijaga sesama suku serta memertahankan budaya yang telah diwariskan para
leluhur. Rumah Honai juga memiliki aturan dimana rumah honai laki-laki dan
perempuan terpisah, perempuan dan laki-laki tidak diperbolehkan tidur dalam satu
rumah honai, melainkan ayah dan anak laki-laki tidur dalam satu rumah,
sedangkan ibu tidur bersama anak perempuan.

Pada umumnya, Rumah Honai dalam satu bangunan terdiri dari dua lantai
yang terhubung oleh tangga yang terbuat dari kayu bua kasuari, lantai pertama
terdapat perapian yang digunakan sebagai tempat berkumpul, menjamu tamu dan
menghangatkan diri, sedangkan lantai kedua digunakan untuk tempat beristirahat
atau tidur. Biasanya rumah Honai dihuni oleh lima hingga sepuluh orang.
Bangunan lainnya berfungsi untuk makan bersama, dan bangunan ketiga dijadikan
tempat untuk kandang ternak. Bentuk bangunan rumah honai menyerupai jamur.
Rumah Honai hanya memiliki satu bukaan yang dimanfaatkan sebagai pintu
masuk, bukaan tersebut juga berukuran cukup kecil sehingga orang yang
memasukinya harus menundukkan badan. Honai tidak memiliki jendela untuk
menghalau dingin dan menghindari serangan binatang buas khususnya di malam
hari. Selain menjadi tempat berkumpul dan beristirahat Rumah Honai juga
memiliki fungsi lain. Rumah Honai laki-laki biasa dijadikan tempat
bermusyawarah warga setempat, dan rumah Honai lain dimanfaatkan sebagai
rumah babi serta tempat penyimpanan umbi-umbian hasil panen.

Rumah Honai memiliki nilai filosofis sebagai berikut:

1. Nilai menjaga kesatuan dan persatuan honai, memiliki nilai


menjaga kesatuan dan persatuan sesama suku dan menjaga budaya
yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk selamanya. Contoh
dari kesatuan dan persatuan yang masih dianut Suku Dani adalah
rumah Honai hanya boleh dibangun oleh laki-laki suku Dani secara
gotong royong. Selain itu pintu masuk rumah Honai harus
mengikuti aturan yaitu menghadap kearah matahari terbit atau
tenggelam, hal ini di maksudkan agar para warga dapat siaga jika
ada bencana atau ada musuh datang.
2. Sehati, satu pikiran dan satu tujuan dengan tinggal di rumah Honai.
Hal ini dilakukan warga suku Dani dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan
3. Simbol kepribadian dan harga diri Suku Dani. Ditengah modernitas
bentuk arsitektur tradisional asli Rumah Honai masih
dipertahankan untuk menjaga kebudayaan suku Dani.

Material asli rumah Honai masih dipertahankan dengan menggunakan


material alami yang dapat diperbaharui, mulai dari rangka kayu, dinding anyaman
dan atap jerami yang merupakan bahan ramah lingkungan. Hal ini dapat dijadikan
contoh bagi para arsitek bahwa sebelum adanya arsitektur hijau, arsitektur
tradisional Indonesia sudah banyak menerapkan prinsip arsitektur hijau. Bentuk
dari atap yang mengarah kebawah dan agak rendah bertujuan untuk melindungi
dinding dari air hujan. Tidak ada jendela dirumah honai juga dkarenakan suhu di
daerah Wamena bisa mencapai 10-15 ℃ di malam hari, sehingga jika terdapat
banyak bukaan maka suhu dingin akan dengan mudah masuk ke bagian dalam
rumah Honai.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penerapan konsep pragmatik menjadi hal mendasar dalam setiap


mendesain suatu bangunan. Pendekatan pragmatik adalah penyelesaian satu atau
beberapa masalah tertentu yang nyata dan terukur, misalnya iklim, keterbatasan
lahan, dana, waktu pembangunan, akses menuju bangunan tersebut, dan/atau
konstruksi spesifik. Bangunan igloo dan rumah honai menjadi salah satu
bangunan yang menerapkan konsep pragmatic dengan bentuk fisik bangunan yang
diperhitungkan dalam arsitektur pragmatik seperti; ukuran, proporsi, jarak antar
bagian, bahan, warna, dan sebagainya. Sebagai suatu sistem hal hal fisik tersebut
dapat diinterpretasikan (mempunyai arti dan nilai) dan memancing reaksi tertentu
dalam sebuah bangunan berdasarkan bahasa yang dihasilkan. Menyuguhkan
hubungan antara tanda-tanda dengan para pemakainya,sehingga berisikan seluruh
faktor psikologis dan sosiologis yang sekaligus berperan serta sebagai tujuan dan
sasaran.

3.2 Saran

p
DAFTAR PUSTAKA

Air, T. (n.d.). PDFCOFFEE. Retrieved from https://toaz.info/doc-viewer

Kayan. (2015, Mei 5). Kayanblog. Retrieved Mei 19, 2021, from wordpress.com:
https://kayanblog.wordpress.com/2015/05/05/rumah-tradisional-papua-honai/

Manaroinsong, K. E., & Suryono. (November 2017). Penerapan Analogi


Linguistik pada Arsitektur dengan Menggunakan Prinsip Seni Ekspresionis.
Volume 14, No.3 , ISSN 1858-1137.

Prayogi, L., & Zeni, K. S. (2020, Desember). Penerapan Konsep Arsitektur


Pragmatik pada Bangunan Bandar Udara Kertajati. JAD. Journal of Architecture
Design and Development, 01(02), 97-110. doi:10.37253/jad.v1i2.759

Wikipedia. (2021, April 11). Retrieved from Wikipedia Ensiklopedia Bebas:


https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jayawijaya

Anda mungkin juga menyukai