Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Rumah Jojong adalah rumah adat tradsional yang berada di Kabupaten Pakpak. Rumah Jojong
ini sudah mulai susah untuk di temui. Rumah Jojong ini mmiliki ciri khas tersendiri, berbeda dengan
rumah adat Sumatera lainnya. Terlihat pada bagian atapnya yang melengkung dan mempunyai satu
bagian atap kecil di bagian paling atas. (Bahaqi Nu’man, 2001)

Sumber: Rumah Adat Jojong


(Khamdevi, 2019)

Siwaluh Jabu adalah rumah adat tradisonal yang berada di Kabupaten Karo. Area ini masih
memiliki rumah-rumah tradisional adat Batak. Perkampungan Dokan dikenal sebagai perkampungan
adat Karo yang pada dulunya dipenuhi dengan berbagai rumah-rumah tradisional Karo (Aditya, 2019).
Rumah-rumah tradisional yang masih dihuni oleh masyakarakat Karo ada juga yang asli dan ada juga
yang sudah mengalami pemugaran. Saat ini rumah Siwaluh Jabu didiami oleh sebuah keluarga dan
menjadi salah satu rumah Siwaluh Jabu yang di konservasi oleh pemerintah.

Sumber: Rumah adat Siwaluh Jabu Desa Dokan


(Khamdevi, 2019)
1. Rumah Adat Jojong

Bentuk rumah Jojong sangat identik dengan bentuk solu atau sampan dan memiliki denah
berbentuk persegi. Rumah Siwaluh jabu mempunyai bentuk seperti rumah panggung. Rumah adat ini
memiliki dinding miring melebar keluar. Organisasi ruang rumah adat ini terpusat. Rumah jojong pada
umumnya terbagi atas 4 ruang. Yaitu Ben, Panimbangi, Kambirang bengket, Pucuk kayu dan satu
Ture(teras).

Area publlik, berada pada lingkungan sekitar rumah, dan area semi publik berada pada Ture.
Ture di fungsi kan sebagai tempat menganyam atau naki naki (pemuda pemudi memadu kasih) dan area
privatnya berada pada bagian dalam rumah. Rumah adat Jojong memiliki bukaan berupa pintu dan
jendela yang terletak pada fasad depan dan samping. Pada Dairi terdapat satu jendela di samping kiri
dan kan juga satu pintu di depan. Dan pada Salak terdapat dua jendela pada setiap sisi dan satu pintu.

Ornamen yang terdapat pada rumah Jojong berupa kepala kerbau di setiap ujung atap. Kepala
kerbau melekat pada bubungan atap juga, kepala kerbau berartikan semangat kepahlawanan puak
Pakpak. Dan di atap dan knockdown terdapat ornamen yang bernaman Embun sikawinten. . Embun
sikawinten adalah suatu hiasan dibuat berulang-ulang untuk mengisi bidang melmelen (Ginting,1995).

Yang paling khas dari rumah adat Pakpak adalah bubungan atapnya. Petarik-tarik Mparas
ingenken ndengel, yang artinya berani memikul resiko yang berat dalam melestarikan adat istiadat.
(Bahaqi Nu’man, 2001) Biasanya pada atap terdapat ornamen Embun sikawinten.
KARAKTERISTIK

Sumber: Pribadi
Letak Kolom Rumah Jojong
Salak dan Dairi

Perbedaan yang terdapat pada Rumah Adat Pakpak (Rumah Jojong) daerah Salak dan Dairi
terletak pada jumlah kolomnya. Pakpak di daerah Salak terdapat 32 buah kolom serta 2 kolom tambahan
berada di teras sedangkan di daerah Dairi memiliki total kolom hanya berjumlah 20 dan tanpa kolom
tambahan.

Sumber: Rumah Jojong di Salak dan di Dairi


(Khamdevi, 2019)
Perbedaan karakteristik di daerah Salak dengan daerah Dairi yaitu terletak pada warna. Di Salak
lebih menggunakan dominan warna cerah yaitu merah, orange, dan kuning. Sedangkan di daerah Dairi
lebih menggunakan dominan warna gelap yaitu hitam, cokelat, dan abu-abu. Keduanya menggunakan
sistem knockdown-nya, di dinding bawah menggunakan list dengan warna yang berbeda dengan
dinding, terdapat ornamen flora.

Sumber: Pribadi
Tampak Rumah Jojong
Salak dan Dairi

Perbedaan karakteristik di daerah Salak dengan daerah Dairi yaitu terletak pada warna. Di Salak
lebih menggunakan dominan warna cerah yaitu merah, orange, dan kuning. Sedangkan di daerah Dairi
lebih menggunakan dominan warna gelap yaitu hitam, cokelat, dan abu-abu. Keduanya menggunakan
sistem knockdown-nya, di dinding bawah menggunakan list dengan warna yang berbeda dengan
dinding, terdapat ornamen flora. Di keduanya menggunakan ornamen kepala kerbau sebagai hiasan
namun memiliki kegunaan untuk melambangkan keperkasaan juga sebagai penangkal seisi rumah dari
roh-roh jahat. (Ginting,1995)
Sumber: Pribadi
Denah Rumah Jojong
Salak dan Dairi

Dua buah tiang yang berada di depan muka rumah memiliki Namun jika dilihat secara denah
kedua Rumah Jojong memiliki persamaan letak aktivitas dan fungsinya. Keduanya memiliki organisasi
dan sirkulasi yang sama, hanya saja di Salak bentuk denah persegi panjang horizontal sedangkan di
Dairi persegi panjang vertikal. Bukaan yang terdapat di daerah Salak lebih banyak yaitu berjumlah 5
buah sedangkan di daerah Dairi hanya memiliki 3 buah.
1. Rumah adat Siwaluh Jabu

Bentuk rumah Siwaluh Jabu sangat identik dengan bentuk solu atau sampan dan memiliki
denah berbentuk persegi panjang. Rumah Siwaluh Jabu mempunyai bentuk seperti rumah panggung.
Rumah adat ini memiliki dinding miring melebar keluar.
Organisasi ruang rumah adat ini terpusat. Di tengah terdapat jabu/labah. Jabu ini tidak memiliki
sekat, jadi para keluarga bisa saling melihat secara langsung satu dengan yang lainnya. Untuk rumah
rakyat biasa dan Sibayak, prinsip jabu ini memiliki persamaan. Pada dasarnya jabu digunakan untuk
tidur, tempat makan dan menerima tamu serta lain-lain (Napitupulu, 1997). Maka dari itu organisasi
ruangnya bisa di golongkan terpusat.
Area publlik, berada pada lingkungan luar sekitar rumah, dan area semi publik berada pada
Ture. Ture di fungsi kan sebagai tempat menganyam atau naki naki (pemuda pemudi memadu kasih)
dan area privatnya berada pada bagian dalam rumah.
Orientasi dari sisi depan rumah Siwaluh Jabu dihadapkan ke arah sungai, dan bagian belakang
akan menghadap ke arah pegunungan. Namun jika terletak sangat dekat dengan sungai, maka bagian
depan akan dihadapkan ke hulu dan bagian belakang akan menghadap hilir (Rahmadhani,2013). Untuk
menunjukan arah hulu dan hilir, rumah adat Siwalah jabu menggunakan media kepala kerbau. Kepala
kerbau betina menghadap hilir dan yang jantan menghadap hulu, Orang Karo memandang kerbau
sebagai lambang kesuburan dan kehormatan.
Pada rumah adat ini memiliki dinding kayu yang disusun diikat dengan menganyam ijuk lalu
disusun seperti bentuk seperti cicak (Aditya, 2016). Pengikat ini disebut sebagai ret-ret oleh masyarakat
Karo. Dan penghubung di setiap sisi dinding yang berada di keempat sisi berupa material kayu
berbentuk kuping. Di bagian pengikat dinding dalam rumah menggunakan material berupa bambu
panjang yang dipotong dan ikat. Demikian juga dengan ture diperbuat dari bambu besar +/- berukuran
15cm, yang sudah tua dan kering (Napitupulu, 1997). penggunaan bambu atau batang kayu tua dan
kering ini disebut kempawa. Contoh penggunaan kempawa pada teras dan tangga.
Terdiri dari delapan area yang difungsikan sebagai tempat tinggal oleh keluarga. Kedelapan
area tersebut tidak memiliki sekat hanya dibatasi oleh alas tempat duduk dan tidur. Bagian depan dihuni
oleh pemimpin rumah yang menghadap kearah hilir sungai.
Sumber: Indonesian Houses
Interior.

Untuk bagian atap terbagi dalam beberapa bagian. Pertama terdapat atap tersek yang terletak
pada bagian atas. Atap ini berukuran lebih kecil dari atap utama dan bermaterial ijuk. Atap di jadikan
sebagai tempat meletakan ayo rumah dan derpih angin juga kepala kerbau. Ayo terletak pada dua sisi
fasad bangunan yang menghadap hulu dan hilir. Jumlah ayo bervariasi tergantung pada besar rumah.
Lalu pada bagian bawah ayo terdapat dinding kecil yang terbuat dari papan yang disebut derpih angin,
dijadikan ventilasi dari rumah adat ini..
Rumah adat Siwaluh Jabu memiliki bukaan berupa pintu dan jendela yang terletak pada fasad
depan dan belakang. Sebuah pintu memiliki 2 daun pintu sedangkan jendela memiliki 1 daun jendela.
Pada bagian pintu dan jendela biasanya diberi ukiran-ukiran dan ornamen.
Ornamen yang terdapat pada rumah Siwaluh Jabu berupa kepala kerbau betina dan jantan.
Kepala kerbau ini berorientasi pada sumber mata air. Kepala kerbau betina menghadap hilir dan jantan
menghadap hulu. Tidak hanya itu tetapi terdapat ornamen Gerga. Gerga adalah ukiran hias memiliki
pola, gerga memiliki makna simbolik yang memiliki arti melukiskan pikiran, perasaan atau pandangan
hidup masyarakatnya.
KARAKTERISTIK

Perbedaan yang terdapat pada rumah adat Siwaluh jabu Dokan dan Lingga terletak pada jumlah
kolomnya. Siwaluh Jabu pada Desa Lingga memiliki total kolom berjumlah 25 sedangkan di Desa
Dokan hanya terdapat 12 buah kolom.

Sumber: Pribadi
Kolom Siwaluh Jabu
Desa Lingga dan Desa Dokan

Perbedaan karakteristik rumah adat daerah Dokan dan Lingga ialah terletak pada ornamen dan
warna. Pada rumah lingga terdapat ornamen yang sama pada dindingnya, yaitu terdapat 2 rangkap cicak
begitu pula dengan di Dokan. Tetapi yang membedakannya ialah warna latarnya. Pada lingga berwarna
oranye dan pada dokan berwarna putih. Dan juga terdapat perbedaan pada knockdown-nya, di dokan
berwarna hitam dan pada lingga terdapat ornamen.

Sumber: Siwaluh Jabu di Desa Lingga dan Dokan


(Khamdevi, 2019)
Sumber: Pribadi
Tampak Siwaluh Jabu
Desa Dokan dan Desa Lingga

Jika dilihat secara denah Siwaluh jabu memiliki persamaan antara Desa Dokan dan Desa
Lingga. Keduanya memiliki organisasi dan sirkulasi yang sama. Rumah adat hanya memiliki jabu, bisa
di katakan rumah Siwaluh Jabu Dokan dan Lingga hanya terdiri dari satu ruangan besar yang di tempati
delapan keluarga. Rumah Siwaluh jabu ini, boleh dikatakan hanya terdiri dari satu ruang besar yang
ditempati oleh delapan keluarga yang merupakan denah jabu, Besarnya jabu yang ditempati keluarga
+/- 4 x 4 m (Napitupulu, 1997).

Sumber: Pribadi
Denah Siwaluh Jabu
Desa Dokan dan Desa Lingga
Sistem Karakteristik
Rumah Adat Jojong di
Arsitektur Rumah Adat Rumah Adat Jojong di Daerah Salak
Daerah Dairi
Pakpak (Rumah Jojong)

Pola
Ruang

- Berbentuk
- Berbentuk persegi panjang,
persegi panjang,
- Memiliki 4 bilik.
- Memiliki 4 bilik.
- Timur-barat yang dihubungkan - Timur-barat
dengan siklus kehidupan, simbol yang
matahari terbit (timur) dan dihubungkan
matahari terbenam (barat). dengan siklus
SPASIAL Orientasi kehidupan,
simbol matahari
terbit (timur) dan
matahari
terbenam (barat).
- Pada bagian pelataran merupakan - Pada bagian
area publik. pelataran
merupakan area
- Ture merupakan area semi publik
publik.
(tempat pemuda pemudi mengadu
kasih) - Ture merupakan
Hirarki area semi publik
- Dan privat berada di dalam rumah
(tempat pemuda
(area keluarga)
pemudi mengadu
kasih)

- Dan privat
berada di dalam
rumah (area
keluarga)

Wujud
- Rumah panggung, - Rumah
- Memiliki 1 teras sebagai akses, panggung,
- Akses berupa tangga. - Memiliki 1 teras
sebagai pemisah
antara ruang luar
dan dalam
- Akses berupa

FISIK tangga.

- Atap: tanah liat. - Atap: Ijuk yang


- Badan: kayu. diikat dan
- Teras dan tangga: bambu kering. dianyam.

Material - Kolom: kayu. - Badan: Kayu.


- Teras dan
tangga: Bambu
kering.
- Kolom: Kayu.
- Pembatas ruang hanya ada di setiap - Pembatas ruang
kamar, memisahkan antara area hanya ada di

Pembatas tengah – dapur terhadap kamar. setiap kamar,

Ruang memisahkan
antara area
tengah – dapur
terhadap kamar.
Atap

- Bentuk melengkung. - Bentuk


- Memiliki atas kecil yang berada di melengkung.
bagian paling atas - Memiliki atas
kecil yang
berada di bagian
STILISTIK
paling atas.

- Jumlah: 32 kolom dan tambahan - Jumlah: 20


Kolom kolom pada teras berjumlah 2, total kolom.
34 buah kolom.

Bukaan

- Memiliki 1 bukaan berupa pintu - Memiliki 2


yang terletak di teras. bukaan berupa
- Memiliki 4 bukaan berupa jendela. jendela,
- Memiliki 1
bukaan berupa
pintu.
Karakteristik
Rumah Adat Siwaluh Jabu di Rumah Adat Siwaluh Jabu di
Arsitektur Rumah
Desa Dokan Desa Lingga
Siwaluh jabu

Pola
Ruang

- Berbentuk persegi panjang,


- Berbentuk persegi panjang, - Memiliki 8 bilik.
- Memiliki 8 bilik.

- Pada bagian fasad depan - Pada bagian fasad depan


Spasial menghadap ke arah sungai, menghadap ke arah sungai,
Orientasi
sedangkan fasad belakang sedangkan fasad belakang
menghadap ke pegunungan. menghadap ke pegunungan.

- Pada bagian pelataran - Pada bagian pelataran


merupakan area publik. merupakan area publik.
- Ture merupakan area semi - Ture merupakan area semi
Hirarki publik (tempat pemuda publik (tempat pemuda pemudi
pemudi mengadu kasih) mengadu kasih)
- Dan privat berada di dalam - Dan privat berada di dalam
rumah (area keluarga) rumah (area keluarga)

FISIK Wujud

- Rumah panggung,
- Rumah panggung,
- Memiliki 2 teras sebagai - Memiliki 2 teras sebagai
pemisah antara ruang luar pemisah antara ruang luar dan
dan dalam(Ture) dalam,

- Akses berupa tangga. - Akses berupa tangga.

- Atap: Ijuk yang diikat dan - Atap: Ijuk yang diikat dan
dianyam. dianyam.

Material - Badan: Kayu. - Badan: Kayu.


- Teras dan tangga: Bambu - Teras dan tangga: Bambu kering.
kering. - Kolom: Kayu.
- Kolom: Kayu.
- Pembatas ruang hanya ada - Pembatas ruang hanya ada di
di setiap kamar, setiap kamar, memisahkan
Pembatas
memisahkan antara area antara area tengah – dapur
Ruang
tengah – dapur terhadap terhadap kamar.
kamar.

Atap

STILISTIK
- Bentuk menyerupai solu - Bentuk menyerupai solu atau
atau seperti sampan. seperti sampan.

Kolom - Jumlah: 12 kolom. - Jumlah: 20 kolom.

Bukaan

- Terdapat 2 buah pintu, dan


- Terdapat 8 buah jendela. - Terdapat 2 buah pintu, dan 8
buah jendela
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Putra (2016). “ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI


KAMPUNG DOKAN”. Malang: Universitas Brawijaya [ Di akses: 30 September 2019 ]
https://media.neliti.com/media/publications/115937-ID-elemen-pembentuk-arsitektur-
tradisional.pdf

Rahmadhani, Novi (2013). “PENERAPAN HASIL INTERPRETASI BENTUK RUMAH


TRADISIONAL KARO TERHADAP PERANCANGAN RUMAH TINGGAL
KONTEMPORER”. Medan: Universitas Sumatera Utara [ Di akses 3 Oktober 2019 ]
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/38463

Schefold, Reimar; Nas, Peter J.M, Domeneig, Gaudenz; Wessing, Robert. 2008. Indonesian houses.
Leiden: KITLV Press. Di akses 28 September 2019.

Napitupulu S.P (1997). Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Utara. Di akses pada tanggal 3 Oktober
2019.

Nu’man, Bahaqi, (2001). “Jelajah Sumatra utara: Rumah adat Sumatra utara”.

Ginting,(1995). “RAGAM HIAS (ORNAMEN) RUMAH ADAT BATAK KARO”.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya,(2010). Pencatatan Jojong.’14 oktober 2019 dari
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=998

Anda mungkin juga menyukai