2. Zoning
Zoning desa
Berdasarkan fungsi :
Rumah adat yang terdapat dinias tidak semua memiliki ukuran yang
sama, hal itu dilakukan untuk membedakan antara kalangan
bangsawan dengan rakyat biasa. Begitu juga dengan penempatannya,
kalangan bangsawan (raja) biasanya pada lahan yang lebih tinggi di
tengah kampung atau di ujung kampung.
Omo Sebua
Rumah ini hanya dibangun untuk kepala desa dan letaknya ada di pusat desa.
Pembangunan Omo Sebua dilakukan di atas tumpukan kayu ulin besar dengan
atap yang menjulang. Menurut keterangan sejarah, Omo Sebua pada zaman
dulu digunakan sebagai tempat pertahanan ketika budaya perang antar desa
masih sering terjadi. Ciri khas Omo Sebua terletak pada bagian atap yang
curam dengan tinggi mencapai 16 meter. Atap berbentuk pelana di bagian
depan dan belakang yang efektif melindungi rumah dari hujan.
Omo Hada
Omo Hada digunakan sebagai rumah tinggal rakyat jelata, seperti rumah adat
Jawa Barat, jolopong. Bentuknya persegi dengan pintu yang menghubungkan
satu rumah dengan rumah lain. Dengan pintu ini, warga dapat berjalan di
sepanjang teras rumah tanpa harus turun ke tanah.
Berdasarkan lokasi:
Nias Utara
Nias tengah
Pembagian rumah adat di Gomo dan sekitarnya dapat dibagi atas dua
bagian yaitu ruang depan dan ruang belakang.
⇒Ruang depan
Difungsikan sebagai tempat pertemuan dan lantainya ditata bertingkat
tiga.
• Lantai pertama disebut tawolo, dipakai tempat duduk orang – orang
kebanyakan pada waktu upacara adat.
• Lantai kedua disebut botonilui, digunakan untuk tempat duduk para
bangsawan dan orang – orang yang dihormati selain sebagai tempat
tidur para
tamu yang menginap di tempat itu.
• Lantai ketiga disebut salogoto, tempat lebih tinggi dibuat untuk
tempat duduk
raja adat (siulu). Bagi pengetua adat yang dipandang tertua
didudukkan di
sebelah kanan salagoto sebagai penghormatan tertinggi.
⇒Ruang belakang
Difungsikan sebagai dapur.
⇒Ruang tubuh tengah
Bagian tubuh (boto homo) dari rumah adat Nias ialah bagian yang
langsung digunakan oleh penghuninya dalam kehidupan sehari – hari
seperti ruang depan digunakan untuk menerima tamu, tempat rapat
dan tempat tidur tamu di malam hari. Sedangkan ruang tidur yang
disebut foroma atau bate’e jumlah ruangannya berbeda – beda
tergantung kebutuhan. Bagian lantainya terdiri dari boto dan sinata.
Boto adalah lantai yang sejajar / rata di seluruh bagian rumah
sedangkan sinata adalah bagian lantai yang lebih tinggi berkisar 10 –
15 cm dari lantai boto biasanya tempat tamu / orang yang dihormati.
Nias selatan
Struktur
bangunan
Nias utara
-atap
Nias Tengah
Bagian tapak, tiang penyangga terdiri dari lapik dan kayu – kayu
penyangga yang kuat. Adapun bagian – bagian dari tapak dan tiang
penyangga tersebut ialah:
1. Toyo gehomo, batu yang menjadi umpak / tapak / alas tiang.
2. Ehomo, tiang pendukung / penyangga dari tubuh bangunan.
3. Diwa, balok siku kiri – kanan sebagai tempat meletakkan pemberat.
4. Siloto, balok lintang yang menghubungkan tiang – tiang penyangga.
5. Laliowo, balok lintang yang membagi rata beban tubuh bangunan
dan tempat memaku papan lantai.
6. Tambua, sejumlah batu – batu sebagai pemberat yang diletakkan
pada balok siku kiri – kanan (diwa) yang kegunaannya sebagai
penyeimbang berat bagian bawah dengan bagian atas bangunan
sekaligus sebagai pemberat bila terjadi gempa.
7. Ora, tangga memasuki rumah.
Nias Selatan