Anda di halaman 1dari 8

Penerapan Ragam Hias Minangkabau Pada Hotel Pusako

di Bukittinggi
Yulia Andriani N.1, Nurhasanah2
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Universitas Tarumanagara
Email: yulia.615170044@stu.untar.ac.id

Abstrak— Ragam hias merupakan salah satu unsur kebudayaan yang digunakan sebagai pelengkap estetika ruangan.
Indonesia memiliki banyak kebudayaan daerah, salah satunya adalah Minangkabau. Ragam hias Minangkabau umumnya
ditemukan pada rumah gadang serta memiliki akar kebudayaan yang kental dengan filosofi mengenai alam dan setiap ragam
hias memiliki makna dan aturan peletakan masing-masing. Seiring dengan perkembangan jaman, ragam hias Minangkabau
juga digunakan diluar rumah gadang, seperti pada Hotel Pusako di Bukkittinggi. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui jenis
motif, penempatan dan perubahan bentuk pada ragam hias Minangkabau di area publik, seperti pada Hotel Pusako. Metode
penelitian kualitatif deskriptif digunakan dalam penulisan artikel. Pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber literatur,
termasuk data hotel yang menjadi data sekunder. Hasil penulisan menyimpulkan bahwa penempatan motif yang digunakan
tidak sesuai dengan penempatan pada rumah gadang dan terdapat beberapa perubahan bentuk yang menyesuaikan dengan
perancangan ruangan.

Kata kunci: Ragam Hias, Minangkabau, Hotel Pusako.

I. PENDAHULUAN Ragam hias Minangkabau memiliki


Ragam hias atau ornamen secara akar kebudayaan yang kental dengan filosofi
etimologis berasal dari bahasa Yunani, dari dan memiliki pedoman atau syarat dalam
kata ornere yang berarti kerja menghias dan peletakannya di dalam ruangan. Ragam hias
ornamentum yang berarti hasil karya atau tradisional Minangkabau umumnya terdapat
hiasan. Ragam hias pada dasarnya merupakan pada rumah gadang, yang sekarang juga dapat
penghias yang dipadukan, sebagai media dijumpai pada bangunan lainnya. Penggunaan
mempercantik atau mengagungkan suatu ornamen Minangkabau dapat digunakan pada
karya (Baidlowi & Daniyanto, 2003). interior ruang publik, seperti hotel, dengan
Ragam hias merupakan salah satu tujuan untuk memberikan suasana yang
perwujudan dari bentuk kebudayaan. mendukung desain ruangan. Meskipun,
Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem penggunaan ragam hias dapat memberikan
gagasan, tindakan, serta hasil karya manusia nilai lebih terhadap estetika ruangan hotel,
dari masyarakat setempat. Indonesia terdiri namun penempatan ornamen ini juga harus
dari berbagai provisi dengan bermacam- memperhatikan aturan kebudayaan dari
macam kebudayaan daerahnya, salah satu daerah ornamen tersebut.
nya adalah provinsi Sumatra Barat yang Berdasarkan latar belakang di atas,
dikenal dengan kebudayaan Minangkabau. penulis ingin menjelaskan bagaimana
pengolahan ragam hias Minangkabau dalam

1
interior hotel, meliputi jenis-jenis ornamen Rumah Gadang. Letak elemen hias
Minangkabau, perubahan/ pengolahan terdapat pada dinding, jendela atau pintu,
bentuk, dan penempatan yang sesuai dengan tiang dan atap rumah gadang. Dasar motif
adat kebudayaan Minangkabau. ukiran Minangkabau diketahui berasal dari
tumbuhan, hewan, alam dan alat-alat
II. METODE keseharian masyaraka.
Penulisan artikel berlangsung dari Maret Motif Minangkabau memiliki makna
2020 hingga Mei 2020. Jenis metode yang filosofis yang dalam bagi masyarakat di
digunakan adalah kualitatif deskriptif, dimana daerahnya. Maka, penempatan motif pada
penulis mendeskripsikan tentang Ragam Hias rumah gadang disesuaikan dengan arti
Minangkabau beserta makna dan dan makna ukiran tersebut. Menurut
penempatnnya menurut budaya Herry (2018: 17-18), dengan banyaknya
Minangkabau. Pengumpulan data-data jenis motif Minangkabau, maka makna
didapatkan melalui studi literatur dari motif-motif tersebut dapat diuraikan
berbagai sumber. berdasarkan jenis motif dasar yang sama,
karena makna motif-motif tersebut
III. HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki kecenderungan makna yang
a. Ragam Hias Minangkabau sama. Kesamaan makna tersebut
Bentuk ragam hias Minangkabau diperoleh dari tahap pengelompokkan dan
umumnya bersumber dari falsafah “Alam pemilihan.
Takambang Jadi Guru”, maksudnya adalah Pengelompokan ragam hias berserta
bahwa alam yang luas dapat dijadikan letak dan makna yang terdapat pada rumah
guru/sumber pengetahuan. Seluruh motif gadang dapat dilihat pada tabel 1.

yang diciptakan dikembalikan pada sifat


Pada badan rumah
dan bentuk alam Minangkabau. Bentuk-
Aka Duo Gagang. Pada lambai-lambai
bentuk alam yang dijadikan motif ragam garebek.
hias tidak diungkapkan secara realistis,
namun bentuk tersebut distilisasikan
menjadi bentuk tumbuhan (Zuhud, E. A.,
2016).
Makna:
Ragam hias Minangkabau memiliki Kegigihan orang Minangkabau dalam
seni ukir hampir di seluruh muka bagian kehidupan. Masyarakat Minangkabau

2
percaya bahwa segala sesuatu tidak sia- Makna:
sia dan selalu berujung pada sebuah Melambangkan sikap seorang pemimpin
tujuan yang baik. Variasi dari motif ini yang bijaksana. Diambil dari kedatangan
adalah, aka cino sagagang, aka cino duo Aditiawarman, Raja Majapahit ke tanah
gagang dan aka bapilin. Minangkabau.
Si Kambang Manih (berkembang manis). Pucuak Rabuang. Penutup ukiran
Pada dinding tepi/jendela

Makna:
Makna: a) Anjuran dan nasihat agar menjadi
Kegembiraan masyarakat Minangkabau manusia yang selalu berguna bagi
dalam menyambut tamu. Maka, motif ini manusia dan alam sekitarnya (seperti
biasa ditemukan di bagian yang mudah bambu yang dapat dimanfaatkan sejak
terlibat dari rumah gadang. muda/ rebung).
b) Selagi muda manusia harus berusaha
Pada tempat-tempat umum lainnya
maksimal menggapai cita-cita dan
Aka Duo Gagang. Pada lambai-lambai. tidak sombong saat telah berhasil
(seperti batang bambu yang
menjulang ke atas dan merunduk
ketika sudah berbatang besar).
Dauh Puluik. Ornamen pelengkap

Makna:
Tabel 1. Pengelompokan motif dan letaknya.
Kegigihan orang Minangkabau dalam
Sumber Herry, 2018.
kehidupan. Masyarakat Minangkabau
percaya bahwa segala sesuatu tidak sia-
sia dan selalu berujung pada sebuah
tujuan yang baik. Variasi dari motif ini
adalah, aka cino sagagang, aka cino duo
gagang dan aka bapilin.
Bungo Mangarang Buah. Pada papan
dinding
Paruah Anggang. Ujung ukir pekayuan /
balok.

3
b. Motif Ragam Hias Minangkabau Pada
Hotel Pusako Bukittinggi

untuk menempatkan ragam hias. Ragam


hias yang terlihat pada struktur terbuka
atap lobi merupakan gabungan dari
beberapa motif seperti paruah anggang,
bungo mangarang buah, aka dua
ganggang dan si kambang manih.
Gambar 1. Hotel Pusako. Sumber: google.com. Ukiran motif paruah anggang, tidak
Hotel Pusako berlokasi di Jl. Soekarno secara harfiah di gunakan namun bentuk
Hatta No 7, Manggis Ganting, Mandiangin dasar dari motif ini digunakan sebagai
Koto Selayan, Sumatra Barat dan sudah bidang penempatan motif lainnya. Bentuk
beroperasi sejak 1990. Hotel ini motif ini dapat terlihat pada ujung kiri dan
menggunakan motif ragam hias kanan struktur serta bagian tengah.
Minangkabau yang terlihat dengan jelas Penempatan ini cukup berbeda
pada plafon lobi hotel, serta area lainnya
seperti kamar tamu.

dibandingkan penempatan aslinya yang


hanya berlokasi di ujung ukiran lainnya.
Motif ini melambangkan sikap seorang
pemimpin yang bijaksana. Pemimpin
dalam penerapan hotel dapat diartikan
sebagai pengelola hotel. Diharapkan
pengelola hotel memiliki kebijaksanaan
Gambar 2. Lobi Hotel Pusako. Sumber: google.com
dalam menjalankan tugasnya.

Penggunaan ragam hias pada lobi


diletakan menggunakan media ukiran
kayu. Hal ini merupakan media tradisional
Bidang
Gambar 3. Penggunaan motif paruah anggang pada motif
struktur atap lobi. Sumber: Analisa pribadi.
Gambar 4. Motif si Gambar 5. Motif aka dua
kambang manih. Sumber: 4
gagang. Sumber: Herry,
Herry, 2018. 2018.

Gambar 6. Motif bungo mangarang


buah. Sumber: Herry, 2018.
paruah anggang diisi dengan motif yang
terlihat seperti perpaduan motif aka dua Sedangkan terdapat motif bungo
ganggang dan si kambang manih. Motif mangarang buah diantara ukiran di ujung
aka dua ganggang diletakan pada lambai- dan di tengah struktur plafon. Motif ini

lambai rumah gadang atau lambak, yang berbentuk memanjang dan hanya terdiri dari

merupakan bagian antara jendela luar satu baris ukiran. Penempatan ragam hias
biasanya diletakan pada papan dinding rumah
dengan dinding dibawahnya. Penempatan
gadang.
motif ini kurang sesuai dengan
Gambar 7. Kamar tamu Hotel Pusako. Sumber:
penempatannya pada rumah gadang.
Motif aka dua ganggang memiliki
makna kegigihan masyarakat
Minangkabau dalam kehidupan, bahwa
segala hal tidak sia-sia dan berujung
sesuatu yang baik. Penerapan motif ini
dapat bertujuan untuk memberikan
pengharapan dan semangat kepada
google.com
pengelola hotel dalam menjalankan bisnis
mereka.
Kemudian, motif si kambang manih
Pada kamar hotel terdapat headboard
biasa ditempatakn pada area yang mudah
atau papan diatas
terlihat oleh tamu seperti bagian tengah
kasur tamu yang
rumah, dinding tepi atau jendela. Motif ini
memiliki motif
memiliki arti kegembiraan menyambut
ragam hias.
tamu sehingga penempatannya pada area
Gambar 11. Pengambilan unsur bentuk segi empat
lobi yang merupakan area penyambutan dari motif pucuak rabuang. Sumber: Herry, 2018.

tamu hotel, mendukung makna dan


penempatan motif ini berdasarkan
filosofinya pada rumah gadang.
Gambar 9. Motif pucuak
rabuang. Sumber: Herry,
2018.

Gambar 8. Heiadboard
kasur pada kamr tamu.
Sumber: Herry, 2018.
Gambar 10. Motif daun 5
puluik. Sumber: Herry,
2018.
Konsep penempatan motif ragam hias digunakan disekitar motif headboard.
pada furnitur merupakan konsep yang Motif ini bisa digunakan pada area umum
berbeda dibandingkan penempatnnya rumah gadang.
pada rumah gadang yang biasa dijadikan
penghias bangunan.
Motif yang digunakan terlihat
merupakan penggabungan beberapa
unsur berbeda dari motif Minangkabau,
seperti bentuk dari motif pucuak rabuang
pada bagian bawah motif, daun puluik-
puluik pada beberapa sudut motif, serta
unsur stilasi tumbuhan lainnya yang
disusun secara geometris.

Gambar 12. Penggunaan unsur bentuk motif daun


puluik. Sumber: Herry, 2018.

Penggunaan motif ini menggunakan


media kain dengan busa di bagian
belakang, bukan menggunakan ukiran
kayu yang merupakan media pada
umumnya. Penggunaan motif pada kain
dapat memberikan kesan lebih ringan
dibandingkan jika menggunakan media
kayu, ukiran kayu yang detail dapat
Motif pada headboard menggunakan
memberikan kesan yang berat untuk
unsur bentuk segi empat dan detail
kamar tamu yang berfungsi sebagai
ornamen dari motif furnitur menyerupai
tempat beristirahat.
bentuk motif pucuak rabuang. Motif ini
IV. SIMPULAN
biasanya diletakan pada bagian umum
rumah gadang dan memiliki makna untuk Ragam hias merupakan elemen estetis
selalu menjadi manusia yang berguna bagi tambahan untuk mempercantik atau
alam dan sekitarnya. Selain itu, terlihat meningkatkan estetika suatu ruangan. Ragam
juga perpaduan motif daun puluik yang hias tradisional memiliki unsur budaya yang

6
membuatnya memiliki ciri, sifat dan karakter dan disesuaikan dengan kebutuhan
yang khusus. Salah satunya adalah ragam hias perancangan. Beberapa motif yang digunakan
Minangkabau yang memiliki nilai filosofis adalah bentuk dasar dari motif pucuak
kehidupan masyarakatnya yang kuat. Ragam rabuang pada bagian bawah motif, daun
hias Minangkabau biasa ditemukan pada puluik-puluik pada beberapa sudut motif,
rumah gadang dan mengambil alam sebagai serta unsur stilasi tumbuhan lainnya yang
inspirasinya. Terdapat filosofi, alam disusun secara geometris.
takambang jadi guru, yang berarti menjadikan Media yang digunakan berupa kain yang
alam sebagai guru atau sumber pengetahuan. cetak dengan motif tersebut. Penggunaan
Bentuk-bentuk alam yang dijadikan motif media kain dapat memberikan kesan lebih
ragam hias tidak diungkapkan secara realis, ringan pada ruangan dibandingkan jika
namun mengalami stilasi menjadi bentuk menggunakan media ukiran kayu.
unsur tumbuhan. Penempatan motif yang sesuai dengan
Seiring dengan perkembangan jaman, makna dan aturannya dapat meningkatkan
ragam hias Minangkabau juga digunakan nilai estetika budaya pada perancangan.
diluar rumah gadang, seperti pada hotel. Meskipun penempatan motif pada hotel tidak
Salah satunya adalah Hotel Pusako di sepenuhnya sesuai pada rumah gadang,
Bukittinggi. Motif ragam hias Minangkabau namun penempatannya menyesuaikan
terdapat pada area lobi dan kamar tamu. dengan arsitektur modern dan memenuhi
Terdapat beberapa perubahan terhadap fungsi sebagai penghias pada furnitur ruang.
penempatan dan media penggunaan motif Namun, makna yang terkandung pada motif
ragam hias Minangkabau di Hotel Pusako. masih dapat ditafsirkan dengan baik,
Seperti penggunaan bentuk motif paruah menyesuaikan dengan dengan konteks hotel.
anggang pada struktur atap sebagai
penempatan motif aka dua ganggang dan si V. UCAPAN TERIMA KASIH
kambang manih. Meskipun media motif ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
masih menggunakan media tradisional yaitu, Ir. Nurhasanah M.M selaku dosen
melalui ukiran kayu. pembimbing dalam penulisan artikel ini.
Ragam hias Minangkabau juga digunakan Terima kasih juga kepada pihak-pihak terkait
pada furnitur headboard kasur tamu, tetapi lainnya yang membantu dalam penyelesaian
motif tidak merupakan bentuk asli motif artikel ini.
tersebut. Bentuk ragam hias sudah dipadukan

7
DAFTAR PUSTAKA

Baidlowi, H., & Daniyanto, H. 2003. Arsitektur


Permukiman Surabaya. Surabaya: Karya
Harapan.
Hidayat, Herry Nur. 2018. “PENGEMBANGAN
MOTIF UKIRAN RUMAH GADANG UNTUK
MOTIF KAIN: Revitalisasi dan
Pengembangan Industri Kreatif”. Jurnal
Ilmiah Lingua Idea, vol. 9 No. 1.
Zuhud, E. A. 2016. “Nature Philosophy of
Minangkabau Ethnic in West Sumatra,
Indonesia”. Acknowledgements 1
Workshop Report 2, hal 18.
Zulfikri. 2013. Ragam Motif Ukiran
Minangkabau, diakses dari
https://issuu.com/download-
bse/docs/ragam_motif_ukiran_minangkab
au, pada 3 Mei 2020.

Anda mungkin juga menyukai