Anda di halaman 1dari 13

Arsitektur Vernakular Tradisional Rumah Rejang (Umeak Potong Jang)

Bengkulu

Data Umum:

Lokasi ; Desa Gunung Alam-Lebong, 9 km dari kota Muara Aman ke


arah Taba Atas , Propinsi Bengkulu
Letak Geografis ; 2-5 o LS dan 101-104oBT
Penduduk ; Suku Rejang,
Mata Pencaharian ; Agraris (Pertanian)
Agama ; Islam
BENGKULU

Propinsi Bengkulu, Sumatra Selatan ( Google Maps )

Kota Lebong Bengkulu


SOSIAL BUDAYA

Mata pencaharian utama suku Rejang adalah bercocok tanam. Usaha lainnya
adalah: peternakan, pertukangan kayu, penebangan kayu, menangkap ikan di sungai,
penyadapan karet, atau bekerja di perkebunan dan pengolahan kayu. Mereka juga
melakukan penggalian batu bara, perak, emas, timah, seng, tembaga dan belerang
yang masih dikerjakan secara tradisional.

Pola pemukiman orang Rejang tidak banyak berbeda dengan pola yang
terdapat di pulau Simutera, terutama Sumatera Selatan, yaitu rumah panggung di atas
tiang-tiang setinggi 1,5 - 2 meter di atas permukaan tanah. Rumah-rumah umumnya
terbuat dari kayu , dengan tiga atau empat kamar, termasuk dapur di bagian belakang.
Kakus tidak terdapat di rumah-rumah ini. Di sini keluarga-keluarga tidak tinggal
bersama-sama dalam rumah yang besar. Kalaupun sebuah rumah banyak kamarnya,
tidak berarti anak-anak pemilik rumah itu boleh tinggal terus di rumah setelah mereka
kawin.

Ayah menjadi kepala keluarga dan harus bertanggung jawab untuk istri dan
anak-anaknya. Ia dibantu oleh istri dan anak-anaknya untuk menyediakan keperluan
keluarga. Pada prinsipnya terdapat pantangan untuk mempunyai istri lebih dari satu.

Desa orang Rejang disebut juga Marga. Ini merupakan daerah administratif
pemerintah yang dikepalai oleh seorang Ginde (pemimpin tradisional), yang kadang-
kadang dibantu oleh seorang Penggao. Dalam adat orang Rejang pegawai pemerintah
juga merupakan pemimpin tradisional. Di beberapa daerah mereka disebut sebagai
raja penghulu. Selain itu ada juga pemimpin yang besar pengaruhnya dalam Marga
atau Dusun, yaitu orang lanjut usia yang biasa disebut Tua Dusun atau orang yang
dianggap sesepuh di desa tersebut. Orang Rejang menyebutnya Tuai-kutai, seorang
persona grata di dalam masyarakat mereka, seorang penasehat warga desa, dan selalu
ditunjuk sebagai pemimpin tertua dalam upacara-upacara tradisional.

Kepercayaan Adat
Jika orang rejang ingin membuat rumah untuk tempat tinggal, terlebih dahulu
mereka memilih jenis kayunya. Misalnya kayu meranti, kayu semalo, kayu medang.
Cara untuk mengambil kayu tersebut pun ada aturan adatnya, yaitu jika tumbangnya
mengarah ke kepala air atau mengarah mata air, atau menusuk ke leko’ itu tidak boleh
diambil. Itu tandanya celaka dalam arti orang rejang. Rumah yang sudah kita bangun
dan setelah kita huni kita akan jatuh sakit ataupun meninggal dunia. Meninggal dalam
artian bukan karena rumah tersebut, tapi karena celaka atau musibah, banyak masalah
yang datang. Kemungkinan hidup kita akan susah setelah itu karena kayu tadi
membawa bencana. Bagusnya dalam membangun rumah adalah jika kayu yang kita
ambil tumbangnya mengarah ke desa atau kampung. Maka hal tersebut sebagai tanda-
tanda yang bagus untuk membangun rumah.
Kondisi Fisik Rumah Rejang:

• Arah hadap ke jalan


• Dimensi rumah ( Lebar 6-7 meter, Panjang 15-17 meter)
• Lantai bangungan berbentuk panggung dengan tinggi 2,20 meter ( ruang
bawah bangungan dapat dilalui manusia tanpa harus membungkuk)
• Pondasi dengan menggunakan jenis umpak
• Material bangunan menggunakan kayu setempat (Medang Kuning, Medang
Batu, Balam), material tambanahan ( Banbu Serik, Bambu Menyan, Bambu
Dabuk)
• Lantai Bangunan ditopang oleh kolom atau tiang-tiang dari balok kayu (kayu
bulat diameter 40 cm atau balok dengan ukuran 20/20 cm
• Tiang Diatas lantai Panggung dengan ukuran 10/10 cm
• Dinding bangunan dibuat dari kayu dengan dengan tebel ± 2 cm
• Sistem sambungan menggunakan sistem sambungan papurus, Laki-Batino
( tidak menggukana paku)
• Dinding dipasang berdiri menggunakan sambungan kayu yang dijepit atas
bawah
• Ornamen dan lukisan pada dinding adalah berupa simbol tumbuhan (flora)
Rumah Rejang menghadap ke arah jalan

Ornamen pada dinding Rumah Rejang


Dinding Rumah Rejang dengan motif tumbuhan

Pondasi Umpak Rumah Rajang


Denah Rumah Rejang

Keterangan

1. Berendo Panjang berendo selebar rumah. Lantainya lebih rendah depicing


(selangkah dari bagian dalam). Berendo memiliki fungsi social (tempat
berbincang pagi dan sore dengan tamu dan tetangga akrab, menegur orang
lewat, bermain ank-anak), fungsi ekonomis (tempat menukang, membuat alat
transportasi), dan tempat menjemur pakaian.
2. Umeak Danea Merupakan bagian ruang dalam paling depan. Umeak dana ini
berfungsi sebagai tempat menerima tamu, musyawarah, tempat duduk para
bujang waktu bersyair, dan tempat duduk tamu anak gadis.
3. Pedukuak Merupakan tempat tidur orang tua, juga terdapat pemenyap atau
tempat menyimpan barang berharga dan tikar.
4. Geligei Loteng di atas pedukuak dan R. menyambei. Merupakan ruang tidur
anak gadis dan tempat mereka menyambut tamu teman perempuannya.
Tangga untuk naik ke geligei dapat di naik-turunkan. (lihat gambar potongan
A-A)
5. Ruang menyambei Merupakan ruangan tempat perempuan menyambei.
Ruangan ini dibatasi dengan sekat berupa jendela tak bertutup. Gang yang
terdapat di ruang ini merupakan jalan menuju dapur (lihat gambar potongan
A-A)
6. Dapur Merupakan tempat untuk memasak, berdiang, dan tempat makan.
7. Ga-ang Bagian dari dapur, dekat tangga luar belakang. Ga-ang merupakan
ruang terbuka seperti berendo. Berfungsi tempat mencuci, menyimpan air, dan
menjemur bahan makanan. Lantainya terbuat dari bambu bulat, sehingga
waktu mencuci, air langsung mengalir ke bawah. Di ujung ga-ang terdapat
Kepato Lesat Buluak Bioa (rak-rak tempat perian dan bambu air)
Bentuk bagian-bagian

• Umeak potong jang memiliki bubungan jembatan dengan teblayeaa


(pelayaran) di kiri dan kanan. Atap depan dan belakang makin menurun.
• Lantai bagian berendo (beranda/teras) dan dapur dibuat lebih rendah dari
badan rumah.
• Bentuk pintu dan jendela segi empat, membuka ke dalam atau ke samping.
• Tiang rumah besar dengan beginting tengah(kecil di tengah)
• Tangga dibuat dari papan tebal dengan lebar selebar pintu berendo
• Plafonnya tergantung pada kasau atap, tidak berpagu
• Di atas ruang tengah bagian belakang ada ruangan berbentuk loteng yang
disebut geligei.
Transformasi bentuk denah

Transformasi Bentuk Lantai


Tampak samping

Umeak Danea (ruang depan)


Sumber :

http://localwisdom.ucoz.com/_ld/0/7_2nd-1-jolw-suge.pdf
http://www.tuntopos.com/artikel/menapak-jejak-sejarah-suku-rejang-een-irawan
https://gogoleak.wordpress.com/2010/08/15/menapak-jejak-sejarah-suku-rejang/
http://www.sabda.org/misi/profilo_isi.php?id=52
http://rejanglebong.blogspot.com
http://prestylarasati.wordpress.com/2009/05/06/rumah-tua-suku-rejang/

Anda mungkin juga menyukai