Anda di halaman 1dari 15

ARSITEKTUR

TRADISIONAL

Nia Wulandari F22119037


Moh Fardi F Kamaru F22119038
I Wayan Kartika F22119057
Agung Priadi Bualo F22119022
Dimas F22118190
PENGERTIAN RUMAH ADAT

Rumah adat merupakan produk budaya yang berbentuk bangunan dan dapat
ditempati atau ditinggali. Rumah adat biasanya dibedakan berdasarkan wilayah
asalnya atau suku yang membuatnya. Setiap rumah adat memiliki perbedaan
tersendiri, seperti dari gaya arsitektur, dekorasi, fungsi, bahkan hingga nilai
filosofinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan rumah-rumah adat di Indonesia
sangat unik dan menjadi daya tarik yang memukau banyak wisatawan baik lokal
maupun internasional.
RUMAH PEWARIS ( WALEWONGKO )
Rumah Pewaris atau Walewangko adalah rumah adat daerah Minahasa, Provinsi 
Sulawesi Utara. Minahasa dahulu dikenal dengan nama Tanah Malesung yang
merupakan daerah Semenanjung tempat persinggahan Bangsa Portugis dan Spanyol.
Sementara itu, raja pertama Manado adalah keturunan Bangsa Spanyol, yaitu Muntu
Untu. Dari raja pertama inilah diyakini masyarakat sentuhan teknologi sederhana
mulai dikenal, misalnya beberapa alat pertukangan mulai masuk dan dikenal
masyarakat.
BENTUK DAN KEGUNAAN
Rumah Pewaris juga dijadikan sebagai
Pada bentuk fisik rumah adat ini, tempat penyimpanan hasil panen warga
dua tiang penyangganya tidak setempat. Rumah tersebut bentuknya adalah
rumah panggung. Pembuatan rumah
boleh disambung. Jadi, sudah
panggung pada zaman dahulu bertujuan
dapat dibayangkan bahwa menghindari serangan musuh dan binatang
masyarakat kala itu, ketika buas. Rumah pewaris memiliki 26 tiang
mengambil kayu sebagai bahan penyangga yang menggunakan bahan kayu
pada lantai dasar dan lantai 1 menggunakan
rumah adat, sudah menggunakan bahan kayu dan beton.
perkakas pertukangan.
LOKASI BANGUNAN WALEWONGKO

Menurut legenda, orang Minahasa berasal dari kedua orang yang datang ke Celebes bagian utara, mereka adalah
lelaki Toar (Matahari) dan wanita Lumimu'ut (tanah). Lumimu'ut adalah seorang prajurit wanita, yang dibentuk
dari batu karang, dicuci dalam laut, dipanaskan oleh matahari dan disuburkan oleh Angin Barat. Minahasa
secara etimologi berasal dari kata Mina-Esa (Minaesa) atau Maesayang berarti jadi satu atau menyatukan,
maksudnya harapan untuk menyatukan berbagai kelompok sub etnik Minahasa yang terdiri dari Tontemboan,
Tombulu, Tonsea, Tolour (Tondano), Tonsa-wang, Ponosakan, Pasan dan Bantik. "Minahasa" umumnya
diartikan "telah menjadi satu".
LETAK GEOGRAFIS MINAHASA

Minahasa terletak di Propinsi Sulawesi Utara yang beribu kota Manado,


mempunyai luas daerah kurang lebih 6.000 km2 terletak antara 0-5 derajat
Lintang Utara, dan 120-128 derajat Bujur Timur, adapun perbatasannya antara
lain Sebelah barat Provinsi Gorontalo, Sebelah Utara Kepulauan Filipina,
Sebelah Timur Propinsi Maluku, Sebelah Selatan Provinsi Maluku. Secara
topografis sebagian besar Suku Minahasa merupakan daerah pegunungan sampai
berbukit dan sebagian daerah dataran dan daerah pantai.
FUNGSI RUANG BANGUNAN WALEWONGKO

Bagian Depan Rumah


 Lesar merupakan teras rumah Walewangko.
Area ini digunakan kepala suku dan pemangku adat  Pores juga merupakan area di bagian depan
berpidato atau menyampaikan pengumuman. rumah untuk menerima tamu.
Namun, area ini hanya untuk tamu yang memiliki
hubungan kekerabatan dengan pemilik rumah.

 Sekay merupakan serambi yang juga terletak


di bagian depan rumah.
Fungsinya sebagai area menjamu tamu saat
penghuni rumah menggelar acara. Selain itu, area
ini juga sering difungsikan sebagai tempat
menggelar musyawarah.
 Bagian Belakang Rumah Adat
WalewangkoDi bagian belakang rumah,
terdapat tiga area. Satu area untuk menyimpat
alat memasak, satu area untuk mencuci
berbagai perabotan rumah, dan satu area lagi
untuk menyimpan hasil panen.

 Kolong Rumah
Bagian kolong rumah ini kerap digunakan
penghuninya untuk menyimpan berbagai alat
pertanian dan berbagai perkakas lainnya.
Selain itu, kolong rumah juga bisa digunakan
untuk menyimpan hewan ternak atau
peliharaan.
GAYA ARSITEKTUR

Bentuk rumah adat Walewangko cenderung sangat simetris dari bagian


depanya. Sebagai rumah adat tradisional, tentunya material bangunan yang di
gunakan masih bersifat alami. Bangunan konstruksi rumahnya menggunakan
kayu yang sangat kokoh dan atapnya terbuat dari dedaunan seperti daun rumbia.

Rumah adat Walewangko dibangun dengan konsep rumah panggung yang


tentunya di topang oleh beberapa tiang penyangga. Jumlah tiang yang
digunakan untuk menyangga konstruksi rumah adat Walewangko adalah
sebanyak 16 hingga 18 buah.
Dekorasi Rumah
Rumah Adat Walewangko dipercantik dengan beragam ornamen.
Hiasan ornamen yang digunakan tentunya sangat berkaitan erat dengan
kebudayaan Suku Minahasa. Secara garis besar, terdapat tiga corak atau
motif yang digunakan pada dekorasi Rumah Adat Sulawesi Utara ini yaitu
motif fauna, motif flora, dan motif alam.

Keunikan
Rumah Adat Walewangko memiliki dua buah tangga yang terletak di
sisi kanan dan kiri rumah. Pemasangan dua buah tangga ini memiliki
arti tersendiri bagi Suku Minahasa. Mereka percaya bahwa kedua
tangga tangga itu dapat mengusir dan mencegah roh jahat untuk masuk
ke bagian dalam rumah. Jika ada roh jahat yang hendak masuk ke
dalam rumah dengan memasuki tangga di sisi kiri, maka ia akan turun
lagi melalui tangga yang lainnya, begitupun sebaliknya.
Kesimpulan
Rumah Pewaris/Walewangko adalah rumah adat daerah 
Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

Rumah Pewaris dijadikan sebagai tempat penyimpanan hasil


panen warga setempat. Rumah tersebut bentuknya adalah
rumah panggung. Rumah pewaris memiliki 26 tiang
penyangga yang menggunakan bahan kayu pada lantai dasar
dan lantai 1 menggunakan bahan kayu dan beton.
STRUKTUR BANGUNAN
DENAH
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai