Batam Nama Kelompok : • Fajria Madina 1407 123 563 • Iin Fitri Febriani 1407 123 423 • M. Iswandi Lubis 1407 110 139 Rumah Limas Potong Lokasi : Kampung Melayu, RT 01 RW 08, Kel. Batu Besar, Nongsa Rumah Limas Potong merupakan salah satu bentuk rumah adat Melayu di Kepulauan Riau. Memiliki bentuk yang khas, yaitu berupa rumah panggung dengan tinggi sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah dengan bagian atap menyerupai sebuah limas yang terpotong. Rumah ini memiliki lima bagian utama, yaitu teras, ruang depan, tengah, belakang (tempat tidur), dan dapur. Tampak luar rumah Bagian dalam rumah Peralatan dapur dan makan khas Melayu masih terawat dengan baik dan dipajang di bagian dapur rumah, seperti piring, sendok, panci, tungku kayu, beberapa tempayan, dan peralatan dapur lainnya. Pada zaman dahulu, salah satu tempayan yang berukuran besar itu ditaruh di luar rumah, yaitu di sebelah anak tangga bawah. Tempayan itu berisi air yang digunakan setiap orang untuk mencuci kaki mereka setiap kali akan masuk ke dalam rumah. Seperti adat Melayu pada umumnya, setiap orang yang akan masuk ke dalam rumah harus melepas sepatu maupun sandal mereka terlebih dahulu, kemudian mencucinya dengan air bersih. Rumah tradisional ini merupakan milik Haji Sain, salah satu penduduk Batam yang sudah mulai menempati rumah ini sejak November 1959. Rumah ini berada di tengah-tengah perkampungan melayu, kontras dengan rumah- rumah di sekitarnya yang lebih modern. Saat ini, keberadaaan rumah adat limas potong ini menjadi sulit untuk ditemukan di Batam. Karena alasan itu, rumah milik Haji Sain ini akhirnya dijadikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah kota setempat. Setelah mengalami beberapa renovasi pada bagian rumah –tanpa menghilangkan bentuk aslinya— rumah adat limas potong ini diresmikan sebagai tempat wisata dan terbuka untuk umum pada November 2011.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271 PMK.06 2015 Tentang Tata Cara Penggunaan Pemindahtanganan Pemusnahan Dan Penghapusan Barang Milik Negara Pada Perwakilan Republik Indonesia Di Luar Negeri