Anda di halaman 1dari 20

RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN /

PRE CONSTRUCTION MEETING (PCM)

Pekerjaan
PENINGKATAN JALAN SP. IR. SOEKARNO - LAURAN (NON TEMATIK)

Lokasi Pekerjaan
KAB. KEPULAUAN TANIMBAR

Pengguna Jasa
DINAS SUMBER DAYA AIR, BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI

Penyedia Jasa
CV. SAMY ABADI

Tahun Anggaran
2023
RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN /
PRE CONSTRUCTION MEETING (PCM)

Pre Construction meeting (PCM) atau Rapat Persiapan Pelaksanaan adalah pertemuan antara PPK,
Penyedia Jasa Unsur Perencanaan dan unsur pengawasan yang dilakukan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah diterbitkannya SPMK guna membahas dan kemudian menyepakati bersama
berbagai hal sbb :
1) Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan
2) Organisasi kerja Penyedia
3) Jadwal pelaksanaan Pekerjaan
4) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
5) Prosedur Instruksi Kerja
6) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
7) Penyusunan rencana pemeriksaan dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan

1. Informasi Pekerjaan

Nama Pekerjaan : Peningkatan Jalan Sp. Ir. Soekarno - Lauran (Non Tematik)
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Jangka Waktu Pelaksanaan : 150 (seratus lima puluh) hari kalender
Pengguna Jasa : Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi
Penyedia Jasa : CV. SAMY ABADI
Pembiayaan : APBD Kab. Kepulauan Tanimbar (DAK)
Lingkup Kegiatan : Pelaksanaan Pekerjaan Umum, Pekerjaan Tanah dan
Geosintetik, Perkerasan Berbutir, Perkerasan Asphalt, pekerjaan
struktur dan Pekerjaan Harian (dll).

2. Organisasi Kerja Penyedia

Pelaksana
H. L. Malirafin

Ahli K3
Abdul Karim Biga, ST
A. Pelaksana :
Tugas Pelaksana adalah :
a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan
tugasnya masing- masing.
e. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.
f. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari lapangan
berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa sehingga tidak
menghambat kemajuan palaksanaan di lapangan.
g. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak.

B. Ahli K3 Konstruksi :
Tugas Ahli K3 Konstruksi adalah :
a. Membantu Kepala Pelaksana untuk menyelenggarakan K3 dilingkungan pekerjaan
b. Membuat laporan penerapan K3 di lapangan
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Paket : Peningkatan Jalan Sp. Ir. Soekarno - Lauran (Non Tematik)
Ruas Jalan : Sp. Ir. Soekarno - Lauran
Waktu Pelaksanaan : 120 Hari Kalender
Mulai Pekerjaan : 27-Jun-23
Akhir Pekerjaan : 24-Okt-23

No.
Juli Agustus September Oktober
Mata Uraian Sat Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Bobot %
Pemb. 27-1 3-8 10-15 17-22 24-29 31-5 7-12 14-19 21-26 28-2 4-9 11-16 18-23 25-30 2-7 9-14 16-21 23-24
100
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi Ls 1,000 47.250.000,000 47.250.000,000 0,961 0,240 0,240 0,240 0,240
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ls 1,000 16.750.000,000 16.750.000,000 0,341 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN


80
GEOSITETIK

3.2.(2a Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian M3 1.500,000 311.470,050 467.205.069,430 9,501 2,375 2,375 2,375 2,375
)

3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan M2 12.000,000 17.015,650 204.187.767,500 4,153 1,038 1,038 1,038 1,038

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 1.104,000 1.055.585,230 1.165.366.098,880 23,700 5,925 5,925 5,925 5,925 60

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


Lapis Resap Pengikat - Aspal
6.1 (1) Ltr 9.000,000 18.357,410 165.216.723,290 3,360 0,672 0,672 0,672 0,672 0,672
Cair/Emulsi
6.1 Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi (aspal
Ltr 1.181,250 18.474,600 21.823.122,960 0,444 0,089 0,089 0,089 0,089 0,089
(2a) emulsi)

6.3(5a Laston Lapis Aus (AC-W C) Ton 1.262,700 1.922.992,520 2.428.162.658,150 49,381 9,876 9,876 9,876 9,876 9,876 40
)

6.3.(8) Bahan anti pengelupasan Kg 378,810 113.300,000 42.919.173,000 0,873 0,175 0,175 0,175 0,175 0,175

DIVISI 7. STRUKTUR

7.1 (8) Beton , fc’15 Mpa M3 75,000 2.091.739,700 156.880.477,790 3,190 1,063 1,063 1,063

20

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN &


PEKERJAAN LAIN-LAIN

9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik M2 943,650 213.454,350 201.426.198,400 4,096 2,048 2,048

Jumlah Nilai Pekerjaan 4.917.187.289,390 100,000


Kemajuan Pekerjaan ( %) 0,259 0,259 0,259 0,259 1,057 3,432 3,432 9,357 8,319 5,944 5,944 10,831 10,831 10,831 11,894 11,894 3,130 2,067
Kemajuan Pekerjaan Komulatif ( %) 0,259 0,518 0,778 1,037 2,094 5,526 8,959 18,316 26,636 32,579 38,523 49,354 60,184 71,015 82,909 94,803 97,933 100,000
JADWAL MOBILISASI PERSONIL

Nama Paket : Peningkatan Jalan Sp. Ir. Soekarno - Lauran (Non Tematik)
Ruas Jalan : Sp. Ir. Soekarno - Lauran
Waktu Pelaksanaan : 120 Hari Kalender
Mulai Pekerjaan : 27-Jun-23
Akhir Pekerjaan : 24-Okt-23

Juli Agustus September Oktober


No. Uraian Ket

27-2 3-9 10-16 17-23 24-30 31-6 7-13 14-20 21-27 28-3 4-10 11-17 18-24 25-1 2-8 9-15 16-22 23-24

1 Pelaksana

3 Ahli K3 Konstruksi
JADWAL MOBILISASI PERALATAN

Nama Paket : Peningkatan Jalan Sp. Ir. Soekarno - Lauran (Non Tematik)
Ruas Jalan : Sp. Ir. Soekarno - Lauran
Waktu Pelaksanaan : 120 Hari Kalender
Mulai Pekerjaan : 27-Jun-23
Akhir Pekerjaan : 24-Okt -23

No. Uraian Juli Agustus September Oktober Ket

1 3-8 10-15 17-22 24-29 31-5 7-12 14-19 21-26 28-2 4-9 11-16 18-23 25-30 2-7 9-14 16-21 23-24

1 Dump Truck

Motor Grader
2

Vibrator Roler
3

Water Tanker
4

Wheel Loader
5

Compresor
6

Aspal Sprayer
7

AMP
8

Tander Roller Aspal


9

Finisher Pneumatic
10

Tyre Roller
11

Genset
12
JADWAL MOBILISASI BAHAN

Nama Paket : Peningkatan Jalan Sp. Ir. Soekarno - Lauran (Non Tematik)
Ruas Jalan : Sp. Ir. Soekarno - Lauran
Waktu Pelaksanaan : 120 Hari Kalender
Mulai Pekerjaan : 27-Jun-23
Akhir Pekerjaan : 24-Okt-23

Juli Agustus September Oktober


Ket
No. Uraian

27-2 3-9 10-16 17-23 24-30 31-6 7-13 14-20 21-27 28-3 4-10 11-17 18-24 25-1 2-8 9-15 16-22 23-24

1 Timbunan Pilihan
2 Agregat Klas A
3 Aspal
4 Kerosene
5 Agregat 5/10 dan 10/15 (Batu Pecah)
6 Abu Batu
7 Semen
8 Pasir
9 Cat Marka
4. TATA CARA PENGATURAN PEKERJAAN
1. Request dan Approval dalam rangka of work.
Permohonan untuk malaksanakan pekerjaan diajukan secara tertulis oleh penyedia jasa
sebelum pekerjaan dimulai, dan setelah disetujui secara tertulis oleh Direksi teknik baru
pekerjaan dilaksanakan, ini berarti bahwa administrasi reguest harus disiapkan terlebih dahulu
sebelum suatu kegiatan dimulai.

2. Pembuatan Working drawing.


Pembuatan Working drawing dan segala sesuatu yang berkaitan dengan drawing, adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa. Dimana sebelum working drawing disetujui Direksi teknik,
pekerjaan tersebut tidak diperkenankan untuk dikerjakan.

3. Pengujian MC (Monthy Certificate) dan data pendukung.


Pengukuran bersama hasil pekerjaan dilapangan dilaksanakan bersama-sama antara
Penyedia Jasa, pengawas Pelaksana Kegiatan dan Konsultan supervisi. Penyedia Jasa
mengajukan sertifikat bulana berserta back-Up data ( Perhitungan volume, quality Control, foto-
foto, Reguest dll,) pada tanggal 25 setiap bulannya, sehingga Direksi teknik dapat mengajukan
kepada Pelaksana Kegiatan tepat waktu agar cash flow Penyedia jasa tidak terganggu.

4. Pembuatan Addendum Kontrak.


Pembuatan Addendum Kontrak, dilakukan apabila ada perubahan yang penting dalam
dokumen kontrak, misalnya perubahan volume, waktu dan harga kontrak, pasal-pasal
dokumen kontrak baik penambahan maupun penghapusan, dengan teliti oleh Panitia Peneliti
Kontrak. Setiap Addendum Kontrak asli harus diberi materai di tempat lembar pengesahan
Penyedia Jasa dan Pelaksana Kegiatan untuk keabsahannya.

5. Provisional Hand Over dan Finas Hand Over.


Setelah fisik mencapai 97 %, Penyedia Jasa sudah dapat meminta secara tertulis untuk
dilakukan PHO kepada Direksi Teknik dan Pelaksana Kegiatan, sesuai permohonan
kontraktor. Direksi Teknik mengadakan pemeriksan di lapangan untuk mengetahui perkiraan
selesai 100 %. Hasil pemeriksaan menjadi dasar untuk dilaksanakan PHO.

5. PROSEDUR TEKNIS PELAKSANAAN

Secara garis besar metoda pelaksanaan kami uraikan menjadi 2 bagian sebagai berikut :
- Pekerjaan Persiapan
- Pelaksanaan Pekerjaan Major item kontrak.

1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan meliputi :
1. Survey lapangan
Survey lapangan dilaksanakan pada awal pelaksanaan pekerjaan, untuk mendapatkan
situasi dan keadaan lapangan.
2. Penghitungan MC 0
Dimaksudkan untuk mengetahui jenis pekerjaan dan volume actual lapangan.
3. Pengukuran tapak (“Seeting Out”)
Hasil pengukuran tapak akan memperlihatkan dengan jelas :
- Batas-batas tapak
- Kuantitas yang dikerjakan.
4. Penyediaan barak kerja dan penerangan yang memadai
5. Pengamanan lokasi kerja
6. Mobilisasi Peralatan

Pekerjaan persiapan lapangan di atas di mulai setelah Penyedia Jasa mendapat ijin dari
Pelaksana kegiatan untuk memasuki lapangan.

Selain itu, yang termasuk dalam lingkup pekerjaan persiapan dan dilakukan selama
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan sebelum penyerahan pekerjaan antara lain :
1. Pembuatan foto-foto dan laporan pelaksanaan
2. Kebersihan / keleluasan lapangan, keselamatan dan kesehatan kerja (K-3)
3. Penyimpanan barang-barang, material dan barang contoh (sampel).
4. Pengujian mutu hasil pekerjaan.

2. Pelaksanaan pekerjaan Item Kontrak

- Estimasi volume pekerjaan untuk Pekerjaan Peningkatan Jalan Sp. Ir. Soekarno - Lauran
(Non Tematik).

No Item Pekerjaan Sat Kuantitas Bobot Ket.


%
1. Mobilisasi Ls 1,00 0,961
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ls 1,00 0,341
3. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian M3 1.500,00 9,501
4. Penyiapan Badan Jalan M2 12.000,00 4,153
5. Lapis Pondasi Aggregat Klas A M3 1.104,00 23,700
6. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair Ltr 9.000,00 3,360
7. Lapis Perekat – Aspal Cair Ltr 1.181,25 0,444
8. Lataston Lapis AUS (AC-WC) Ton 1.262,70 49,381
9. Bahan Anti Pengelupasan Kg 378,81 0,873
10. Beton Fc 15 MPa M3 75,00 3,190
11. Marka Jalan Termoplastik M2 943,65 4,096

Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan item pekerjaan diatas kami uraikan sebagai berikut :

A. UMUM

Pekerjaan ini berlokasi di Saumlaki, dengan waktu pelaksanaan selama 150 (seratus lima puluh) hari
kalender.

1. Mobilisasi
Setelah diadakannya pendatangan Kontrak atau diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai
Kerja), kegiatan mobilisasi dapat dilaksanakan dengan periode 30 (tiga puluh) hari kalender.
Untuk saumlaki yang batu pecahnya harus didatangkan dari luar maka pengadaan bahan yang
agak lama bisa memperpancang mobilisasi sampai dengan 40 (Empat puluh) hari kalender.
Program mobilisasi disusun pada periode mobilisasi atau segera setelah rapat pra
pelaksanaan (Pre Constructrion Meeting) meliputi peralatan utama dan personel. Mobilisasi
personel, peralatan berat. Waktu yang telah direncanakan yaitu selama kurang lebih maksimal
40 (Empat puluh) hari kalender.

Mobilisasi Peralatan dan Tenaga


Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan paket ini seperti diuraikan dalam daftar
alat yang diusulkan. Mobilisasi alat utama dan operator sesuai dengan jadwal yang disepakati
dalam PMC (Pre Construction Meeting). Untuk tenaga harian menggunakan tenaga local /
setempat.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Peralatan – tama dilakukan survey awal sekaligus dokumentasi 0 % bersama-sama dengan
konsultan dan direksi lapangan. Dalam survey awal ini akan diketahui kondisi excisting dan
kemudian dipasang patok – patok STA di tepi jalan tiap 25 m sebagai pedoman atau acuan.
Selain itu Penyedia Jasa harus mengadakan inverentarisir lapangan yang sesuai dengan
gambar rencana / desain.
Setelah kondisi excisting diketahui, maka dapat diketahui lokasi mana yang perlu diturunkan
ataupun dinaikan grade untuk memenuhi kelayakan.

3. PENGENDALIAN MUTU
Agar pengendalian mutu dilapangan dapat terpenuhi maka untuk pekerjaan perkerasan
berbutir, maka material yang akan digunakan harus terlebih dahulu melalui test gradasi, dan
test kepadatan optimal atau yang ditentukan seusai dengan kontrak. Untuk pekerjaan
perkerasan Aspal material yang digunakan haruslah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sebelum melalui pekerjaan jalan, terlebih dahulu surveyor melakukan pengukuran untuk
mendapatkan kondisi awal atau excisting jalan. Untuk grade yang terlalu tinggi maka perlu
diturunkan untuk memenuhi standar kelandaian. Penurunan grade dapat dilakukan dengan
penggalian daerah yang mempunyai elevasi tinggi atau dengan menimbun daerah yang
mempunyai elevasi rendah.
Untuk pekerjaan tanah yang mepliputi pemebntukan badan jalan perkerasan berbutir dapat
dilaksanakan dalam waktu bersamaan, sedangkan pekerjaan aspal dilaksanakan setelah
perkerasan berbutir selesai dilaksanakan.

B. Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
permukaan jalan kerikil lama atau penghamparan lapis pondasi agregat, Lapis pondasi jalan tanpa
penutup aspal, Lapis pondasi semen tanah atau Lapis pondasi beraspal di daerah jalur lalu lintas
(termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan
Pengembalian Kondisi dan di daerah bahu jalan baru yang bukan di atas timbunan baru akibat
pelebaran lajur lalu lintas.

Pelaksanaan Pekerjaan :
Motor Grader meratakan/membentuk permukaan sesuai dengan kelandaian yang dipersyaratkan
dan apabila dalam pembentukan permukaan jalan masih diperlukan material untuk membentuk
kelandaian maka dapat ditambahkan material timbunan biasa atau yang sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan.
Permukaan yang telah terbentuk kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibratory Roller.
Untuk mendapatkan kepadatan yang diinginkan maka pada waktu pemadatan, permukaan jalan
dapat disiram dengan air untuk mendapatkan kadar air optimum dengan menggunakan alat
Water Tank.
Peralatan yang digunakan adalah :
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank
Tenaga Kerja :
- 1 (orang) mandor
- 2 (orang) pekerja

C. Lapis Pondasi Aggregat Klas A


Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan
pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara
lapis pondasi agregat yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus
meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang
perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan sesuai dengan spesifikasi.

Pelaksanaan Pekerjaan :
Menyiapkan material dan melakukan pengujian terhadap material yang digunakan.
Material yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan kemudian dilakukan pencampuran sesuai
dengan gradasi sesuai dengan Job Mix Desain.
Material yang telah disiapkan dimuat kedalam Dump Truck dengan menggunakan alat Wheel
Loader dan diangkut ke lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan alat Dump Truck,
selama proses pengangkutan material dilindungi dari hujan untuk mempertahankan kadar air
material
Material dihampar dengan menggunakan Motor Grader. Setiap lapis harus dihampar pada
ketebalan yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang
disyaratkan. Penghamparan dan pembentuk haruslah dengan metode yang disetujui yang tidak
meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus sehingga gradasi material yang
baik dapat dipertahankan.
Segera setelah pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan
paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang
ditentukan dalam spesifikasi. Penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”super elevasi”,
penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian
yang lebih tinggi. Penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang
dan lapis tersebut terpadatkan secara merata. Proses pemadatan/penggilasan dengan
menggunkan alat Vibrator Roller.
Selama pemadatan untuk menjaga kadar air optimum dilakukan penyiraman dengan
menggunakan alat Water Tank sehingga mendapatkan kepadatan maksimum.

Pengendalian Mutu dan Pemeriksaaan

a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk


persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, namun
harus mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam spesifikasi
Pasal 5.1.2.(5) minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang
diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin
terdapat pada sumber bahan tersebut.

Tabel (5.1.2.(2) Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat

Sifat – sifat Kelas A Kelas B Kelas S


Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40 % 0 - 40 % 0 - 40 %
Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0–6 0 - 10 4 – 15
Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan maks. 25 - -
No.200
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35 0 – 35
Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03) 0–5% 0-5% 0-5%
CBR (SNI 03-1744-1989) min.90 % min.60 % min.50 %

b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan,


seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.

c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus


dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke
lokasi peker- jaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang
diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian
indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan
kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 1743 : 2008, metode D.
Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin
diperiksa, mengunakan SNI 2827 : 200803-2827-1992. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200
m.

Peralatan yang digunakan adalah :


- Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
- Water Tank
Tenaga Kerja :
- 1 (orang) mandor
- 4 (orang) pekerja
-
D. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair / Lapis Perekat
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan panghamparan bahan aspal pada permukaan yang
telah disiapkan sebelum untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat
harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat Lapis Pondasi Agregat,
sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis
Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dan di atas Semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton,
dan lain-lain).

Pelaksanaan Pekerjaan:
Permukaan yang akan dilapisi dengan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat dibersihkan
dengan cara penyempotan permukaan dengan menggunakan alat Kompressor sehingga
permukaan bersih dan atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Material yang telah disiapkan dan disetujui Direksi Pekerjaan dimasukkan kedalam alat Asphal
Spayer untuk didistribusikan atau disemprotkan pada permukaan yang telah ditentukan pada
suhu bahan yang telah ditentukan dalam spesifikasi.
Asphal Sprayer ditarik dengan menggunakan Dump Truck dengan kecepatan yang rendah
sedemikian rupa sehingga penyemprotan dapat dilaksanakan dengan merata dan sesuai
persyaratan yang ditentukan.
Peralatan yang digunakan adalah ;
- Asphal Sprayer
- Dump Truck
- Compressor
Tenaga Kerja :
- 1 (orang) mandor
- 2 (orang) pekerja

E. Lataston Lapis Aus (AC-WC)


Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis aus campuran beraspal
panas yang terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi
pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi atau
permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian
dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
Semua campuran dirancang dalam spesifikasi untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang
berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan
lalu lintas rencana.
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Agregat kasar, Agregat halus, Aspal dan bahan
pengisi/filler serta bila diperlukan ditambahkan aditif, yang masing-masih bahan tersebut harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
dalam spesifikasi.
Bahan-bahan dicampur dengan komposisi yang sebelumnya telah dilaksanakan uji laboratorium
sedemikian sehingga didapatkan komposisi yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan yang
dicantumkan dalam bentuk Design Mix Formula (DMF) yang diajukan kepada Direksi Pekerjaan
untuk dapat dijadikan acuan/pedoman pelaksanaan pekerjaan Job Mix Formula (JMF)
Pelaksanaan Pekerjaan:
Penyedia melakukan persiapan-persiapan diantaranya :
- Pastikan semua material yang telah disetujui Direksi Pekerjaan telah siap dan tersedia dalam
kapasitas yang cukup
- Pastikan Lokasi pekerjaan/lokasi penghamparan campuran telah siap dan semua kondisi
kerusakan telah diperbaiki
- Pastikan semua peralatan penunjang dan tenaga telah disiapkan dengan kapasitas yang
cukup dan layak kerja
Penyiapan Bahan
- Aspal
Aspal harus dipanaskan pada temperatur antara rencana ±5°C di dalam suatu tangki yang
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan setempat dan
mampu mengalirkan aspal ke alat pencampur secara terus menerus pada temperatur yang
merata setiap saat
- Agregat Kasar/halus
Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui pemasok
penampung dingin (Cold Bin) yang terpisah.
Pencampuran dengan Asphalt Mixing Plant (AMP)
- Agregat untuk campuran aspal dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering (Dryer) yang
merupakan komponen tidak terpisah dalam AMP.
- Material Agregat yang telah panas sebelum dimasukkan ke dalam alat pencampur (Mixer)
akan mengalami proses penyaringan terlebih dahulu dan masing-masing fraksi agregat akan
dipisahkan dan dimasukkan kedalam timbangan.
- Masing-masing fraksi material agregat yang telah ditimbang sesuai dengan komposisi yang
disyaratkan (JMF) akan dimasukkan kedalam alat pencampur (Mixer) sehingga
pencampuran dilaksanakan dengan proporsi tiap fraksi agregat yang tepat dan memenuhi
rumus perbandingan campuran.
- Asphal yang telah dipanaskan yang telah tersedia didalam penampungan akan disemprotkan
kedalam alat pencampur sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan dalam JMF
selanjutnya campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata. Suhu/temperatur campuran
aspal saat dikeluarkan dari alat pencampur harus dalam rentang absolut seperti yang
disyaratkan.
Campuran aspal panas dituangkan kedalam Dump Truck untuk selanjutnya diangkut ke lokasi
pekerjaan. Selama proses pengangkutan campuran aspal harus dilindungi dari factor-faktor yang
dapat menurunkan suhu campuran.

Proses Penghamparan dan Pembentukan


- Campuran Aspal Panas dituangkan kedalam penampung alat penghampar (Asphal Finisher)
dan dihampar sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang
disyaratkan
- Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) harus bersih, licin dan harus dipanaskan.
Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah terlebih dahulu bilamana pekerjaan
yang dilaksanakan lebih dari satu lajur
- Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak menyebabkan retak
permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan. Kecepatan
penghamparan harus disesuaikan dengan kapasitas produksi AMP, disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan ditaati.
Proses Pemadatan/Penggilasan
- Segera setelah campuran aspal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa
dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki.
- Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan
penggilasan harus dimulai dalam rentang temperatur sesuai viskositas aspal yang syaratkan
dalam spesifikasi.
- Penggilasan campuran aspal terdiri dari tiga operasi yaitu Pemadatan Awal, Pemadatan
Antara, dan Pemadatan Akhir.
* Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda
baja maupun dengan alat pemadat roda karet. Penggilasan awal harus dioperasikan
dengan roda penggerak berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus
menerima minimum dua lintasan pengilasan awal.
* Penggilasan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet
sedekat mungkin di belakang penggilasan awal.
* Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja
tanpa penggetar (vibrasi) sampai jejak bekas pemadatan roda karet hilang.
- Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar.
Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah
sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yang
terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling
tumpang tindih (overlap dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang
kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya
- Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam untuk
roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya
campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara
tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorong, terbentuknya bekas gilasan
campuran aspal
- Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperoleh
pemadatan yang merata saat campuran aspal masih dalam kondisi mudah dikerjakan
sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidakrataan dapat dihilangkan.
- Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah pelekatan
campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan.
Roda karet boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.

Pengendalian Mutu dan Pemeriksaaan


1) Pengujian Permukaan Perkerasan

a) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3


m, yang disediakan oleh Penyedia Jasa, dan harus dilaksanakan tegak lurus
dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi harus sesuai
dengan ketentuan dalam Pasal 6.3.1.(4).(f) dalam spesifikasi.

b) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan


harus dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang
terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan
sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang
dibutuhkan. Setelah penggi- lasan akhir, kerataan lapisan ini harus
diperiksa kembali dan setiap ketidak- rataan permukaan yang melampaui
batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur,
pemadatan atau komposisi harus diperbaiki sebagaiamana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kerataan permukaan perkerasan

i) Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus


segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya dengan
menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03-
3426-
1994.

ii) Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap interval


100 m.

2) Ketentuan Kepadatan

a) Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti


yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 97 %
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) yang tertera dalam JMF
untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran beraspal lainnya.
b) Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sama dengan benda uji
untuk pengukuran tebal lapisan. Cara pengambilan benda uji campuran
beraspal dan pemadatan benda uji di laboratorium masing-masing harus
sesuai dengan SNI-
06-2489-1991 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D5581-
96 untuk ukuran maksimum 50 mm.
c) Jumlah total benda uji inti yang diambil acak dalam setiap segmen
tidak kurang dari 3 (tiga) benda uji inti duplo untuk setiap kelipatan 200 meter
panjang dan jumlah 3 panjang untuk sisa panjang yang kurang dari 200 m
dengan lokasi titik uji ditentukan secara acak sesuai dengan SNI 03-
6868-
2002.
d) Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam
memadatkan cam-puran aspal bilamana kepadatan lapisan yang telah
dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel
6.3.7.(1). Bilamana rasio kepadatan maksimum dan minimum yang
ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili setiap
lokasi yang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda uji
inti tersebut harus dibuang dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.

Tabel 6.3.7.(1) Ketentuan Kepadatan

Kepadatan yg. Jumlah ben- Kepadatan Mini- Nilai minimum seti-


disyaratkan (% da uji per mum Rata-rata ap pengujian tunggal
JSD) segmen (% JSD) (% JSD)

3–4 98,1 95
98 5 98,3 94,9
>6 98,5 94,8
3–4 97,1 94
97 5 97,3 93,9
>6 97,5 93,8
3) Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal
a) Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal
Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal,
tetapi Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda uji di
lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihan selama
pengangkutan dan penghamparan campuran beraspal.

b) Pengendalian Proses
Frekwensi minimum pengujian yang diperlukan dari Penyedia Jasa untuk
maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel
6.3.7.(2) di bawah ini atau sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa yang mengoperasikan rencana jaminan mutu produksi yang
disetujui, berdasarkan data statistik dan yang mencapai suatu tingkat
tinggi dari pemenuhan terhadap ketentuan-ketentuan spesifikasi dapat
meminta persetujuan dari Direksi Pekerjaan untuk pengurangan jumlah
pengujian yang dilaksanakan.
Contoh yang diambil dari penghamparan campuran beraspal setiap hari
harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang
diperintahkan dalam Pasal 6.3.7.(3) dan 6.3.7.(4). Enam cetakan Marshall
harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur
yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.5.(1) dan dalam jumlah tumbukan yang
disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(1). Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb)
dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi
Kepadatan Marshall Harian. Direksi Pekerjaan harus memerintahkan
Penyedia Jasa untuk mengulangi proses campuran rancangan dengan
biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana Kepadatan Marshall Harian rata-
rata dari setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 %
dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).
Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian
pengujian, Penyedia Jasa dapat memilih untuk mengambil contoh di atas
ruas yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari
yang diperlukan dalam Tabel 6.3.7.(2).

c) Pemeriksaan dan Pengujian Rutin


Pemeriksaan dan pengujian rutin harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di
bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang sudah
diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan pemadatan
dan setiap ketentuan lainnya yang disebutkan dalam Seksi ini.

Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi


ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga
setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang
disyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan
maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Penyedia Jasa.

d) Pengambilan Benda Uji Inti dan Uji Ekstraksi Lapisan Beraspal

Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)
yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4” maupun 6” pada
lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Benda uji inti tidak boleh
digunakan untuk pengujian ekstraksi. Uji ektraksi harus dilakukan
menggunakan benda uji campuran beraspal gembur yang ambil di belakang
mesin penghampar.

Tabel 6.3.7.(2) Pengendalian Mutu


Bahan dan Pengujian Frekwensi pengujian
Aspal :
3
Aspal berbentuk drum dari jumlah drum
Aspal curah Setiap tangki aspal
Jenis pengujian aspal drum dan curah mencakup:
Penetrasi dan Titik Lembek
3
Asbuton butir/Aditif Asbuton dari jumlah kemasan
- Kadar air
- Ekstraksi (kadar aspal)
- Ukuran butir maksimum
- Penetrasi aspal asbuton
Agregat :
- Abrasi dengan mesin Los Angeles Setiap 5.000 m3
- Gradasi agregat yang ditambahkan ke tumpukan Setiap 1.000 m3
- Gradasi agregat dari penampung panas (hot bin) Setiap 250 m3 (min. 2 pengujian per
hari)
- Nilai setara pasir (sand equivalent) Setiap 250 m3

Campuran :
- Suhu di AMP dan suhu saat sampai di lapangan Setiap batch dan pengiriman
- Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
per hari)
- Kepadatan, stabilitas, kelelehan, Marshall Quo- Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
Bahan dan Pengujian Frekwensi pengujian
tient, rongga dalam campuran pd. 75 tumbukan per hari)
- Rongga dalam campuran pd. Kepadatan Membal Setiap 3.000 ton
- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan agregat/rancangan
Lapisan yang dihampar :
- Benda uji inti (core) berdiameter 4” untuk parti- 3 benda uji duplo untuk setiap 200
kel ukuran maksimum 1” dan 6” untuk partikel m panjang dan kelipatannya. Untuk
ukuran di atas 1”, baik untuk pemeriksaan pema- sisa panjang segmen < 200 m,
datan maupun tebal lapisan : jumlah benda uji ditentukan sebagai
3
sisa panjang segmen.
Toleransi Pelaksanaan :
- Elevasi permukaan, untuk penampang melintang Paling sedikit 3 titik yang diukur
dari setiap jalur lalu lintas. melintang pada paling sedikit setiap
12,5 meter memanjang sepanjang
jalan tersebut.

4) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran beraspal

a) Penyedia Jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan


catatan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa
keterlambatan.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hasil dan
catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta
lokasi penghamparan yang sesuai :
j) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat per
hari dari setiap penampung panas.
ii) Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalasi
pencampur aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu per
jam).
iii) Kepadatan Marshall Harian dengan detail dari semua benda uji yang
diperiksa.
iv) Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan
lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja (Job Mix
Density) untuk setiap benda uji inti (core).
v) Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh per
hari.
vi) Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil
ekstraksi kadar aspal paling sedikit dua contoh per hari. Bilamana cara
ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.
vii) Rongga dalam campuran pada kepadatan Marshall dan kepadatan
membal (refusal), yang dihitung berdasarkan Berat Jenis Maksimum
campuran perkerasan aspal (SNI 03-6893-2002).
viii) Kadar aspal yang terserap oleh agregat, yang dihitung berdasarkan
Berat jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (SNI 03-6893-2002).

5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran beraspal


Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran, campuran
beraspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket pengiriman campuran
beraspal dari rumah timbang sesuai dengan Pasal 6.3.1.(4).(e) dari Spesifikasi ini.

Peralatan yang digunakan :


- Aspal Mixing Plant
- Genset AMP
- Wheel Loader
- Dump Truck
- Aspal Finisher
- Tandem Roller
- Pneumatic Tyre Roller
Tenaga Kerja :
- 1 (orang) mandor
- 7 (orang) pekerja

F. PENUTUP
Demikian uraian singkat sebagai usulan metode pelaksanaan pekerjaan serta Pengendalian Mutu
pada Pekerjaan Peningkatan Jalan Sp. Ir. Soekarno - Lauran (Non Tematik)

Dengan uraian singkat yang tersebut diatas, diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang pekerjaan yang akan dilakukan pada pekerjaan ini.
6. PENYUSUNAN RENCANA PEMERIKSAAN LAPANGAN

a. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK. Direksi Teknik bersama-
sama Panitia Peneliti Pelaksana Kontrak dan Penyedia Jasa melaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan
untuk setiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.
b. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak, maka harus dituangkan dalam
bentuk Amandemen Kontrak.
c. Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran periode
pelaksanaan kontrak harus dilakukan oleh Direksi teknik dan penyedia Jasa.

Saumlaki, Juli 2023


Penyedia
CV. SAMY ABADI

HAGAY SAMY MOUW


Direktur

Anda mungkin juga menyukai