Anda di halaman 1dari 11

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

PENGALIHAN RESIKO PROYEK KONSTRUKSI


PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

Oleh :

Apwiddhal
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK

Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi resiko yang cukup tinggi karena
sifatnya yang unik dan kompleks. Potensi resiko ini dimulai dari tahap konsep, desain, implementasi dan
terminasi. Dewasa ini industri konstruksi semakin menyadari akan petingnya memperhatikan masalah resiko
pada pekerjaan-pekerjaan yang ditanganinya, karena kesalahan dalam memperkirakan dan menangani resiko
akan menimbulkan dampak pada proyek konstruksi. Potensi-potensi resiko semakin berkembang yang dipicu
oleh beberapa kondisi antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya ukuran volume, nilai kontrak, dan kompleksitas
proyek. Hal umum yang terjadi, pemilik sebagai pihak yang memiliki kepentingan paling besar pada suatu proyek
konstruksi merasa perlu untuk mengalihkan resiko sebanyak-banyaknya kepada kontraktor.

Kata Kunci: resiko, asuransi, jaminan

PENDAHULUAN yang akan dihadapi pada suatu proyek penting


Resiko yang ditanggung oleh kontraktor untuk dilakukan sedini mungkin. Pengetahuan
dalam suatu proyek konstruksi tidaklah kecil, pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
misalnya saja terjadi penyimpangan kualitas mengenai analisis dan penanganan resikopun
hasil pekerjan, baik itu akibat perbuatan yang juga dianggap penting (Rahayu, 2001).
disengaja atau tidak, cara memperbaiki
bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi Resiko Proyek Konstruksi
adalah dengan membongkarnya dan Resiko pada proyek konstruksi adalah suatu
membangunnya kembali di tempat yang sama kondisi dimana dampak dari terjadinya suatu
sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. resiko dapat menyebabkan tidak tercapainya
Sedang di pihak lain hal tersebut tidak akan tujuan suatu proyek, seperti waktu
merubah biaya dan waktu pelaksanaan yang penyelesaian, biaya, dan mutu yang disepakati.
telah disepakati dalam kontrak, bahkan Tujuan dilakukan manajemen resiko ini adalah
nantinya bila terjadi keterlambatan akan untuk menganalisa kemungkinan resiko yang
dikenakan denda, dampak buruk lainnya adalah akan dihadapi dalam suatu proyek agar dapat
turunnya reputasi kontraktor tersebut.. diketahui tindakan apa yang akan dilakukan
Dampak trend tersebut pada industri terhadap resiko tersebut. Dalam Rahayu (2001)
konstruksi adalah peningkatan konflik dan dijelaskan resiko diklasifikasikan menurut
perselisihan, penyelesaian perselisihan di kebutuhan dalam penanganannya, antara lain:
pengadilan, keterlam- batan penyelesaian a. Resiko murni dan resiko spekulatif, resiko
pekerjaan, meningkatnya tuntutan (claim), dan murni dianggap sebagai suatu
perubahan-perubahan pekerjaan (schedule ketidakpastian yang dikaitkan dengan
delay). Kondisi ini menempatkan kontraktor adanya satu luaran (outcome) yaitu
sebagai pihak yang memiliki posisi sulit dan kerugian (Flanagan,1996), contohnya:
beresiko tinggi. Untuk itu penanganan resiko kecelakaan kerja di proyek, kegagalan

61
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

pengecoran dan lain-lain. Sedangkan proyek konstruksi yang ada dapat diuraikan
resiko spekulatif mengandung dua luaran sebagai berikut:
yaitu berupa kerugian atau keuntungan,
1. Disain proyek (defective atau faulty design,
resiko ini dikenal sebagai resiko dinamis,
incomplete design dan design built ability)
sebagai contoh perusahaan asuransi
Disain yang salah ata tidak lengkap akan
selaku pihak penjamin akan mendapatkan
menyulitkan pihak pelaksana (kontraktor),
keuntungan dari jumlah uang premi yang
karena bila kontraktor tersebut
dibayar kontraktor, bila resiko yang dijamin
melaksanakan disain yang salah, kontraktor
tidak terjadi, kalau resiko yang dijamin
akan mengalami kerugian biaya dan atau
terjadi maka pihak asuransi akan
waktu. Kondisi ini menyulitkan kontraktor,
mengalami kerugian, karena harus
karena bila disain tersebut tidak dilakukan,
membayar uang pertanggungan sebesar
kontraktor harus menunggu disain baru, hal
nilia kerugian yang terjadi.
ini tentu saja akan merugikan kontraktor.
b. Resiko fundamental dan resiko khusus,
2. Dokumen kontrak
dimana resiko fundamental adalah resiko
yang kemungkinannya dapat timbul pada Persyaratan-persyaratan umum dan
khusus, spesifikasi, daftar volume
hampir sebagian besar anggota
pekerjaan, addendum yang terdapat dalam
masyarakat dan tidak dapat disalahkan
dokumen kontrak dapat menjadi sumber
kepada seseorang atau beberapa orang
resiko proyek konstruksi. Hal ini tersebut
sebagai penyebabnya, contohnya banjir,
dapat terjadi, bila isi kontrak mengandung
gempa bumi, angin topan, peperangan,
makna ganda (ambiguity), yang
kekacauan, inflasi, devaluasi. Sedangkan
menyebabkan perbedaan penafsiran
resiko khusus adalah resiko yang
bersumber dari peristiwa-peristiwa yang (misinterpretasi) pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak.
mandiri dimana sifat dari resiko ini adalah
tidak selalu bersifat bencana, bisa 3. Kondisi alam. Kondisi alam di lokasi proyek
dikendalikan atau umumnya dapat berpotensi untuk menimbulkan resiko bagi
diasuransikan, contohnya rusak atau pekerjaan konstruksi, misalnya curah hujan
hilangnya barang. yang sangat tinggi atau bahkan bencana
alam, dapat menghambat pelaksanaan

Untuk proyek konstruksi resiko dapat pekerjaan dan mengakibatkan


kerugian/kerusakan.
bersumber dari dua hal, pertama bersumber
dari keputusan yang diambil dan lingkup proyek
4. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi
(internal), seperti yang berkaitan dengan
Kegiatan pada suatu proyek, konstruksi
masalah teknis, finansial, penjadwalan dan
membutuhkan sumber daya yang besar,
organisasi, kedua bersumber dari luar lingkup
tingkat penguasaan teknologi, dan produk
proyek (eksternal) yaitu alam dan lingkungan
yang spesifik, karakteristik khusus dari
termasuk aspek hukum, sosial, ekonomi dan
budaya dimana proyek dilaksanakan. Resiko proyek konstruksi ini mengandung potensi
resiko yang tidak kecil. Pada tahap

62
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

pelaksanaan, berbagai resiko dapat ketidakpastian berhubungan erat dengan sifat


muncul, hal ini timbul karena faktor possibilistik dan probabilistik (kemungkinan
ketidakpastian dalam tahapan ini bisa terjadi) dari suatu peristiwa. Unsur-unsur ini
sangat besar, bila pelaksana tidak memiliki mengindikasikan keterbatasan kemampuan
kemampuan yang cukup dalam bidang manusia dalam memprediksi potensi resiko
pekerjaan. yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kerugian secara fisik maupun finansial. Seiring
5. Kondisi perekonomian
dengan berkembangnya potensi-potensi resiko
Kondisi perekonomian yang tidak stabil
proyek konstruksi, maka semakin berkembang
dapat menyulitkan/menghambat
pula usaha-usaha untuk menangani
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan.
permasalahan resiko ini, salah satu upaya yang
Ketidakstabilan perekonomian akan sangat
dilakukan adalah penerapan manajemen
mengganggu kegiatan proyek konstruksi,
resiko.
karena kegiatan ini sangat membutuhkan
Pada dasarnya ada beberapa cara/metode
dukungan finansial yang besar, sehingga
dalam manajemen resiko yang dapat
bila terjadi gangguan pada masalah
dipergunakan untuk menangani resiko proyek
finansial, seluruh kegiatan konstruksi dapat
konstruksi yaitu:
terganggu, bahkan terhenti sama sekali.
Misalnya proyek konstruksi dikerjakan a. Penghindaran resiko (risk avoidance)
berdasarkan harga kontrak dalam mata b. Pengurangan resiko (risk
uang rupiah, sedangkan dalam proses reduction/mitigation)
konstruksi, dibutuhkan peralatan impor c. Penahanan/pemikulan resiko (risk
yang harus dibeli dalam mata uang dolar, retention)
keadaan ini tentu saja akan menimbulkan d. Pengalihan resiko (risk transfer)
kesulitan, karena bila alat-alat itu tidak
mampu diimpor maka pekerjaan akan
Keempat metode tersebut dapat diterapkan
terhenti.
secara terpisah atau dikombinasikan,
6. Situasi sosial politik tergantung dari strategi yang diterapkan dalam
Situasi politik sangat mempengaruhi iklim proyek konstruksi yang bersangkutan. Dari
usaha di suatu negara. Bila terjadi keempat metode penanganan resiko diatas,
instabilitas politik, maka terdapat keraguan metode pengurangan resiko, penahanan
dari pihak investor untuk menanamkan resiko, pengalihan resiko dapat dilakukan
modalnya, dan investor dapat menarik melalui mekanisme pembiayaan resiko (risk
kembali modal yang telah ditanamnya, hal financing)
ini tentu saja akan berdampak buruk pada
Pembiayaan resiko (risk financing)
kegiatan konstruksi.
merupakan suatu mekanisme pengalokasian
dana untuk menangani atau mengatasi resiko-
Penanganan Resiko
resiko tertentu. Pada metode pengurangan dan
Berdasarkan pengertian tentang resiko
penahanan resiko, pembiayaan resiko,
terdapat dua unsur utama dari resiko yaitu
digunakan untuk membiayai kegiatan
ketidakpastian dan kerugian. Unsur

63
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

pengurangan dan penahanan resiko, tanpa a. Commercial General Liability Insurance


melibatkan pihak penjamin (misal dengan (CGL Insurance): resiko yang
pelatihan dan penyediaan peralatan K3). diasuransikan adalah tanggung jawab
Sedangkan pada metode pengalihan resiko hukum untuk ganti rugi terhadap pihak
(risk transfer), pembiayan resiko proyek ketiga akibat bodily injury dan property
konstruksi dimaksudkan untuk memberikan damage yang disebabkan pelaksanaan
kompensasi secara finansial, kepada pihak pekerjaan proyek.
penjamin yang bersedia menanggung suatu b. Operation and Premises Liability Insurance:
resiko. resiko yang diasuransikan adalah tanggung
jawab hukum untuk ganti rugi terhadap
Pembiayaan resiko (risk financing) pada
pihak ketiga akibat bodily injury dan
metode pengalihan resiko (risk transfer),
property damage yang disebabkan
memungkinkan kontraktor untuk mengalihkan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
resiko-resiko yang tidak dapat diatasi sendiri ke
kontraktor.
pihak lain. Bentuk pengalihan resiko tersebut
c. Contractor’s and Owner’s Protective
dapat berupa asuransi (insurance) atau jaminan
Liability Insurance: resiko yang
(bond).
diasuransikan adalah tanggung jawab
hukum untuk ganti rugi terhadap pihak
Asuransi Sebagai Alternatif Pengalihan
ketiga bodily injury dan property damage
Resiko Proyek Konstruksi Di Indonesia
yang disebabkan pekerjaan subkontraktor
Asuransi merupakan salah satu sarana
untuk kontraktor dan owner.
pengalihan resiko dengan cara pembiayaan
d. Comleted Operation Liability Insurance:
resiko (risk financing), dimana kontraktor atau
Resiko yang diasuransikan adalah
pemilik (owner) bermaksud untuk
tanggung jawab hukum untuk ganti rugi
menghilangkan atau mengurangi tanggung
terhadap pihak yang dirugikan akibat
jawab terhadap kerugian yang diakibatkan oleh
property damage yang terjadi setelah
timbulnya suatu resiko dengan memindahkan
pembangunan proyek selesai.
tanggung jawab kepada perusahaan asuransi.
e. Contractual Liability Insurance: resiko yang
Dari pengertian diatas terlihat bahwa asuransi
diasuransikan adalah tanggung jawab
berkaitan erat dengan masalah resiko dan
hukum untuk ganti rugi terhadap pihak yang
framework manajemen resiko secara
dirugikan akibat bodily injury dan property
keseluruhan, karena pihak asuransi dalam
damage yang disebabkan kelalaian
menentukan jumlah premi yang dibayar
subkontraktor dan kontraktor.
sebagai konsekuensi penjaminan perlindungan
f. Professional Liability Insurance: resiko yang
terhadap kerugian yang timbul akibat suatu
diasuransikan adalah tanggung jawab
resiko, terlebih dahulu melakukan proses
hukum untuk ganti rugi terhadap pihak yang
manajemen resiko.
dirugikan akibat financial losses, bodily
injury dan property damage yang
Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa disebabkan kelalaian atau kesalahan yang
jenis asuransi yang digunakan yaitu (Palmer,
dilakukan desainer atau engineer.
1996 dan Hinze 1995 dalam Rahayu, 2001)

64
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

g. Dan banyak lagi bentuk asuransi didalammnya adalah beban pajak sesuai
sehubungan dengan pelaksanaan proyek ketentuan yang berlaku.
seperti asuransi pemakaian kendaraan 2. Nilai kontrak tersebut Pasal 4 ayat (1)
proyek, asuransi kerusakan dan kehilangan diatas didasarkan atas harga satuan tetap
peralatan dan material saat pengangkutan (fixed unit price) yang perinciannya
dan lain-lain. tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga
dalam Dokumen Kontrak
3. Nilai Kontrak tersebut Pasal 4 ayat (1)
Jenis asuransi yang dinilai cukup komprehensif
diatas selain sudah termasuk beban PPN
dalam industri konstruksi adalah asuransi
juga sudah termasuk beban Pajak Daerah
Contractor’s All Risk (CAR), asuransi ini
dan pungutan lainnya yang syah/resmi
memungkinkan kontraktor memperoleh nilai
seperti PPh, Pajak Bahan Galian Golongan
pertanggungan dari perusahaan asuransi untuk
C, Asuransi JAMSOSTEK dan SP3
berbagai jenis resiko sekaligus dalam satu
(Sumbangan Pihak ketiga Pada Pemerintah
paket polis.
Daerah Kabupaten Purbalingga) dan IMB
Pengertian All Ris’ pada jenis asuransi ini tidak
4. Segala resiko akibat kenaikan harga
berarti semua jenis resiko proyek konstruksi
material/bahan, peralatan dan upah tenaga
akan dijamin, karena luas jaminan dari resiko-
selama dalam jangka waktu pelaksanaan
resiko tersebut dapat dibatasi atau diperluas
pekerjaan ini sepenuhnya menjadi
dengan penerapan klausula tambahan
tanggung jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK
(endorsement). Untuk perluasan jaminan, pihak
KEDUA tidak dapat mengajukan klaim
tertanggung dikenakan tambahan premi.
dalam bentuk apapun kepada PIHAK
KESATU
Tinjauan Kontrak di Indonesia
Pada peninjauan kontak konstruksi di
Pasal tentang Jaminan Pekerjaan, berbunyi
Indonesia disini digunakan kontrak konstruksi
yang dilaksanakan di daerah. Pemilihan kontrak 1. PIHAK KEDUA harus menyerahkan
di daerah dilakukan karena tugas yang akan jaminan pelaksanaan kepada PIHAK
dijalani nanti adalah di daerah terutama KESATU sebesar 5% (lima persen) dari
kabupaten dan kota. Dalam Surat Perjanjian nilai kontrak pada saat dilakukan
Pemborongan (Kontrak) yang terdiri dari pasal- penandatanganan Kontrak
pasal, dan berdasarkan pasal-pasal yang 2. Jaminan Pelaksanaan berupa Surat
mencantumkan hal-hal yang berhubungan Jaminan dari Bank Umum atau berupa
dengan resiko, jaminan dan atau asuransi Surety Bond dari perusahaan Asuransi
adalah sebagai berikut Kerugian / Lembaga Keuangan lainnya
yang ditetapkan oleh Pemerintah
3. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan
Pasal tentang Nilai Kontrak, berbunyi
sedikit-dikitnya sama dengan jangan waktu
1. Nilai kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan pekerjaan
ditetapkan dan sudah termasuk 4. Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan
oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK

65
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

KEDUA apabila jangka waktu masa Pasal tentang Resiko Pemberi Pekerjaan,
pemeliharaan telah berakhir dan telah berbunyi
dilaksanakan Serah Terima Kedua (FHO)
Pemberi Pekerjaan akan bertanggung jawab
5. PIHAK KEDUA harus menjamin
terhadap resiko-resiko yang tidak diharapkan
pekerjaannya sebagai Jaminan
yaitu:
Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen)
(a). Sepanjang secara langsung berakibat
dari nilai transaksi pembayaran dalam
terhadap pelaksanaan pekerjaan di wilayah
bentuk pemotongan pembayaran pada
pemberi pekerjaan, resiko peperangan,
setiap dilakukan transaksi pembayaran
permusuhan, invasi, tindakan dari musuh luar
prestasi pekerjaan/pembayaran angsuran
negeri, pemberon-takan, revolusi,
(termyn)
pemberontakan oleh militer atau perampasan
6. Jaminan Pemeliharaan akan dibayarkan
kekuasaan perang sipil, kerusuhan, huru-hara
seluruhnya oleh PIHAK KESATU kepada
atau kekacauan (kecuali dilarang untuk
PIHAK KEDUA apabila jangka waktu masa
pegawai-pegawai kontraktor), dan kontaminasi
pemeliharaan telah berakhir dan telah
dilaksanakan Serah Terima Kedua (FHO) dari setiap bahan bakar nuklir atau sisa-sisa
nuklir atau bahan peledak toxid radio aktif, atau

(b). Sesuatu alasan yang disebabkan karena


Pasal tentang Pembayaran Pekerjaan berbunyi
desain dari pekerjaan, selain dari desain yang
1. Nilai Jaminan Uang Muka sedikit-dikitnya
dibuat oleh kontraktor.
sama dengan nilai uang muka yang diminta
dan jangka waktu masa berlakunya jaminan
uang muka sedikit-sedikitnya sama dengan Pasal tentang Asuransi, berbunyi
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
1. Tanpa mengurangi pertanggung jawaban
2. Jaminan Uang Muka berupa Surat Jaminan kontraktor, perlindungan asuransi berikut ini
dari Bank Umum atau Surety Bond dari harus disediakan dan dipelihara oleh
Perusahaan Asuransi Kerugian / Lembaga kontraktor dalam nama bersama antara
Keuangan lainnya yang ditetapkan oleh Pemberi Pekerjaan dan Kontraktor untuk
Pemerintah jangka waktu dari tanggal mulai dan
berakhirnya Penyampaian Periode
Kerusakan atau sampai dengan tanggal
Pasal tentang Resiko Kontraktor, berbunyi
terakhir Periode Perbaikan Pekerjaan yang
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mana yang lebih akhir
semua resiko terhadap kehilangan atau
(a) Tanggung jawab pihak ketiga dalam
kerugian dari phisik barang-barang hak milik
satu jumlah yang tidak kurang dari jumlah
dan luka atau meninggal seseorang yang
yang dicantumkan didalam Data Kontrak,
terjadi selama dan sebagai konsekuensi dari
untuk setiap klaim atau satu seri klaim yang
tanggung jawabnya didalam pelaksanaan
timbul dari setiap kecelakaan atau kejadian
proyek.
(b) Kompensasi kerja yang wajar dan/atau
asuransi dari Pemberi Pekerjaan yang

66
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

sesuai dengan perundang-undangan yang pekerjaan-pekerjaan oleh kontraktor atau


berlaku oleh sub-kontraknya.

(c) Pertanggung jawaban yang wajar


PENANGANAN KEMUNGKINAN RESIKO
terhadap kendaraan dan asuransi
DALAM KONTRAK
kerusakan harta milik tak bergerak dan

(d) Perlindungan terhadap kerusakan dari Berdasarkan Pasal Nilai Kontrak


Pekerjaan dan material-material selama
Dari pasal ini disebutkan bahwa nilai
konstruksi.
kontrak dengan harga satuan tetap. Apabila
2. Polis atau sertifikat asuransi harus dalam pelaksanaan biaya yang dibutuhkan
diserahkan oleh kontraktor kepada pemberi melebihi dari yang ditetapkan maka resiko ini
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan harus ditanggung oleh kontraktor kecuali ada
sebelum tanggal dimulainya yang perubahan volume pekerjaan karena yang tetap
tercantum didalam Data Kontrak dan disini adalah harga satuan. Selain itu kontraktor
sesudahnya jika diminta oleh Pemberi juga harus menyetorkan pajak PPN, Pajak
Pekerjaan. Daerah, PPh, Pajak Galian Golongan C, SP3
dan IMB, yang sudah dimasukkan ke harga
3. Pemberi Pekerjaan harus diberitahu 30 hari
total kontrak. Untuk Pajak Galian Golongan C,
sebelumnya jika terjadi pembatalan atau
beban biayanya sudah dibebankan kedalam
perubahan dari satu bagian atau
harga material golongan C tersebut, sehingga
keseluruhan dari polis asuransi tersebut.
kontraktor hanya menyetorkan kembali saja.
Asuransi yang diwajibkan pada pasal ini
Pasal tentang Penggantian Kerugian, berbunyi adalah Asuransi Jamsostek yaitu asuransi
untuk jaminan sosial tenaga kerja,
1. Setiap pihak harus bertanggung jawab
Permasalahannya adalah mengenai tenaga
terhadap dan mengganti kerugian kepada
kerja yang digunakan oleh kontraktor.
pihak lainnya terhadap kehilangan,
Umumnya kontraktor di Indonesia tenaga kerja
pengeluaran-pengeluaran, dan klaim untuk
yang digunakan ada dua jenis, yaitu tenaga
kehilangan atau kerusakan atas hak milik
kerja tetap dan tenaga kerja lepas.
tidak bergerak, orang yang luka, dan
kematian yang disebabkan oleh tindakan- Tenaga kerja yang di didaftarkan dan di
tindakan atau kelalaiannya sendiri. asuransikan adalah tenaga kerja tetap yaitu
karyawan tetap perusahaan kontraktor
2. Walaupun terdapat pasal diatas, kontraktor
sedangkan tenaga kerja lepas yaitu dari
harus tetap bertanggung jawab dan
pekerja, tukang, kepala tukang dan mandor
mengganti kerugian dan mencegah
merupakan karyawan temporer yang direkrut
terjadinya klaim terhadap pemberi
pada saat proyek akan dilaksanakan. Tenaga
pekerjaan, pertanggung jawaban dan
kerja lepas ini biasanya tidak didaftarkan
biaya-biaya dari tindakan sehubungan
sebagai peserta Asuransi Jamsostek, padahal
dengan terjadi luka-lukanya seseorang atau
mereka yang memiliki kemungkinan besar
kematian seseorang selama pelaksanaan
mengalami resiko kecelakaan kerja. Hal ini

67
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

perlu menjadi perhatian bagi pemilik (owner) memperhitungkannya. Sebenarnya ini dapat
dan menjadi kewajiban kontraktor untuk dibebankan kepada perusahaan asuransi.
mengasuransikan. Asuransi yang dapat digunakan adalah
Commercial General Liability Insurance (CGL
Perubahan harga material/bahan, peralatan
Insurance) dan Operation and Premises
dan upah tenaga kerja sepenuhnya menjadi
Liability Insurance yaitu mengasuransikan
tanggung jawab Pihak Kedua (kontraktor).
tanggung jawab hukum untuk ganti rugi
Untuk mengantisipasi hal ini, kontraktor dalam
terhadap pihak ketiga akibat bodily injury dan
menetapkan harga satuan material, bahan,
property damage yang disebabkan
peralatan dan upah tenaga kerja harus
pelaksanaan pekerjaan proyek. Juga dapat
melakukan kajian untuk jangka waktu selama
digunakan asuransi Contractual Liability
masa pelaksanaan proyek. Hal ini perlu
Insurance.
dilaksanakan agar proyek dapat dilaksanakan
dengan biaya sesuai kontrak sehingga dapat
Berdasarkan Pasal Jaminan Uang Muka
dicapai waktu dan mutu yang direncanakan.
Sama halnya dengan jaminan pelaksanaan,
Antisipasi perubahan harga satuan ini dapat
jaminan uang muka berupa surat jaminan dari
dimasukkan pada biaya kontingensi.
Bank Umum atau dari perusahaan asuransi
kerugian. Dalam pengurusan surat jaminan ini
Berdasarkan Pasal Jaminan Pelaksanaan
juga merupakan beban biaya bagi kontraktor
Ada dua jaminan yang disyaratkan yaitu
Untuk biaya yang lebih murah, kini kontraktor
jaminan pelaksanaan dan jaminan
lebih banyak memakai Surety Bond yaitu suatu
pemeliharaan. Jaminan pelaksanaan berupa
jenis jaminan yang diberikan oleh perusahaan
surat jaminan dari Bank Umum atau dari
asuransi. Karena perusahaan asuransi bukan
perusahaan asuransi kerugian. Dalam
bank dan oleh karenanya tidak tunduk kepada
pengurusan surat jaminan merupakan beban
peraturan-peraturan Bank Indonesia,
biaya bagi kontraktor. Sedangkan jaminan
pemberian Surety Bond tidak kena pembatasan
pemeliharaan yang diberikan kontraktor adalah
Legal Lending Limit maupun Capital Adequacy
berupa uang yang seharusnya diterima pada
Ratio.
periode pembayaran tertentu ditahan atau
Resiko yang dijamin dari Surety Bond tidak
dipotong sebesar yang disyaratkan pemilik
ditahan sendiri oleh si penjamin, tetapi
(pihak kesatu). Jumlah nilai uang yang ditahan
diasuransikan sendiri oleh si penjamin, tetapi
akan diberikan atau dikembalikan setelah
diasuransikan kembali kepada Perusahaan
penyerahan kedua dilaksanakan.
Reasuransi seperti halnya yang diumumkan
Dari hal diatas, kontraktor memikul dua
berlaku pada bisnis asuransi.
beban yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
pengurusan jaminan dan nilai manfaat uang
Berdasarkan Pasal Resiko Kehilangan
yang belum dapat digunakan karena ditahan
Pada pasal ini ditetapkan secara jelas
sampai penyerahan terakhir. Jika kedua ini
tanggung jawab kontraktor terhadap resiko
dijumlahkan juga cukup besar nilai uang yang
terhadap kehilangan atau kerugian dari phisik
menjadi beban kontraktor. Beban ini biasanya
barang-barang hak milik dan luka atau
kontraktor di daerah kurang

68
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

meninggal seseorang yang terjadi selama dan konstruksi akan dijamin, tetapi dibatasi dengan
sebagai konsekuensi dari tanggung jawabnya penerapan klausa tambahan.
didalam pelaksanaan proyek.
Dalam memperhitungkan besar resiko ini Berdasarkan Pasal Keadaan Memaksa
dapat didasarkan atas keadaan lokasi proyek Untuk pasal ini kontraktor tidak dibebankan
terhadap keamaan, tingkat kesulitan dari setiap atas resiko yang akan terjadi, karena pemberi
item pekerjaan. Jika kondisi ini berpotensi akan pekerjaan akan bertanggung jawab terhadap
menimbulkan resiko sebaiknya kontraktor resiko-resiko yang tidak diharapkan ini.
mengambil langkah-langkah Pemberi pekerjaan akan menganggap suatu
penanggulangannya. Lokasi proyek jalan yang keadaan memaksa (kahar, force majeure) bila
panjang tidak mungkin untuk dilakukan hal-hal yang dijelaskan pada pasal ini terjadi.
pemagaran seperti halnya proyek gedung. Keadaan kahar adalah keadaan yang terjadi
Untuk itu kontraktor menyiapkan suatu lokasi diluar kehendak kedua belah pihak selama
yang dijadikan tempat semua kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi
pengendalian proyek dilakukan, penyimpanan salah satu dari keadaan kahar, pihak kedua
material, tempat peralatan dan lain-lain. Lokasi harus segera mengambil tindakan pencegahan
ini dapat dipagar dan dijaga dengan petugas sesuai dengan batas kemampuannya dan
keamanan. Untuk bagian pekerjaan yang segera memberitahukan secara tertulis kepada
memiliki resiko kecelakaan kerja yang besar, pihak kesatu tentang terjadinya keadaan kahar
kontraktor harus menyiapkan alat-alat dimaksud serta tindakan-tindakan pencegahan
keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pihak kedua. Hal
seperti sabuk keselamatan, masker, sepatu ini diatur pada pasal 14 dalam dokumen
kerja, helm dan lain-lain. kontrak ini.

Kedua resiko diatas dapat juga


Berdasarkan Pasal Asuransi
diasuransikan, sehingga jika terjadi juga
Pada pasal ini kontraktor diberi kewajiban
kontraktor tidak menanggung lagi biaya
untuk mengasuransikan dalam hal-hal sebagai
kehilangan barang, material, peralatan
berikut
berharga dan biaya kecelakaan akibat
a. Tanggung jawab pihak ketiga dalam satu
pekerjaan. Tentu hal ini dapat dilakukan apabila
jumlah yang tidak kurang dari jumlah yang
syarat-syarat keamanan dan keselamatan
dicantumkan didalam Data Kontrak, untuk
sudah dipenuhi sesuai dengan persyaratan
setiap klaim atau satu seri klaim yang
yang ada pada polis asuransi yang digunakan.
timbul dari setiap kecelakaan atau kejadian
Asuransi jenis Builder’s (Contractor’s) All Risk
b. Kompensasi kerja yang wajar dan/atau
Insurance karena asuransi ini memungkinkan
asuransi dari Pemberi Pekerjaan yang
kontraktor memperoleh nilai pertanggungan
sesuai dengan perundang-undangan yang
dari perusahaan asuransi untuk berbagai jenis
berlaku
resiko sekaligus dalam satu paket polis.
c. Pertanggung jawaban yang wajar terhadap
Pengertian “All Risk” pada jenis asuransi ini
kendaraan dan asuransi kerusakan harta
tidak berarti semua jenis resiko proyek
milik tak bergerak dan

69
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

d. Perlindungan terhadap kerusakan dari perusahaan asuransi untuk berbagai jenis


Pekerjaan dan material-material selama resiko sekaligus dalam satu paket polis.
konstruksi.
KESIMPULAN
Dengan melihat kontrak proyek
Asuransi ini dengan masa pertanggungnya dari
Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan
tanggal mulai dan berakhirnya penyampaian
Lingkar Karangduren-Bobotsari Dana APBD
periode kerusakan atau sampai dengan tanggal
Kabupaten Purbalingga Tahun Anggaran 2003
terakhir periode perbaikan pekerjaan yang
dengan Nomor: 602.601/2003 dan tertanggal:
mana yang lebih akhir:
10 Mei 2003, dapat disimpulkan
Polis atau sertifikat asuransi harus
1. Penentuan jenis asuransi yang digunakan
diserahkan oleh kontraktor kepada pemberi
tidak ditetapkan secara tegas kecuali untuk
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
Asuransi Jamsostek.
sebelum tanggal dimulainya yang tercantum
2. Kontraktor tidak dibebankan atas resiko
didalam data kontrak dan sesudahnya jika
yang akan terjadi, karena pemberi
diminta oleh pemberi pekerjaan. Juga pekerjaan akan bertanggung jawab
kontraktor harus memberi tahu pemberi
terhadap resiko-resiko yang tidak
pekerjaan 30 (tiga puluh) hari sebelumnya jika
diharapkan ini. Pemberi pekerjaan akan
terjadi pembatalan atau perubahan dari satu
menganggap suatu keadaan memaksa
bagian atau keseluruhan dari polis asuransi
(kahar, force majeure) bila hal-hal yang
tersebut. Asuransi jenis Builder’s (Contractor’s)
dijelaskan pada pasal ini terjadi.
All Risk Insurance karena asuransi ini
3. Jenis asuransi Builder’s (Contractor’s) All
memungkinkan kontraktor memperoleh nilai
Risk Insurance dapat dipilih karena
pertanggungan dari perusahaan asuransi untuk asuransi jenis ini memungkinkan kontraktor
berbagai jenis resiko sekaligus dalam satu
memperoleh nilai pertanggungan dari
paket polis.
perusahaan asuransi untuk berbagai jenis
resiko sekaligus dalam satu paket polis.
Berdasarkan Pasal Penggantian Kerugian
Ditegaskan bahwa kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap dan mengganti
kerugian kepada pihak lainnya terhadap
kehilangan, pengeluaran-pengeluaran, dan
klaim untuk kehilangan atau kerusakan atas
hak milik tidak bergerak, orang yang luka, dan
kematian yang disebabkan oleh tindakan-
tindakan atau kelalaiannya sendiri.
Dari pasal ini jenis asuransi Builder’s
(Contractor’s) All Risk Insurance karena
asuransi ini memungkinkan kontraktor
memperoleh nilai pertanggungan dari

70
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695

DAFTAR PUSTAKA

Bey M, Mewaspadai Bentuk-Bentuk Jaminan


Dalam Kontrak-Kontrak Konstruksi Dikaitkan
Dengan Undang-Undang Perbankan, Seminar
Nasional Manajemen Konstruksi 2001,
Bandung, 2001.
Flanagan R., & Norman G, Risk Management
and Construction, Blacwell Science, 1993.
Heins R.M. & Williams C.A, Risk Management
and Insurance, Mc Graw-Hill, Singapore, 1989.
Munich Re Standard, Underwriting and Rating
Directives, Munich, 1988.
Prawoto, Agus, S.H,MA, Hukum Asuransi dan
Kesehatan Perusa-haan Asuransi, Penerbit
BPFE Yogyakarta, 1995.
Rahayu, H.P, Asuransi CAR Sebagai Alternatif
Pengalihan Risiko Proyek Dalam Industri
Konstruksi Indonesia, Seminar Nasional
Manajemen Konstruksi 2001, Bandung, 2001.
Silaban S. & Budiartha W.M, Metode
Pengalihan Risiko Proyek Konstruksi Melalui
Kontrak Asuransi CAR, Skripsi, Jurusan Teknik
Sipil ITB, 1998.
Suprapto, Pengembangan Model Cakupan
Risiko (Risk Coverage) Asuransi Contractor’s
All Risk di Indonesia, Tesis Magister, Jurusan
Teknik Sipil ITB, 1999.
Zulnaidi & Sudama T.W, Pengembangan Model
Asuransi CAR untuk proyek konstruksi di
Bandung, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil ITB,
1998.

71

Anda mungkin juga menyukai