Oleh :
Apwiddhal
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang
ABSTRAK
Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi resiko yang cukup tinggi karena
sifatnya yang unik dan kompleks. Potensi resiko ini dimulai dari tahap konsep, desain, implementasi dan
terminasi. Dewasa ini industri konstruksi semakin menyadari akan petingnya memperhatikan masalah resiko
pada pekerjaan-pekerjaan yang ditanganinya, karena kesalahan dalam memperkirakan dan menangani resiko
akan menimbulkan dampak pada proyek konstruksi. Potensi-potensi resiko semakin berkembang yang dipicu
oleh beberapa kondisi antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya ukuran volume, nilai kontrak, dan kompleksitas
proyek. Hal umum yang terjadi, pemilik sebagai pihak yang memiliki kepentingan paling besar pada suatu proyek
konstruksi merasa perlu untuk mengalihkan resiko sebanyak-banyaknya kepada kontraktor.
61
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
pengecoran dan lain-lain. Sedangkan proyek konstruksi yang ada dapat diuraikan
resiko spekulatif mengandung dua luaran sebagai berikut:
yaitu berupa kerugian atau keuntungan,
1. Disain proyek (defective atau faulty design,
resiko ini dikenal sebagai resiko dinamis,
incomplete design dan design built ability)
sebagai contoh perusahaan asuransi
Disain yang salah ata tidak lengkap akan
selaku pihak penjamin akan mendapatkan
menyulitkan pihak pelaksana (kontraktor),
keuntungan dari jumlah uang premi yang
karena bila kontraktor tersebut
dibayar kontraktor, bila resiko yang dijamin
melaksanakan disain yang salah, kontraktor
tidak terjadi, kalau resiko yang dijamin
akan mengalami kerugian biaya dan atau
terjadi maka pihak asuransi akan
waktu. Kondisi ini menyulitkan kontraktor,
mengalami kerugian, karena harus
karena bila disain tersebut tidak dilakukan,
membayar uang pertanggungan sebesar
kontraktor harus menunggu disain baru, hal
nilia kerugian yang terjadi.
ini tentu saja akan merugikan kontraktor.
b. Resiko fundamental dan resiko khusus,
2. Dokumen kontrak
dimana resiko fundamental adalah resiko
yang kemungkinannya dapat timbul pada Persyaratan-persyaratan umum dan
khusus, spesifikasi, daftar volume
hampir sebagian besar anggota
pekerjaan, addendum yang terdapat dalam
masyarakat dan tidak dapat disalahkan
dokumen kontrak dapat menjadi sumber
kepada seseorang atau beberapa orang
resiko proyek konstruksi. Hal ini tersebut
sebagai penyebabnya, contohnya banjir,
dapat terjadi, bila isi kontrak mengandung
gempa bumi, angin topan, peperangan,
makna ganda (ambiguity), yang
kekacauan, inflasi, devaluasi. Sedangkan
menyebabkan perbedaan penafsiran
resiko khusus adalah resiko yang
bersumber dari peristiwa-peristiwa yang (misinterpretasi) pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak.
mandiri dimana sifat dari resiko ini adalah
tidak selalu bersifat bencana, bisa 3. Kondisi alam. Kondisi alam di lokasi proyek
dikendalikan atau umumnya dapat berpotensi untuk menimbulkan resiko bagi
diasuransikan, contohnya rusak atau pekerjaan konstruksi, misalnya curah hujan
hilangnya barang. yang sangat tinggi atau bahkan bencana
alam, dapat menghambat pelaksanaan
62
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
63
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
64
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
g. Dan banyak lagi bentuk asuransi didalammnya adalah beban pajak sesuai
sehubungan dengan pelaksanaan proyek ketentuan yang berlaku.
seperti asuransi pemakaian kendaraan 2. Nilai kontrak tersebut Pasal 4 ayat (1)
proyek, asuransi kerusakan dan kehilangan diatas didasarkan atas harga satuan tetap
peralatan dan material saat pengangkutan (fixed unit price) yang perinciannya
dan lain-lain. tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga
dalam Dokumen Kontrak
3. Nilai Kontrak tersebut Pasal 4 ayat (1)
Jenis asuransi yang dinilai cukup komprehensif
diatas selain sudah termasuk beban PPN
dalam industri konstruksi adalah asuransi
juga sudah termasuk beban Pajak Daerah
Contractor’s All Risk (CAR), asuransi ini
dan pungutan lainnya yang syah/resmi
memungkinkan kontraktor memperoleh nilai
seperti PPh, Pajak Bahan Galian Golongan
pertanggungan dari perusahaan asuransi untuk
C, Asuransi JAMSOSTEK dan SP3
berbagai jenis resiko sekaligus dalam satu
(Sumbangan Pihak ketiga Pada Pemerintah
paket polis.
Daerah Kabupaten Purbalingga) dan IMB
Pengertian All Ris’ pada jenis asuransi ini tidak
4. Segala resiko akibat kenaikan harga
berarti semua jenis resiko proyek konstruksi
material/bahan, peralatan dan upah tenaga
akan dijamin, karena luas jaminan dari resiko-
selama dalam jangka waktu pelaksanaan
resiko tersebut dapat dibatasi atau diperluas
pekerjaan ini sepenuhnya menjadi
dengan penerapan klausula tambahan
tanggung jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK
(endorsement). Untuk perluasan jaminan, pihak
KEDUA tidak dapat mengajukan klaim
tertanggung dikenakan tambahan premi.
dalam bentuk apapun kepada PIHAK
KESATU
Tinjauan Kontrak di Indonesia
Pada peninjauan kontak konstruksi di
Pasal tentang Jaminan Pekerjaan, berbunyi
Indonesia disini digunakan kontrak konstruksi
yang dilaksanakan di daerah. Pemilihan kontrak 1. PIHAK KEDUA harus menyerahkan
di daerah dilakukan karena tugas yang akan jaminan pelaksanaan kepada PIHAK
dijalani nanti adalah di daerah terutama KESATU sebesar 5% (lima persen) dari
kabupaten dan kota. Dalam Surat Perjanjian nilai kontrak pada saat dilakukan
Pemborongan (Kontrak) yang terdiri dari pasal- penandatanganan Kontrak
pasal, dan berdasarkan pasal-pasal yang 2. Jaminan Pelaksanaan berupa Surat
mencantumkan hal-hal yang berhubungan Jaminan dari Bank Umum atau berupa
dengan resiko, jaminan dan atau asuransi Surety Bond dari perusahaan Asuransi
adalah sebagai berikut Kerugian / Lembaga Keuangan lainnya
yang ditetapkan oleh Pemerintah
3. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan
Pasal tentang Nilai Kontrak, berbunyi
sedikit-dikitnya sama dengan jangan waktu
1. Nilai kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan pekerjaan
ditetapkan dan sudah termasuk 4. Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan
oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK
65
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
KEDUA apabila jangka waktu masa Pasal tentang Resiko Pemberi Pekerjaan,
pemeliharaan telah berakhir dan telah berbunyi
dilaksanakan Serah Terima Kedua (FHO)
Pemberi Pekerjaan akan bertanggung jawab
5. PIHAK KEDUA harus menjamin
terhadap resiko-resiko yang tidak diharapkan
pekerjaannya sebagai Jaminan
yaitu:
Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen)
(a). Sepanjang secara langsung berakibat
dari nilai transaksi pembayaran dalam
terhadap pelaksanaan pekerjaan di wilayah
bentuk pemotongan pembayaran pada
pemberi pekerjaan, resiko peperangan,
setiap dilakukan transaksi pembayaran
permusuhan, invasi, tindakan dari musuh luar
prestasi pekerjaan/pembayaran angsuran
negeri, pemberon-takan, revolusi,
(termyn)
pemberontakan oleh militer atau perampasan
6. Jaminan Pemeliharaan akan dibayarkan
kekuasaan perang sipil, kerusuhan, huru-hara
seluruhnya oleh PIHAK KESATU kepada
atau kekacauan (kecuali dilarang untuk
PIHAK KEDUA apabila jangka waktu masa
pegawai-pegawai kontraktor), dan kontaminasi
pemeliharaan telah berakhir dan telah
dilaksanakan Serah Terima Kedua (FHO) dari setiap bahan bakar nuklir atau sisa-sisa
nuklir atau bahan peledak toxid radio aktif, atau
66
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
67
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
perlu menjadi perhatian bagi pemilik (owner) memperhitungkannya. Sebenarnya ini dapat
dan menjadi kewajiban kontraktor untuk dibebankan kepada perusahaan asuransi.
mengasuransikan. Asuransi yang dapat digunakan adalah
Commercial General Liability Insurance (CGL
Perubahan harga material/bahan, peralatan
Insurance) dan Operation and Premises
dan upah tenaga kerja sepenuhnya menjadi
Liability Insurance yaitu mengasuransikan
tanggung jawab Pihak Kedua (kontraktor).
tanggung jawab hukum untuk ganti rugi
Untuk mengantisipasi hal ini, kontraktor dalam
terhadap pihak ketiga akibat bodily injury dan
menetapkan harga satuan material, bahan,
property damage yang disebabkan
peralatan dan upah tenaga kerja harus
pelaksanaan pekerjaan proyek. Juga dapat
melakukan kajian untuk jangka waktu selama
digunakan asuransi Contractual Liability
masa pelaksanaan proyek. Hal ini perlu
Insurance.
dilaksanakan agar proyek dapat dilaksanakan
dengan biaya sesuai kontrak sehingga dapat
Berdasarkan Pasal Jaminan Uang Muka
dicapai waktu dan mutu yang direncanakan.
Sama halnya dengan jaminan pelaksanaan,
Antisipasi perubahan harga satuan ini dapat
jaminan uang muka berupa surat jaminan dari
dimasukkan pada biaya kontingensi.
Bank Umum atau dari perusahaan asuransi
kerugian. Dalam pengurusan surat jaminan ini
Berdasarkan Pasal Jaminan Pelaksanaan
juga merupakan beban biaya bagi kontraktor
Ada dua jaminan yang disyaratkan yaitu
Untuk biaya yang lebih murah, kini kontraktor
jaminan pelaksanaan dan jaminan
lebih banyak memakai Surety Bond yaitu suatu
pemeliharaan. Jaminan pelaksanaan berupa
jenis jaminan yang diberikan oleh perusahaan
surat jaminan dari Bank Umum atau dari
asuransi. Karena perusahaan asuransi bukan
perusahaan asuransi kerugian. Dalam
bank dan oleh karenanya tidak tunduk kepada
pengurusan surat jaminan merupakan beban
peraturan-peraturan Bank Indonesia,
biaya bagi kontraktor. Sedangkan jaminan
pemberian Surety Bond tidak kena pembatasan
pemeliharaan yang diberikan kontraktor adalah
Legal Lending Limit maupun Capital Adequacy
berupa uang yang seharusnya diterima pada
Ratio.
periode pembayaran tertentu ditahan atau
Resiko yang dijamin dari Surety Bond tidak
dipotong sebesar yang disyaratkan pemilik
ditahan sendiri oleh si penjamin, tetapi
(pihak kesatu). Jumlah nilai uang yang ditahan
diasuransikan sendiri oleh si penjamin, tetapi
akan diberikan atau dikembalikan setelah
diasuransikan kembali kepada Perusahaan
penyerahan kedua dilaksanakan.
Reasuransi seperti halnya yang diumumkan
Dari hal diatas, kontraktor memikul dua
berlaku pada bisnis asuransi.
beban yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
pengurusan jaminan dan nilai manfaat uang
Berdasarkan Pasal Resiko Kehilangan
yang belum dapat digunakan karena ditahan
Pada pasal ini ditetapkan secara jelas
sampai penyerahan terakhir. Jika kedua ini
tanggung jawab kontraktor terhadap resiko
dijumlahkan juga cukup besar nilai uang yang
terhadap kehilangan atau kerugian dari phisik
menjadi beban kontraktor. Beban ini biasanya
barang-barang hak milik dan luka atau
kontraktor di daerah kurang
68
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
meninggal seseorang yang terjadi selama dan konstruksi akan dijamin, tetapi dibatasi dengan
sebagai konsekuensi dari tanggung jawabnya penerapan klausa tambahan.
didalam pelaksanaan proyek.
Dalam memperhitungkan besar resiko ini Berdasarkan Pasal Keadaan Memaksa
dapat didasarkan atas keadaan lokasi proyek Untuk pasal ini kontraktor tidak dibebankan
terhadap keamaan, tingkat kesulitan dari setiap atas resiko yang akan terjadi, karena pemberi
item pekerjaan. Jika kondisi ini berpotensi akan pekerjaan akan bertanggung jawab terhadap
menimbulkan resiko sebaiknya kontraktor resiko-resiko yang tidak diharapkan ini.
mengambil langkah-langkah Pemberi pekerjaan akan menganggap suatu
penanggulangannya. Lokasi proyek jalan yang keadaan memaksa (kahar, force majeure) bila
panjang tidak mungkin untuk dilakukan hal-hal yang dijelaskan pada pasal ini terjadi.
pemagaran seperti halnya proyek gedung. Keadaan kahar adalah keadaan yang terjadi
Untuk itu kontraktor menyiapkan suatu lokasi diluar kehendak kedua belah pihak selama
yang dijadikan tempat semua kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi
pengendalian proyek dilakukan, penyimpanan salah satu dari keadaan kahar, pihak kedua
material, tempat peralatan dan lain-lain. Lokasi harus segera mengambil tindakan pencegahan
ini dapat dipagar dan dijaga dengan petugas sesuai dengan batas kemampuannya dan
keamanan. Untuk bagian pekerjaan yang segera memberitahukan secara tertulis kepada
memiliki resiko kecelakaan kerja yang besar, pihak kesatu tentang terjadinya keadaan kahar
kontraktor harus menyiapkan alat-alat dimaksud serta tindakan-tindakan pencegahan
keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pihak kedua. Hal
seperti sabuk keselamatan, masker, sepatu ini diatur pada pasal 14 dalam dokumen
kerja, helm dan lain-lain. kontrak ini.
69
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
70
Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008 ISSN : 1858-3695
DAFTAR PUSTAKA
71