Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN

METODE HAZARD ANALYSIS DAN CONSEQUENCE – LIKELIHOOD ANALYSIS

(Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Gedung Baru Fakultas Ilmu


Administrasi Universitas Brawijaya)
*1 2 2
Achmad Danial , M. Hamzah Hasyim , Saifoe El Unas

1
Mahasiswa / Program Sarjana / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
2
Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono
No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur Korespondensi : achmaddanial99@gmail.com

Semua proyek konstruksi pasti memiliki risiko. Risiko tersebut salah satunya adalah risiko terjadinya
kecelakaan. Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat ini masih belum menjadi perhatian utama.
Hal itu dapat dilihat dari angka kecelakaan kerja di sektor konstruksi tertinggi dibanding dengan kecelakaan
kerja di bidang lainnya. Hasil akhir dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pekerjaan yang berisiko
menimbulkan bahaya pada Proyek Pembangunan Gedung baru Fakultas Ilmu Admistrasi Universitas
Brawijaya kemudian menilai tingkat risiko secara umum dan menentukan pengendalian risiko yang tepat
pada proyek tersebut. Risiko yang terjadi dinilai dengan menggunakan metode Consequence-Likelihood
Analysis (CLA). Keluaran dari pengolahan dengan menggunakan metode CLA akan diketahui tingkat risiko
secara umum pada proyek Pembangunan Gedung Baru Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Langkah terakhir dari penelitian ini yaitu menentukan pengendalian dan respon risiko dengan menggunakan
metode Hazard Analysis dengan berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara terhadap pengawas ataupun
tenaga ahli pada proyek tersebut.

Kata kunci: Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3), Consequence-Likelihood Analysis (CLA),
Hazard Analysis, Pengendalian risiko

PENDAHULUAN
Semua proyek konstruksi pasti memiliki manajemen yang terstruktur, kolektif dan proaktif
kemungkinan risiko. Pada dasarnya, setiap tahapan untuk mencapai keberhasilan suatu proyek
pekerjaan proyek tidak terlepas dari berbagai risiko.
Kemungkinan risiko kecelakaan merupakan faktor TINJAUAN PUSTAKA
yang menyebabkan gagalnya suatu proyek. Apabila
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ada pekerjaan pada proyek yang terhambat karena
Keselamatan kerja adalah perlindungan
kecelakaan maka, secara langsung ataupun tidak
terhadap kesejahteraan individu terhadap cedera
langsung akan mempengaruhi aktivitas pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan. Disamping itu
pada proyek yang lain. Secara garis besar,
Kesehatan kerja adalah keadaan fisik, mental serta
kecelakaan kerja terjadi karena dua faktor, yaitu
stabilitas emosi secara keseluruhan. (Mathis dan
karena manusia yang tidak memenuhi keselamatan
Jackson, 2002 dalam Dewantari, Arissetio,
kerja dan lingkungan yang tidak aman
Geaviano dan Tsabit, 2015).
(Suma’mur,1984 dalam Socrates,2013). Oleh sebab
itu, semua proyek konstruksi harus memiliki
Risiko (PMBOK, 1992) dalam Setiawan, manajemen risiko
Secara umum risiko berkaitan dengan adalah suatu tahap yang berhubungan dengan
peristiwa yang tidak diingiinkan (Soeharto 1995 identifikasi, analisis, pengendalian terhadap
dalam Wardhana 2013). Risiko merupakan suatu ketidakpastian termasuk meningkatkan hasil
bentuk perkara yang memiliki kemungkinan terjadi terhadap peristiwa positif dan mengurangi dampak
secara alami didalam suatu situasi (Fisk,1997 dalam terhadap peristiwa negatif.
Syaranamual dan Tandean,2012). Menurut John
Ridley (2008) dalam Wardhana (2013) Risiko juga
dapat diartikan sebagai perpaduan antara Tahapan Manajemen Risiko
probabilitas dan tingkat keparahan kerusakan atau
Beberapa tahapan manajemen risiko (modul
kerugian. Risiko dapat dibedakan dalam beberapa
Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi Kementerian
jenis menurut pendapat para ahli. Diantaranya
Pekerjaan Umum Badan Pembinaan
kategori risiko menurut Charette (1989) dalam
Konstruksi,2012) yang diantaranya adalah :
Wardhana (2010) antara lain :
1. Skenario Kondisi.
1. Risiko yang sudah diketahui Tahapan pertama sebelum
Adalah risiko yang diungkapkan melaksanakan identifikasi risiko K3
setelah dilakukan evaluasi terhadap pengawas/ahli K3 harus mampu
rencana proyek, bisnis dan lingkungan merencanakan skenario di lapangan
teknik dimana proyek sedang dan memprediksi dampak dari
dijalankan, seperti : pekerjaan-pekerjaan yang akan
a. Tanggal penyampaian yang tidak dilaksanakan setelahnya, contohnya
realistis seperti ketika pada pemasangan
b. Kurangnya pesyaratan- pondasi
persyaratan yang terdokumentasi 2. Melaksanakan Identifikasi Bahaya K3
c. Kurangnya ruang lingkup Setelah melakukan dan membuat
d. Lingkungan pengembang yang skenario pelaksanaann pada pekerjaan,
buruk kemudian mengidentifikasi bahaya
2. Risiko yang diramalkan yang berdasarkan pada penggunaan
Diketahui dari pengalaman proyek bahan, skill para tukang dan kuli,
sebelumnya, misalnya : metode kerja, alat kerja , lingkungan
a. Pergantian staf kerja yang direncanakan. Dalam
b. Komunikasi yang buruk dengan melakukan identifikasi bahaya penting
para pelanggan diketahui faktor-faktor bahaya dari
c. Mengurangi usaha staff bila skenario itu dan sangat penting untuk
pemintaan pemeliharaan sedang dilakukan pembicaraan yang koperatif
berlangsung dilayani. dengan pekerja/tukang dan kuli yang
3. Risiko yang tidak diketahui biasa melakukan pekerjaan atap.
Risiko ini dapat terjadi, tetapi sangat 3. Tingkat Risiko K3
sulit untuk diidentifikasi sebelumnya Tingkat risiko K3 dijabarkan bahwa
besar kecilnya peluang terjadi
Manajemen Risiko kecelakaan yang muncul dikalikan
dengan tingkat dmpak atau akibat
Manajemen risiko adalah semua tahapan yang timbul
pekerjaan yang berhubungann dengan risiko,
4. Pengendalian Risiko K3
diantaranya yaitu penilaian (assesment), Setelah mengetahui tingkat risko secara
perencanaan (planning), pengendalian (handling) umum berdasarkan tahapan-tahapan
dan pemantauan (monitorinng) kecelakaann diatas. lalu dilakukan pengendalian pada
(Kerznerr, 2001 dalam Labombang,2011). risiko k3 yang akan timbul .
Manajemen risiko merrupakan bagian yang tidak
5. Komunikasi pada pihak-pihak yang
dapat dihilangkan secara mutlak dari pekerjaan terkait pada setiap atau tahapan suatu
proyek yang direncakan sebelumnya. Pendapat dari
Project Management Instituty Body of Knowledge
pekerjaan yang dilakukan di lapangan Assessment), HAZOP (Hazard Analysis and
penting untuk diketahui dan ditelaaah Operabillitiy Study), dan HAZID (Hazard
lebih lanjut . Setelah itu disampaikan Identifications).
darimana sumber bahaya tersebut, Gambar 1 Bagan Hazard Analysis
seperti apa bahaya yang terjadi dan
bagaimana cara mencegah agar tidak
terjadi kecelakaan lagi.
6. Review secara periodik

Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan usaha untuk
menemukan dan memahami risiko-risiko yang akan
terjadi dalam pekerjaan suatu proyek yang
dilakukan oleh instasi terkait ataupun prseorangan.
Identifikasi risiko dilaksanakan dengan memberikan
kuisoner dan wawancara kepada responden yang
CLA (Consequence-Likelihood Analysis)
sudah ditentukan.

Hazard atau Bahaya Metode CLA (Consequences-Likelihood


Hazards atau bahaya adalah keadaann, situasi Analysis) merupakan modifikasi dari metode IPA
dan kejadian yang memiliki kemungkinan potensial (Importance –Perfomance Analysis).
untuk melukai manusia atau kondisi Metode IPA ini digunakan untuk
ketidakseimbangan fisik atau mental yang diketahui mengetahui tingkat hubungan antar persepsi
asal usulnya dari dan atau bertambah lebih buruk konsumen dan prioritas peningkatan kualitas
dikarenakan pekerjaan-pekerjaan ataupun keadaan produk/jasa yang dikenal pula dengan Analisis
yang ada kaitannya dengan beberapa pekerjaan Kuadran (Martilla dan James 1977 dalam
(OHSAS18001:2007 dalam Wardhana,2015). Angga,2009).

Severity Indeks (SI) Pada metode CLA juga terdapat grafik hasil
Analisis Kuadran yang dibagi menjadi empat buah
ada dua kriteria untuk mengukur risiko menurut kuadran dan dua buah variabel seperti metode IPA
Williams (1993) dalam Harumain (2016), yaitu : yaitu : X dan Y. Perbedaanya terletak pada
keterangan sumbu X dan Y. Di dalam Metode CLA
1. Kemungkinan (Likelihood), sumbu X adalah dampak (Consequence) dan sumbu
adalah kejadian dari suatu Y adalah kemungkinan (Likelihood).
kejadian yang tidak diharapkan
Gambar 2 Kuadran Consequence
2. Dampak (Consequence), Adalah
Likelihood Analysis
tingkat keparahan atau pengaruh
pada aktivitas lain, jika peristiwa
yang tidak diharapkan terjadi.
Secara matematis, tingkat risiko
dapat dinyatakan sbagai berikut :
R=LxC
Metode Severity Indeks (SI) dihitung dengan rumus
berikut :
× 100 %.
∑ 4
.
= =0

4
4.∑

=0

Hazard Analysis

Ada 3 metode dai Hazard Analysis antara lain

: HIRA (Hazard Identifications and Risk


Menentukan Indeks Consequence :
2. Data Sekunder
 Menghitung Weight100%
Factors (WF), Diperoleh dari penelitian terdahulu,
=
∑ =1 .
buku, internet dan lain-lain.
 Menentukan Weights Score (WS).
Ketentuan ini didapatkan dari hasil Subyek dan Obyek Penelitian
perkalian antara WF dan (xxi)
Subyek penelitian pada tugas akhir ini adalah
WS =WF . xxi Analisa risiko K3
 Menentukan Indeks Consequence (IC)
IC = .
x 100 Obyek penelitian pada tugas akhir ini adalah
Keterangan : proyek Pembagunan Gedung Baru Fakultas Ilmu
i =Jumlah Variabel Administrasi Universitas Brawijaya
HS =(Highest Scale) Skala maksimum
yang digunakan = 5
Populasi dan Sampel

Populasi penelitian pada tugas akhir kali ini


adalah semua orang yang bekerja ataupun
Pengendalian Risiko berhubungan secara timbal balik didalam Proyek
Menurut OHSAS18001:2007, semua risiko Pembangunan Gedung Baru Fakultas Ilmu
harusnya dapat dikendalikan dengan terencana dan Administrasi Universitas Brawijaya
terkstruktur agar kerugian yang tidak diinginkan
Adapun sampel dari penelitian ini dipilih
tidak timbul . Dimana hal tersebut dapat merugikan
random, diantaranya : pekerja, pengawas atau yang
suatu instannsi ataupun bagi perseorangan. Terdpat
memiliki jabatan minimal setingkat dengan
4 cara untuk mengendaliakn risiko, diantaranya :
pengawas.
menghindari setiap risiko, mencegah suatu risiko,
menahan sebagian risiko dan memindakan beberpa
risiko. Menghindari risiko serta mencegah beberapa
risiko terkait adalah suatu pendekatan pngendalian Tahap Penelitian
risiko (risk controling), sedangkan menahan serta Tahapan-tahapan dalam penelitian tugas akhir
memindahkan sebagian risiko merupakan
diantaranya yaitu :
pembiayaan risiko (risk financing).

1. Identifikasi bahaya yang dapat menjadi risiko


kecelakaan dalam bekerja. Yaitu dengan cara
METODOLOGI
studi literatur, observasi dan wawancara
Jenis Penelitian dengan safety officer untuk memperoleh
varaiabel-variabel awal yang akan digunakan
Dilihat dari cara pengambilan data, yaitu sebagai pertanyaan kuisioner.
dengan cara wawancara, observasi lapangan dan 2. Pembagian kuisioner kepada responden
menggunakan kuisioner kemudian mengambil 3. Penentuan skala risiko
sampel dari suatu populasi . Maka penelitian Penentuan skala risiko dilakukan melalui :
termasuk penelitian Studi Kasus.
a. Penentuan skala terhadap kemungkinan
Sumber Data terjadinya risiko serta dampak yang
ditimbulkannya
1. Data Primer b. Penggambaran dengan diagram matriks,
Didapatkan dengan cara wawancara berdasarkan frekuensi/kemungkinan dan
eksklusif dan penyebaran lembar dampak. Dalam mengukur potensi
kuisioner kepada tenaga kerja kemungkinan terjadinnya risiko dan dampak
(tukang) dan tenaga ahli yang akan timbul, digunakan skala menurut
standart AS/NZS 4360 yaitu dengn skala 1-
5. Kemudian untuk mengetahui tingkat
kemungkinan dan dampak risiko yaitu
dengan cara diplotkan pada tabel AS/NZS PEMBAHASAN
4360.
4. Penilaian risiko dengan metode CLA Responden Penelitian
(Consequences-Likelihood Analysis) Pada penelitian ini terdapat 2 data primer yang
5. Menentukan tingkat risiko K3 berdasakan didapatkan dari 2 golongan responden.
Indeks Consequences
6. Analisis risiko dengan Identifikasi dampak 1. Data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner
(consequence) dan kemungkinan (Likelihood) kepada 55 responden tenaga kerja. Data ini
risiko dengam cara : digunakan untuk menilai setiap risiko
a. Mengidentifikasi potensi bahaya dan efek berdasarkan kuadran CLA (Consequence-
setiap pekerjaan dengan menggunakan metode Likelihood Analysis) serta menentukan tingkat
HIRA (Hazard Identification Risk Assesment) risiko proyek secara umum dengan meghitung
b. Mengidentifikasi potensi bahaya dberdasarkan IC (Indeks Consequence)
sebab dan akibat dengan metode HAZOP 2. Data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner
(Hazard Analysis and Operability Study) kepada tenaga ahli. Terdapat 2 responden yaitu :
7. Respon Risiko
Untuk mengetahui respon terhadap risiko yang  Project Engineer (PE)
dominan, dilakukan wawancara ekslklusif  Pelaksana proyek
kepada safety offiicer atau tenaga ahli bidang
Data ini digunakan untuk menganalisa risiko
K3 pada proyek Pembangunan Gedung baru
dan menentukan penanganan yang tepat
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya. terhadap risiko yang terjadi dengan
menggunakan Hazard Analysis.
Diagam Alur Penelitian

Mulai

Identifikasi Risiko
Identifikasi Faktor Risiko K3

Desain Kuisioner dan


penentuan responden

Penyebaran kuisioner

Penilaian Risiko
Metode CLA (Consequence-Likelihood Analysis)

Menentukan Tingkat Risiko

Analisa Risiko
Identifikaksi Dampak (consequence)
dan Kemungkinan (likelihood)
Hazard Analysis (HIRA dan HAZOP)

Respon Risiko

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3 Diagram alur Tugas Akhir


Gambar 4 Tabel Identifikasi Risiko pada Proyek
Pembangunan Gedung Faklutas Ilmu Adninstrasi
Univrsitas Brawijaya
Kuadran CLA

Gambar 7 Tabel Pengendalian Risiko Metode


HIRA
X

Gambar 5 Kuadran CLA

Sumbu Y = Likelihood
HAZOP (Hazard Analysis and Operability study)
Sumbu X = Consequence

Indeks Consequence

Setelah diketahui nilai risiko setiap variabel


dengan metode CLA (Consequence-Likelihood
Analysis), langkah selanjutnya adalah menentukan
risiko secara umum pada proyek. IC pada proyek
tesebut bernilai 41,908.

Proyek tersebut termasuk dalam


kategori proyek kurang berbahaya.

HIRA (Hazard Identification and Risk Assesment)

Gambar 8 Analisa Risiko Metode HAZOP

Gambar 6 Tabel Identifikasi Risiko Metode HIRA


Saran
1. Tidak semua perusahaan kontraktor
memaparkan risiko-risiko kecelakaan dan
pengendalian risiko yang terjadi proyek
dengan jelas. Jadi, perlu dilakukan survey
perusahaan kontraktor ketika melakukan
penelitian analisis risiko K3.
2. Perlu dilakukan perhatian lebih ketika
menyebarkan kuisioner khususnya responden
tenaga kerja yang berada di lapangan. Agar
pengisian kuisioner mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang terjadi pada proyek
3. Sebaiknya penentuan responden dipilih dari
tenaga ahli dan tidak melibatkan tenaga kerja.
Karena tenaga ahli lebih mengerti dalam
menilai dan menjawab kuisioner risiko
kecelakaan
Gambar 9 Pengendalian Risiko Metode HAZOP 4. Penelitian tentang analisis risiko K3 dapat
dilakukan pada proyek konstruksi selain
proyek pembangunan gedung.
PENUTUP
Kesimpulan

1. Ada 12 risiko K3 yang berbahaya pada Proyek DAFTAR PUSTAKA


Pembangunan Gedung baru Fakultaas Ilmu Suma’mur.(1984). Keselamatan Kerja dan
Administraasi Universitas Brawijaya. Dari 12 Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung
risiko tersebut digolongkan berdasarkan Agung
pekerjaan yang di proyek diantaranya
:Pekerjaan pasang dinding bata dan plesteran,
Pekerjaan pengecatan, Pekerjaan plafond Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 Pasal 5
tentang Penerapan Sistem Manajemn
gypsum dan Pekerjaan atap.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Berdasarkan Metode CLA (Consequence-
Likelihood Analisis), dari 12 risiko K3 yang Warta Ekonomi, (2 Juni 2006) K3 Masih dianggap
terdapat pada Proyek Pembangunan Gedung remeh (www.wartaekonomi.com, diakses 7
Baru Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas September 2016)
Brawijaya, semua variabel risiko masuk dalam
Ramli.(2010). Sistem Manajemen Keselamatan dan
kuadran 3 atau dapat dikatakan kurang Kesehatan Kerja. OHSAS 18001
berisiko (low risk) .
3. Tingkat risiko (IC) pada proyek Pembangunan Heriyanto.(2009). Modul Pelatihan OHSAS
Gedung Baru Fakultas Ilmu Administrasi 18001:2007, Jakarta
Universitas Brawijaya termasuk dalam Mangkunegara, A A Anwar Prabu.(2010). Evaluasi
kategori proyek yang kurang berbahaya. Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:
4. Pengendalian serta respon-respon yang Refika Aditama
membangun sebagai pencegahan dari risiko-
risiko K3 yang terjadi Pada Proyek Ridley, John. (2008). Ihtisar Kesehatan &
Pembangunan Gedung Baru Fakultas Ilmu Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Adminstrasi Brawijaya yaitu masuk kategori
pengendalian dengan cara mencegah risiko, Angga, Putu. (2009). Evaluasi Kinerja Developer
seperti : menggunakan APD (Alat Pelindung ditinjau dari Kepuasan Konsumen Beberapa
Diri), selalu menerapkan SOP (Standar Perumahan Kelas Mewah Di Kota Pekanbaru
Operasional Prosedur) dan mematuhi metode
Wardhana, Rico Tri (2015). Analisis Risiko
pelaksanaan.
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Dengan
Metode Hazard Analysis (Studi Kasus pada
proyek Pembangunan Gedung Marvel City Fakultas Teknik Universitas Katolik
Surabaya) Parahyangan. Bandung

Socrates, Muhammad Fil (2013). Analisis Risiko


Keselamatan Kerja dengan Metode HiRARC
(Hazard Identification Risk Assesment and
Risk Control) Pada Alat Suspension
Preheater Bagian Produksi di Plant 6 dan 11
Field Citeureup PT Indocement Tunggal
Prakarsa

Wicaksono, Iman dan Singgih, Moses.(2011).


Manajemen Risiko Apartemen Puncak
Permai Surabaya

AZ/NZA 4360:2004 Risk management

Kiki, Rizki ; Amir, Roehan,Yuniar dan Arie, De


Srianty.(2014) Usulan Perbaikan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) menggunakan Metode Hazard
Identification and Risk Assesment (HIRA)

Radar Malang, (7 September 2016) Rangka Atap


4,5 ton timpa pekerja, satu tewas

Okezone, (18 Mei 2016), Sektor Jasa Konstruksi


penyumbang angka kecelakaan kerja
terbanyak (www.okezone.com, di akses 7
Septemebr 2016)

Mathis& Jackson.(2002). Manajemen SDM.


Jakarta: Salemba Empat

Simanjuntak,Payaman J.(1994). Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
HIPSMI

Pasiak, Royke (1999). Keselamatan Kerja


Pertambangan, PT ANTAM, Tbk: Satuan
Kerja Keselamatan Kerja

Permenaker NO 4/1985 Tentang Pesawat Tenagan


dan Produksi

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar


Bahasa Indonesia.(2005). Jakarta : Balai
Pustaka

Fisk, E.R (1997). Construction Project


Administration Prentice Hall, New Jersey,
USA

Soeharto, I. (1995). Manajemen Proyek dari


Konseptual sampai Operasional. Jakarta:
Erlangga

Rahayu, P. H. (2001). Asuransi Contractor All Risk


sebagai Alternatif pengalihan risiko poyek
dalam Industri konstruksi Indonesia, Seminar
Nasional Manajemen Konstruksi 2011

Anda mungkin juga menyukai