Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I

NERACA ENERGI

Izzul Nasrullah Aidi Syifa


05031282227021
B/5

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Massa dan energi dalam kehidupan sehari-hari selalu berhubungan antara
keduanya, dan mempuyai sifat yang kekal. Massa yang masuk akan sama dengan
massa yang keluar, bila tidak ada perubahan laju akumulasi massa. Begitu juga
dengan energi, jumlah energi yang masuk akan sama dengan jumlah energi yang
keluar. Hukum kekekalan massa dan hukum kekalan energi menyatakan bahwa
massa dan energi tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan dan tidak dapat
dibuat ataupun diciptakan. Pindah panas adalah suatu proses yang dinamis, yaitu
panas dipindahkan secara spontan dari satu kondisi ke kondisi lain yang memilki
suhu yang lebih rendah. Kecepatan pindah panas ini akan sangat bergantung pada
perbedaan suhu diantar kedua kondisi (Risdiyanto dan Setiawan, 2017).
Neraca energi dibuat berdasarkan pada hukum pertama termodinamika.
Hukum pertama ini menyatakan kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat
dimusnahkan atau dibuat, hanya dapat diubah bentuknya. Perumusan dan neraca
energi suatu sistem mirip dengan perumusan neraca massa. Perpindahan panas
dari suatu zat ke zat lain sering terjadi berulang-ulang dalam industri pangan.
Seperti proses memasak, membakar, sterilisasi ataupun pendinginan termasuk ke
dalam perpindahan panas. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan
atau pengeluaran ka1or, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang
dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Namun tidak jarang perpindahan panas
menjadi masalah, misalnya dalam penyimpanan es. Es akan segera cair setelah
beberapa waktu karena adanya perpindahan panas, baik itu secara konveksi,
konduksi ataupun radiasi. Untuk mengatasi masalah seperti itu, dibuat sebuah alat
yang dapat memperlambat laju perpindahan panas dengan menggunakan bahan-
bahan yang dapat menahan panas seperti logam dan plastik (Alexander, 2018).

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mempelajari proses transfer massa
dan transfer energi serta menghitung panas reaksi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hukum Kekekalan Massa


Hukum kekekalan massa merupakan massa yang dapat diubah menjadi
energi. Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-
Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup
akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut
(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
(tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum
kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup,
massa dari reaktan harus sama dengan massa produk. Hukum kekekalan massa
digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia,
mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan
massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam
suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya (Fajriani et al., 2018).

2.2. Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Pelarut
yang umum digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan
pelarut, dikenal adalah konsentrasi. Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam
jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan
tidak jenuh Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam
larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada
temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Larutan merupakan campuran homogen dari pelarut dengan zat- zat
terlarut. Zat terlarut adalah zat yang dapat larut atau dilarutkan, sedangkan zat
pelarut adalah zat yang melarutkan zat terlarut (Putri et al., 2017).

2 Universitas Sriwijaya
3

2.3. Neraca Energi


Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain sering kali terjadi dalam industri
proses. Pada kebanyakan proses diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor
untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses
berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk
pemrosesan, terjadi umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu
tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran
kalor. Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk
operasi proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Neraca massa
atau panas suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan kuantitatif
dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi (tersimpan)
dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk mencari
variable proses yang belum diketahui, berdasarkan data variable proses yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, perlu disusun persamaan yang menghubungkan data
diketahui dengan yang ingin dicari (Yunit, 2019).
Penggunan energi dalam bentuk kalor sangat banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari seperti memasak makanan, ruang pemanas atau pendingin
dan lain-lain. Temperatur merupakan ukuran suhu benda. Temperatur merupakan
sifat sistem yang menentukan apakah sistem berada dalam keadaan
kesetimbangan dengan sistem lain. Jika dua sistem dengan temperatur yang
berbeda diletakkan dalam kontak termal, maka kedua sistem tersebut pada
akhirnya akan mencapai temperatur yang sama. Adapun beberapa jenis cara
perpindahan panas yaitu perpindahan panas secara konduksi, perpindahan secara
radiasi, dan perpindahan secara konveksi. Perpindahan panas konduksi adalah
suatu proses perpindahan energi panas dimana energi panas tersebut mengalir dari
daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah dalam
suatu medium padat atau fluida yang diam. Perpindahan panas konveksi adalah
perpindahan panas yang terjadi dari permukaan media padat atau fluida yang diam
menuju fluida yang mengalir (begerak) atau sebaliknya dimana diantara keduanya
terdapat perbedaan temperature. Radiasi adalah Perpindahan Panas dari suatu
sumber panas menuju objek lainnya dalam bentuk gelombang elektromagnetik
dan tanpa memerlukan zat perantara (Risdiyanto dan Setiawan, 2017).

Universitas Sriwijaya
3

4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang neraca energi. Dalam praktikum ini
kami melakukan percobaan tentang neraca energi. Bahan yang digunakan yakni
meliputi air, garam, es batu dan NaOH. Percobaan pertama yang dilakukan adalah
menetukan neraca massa dan neraca energi. Petama-tama ditimbang air dengan
massa 100,17 gram dalam gelas ukur, kemudian dimasukkan es batu dengan berat
tertentu, setelah dicampur dengan es batu suhu yang awalnya 300C menjadi 100C.
Hal ini terjadi disebabkan adanya perpindahan energi panas yaitu air yang bersuhu
lebih tinggi melepas panas dan es batu menerima panas, sehingga terjadilah
perubahan suhu. Percobaan kedua yaitu menghitung panas pelarutan. Dalam
menghitung panas pelarutan ada dua jenis larutan yang telah diujikan dalam
praktikum ini. Larutan yang pertama adalah larutan air ditambah garam dan
larutan yang kedua adalah larutan air yang ditambah NaOH. Dalam percobaan
larutan air yang ditambah garam, setelah larutan air dicampur dengan garam
larutan tersebut suhunya bertambah panas dari yang awalnya 310C menjadi 350C.
Hal ini disebabkan air menerima panas dari garam, dan garam melepas panas
sehingga suhu larutan tersebut menjadi bertambah panas. Sedangkan pada
percobaan larutan air yang ditambahkan dengan NaOH didapatkan hasil yaitu,
suhu air setelah dicampur dengan NaOH dimana air menerima panas dan NaoH
melepas panas sehinga suhu larutan meningkat (Alexander, 2018).
Adapun Natrium Hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
labolatorium kimia. Natrium hidroksida ini bersifat lembab cair dan secara
spontan menyerap karbondioksida dari uadara bebas. Natrium hidroksida sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena dalam proses
pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis. Dari hasil praktkum ini dapat
diketahui bahwa suatu sistem proses dalam praktikum ini merupakan perhitungan
kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi
dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk mencari
variabel proses yang belum diketahui, berdasarkan data variabel proses yang telah
ditentukan. Panas dipengaruhi oleh massa, kapasitas panas dan suhu. Panas
benbanding lurus dengan massa, kapasitas panas dan suhu. Semakin besar massa,
kapasitas panas dan suhu, semakin besar pula panasnya (Munawaroh et al., 2021).

Universitas Sriwijaya
3

BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


1. Pada percobaan air yang ditambahkan dengan es terjadi penurunan suhu yang
awalnya 300C menjadi 100C.
2. Penurunan suhu pada campuranair dan es terjadi karena adanya perpindahan
energi panas yaitu air yang bersuhu lebih tinggi melepas panas dan es batu
menerima panas.
3. Dalam percobaan larutan air yang ditambah garam, setelah larutan air
dicampur dengan garam larutan tersebut suhunya bertambah panas dari yang
awalnya 310C menjadi 350C.
4. Peningkatan suhu pada campuran garam disebabkan air menerima panas dari
garam, dan garam melepas panas sehingga suhu larutan tersebut menjadi
bertambah panas.
5. Dalam percobaan NaOH yang dicampur dengan air, suhu air setelah dicampur
dengan NaOH meningkat. Hal ini disebabkan karena air menerima panas dan
NaOH melepas panas sehinga suhu larutan meningkat.
6. Panas dipengaruhi oleh massa, kapasitas panas dan suhu.
7. Panas benbanding lurus dengan massa, kapasitas panas dan suhu. Semakin
besar massa, kapasitas panas dan suhu, semakin besar pula panasnya.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M. 2018. Neraca Masa Dan Neraca Energi Pengelolaan Sampah


Terpadu – Penujah Kabupaten Tegal. Jurnal Ilmiah Program Studi Magister
Teknik Mesin, 8(3), 129–138.

Fajriani, G. N., Sopandi, W. dan Kadarohman, A. 2018. Miskonsepsi Siswa Yang


Menggunakan Teks Perubahan Konseptual Mengenai Hukum-Hukum Dasar
Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(1), 30–41.

Munawaroh, S.I., Mufid. dan Subur, M. 2021. Perhitungan Neraca Massa dan
Neraca Energi Evaporator Pada Unit Kilang Ppsdm Migas Cepu. Jurnal
Teknologi Separasi, 7(1), 33-49.

Putri, L. M. A., Prihandono, T. dan Supriadi, B. 2017. Air adalah suatu zat kimia
yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), 147–153.

Risdiyanto. dan Setiawan, R. 2017. Metode Neraca Energi Untuk Perhitungan


Indeks Luas Daun Menggunakan Data Citra Satelit Multi Spektral. Jurnal
Agromet Indonesia, 21 (2), 27 – 38.

Yunita, D. 2019. Analisa Perpindahan Panas Keadaan Tunak Pada Pengering


Jagung Tipe Rumah Kaca Variasi Lubang Ventilasi dan Rak Alumunium.
Jurnal Energi dan Manufaktur. 9(1), 23-28.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai