SATUAN OPERASI
PENGECILAN UKURAN
Dibuat Oleh:
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja dari alat pengecil ukuran
blender kering dan disc mill, mengetahui pengaruh perendaman terhadap kelembutan dan
diameter rata-rata hasil gilingan, serta mengetahui pengaruh pengulangan penggilingan
terhadap kelembutan dan keseragaman hasil gilingan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Gambar 2.1 Blender Kering (Dry Mill)
3
melakukan proses penggilingan, bahan harus dikeringkan terlebih dahulu. Disc mill dibagi
atas 3 jenis yaitu Single Disc Mill, Double Disc Mill dan Buhr mill.
2.4 Mesh
Istilah mesh digunakan dalam melakukan pengayakan. Mesh merupakan ukuran dari
jumlah lubang suatu jaring atau kasa pada luasan 1 inch persegi jaring / kasa yang bisa dilalui
oleh material padat. Misalnya suatu ayakan memiliki 10 mesh, artinya ayakan tersebut
memiliki 10 lubang sepanjang 1 inch. Selain itu, untuk ukuran lubang yang berbeda,
digunakan diameter kawat yang berbeda pula. (Septiansyah dan Afandi, 2018)
4
semakin kecil. Nilai Fineness Modulus berbanding lurus dengan nilai ukuran butiran rata-rata
suatu bahan pangan (D) (Kharisma et al., 2 014).
Nilai FM dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
(% tertahan x f aktor perkalian)
Fineness Modulus (FM) = 100
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
1. Kacang hijau ditimbang sebanyak 3 x 50 gram.
2. Kacang hijau dimasukkan ke dalam 3 buah beaker glass yang telah diberi label
A, B, dan C.
3. Sampel dalam wadah A digiling dengan disc mill s kala 1.
4. Wadah ditempatkan agar produk terkumpul pada tempatnya.
5. Celah antara cakram disesuaikan (Semakin tinggi skala, semakin besar celahnya).
6. Tombol on d itekan.
7. Produk dimasukkan melalui hopper.
8. Disc mill dimatikan setelah 10-30 detik.
9. Disc mill dibersihkan dengan sikat kering setelah semua produk digiling.
10. Kelembutan dan diameter rata-rata hasil gilingan dihitung dengan ayakan
bertingkat.
11. Amplitudo diatur pada 50 dan waktu diatur selama 10 menit.
12. Sampel dalam wadah B digiling dengan disc mill s kala 4.
13. Kelembutan dan diameter rata-rata hasil gilingan dihitung dengan ayakan
bertingkat.
14. Amplitudo diatur pada 50 dan waktu diatur selama 10 menit (Sampel dimasukkan
kembali ke dalam wadah setelah digiling).
15. Sampel dalam wadah B digiling kembali untuk yang kedua kalinya dengan disc
mill skala 4.
16. Kelembutan dan diameter rata-rata hasil dianalisis dan dibandingkan dengan hasil
pada gilingan pertama.
17. Sampel dalam wadah C digiling dengan disc mill s kala 4 dan skala 1 untuk
penggilingan kedua.
18. Kelembutan dan diameter rata-rata butiran dianalisis setelah penggilingan dengan
skala 1 dilakukan.
19. Kelembutan dan diameter rata-rata hasil dibandingkan dengan hasil dari sampel B
pada penggilingan kedua.
BAB IV
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
dibandingkan beras merah kering. Hal ini menunjukkan bahwa beras merah basah memiliki
kelembutan yang lebih besar dibandingkan dengan beras merah kering dan sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa semakin rendah nilai FM suatu bahan, maka bahan semakin
halus (Kharisma et al., 2 014).
Hal ini dapat terjadi karena ikatan sel beras yang tidak melalui proses perendaman
lebih rapat dan kokoh, sehingga saat dilakukan pengulangan menggunakan blender sampel
lebih tahan terhadap gesekan. Sedangkan ikatan sel beras yang melalui proses perendaman
lebih renggang sehingga lebih mudah hancur saat dilakukan penggilingan dengan blender
(Hasbullah, 2013). Selain itu, beras yang tidak melalui proses perendaman memiliki nilai D
yang lebih besar dibandingkan dengan beras yang melalui proses perendaman. Beras yang
tidak direndam memiliki tekstur yang kasar dan kuat sehingga pengikisan pada permukaan
beras tidak terlalu berpengaruh terhadap pengecilan diameter rata-rata (Hastang, 2016).
4.2 Pengaruh Perbedaan Skala Disc Mill terhadap Kelembutan dan Diameter
Rata-rata Hasil Gilingan Kacang Kedelai Kuning
Grafik dibawah ini menunjukkan hasil percobaan yang dilakukan kepada sampel
kacang kedelai kuning dengan 2 skala penggilingan yang berbeda yaitu 1 dan 4. Percobaan
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan skala Disc Mill terhadap
kelembutan dan diameter rata-rata kacang kedelai kuning. Pada grafik di bawah, hasil
menunjukkan perlakuan dengan menggunakan skala 1 memiliki nilai FM sebesar 3,0120 dan
perlakuan dengan menggunakan skala 4 memiliki nilai FM sebesar 3,1223. Sementara skala 1
memiliki nilai D sebesar 0,033 dan skala 4 memiliki nilai D sebesar 0,036.
9
Gambar 4.4 Pengaruh Skala Disc Mill terhadap Diameter Rata-rata
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat dilihat bahwa disc mill s kala 1 dengan
diameter yang lebih kecil memiliki nilai FM yang lebih kecil yang diartikan memiliki
kehalusan bahan yang lebih tinggi dibanding disc mill skala 4 dengan diameter lebih besar
memiliki nilai FM yang lebih besar yang memiliki arti bahwa bahan tersebut memiliki tingkat
kehalusan lebih rendah dibanding disc mill dengan skala 1. Hal ini disebabkan sampel yang
mengalami penumpukan saat pengumpulan kembali sampel yang tertahan. Hasil yang
didapatkan sesuai dengan teori bahwa nilai Fineness Modulus berbanding lurus dengan nilai
ukuran butiran rata-rata suatu bahan pangan (D). Semakin kecil nilai FM suatu bahan pangan,
maka tingkat kelembutan bahan pangan tersebut semakin tinggi, dikarenakan diameter
partikel bahan pangan yang semakin kecil(Kharisma et al., 2014).
10
Gambar 4.5 Pengaruh Pengulangan terhadap Kelembutan
11
bertahap dengan menggunakan skala 4 dan dilanjutkan dengan skala 1, lalu penggilingan
berulang dengan menggunakan skala 4. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh penggilingan bertahap dan berulang terhadap kelembutan dan diameter
rata-rata kacang kedelai kuning. Pada grafik di bawah, hasil menunjukkan penggilingan
bertahap memiliki nilai FM sebesar 3,5703 dan penggilingan berulang memiliki nilai FM
sebesar 3,6206. Sementara penggilingan bertahap memiliki nilai D sebesar 0,049 dan
penggilingan berulang memiliki nilai D sebesar 0,050.
Gambar 4.8 Pengaruh Penggilingan Bertahap dan Berulang terhadap Diameter Rata-rata
12
besar dan diameter yang lebih besar. Hal ini merupakan pengaruh dari skala penggilingan
yang digunakan. Penggilingan bertahap dengan skala lebih kecil menunjukkan hasil yang
lebih maksimal dalam pengecilan ukuran.
BAB V
KESIMPULAN
13
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perlakuan
perendaman terhadap sampel bahan pangan dapat mempengaruhi kelembutan serta diameter
rata-rata yang dimiliki oleh sampel yang melewati proses penggilingan. Hal ini dapat dilihat
dari percobaan dengan menggunakan sampel beras merah. Sampel beras merah basah
memiliki nilai Fineness Modulus serta diameter rata-rata lebih kecil dibandingkan sampel
beras merah kering. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan kandungan air di dalam sampel
akibat proses perendaman membuat sampel menjadi lebih halus dan penurunan diameter
rata-rata akibat berkurangnya diameter ukuran molekul yang ada pada sampel. Lalu dapat
disimpulkan bahwa hasil paling baik ditunjukkan oleh perlakuan penggilingan dengan
menggunakan skala 1 dan penggilingan paling efisien ditunjukkan oleh penggilingan dengan
perlakuan penggilingan bertahap dengan menggunakan skala 4 yang dilanjutkan dengan
menggunakan skala 1.
DAFTAR PUSTAKA
14
Damayanti, Retno, Lusiana, Novia, Prasetyo, dan Joko. 2017. Study Effect of Particle Size
and Tapioca Starch Addition on Biopelet Characteristic from Cacao Shell
(Theobroma cacao L.) as Alternative Renewable Fuel. Jurnal Teknotan Vol. 11 No. 1,
April 2017.
Haryanto, A. 2019. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol. 8 No. 4, Desember 2019.
Hasbullah, R. 2013. Pengaruh Lama Perendaman terhadap Mutu Beras Pratanak pada Padi
Varietas IR 64. Jurnal Keteknikan Pertanian 27 (1): 53-60.
Hastang, Mursalim, dan Junaedi, M. 2016. Mempelajari Sifat Fisik Beras Varietas Padi
Cigeulis dan Inpari – 4 pada Penggilingan Padi Mobile. Jurnal AgriTechno 9 (1):
18-26.
Hayati, Nur. 2019. Mesin Blender Buah. Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019.
Kharisma, N., Waluyo, S., dan Thamrin. 2014. Pengaruh Perbedaan Kecepatan Putar (RPM)
Disc Mill terhadap Keseragaman Ukuran Butiran Gula Semut. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung Vol. 3(3): 223-232.
Koswara, S. dan Astrid, D. 2015. Peningkatan Mutu dan Cara Produksi pada Industri
Minuman Jahe Merah Instan di Desa Benteng, Ciampea, Bogor. Agrokreatif 1(2):
149-161.
Sandra, E., dan Meiselo, A. 2020. Analisa Performansi Mesin Pembuat Tepung Beras Tipe
Disc Mill FFC 15. TEKNIKA: Jurnal Ilmiah Vol. 6 NO. 2. Universitas Tamansiswa
Palembang.
Septiansyah, I. dan Afandi, I. 2018. Analisis Persentase Fraksi Massa Lolos Ayakan Batu
Granit Hasil Peremukan Jaw Crusher dan Double Roll Crusher. Jurnal
Politeknosains, Vol. XVII, No 1, Maret 2018. ISSN 1829-618.
Sushant, S. dan Kamath, A. 2013. Methods of Size Reduction and Factors Affecting Size
Reduction in Pharmaceutics. International Research Journal of Pharmacy 4 (8):
57-64.
15
LAMPIRAN