Anda di halaman 1dari 17

PENGECILAN UKURAN

( LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN INDUSTRI )

Oleh :
Singgih Febrian
1954231006
Kelompok 10

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengecilan ukuran merupakan proses mengubah sifat fisik dari bahan karena
mendapatkan gaya gaya mekanis seperti gaya tekan, gaya tumbuk, dan gaya geser
sehingga bentuk serta ukurannya berubah. Pengecilan ukuran untuk skala industri
biasanya mengguakan penggiling mekanis dengan tujuan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi dua
katagori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan
padat, Apabila bahan padat, oprasi pengecilan disebut penghacuran dan
pemotongan. Bahan baku pasca panen yang tersedia pada umumnya belum dalam
bentuk yang sesuai dengan yang dibutuhkan, termasuk dalam hal ukuran menjadi
partikel partikel lebih kecil ( Syah.H et.,al.2013 ).

Pengayakan merupakan salah satu metode untuk memisahkan sesuai ukuran yang
diinginkan. Pengayakan biasanya dilakukan terhadap material yang telah
mengalami proses penghancuran atau pengecilan ukuran. Partikel yang lolos pada
proses ayakan disebut dengan under size sedangkan partikel yang tertahan pada
ayakan disebut dengan oversize. Proses pengayakan sangat berguna dalam proses
penanganan bahan pangan. Dimana dengan dilakukan pengayakan, maka bahan
pangan yang di ayak akan disterilkan dari bahan-bahan yang merugikan. Dengan
kata lain, dengan adanya proses pengayakan maka kita akan mendapatkan pati
dari suatu bahan pangan atau hasil bersih dari suatu bahan pangan. Oleh karena itu
dilaksanakan praktikum pengecilan ukuran dari bahan.

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum adalah :


1. Mempelajari proses pengecilan ukuran bahan hasil pertanian
2. Membandingkan standar mutu hasil penggilingan
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengecilan Ukuran

Pengecilan ukuran adalah proses atau sistem operasi dalam teknologi pangan yang
mengubah ukuran bahan pangan dari bentuk besar ke bentuk atau ukuran yang
lebih kecil. Bentuk akhir setelah bahan mengalami proses pengecilan ukuran dapat
berupa tepuk/bubuk, butiran, irisan/potongan bahan sesuai dengan pengecilan
ukuran yang diinginkan. Mengecilkan ukuran berarti membagi-bagi suatu bahan
padat menjadi bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya-gaya mekanis.
Tergantung dari besarnya bahan-bahan padat yang dihasilkan, pengecilan ukuran
di bedakan atas pengecilan kasar dan pengecilan halus. Pengecilan ukuran antara
lain dapat menyebabkan bahan-bahan padat menjadi dapat di angkut dengan lebih
mudah, mempunyai bentuk komersial yang lebih baik, lebih mudah di proses
lebih lanjut ( Rifai,2012 ).

Tujuan pengecilan ukuran diantaranya adalah untuk mempermudah proses


pencampuran dan pengadukan dengan bahan lain, untuk membantu proses
penyaringan, untuk menambah luas permukaan, mempermudah pengangkutan,
dan secara spesifik membuat bahan menjadi ukuran yang diinginkan. Jika tidak
dilakukan dengan benar, operasi pengecilan ukuran dapat menimbulkan kerugian
seperti meningkatkan kebutuhan energi terlalu besar, menghilangkan nutrisi,
meningkatkan biaya investasi, mengubah rasa dan aroma bahan, mempengaruhi
tekstur dan meniningkatkan serangan mikroba. Tujuan ekonomis proses
pengecilan ukuran adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya
yang minimum ( Rifai,2012 ).
2.2. Alat Pengecilan Ukuran

Alat dan mesin pertanian diproduksi dengan tujuan untuk meningkatkan


kemampuan kerja dan mutu hasil olahannya sehingga dapat meningkatkan nilai
tambah dari komoditas hasil pertanian tersebut. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan cara meningkatkan
efisiensi penanganan pascapanen.Pengecilan ukuran merupakan salah satu proses
dalam industri pengolahan bahan pertanian. Proses ini bisa merupakan proses
utama maupun operasi pembantu dalam suatu industri. Pengecilan ukuran dapat
dilakukan dengan berbagai peralatan industri. Setiap alat ini mempunyai cara
kerja masing-masing dan menghasilkan produk dengan ukuran tertentu.

Peralatan pengecil ukuran dapat dikelompokkan menjadi mesin penghancur,


mesin penggiling, mesin penggiling sangat halus, dan mesin pemotong. Prinsip
kerja masing-masing alat di atas berbeda-beda. Aksi utama dari mesin penghancur
adalah kompresi. Mesin penggiling menerapkan pukulan dan gilingan serta
kadang-kadang dikombinasikan dengan kompresi. Mesin penggiling sangat halus
bekerja dengan menerapkan prinsip gesekan. Mesin pemotong bekerja dengan
menggunakan aksi potong.  peralatan pengecilan ukuran adalah hammer mill
merupakan aplikasi dari gaya pukul, disk mill merupakan jenis alat pengecil
bahan yang dapat menghasilkan produk dalam ukuran sedang maupun halus, dan
multi mill bekerja dengan impact, Sama seperti hammer mill impact dilakukan
cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa besi, sehingga
momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat memecah ikatan
antara padatan bahan ( warji et.,al, 2010 )

2.3. Faktor yang mempengaruhi pengecilan ukuran

Factor yang mempengaruhi suatu proses suatu pengecilan ukuran adalah energi
yang dimiliki oleh alat pengecilan ukuran sendiri. Sifat bahan sendiri dapat
menentukan seberapa besar energy atau tenaga yang dapat dikeluarkan oleh alat
pengecil ukuran. Selain itu banyaknya tingkatan kadar air yang terdapat pada
suatu bahan akan sangat berpengaruh dalam proses pengecilan ukuran, karena saat
suatu bahan memiliki kadar air yang banyak maka sifat dari bahan akan lebih
mudah dihancurkan atau dikecilkan.

Karakteristik suatu bahan baku merupakan substansi utama yang secara garis
besar perlu dipertimbangkan dalam menentukan mesin pengecil ukuran yang
tepat. Kadar air suatu bahan baku serta kandungan penyusun suatu bahan baku
tertentu akan berbeda-beda setiap komoditinya. Sehingga mesin tertentu yang
tepat perlu diperhatikan kecocokannya dengan karakter bahan baku yang akan
dikecilkan ukurannya. Selain itu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah
kapasitas yang dimiliki oleh mesin dalam mengasilkan rendemen karena hal
tersebut menyangkut efektif atau tidaknya mesin pengecilan ukuran bekerja
( Saputra, 2009 ).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 10 oktober 2020, pukul 07.00
WIB – 10.00 WIB, di perumahan nusantara permai blok D 3 No 7 sukabumi,
Bandar Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ayakan, timbangan digital,
wadah, dan blender.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kacang tanah sangria, kacang
hijau, dan beras
3.3. Prosedur Praktikum

KACANG TANAH SANGRAI

Ditimbang 100gr

Diblender selama 10 detik

Diayak

Ditimbang yang lolos dan tertahan di ayakan

Lolos ayakan: 58gr

Tertahan di ayakan : 37gr

Gambar 1. Diagram alir pengecilan ukuran bahan kacang tanah sangrai


Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama menyangrai kacang
tanah, kedua menimbang kacang tanah 100gr, ketiga memblender kacang tanah
selama 10detik, keempat mengayak kacang, kelima menimbang kacang yang lolos
dan tertahan di ayakan, metode disajikan dalam diagram alir pada gambar 1
diatas.
IV. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan pada praktikum pengecilan ukuran disajikan pada table berikut.

Tabel 1. Data hasil pengecilan ukuran kacang tanah sangrai


Berat Awal Berat Bahan %Bahan yang Dikalikan %Hasil
( gram ) yang tertahan tertinggal
100 gr 58gr 58% 1 58%
37gr 37% 0 0
∑ 95gr

Tabel 2. Data hasil pengecilan ukuran kacang hijau


Berat Awal Berat Bahan %Bahan yang Dikalikan %Hasil
( gram ) yang tertahan tertinggal
100 gr 92gr 92% 1 92%
6gr 6% 0 0
∑ 98gr
Tabel 3. Data hasil pengecilan ukuran beras
Berat Awal Berat Bahan %Bahan yang Dikalikan %Hasil
( gram ) yang tertahan tertinggal
100 gr 75gr 75% 1 75%
5gr 5% 0 0
∑ 80gr

4.2. Perhitungan

Kacang Merah Sangrai :


58
 % Bahan Tertinggal : x 100 % = 58 %
100
37
 Bahan Lolos : x 100 % = 37 %
100
58 %
 Modulus kehalusan ( FM ) : = 0,58
100 %
 Dimensi : 0,0041 ( 2 )0,58 In = 0,00613 in

Beras :
92
 % Bahan Tertinggal : x 100 % = 92 %
100
6
 Bahan Lolos : x 100 % = 6 %
100
92 %
 Modulus kehalusan ( FM ) : = 0,92
100 %
 Dimensi : 0,0041 ( 2 )0,92 In = 0,00689 in

Kacang hijau
75
 % Bahan Tertinggal : x 100 % = 75 %
100
5
 Bahan Lolos m : x 100 % = 5 %
100
75 %
 Modulus kehalusan ( FM ) : = 0,75
100 %
 Dimensi : 0,0041 ( 2 )0,75 In = 0,00775
4.3. Pembahasan

Sampel yang digunakan pada praktikum pengecilan ukuran ini adalah kacang
tanah sangria, kacang hijau, dan beras. Bobot awal dari kacang tanah sangria
adalah 100 gram, Bobot sampel kacang tanah sangrai setelah dilakukan
pengayakan adalah 58 gram yang tertahan di ayakan, dan juga 37 gram yang
lolos dari ayakan. Sehingga didapatkan persentase dari bahan yang yang
tertinggal yaitu 58 % dan yang lolos yaitu 37 %. Modulus kehalusan (FM)
yang didapatkan dari perhitungan yaitu 0,58 dan dimensi yang dihasilkan dari
sampel kacang tanah sangrai adalah 0,00613 in. Kemudian menggunakan
bahan beras dengan bobot awal 100gr. Kemudian bobot beras setelah
dilakukan pengayakan terdapat 92 gr tertahan di ayakan, dan 6gram lolos dari
ayakan. Sehingga didapatkan modulus kehalusan (FM) sebesar 0.92 dan
dimensi yang dihasilkan 0,00689 in. Bahan ketiga yaitu menggunakan kacang
hijau dengan bobot awal 100gram. Kemudia setelah dilakukan pengayakan
menghasilkan berat yang tertahan pada ayakan 75 gram dan 5 gram yang lolos
ayakan. Modulus kehalusan ( FM ) didapatkan sebesar 0,75 dan dimensi
sebesar 0,0075 in.

Menurut Supardi ( 2007 ),prinsip pengecilan ukuran adalah mengupayakan


suatu bahan memenuhi spesifikasi tertentu agar sesuai bentuk. Pertama yaitu
memilih cara mesin dan cara operasinya. Faktor faktor yang mempengaruhi
pengeceilan ukuran pada bahan adalah ukuran bahan yang diayak, dan
kandungan air pada bahan. Faktor lain dari efektifitas alat yang menggunakan
blender sangat berperan, yaitu semakin lama waktu penggilingan dan semakin
cepat blender maka akan semakin cepat halus hasil yang didapatkan.

Mesin penepung berdasarkan gaya yang bekerja terhadap bahan dapat


dibedakan menjadi 4 tipe yakni penepung tipe palu ( hammer mill ), penepung
tipe bergigi ( disc mill ), penepung tipe silinder ( roller mill ), penepung tipe
pisau ( cutter mill ). Penepung tipe disc lebih banyak digunakan untuk proses
penepungan bahan baku yang mengandung serat rendah seperti biji bijian.
Beberapa keunggulan mesin penepung tipe disc antara lain adalah hasil giling
relative homogen tenaga yang dibutuhkan lebih rendah, lebih mudah
menyesuaikan diri dengan perbedaan ukuran bahan baku dan umumnya
kecepatan piringnya 1200 rpm. Komponen utama tipe mesin disc yang
digunakan terdiri dari hopper, rumah penepungan, dan output. Mekanisme
kerja mesin penepung tipe disc pada prinsipnya adalah bahan dari hopper
keluar secara kontinu dan langsung ditumbuk pisau penepung berbentuk balok
dan berputar dikombinasikan dengan pisau penepung statis ( Rangkuti et.,al,
2012 )

Fineness modulus merupakan suatu indeks yang dipakai untuk ukuran


kehalusan atau kekasaran butir butir agregat. Modulus kehalusan butir
didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif sisa saringan diayakan dibagi
100. Nilai dari modulus kehalusan didapatkan dari hasil pengujian analisa di
laboratorium. Makin besar modulus kehalusan agregat menunjukkan bahwa
semakin besar pula ukuran butir butir agregat sehingga jumlah bahan pengikat
yang diperlukan semakin sedikit. Modulus kehalusan butir digunakan untuk
menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan analisa saringan. Analisa saringan agregat adalah penentuan
berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan. ( Gabriella et.,al,2019 )

Kesalahan praktikum yang didapatkan adalah ketidak telitian dalam proses


pemindahan dari blender ke wadah serta pada saat proses pengayakan
sehingga mengurangi berat awal bahan.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan hasil praktikum yaitu :


1. pengecilan ukuran merupakan suatu salah satu cara merubah zat padat menjadi
partikel –partikel kecil yang meliputi penghancuran, pemotongan, penekanan,dan
penggilingan
2. (FM) menyatakan bahwa semakin besar nilai modulus kehalusan, maka
semakin besar butiran agregatnya. Hasil FM yang di dapatkan dari praktikum
pertama yaitu kacang tanah : 0,58 kacang hijau : 0,75% , dan beras 0,92 %.
Bahan dengan nilai FM tertinggi secara berurutan yaitu beras, kacang hijau, dan
kacang tanah sangrai

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini adalah dilakukan di
ruangan yang tidak bising atau nyaman untuk digunakan selama praktikum
sehingga membuat kesalahan kesalahan yang mungkin dilakukan diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA

Gabriella V.B., Mecky R.E.M.,dan Steve CH.N.P. (2019). pengaruh modulus


kehalusan agregat terhadap penentuan kadar aspal pada campuran jenis AC-
WC. Jurnal sipil static vol 7 no 4

Rangkuti P.A., Rokhani A., dan Kaltika S.U.S. (2012). Uji performansi mesin
penepung tipe discmill untuk penepungan juwawut ( setaria italic P.
beauvois ). Jurnal AGRITECH vol 32 no 1

Rifai. Hakim  2012. Peralatan Pengecilan Ukuran. Erlangga, Jakarta.

Saputra. 2009. Pengertian Pengecilan Ukuran. Erlangga. Jakarta.

Supardi N.I. 2007. Pengecilan ukuran produk pertanian. offset, yogyaakrta

Syah, Hendri, yuzmanizar, dan oki M. 2013. Karakteristik fisik bubuk kopi
arabika hasil penggilingan mekanis dengan penambahan jagung dan beras
ketan. Jurnal Teknologi dan industry pertanian Indonesia vol (5) no 1

Warji, Sapto Kuncoro, Sandi A, dan Heny R. 2010. Rancang Bangun Mesin
Penepung Ubi Kayu Tipe Hammer Mill. Jurnal Enjiniring Pertanian. Vol 7
No. 2
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai