LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT DAN MESIN PERTANIAN II
(Alat Pengering Tipe Tray Dryer)
Oleh :
Nama : Wisnu Febriana R
NPM : 240110140099
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 13 Oktober 2016
Waktu : 10.00 – 12.40 WIB
Co. Ass : Ari Nugraha
2.1 Pengeringan
Secara umum, pengeringan merupakan proses pemindahan air dari dalam
bahan melalui penguapan dengan menggunakan energi panas. Selama pengeringan
berlangsung, energi panas dipindahkan (ditransfer) dari udara sekeliling ke
permukaan bahan, sehingga terjadi peningkatan suhu dan terbentuknya uap air.
Kandungan air dari bagian dalam bahan berdifusi ke permukaan bahan, dan juga
uap air yang terkandung di dalam udara sekeliling bahan secara kontinyu dialirkan
keluar dari mesin pengering.
Proses pengeringan di dalam industri pertanian merupakan salah satu
tahapan penting diantara beberapa satuan operasi lainnya dalam penanganan bahan
hasil pertanian. Pengeringan merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menurunkan kandungan air didalam bahan yang dikeringkan sampai batas tertentu
agar memiliki sifat bahan yang lebih baik. Sifat-sifat yang lebih baik meliputi daya
simpan yang lebih lama dan mengurangi berat bahan. Daya simpan yang lama ini
disebabkan kemampuan yang dimiliki oleh bahan tersebut untuk menghindari
kerusakan akibat biologis, fisiologis dan mikrobiologis mekanis maupun fisik.
Pengurangan kadar air tersebut akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu:
a. Mempermudah proses selanjutnya.
b. Menurunkan biaya pengangkutan
c. Memperpanjang daya simpan
2.5 Oven
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu
berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven,
hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat
gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi
tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi
tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan
berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk
mengeringkannya.
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
2. 20
3. 40
4. 60
5. 80
5 gr − 1,567 gr
wb = x 100% = 68,66 %
5 gr
2. Kadar air basis basah pada t = 20
4,296 gr − 1,56 gr
wb = x 100% = 63,687 %
4,296 gr
3. Kadar air basis basah pada t = 40
4,0366 gr − 1,543 gr
wb = x 100% = 62,096 %
4,0366 gr gr
4. Kadar air basis basah pada t = 60
4,59 gr − 1,7833 gr
wb = x 100% = 61,1481%
4,59 gr
4,626 gr − 1,63 gr
wb = x 100% = 64,764%
4,626 gr
5 gr − 1,567 gr
db = x 100% = 219,08 %
1,567 gr
4,296 gr − 1,56 gr
db = x 100% = 175,384 %
1,56 gr
4,0366 gr − 1,543 gr
db = x 100% = 161,607 %
1,543 gr
4,59 gr − 1,7833 gr
db = x 100% = 157,3879%
1,7833 gr
4,626 gr −1,63 gr
db = x 100% = 183,803%
1,63 gr
4.3 Hasil Grafik Laju Pengeringan
70.00%
69.00%
Kadar Air BAsis Basah (%) 68.00%
67.00%
66.00%
65.00% Kadar Air Basis Basah
64.00%
Linear (Kadar Air Basis
63.00%
y = -0.0005x + 0.6607 Basah)
62.00%
R² = 0.3008
61.00%
60.00%
0 20 40 60 80 100
Lama Pengeringan (menit)
250.00%
kadar Air BAsis Kering (%)
200.00%
y = -0.0044x + 1.9716
150.00% R² = 0.3252
Kadar Air Basis Kering
100.00%
Linear (Kadar Air Basis
Kering)
50.00%
0.00%
0 20 40 60 80 100
Lama Pengeringan (menit)
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum kali ini adalah:
1. Pengeringan merupakan proses pemindahan air dari dalam bahan melalui
penguapan dengan menggunakan energi panas.
2. Prinsip kerja dari pengeringan Tray Dryer bekerja dengan udara panas dan
panas transfer, yang dihasilkan dengan bantuan pemanas listrik atau
batang kumparan .
3. Pengeringan pada bahan hasil pertanian haruslah dilakukan pada suhu
dibawah titik didih air untuk menghindari kerusakan setelah pengeringan.
4. Waktu pengeringan akan mempengaruhi karakteristik bahan setelah
dikeringkan.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu:
1. Disediakan timbangan digital yang lebih dari satu bertujuan untuk
mempercepat dan mengkondusifkan praktikum.
2. Keadaan kelas pada saat praktikum haruslah selalu tertib serta kondusif
sehingga praktikum berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwiyoto, Ir. Soewedo Cs. 1980. Penanganan Lepas Panen. Depdikbud, Jakarta.
Rusendi, Dadi, Ir., M.Sc. Cs. 2010/2011. Penuntun Praktikum MK. Teknik
Penanganan Hasil Pertanian. Lab. Teknik Pasca Panen, TMIP, Unpad.
Widiyasanti, Asri S.T.P., M.Eng. 2010. Karakteristik Bahan Hasil Pertanian. Hand
Out Perkuliahan. Jurusan TMIP, Unpad. Zain, Sudaryanto. Teknik
Penanganan Hasil Pertanian. 2005. Bandung: Giratuna
Yefri Chan, 2010. Kadar air basis basah dan kadar air basis kering.
http://yefrichan.wordpress.com/2010/08/04/kadar-air-basis-basah-dan-
kadar-air-basis-kering/. (diakses pada tanggal 1 Oktober 2016 pukul 23.25
WIB).
LAMPIRAN
Gambar 3. Termometer