Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN KIMIA (1)

Di dalam kegiatan praktikum biologi tidak hanya digunakan bahan biologis (bahan yang berasal dari
makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan kimia. Bahan kimia tersebut digunakan sebagai pereaksi, baik
pereaksi khusus maupun pereaksi umum. Oleh karena itu guru biologi perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-
bahan kimia, khususnya yang sering digunakan di dalam praktikum. Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki
diantaranya dimaksudkan agar guru biologi mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian kegiatan
praktikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindarkan.

A. Sifat-sifat bahan kimia


Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan menjadi bahan kimia
mudah terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan radioaktif, bahan korosif
dan penyebab korosi, serta bahan beracun (toksik).

1. Bahan Mudah Terbakar


Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, atau bahan
padat yang dalam bentuk debu dapat meledak (terbakar) jika tercampur atau terdispersi dengan
udara.
Cairan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat:
a. Mudah menguap atau volatile
b. Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal.
c. Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika dibandingkan cairannya.
d. Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu.
e. Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk mendeteksinya
kecuali digunakan indikator gas yang mudah terbakar.
f. Sebagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada di permukaan lantai.
g. Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi sehingga seluruh ruangan menjadi
berbahaya.
Kebakaran dapat terjadi karena berbagai hal. Sumber-sumber yang dapat menyebabkan timbulnya
perapian/kebakaran diantaranya: nyala api, permukaan panas, hubungan pendek (korsluiting) listrik, muatan listrik
statis, puntung rokok menyala, korek api dan sumber lainnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, agar
keselamatan dan keamanan tetap terjaga, yaitu:
a. Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau disimpan pada permukaan panas.
Gunakan penangas uap atau penangas air.
b. Simpan bahan di tempat yang ventilasinya baik.
c. Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak digunakan lagi
dikembalikan ke botol pelarut.
d. Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil gunakan kain
basah atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam.
e. Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah terbakar melebihi 1/2
kapasitasnya. Gunakan batu didih guna menghindarkan ledakan/letupan.
f. Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci.
g. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan
korosif.
h. Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh, sediakan 1/8 isinya untuk
udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan dari sumber perapian.
i. Bahan padat mudah terbakar simpan di tempat sejuk, jauhkan dari sumber panas, bahan lembab
dan air, bahan pengoksidasi atau asam.
j. Kontrol semua bahan secara periodik.
Bahan-bahan kimia mudah terbakar dapat berupa:
a. Pelarut dan pereaksi organik seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen,
Karbondisulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, Petroleum Eter, Isopropil Alkohol,
Toluen, Xylen.
b. Bahan anorganik seperti:
1. Bila terjadi kebakaran terhadap logam Al, Mg, Zn dalam keadaan murni jangan gunakan
pemadam berisi air tapi gunakanlah serbuk pemadam.
2. Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan di dalam air dan kontrol
selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan.
3. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air. Simpan di dalam minyak parafin. Kontrol
permukaan minyak parafin tersebut.
c. Gas seperti Asetilen, Metana, Hidrogen, Karbonmonoksida, dan Butana.

2. Bahan Pengoksidasi
Bahan-bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika kontak
langsung dengan bahan lain, khususnya dengan bahan mudah terbakar. Ada dua kelompok
bahan pengoksidasi yaitu anorganik dan organik. Bahan pengoksidasi anorganik hanya
menimbulkan bahaya api/kebakaran. Akan tetapi karena kemampuannya bergabung dengan
oksigen dan juga tidak tahan panas, maka bahan-bahan tersebut bahayanya semakin tinggi
pada suhu tinggi. Reaksi yang dahsyat dapat terjadi jika bahan dicampurkan/terkontaminasi
oleh bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, serbuk logam dan belerang. Dalam
kondisi biasa campuran ini harus disimpan pada lemari/rak yang tidak mudah terbakar (besi,
tembok). Simpan pada wadah aslinya jangan sampai terkontaminasi. Simpan dalam jumlah
minimum.
Bahan organik pengoksidasi sering menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida.
Untuk laboratorium SMU/SLTP sebaiknya tidak usah disediakan bahan seperti misalnya:
Chlorat, Perchlorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat,
Bromin, Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen(dalam kondisi
tertentu) sehingga dikelompokkan menjadi bahan pengoksidasi.

3. Bahan Mudah Meledak


Peroksida dalam keadaan murni sering menimbulkan ledakan, tetapi karena bahan ini
umumnya tidak tersedia kecuali dicampurkan dengan bahan inert/netral dalam persentase kecil
maka sering dianggap mudah terbakar.
Asam perchlorat (HCLO4) berbahaya karena menimbulkan ledakan jika kontak dengan
bahan organik. Asam perchlorat tidak boleh digunakan di atas meja kayu. Botol harus dari gelas
dan jika tercemar harus segera dibuang.
Hal-hal yang dapat menyebabkan ledakan adalah:
a. Karena adanya pelarut mudah terbakar. Cairan mudah menguap dan mudah terbakar, jika
dicampur dengan udara dengan proporsi yang besar dapat menimbulkan ledakan. Botol yang
tidak terisi penuh lebih mudah terbakar dan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan diisi
penuh, sebab terjadi percampuran dengan uap dan udara. Oleh karena itu pada penyimpanan
botol berisi bahan mudah meledak sisakan ruang berisi udara sedikit saja (1/8-nya).
b. Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur pereduksi dan
hidrokarbon.
c. Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar bercampur dengan udara dapat
menimbulkan ledakan dahsyat.
d. Karena ada gas-gas.
e. Karena ada peroksida.
Ledakan yang mungkin ditimbulkan oleh bahan-bahan mudah meledak ini dapat
dicegah dengan cara:
a. Biasakan melakukan eksperimen di tempat terbuka atau di dalam lemari uap
b. Jika ragu tentang sifat kimia bahan, gunakanlah dalam jumlah yang sedikit dan lakukan
percobaan di atas penangas air.
c. Gunakan alat-alat yang layak (sesuai) seperti gelas tebal yang stabil oleh tekanan.
Selain hal di atas untuk keamanan maka lakukan pengamatan dari belakang layar pengaman atau gunakan pelindung
seperti masker

penanganan bahan kimia


BAHAN-BAHAN KIMIA DAN PENANGANANNYA
Kemungkinan penanganan bahan-bahan kimia berbaahaya dalam laboratorium cukup
banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya reagen kimia yang dapat dipakai, meskipun
penggunaannya kaadangkala relative sedikit dibandingkan dengan industry. Suatu bahan
kimia dapat dikatakan berbahaya jika beracun, korosif, karsinogen, mudah terbakar, mudah
meledak atau bersifat radioaktif.Untuk itu perlu pengetahuan berbagai hal tentang zat
kimia diantaranya tipe bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia, rambu-rambu bahan kimia,
penangan bahan kimia serta pemusnahan bahan sisa-sisa. Diperlukan penanganan
inventarisasi dan keamanan laboratorium, mencakup inventarisasi peralatan laboratorium
yang ada secara rinci, darimana sumber alat, lokasi penyimpanan yakni spesifikasi alat
mencakup pengamanan peralatan agar aman dan mudah diakses
Tujuan yang akan dicapai adalah :
 Mencegah kehilangan
 Mengurangi biaya operasi
 Meningkatkan kualitas kerja
 Mencegah pemakaian yang berlebihan
Pengamanan laboratorium
Prinsip umum pengamanan laboratorium meliputi :
 Tanggung jawab (kepala lab, laboran, pemakai laboratorium)
 Penempatan alat dan bahan
 Kerapian (lantai tdk ada hambatan, penempatan zat dan peralatan)
 Kebersihan lab dan pengguna laboratorium
 First aid (utk mata, P3K, Pemadam)
 Pakaian (jas lab, pakaian yg dilarang)
 Dilarang berlari di laboratorium
Penanganan alat-alat gelas harus hati-hati dan memperhatikan keadaan alat sebelum
dipergunakan, misalnya
 Pipa gelas
 Bejana bergerigi dan tajam
 Pelabelan bejana gelas
 Penggunaan (pipet, buret, labu ukur)
 Melepaskan tutup botol

Disiplin dan Ketrampilan Laboran


Disiplin laboran akan mempengaruhi terhadap efisensi kerja di laboratorium, perlu
kerjasama yang baik dalam menyelesaikan permasalahan di laboratorium.
Ketrampilan laboran harus ditingkatkan melaui :
 Melalui pendidikan formal dan informal
 Melalui bimbingan guru di lingkungan sendiri atau guru dari luar
 Melalui tim kerja di laboratorium dan di luar laboratorium
Tipe bahaya oleh bahan kimia
1. Ledakan
Ledakan dapat terjadi oleh adanya gesekan, loncatan api, pemanasan atau bantingan
terhadap bahan kimia tertentu. Contoh : Ammonium karbonat akan meledak bila
dibanting.
2. Kebakaran
Bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kebakaran oleh adanya bunga api, panas, atau
loncatan listrik. Contoh enter akan terbakar oleh adanya nyala api.
Adapula bahan kimia tertentu yang bila berkontak dengan bahan kimia lainnya akan
menimbulkan api. Contoh n-Butil litium dengan adanya air yang terdapat di udara dalam
bentuk uap air akan dapat menyala.
3. Keracunan
Keracunan dapat terjadi melalui mulut (tertelan), lewat kulit dan pernafasan. Keracunan
dapat terjadi secara akut dan kronis. Akut adalah keracunan yang terjadi oleh pengaru
dosis tertentu dalam waktu relative pendek, sedangkan kronis akibatnya baru dirasakan
pada waktu yang relative lama. Untuk keracunan yang disebabkan bahan kimia dapat
didefenisikan sebagai berikut:
Bersifat akut
e Dosage) 50 : Dosis yang memberikan respon terhadap 50% hewan percobaan
osage) 50 : Dosis yang memberikan kematian 50% terhadap percobaan
oncentration) : Konsentrasi gas yang dapat memberikan kematian 50% terhadap binatang percobaan.
Bersifat kronis
TLV (Threshold Limite Value) atau NAB (Nilai Ambang Batas) adalah adalah
konsentrasi zat di udara yang dapat dihirup 8 jam/ hari selama 5 minggu tanpa
gangguan berarti.
Tingkat keracunan dapat dilihat pada tabel nilai ambang batas di bawah ini.
Tingkat Keracunan NAB pada LD 50
1. Tidak beracun 15 gr/kg berat badan
2. Sedikit beracun 5 – 15 gr / kg berat badan
3. Keracunan sedang 0,5 – 5 gr / kg berat badan
4. Beracun 50 – 500 mg / kg berat badan
5. Sangat beracun 5 – 50 mg / kg berat badan
6. Super beracun <50 mg / kg berat badan

4. Bahaya kecil (Nicives)


Bila bahan ini masuk ke dalam tubuh, akan menyebabkan gangguan kesehatan.
5. Korosif
Bahan kimia tertentu bila berkontak dengan organ tubuh maka akan merusak jaringan.
Contoh : Brom
6. Iritasi
Bila terjadi kontak antara bahan kimia dengan organ tubuh, maka tubuh akan menjadi
lecet misalkan pada mata, kulit dan pernapasan
7. Radiasi
Bahan kimia yang dapat menyebabkan radiasi adalah bahan radioaktif.
Rambu – rambu bahan kimia
Bahan kimia dikemas dalam bebrbagai wadah : berupa botol kaca, polimer, dan kemasan
logam atau kaleng.Bahan berupa cairan biasanya dikemas dalam botol kaca (gelap dan
transparan), Kristal pada umumnya dalam botol polimer, dan powder biasanya dalam
kemasan polimer atau kemasan kalne yang di dalamnya dilengkapindengan kemasan
plastic.Setiap kemasan bahan kimia dilengkapi dengan etiket (label) serta rambu-rambu
tentang bahaya yang dapat terjadi yaitu salah satu dari gambar berikut :
Selain rambu-rambu di atas adalagi keterangan yang lebih rinci dengan kode R dan S
R = Renseigement = penjelasan yang lebih rinci
S = Security = pengamanan dengan perlakuan
Beberapa arti dari kode-kode R dan S adalah sebagai berikut :
R1 = meledak dalam keadaan kering
R2 = meledak oleh bantingan, api dan gesekan
R3 = berbahaya besar oleh ledakan akibat terbanting, gesekan, api atau
sumber
nyala
R14 = berekasi cepat dengan air
R15 = bila berkontak dengan air membebaskan gas yang mudah terbakar
R47 = bahaya terhadap kesehatan dalam waktu lama
Kombinasi : bila ada nomor ganda berarti informasi juga ganda, contoh :
R14/15 = bereaksi keras dengan air dan membebaskan gas mudah terbakar
R15/29 = bila kontak dengan air menbentuk racun dan gas mudah terbakar
R20/21 = melukai bila terhirup dan kontak dengan kulit
Penjelasan lebih lanjut kode S adalah sebagai berikut
S1 = simpan dalam lemari terkunsi
S2 = simpan di luar jangkauan anak-anak
S3 = simpan di tempat yang dingin
S4 = simpan jauh dari tempat tinggal
S14.1 = jagalah dari bahan pereduksi, logam berat,asam dan alkali
S14.2 = jaga dari bahan pengoksidasi asam dan logam berat
S28.1 = jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun dan air
S28.3 = jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun,air + polietilenglikol 400
S43 = pergunakan untuk pemadaman api
S43.1 = pergunakan untuk pemadam api air
S43.2 = pergunakan pemadam api bubuk
S43.7 = pergunakan pemadam api logam
S52 = bukan untuk digunakan di daerah tempat tinggal atau rekreasi
S53 = jangan dibanting, cari informasi sebelum dipakai
Perlakuan Bahan Kimia yang Berbahaya
1. Bahan kimia yang mudah meledak
Bahan kimia yang reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah meledak. Peledakan
terjadi karena reaksi amat cepat serta menghasilkan panas dan gas dalam jumlah yang
besar. Ledakan adalah kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium kimia, sehingga
banyak menimbulkan korban dan jiwa.
Simpanlah bahan yang mudah meledak di tempat yang segar. Jangan biarkan
penyimpanan lembab atau kotor waktu hujan.Hindari pula sesuatu yang dapat
menyebabkan pemanasan dan loncatan api dan jangan simpan berdekatan dengan zat
yang dapat bereaksi, karena peristiwa peledakan selalu disertai kebakaran.
Jika melakukan percobaan dengan senyawa yang dapat meledak maka lakukan dalam
lemari asam, pakai alat pelindung dan siapkan alat pemadam kebakaran.
2. Bahan kimia beracun
Pada dasarnya semua bahan kimia berbahaya namun ada aksinya lambat dan ada yang
cepat. Bahan kimia di laboratorium pada umumnya aksinya lebih cepat disbanding
dengan yang digunakan dalam industry. Bila memungkinkan penggunaan bahan kimia
beracun diusahakan diganti dengan zat lain yang setara dan tidak beracun atau sifat
toksisitasnya rendah.Contoh benzene diganti dengan toluene, CCl4, atau CHCl3 diganti
dengan CH2Cl2.
Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka pengamannya di lemari asam dengan
menggunakan masker yang spesifik ( tidak universal). Spesifikasi masker dapat dilihat
dari pita yang melekat pada filternya seperti tabel di bawah ini

Warna Pita Bahan beracun yang dicegah


Putih Asam pekat
Hitam Asam sianida
Hijau Amoniak
Biru CO
Putih strip kuning Gas klor
Kuning Asam dan uap organic
Coklat Asam, uap organic, dan
amoniak
Mekanik (perban) Debu

Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet, penahan panas
digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat kepanasannya.

3. Bahan korosif
Bahan kimia seperti asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat, belerang dioksida,
asam-asam, asam anhidrida dan alkali dapat merusak logam (mineral) yang ada dalam
tubuh kita, missal aasam sulfat dapat menyebabkan luka setempat dan asam sulfide
dapat menyebabkan efek sistemik.
Bahan korosif yang berbentuk gas lebih berbahaya daripada yang berbentuk cairan dan
cairan lebih berbahaya dari yang berbentuk padatan. Bahaya dapat diproteksi dengan
masker, sarung tangan, kacamata dan lemari asam. Bahan korosif disimpan di ruangan
yang dingin dan berventilasi, wadah tertutup rapat, berlabel, hindari kontaminasi
dengan udara, pernafasan serta kontak dengan kulit dan mata, dan dipisahkan dari
bahan beracun (toxic).

4. Bahan yang mudah terbakar


Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia khususnya bahan senyawa organic
makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber api dapat dari peralatan
yang digunakan untuk pemanasan termasuk dari instalasi listrik.
Contoh eter dapat terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber api. Logam Natrium,
Butil-Litium bila kontak dengan air akan menimbulkan api (kebakaran).
Terjadinya kebakaran dapat dimengerti bila kita memahami segitiga api

oksigen

bahan bakar sumber api

Kebakaran akan terjadi bila tiga unsure di atas terpenuhi sehingga untuk mencegah
kebakaran adalah dengan hanya mengisolasi salah satu unsure di atas.Bila kebakaran
terjadi maka perlu diketahui jenis kebakarannya agar dapat diambil langkah yang tepat,
karena tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air. Secara umum klasifikasi
kebakaran didasarkan pada jenis bahan bakarnya seperti tabel di bawah ini :
Kelas Bahan mudah terbakar (Burning material)
Kebakaran
(Fire Class)
A Kertas, Kayu, Tekstil, Plastik, dan sejenisnya
B Pelarut yang mudah terbakar seperti
Benzene, Toluene, dan Eter
C Instalasi Listrik seperti Travo, dan peralatan
listrik
D Logam alkali seperti logam Na dan Li

Memadamkan kebakarazzn dilakukan dengan cara disesuaikan dengan kelas


kebakarannya sebagai tindakan pertama sebelum memanggil pemadam kebakaran
sebagai berikut :
Tindakan pertama Warna Tabung Untuk Kelas Kebakaran
Air Merah A, B, dan C
Busa (foam) Krem A dan B
Tepung (powder) Biru A,B, C, dan D
Halon (halogen) Hijau A,B, C, dan D
Karbon dioksida Hitam A,B, C, dan D
Pasir - A dan B
Selain alat pemadam kebakaran maka di laboratorium sudah harus disediakan selimut
api, dan manual caara memadamkan kebakaran.
5. Gas bertekanan
Disimpan di ruangan dingin dan tidak terkena langsung dengan sinar matahari. Hindari
panas, api, bahan korosif yang dapat merusak keran dan katub. Bila tidak digunakan
disimpan dalam keadaan tidur, bila digunakan disimpan dalam keadaan berdiri dan
terikat ke dinding khususnya untuk tabung yang tinggi.
6. Bahan radioaktif
Contoh : Uranium, Radium dan Torium. Ruangan penyimpan perlu didesain khusus.
Penanganan Sampah/ Limbah Bahan Kimia
Pengertian Limbah (BAPPEDAL) adalah
Bahan beracun dan berbahaya (B3) adalah setiap sisa bahan suatu kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun karena sifat (toxicity, flammability, dan
corosivity), konsentrasi atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak, mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan mahluk hidup
khususnya manusia.
Setelah menyelesaikan aktivitas dengan berbagai bahan kimia, maka akan
ditinggalkan sisa berupa residu (sisa), slurries (campuran encer dari bahan-bahan tidak
terlarut, endapan-endapan, zat warna dan lain-lain) dan larutan sisa yang harus dibuang.
Sebelum membuang sampah kimia hendaknya memahami MSDS (Material Safety Data
Sheet) dan bila ragu-ragu harus berkonsultasi dengan ahlinya (pembimbing) sebelum
membuang limbah tersebut.

1. Pembuangan langsung dari laboratorium


Bahan kimia netral tidak beracun dan larut dalam air dapat dibuang langsung melalui
saluran air (sink), tetapi jika asam harus dinetralkan lebih dulu.
Aturan Pembuangan Sampah Kimia
a. Jangan membuang sampah asam dan basa pekat atau slurries ke sink. Membuang sampah
tertentu ke system saluran air (sink) di laboratorium mungkin diijinkan, tetapi harus
mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan. Sebaiknya bahan-bahan yang larut dalam air
seperti asam basa yang diijinkan dibuang melalui sink itupun sebaiknya diencerkan lebih
dulu dengan pH 3 - 11 dan kecepatan pembuangan juga harus dibatasi.
b. Ketika membuang sampah asam, basa, slurries ke sink maka air harus dialirkan terus-
menerus untuk mengencerkan bahan yang dibuang.Bila proses pembuangan telah selesai
maka bilas sink untuk membuang bahan-bahan korosif.
c. Sampah-sampah dan bahan-bahan pelarut yang tidak bersifat korosif dan tidak reaktif
serta tidak mengandung benda padat biasanya dikumpulkan dalam wadah gelas atau
logam.
d. Sampah kimia berbahaya harus ditempatkan dalam wadah yang diberi label. Sampah-
sampah yang sangat berbahaya biasanya diubah terlebih dulu (dioksidasi, direduksi,
dinetralisasi, dan lain-lain) menjadi bahan yang tidak berbahaya sebelum ditempatkan
dalam wadah pembuangan.
e. Penanganan sampah organic dan residu yang tidak larut dalam air
f. Tempatkan residu dalam wadah pembuangan yang aman.
g. Tempatkan semua pelarut yang mudah menguap dalam satu wadah penampung pelarut
yang berisi/ menghasilkan uap air dan tidak terdapat bahaya api. Pelarut-pelarut yang
mudah menguap adalah yang menguap pada suhu relative rendah. Uap yang dihasilkan
dapat berupa racun, menimbulkan rasa mual, menyebabkan iritasi,mudah terbakar dan
dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan.
h. Sampah Natrium dan Kalium dihancurkan dengan cara memasukkannya secara perlahan
pada etanol absolute yang akan membentuk alkoksida yang larut dalam air.
i. Hindari pembuangan sampah kimia yang sembarangan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya reaksi spontan, peledakan dan kebakaran.
j. Untuk pembuangan yang menggunakan wadah maka hatus diperhatikan kemungkinan
terjadinya reaksi bahan dengan wadahnya.
2. Pembakaran terbuka
Pelarut sisa yang mudah terbakar haruslah dikumpulkan dalam sebuah jerigen besar
yang tertutup rapat dan dikumpulkan adalah yang tidak beracun dan tidak bisa didaur
ulang. Hasil ini dibawa ke suatu tempat pembakaran khusus yang disediakan. Sampah
cairan yang mudah terbakar tidak boleh dibuang di sink.Sampah tersebut harus
dikemas dalam botol berlebel untuk dihancurkan diluar laboratorium dengan cara
membakar.
3. Pembakaran dalam tanur
Jika zat beracun atau berbahaya maka pembakaran dilakukan dalam tanur yang
panasnya hingga 1000 oC sehingga pembakaran berlangsung sempurna.
Jika cara yang dikemukan di atas tidak dapat dilakukan maka cara lainnya adalah dengan
penguburan. Dalam penguburan perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi perembesan
ke sumur dan tidak berbahaya pada penggalian di waktu yang akan datang.
Bahan Kimia Yang Tertumpah
a. Tumpahan Bahan kering dan padat
Dapat disapu dan dimasukkan dalam wadah pembuangan yang sesuai.
b. Tumpahan Larutan Asam
Disiram dengan air dan disapu dan ditarik ke drainase.
Untuk menetralisir residu dapat digunakan abu soda atau natrium bikarbonat padatan
yang diikuti penyiraman dengan air ke drainase. Tumpahan asam sulfat pekat untuk
menghindari percikan dan panas disiram dengan air yang banyak atau dinetralkan
dengan kapur atau basa sebelum dibersihkan.
c. Tumpahan Larutan Alkali
Tumpahan disiram dengan air dan disapu dan ditarik ke drainase.
Dapat juga digunakan alat pengepel dan ember (untuk tempat perasan pel/tidak diperas
dengan tangan).
Hindari percikan dan tukar air pencuci pel beberapa kali. Larutan alkali mengakibatkan
lantai menjadi licin,sehingga pasi bersih bias ditaburkan di atasnya kemudian disapu dan
dikumpulkan pada wadah pembuangan yang sesuai. Tumpahan alkali kuat harus
diencerkan dengan air atau dinetralkan dengan asam encr sebelum dibersihkan.
Perhatikan agar kain yang digunakan untuk melap tidak mengandung sisa lagi sebelum
membuangnya.
d. Tumpahan Bahan-Bahan Yang Berminyak
Tumpahan bahan berminyak harus dibersihkan dengan cara melapnya secara langsung.
Kain pel dicuci dengan pelarutnya dan dilap lagi dengan cara yang sama.
Cairan pencuci kain lap juga ditukar beberapa kali. Selanjutnya dibersihkan dengan air
dan detergen untuk menghilangkan minyak sisa.
Cara lain adalah dengan menaburi bahan berminyak dengan serbuk gergajian / abu kayu,
kemudian disapu dan dikumpulkan dalam wadah logam.
Hindarkan kertas, kain lap dan bahan lain yang terkontaminasi dari sumber api untuk
mencegah kebakaran
e. Tumpahan Pelarut Yang Mudah Menguap
Hal pertama dilakukan adalah menjauhkannya dari sumber api.Selanjutnya bila
tumpahannya tinggal sedikit dapat dilap dengan kain dan kain lap ditempatkan di wadah
pembuangan yang sesuai. Bila tumpahannya banyak maka dapat dibersihkan dengan kain
pel dan air.
f. Tumpahan Merkuri
Sifat bahaya dari tumpahan merkuri adalah uap merkuri yang sangat berbahaya dan
getaran dapat mempercepat penguapan merkuri.
Cara membersihkan tumpahan merkuri :
a. Ditarik dengan lempengan tembaga bentuk lingkaran yang diberi tangkai (gagang)
b. Bila tumpahan masuk celah lantai retak sehingga tidak mungkin disedot maka lantai
ditutup dengan lilin lantai (floor wax) untuk mencegah atau mengurangi penguapan
merkuri.
c. Tepung sulfur dapat juga digunakan untuk mengikat merkuri.
d. Bila dilaboratorium mempunyai alat pembersih merkuri maka pekerjaan akan lebih
mudah. Alat pembersih merkuri tersedia secara komersial di pasar yang dikenal dengan
mercury clean-up kits.

Penanganan Sampah Biologi


Membakar sampah biologi (botani dan zoology) adalah jalan terbaik untuk meyakinkan
bahan-bahan busuk tersebut tidak menyebabkan resiko untuk kesehatan. Perancangan
alat dan tempat pembakarannya perlu diperhitungkan agar tidak menimbulkan masalah
pada lingkungan dan masyarakat. Sampah berupa preparat biologi seperti staina,
fixative dan clering agent yang kemungkinan menyebabkan bahaya tidak dibuang ke
sink.SAmpah tersebut harus dikumpulkan dalam wadah gelas tertutup dan diberi label.
Penanganan Sampah Plastik, Kertas, dan Tajam
Secara prinsip penanganan sampah ini relative lebih mudah karena secara
langsung tidak berefek bagi kesehatan :
 Sampah plastic diusahakan jangan dibakar kecuali alat pembakar yang dirancang khusus
da juga tidak boleh dikubur karena tidak ada bakteri pembusuk untuk plastic. Sampah
ini dapat dikumpulkan pada wadah khusus dan dapat dijual ke perusahaan yang mendaur
ulang sampah.
 Sampah kertas dapat dibakar pada tempat pembakaran khusus dan dapat juga didaur
ulang.
 Sampah-sampah tajam seperti mata pisau, jarum suntik dan lain-lain harus ditempatkan
pada wadah khusus dan juga dapat didaur ulang.
Pengamanan Sarana Laboratorium
Sarana dan Prasarana harus ditangani dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Pelaksanaan aktivitas di laboratorium seharusnya dilengkapi yakni dengan :
1. Listrik
 Hindari pemakaian kabel terlalu panjang dan berbelit-belit.
 Periksa voltase alat elektronik sebelum menggunakan dan samakan dengan voltase di
laboratorium
 Wajib mengetahui letak sekring pemutus arus
 Bila tidak digunakan sebaiknya arus pada alat dilepas
 Untuk memudahkan memutus arus kea lat sebaiknya menggunakan stop kontak
 Instalasi listrik harus menggunakan grown sedangkan peralatan sebaiknya menggunakan
arde.
2. Air
Air juga tidak dapat dilepaskan dari aktivitas di laboratorium termasuk untuk mencuci
peralatan sebelum digunakan. Air perlu penangan yang baik agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak dikehendaki. Kontak air dengan alat elektronik dapat merusak alat.
3. Gas
Suplai gas biasanya hanya dibutuhkan oleh sebagian laboratorium untuk sumber bahan
bakar dan juga untuk keperluan percobaan/penelitian. Bagi laboratorium yang memiliki
penyaluran pipa gas alam dari Perum Gas Negara, semua Bunsen yang dipasang pada
meja laboratorium dapat langsung dioperasikan. Sedangkan bagi laboratorium yang
menggunakan gas LPG, hendaknya tabung ditempatkan pada suatu ruang khusus dengan
kelengkapan selang anti bocor dan alat pengaman lainnya.
4. Alat Penangas
Penangas juga merupakan prasarana yang banyak digunakan di laboratorium. Beberapa
bahan kimia dapat menggunakan dapat menggunakan penangas langsung dengan api
seperti spiritus.Untuk pengabuan digunakan furnace, sedangkan untuk bahan-bahan
organic penangas yang digunakan tergantung sifat bahan tersebut sebagai berikut :
 S.d 100 oC : penangas air
 S.d 200 oC : penangas minyak / vaselin
 S.d 300 oC : penangas silicon
 > 300 oC : penangas timah

5. Pendingin
Pendingin berupa kulkas / freezer digunakan untuk penyimpanan bahan-bahan yang
mudah menguap atau untuk system pendinginan. Pendinginan yang dibutuhkan
tergantung suhu bahan / material yang akan didinginkan seperti ditunjukkan pada tabel
di bawah ini :

Suhu yang Pendingin


diperlukan
(oC)
15 s.d 20 Air kran
0 Es
-15 s.d -20 Es : garam (3:1)
-40 s.d -50 Es : CaCl2 (4 :5)
-72 s.d -77 CO2 dengan glikol, etanol, kloroform dan
etanol
s.d -196 Nitrogen cair

6. Ventilasi
Ventilasi wajib diperhatikan untuk kelancaran sirkulasi udara di laboratorium.Untuk
bahan kimia yang menghasilkan gas yang korosif atau beracun penangannya dilakukan di
lemari asam. Untuk laboratorium yang bertingkat maka semua sistim pembuangan gas
dari lemari asam semuanya harus disalurkan ke tingkat paling atas.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Sanusi dan Sitorus Marham; 2013; Teknik Laboratorium Kimia Organik; Graha
Ilmu; Yogyakarta
Sitorus Marham dan Sutiani Ani; 2013; Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen;
Graha Ilmu; Yogyakarta
wikipedia
www.chem-is-try.org
http://elisabethsb.blogspot.co.id/2013/12/penanganan-bahan-kimia.html
https://www.academia.edu/4972724/PENGENALAN_BEBERAPA_BAHAN_KIMIA_BERBAHAYA_DAN_CAR
A_PENANGANANNYA

Anda mungkin juga menyukai