1 TLM
PENANGANAN
MATH SUBJECT
FOR HIGH KIMIA
BAHAN SCHOOL
Kelompok 1 :
Quadratic Functions
ADELIA TRIANA RAMADANI .A : PO713203211001
ADIRA SYAHRIR : PO713203211002
AINUR RIDHA : PO713203211003
PENDAHULUAN
Di dalam kegiatan praktikum tidak hanya digunakan bahan biologis (bahan yang berasal dari
makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan kimia.
Bahan kimia tersebut digunakan sebagai pereaksi, baik pereaksi khusus maupun pereaksi
umum. Oleh karena itu kita perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia, khususnya
yang sering digunakan di dalam praktikum.
Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan agar semua yang
menggunakan laboratorium atau sedang berada dilaboratorium mampu menangani bahan kimia
secara baik. Dengan demikian kegiatan praktikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena
ketidaktahuan dapat dihindarkan.
TUJUAN
Kebakaran dapat terjadi karena berbagai hal. Sumber-sumber yang dapat menyebabkan timbulnya perapian/kebakaran
diantaranya: nyala api, permukaan panas, hubungan pendek (korsluiting) listrik, muatan listrik statis, puntung rokok
menyala, korek api dan sumber lainnya.
Bahan Mudah Terbakar
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, agar keselamatan
dan keamanan tetap terjaga, yaitu:
a. Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau disimpan pada permukaan panas. Gunakan penangas uap atau
penangas air.
b. Simpan bahan di tempat yang ventilasinya baik.
c. Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum.
d. Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil gunakan kain basah atau pasir, tapi bila api
besar gunakan alat pemadam.
e. Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah terbakar melebihi 1/2 kapasitasnya.
f. Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci.
g. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif.
h. Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh, sediakan 1/8 isinya untuk udara.
i. Bahan padat mudah terbakar simpan di tempat sejuk, jauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air, bahan
pengoksidasi atau asam.
Bahan Mudah Terbakar
Bahan-bahan kimia mudah terbakar dapat berupa:
a. Pelarut dan pereaksi organik seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen,
Karbondisulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, Petroleum Eter, Isopropil Alkohol,
Toluen, Xylen.
b. Bahan anorganik seperti:
1. Bila terjadi kebakaran terhadap logam Al, Mg, Zn dalam keadaan murni jangan gunakan
pemadam berisi air tapi gunakanlah serbuk pemadam.
2. Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan didalam air dan
kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan.
3. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air. Simpan di dalam minyak parafin.
Kontrol permukaan minyak parafin tersebut.
c. Gas seperti Asetilen, Metana, Hidrogen, Karbonmonoksida, dan Butana.
Bahan Pengoksidasi
Ada dua kelompok bahan pengoksidasi yaitu anorganik dan organik. Bahan pengoksidasi anorganik hanya
menimbulkan bahaya api/kebakaran. Akan tetapi karena kemampuannya bergabung dengan oksigen dan juga
tidak tahan panas, maka bahan-bahan tersebut bahayanya semakin tinggi pada suhu tinggi.
Reaksi yang dahsyat dapat terjadi jika bahan dicampurkan/terkontaminasi oleh bahan yang mudah terbakar
seperti kayu, kertas, serbuk logam dan belerang. Dalam kondisi biasa campuran ini harus disimpan pada
lemari/rak yang tidak mudah terbakar (besi, tembok). Simpan pada wadah aslinya jangan sampai
terkontaminasi. Simpan dalam jumlah minimum.
Bahan organik pengoksidasi sering menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida. Untuk laboratorium
SMU/SLTP sebaiknya tidak usah disediakan bahan seperti misalnya: Chlorat, Perchlorat, Bromat, Peroksida,
Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin, Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi
dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu) sehingga dikelompokkan menjadi bahan pengoksidasi.
Bahan Mudah Meledak
Peroksida dalam keadaan murni sering menimbulkan ledakan, tetapi karena bahan ini umumnya tidak
tersedia kecuali dicampurkan dengan bahan inert/netral dalam persentase kecil maka sering dianggap
mudah terbakar.
Asam perchlorat (HCLO4) berbahaya karena menimbulkan ledakan jika kontak dengan bahan organik.
Asam perchlorat tidak boleh digunakan di atas meja kayu. Botol harus dari gelas dan jika tercemar harus
segera dibuang. Hal-hal yang dapat menyebabkan ledakan adalah:
1. Karena adanya pelarut mudah terbakar. penyimpanan botol berisi bahan mudah meledak sisakan
ruang berisi udara sedikit saja (1/8-nya).
2. Karena ada udara cair dan debu serta ada peroksida.
Ledakan yang mungkin ditimbulkan oleh bahan-bahan mudah meledak ini dapat dicegah dengan cara:
3. Biasakan melakukan eksperimen di tempat terbuka atau di dalam lemariuap
4. ika ragu tentang sifat kimia bahan, gunakanlah dalam jumlah yang sedikit dan lakukan percobaan di
atas penangas air.
5. Gunakan alat-alat yang layak (sesuai) seperti gelas tebal yang stabil oleh tekanan.
Bahan Radioaktif
Radiasi dapat merusak sel hidup. Dampak radiasi tergantung kepada lamanya waktu radiasi dan intensitas dosis yang digunakan.
Dalam dosis yang tinggi bisa menimbulkan kebakaran dan kematian. Dampak radiasi ini bersifat permanen. Tipe-tipe radiasi
berdasarkan pecahnya istop-isotop radio aktif :
A. Parikel alfa berupa atom-atom helium yang bermuatan positif
B. Partikel beta berupa partikel-partikel bermuatan negatif berenrgi tinggi
C. Sinar gamma dihasilkan dari perubahan inti atom radioaktif berupa gelombang elektromagnetik
Penyimpanan:
A. Bahan-bahan radioaktif seperti uranium dan torium disimpan dakam lemari terkunci yang diberi tanda dan cacatn peringatan
B. Bahan-bahan radioaktif dengan katifitas radiasi tinggi harus disimpan di luar gedung dan dilengkapi dengan lapisan pelindung
yang memadai dan terhindar dari api
Ukuran Perlindungan :
• Botol-botol yang berisi bahan-bahan radioaktif harus diberi label dengan baik dan disimpan dalam lemari terkunci yang diberi
lambang radiasi.
• Tempat bekerja harus terpisah dari bahan-bahan radioaktif.
• Gunakan selalu jas lab. Dan gunakan lap untuk membersihkan bahan sisa. Jaga agar bahan radioaktif tidak menyentuh kulit.
• Jangan bicara,makan atau merokok di daerah yang terkontaminasi.
• Gunakan alat-alat gelas dalam keadaan kering dan simpan secara terpisah.
• Cucilah tangan dan bagian lain tubuh kkita yang terkontaminasi bahan radioaktif dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih.
Semua bahan radioaktif harus dibuang setelah praktikum.
Bahan Korosif
Bahan korosi merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan mengakibatkan cacat permanen
pada jaringan yang terkena bahan korosif.
Demi keamanan sebaiknya kita menganggap semua bahan kimia itu beracun.
Untuk menghindari masuknya bahan-bahan kimia ke dalam tubuh ada beberapa
hal yang bisa kita lakukan, yaitu:
a. Untuk menghindari racun melalui mulut:
Hindarkan makan minum atau merokok saat bekerja.
Cuci tangan dan keringkan sebelum meninggalkan laboratorium.
Hati-hati jangan gunakan pipet isap
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Toxic (beracun) 2
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
3 Harmful (berbahaya)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak
kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit. Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker
dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit
Simbol Keterangan
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Nama : Corrosive
Lambang : C
Nama : Flammable
Contoh : Minyak.
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Lambang : F+
Nama : Explosive
Lambang : E
Lambang : O
Lambang : N
Nama : Poison
Nama : Harmful
8. Gas bertekanan
Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.
Syarat penyimpanan:
Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
Jauh dari api dan panas
Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu pentimpanan
untuk zat-zat tertentu.
Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin
lama disimpan akan semakin besar jumlah peroksida.
Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan tetrahidrofuran adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat
terbentuknya peroksida dalam penyimpanan.
Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah dibuka
harus dihabiskan selama enam bulan.
Penyimpanan Bahan Kimia
Ikuti panduan umum ini saat menyimpan bahan kimia dan peralatan bahan kimia:
1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk bahan kimia dan kembalikan ke tempat setelah digunakan.
2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan
4. Hindari menyimpan bahan di atas bangku, kecuali bahan digunakan. Hindari menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari.
5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).
6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang
dibeli untuk membantu kontrol inventaris.
8. Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.
9. Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi.
10. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar yang disetujui.
11. Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari langsung.
12. Simpan bahan kimia dalam kelompok bahan yang sesuai yang disortir berdasarkan abjad.
13. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.
14. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan, kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun
Penyimpanan Wadah dan Peralatan Penyimpanan Bahan yang Sangat Beracun
Ikuti panduan khusus di bawah ini tentang wadah dan Lakukan tindakan pencegahan berikut saat
peralatan yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia. menyimpan karsinogen, toksin reproduktif, dan bahan
1. Gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti wadah kimia dengan tingkat toksisitas akut tinggi.
pengaman (overpack), untuk menampung bahan jika
1. Simpan bahan kimia yang diketahui sangat
wadah utama pecah atau bocor.
beracun dalam penyimpanan berventilasi dalam
2. Gunakan baki penyimpanan yang tahan korosi sebagai perangkat pengaman sekunder yang resisten
perangkat pengaman sekunder untuk tumpahan,
secara kimia dan anti pecah.
kebocoran, tetesan, atau cucuran. Wadah polipropilena
sesuai untuk sebagian besar tujuan penyimpanan. 2. Jaga jumlah bahan pada tingkat kerja minimal.
3. Sediakan lemari berventilasi di bawah tudung asap kimia 3. Beri label area penyimpanan dengan tanda
untuk menyimpan bahan berbahaya. peringatan yang sesuai.
4. Segel wadah untuk meminimalkan terlepasnya uap yang
4. Batasi akses ke area penyimpanan.
korosif, mudah terbakar, atau beracun.
5. Pelihara inventaris untuk semua bahan kimia
yang sangat beracun
Penyimpanan Dingin
Penyimpanan bahan kimia, biologis dan radioaktif yang aman di dalam lemari es, ruangan yang dingin, atau freezer
memerlukan pelabelan dan penataan yang baik. Ikuti panduan penyimpanan dingin ini:
1. Gunakan lemari penyimpanan bahan kimia hanya untuk menyimpan bahan kimia. Gunakan pita dan penanda
tahan air untuk memberi label lemari es dan freezer laboratorium.
2. Jangan menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar dalam lemari es, kecuali penyimpanan bahan tersebut
disetujui. Jika penyimpanan dalam lemari es diperlukan di dalam ruang penyimpanan bahan yang mudah
terbakar, pilih lemari es tahan-ledakan. Jangan menyimpan oksidator atau bahan yang sangat reaktif dalam unit
yang sama dengan bahan yang mudah terbakar.
3. Semua wadah harus tertutup dan stabil. Perangkat pengaman sekunder, seperti baki plastik, penting untuk labu
laboratorium kimia dan disarankan untuk semua wadah.
4. Labeli semua bahan dalam lemari es dengan isi, pemilik, tanggal perolehan atau penyiapan, dan sifat potensi
bahayanya.
5. Tata isi berdasarkan pemilik, namun pisahkan bahan yang tidak sesuai. Tata isi dengan memberi label pada rak
dan tempelkan skema penataan di luar unit.
6. Setiap tahun, kaji semua isi dari masing-masing unit penyimpanan dingin. Buang semua bahan tidak berlabel,
tidak diketahui, atau tidak diinginkan, termasuk bahan yang dimiliki oleh pegawai yang telah meninggalkan
laboratorium.
Penyimpanan Cairan yang Mudah Terbakar dan Gampang Menyala
Cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala di laboratorium hanya boleh tersedia dalam jumlah terbatas. Jumlah
yang diperbolehkan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk:
a. konstruksi laboratorium;
b. jumlah zona api dalam gedung;
c. tingkat lantai tempat laboratorium berlokasi;
d. sistem pelindungan api yang dibangun dalam laboratorium;
e. adanya lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar atau kaleng keselamatan; dan jenis laboratorium (yaitu,
pendidikan atau penelitian dan pengembangan).
Ikuti panduan ini untuk menyimpan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala:
1. Jika memungkinkan, simpan cairan dalam lemari penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
2. Simpan cairan dalam wadah aslinya (atau wadah yang disetujui) atau dalam kaleng keselamatan. Jika
memungkinkan, simpan cairan mudah terbakar yang berjumlah > 1 L dalam kaleng keselamatan.
3. Simpan 55 galon (~208-L) drum cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dalam ruang penyimpanan
khusus untuk cairan yang mudah terbakar.
4. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari bahan oksidasi kuat, seperti asam nitrat atau
kromat, permanganat, klorat, perklorat, dan peroksida.
5. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari sumber penyulutan.
05
Manajemen bahan kimia dan penyimpanannya
di gudang laboratorium
Pengelolaan inventori bahan kimia diupayakan senantiasa terkendali
dalam aspek kualitas yaitu mutu bahan kimia harus memenuhi
spesifikasi standard yang diperlukan, aspek kuantitas yaitu jumlah
yang akan dibeli harus sesuai dengan kebutuhan
Bahan kimia yang baik harus memenuhi beberapa ketentuan umum yaitu :
a. Mudah diperoleh yaitu proses pengadaan bahan kimia tidak berbelit serta waktu kedatangan atau tiba di gudang dalam
waktu singkat.
b. Konsep siap saji (just in time) merupakan pedoman yang menjadi kebutuhan terhadap pengadaan bahan kimia saat ini
dimana selang waktu yang terlampau lama menyebabkan terjadinya permasalahan terhadap waktu pakai (expire date)
dari beberapa bahan kimia tertentu.
c. Mudah untuk disubsitusi yaitu bahan kimia yang dibeli memiliki beberapa alternatif nama dagang sehingga bukan
merupakan monopoli dari pabrik tertentu.
d. Aman terhadap proses penanganan (handling)
e. Memiliki label atau identifikasi yang jelas tentang sifat dan karakteristik bahan kimia.
f. Kemasan mampu untuk melindungi kualitas bahan terhadap perubahan kondisi lingkungan sehingga apabila terjadi
variasi perubahan suhu tidak berpengaruh terhadap komposisi bahan kimia.
g. Suhu penyimpanan yang dipersyaratkan mendekati suhu kamar (ambien) di Indonesia. Apabila merupakan bahan
kimia Berbahaya dan Beracun (B3) maka identifikasi MSDS harus senantiasa diikutsertakan disertai sertifikat keaslian
produk dari pabrik pembuat.
Aturan Dasar Penyimpanan melalui Segregasi
Penyimpanan bahan kimia juga memiliki beberapa aturan dasar yang menjadi pedoman bagi laboratorium untuk memelihara
aspek safety dalam hal penyimpanan bahan kimia di gudang melalui segregasi, yaitu :
a) Bahan kimia bersifat korosif (asam kuat atau basa kuat);
b) Bahan kimia bersifat mudah terbakar (flamable);
c) Bahan kimia mudah bereaksi (reactive)
d) Bahan kimia racun (toxic).
Penyimpanan bahan kimia di gudang adalah pengetahuan tentang ketidaksesuaian (incompatible) antara bahan kimia yang satu
dengan yang lain.
Bahan padatan lebih sulit bereaksi dibandingan dengan cairan karena kecepatan reaksi dengan bahan lain rendah (dalam kondisi
kering) oleh karena itu dapat disusun
a. Sulfida harus dipisahkan jauh dengan asam
b. Senyawa sianida harus dipisahkan terhadap asam, terutama bentuk larutan asam
c. Bentuk kristal penol harus dipisahkan terhadap oksidator.
Sedangkan cairan lebih mudah bereaksi dengan bahan lain, oleh karena itu cairan harus disimpan di rak dengan maksimum
ketinggian ukuran bahu orang dewasa
Akumulasi penyimpanan limbah dan bahan kimia kadaluarsa dilakukan dengan :
Metode pengurangan bahaya yang berhasil adalah melakukan reaksi kimia dan prosedur
laboratorium lainnya dalam skala yang lebih kecil, atau berskala mikro.
Dalam bahan kimia berskala mikro, jumlah bahan yang digunakan dikurangi menjadi 25 hingga
100 mg untuk zat padat dan 100 hingga 200 μL untuk cairan, dibandingkan jumlah biasa, yaitu
10 hingga 50 g untuk zat padat atau 100 hingga 500 mL untuk cairan.
Penggunaan tingkat skala mikro menghemat berton-ton limbah dan jutaan dolar. Di samping itu,
pekerjaan berskala mikro mengurangi bahaya kebakaran dan kemungkinan terjadinya kecelakaan
serta tingkat keparahan kecelakaan yang memaparkan pegawai pada bahan kimia berbahaya.
3. Menggunakan Pelarut dan Bahan Lainnya yang Lebih Aman
Laboratorium lebih aman dan terjamin jika mereka mengganti dengan bahan kimia yang tidak
berbahaya, atau kurang berbahaya bila memungkinkan. Pertimbangkan jalur sintetik dan
prosedur alternatif untuk melakukan campuran reaksi.
Hindari pelarut yang terdaftar sebagai toksin produktif, polutan udara berbahaya, atau
karsinogen tertentu. Pilih pelarut dengan nilai ambang batas yang relatif tinggi (TLV). Pelarut
pengganti yang paling baik memenuhi kondisi berikut.
Pelarut juga memiliki sifat fi sio-kimia (misalnya, titik didih, titik nyala, konstanta dielektrik)
yang mirip dengan pelarut asli. Pertimbangkan manfaatnya bagi keselamatan, kesehatan, dan
lingkungan serta biayanya.
4. Inventaris dan Pelacakan Bahan Kimia
Semua laboratorium harus mencatat semua inventaris bahan kimia yang dimilikinya
secara akurat.
Inventaris adalah catatan, biasanya dalam bentuk basis-data, bahan kimia dalam
laboratorium dan informasi penting tentang pengelolaannya yang tepat.
Inventaris yang dikelola dengan baik meliputi bahan kimia yang didapat dari sumber
komersial dan yang dibuat di laboratorium, juga lokasi penyimpanan untuk setiap
wadah masing-masing bahan kimia.
Inventaris membantu dalam pemesanan
06
Cara Penanganan Bahan
Sisa
Berikut adalah cara pembuangan sampah laboratorium:
Berikut adalah cara pembuangan sampah
laboratorium:
1. Pengenceran, cara ini paling banyak digunakan untuk bahan-bahan cair dan gas
2. Perlakuan kimiawi, dengan perlakuan kimiawi sampah ruangan laboratorium dapat menjadi tidak
berbahaya
3. Pengumpulan sampah padat selalu dibuang setelah dikumpulkan terlebih dahulu
4. Penguburan bahan-bahan seperti binatang dan sejenisnya dibuang dengan cara dikubur di dalam
sebuah lubang dengan ukuran yang memadai
5. Pembakaran sampah kayu dan bahan lainyang dapat terbakar akan aman jika dibakar
6. Lemari uap gas-gas yang tidak berbahaya dilepaskan ke atmosfir melalui lemari uap
THANKS !
Do You Have Any Questions?