Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK LABORATORIUM

“ BAHAN-BAHAN KIMIA”

Dosen Pengampu :

Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc.

Fauzi Akhbar Anugrah, S.Si., M.Si.

Penyusun :

Alief Sella Fitri Nava Nabilla

Amalia Nur Rahma

Desvita Risa

Narisa Ika Kusumadewi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

TAHUN 2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan

makalah yang berjudul “Pengenalan, Penanganan, dan Pengelolaan Bahan-


bahan Kimia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Teknik Laboratorium.

Makalah ini ditulis dengan tujuan mengenali alat-alat laboratorium yang


berada di laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang dan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teknik
Laboratorium.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan observasi ini belum


sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan
bagi pembaca pada umumnya dan pada kelompok kami sendiri secara khusus.

Malang, 15 September 2018

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Saat ini belum banyak orang mengenal tentang bahan kimia dan bagaimana
cara penanganan serta pengelolaannya.
Di dalam kegiatan pratikum biologi tidak hanya digunakan bahan biologis
(bahan yang berasal dari makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan
kimia, bahan kimia tersebut digunakan sebagai pereaksi, baik pereaksi khusus
maupun pereaksi umum. Oleh karena itu mahasiswa perlu memiliki pengetahuan
tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang sering digunakan di dalam
praktikum. Adanya pengetahuan tentang bahan kimia secara baik, dengan
demikian kegiatan praktikum akan berjalan lancer dan kecelakaan karena
ketidaktahuan dapat dihindarkan

1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja sifat-sifat pada bahan kimia?
1.2.2 Bagaimana pengelolaan pada bahan kimia?
1.2.3 Bagaimana cara penanganan pada bahan kimia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat pada bahan kimia

1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengelolaan bahan kimia

1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui cara penanganan pada bahan kimia


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda

nyata dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak

melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang

memumungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah

titik awal untuk generalilsasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik di

laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran

sains (Wahyudi, 2011).

Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi

hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakan di dalam wadah, bahan

kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari

asam (Neinlands, 1990).

Bahan kimia atau kemikalia yang sering dipakai dalam analisis-analisis

kimia tersedia dalam bentuk-bentuk cair atau padat, dan dikemas dalam botol

plastik atau botol gelas yang gelap. Semua kemikali dibuat oleh pabrik dengan

kemurnian yang berbeda-beda. Derajat kemurnian kemikalia yang dibuat di

pabrik harus dicantumkan padda label botol kemas bahan tersebut (Tim Kimia,

2014).

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian bahan kimia


Bahan kimia merupakan suatu zat atau senyawa dapat berwujud padat,
cair atau gas dan berdasarkan komponen penyusunnya berbentuk tunggal atau
campuran yang berasal dari alam maupun hasil proses produksi.
Pada umumnya zat kimia yang ada di laboratorium sekolah berpotensi
membahayakan. Beberapa hal yang harus diketahui adalah wujud, warna,
bentuk, bau, kelarutan dan titik nyala serta sifat dari bahan kimia tersebut

3.2 Pengenalan sifat-sifat pada bahan kimia

Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan menjadi


bahan kimia mudah terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan
korosif, serta bahan beracun (toksik).

3.2.1 Bahan Mudah Terbakar

Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan kimia yang mudah bereaksi
dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang
amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.

Bahan udah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap
atau bahan padat yang dalam bentuk debu dapat meledak (terbakar) jika
tercampur atau terdispersi dengan udara.

Bahan-bahan kimia mudah terbakar dapat berupa :


a. Pelarut dan pereaksi organik seperti asetaidehid, asam asetat, aseton, benzene,
karbondisulfida, etil alcohol, eter, etil asetat, etil alcohol, petroleum eter,
isopropyl alcohol, toluene, xylem
b. Bahan anorganik seperti :
1) Bila terjadi kebakaran terhadap logam alumunium, magnesium, dan
zinkum (seng) dalam keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi air
tapi gunakanlah serbuk pemadam
2) FOSFOR KUNING, akar terbakar bila berhubungan dengan udara, simpan
di dalam air dan control selalu permukaan airnya karena permukaan air
akan menurun akibat penguapan
3) Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air. Simpan di dalam
minyak parafin. Control permukaan minyak parafin tersebut
c. Gas seperti asetilen, metana, hydrogen, karbonmonoksida, dan butane

3.2.2 Bahan pengoksidasi


Bahan-bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi
jika kontak langsung dengan bahan lain, khususnya dengan bahan mudah
terbakar. Bahan ini mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.

Bahan-bahan kimia yang bersifat oksidator dapat berupa:

a) chlorat

b) perchlorat

c) bromat
d) peroksida

e) asam nitrat

f) kalium nitrat

g) bromin

h) khlorin

3.2.3 Bahan mudah meledak (Explosive)

Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena
suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang
besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau
tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak.
Hal-hal yang dapat menyebabkan ledakan adalah:
1. Karena adanya pelarut mudah terbakar. Cairan mudah menguap dan mudah
terbakar jika dicampurkan dengan udara denga proposi yang besar dapat
menimbulkan ledakan
2. Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur
pereduksi dan hidrokarbon
3. Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar tercampur dengan
udara dapat menimbulkan ledakan
4. Karena ada gas-gas
5. Karena da peroksida

Bahan mudah meledak anatara lain adalah:


a. NaNO3
b. Asam nitrat
c. Kalium permanganat
d. Krom trioksida
e. Reduktor
f. Karbon
g. Belerang
h. Etanol
i. Gliserol
j. Hidrazin
3.2.4 Bahan korosif dan penyebab korosi
Bahan korosif merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan
mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena bahan korosif.
Bersentuhannya kulit dengan bahan-bahan korosif umumnya disadari sehingga
kurang begitu berbahaya bila dibandingkan dengan racun yang terisap. Gunakan
selalu pelindung atau sarung tangan, jas lab dan kaca mata. Jika bersentuhan
dengan kulit, cucilah segera dengan sabun dan air.
Contoh bahan kimia bersifat korosif antara lain:
a) asam nitrat,
b) asam sulfat,
c) asam klorida,
d) natrium hidroksida,
e) asam asetat,
f) anhidrida asetat,
g) methanol,
h) perchlorat,
3.2.5 Bahan beracun (toksik)
Bahan Kimia Beracun (Toxic) adalah bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan
kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan
kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu.

Contoh bahan kimia yang beracun antara lain:

1. Metanol,
2. Benzena
3. Asam Oksalat
4. Kalium Sianida
5. Karbon Disulfida
6. Kolkhisin
7. Raksa
8. Raksa (I) Nitrat
9. Raksa (II) Nitrat
10.Raksa (I) Klorida

3.3 Pengelolaan Pada Bahan Kimia

Bahan kimia yang ada di laboratorium memiliki karakteristik yang berbeda-


beda. Dan tentunya dalam pengelolaan tidak bias disamakan atau dicampur
menjadi satu. Kegiatan pengelolaan bahan di laboratorium meliputi beberapa
tahapan atau langkah, yaitu : pengemasan dan penempatan dan pengelompokan
menurut jenis bahan

3.3.1 Pengemasan dana Penempatan

Ada beberapa lenis kemasan atau botol i'ang dapat digunakan untuk
mengemas bahan kimia, misalnva botol plastik, botol benvarna coklat, botol
benvarna putih. Botol plastik hanva dapat digunakan untuk bahan padat. Namun
ada bahan cair vang memanq sengaja harus diletakkan dalam botol plastik
benvama hitam misalnya H2O1 Untuk kegiatan sisrva, sebaiknya kita
meny'ediakan dalarn jumlah vang terbatas atau dalam botol- botol kecil.
Penempatan bahan- bahan kirnia disusun secara alfabetik sehingga mudah untuk
dicari bahkan oleh orang vang pertarnakali masuk ke laboratorium tersebut.
Bahanbahan ;-ang berbahava sebaiknva diletakkan dalam rak vang paling
barvah. sehingga mudah untuk mengarnbil. Semua bahan harus diberi label
secara jelas. Untuk larutan sebaiknva dicantumkan pula tanggal pembuatannva,
dengan demikian kita akan segera tahu larutan mana irang lebih lama dan itu
irang digunakan dulu.

3.3.2 pengelompokan menurut jenis bahan

Bahan kimia vang digunakan di laboratorium wuludnya bennacam-


macarn, yaitu gas cair dan padat, demikian pula sifbt fisikanya maupun sifat
kirnianya. Secara umum bahan kimra dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Beracun
Bahan- bahan vang beracun diletakkan dikemas dalam kemasan
bertanda khusus sehingga pengguna langsung tahu dan berhati- hati
dalam menggunakannya. Contoh bahan ini rnisalnva sublirnat,
sianida. arsen dan senyawanya, brom, phostbr putih. zar radioaktif,
hidrogen fluorida, air raksa dsb. Setelah dikemas. maka bahan tersebut
dapat diletakan di rak vang khusus, sehingga tidak mudah diambil
oleh sembarang orang. l)alam laboratorium scbaiknva ditempel
bagairnana mcnggunakan dengan benar bahan- bahan vanq beracun,
sehingga tidak terjadi kejadian vang tidak diharapkan
b. Korosif
Bahan korosif sebaiknva diletakkan -jauh dari alat- alat atau
instrumen. terutam aalatalat yang terbuat dari logam. Penyimpanan
bahan korosif yang benar adalah dalarn lemari asam. Contoh bahan
korosif misalnva asarn sulfat pekat, asam nitrat pekat. asam klorida
pekat dan amonia pekat, asam orthophosfat, dan asam perklorat Bahan
korosif ada juga yang berbentuk padatan seperti NaoH, KoH, CaO,
AgNor. Ada senrarva vang juga korosif terhadap janngan tubuh
manusia, misalnya belerans dioksida dan klor. maka kita harus
berhari- hati terhadap kesiatan vans menghasilkan gas ini.
c. Wujudnya
Berdasarkan wujudnya bahan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
bahan padat. bahan cair dan bahan gas. Penyimpanan yang baik adalah
pengelompokan menurut wujudnya. Contoh bahan rni adalah gas klor,
gas oksigen, gas nitrogen. Bentuk cair eter, toluen dan bentuk padat
serbuk besi, zink dsb.
d. Mudah tidaknya menguap
Bahan yang mudah menguap sebaiknya diletakkan di lemari asam,
sehingga uapnya akan langsung keluar ruangan dan tidak menyebar
kemana- mana.
e. Mudah tidaknya terurai akibat cahaya langsung
Bahan yang mudah terurai bila kena cahaya harus dikemas dengan
kemasan khusus (botol hitam) dan diletakkan tersembunvi dari
rnatahari atau cahaya.
f. Mudah tidaknya terbakar
Bahan kimia yang mudah terbakar ,bahan harus diletakkan jauh dan
sumber api atau panas. Contohnya eter, alcohol, methanol.
g. Bahan kirnia reaktif terhadap air
Bahan ini harus jauh dari tempat berair. Contohnya: Na, logarn
halida, asarn sulfat.
3.4 Cara penanganan bahan kimia

3.4.1 Mudah Terbakar


Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar
dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api
Cara penanganannya adalah dengan menjauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api

3.4.2 Pengoksidasi

Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran


dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi.

Cara penanganannya yaitu dengan menghindarkan dari panas dan reduktor

3.4.3 Mudah Meledak

Dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau
gesekan.

Cara penanganannya yaitu dengan menghindarkan dari pukulan/benturan,


gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.

3.4.4 Menyebabkan korosif

Bahan yang korosif ditandai dengan merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5),
ditandai sebagai bahan korosif.

Cara penanganannya yaitu dengan menghindarkan kontak langsung dengan


kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.

3.4.5 Toxic

Dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian
pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan

Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25


Cara penanganannya yaitu dengan tidak menelan dan tidak menghirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tidak semua bahan kimia aman untuk di pakai
akan tetapi bahan kimia juga berdampak berbahaya kepada kesehatan dan lebih
parahnya luka bakar dll,. Dengan mengenalnya sifat-sifat pada bahan kimia
akan meminimkan pengetahuan kita sehingga dalam praktikum kita tidak
mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu dalam melaksanakan
pengclolaan bahan kimia agar senantiasa tetap memperhatikan faktor
keselamatan iiiri, keselamatan semua orang yang terlibat dan juga keselamatan
lingkungan. Pengelolaan bahan vang benar akan membuat kegiatan
laboratorium berjalan dengan lancar. . Kunci dari semua kenyamanan bekerja di
laboratorium adalah adanya pengelolaan yang tepat dan benar baik untuk bahan
kimia maupun untuk peralatan, serta kontrol rutin setiap jangka waktu tertentu.
Kontrol terhadap penyimpanan bahan kimia maupun peralatan (lemari as4 rak
penyimpanan ) dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium
maupun bahaya di laboratoium. Selain paham terhadap macam-macam bahan
kimia serta pengelolaannya, alangkah sebaiknya jika paham juga terhadap
penanganan bahan kimia apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

DAFTAR PUSTAKA

http://wnurkusma7128.blogspot.com/2016/10/makalah-pengetahuan-bahan-
kimia.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569340/pengabdian/ppm-pengelolaan.pdf

http://kumpulanmakalah4.blogspot.com/2016/10/makalah-pengenalan-bahan-
kimia.html
https://tivannyindahkurnia.wordpress.com/2013/11/14/sifat-sifat-bahan-kimia/

https://idchemistri.blogspot.com/2017/11/simbol-sifat-bahaya-dan-penanganan-
zat.html

Anda mungkin juga menyukai