Anda di halaman 1dari 7

Nama : Alief Sella Fitri Nava Nabilla

Offering/NIM : H Biologi 2018/180342618033


Mata Kuliah : Biologi Sel
Tanggal : 5 Maret 2019

STRUKTUR MOLEKULAR MEMBRAN


Membran sel merupakan komponen penyusun sel yang membedakan antara sel
prokariot dan eukariot. Seperti yang sudah kita ketahui, sel prokariot adalah sel yang tidak
memiliki membran atau pembatas antara inti sel dan bagian sel lainnya, sedangkan sel
eukariot memiliki membran sel. Membran sel disusun oleh 2 senyawa utama, yaitu lipid
(lemak) dan protein. Karbohidrat, senyawa penunjang pada membran, terkadang menempel
pada protein atau lipid di luar membran sel.
Phospholipid bilayer merupakan penyusun utama dari membran sel yang terdiri atas
bagian kepala dan ekor. Bagian kepala dari fosfolipid bilayer terdapat molekul fosfat, gliserol,
dan kolin, memiliki sifat hidrofilik. Sedangkan ekor dari fosfolipid yang terbentuk atas
hidrokarbon, memiliki sifar hidrofobik. Kemampuan fosfolipid membentuk membran
diakibatkan oleh adanya sifat amfipatik, yaitu kemampuan molekul memiliki daerah hidrofobik
dan hidrofilik. Istilah hidrofobik itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu hidro atau
air, dan fobik atau tidak suka. Sedangkan “filik” dari hidrofilik berarti menyukai. Karena itulah,
proses masuk keluarnya cairan melalui membran sel akan terjaga dan teratur karena adanya
dua sifat tersebut pada membran sel.
Selain dari adanya fosfolipid bilayer, senyawa yang terdapat pada struktur membran
sel adalah kolesterol. kolesterol yang terdapat pada struktur membran sel mempengaruhi sifat
fisis membran tersebut, terutama fluiditasnya. Selain itu, kolesterol berperan untuk menjaga
konsistensi membran sel. Senyawa ini juga memperkuat membran dengan mencegah
beberapa molekul kecil dari persimpangan tersebut. Kolesterol yang terdapat pada sel hewan
biasanya berada di antara ekor fosfolipid bilayer. Pada sel hewan, tidak terdapat kolesterol
dalam membran selnya
FUNGSI MOLEKULAR MEMBRAN
Semua membran tersusun atas lemak dan protein, dimana setiap komponen diikat oleh
ikatan non kovalen. Tidak hanya lemak dan protein, membran sel juga memiliki kandungan
karbohidrat. Terdapat komponen penyusun pada membran sel diantaranya adalah lipid,
karbohidrat, protein (protein integral dan protein perifer), dan lipid anchor protein.
1. LIPID
Lipid yang sebagai salah satu penyusun
membran sel tersusun atas fosfolipid. Fosfolipid
ialah lemak yang bersenyawa dengan fosfat. Sifat
dari foslipid adalah amfipatik yang berarti bahwa
molekul ini memiliki daerah hidrofilik dan
hidrofobik. Sebagian besar membran
mengandung fosfat, fosfat tersebut yang bersifat
hidrofilik atau dapat mengikat air. Sedangkan
yang bersifat hidrofobik yakni tidak dapat
mengikat air. Komponen lemak lain yang terdapat
pada fosfolipid adalah kolestrol, di mana pada
hewan tertentu dapat mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran sel
tersebut. Namun pada membran plasma tumbuhan dan bakteri tidak terdapat kolestrol
tersebut. Lipid yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol.

2. KARBOHIDRAT
Karbohidrat berperan dalam pengenalan sel. Sebagai contohnya, penolakan sel asing
(penolakan organ cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan. Merupakan rantai
pendek bercabang yang tersusun kurang dari 15 unit gula. Sebagian diantaranya berikatan
kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang disebut glikolipid. Akan tetapi sebagian besar
karbohidrat berikatan kovalen dengan protein, membentuk glikoprotein.

3. PROTEIN
Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein
pembawa (carrier) senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormonal dan
meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma
juga berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa
ekstraseluler.
Protein-protein pada membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama
yang terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh,
senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada
membran retikulum endoplasma. Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak,
sehingga dapat berpidah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi.
Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan
dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan
dalam selaput plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel. Ada dua
lapisan utama pada protein membran ini yaitu protein integral dan protein perifer. Selain
lapisan utama terdapat lapisan pada protein yang disebut lipid anchor protein. Protein integral
adalah protein yang terbenam kedalam lipid bilayer.
Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah
hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membrane tersebut.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar,
yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan
kelarutan aqueous pada kedua sisi membran. Selanjutanya adalah protein perifer, protein ini
sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid. Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid
bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan
dengan membran malalui ikatan non kovalen. Lipid anchor protein letaknya berada di sebelah
luar lipid bilayer, tetapi berikatan secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat pada
lipid bilayer.

Ada beberapa protein integral seperti pada gambar. Yang pertama adalah protein
transport yang berfungsi mengatur transport zat dan molekul ke dalam sel. Kemudian channels
protein (protein saluran) berfungsi untuk mentranspor molekul air atau molekul polar ke dalam
sel. Kelompok protein integral lainnya adalah protein pengenalan sel (receptor proteins) yang
berfungsi untuk menandai identitas sel sehingga dapat dikenali oleh sel-sel lain. Reseptor
adalah jenis protein pengenalan yang secara selektif dapat mengikat molekul tertentu di luar
sel. Ligan adalah molekul spesifik yang mengikat dan mengaktifkan reseptor.

Mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya molekul melewati
membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen, dan karbondioksida
senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel dalam proses metabolisme.
TRANSPOR MEMBRAN

Membran sel terbentuk dari struktur fosfolipid bilayer. Bagian luar bersifat hidrofilik,
sementara bagian dalam bersifat hidrofobik. Sifat kimia membran sel tersebut, berpengaruh
terhadap molekul-molekul yang bergerak melewatinya..

Jenis-jenis Mekanisme Transpor pada Membran

Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan


energinya, yakni transpor membran aktif yang memerlukan energi dan transpor membran pasif
yang tidak memerlukan energi.

1. Transpor Membran Aktif

Mekanisme transpor pada membran secara aktif terjadi karena molekul tidak bisa
dilewatkan secara langsung melewati fosfolipid bilayer atau karena jumlah molekul di luar sel
yang lebih sedikit. Molekul yang mengalami kesulitan untuk melewati membran sel umumnya
terjadi karena interaksi antara membran sel yang memiliki ekor bagian dalam yang bersifat
hidrofobik non polar dengan molekul yang bersifat hidrofilik dan atau polar. Selain itu, ukuran
molekul yang besar juga merupakan faktor penghambat untuk melewati membran sel.

Transpor membran secara aktif sendiri terdiri dari beberapa macam, antara lain:

a. Pompa ATP

Mekanisme pompa ATP terjadi akibat perubahan pada protein membran yang mengalami
perubahan bentuk sehingga memungkinkan molekul bisa melewatinya untuk keluar atau
masuk sel. Perubahan konformasi itu sendiri terjadi dengan penggunaan ATP.

b. Kotranspor

Kotranspor adalah transpor zat yang mengaktifkan transpor zat lain melewati membran
plasma. Kotransport dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan antiport. Disebut simport
apabila kedua jenis zat memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut antiport apabila arah
pergerakannya berlawanan. Contoh mekanisme kotranspor, berupa pompa potasium dan
sodium.
c. Endositosis dan Eksositosis

Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam sel dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Endositosis dibagi menjadi 2, yaitu
pinositosis (pemasukan zat cair) dan fagositosis (pemasukan zat
cair). Sedangkan eksositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke luar sel dengan
membentuk vesikula baru.

2. Transpor Membran Pasif


Mekanisme transpor membran secara pasif terjadi dengan memanfaatkan prinsip
sederhana difusi. Molekul akan berpindah dari seuatu area yang konsentrasinya tinggi ke
rendah. Hal ini menyebabkan sel tidak perlu mengeluarkan energi.

a. Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai akibat gerak acak, dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Kecepatan difusi zat melalui
membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi (perbedaan konsentrasi antar
ruang pada sel), tetapi juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipid dari partikel-partikel
tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah
berdifusi melalui membrane daripada molekul hidrofilik. Membrane sel, kurang permeable
terhadap ion-ion (seperti Na+, Cl-, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak
bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membrane
sel daripada molekul besar

b. Osmosis
Osmosis adalah bagian khusus dari difusi. Osmosis ialah pergerakan air dari konsentrasi
yang lebih tinggi ke rendah melewati membran semipermeabel.

Dampak peristiwa osmosis terjadi akibat sel ditempatkan pada kondisi hipertonik maupun
hipotonik.
c. Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi adalah adalah difusi yang dibantu protein pembawa atau dengan saluran
protein.

Molekul-molekul yang melewati membran sel dengan difusi terfasilitasi adalah molekul-
molekul berukuran besar seperti glukosa maupun molekul-molekul kecil seperti air yang
memiliki protein membran khusus sebagai media transpor.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi 1 Ed. 8. Jakarta: Erlangga

Cooper, G.M. & R.E. Hausman . 2007. The Cell: A Molecular Approach. 4th ed. Sunderland:
Sinauer Associates, Inc.

Karp, Gerald., Janet Iwasa, Wallace Marshall. 2016. Karp’s Cell & Molecular Biology. USA;
Willey.

Anda mungkin juga menyukai