Anda di halaman 1dari 25

PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN

PERALATAN GELAS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Managemen Laboratorium

Dosen Pengampu :

Chintia Rhamandica, M.Pd,

Disusun Oleh:
1. Satrio Wibowo (12211193058)
2. Novita Sari (12211193060)

3. Mifta Sukma Dewi (12311193032)


4. Irfa Nur Hamidah (12211193033)

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

APRIL 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, tak
lupa sholawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Rosulullah SAW yang
kita nanti nantikan safaatnya di hari kiamat kelak.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membatu pembuatan


makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan waktu dan ketersediaanya baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 12 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

A. Penertian Bahan Kimia .............................................................................. 2

B. Penanganan Baahan Kimia ........................................................................ 6

C. Peralatan Gelas Laboratorium ................................................................... 8

D. Jenis-Jenis Peralatan Gelas ........................................................................ 9

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................ 21

A. Kesimpulan ............................................................................................. 21

B. Saran ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan tempat yang digunakan oleh para laboran untuk
melakukan berbagai kegiatan. Laboratorium dalam sebuah instansi pendidikan
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Pengelolaan laboratorium tidaklah menjadi tangung jawab staff tertentu saja akan
tetapi merupakan kewajiban bagi seluruh laboran serta pegawai yang ada.
Laboratorium menyimpan berbagai zat dan juga berbagaimacam benda
untuk mendukukung tercapainya kompetensi yang diinginkan. Bahan dan benda
lainya dalam laboratorium tentunya memiliki penanganan yang berbeda-beda pula.
Penanganan laboratorium harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
agar meminimalisir rendahnya kecelakaan dan kerusakan alat dan zat yang ada di
laboratorium.
Pengunaan benda dan juga bahan yang ada pada laboratorium haruslah tetap
diperhatikan. Beberapa bahan yang ada pada laboratorium dapat mengakibatkan
penyakit atau bahkan kerusakan pada tubuh manusia jika terpapar secara terus
menerus secara langsung. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan adanya
pengetahuan terhadap bahan-bahan berbahaya dalam laboratorium untuk
meminimalisir dampak buruknya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis memfokuskan
pembahasan pada:
1. Pengertian peralatan gelas.
2. Penanganan bahan kimia.
3. Peralatan gelas laboratorium.
4. Jenis-jenis peralatan gelas.
C. Tujuan
1. Pengertian peralatan gelas.
2. Penanganan bahan kimia.
3. Peralatan gelas laboratorium.
4. Jenis-jenis peralatan gelas.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Penertian Bahan Kimia

Laboratorium kimia merupakan tempat untuk melakukan kegiatan


praktikum, eksperimen, penelitian, dan pembelajaran. Praktikan dan peneliti di
dalam menjalankan pekerjaan mereka, kontak dengan bahan kimia baik langsung
maupun tidak langsung akan sering terjadi bahkan mungkin berlangsung secara
rutin. Kita ketahui bahwa bahan kimia secara umum memiliki potensi untuk
menimbulkan bahaya terhadap kesehatan pelaku maupun dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan seperti kebakaran. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia
tertentu dapat memiliki tipe reaktivitas tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah
terbakar. Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka
para pelaksana yang bekerja dan menggunakan bahan kimia harus mengetahui dan
memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya
dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan. 1
Pengertian Bahan Kimia adalah segala sesuatu baik yang bisa dihirup,
dilihat, dan disentuh semua itu tentunya berasan dan tersusun dari bahan kimia.
Bahan kimia merupakan sebuah zat murni atau bisa juga campuran yang terdiri dari
beragam elemen-elemen kimiawi. Contoh seprti air yang juga termasuk salah satu
bahan kimia murni karena homogen hanya terdiri dari satu jenis bahan yaitu seluruh
strukturnya hanya terdapat molekul H2O. Dengan demikian dalam setiap harinya
kita selalu berhubungan dengan bahan kimia baik itu bahan kimia murni atau buatan
atau (bahan kimia yang berbahaya atau tidak). Dalam mempelajari sebuah ilmu
dasar kimia, yang pertama harus diperhatikan adalah bagaimana sifat dan
karakteristik bahan kimia itu sendiri. Hal tersebut berguna untuk keamanan dasar
sebelum memakai bahan kimia itu senidiri. Karena dalam hal tersebut ada beberapa
bahan kimia yang memiliki sifat keras dan berbahaya. 2

1
Regina Tutik Padmaningrum, ”PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM KIMIA”. Jurusan
Pendidikan Kimia, FMIPA UNY. Hlm. 1
2
Nur Afika Cahya.”Pengertian Bahan Kimia, contoh, manfaat, dan bahayanya”. 3 November 2021
- https://www.pinhome.id/blog/pengertian-bahan-kimia-dan-contoh-bahan-kimia/ (diakses pada
tanggal 09 Mei 2022 pukul 11.29)

2
Partikel kimia dikelompokkan menjadi atom, molekul, dan ion. Atom
merupakan partikel terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur
tersebut. Molekul adalah bagian terkecil dari suatu senyawa kimia murni yang
masih mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Ion merupakan atom atau
gugus atom yang bermuatan listrik. 3
A. Simbol Bahan Kimia Berbahaya
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Simbol bahan kimia ini adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
kesehatan manusia dan dapat menyebabkan kematian. Apabila terserap
atau tertelan baik melewati pernafasan atau kontak lewat kulit. Contoh
bahan kimia beracun seperti : merkuri klorida, kalium sianida, arsen
triklorida, hidrogen sulfida, metanol.

2. Bahan Kimia Korosif (Corrosife)


Bahan Kimia Korosif adalah bahan reaksi kimia yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada benda-benda lainya. Contoh bahan
kimia korosif seperti: Asam Sulfat, asam Klorida, asam asetat, asam
sitrat, amonium hidroksida, asam nitrat, kalium hidroksida, fenol, Klor,
belerang dioksida, asam klorida, asam sulfat, soda, api (NaOH) dg kadar
> 2 %.

3
Dra. Afnidar, M.Sc., “Materi dan Sifatnya, serta Kegunaan Bahan Kimia dalam Kehidupan”.
Materi Kurikuler Kimia SMP dan SMA. Hlm. 16

3
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) A
Flammable A adalah bahan kimia yang gampang bereaksi dengan
oksigen, sehingga dengan mudah dapat menimbulkan kebakaran.
Reaksi kebakaran yang sangat cepat selain itu juga dapat menimbulkan
ledakan. Contoh bahan kimia mudah terbakar seperti: alkil fosfor, fosfor
putih, hidrida, asetilen, CaC2, Ca3P2, eter, alkohol, aseton, benzena,
logam natrium.

4. Bahan Kimia Mudah Meledak (Explosive)


Bahan kimia mudah meledak adalah sebuah jenis zat padat atau cair atau
campuran dari keduanya. Karena dari reaksi kimia itu sendiri dapat
menghasilkan gas dengan jumlah dan tekanan yang sangat besar serta
suhu yang tinggi, sehingga dapat menimbulkan kerusakan
disekelilingnya. Contoh: dinamit, 2,4,6-trinitrotoluen (TNT),
2,4dinitrotoluena, dibenzoilperoksida.

5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)


Bahan kimia oksidator merupakan suatu bahan kimia yang tidak mudah
terbakar, namun tetap bisa menghasilkan oksigen. Sehingga
kemungkinan kecil juga dapat menyebabkan kebakaran. Contoh bahan
kimia oksidator seperti : Hidrogen peroksida, kalium klorat, kalium
permanganat, asam nitrat, ammonium nitrat.

4
6. Gas Bertekanan (Compressed Gassed)
Gas bertekanan yaitu gas yang ditekan misal gas cair atau gas yang
dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan itu sendiri. Contoh gas yang
bertekanan seperti: Gas yang terdapat pada jalur perpipaan.

7. Bahan Kimia Berbahaya (Harmfull)


Untuk bahan (padatan, cairan, gas) yg jika kontak / inhalasi / oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan pada tingkat tertentu. Contoh
: Piridyn, etilen glikol, diklorometan.

8. Bahan Kimia Karsinogenik


Bahan kimia karsinagenik adalah bahan kimia yang menunjukkan
paparan jangka pendek, menengah, panjang atau berulang dari bahan ini
sebabkan dari. Karsinogenik, teratogenik, mutagenik, toksisitas sistemik
thd organ spesifik, toksisitas thd sistem reproduksi, gangguan
saluranpernafasan. Contoh bahan kimia karsanigenik seperti : benzena,
benzidin, asbestos, naftilamin, senyawaan nikel, vinyl klorida, warfarin,
roaccutane.

5
9. Bahan Kimia Berbahaya Untuk Lingkungan (angerous for nvironment)
angerous for nvironment adalah bahan yang dapat merusak/
menyebabkan kematian ikan / organisme akuatik dan lainnya. Selain itu
bahan tersebut dapat merusak lapisan ozon, karena bahan tersebut
bersifat persistent di lingkungan. Contoh bahan-bahan kimia berbahaya
untuk lingkungan : Tributil timah klorida, klorofluorokarbon (CFC),
PCBs, tetraklorometan, petroleum benzene.

10. Bahan Kima Iritasi (Irritant)


Bahan kimia iritasi adalah bahan (padatan, cairan) jika kontak secara
langsung / terus menerus dengan kulit / selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi pada peradangan. Contoh bahan kimia iritasi
seperti: Ammonia, benzyl klorida, kalsium klorida, isopropilamina,
asam dan basa encer.

B. Penanganan Baahan Kimia

Bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya cidera dan iritasi pada tubuh
manusia. Dampak yang ditimbulkan jika tubuh manusia terpapar tubuh manusia

6
dapat berkisar dari iritasi kulit hingga penyakit jangka panjang. Penangan bahan
kimia merupakan suatu yang penting. dalam mencegah adanya dampak buruk
bahan kimia dalam laboratorium biasanya akan ditetapkan suatu peraturan yang
wajib ditaati oleh para laboran dan karyawan.

Kecelakaan dalam laboratorium dapat dikategorikan dalam 2 jenis. Jenis


yang pertama adalah kecelakaan kronis. Kecelakaan jenis ini merupakan
keecelakaan fatal dan paling berbahaya dan dapat menumbulkan ganguan kesehatan
secara kronis. Kecelakaan ini biasanya dapat dirasakan setelah beberapa bulan, atau
tahun setelah bekerja pada laboratorium. Salah satu contoh kecelakaan kronis
adalah penyakit leukimia yang terjadi karena menghirup uap Pb, bahkan hingga
kangker paru-paru. Selanjutnya adalah kecelakaan akut atau fatal. Kecelakaan ini
tergolong jarang terjadi jika laboran menaati prosedur dengan baik dan benar.
Kecelakaan fatal merupakan kecelakaan yang terjadi dalam penanganan bahan
kimia pada laboratorium.

Bahan kimia dalam laboratorium biasanya dapat dikenali dari label yang ada
pada keemasan bahan kimia tersebut. Beberapa cara untuk menangani bahan kimia
pada laboratorium antara lain:

1. Bahan kimia yang tergolong eksplosif atau mudah meledak dapat disimpan
pada bangunan yang terisolir dari bangunan bagunan lainnya. biasanya
dilengkapi dengan pintu tahan api.
2. Bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar dapat disimpan pada tempat
yang jauh dari sumber api.
3. Bahan kiia yang mudah menguap dan memiliki tekanan yang tinggi harus
dilindungi dari sinar cahaya matahari, serta memiliki ventilasi udara yang baik.
4. Bahan-bahan oksidator tidak boleh ditempatkan dengan bahan yang mudah
terbakar (bahan organik dan pereduksi). Ventilasi udara dalam ruangan juga
harus diperhatikan.
5. Bahan yang bersifat korosif dapat ditempatkan pada tempat kering, yang
suhunya rendah dan tidak pada titik bekunya.
6. Bahan yang mudah bereaksi dengan air dapat ditempatkan pada tempat yang
jauh dari sumber air.

7
7. Bahan kimia yang mudah terurai dan dapat memtuh racun dapat disimpat pada
suhu ruangan yang sesuai dan dengan memperhatikan tingkat kelembaban.
C. Peralatan Gelas Laboratorium

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun


pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Untuk mengendalikan segala
macam kegiatan yang ada di dalamnya, suatu laboratorium biasanya dilengkapi dengan
suatu tata tertib, yang harus diikuti untuk menjaga keselamatan dari para pekerja
laboratorium.
Banyak hal yang dilakukan dilaboratorium kimia seperti pratikum, percobaan
sederhana dan percobaan kimia. Dalam melakukan kegiatan tersebut, pratikum sebenernya
diharuskan untuk mengetahui hal- hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keselamatan
diri saat percobaan berlangsung. Praktikum juga diharuskan sudah mengetahui berbagai
jenis dan fungsi peralatan yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pratikum.
Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Kerapian
hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang permanen
seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera
dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan di
sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air.4
Alat – alat yang digunakan di dalam laboratorium ada bermacam – macam dan
dibedakan berdasarkan jenisnya. Salah satu dari sekian jenis peralatan yang ada dalam
laboratorium adalah alat – alat gelas.
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan
anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi benda padat.
Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya. Ada beberapa
jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat dan gelas leburan silika. Alat
gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware) umumnya merupakan gelas
borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas tinggi, borong oksida.
Aluminium oksida dan natrium oksida.
Selain itu gelas borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok
digunakan sebagai alat gelas laboratorium. Sebelum mulai melakukan praktikum di
laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan

4
https://pdfcoffee.com/makalah-alat-gelas-9-pdf-free.html

8
dasar yang biasa di gunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di
laboratorium.5
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat
melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya
jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan
alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut
dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir
sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh
akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. 6
D. Jenis-Jenis Peralatan Gelas

1. Gelas Ukur

Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai
dari volume 10mL hingga 2L. Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari
bahan plastik (polipropilen) yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar,
sebagai kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur. Untuk dimensinya ukuran paling
kecil adalah 10 ml,25 ml , 50 ml dan ukuran yang besar adalah 1 liter, 2 liter. Cara
perawatannya adalah memperhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai
larutan nya mengalir pada tepi gelas ukur.

5
https://pdfcookie.com/download/makalah-alat-gelas-3ld09d3pye24
6
http://rezer-adt.blogspot.com/2013/07/alat-alat-gelas-dolaboratorium_7.html?m=1

9
2. Gelas Beker

Fungsinya adalah untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak
membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi, sebagai wadah untuk menyimpan dan
membuat larutan, sebagai wadah untuk memanaskan bahan diatas hot plate, khusus
untuk beker glass yang terbuat dari kaca borosilat, gelas Beaker biasa digunakan
untuk tempat mencampur, memanaskan cairan, mereaksikan bahan, dan membawa
sampel cair atau padat, gelas beaker juga digunakan untuk menampung cairan
titrasi dan filtrat hasil penyaring. Terdapat beberapa ukuran untuk gelas ini, mulai
dari 50 ml hingga 2 liter. Cara perawatannya adalah dengan menggunakan lap halus
saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik , merendam beaker gelas dalam
aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.

3. Pengaduk gelas

Fungsinya adalah untuk mengaduk suatu larutan. Selain itu batang pengaduk
juga dapat digunakan untuk membantu dekantasi larutan, menginduksi kristalisasi
dan memecahkan emulsi pada ekstraksi. Batang pengaduk umumnya bergaris tengah
2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm. Dalam mengaduk tidak
bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah tidak pecah.

10
4. Corong

Berfungsi sebagai alat bantu untuk memindah / memasukkan larutan ke


wadah / tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan kecil, sebagai
alat bantu dalam melakukan penyaringan, yaitu sebagai tempat meletakkan kertas
saring, corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan air satu tempat
ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas
saring pada bagian atas, untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.

Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah 35 – 300
mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek. Saat
menuangkan larutan ke corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut wadah
usahakan menjauh sedikit.

5. Erlenmeyer

Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan


pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya.
Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan
lemah hingga sedang. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume

11
dari 25 – 2000 mL. Cara perawatannya adalah dengan menggunakan lap halus saat
mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.

6. Tabung reaksi

Untuk mencampur, menampung dan memanaskan bahan-bahan kimia cair


atau padat, utamanya untuk uji kualitatif. Selain berukuran kecil ada juga Tabung
reaksi yang memiliki ukuran besar. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan
atas diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter antara 70 –
200 mm. Cara perawatannya adalah membawa serta dengan rak tabung sesuai
dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh. Gunakan penjepit Tabung saat akan
melakukan pemanasan

7. Gelas arloji

Penutup gelas kimia ketika tengah proses pemanasan sampel (penguapan).


Sebaga tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator. Sebagai tempat benda
yang tengah berada dalam proses pengamatan dan Sebagai tempat untuk
menyimpan bahan yang akan ditimbang. Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai

12
diameter yang bervariasi antara 30 – 200 mm. Berhati – hati saat menempatkan
wadah agar tidak pecah.

8. Pipet tetes

Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi
dengan karet penghisapnya. Berfungsi untuk memindahkan larutan dari satu wadah
ke wadah lainnya. Hal ini dikarenakan bentuk dari pipet ini yang berupa pipa kecil
yang ditutupi dengan karet di bagian atasnya.

9. Pipet ukur

Mempunyai kapasitas 0,01 – 50 mL dilengkapi dengan pembagian skala


pada dinding pipet 0,001 – 0,5 mL. berfungsi untuk mengambil, memindahkan atau
memipet sejumlah volume secara tidak teliti. Tidak menggoyangkan pipet untuk
mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau
menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun. Penghisapan
larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah,
agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet

13
10. Buret

Buret mikro (volume 0,02 mL hingga 10 mL), buret semi mikro volume
0,05 mL hingga 25 mL), buret makro (volume 0,1 mL hingga 50 mL). Berfungsi
untuk titrasi dengan presisi tinggi, atau bisa juga untuk mengukur volume suatu
larutan. Alat yang dilengkapi dengan skala pada sisi luarnya ini memang dirancang
dengan ketelitian yang sangat tinggi, sehingga cocok digunakan untuk keperluan
analisis volumetrik kuantitatif. Cara perawatannya adalah dengan cuci dengan air
sabun panas, bilas dengan air keran, kemudian bilas 3-4 kali dengan air deionisasi.
Pastikan pembilasan harus bersih. Burets harus benar-benar bersih jika akan
digunakan untuk praktek analisa kuantitatif.

11. Labu destilasi

Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang


kira-kira 6 mm. Berfungsi untuk memisahkan suatu larutan ke dalam masing
masing komponennya. Bisa juga didefinisikan sebagai suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan dan volatilitas atau kemudahan
menguap. Simpan ditempat yang aman agar tidak pecah

14
12. Desikator

Berfungsi untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya; krus


porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang. Mengeringkan
bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus diliindungi terhadap pengaruh
kelembapan udara. Ukuran : 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml. Buka tutup desikator
dengan cara menggesernya, gunakan satu tangan untuk memegang bagian bawah
desiktor tersebut (hindari mengangkat tutup untuk membuka desikator tersebut).
Pastikan dalam tutup desikator tersebut diberi vaselin secara merata. Jika silika gel
sudah mengalami perubahan warna dari aslinya (jenuh dengan air), keringkan
dengan menggunakan oven pada suhu 105 derajat selama beberapa jam, atau ganti
dengan silika gel yang baru jika perlu

13. Bunsen

Burner Teclu D 16 x H 170 (mm). Berfungsi untuk pemanasan, pembakaran


dan sterilisasi jarum osi atau lainnya. Pembakar bunsen menghasilkan nyala api gas
tunggal terbuka. dan secara maan membakar gas yang mudah terbakar seperti gas
alam dan bahan bakar gas cair semisal, propana dan butana atau campuran
keduanya. Cara perawatannya adalah letakan ditempat yang aman jauh dari sumber
api.

15
14. Botol reagen

Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-
transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal dengan
kapasitas 50–10.000 mL dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca
asah.Berfungsi untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan
untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin. Cara perawatnnya adalah
khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam.Pasang tutup
botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.

15. Labu ukur

Tersedia dalam berbagai ukuran : 25ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000
ml, 2000 ml. Berfungsi untuk mengencerkan larutan dengan volume tertentu,
dimana alat ini mempunyai ketelitian lebih tinggi dari pada gelas ukur dan gelas
beker. Tidak boleh dipanaskan. Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.

16
16. Cawan patri

Sebagai wadah menimbang ,menyimpan bahan kimia,membantu


menumbuhkan mikroba pada analisa mikrobiologi. Cawan petri tersedia dalam
berbagai macam ukuran yaitu berdiameter 5 cm, 8 cm ,9 cm 15 cm. Cawan
berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15, sebanyak 20 ml,
sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Cara Perawatan Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di
dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan, setelah kering
dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi dengan oven

17. Kaca pembesar/lup

Ukuran lup 50mm, 60mm, 75mm, 90mm, dan 100mm. Fungsi lup adalah
untuk memudahkan para peneliti melihat suatu objek menjadi terlihat lebih besar
dari ukuran yang dimilikinya. Simpan ditempat yang aman karena barang ini mudah
pecah.

18. Termometer

17
Yang paling umum dipakai adalah termometer air raksa. Air raksa digunakan
di termometer karena mempunyai fase pemuaian yang teratur bertepatan dengan
suhu di sekitarnya. Titik beku air raksa juga sangat rendah, sekitar -39°C, sedang
titik didihnya tinggi, mencapai 357°C. Fungsi termometer laboratorium biasanya
digunakan untuk mengukur suhu saat riset, percobaan, praktikum atau penelitian.
Contoh Penggunaannya seperti mengukur titik didih dan beku pelarut, titik bawah
dan titik atas zat, mengukur kalor reaksi, mengukur perpindahan panas larutan
sebelum dan sesudah, mengukur suhu asam-basa, dan lain- lainnya. Sebelum kita
menggunakan termometer, pastikan termometer telah bersih dari zat kimia lain.
Untuk menggunakan termometer posisikan termometer untuk bagian ujung bawah
supaya tidak menyentuh dasar dari wadah zat yang kita gunakan. Semisal kita
mengukur suhu zat cair dalam gelas beaker, pastikan ujung bawah atau sensor dari
termometer tidak menyentuh dasar dari gelas beaker

19. Enkas

Panjang 100cm, lebar 60cm, tinggi 80cm. Sebagai tempat mengisolasi mikroba dari
luar lingkungan. Prinsip kerja : dengan pengerjaan sampel secara aseptis dan
menekan udara bebas

20. Gelas benda dan gelas penutup

18
Gelas benda 25,4x 76,2 mm, ketebalan 1mm – 1,2 mm. Gelas penutup 22
mm x 22mm x 0,16 mm. Pembuatan sediaan atau preparat (bahan atau sampel).
Harus steril dan digunakan secara disposibble.

21. Labu kjehldahl

Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL. Digunakan


untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula digunakan sebagai labu destilasi
pada hasil destruksi protein. Saat memasangkan labu pada mulut penampung uap
harus rapat agar uap asam tidak menyebar saat melakukan proses destruksi.

22. Pipet Volume

Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5–100 mL.
untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat dan sesuai dengan label yang
tertera pada bagian yang menggelembung tersebut. Cara perwatannya dengan tidak
menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet,
tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipa pada dinding dalam dari
wadah sebanyak 3x. Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan
beracun. Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

19
20
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laboratorium kimia merupakan tempat untuk melakukan kegiatan


praktikum, eksperimen, penelitian, dan pembelajaran. Praktikan dan peneliti di
dalam menjalankan pekerjaan mereka, kontak dengan bahan kimia baik
langsung maupun tidak langsung akan sering terjadi bahkan mungkin
berlangsung secara rutin. Kita ketahui bahwa bahan kimia secara umum
memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya terhadap kesehatan pelaku
maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan seperti kebakaran.
Pengertian Bahan Kimia adalah segala sesuatu baik yang bisa dihirup,
dilihat, dan disentuh semua itu tentunya berasan dan tersusun dari bahan kimia.
Bahan kimia merupakan sebuah zat murni atau bisa juga campuran yang terdiri
dari beragam elemen-elemen kimiawi
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan
anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi benda
padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya. Ada
beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat dan gelas leburan
silika. Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware) umumnya
merupakan gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas
tinggi, borong oksida. Aluminium oksida dan natrium oksida. Selain itu gelas
borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai
alat gelas laboratorium. Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium,
praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang
biasa di gunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di laboratorium
B. Saran

Pengunaan peralatan dalam laboratorium memerlukan pengetahuan


khusus. Peralatan dan bahan pada laboratorium memiliki penanganan yang
sesuai dengan karakteristik bahan dan alat tersebut. Dengan mempelajari bahan
kimia, penanganan, peralatan gelas dan jenisnya penulis perbaharap pembaca
dapat mengambil pelajran sehingga dapat diterapkan dalam kegiatan pada
laboratorium.

21
DAFTAR PUSTAKA
www.chemtrec.com. 2020. 10 Aturan Dasar untuk Menangani Bahan
Berbahaya dengan Aman. https://www.chemtrec.com/id/resources/blog/10-basic-
rules-safely-handling-hazardous-materials (diakses pada hari senin 11 Mei 2022
pukul 11.00)
Azkarm, Surayah. Pengenalan Beberapa Bahan Kimia Berbahaya Dan
Cara Penanganannya. Lokakarya Fungsional Non Peneliti.

Afnidar. Materi dan Sifatnya, serta Kegunaan Bahan Kimia dalam


Kehidupan. Materi Kurikuler Kimia SMP dan SMA.

Padmaningrum, Regina Tutik. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia”.


Jurusan Pendidikan Kimia. FMIPA UNY.

Cahya, Nur Afika. 2021. Pengertian Bahan Kimia, Contoh, Manfaat, Dan
Bahayanya. https://www.pinhome.id/blog/pengertian-bahan-kimia-dan-contoh-
bahan-kimia/ (diakses pada tanggal 09 Mei 2022 pukul 11.29)

https://pdfcoffee.com/makalah-alat-gelas-9-pdf-free.html
https://pdfcookie.com/download/makalah-alat-gelas-3ld09d3pye24
http://rezer-adt.blogspot.com/2013/07/alat-alat-gelas-dolaboratorium_7.html?m=1
https://www.academia.edu/44774586/_PENGENALAN_ALAT_GELAS_DI_LA
BORATORIUM_

22

Anda mungkin juga menyukai