TOKSIKOLOGI KLINIK
Panduan Praktikum Toksikologi Klinik adalah petunjuk tata laksana praktikum yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa Stikes Nasional Prodi DIII Analis Kesehatan. Diktat ini bukan
merupakan referensi yang dapat dijadikan salah satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun
laporan, dengan demikian praktikan diharapkan tetap untuk mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan materi Toksikologi Klinik lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat
pemahaman materi praktikum.
Praktikum Toksikologi Klinik yang akan dilakukan merupakan pemeriksaan kualitatif yang terdiri
dari dua bagian, yaitu pemeriksaan obat-obatan dan pemeriksaan bahan makanan minuman
berbahaya.
Modul praktikum ini merupakan pengembangan dari modul sebelumnya, terdapat perubahan isi
yaitu materi dan prosedur praktikum yang disesuaikan dengan ketersediaan alat dan bahan yang ada
di laboratorium.Semoga Modul Praktikum Toksikologi klinik ini bermanfaat bagi para mahasiswa.
Sebagai penutup, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan modul praktikum ini.
KATA PENGANTAR....................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................3
PENDAHULUAN PRAKTIKUM ...............................................4
FORMAT LAPORAN SEMENTARA ..........................................6
FORMAT LAPORAN RESMI .....................................................7
PENDAHULUAN TOKSIKOLOGI ............................................8
SALISILAT ...................................................................................19
BARBITURAT...............................................................................20
COFFEIN ......................................................................................21
PAPAVERIN..................................................................................22
DIAZEPAM...................................................................................23
ZAT X............................................................................................24
RAKSA .........................................................................................25
ALKOHOL ...................................................................................26
PEMERIKSAAN RESIDU PESTISIDA ......................................29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 32
A. Pengenalan Bahan
Pengetahuan sifat bahan merupakan keharusan sebelum melakukan praktikum di
laboratorium.Sifat bahan kimia secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety
Data Sheet (MSDS) di dalam buku, CD, atau melalui internet.Peraturan pelabelan bahan kimia
diperlukan, khususnya pada bahan yang tergolong hazardous chemicals atau bahan berbahaya
dan beracun (B3). Mahasiswa dapat mengenali informasi nama, komposisi bahan, struktur,
sifat fisik, sifat kimia, penyimpanan dan transportasi, bahaya kesehatan, pertolongan pertama
pada kecelakaan akibat terkena bahan kimia, pengolahan bahan kimia, bahaya kebakaran,
teknik pemadaman yang diperlukan, dll
Simbol-simbol bahan berbahaya dan beracun (B3)
Akan tetapi banyak mahasiswa melakukan praktek di laboratorium tidak pernah memperhatikan
resiko yang terjadi di laboratorium.Hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan dan kesadaran
tentang resiko atau bahaya bekerja di laboratorium.
LAPORAN SEMENTARA
Sampel :
No Sampel :1
Percobaan : Uji Fraksi A (salisilat) pada urine
Prinsip : Penyarian Fraksi A
Hasil :
Surakarta, …. ………………………2017
TTD MAHASISWA TTD DOSEN
(............................................) (.....................................)
B. Pembahasan
1. Membahas tentang cara prosedur uji, kegunaan bahan dan reagen, tentang cara uji yang
dilakukan, reaksi kimia dalam cara uji tsb, dll
2. Membahas tentang hubungan zat yang diteliti dengan kesehatan (bisa berkaitan dengan
struktur kimia obat, Lethal Dose 50, Efek Toksik, Reaksi kimia, dll)
3. Penilaian berdasarkan keakuratan sumber pustaka dan hubungan pembahasan dengan
pemeriksaan
C. Kesimpulan
Pada sampe No. 1 mengandung ... dengan hasil positif pada tes A dan B
D. Daftar Pustaka
1. Penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan aturan pada Buku Panduan KTI STIKES
Nasional
2. Pemilihan pustaka yang relevan dan akurat (misal jurnal ilmiah / penelitian, buku teks)
KOREKTOR PRAKTIKAN
TTD TTD
(......................) (......................)
Toksikologi Klinik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang racun dan mekanisme
penyebarannya. Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut,
hidung (inhalasi), suntikan, dan absorpsi melalui kulit, atau digunakan terhadap organisme hidup
dengan dosis yang relative kecil akan merusak kehidupan atau menganggu serius fungsi satu atau
lebih organ atau jaringan (Mc Graw Hill – Nursing Dictionary).
B. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan toksikologi dapat dilakukan pada probandus hidup dan
mati, sbb :
1. Probandus hidup
- Sampel darah
- Urin
- Bilasan lambung
2. Probandus mati
- Lambung dan isinya
- Usus dan isinya
- Darah
- Hati
- Ginjal
- Otak
- Urine
- Empedu
IDENTIFIKASI RACUN
Identifikasi racun merupakan usaha untuk mengetahui identitas bahan, zat, atau obat yang diduga
sebagai penyebab terjadinya keracunan, sehingga dapat segera dilakukan tindakan penanggulangan.
1. Tindakan Pendahuluan
Sebelum dilakukan pemeriksaan secara kimia, perlu dilakukan tindakan pendahuluan yang akan
mendukung tindakan selanjutnya, antara lain :
a. Teliti label atau etiket/wadah bahan, zat atau obat yang ditemukan. Melalui informasi yang
telah diperoleh, kita dapat melakukan dugaan keracunan yang dialami oleh korban.
b. Mengetahui jangka waktu keracunan dan bentuk racun, dengan demikian dapat diperoleh
informasi tentang keberadaan racun, apakah racun masih di lambung? sudah sampai di
usus? atau sudah memasuki peredaran darah?
c. Melakukan pemeriksaan fisik racun dengan cara, sbb :
- memperhatikan warna
- mengenali bau spesifik dari bahan atau zat yang diperiksa.
- memeriksa pH dengan kertas lakmus
Sari eter disari dengan NaHCO3 jenuh Sari aquades + ammonia sampai
pH 8 , disari dengankloroform
Residu mengandung
Petunjuk
obat netral (Fraksi C) Praktikum Toksikologi Klinik DIII AK 10
Gambar 1. Skema Penyarian Obat dan Racun pada
Sampel Urine dan Isi Lambung Metode Stas-Otto
KERACUNAN OBAT
A. Salisilat
Tes salisilat pada urine (kualitatif) :
Pada 5 mL urine yang mendidih, ditambahkan beberapa tetes FeCl3,
jika terbentuk warna ungu menandakan di dalam sampel terdapat
senyawa fenol (salisilat).
B. Barbiturat
Menambahkan reagen Millon hangat pada urine, jika dihasilkan endapan seperti gelatin, putih
berarti sampel positif barbiturat.
PENETAPAN IDENTITAS
Penetapan identitas racun secara kimia dapat dilakukan secara langsung atau jika bahan, zat, atau
obat terdapat sebagai campuran atau tercampur dalam muntahan atau isi perut, perlu dilakukan
pemisahan terlebih dahulu.Bahan, zat, atau obat yang diperiksa dapat berupa gas, caquadesan, atau
padat.
2. Reaksi Mandelin
- Teteskan 3 tetes larutan sampel atau 2 mg bahan padatan
- Tambahkan 2 tetes ammonium vanadat
- Tambahkan 2 tetes asam sulfat pekat
3. Reaksi Hoshida
- Teteskan 3 tetes larutan sampel atau 2 mg bahan padatan
- Tambahkan 2 tetes larutan ammonium moblidat
- Tambahan 2 tetes formalin 40%
5. Reaksi Marquis
6. Reaksi Wasikcy
- Teteskan 3 tetes larutan sampel atau 2 mg bahan padatan
- Tambahkan 2 tetes larutan p-dimetilamino-bezaldehid HCl (p-DAB HCl) atau
- Tambahkan 2 tetes larutan p-DAB HCl dalam etanol
- Tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat
B. Fraksi B
1. Barbiturat
- Pada 1 mL fraksi B ditambahkan 2 tetes larutan kobalt asetat 1% dalam metanol.
metanol.
- Tambahkan tetes demi tetes larutan LiOH atau Ba(OH)2.
Jika terbentuk warna biru, kemudian segera berubah menjadi biru kehijauan, selanjutnya
menjadi hijau menunjukkan adanya glutetimid.
C. Fraksi C
1. Carbomal dan senyawa brom lain
- Teteskan sedikit fraksi C pada piring porselin putih ditambahkan NaOH 5%.
- Tambahkan 2 tetes fluoresein 1%
- Tambahkan 4 tetes asam asetat glacial
- Tambahkan 4 tetes H2O2
Jika terbentuk warna merah berarti sampel positif carbomal atau senyawa broom organik
positif.
D. Fraksi D
1. Amfetamin, codein, dan morphin
a. Amfetamin (jika dugaan si penderita menggunakan dalam jumlah besar)
- Totolkan sedikit fraksi D pada kertas saring yang diresapi dengan natrium sitrat.
Jika terjadi warna jingga yang kemudian berubah menjadi coklat menandakan tes positif.
b. Codein dan Morphin
- uapkan sedikit fraksi D
Tujuan
Melakukan pengujian asam salisilat dalam sampel urine laboratorium
Prinsip
Pemisahan asam salisilat dari sampel urine dengan metode Stass Otto (Fraksi A)
Teori
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal dan turunan
dari senyawa aldehid.Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan analgetik yang
rendah.Karena timbul rangsangan pada mukosa lambung pada dosis tinggi, maka asam salisilat
hanya dipergunakan dalam bentuk garamnya.Asam salisilat dipergunakan untuk mengobati
sejumlah masalah kulit, seperti jerawat, kulit, ketombe, dan masalah kulit lainnya, bisa juga untuk
mengawetkan makanan, antiseptic, dan campuran pasta gigi, serta bahan utama aspirin.
Prosedur
A. Ekstraksi Fraksi A
B. Uji Asam Salisilat
1. Uji Jorisson
Ekstrak ditambah FeCl3 5% / 2N, jika terjadi warna ungu menunjukkan adanya salisilat
2. Uji Vitalli-Morrin
Ekstrak ditambah 1 tetes HNO3 conc kemudian dipanaskan, setelah dingin tambahkan 2
tetes aseton dan 2 tetes KOH 2N dan 2 tetes etanol, terbentuk warna kuning jika terdapat
salisilat
3. Uji Zwikker B
Ekstrak ditambah 2 tetes zwikker B, terbentuk endapan hijau jika terdapat salisilat
4. Uji Marquis
Ekstrak ditambah 2 tetes formaldehid dan 3 tetes H2SO4 p.a berlebih, terbentuk warna merah
keungguan (merah karmin) jika terdapat salisilat.
Tujuan
Melakukan pengujian barbiturat dalam sampel urine laboratorium
Prinsip
Pemisahan papaverin dari sampel urine dengan metode Stass Otto (Fraksi B)
Teori
Barbiturate merupakan obat yang berfungsi sebagai antidepresan sistem saraf pusat, memberikan
efek sedase ringan sampai anestesi total.Barbiturate juga efektif sebagai hipnotik dan memiliki
potensi kecanduan, baik fisik dan psikologis.Efek samping yang disebabkan oleh barbiturate adalah
vertigo, mual, alergi, rasa nyeri. Reaksi obat yang dihasilkan dari kombinasi barbiturate dengan
depresan lain misal etanol akan meningkatkan efek depresinya.
Prosedur
A. Ekstraksi Fraksi B
B. Uji Barbiturat
1. Uji Millon
Ekstrak ditambah 2 tetes reagen Millom terbentuk endapan putih
2. Uji Parry terbentuk warna biru
3. Uji Zwikker B terbentuk warna hijau (endapan hijau larutan biru)
4. Uji Jorisson terbentuk endapan coklat kemerahan
5. Ekstrak ditambah 2 tetes FeCl3 dan 2 tetes K4Fe(CN)6 terbentuk endapan biru dalam larutan
hijau
Tujuan
Melakukan pengujian coffein dalam sampel urine laboratorium
Prinsip
Pemisahan coffein dari sampel urine dengan metode Stass Otto (Fraksi C)
Teori
Kafein adalah senyawa alkoid xantina berbentuk Kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat
perangsang psioaktif dan diuretic ringan. Teh mengandung kadar kafein yang lebih tinggi daripada
kopi, namun umunya tek disajikan dalam kadar sajian yang jauh lebih rendah. Minuman ringan
biasanya mengandung 10-50 mg kafein per sajian. Konsumsi kafein secara berkelanjutan akan
menyebabkan tubuh keracunan kafein, dengan gejala keresahan, insomnia, dieresis (pada kadar
minimal 250 mg kafein). Jika lebih dari 1 g kafein dikonsumsi dalam 1 hari, menyebabkan gejala
kejang otot dan gejolak psikomotor. Selain itu, peran kafein dapat dilakukan dengan cara
memblokir reseptor adenosine (mencegah rasa kantuk) dan membuat otak mengirimkan sinyal
kepada kelenjar adrenal ginjal untuk memproduksi lebih banyak apinefrin/adrenalin yang berperan
dalam meningkatkan kesiagaan tubuh.
Prosedur
A. Ekstraksi Fraksi C
B. Uji Coffein
1. Uji Murexide:
10 tetes ekstrak + 10 tetes H2O2 + 10 tetes HCl conc (pada cawan penguap) dipanaskan
sampai kering jika (+) terbentuk warna kuning merah + NH4OH conc terbentuk merah
violet.
2. Uji Kalium Ferosianat
Ekstrak ditambah 2 tetes K4Fe(CN)6 terbentuk warna kuning
3. Uji Parry
Ekstrak ditambah 2 tetes reagen Parry terbentuk larutan biru kehijauan
4. Uji Mayer
Ekstrak ditambah 2 tetes reagen Mayer terbentuk putih kekuningan
5. Ekstrak ditambah 2 tetes NaOH 2N dan 2 tetes AgNO3 2N terbentuk endapan hitam
6. Uji Jorison terbentuk endapan oranye
7. Uji Zwikker B: 10 tetes ekstrak+ 10 tetes Cobalt nitrat + sepucuk sendok Na2B4O7 atau 2
tetes NH4OH conc terbentuk endapan biru violet
8. Uji Marquis terbentuk cincin coklat
Tujuan
Melakukan pengujian papaverin dalam sampel urine laboratorium
Prinsip
Pemisahan papaverin dari sampel urine dengan metode Stass Otto (Fraksi D)
Teori
Papaverin adalah opium alkaloid obat antispasmodic digunakan dalam pengobatan kejang visceral,
dan kadang-kdang pada pengobatan disfungsi ereksi. Efrek samping yang disebabkan oleh
papaverin antara lain sembelit,tingkat transaminase meningkat, peningkatan kadar alkali
phospatase, mengantuk, dan vertigo.
Prosedur
A. Ekstraksi Fraksi D
B. Uji Papaverin
1. Uji Marquis terbentuk cincin ungu
2. Uji Mayer terbentuk larutan kuning
3. Ekstrak ditambah 2 tetes DAB HCl ditambah 2 tetes H2SO4 p.a terbentuk endapan oranye
4. Ekstrak ditambah 2 tetes larutan K4Fe(CN)6 ditambah 2 tetes FeCl3 terbentuk endapan biru
tua dalam larutan hijau
5. Uji Jorisson terbentuk endapan kuning
6. Uji Zwikker B tidak ada perbahan (terbentuk larutan biru seperti warna reagen)
7. Uji Parry tidak ada perubahan (larutan merah muda seperti warna reagen)
8. Ekstrak ditambah 2 tetes NaOH ditambah 2 tetes AgNO3 terbentuk endapan hitam
Tujuan
Melakukan pengujian diazepam dalam sampel urine laboratorium
Prinsip
Pemisahan diazepam dari sampel urine dengan metode Stass Otto (Fraksi D)
Teori
Diazepam merupakan golongan benzodiazepam dan obat anti cemas.Diazepam bekerja dengan efek
GABA (gamma aminobutyric acid) di otak.GABA adalah neurotransmitter, suatu senyawa yang
digunakan oleh syaraf untuk saling komunikasi) yang menghambat aktifitas di otak, sehingga dapat
menghambat kecemasan dan gangguan jiwa lainnya. Efek samping diazepam yaitu mengantuk,
ataksia (kehilangan keseimbangan), kejang otot, konstipasi (susah buang air besar), anokresia
(kehilangan nafsu makan). Diazepam berbahaya bila dikonsumsi oleh ibu hamil karena diazepam
dapat diekskresikan melalui air susu dan menembus barier plasenta. Di dalam tubuh embrio bahan
metabolit tersebut berpotensi menginhibisi neuron dan meningkatkan pH di dalam sel sehingga
bersifat toksik.
Prosedur
A. Ekstraksi Fraksi D
B. Uji Diazepam
1. Uji Marquis terbentuk larutan kuning
2. Ekstrak ditambah 2 tetes reagen Dragendrof terbentuk warna merah
3. Uji Parry terbentuk larutan merah muda
4. Uji Zwikker B terbentuk endapan hijau dalam larutan biru
5. Ekstrak ditambah 2 tetes K4Fe(CN)6 terbentuk larutan kuning
6. Uji Jorrison terbentuk endapan oranye
7. Ekstrak ditambah 2 tetes FeCl3 2N ditambah 2 tetes K4Fe(CN)6 terbentuk larutan biru
kehijauan
8. Uji Mayer terbentuk lautan putih kekuningan
9. Ekstrak ditambah 2 tetes NaOH 2N ditambah 2 tetes AgNO3 terbentuk endapan hitam.
Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan zat yang terdapat dalam sampel urine
Prinsip
Ekstraksi sampel dilakukan dengan Metode Stass Otto
Prosedur
1. Mahasiswa memeriksa kelengkapan alat
2. Mahasiswa mengambil sampel secara acak
3. Mahasiswa mengidentifikasi warna, bau, dan bentuk sampel
4. Mahasiswa melakukan ektraksi Stass-Otto (diharapkan menandai setiap tabung sisa ektraksi
dengan tepat dan cermat, sehingga dapat memperoleh ekstrak Fraksi A, B, C, dan D
sekaligus, dan pemeriksaan menjadi lebih cepat)
5. Mahasiswa menguji hasil ekstraksi berdasarkan hasil perkiraan mahasiswa ybs tentang zat
yang terdapat dalam sampel.
6. Mahasiswa menuliskan hasil pemeriksaan zat X pada laporan uji zat X (sesuai format)
7. Mahasiswa mengumpulkan hasil laporan
Catatan :
1. Pemeriksaan zat X dilakukan selama 60 menit, termasuk membuat dan mengumpulkan
laporan
2. Selama waktu pemeriksaan mahasiswa diperbolehkan mengulang kembali pemeriksaan
(jika mengumpulkan laporan 15 menit sebelum batas akhir)
3. Penilaian
a. Kesimpulan Zat X pada pengumpulan laporan langsung, hasil benar, nilai 100
b. Kesimpulan Zat X pada pengumpulan laporan sampai batas waktu pemeriksaan,
hasil salah, nilai 40
c. Kesimpulan Zat X, pada pengumpulan laporan pemeriksaan kedua, hasil benar, nilai
70
Tujuan
Untuk mengetahui kandungan raksa pada daging/ ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Prinsip
Mengidentifikasi kandungan raksa secara kualitatif
Teori
Raksa (nama lama: air raksa) atau merkuri atau hydrargyrum (bahasa Latin: Hydrargyrum,
air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80.
Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang
melewati deposit Hg. Apabila masuk ke dalam perairan, merkuri mudah ber-ikatan dengan klor
yang ada dalam air laut dan membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk ini, Hg mudah masuk ke dalam
plankton dan bisa berpindah ke biota laut lain. Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat
kontak kulit, makanan, minuman, dan pernapasan. Toksisitas kronis berupa gangguan sistem
pencernaan dan sistem saraf atau gingvitis. Akumulasi Hg dalam tubuh dapat
menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia ringan,
dilanjutkan dengan gangguan susunan saraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala pertama
adalah parestesia, ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian. Wanita hamil yang terpapar
alkil merkuri bisa menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada
bayi yang dilahirkan.
Prosedur
Destruksi sampel :
1. sampel dihaluskan kemudian ditimbang seksama 25 gram.
2. sampel dimasukkan kedalam labu alas bulat 500 ml
4. tambahkan 10 ml HNO3 65%, 10 ml HClO4 70-72 % , 25 ml H2SO4 pekat secara perlahan
melalui dinding labu kemudian ditambah 5 ml aquadest.
5. labu dihubungkan dengan pendingin
6. panaskan labu diatas hot plate pada suhu 100⁰C selama 2 jam
7. biarkan labu menjadi dingin pada suhu kamar.
8. Hasil destruksi dipindahkan kedalam labu 250 ml ad aquadest sampai tanda
9. larutan siap dipakai untuk pemeriksaan
Tes FeCl3
1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi 20 tetes sampel
2. Ditambah 5 tetes FeCl3
3. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari kuning terang menjadi hijau
hingga ungu
II. Prinsip : Pengukuran Bj pada suhu tertentu setelah destilasi alkohol ditetapkan
dengan tabel etanol pada Farmakope Indonesia
A. ALAT
Satu set alat destilasi
Klem
Statif
Pignometer
Timbangan analitis
Mortir
V. Hasil Percobaan
1. Data Penimbangan Sampel
Jawab :
: 0,9918
= 5,775 % v/v
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar residu pestisida pada buah – buahan
metode spektrofotometri UV-Vis
B. Alat dan Bahan
1. merkuri (II) tiosianat 5. asetonitril
2. merkuri (II) klorida 6. aquabides
3. besi (III) nitrat 7. HCl pekat
4. asam nitrat 70 % 8. NaCl PA
C. Prosedur pemeriksaan
1. Pembuatan larutan pereaksi
a) buat larutan merkuri (II) tiosianat (0,2 mmol/100 mL).
b) buat larutan merkuri (II) klorida (0,008 mmol/100 mL).
c) buat larutan besi (II) nitrat (2 mmol/100 mL).
Chu, T.Y., Chen, C.L., dan Wang, H.F. 2003. A Rapid Method for The Simultaneous Determination
of Preservatives in Soy Sauce. Journal of Food and Drug Analysis.Vol. 11, No. 3.Hal.246-
250.
Darbre, P.D., Aljarrah, A., Miller, W.R., Coldham, N.G., Sauer, M.J., dan Pope, G.S.
2004.Concentration of parabens in human breast tumours.Journal of Applied Toxicology
24.Hal.5-13Yuliarti, N. (2007).Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta:
Penerbit Andi. Hal.32-33.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal.
551,1061,1085.
Egan, H., Kirk, R.S., dan Sawyer R. 1981.Pearson’s Chemical Analysis of Foods. Eight Edition.
London: Longman Scientific & Technical. Hal.74-75.
Lemini, C., Jaimes, R., Avila, M.E., Franco, Y., Larrea, F. Dan Lemus A.E. .2003. In vivo and in
vitro estrogen bioactivities of alkyl parabens. Toxicology and Industrial Health 19.Hal. 78.
Soni, M.G., Taylor, S.L.,Greenberg, N.A., dan Burdock, G.A. 2002. Evaluation of The health
Aspects of Methyl Paraben: A Review of The Published Literature. Food Chemical
Toxicology.Hal. 1335.
Madania, Megawati M Martani. Analisis Logam Merkuri (Hg) pada Krim pemutih wajah merek X
dengan spektrofotometri serapan atom (SSA).
Lubis, Hayati, Chalikuddin Aman. Jurnal : Pemeriksaan Kandungan Logam Merkuri, Timbal, dan
Kadmium dalam Daging Rajungan Segar yang Berasal dari TPI Gabion Belawan Secara
Spektrofotomeri Serapan Atom.