Anda di halaman 1dari 58

PARASITOLOGI II

Winda Nashirah Ulfah Mendrofa


P3.73.34.2.18.040
Pemeriksaan protozoa darah
dan protozoa usus

01 02 03 04

Alur Cara Gambar Gambar


Pemeriksaan Pemeriksaan Protozoa Protozoa Usus
Darah
?
?
Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme bersel-tunggal
(uniseluler). Protozoa usus dapat ditemukan di feses, baik
dalam bentuk motil (trofozoit) ataupun bentuk kista. Dan
protozoa darah dapat ditemukan di darah manusia.
Protozoa memiliki sifat eukariotik, tidak mempunyai
dinding sel, heterotroph, dan juga bisa melakukan
pergerakan (motil). Protozoa sendiri melakukan
pergerakan dengan alat gerak yang dimilikinya. Ada
pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), dan flagela
(bulu cambuk). Beberapa protozoa bersifat patogenik;
protozoa lainnya tidak merugikan. Semua protozoa ini
ditemukan di seluruh dunia.
WHAT IS THIS TOPIC ABOUT?

Powor Point Animasi PARASITOLOGI II


ini bertujuan untuk memberikan
edukasi kepada teman-teman
pembaca/penonton mengenai
protozoa usus dan protozoa darah
serta pemeriksaannya.
Entamoeba histolityca
Entamoeba histolytica adalah sejenis parasit golongan protozoa usus, yang
sering hidup sebagai mikroorganisme komensal (apatogen) di jaringan usus besar
manusia, namun pada kondisi tertentu dapat berubah menjadi patogen dengan cara
membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga menimbulkan
ulserasi.
Kelainan yang ditimbulkan bervariasi tergantung lokasi dan beratnya infeksi.
Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa asimptomatik {carrier), amebiasis
intestinal ringan-berat, amebiasis ekstraintestinal (terutama di hati) dan amebiasis lain
yang lebih jarang ditemukan, misalnya amebiasis kulit, paru, otak, dan organ lainnya.
Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik secara langsung (melalui tangan),
maupun tidak langsung (melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan
tinja. Diagnosis amebiasis intestinal ditegakkan dengan menemukan amoeba baik
stadium tropozoit atau kista dalam tinja penderita, sedangkan untuk abses hati ameba
diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan organismi dari bahan aspirasi hati.
Entamoeba histolityca
Ukuran Bentuk Motilitas

12-35 µm (biasanya sewaktu bergerak, bergerak dalam satu arah;


seukuran 3-4 memanjang dan berubah sebuah pseudopodium
eritrosit). bentuk; sewaktu tidak mendorong ke depan dan
bergerak, berbentuk bulat. endoplasma mengalir denj;an
cukup cepat ke dalamnya.

Sitoplasma Nukleus

sitoplasma bersifat transparan tidak tampak pada bentuk motil;


(bening), berbeda dengan namun, sewaktu diwarnai dengan
endoplasma yang bertekstur granuler larutan iodin, terIihat jelas bahwa
halus (keabu-abuan) dengan lapisan nukleus memiIiki sebuah membran
hijau-kekuningan), yang dapat berisi reguler dan sebuah kariosom kecil,
vakuola. sentral, dan padat (bintik hitam, black
dot).
ALUR pemeriksaan

Pra-analitik Analitik Pasca-analitik

 Persiapan pasien
 Pengambilan Cara pemeriksaan  Pelaporan Hasil
sampel sambel yang berasal  Dokumentasi Hasil
 Penanganan dari:
sampel  Feses
 Persiapan alat
dan bahan
Sebelum mengambil melakukan Persiapan pasien
pemeriksaan, hendaknya pasien
diberitahukan bahwa dalam pemeriksaan ini
PRA-
akan membutuhkan sampel fases. Dan
diberitahukan cara mengambil sampel tsb.
ANALITIK
Penanganan sampel
1) Jangan biarkan sampel terpapar
udara tanpa penutup. 2) Jangan
menerima sempel yang tercampur urin.
3) Jangan memeriksa sampel tanpa
APD yang lengkap. 4)Periksa selalu
specimen tinja 1-4 jam setelah
Ambil kira-kira 100 g feses pengambilan. 5) Penulisan data diri
pasien, tgl pemeriksaan, dan jenis
dalam wadah yang bersih dan
pemeriksaan.
kering tanpa pengawet.
Wadah yang paling cocok,
yaitu wadah bertutup ulir
Pengambilan sampel
PRA- Persiapan alat dan bahan
ANALITIK
Alat dan bahan pewarnaan
eosin
 Mikroskop
 Kaca objek
 Rak kaca objek  Alkohol 70%
 penutup kaca objek  Iodin
 Larutan eosin 1%  Zat warna Trikrom
 Lidi  Etanol 90%
 Etanol pekat (95-100%)
 Asam alcohol 90% (99.5
ml etanol 90%: 0.5 ml
asam asetat glasial)
 Xylol
Alat dan bahan pewarnaan
trikom
ANALITIK
Pewarnaan eosin Pewarna eosin memberikan
latar belakang pink sehingga
tropozoit dan kista yang tak-
terwarnai dapat terlihat jelas.
Ambil sampel feses dengan menggunakan bagian
01 runcing pada lidi, dan letakkan pada kaca objek

Emulsikan sedikit spesimen feses dalam larutan eosin 1% di atas kaca objek.
02 Buat pulasan di atas kaca ohjek seltias Kirakira 2 cm x 1 cm.

Pulasan ditutup dengan penutup kaca objek lalu


03 letakkan di bawah mikroskop.

Gunakan objektif x 10 dan amati pulasan secara


04 sistematis untuk tropozoit dan kista yang tak-
terwarnai. Amati lebih rinci dengan objektif x 40.
Komposisi pewarna
trikom

Merah Biru dan Hijau Kuning

 Acid fuchsin  Light greeb SF  Pricric acid


 Xylidine ponceau yellowish  Orange G
 Chromotrope 2R  Fast green  Martius yellow
 Biebrich scarlet  FCF  Tartrazine
 Ponceau 6R  Methyl blue  Milling yellow
 phloxine  Water blue
ANALITIK
pewarnaan trikom
Sediaan yang berasal dari specimen faeces yang diberi
01 pengawet PVA digenangi dengan alcohol 70% + iodin,
biarkan selama 10 menit

02 Sediaan direndam dalam etanol 70% selama 5 menit

Sediaan direndam dalam etanol 70% kedua


03 selama 3 menit

04 Sediaan direndam dalam zat warna Trikrom selama 10


menit

Sediaan digenangi dengan asam alhohol 90%


05
selama 1-3 menit untuk melunturkan zat warna
yang tidak diserap
ANALITIK
pewarnaan trikom

Dibilas dengan menggenangi etanol pekat selama


06
beberapa kali

07 Rendam dalam etanol pekat selama 3 menit (diulangi 2


kali)

08 Sediaan direndam dalam Xylol selama 10 menit

09 Tutup dengan kaca penutup, beri perekat


misalnya entelan atau permount

Preparat diamati pada mikroskop dengan


10
perbesaran lensa objektif 100x.
Bentuk invasif trofozoit Bentuk non-invasif
E.histolytica trofozoit E.histolytica

PASCA-
ANALITIK
Kista E.histolytica Kista E.histolytica
inti 1 inti 4
Giardia lamblia

Giardia intestinalis (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis)


adalah protozoa parasit flagellata yang menyebabkan Giardiasis atau Lambliasis.
Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun 1681. Flagelata ini
pertama kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang memberikan nama
“intestinalis”. Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lamblia.
G.lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal
yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Bila kista matang
tertelan oleh hospes, maka akan terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasma
membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Cara infeksi
dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secara tidak langsung melalui air dan
makanan yang terkontaminasi, atau secara langsung melalui fecal-oral.
Stadium Giardia limblia ada 2, yaitu sebagai
berikut.

Stadium Trofozoit Stadium Kista

Ukuran 12-15 mikron; berbentuk


simetris bilateral seperti buah jambu Berbentuk oval berukuran 8-12
monyet yang bagian anteriornya mikron, mempunyai dinding yang
membulat dan bagian posteriornya tipis dan kuat. Sitoplasmanya
meruncing. Permukaan dorsal berbutir halus dan letaknya jelas
cembung (konveks) dan pipih, dan terpisah dari dinding kista. Kista
terdapat batil isap berbentuk seperti yang baru terbentuk mempunyai
cakram yang cekung. Ia mempunyai 2 inti; yang matang mempunyai 4
sepasang inti yang letaknya di inti, letaknya pada satu kutub.
bagian anterior, butir-butir kromatin
tersebar di plasma inti. Trofozoit ini
mempunyai 4 pasang flagel.
Alur pemeriksaan

Pra-Analitik Analitik Pasca-Analitik

 Persiapan pasien
 Pengambilan  Pelaporan Hasil
Cara pemeriksaan
sampel sambel yang  Dokumentasi Hasil
 Penanganan
berasal dari:
sampel  Feses
 Persiapan alat
dan bahan
Sebelum mengambil melakukan Persiapan pasien
pemeriksaan, hendaknya pasien
diberitahukan bahwa dalam pemeriksaan ini
PRA-
akan membutuhkan sampel fases. Dan
diberitahukan cara mengambil sampel tsb.
ANALITIK
Penanganan sampel
1) Jangan biarkan sampel terpapar
udara tanpa penutup. 2) Jangan
menerima sempel yang tercampur urin.
3) Jangan memeriksa sampel tanpa
APD yang lengkap. 4)Periksa selalu
spesimen tinja 1-4 jam setelah
Ambil kira-kira 100 g feses pengambilan. 5) Penulisan data diri
dalam wadah yang bersih dan pasien, tgl pemeriksaan, dan jenis
kering tanpa pengawet. pemeriksaan.
Wadah yang paling cocok,
yaitu wadah bertutup ulir
Pengambilan sampel
PRA- Persiapan alat dan bahan
ANALITIK
Alat dan bahan pewarnaan
eosin
 Mikroskop
 Kaca objek
 Rak kaca objek  Alkohol 70%
 Penutup kaca objek  Iodin
 Larutan eosin 1%  Zat warna Trikrom
 Lidi steril  Etanol 90%
 Etanol pekat (95-100%)
 Asam alcohol 90% (99.5
ml etanol 90%: 0.5 ml
asam asetat glasial)
 Xylol
Alat dan bahan pewarnaan
trikom
ANALITIK
Pewarnaan eosin Pewarna eosin memberikan
latar belakang pink sehingga
tropozoit dan kista yang tak-
terwarnai dapat terlihat jelas.
Ambil sampel feses dengan menggunakan bagian
01 runcing pada lidi, dan letakkan pada kaca objek

Emulsikan sedikit spesimen feses dalam larutan eosin 1% di atas kaca objek.
02 Buat pulasan di atas kaca objek kira-kira 2 cm x 1 cm.

Pulasan ditutup dengan penutup kaca objek lalu


03 letakkan di bawah mikroskop.

Gunakan objektif x 10 dan amati pulasan secara


04 sistematis untuk tropozoit dan kista yang tak-
terwarnai. Amati lebih rinci dengan objektif x 40.
ANALITIK
pewarnaan trikom
Sediaan yang berasal dari spesiemen feses yang diberi
01 pengawet PVA digenangi dengan alcohol 70% + iodin,
biarkan selama 10 menit

02 Sediaan direndam dalam etanol 70% selama 5 menit

Sediaan direndam dalam etanol 70% kedua


03 selama 3 menit

04 Sediaan direndam dalam zat warna Trikrom selama 10


menit

Sediaan digenangi dengan asam alhohol 90%


05
selama 1-3 menit untuk melunturkan zat warna
yang tidak diserap
ANALITIK
pewarnaan trikom

Dibilas dengan menggenangi menggunakan etanol pekat


06
selama beberapa kali

07 Rendam dalam etanol pekat selama 3 menit (diulangi 2


kali)

08 Sediaan direndam dalam Xylol selama 10 menit

09 Tutup dengan kaca penutup, beri perekat


misalnya entelan atau permount

Preparat diamati pada mikroskop dengan


10
perbesaran lensa objektif 100x.
Trofozoit Kista Giardia
Giardia lamblia lamblia

PASCA-
ANALITIK
Blastocystis hominis
Blastocystis sp. merupakan protozoa usus yang paling umum
ditemukan dalam feses manusia dan dianggap sebagai parasit dengan
distribusi yang luas di seluruh dunia.
Infeksi Blastocystis sp. pada manusia disebut dengan Blastocystosis.
Blastocystis hominis (B. hominis) adalah penyakit water-borne dan ditularkan
oleh kista melalui jalur oral-fekal. Patogenesis pada manusia masih belum
jelas karena infeksi B. hominis bisa menimbulkan gejala atau tanpa gejala.
The Panamerican Health Organization mengakui bahwa B. hominis
merupakan parasit usus yang dapat menyebabkan diare dan manifestasi
gastrointestinal seperti nyeri perut, muntah dan perut kembung
Stadium Blastocystis hominis ada 2, yaitu
sebagai berikut.

Stadium
multivakuolar dan
avakuolar
 Terdiri dari 1-2 inti
Stadium Kista Ameboid
 Bentuk sangat
 Ukuran: 6-40 µm
Stadium Vakuolar dan  Berdinding tebal jarang
granular  Pseudopodia
 Terdiri dari banyak
sering melekat
 Bentuk: bulat vakuola
 Mengandung satu
vakuola besar
 Inti: beberapa-4 inti
 Sel granular
mengandung banyak
butiran kecil di
sitoplasma
Alur pemeriksaan

Pra-Analitik Analitik Pasca-Analitik

 Persiapan pasien
 Pengambilan Cara pemeriksaan  Pelaporan Hasil
sampel sambel yang  Dokumentasi Hasil
 Penanganan berasal dari:
sampel  Feses
 Persiapan alat
dan bahan
Sebelum mengambil melakukan Persiapan pasien
pemeriksaan, hendaknya pasien PRA-
diberitahukan bahwa dalam pemeriksaan ini
akan membutuhkan sampel fases. Dan ANALITIK
diberitahukan cara mengambil sampel tsb.

Penanganan sampel

1) Jangan biarkan sampel terpapar


udara tanpa penutup. 2) Jangan
menerima sempel yang tercampur urin.
3) Jangan memeriksa sampel tanpa
APD yang lengkap. 4)Periksa selalu
specimen tinja 1-4 jam setelah
Ambil kira-kira 100 g feses
pengambilan. 5) Penulisan data diri
dalam wadah yang bersih dan
pasien, tgl pemeriksaan, dan jenis
kering tanpa pengawet.
pemeriksaan.
Wadah yang paling cocok,
yaitu wadah bertutup ulir
Pengambilan sampel
PRA-
ANALITIK
Persiapan alat
dan bahan

 Alkohol 70%
 Iodin
 Zat warna Trikrom
 Etanol 90%
 Etanol pekat (95-100%)
 Asam alcohol 90% (99.5
ml etanol 90%: 0.5 ml
asam asetat glasial)
Alat dan bahan pewarnaan  Xylol

trikom
ANALITIK
pewarnaan trikom
Sediaan yang berasal dari spesiemen feses yang diberi
01 pengawet PVA digenangi dengan alcohol 70% + iodin,
biarkan selama 10 menit

02 Sediaan direndam dalam etanol 70% selama 5 menit

Sediaan direndam dalam etanol 70% kedua


03 selama 3 menit

04 Sediaan direndam dalam zat warna Trikrom selama 10


menit

Sediaan digenangi dengan asam alhohol 90%


05
selama 1-3 menit untuk melunturkan zat warna
yang tidak diserap
ANALITIK
pewarnaan trikom

Dibilas dengan menggenangi menggunakan etanol pekat


06
selama beberapa kali

07 Rendam dalam etanol pekat selama 3 menit (diulangi 2


kali)

08 Sediaan direndam dalam Xylol selama 10 menit

09 Tutup dengan kaca penutup, beri perekat


misalnya entelan atau permount

Preparat diamati pada mikroskop dengan


10
perbesaran lensa objektif 100x.
PASCA-
ANALITIK
Balantidium coli

Balantidium coli merupakan satu-satunya ciliata usus yang patogen.


Ciliata ini adalah protozoa usus yang terbesar yang menimbulkan
gastroenteritis pada manusia. B.coli berasal dari film Ciliphora dan klas
kinetomastigophora.
Infeksi B.coli terjadi dengan memakan makanan dan minuman yang
tercemar. Di dalam usus halus kista akan mengalami eksistasi menjadi
bentuk trofozoit. Bentuk trofozoit ini akan bermultiplikasi dengan cara belah
pasang di dalam ileum-ileum dan sekum. Di dalam kolon bentuk trofozoit
akan mengalami enkistasi menjadi kista yang dikeluarkan bersama tinja.
Diagnosis ditegakkan berdsarkan pemeriksaan tinja, didukung oleh
klinis yang sesuai.
Balantidium coli
Ukuran Bentuk Motilitas

oval, dengan satu kutub bergerak sangat cepat di


kira-kira 50 µm
lebih membulat dalam feses, melintas ke arah
dibandingkan kutub tertentu; kadang-kadang
lainnya bergerak melingkar

Sitoplasma Silia Nukleus

bening badan dilapisi banyak berupa sebuah


silia kecil; spesies ini nukleus besar
bergerak dengan berbentuk ginjal,
langkah yang cepat bersebelahan dengan
sebuah nukleus kecil
berbentuk bulat.
Alur pemeriksaan

Pra-Analitik Analitik Pasca-Analitik

 Persiapan pasien
 Pengambilan Cara pemeriksaan  Pelaporan Hasil
sampel sambel yang  Dokumentasi Hasil
 Penanganan berasal dari:
sampel  Feses
 Persiapan alat
dan bahan
Sebelum mengambil melakukan Persiapan pasien
pemeriksaan, hendaknya pasien
diberitahukan bahwa dalam pemeriksaan ini
PRA-
akan membutuhkan sampel fases. Dan
diberitahukan cara mengambil sampel tsb.
ANALITIK
Penanganan sampel

1) Jangan biarkan sampel terpapar


udara tanpa penutup. 2) Jangan
menerima sempel yang tercampur urin.
3) Jangan memeriksa sampel tanpa
APD yang lengkap. 4)Periksa selalu
Ambil kira-kira 100 g feses specimen tinja 1-4 jam setelah
dalam wadah yang bersih dan pengambilan. 5) Penulisan data diri
kering tanpa pengawet. pasien, tgl pemeriksaan, dan jenis
pemeriksaan.
Wadah yang paling cocok,
yaitu wadah bertutup ulir

Pengambilan sampel
Alat dan bahan
PEWARNAAN HE

MIKROSKOP PENUTUP KACA


OBJEK

PIPET TETES KACA OBJEK

PRA-
ANALITIK
Alat dan bahan
PEWARNAAN HE

Hematoxylin
Alkohol 79%

Lar. entellan

eosin HCL

Imersi Xylol

PRA-
ANALITIK
ANALITIK Pewarnaan he
1. Sediaan kering
yang telah dibuat 2. Masukkan ke 3. Bilas dengan 1. Masukkan ke
dimasukkan ke dalam alcohol air mengalir dalam larutan
dalam xylol sebanyak 2x @5 sampai alcohol hematoxylin
sebanyak 3x menit hilang selama 7 menit
@10 menit

6. Bilas dengan 4. Bilas dengan


7. Masukkan ke air mengalir dan 5. Celupkan ke air mengalir
dalam larutan rendam dengan dalam HCl sampai larutan
eosin air sampai air sebanyak 2x hematoxylin tidak
menjadi biru tersisa
ANALITIK Pewarnaan he

9. Bilas dengan 11. Masukkan ke


8. Bilas dengan 10. Bilas dengan
alcohol 1 dan dalam xylol
air mengalir air mengalir
alcohol 2 selama 2 menit

14. Diamati 13. Ditutup 12. Meneteskan


dibawah dengan penutup larutan entellan 1-
mikroskop kaca objek 2 tetes
PASCA-
ANALITIK

Trofozoit Balantidium coli

Kista Balantidium coli


Trichomonas vaginalis

Trichomonas vaginalis merupakan sejenis flagellata yang dalam bahan


cair mempunya bentuk pyriform atau membundar. Bila parasit ini dalam
bahan cair yang penuh dengan benda lain, misalnya dalam secret vagina
yang mengandung banyak leukosit, sel epitel dan sisa berbagai sel rusak
dan kuman ternyata sifatnya menjadi plastis, hingga bentuknya dapat
berubah-rubah, menyesuaikan diri dengan tempat yang sempit di antara
sel-sel sehingga dapat bergerak maju.
Habitat normal Trichomonas vaginalis adalah vagina dan prostat
manusia. Ia tinggal di mukosa dan memakan bakteri maupun leukosit. Tapi
kadang-kadang ia sendiri terdapat di dalam sel-sel makrofag. Variasi pH
sekitar 4,5-7,5 optimal 6.
Trichomonas vaginalis
Ukuran Flagella Nukleus

7-23 µm x 5-12 µm Flagella anterior ada 4 helai Bulat panjang, sel-sel kromatin
berukuran panjang 8-12 µm berbentuk uniform
PRA-
ANALITIK
Alur pemeriksaan

Pra-Analitik Analitik Pasca-Analitik

 Persiapan pasien
 Pengambilan Cara pemeriksaan  Pelaporan Hasil
sampel sambel yang  Dokumentasi Hasil
 Penanganan berasal dari:
sampel  Sekret vagina
 Persiapan alat
dan bahan
PRA-
Sebelum mengambil melakukan Persiapan pasAien ANALITIK
pemeriksaan, hendaknya pasien
diberitahukan bahwa dalam pemeriksaan
ini akan membutuhkan sampel urin. Dan
diberitahukan cara mengambil sampel
tsb. Pengambilan sampel

Pengambilan spesimen sebaiknya


dilakukan oleh seorang dokter
atau perawat terlatih. Pasien
dalam posisi litotomi dan
melepaskan celana yangmenutupi
bagian genital.
NB: Jangan lupa
penulisan data diri pasien,
tanggal pengambilan
sampel, dan jenis
pemeriksaan
Alat dan bahan
PRA- Pengambilan sekret vagina dan
ANALITIK
pewarnaan gram

Kaca objek, rak Larutan natrium Ungu kristal,


Mikroskop
kaca objek, klorida 0,85%, modifikasi Hucker
Penutup kaca objek Lidi Steril

Larutan iodin lugol Larutan pemudar- Larutan fuchsin karbol untuk


0,1 % warna aseton-etanol pewarnaan Ziehl-Neelsen
(diencerkan 10 kali dengan
etanol 95%), larutan
merah netral 0,1%, atau
larutan safranin
Alat dan bahan
PRA-
ANALITIK Pengambilan sekret vagina dan
pewarnaan giemsa

Mikroskop Kaca objek, rak Larutan natrium Lidi Steril, Kapas


kaca objek, klorida 0,85%
Penutup kaca objek

Tabung reaksi Giemsa, Methanol Aquadest, Minyak Imersi


ANALITIK

Pembuatan Ambil sedikit sampel


preparat sekret vaginal yang
telah direndam
dengan NaCl
fisiologis, dan taruh
pada kaca objek
pewarnaan gram
Fiksasi apusan seperti yang diuraikan pada gambar
01
disamping

02 Tambahkan ungu kristal pada keseluruhan kaca objek


selama 60 detik.

Bilas dengan air bersih. Biarkan kaca objek mengering


03 sebentar; selanjutnya, tambahkan iodin pada
keseluruhan kaca objek selama 60 detik.
ANALITI
K 04 Bilas dengan air bersih. Pudarkan warna segera
dengan aseton-etanol, selama 2-3 detik saja.

Tambahkan fuchsin karbol pada keseluruhan


05 kaca objek selama 2 menit.

Bilas dengan air bersih dan taruh kaca objek,


07 Amati dengan menggunakan 06 dengan posisi tegak, di dalam rak kaca objek dan
mikroskop
biarkan mengering.
pewarnaan Giemsa
01 Fiksasi apusan (sediaan yang telah dibuat) dengan
methanol sampai kering

02 Genangi dengan giemsa selama 10-15 menit

03 Bilas apusan dengan aquadest

04 Sediaan dibiarkan hingga kering

ANALITIK
05 Diamati di mikroskop
PASCA-
ANALITI
K
Toxoplasma gondii
Toxoplasma Gondii merupakan parasit obligat intraseluler yang tersebar luas di
seluruh dunia. T. gondii menyebabkan toxoplasmosis. Terdapat tiga bentuk dalam T.
gondii yaitu takizoit ( bentuk proliferative), kista (berisi bradizoit), dan ookista (berisi
sporozoite) (WHO, 1979)
Penularan terhadap manusia terutama terjadi apabila tertelan daging babi atau
domba yang mengandung kista jaringan atau apabila menelan sayuran yang
terkontaminasi dan dimasak tidak matang. Jika kista jaringan yang mengandung
bradizoit atau ookista tertelan pejamu (host), maka parasit akan terbebas dari kista
dalam proses pencernaan.
Diagnosis toksoplasmosis dibuat berdasarkan temuan klinis, laboratoris, dan
radioimaging. Pemeriksaan penunjang laboratorium toksoplasmosis akut dibuat
berdasarkan kultur, pemeriksaan serologis dan PCR. Pemeriksaan laboratorium tidak
ada yang spesifik kecuali limfositosis, peningkatan LED dan peningkatan transaminase.
Pemeriksaan cairan cerebrospinal pada meningoensefalitis menunjukkan peningkatan
tekanan intrakranial, pleidositosis mononuklear (10-50 sel/ml), peningkatan kadar
protein.
Toxoplasma gondii

Takizoit Kista Ookosit

Bentuk menyerupai bulan Ukuran kista berbeda-beda, Berbentuk lonjong, berukuran 11-
sabit dengan ujung yang ada yang berukuran kecil 14 µm x 9-11 µm. Ookista
runcing dan ujung lagi agak hanya berisi beberapa mempunyai dinding, berisi satu
membulat. Ukuran panjang bradizoit, dan ada yang sporoblas yang membelah
4-8 µm, lebar 2-4 µm. berukuran 200 µm berisi menjadi dua sporoblas. Kedua
Mempunyai selaput sel dan kira-kira 3000 bradizoit. sporoblas membentuk dinding
mempunyai satu inti terletak dan menjadi sporokista.
ditengah bulan sabit.
PRA-
ANALITIK
Alur pemeriksaan

Pra-Analitik Analitik Pasca-Analitik

 Persiapan pasien
 Pengambilan Cara pemeriksaan  Pelaporan Hasil
sampel sambel yang  Dokumentasi Hasil
 Penanganan berasal dari:
sampel  Urin
 Persiapan alat
dan bahan
Sebelum mengambil melakukan Persiapan pasien
pemeriksaan, hendaknya pasien PRA-
diberitahukan bahwa dalam pemeriksaan
ini akan membutuhkan sampel urin. Dan ANALITIK
diberitahukan cara mengambil sampel
tsb. Sebaiknya menggunakan urin NB: Jangan lupa penulisan
terminal (tengah) setidaknya 10 ml.
data diri pasien, tanggal
Pengambilan sampel pengambilan sampel, dan
jenis pemeriksaan

Wadah spesimen urine


Jika urine tidak langsung haruslah bersih, kering,
diperiksa, tambahkan 1 ml formalin dan bermulut lebar.
yang tidak diencerkan (larutan
formaldehida 37%)
Penangan sampel
PRA- Alat dan bahan
ANALITIK Pengambilan sampel urin dan
pewarnaan giemsa

Mikroskop Kaca objek, rak Pot Urin yang


Aquadest
kaca objek bersih, kering,
dan bermulut
lebar

Tabung reaksi Giemsa, Methanol Minyak Imersi


pewarnaan Giemsa
ANALITIK
01 Fiksasi apusan (sediaan yang telah dibuat) dengan
methanol sampai kering

02 Genangi dengan giemsa selama 10-15 menit

03 Bilas apusan dengan aquadest

04 Sediaan dibiarkan hingga kering

05 Diamati di mikroskop
PASCA-
ANALITIK

Takizoit Toxoplasma gondii

Ookista
Toxoplasma gondii
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai