PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
DAN
THERAPY DRUG MONITORING
Anggota Kelompok 1 :
• NABELLA FITRI ARISTA (P27834120107)
• NI MADE AYU KURNIA DHARMA NITI (P27834120108)
• NUR IFFATUL AZIZAH (P27834120109)
• RATU ZAMRUDAH (P27834120110)
• RERE ARFIANY PERMADI (P27834120111)
• RIA ANDRIYANTI S (P27834120112)
• RISKY RATNA FADHILLA (P27834120113)
• ROSSITA PRASTIWI (P27834120114)
• ROVIANA HERMAWATI (P27834120115)
• SANTI NUR BASHIROH (P27834120116)
• SHELLA APRILIA (P27834120117)
• SINTA NUR IFALIZA (P27834120118)
• TRIA ARJUNIA HARAHAP (P27834120119)
• ULIL HIDAYATI (P27834120120)
• WAHYUDI PURNOMO (P27834120121)
Pendahuluan
Racun adalah senyawa yang berpotensi memberikan efek yang
berbahaya terhadap organisme. Apabila zat kimia dikatakan ber racun
(toksik), maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensi
memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada
suatu organisme.
Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia,
dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya. Metode analisis
yang digunakan dalam melakukan analisis toksikologi pada sampel
biologis terkait dari studi toksikologi itu sendiri. Sehingga perlu
diketahui prosedur, metode, dan sampel untuk pemeriksaan toksikologi
Uji pemeriksaan Narkotika, Psikotropika dan Alkohol
Pemeriksaan screening test untuk reaksi warna, Pemeriksaan ini hanya untuk
mengarahkan kemungkinan jenis zat yang terdapat dalam sampel
Prinsip : Destilat direaksikan dengan larutan fenil hidrazin 3% dan Kalium Heksasianoferat
1% serta dengan HCl pekat sehingga akan terbentuk warna merah.
Metode : Destilasi
Cara Kerja:
Bahan uji dihaluskan sebanyak 25 gram + 50 aquadest, dimasukkan ke dalam labu kjeldahl + 10
ml asam hipofosfat, lakukan destilasi hingga didapatkan destilat, pindahkan ke tabung reaksi + 2
ml larutan fenilhidrazin 3% dan 2 ml larutan kalium heksasianoferat 1% + tambahkan 5 ml HCl
pekat + 1 tetes resorsinol 1% dan 1-2 tetes H2SO4.
Interpretasi Hasil
(+) : Terbentuk warna merah terang
(-) : Tidak terbentuk warna merah terang
Uji Konfirmasi Narkotika Golongan Opioida GANJA
Jika hasil pemeriksaan Screening menunjukkan hasil positif maka dapat dilanjutkan pada pemeriksaan
Konfirmasi
2. Spektrofotometri/Dubowski
• Metode : Spektrofotometri/Metoda Dubowski
• Spesimen darah, urin, saliva, cairan serebrospinal, destilasi jaringan
• Prinsip : Spesimen atau hasil destilasi uap jaringan di destilasi secara langsung dalam larutan asam untuk
mengendapkan protein. Cairan dari destilat dicampur larutan standar kalium dikromat dalam larutan asam sulfat
dan dioksidasi pada suhu 100°C. Residu diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450 nm dan
konsentrasi alkohol pada spesimen dihitung dari kurva kalibrasi.
Parasetamol
Keracunan aspirin dan salisilat sangat berat bila terjadi pada anak kecil, dapat menyebabkan asidosis
dengan cepat dan mengakibatkan gejala toksisitas berat, hal-hal yang dapat dilakukan :
Berikan arang aktif.
Berikan natrium bikarbonat 1 mmol/kgBB IV selama 4 jam untuk mengatasi asidosis dan
meningkatkan pH urin
Pestisida Jenis Insektisida Karbamat
Kasus keracunan pestisida/insektisida umumnya memerlukan tindakan penanganan yang
cepat, tepat dan menyeluruh agar mortalitas dapat dicegah secara baik, adapun tindakan yang dapat
diberikan :
• Antidotum yang dapat digunakan untuk intoksikasi organofosfat maupun karbamat adalah Atropin Sulfat.
• Pada pasien dengan gejala intoksikasi ringan, digunakan 1 mg atropin pada orang dewasa dan 0,01 mg/kg
pada anak-anak secara intravena.
• Pada pasien dewasa dnegan intoksikasi sedang sampai berat, 2 sampai 5 mg atropin harus diberikan secara
IV dan diulang setiap 10 sampai 20 menit (0,02-0,5 mg/kg pada anak-anak dengan interval yang sama).
Logam berat Timbal (Pb)