Anda di halaman 1dari 5

CREATININE-ENZYMATIC

Metode Enzimatik
Prinsip Kreatinin dalam sampel bereaksi dengan senyawa komplek berwarna yang
dapat diukur dengan Spektrofotometer
Reagen A. Reagen 1 x 60 mLbuffer, kreatinase > 12 KU/L, sarkosin oksidase > 4
KU/L, N-ethyl-N sulfopropryl-m-toluidine > 0.24 mmol/L, askorbat oksidase,
Ph 7.5.
B. Reagen 1 x 20ml buffer, kreatininase >135 KU/L, peroksidase > 2 KU/L,
4-aminoantipirin > 1.5 mmol/L Ph 7.5
C. Glukosa/urea/kreatinin standar 1 x 5 ml. Glukosa 100 mg/dl (5.55
mmol/L), Urea 50 mg/dl (8.3 mmol/L, BUN 23.3 mg/dl), kreatinin 2 mg/dl
(177 μmol/L). Standar primer encer

Persiapan reagen Reagen yang disediakan siap digunakan


Alat 1.Termostatik water bath pada suhu 37°C
2. analyzer, spektrofotometer atau photometer dapat dibaca pada 535 ± 20
nm
Sampel Serum, plasma dan urin dikumpulkan di prosedur standar.Urin harus
dikumpulkan tanpa zat aditif.Encerkan urin segar 1/10 dengan air suling
sebeluim pengukuran.heparin dapat digunakan sebagai antikoagulan.

Landasan Teori
Kreatinin merupakan hasil metabolisme dari kreatin dan fosfokreatin. Kreatinin memiliki berat
molekul 113-Da (Dalton). Kreatinin difiltrasi di glomerulus dan direabsorpsi di tubular. Kreatinin
plasma disintesis di otot skelet sehingga kadarnya bergantung pada massa otot dan berat badan.8
Nilai normal kadar kreatinin serum pada pria adalah 0,7-1,3 mg/dL sedangkan pada wanita 0,6-1,1
mg/dL.Pemeriksaan ureum, kreatinin dan klirens kreatinin adalah pemeriksaan untuk monitoring
fungsi ginjal seseorang. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada laboratorium pratama dengan akses
yang terjangkau. Pemeriksaan albumin urin sebagai petanda dini dari komplikasi mikrovaskuler pada
DM. albuminuria relative mahal dan tidak semua laboratorium dapat melaksanakan pemeriksaan ini.
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan
dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang
sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif
konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi ginjal (Alfarisi, Basuki dan Susantiningsih,2013).
Pada pengukuran laboratorium kalsium serum, magnesium, dan kreatinin.
Material dan metode:
Catatan medis dari tahun 1993 hingga 2004 ditinjau untuk mengidentifikasi pasien rawat inap untuk
siapa data laboratorium tersedia mengenai kadar serum kalsium, kreatinin, dan magnesium sebelum
dan dalam satu hari setelah gadodiamide dan gadopentetate dimeglumine meningkatkan MRI. Pasien
yang menjalani pemeriksaan MRI yang ditingkatkan gadolinium (Gd) dan peningkatan kontras
iodinasi pada hari yang berbeda dalam periode enam bulan juga diidentifikasi untuk membandingkan
perubahan kreatinin serum.
Hasil:
Kreatinin serum tidak meningkat pada 2788 kasus setelah dimeglumine gadopentetate dan injeksi
gadodiamide. Sebagai perbandingan, kreatinin serum meningkat dari 1,21 menjadi 1,28 mg / dL
setelah kontras iodinasi, dan ada 20 kasus (2,6%) nefrotoksisitas yang diinduksi kontras (P <0,01).
Gadopentetate dimeglumine tidak mempengaruhi pengukuran serum kalsium atau magnesium.
Setelah 1157 pemeriksaan yang ditingkatkan gadodiamide, kalsium serum yang diukur dengan palsu
turun dari 8,65 menjadi 8,33 mg / dL (P <0,0001) dan 34 pasien memiliki hipokalsemia kritis palsu (<6
mg / dL). Dari 60 pasien dengan injeksi gadodiamide dosis tinggi dan insufisiensi ginjal, 36,7% (N =
22) memiliki hipokalsemia kritis palsu segera setelah MRI. Pada 216 pasien dengan insufisiensi ginjal,
kadar magnesium serum rata-rata sedikit meningkat dari 1,69 menjadi 1,77 mEq / L setelah injeksi
gadodiamide (P <0,0001).Agen kontras berbasis-Gd aman untuk angiografi MRI dan MR (MRA), dan
tidak menginduksi nefrotoksisitas. Namun, gadodiamide mengganggu pengukuran kalsium dan
magnesium serum — terutama pada dosis tinggi dan / atau dengan insufisiensi ginjal. Pasien dengan
penyakit ginjal mempunyai beberapa tanda dan gejala awal pada perjalanan penyakitnya,evaluasi
laboratorium mungkin hanya merupakan cara untuk mendeteksi penyakit. Pemeriksaan harus bisa
mendeteksi abnormalitas cukup awal sehingga bisa diberikan terapi.Spektrum abnormalitas ginjal
sangatlah luas sehingga kadang-kadang dibutuhkan pemeriksaan penunjang lainnya.seperti imaging.
Pada saat ini perkembangan teknologi menghasilkan teknik imaging yang lebih tidak invasif. Tetapi
tidak setiap modalitas pemeriksaan penunjang tersedia di setiap fasilitas perawatan kesehatan,
sehingga kadang-kadang dibutuhkan interaksi antara klinisi dan ahli patologi/radiologi. Pada
beberapa kasus terutama penyakit glomerulus diperlukan pemeriksaan biopsi ginjal untuk
menentukan klasifikasi penyakit.`
Klirens kreatinin:
 Dihitung dari 24 jam sampel urin dan satu nilai kreatinin serum(diasumsikan kondisi statis)
 Hasil tidak akurat dari koleksi urin yang tidak komplit
 Overeslimate LFG karena sekresi kreatinin di tubulus
Kreatinin serum sebagai pertanda LFG
 Peningkatan kadar biasanya mengindikasikan penurunan LFG
 Kadar normal tidak dapat mengesampingkan kemungkinan penurunan LFG
Formula untuk memperkirakan LFG menggunakan kreatinin serum:
Persamaan Cocroft-Gault memperkirakan klireus kreatinin serum:

Persamaan Cocroft-Gault memperkirakan klirens kreatinin, sebagai:


Klirens kreatinin= (140-usia) x (berat badan)/(72x kreatinin serum) (dikalikan 0,85 pada wanita)
Overslimate klirens kreatinin pada vegetarian dan pasien malnutrisi, diet rendah, obesitas, atau
edema.
Penggunaan petanda endogen untuk mengukur LFG:
Kreatinin:
 Dihasilkan di otot melalui konversi non enzimatik kreatinin dan phosphocreatinine
 Proporsional terhadap masa otot dan relative konstan
 Kadar bervariasi tergantung diurnal dan variasi menstruasi,ras, diit( dan metode menyiapkan
daging)
 Kecepatan eksresi (ekskresi kreatinin urin x V) mg/kg/hari
 Pria: 28,2- 0,172 x usia
 Wanita: 21,9-0,115 x usia
 Kadar di dalam serum dapat dipengaruhi beberapa faktor (table 1)
 Bukan merupakan pertanda ideal karena juga di ekskresi oleh sekresi tubulus

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin

Meningkatkan kreatinin serum Menurunkan kreatinin serum

Kondisi ketotik,hiperglikemia Diit restriksi protein


Sefalosporin Kelemahan otot, malnutrisi
Flucytosine Bilirubin
Climetidine, trimethoporim (sekresi diblok) Penyakit ginjal
Latihan berat Usia lanjut
Wanita
Penyakit hati lanjut

Kreatinin juga adalah produk penguraian keratin, dimana Kreatin disintesis di hati dan
terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin
phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari
ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin
kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara
ireversibel menjadi kreatinin yang akan masuk ke dalam darah, yang selanjutnya difiltrasi oleh
glomerulus dan diekskresikan dalam urin (Riswanto, 2010).
Untuk kadar kreatinin darah yang merupakan sampah metabolik yang dihasilkan akibat adanya
metabolisme otot itu akan dikeluarkan ke darah yang selanjutnya akan dialirkan menuju ginjal untuk
proses filtrasi. Sehingga kadar kreatinin darah ini juga menjadi salah satu indikator untuk fungsi
ginjal. Ketika terjadi penumpukan kreatinin yang cukup banyak di darah, maka hal itu
mengindikasikan adanya gangguan ginjal dalam proses filtrasi tersebut (Murray, 2006). Dari rata-
rata hasil kreatinin darah yang diperoleh dari masing-masing responden di tiap kelompok, semunya
memiliki kadar kreatinin yang normal yaitu berada pada kisaran 0,7 – 1,2 mg/dl yang merupakan
ambang batas normal yang sama dengan yang di ekskresikan dalam urin dalam satu menit. Bersihan
ini dihitung sebagai untuk kadar kreatinin darah. Bersihan kreatinin merupakan volume plasma yang
mengandung jumlah kreatinin perbandingan kreatinin urin terhadap kreatinin plasma dalam milligram
per desiliter. Hasil ini dikalikan dengan volume urin yang diproduksi per menit dan dikoreksi untuk
lean body mass dengan mengalikan 1,73/A, dimana A adalah luas permukaan tubuh penderita dalam
meter persegi.Senyawa-senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar kreatinindarah
hingga menyebabkan overestimasi nilai kreatinin sampai 20 persen adalah :Aseton, Asam askorbat,
Bilirubin, Asam urat, Asam aceto acetat, Piruvat,Barbiturat, sefalosporin, metildopa. Senyawa-
senyawa tersebut dapat memberireaksi terhadap reagen kreatinin dengan membentuk warna yang
serupa kreatininsehingga dapat menyebabkan kadar kreatinin tinggi palsu.Akurasi atau tidaknya
hasil pemeriksaan kadar kreatinin darah juga sangattergantung dari ketepatan perlakuan pada
pengambilan sampel, ketepatan reagen,ketepatan waktu dan suhu inkubasi, pencatatan hasil
pemeriksaan dan pelaporan hasil.

Prosedur Kerja
1. bawa reagen dan fotometer pada suhu 37°C
2. pipet kedalam kuvet
Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 25 μL
Air suling 25μL -
Reagen A 750 Μl 750 μL
3. campur dan masukkan kuvet ke dalam fotometer.mulai hidupkan stopwatch. Setelah 5
menit,baca absorban(A1) pada panjang gelombang 535 nm.
4. Pipet kedalam kuvet
Reagen B 250 μL 250 μL
5. Campurkan
6. Setelah 5 menit, baca absorban(A2) pada panjang gelombang 535nm

Perhitungan
(A2 − A1) sampel
x C standar x faktor pengenceran sampel = C sampel
(A2 − A1)standar
Nilai Rujukan SERUM DAN PLASMA
Laki-laki : 0.7-1.2 mg/dl = 62-106 μmol/L
Wanita : 0.5-0.9 mg/dl = 44-80 μmol/L

URINE
Laki-laki : 14-26 mg/kg/24-h = 124-230 μmol/kg/24-h
Wanita : 11-20 mg/kg/24-h = 97-177 μ mol/kg/24-h
Pustaka
1. KIT Insert Byosystem Creatinine-Enzymatic
2. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
3. “Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII” 17-18
November 2017
4. Clinical genetics 79 (3), 264-272, 2011
5. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed.2: Fakultas Kedokteran Universitas Erlangga
Surabaya
6. Buku Resensi Ilmu Laboratorium Klinis Robert R. Harr

Anda mungkin juga menyukai