OLEH:
TK 2A
KELAS : TK 2A TLM
NIM : P00341021007
2023
I. JUDUL : Pemeriksaan Kreatinin
II. HARI/TANGGAL :Kamis’30 Mei 2023
III. METODE : metode yang digunakan Jaffe Kinetic
IV. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya penurunan kadar kreatinin pada penderita gagal ginja kronik
/untukmengethui fungsi ginjal kita
V. PRINSIP
Prinsip pemeriksaan kreatinin yaitu kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat
dalam suasana basa membentuk kompleks warna kuning-oranye, kompleks warna yang
terbentuk dibaca secara kolorimetri pada panjang gelombang 500-560 nm. (Kee, 2007).
Reaksi jaffe akan efektif jika terjadi pada pH 10,0 – 11,7 (Rustini, 2015)
VI. DASAR TEORI
Kreatinin adalah protein yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari
otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresi dalam urin dalam kecepatan yang sama,
kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relative
konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi ginjal (Corwin J.E, 2001).
Kreatinin adalah produk pemecahan keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat di
hampir semua otot rangka dalam bentuk senyawa penyimpan energi kreatin fosfat (CP). Dalam
sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), creatine phosphate
diubah menjadi creatine yang dikatalisis oleh enzim creatine kinase (creatine kinase, CK). Selain
pengeluaran energi, sejumlah kecil diubah menjadi kreatinin secara ireversibel, disaring oleh
glomeruli dan diekskresikan dalam urin (Riswanto, 2010).
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan setiap hari oleh seseorang lebih bergantung pada massa
otot total daripada aktivitas otot atau laju metabolisme protein, yang keduanya berpengaruh.
Produksi kreatinin harian umumnya konstan kecuali ada penyakit fisik atau degeneratif berat yang
menyebabkan kerusakan otot yang signifikan (Riswanto, 2010) Ginjal menjaga kreatinin darah
dalam batas normal. Kreatinin telah terbukti menjadi indikator yang sangat baik untuk menguji
fungsi ginjal (Siamak, 2009).
Jenis sampel tes kreatinin darah adalah heparin serum atau plasma. Kumpulkan 3-5 mL
sampel darah vena dalam tabung tutup merah (tabung biasa) atau tabung tutup hijau (heparin).
Centrifuge untuk memisahkan serum/plasma. Waspadai jenis obat yang dikonsumsi pasien Anda
yang dapat meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada batasan asupan makanan atau
minuman, tetapi jika memungkinkan, pasien disarankan untuk tidak mengonsumsi daging tanpa
lemak pada malam sebelum tes. Kadar kreatinin diukur dengan kolorimetri menggunakan
spektrofotometer, fotometer, atau chemical analyzer (Riswanto, 2010). Tes kreatinin dilakukan
untuk menilai fungsi ginjal. Kreatinin sepenuhnya dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal. Dengan
fungsi ginjal yang normal, kadar kreatinin dalam darah meningkat (karena kreatinin lebih sedikit
diekskresikan dalam urin). Kadar kreatinin juga bervariasi menurut tinggi badan dan massa otot
(National Institutes of Health, 2007). .
Klirens kreatinin penting karena banyak obat diekskresikan oleh ginjal. Ketika fungsi ginjal
pasien menurun, kecepatan ekskresi obat yang diekskresikan dalam urin juga menurun, yang
mengakibatkan peningkatan konsentrasi plasma. Jika konsentrasi obat dalam plasma meningkat
secara signifikan, obat dapat mencapai tingkat toksik. Oleh karena itu, mungkin perlu untuk
menyesuaikan dosis sebagai respons terhadap penurunan ekskresi obat (Ansel, 2006).
b) Interpretasi Hasil
Nama Pasien Hasil kreatinin Nilai
pasien umur JK Rujukan
Nn. Arni 21 thn P 000,0(error) 0,5- 1,1
mg/dL
XI. PEMBAHASAN
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin. Kreatin ditemukan terutama di otot
rangka dan ditemukan di simpanan energi sebagai kreatin fosfat (cp), dan dalam sintesis ATP dari
ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin oleh aksi katalitik enzim kreatin. (Murray, 2009)
Pengujian kadar kreatinin darah merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk
menilai fungsi ginjal. Hal ini karena konsentrasi plasma dan ekskresi urin relatif konstan selama
periode 24 jam. Jika kadar kreatinin darah lebih tinggi dari normal, itu menunjukkan bahwa
fungsi ginjal terganggu. Nilai normal kreatinin pada metode reaksi Jaffe adalah 0,6 – 1,3 mg/dL
untuk pria. Wanita: 0,5-1,1 mg / dl. (Sodeman, 1995 )
Nilai rujukan kreatinin pada usia dewasa, perempuan bernilai 0,5 – 1,1 mg/dL dan laki – laki
bernilai 0,6 – 1,3 mg/dL. Sedangkan pada urine 1-1,5 mg/dL.
Dari hasil pemeriksaan pada praktikum kali ini, tidak didapatkan hasil pada sampel yang
diperiksa dikarenakan alat fotometer yang digunakan sedang error . Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya adalah :
Kadar kreatinin dapat meningkat karena penyakit kanker, lupus, diabetik, syok yang lama dan
gagal jantung. Sedangkan kadar kreatinin dapat menurun karena distrofi obat ( tahap akhir ) dan
myastenia gravis. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang tergantung pada massa otot
daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan
efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik atau penyakit
degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif otot. ( Sukandar, 1997 )
XII. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan kadar kreatinin didapatkan hasil error dikarekan fotometer yang
digunakan kurang baik/sedang error.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Adisty Cyntia . 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta : Graha
Ilmu
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patafisiologi ( Hands Books of Pathophysiologi ).
Jakarta : EGC
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta : EGC
Sodeman, W.A. 1995. Sodeman Patofisiologi, Edisi 7, Jilid II. Penerjemah : Andry Hartanto.
Jakarta : Hipokretas
Sukandar , E . 1997. Tinjauan Umum Nefropati Diabetik in Nefropati Klinik. Edisi ke – 2.
Bandung : ITB
Underwood. 1997. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta : EGC
https://www.analisteklab.com/2022/07/laporan-praktikum-pemeriksaan-kreatinin.html
https://www.academia.edu/26103008/KREATININ