DISUSUN OLEH
NAMA : YULIUS ONTAHA
NIM : 18 3145 353 061
KELAS : 2018B
Hasil Pemeriksaan
Kelompok III
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum Kimia Klinik III kali ini, Kami melakukan pemeriksaan
kreatinin serum yaitu salah satu pemeriksaan untuk mengetahui gambaran
seberapa baik fungsi ginjal dalam menyaring darah dan urine (laju filtrasi
glomerulus).
Kreatinin adalah zat racun dalam darah, kreatinin ini disintesis dalam
hati, pancreas dan ginjal dari asam amino. Dalam darah kreatinin dihilangkan
dengan proses filtrasi dengan glomerolus ginjal diekskresikan dalam bentuk
urin. Ginjal yang sehat menghilangkan kreatinin dari darahmemasukannya
pada urin untuk dikeluarkan ari tubuh. Analisis kadar kreatinin ini dilakukan
menjadi indeks untuk mengetahui kondisi filtrasi glomerolus dan keadaan
ginjal.
Pada praktikum kali ini pemeriksaan kadar kreatinin serum dilakukan
dengan metode jaffe kinetic. Prinsip metode ini adalah kreatinin akan bereaksi
dengan larutan pikrat alkalis membentuk warna kemerahan (reaksi jeffe).
Warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin dalam serum
dan diukur panjang gelombang 510 (500-520) nm dengan fotometer.
Langkah pertama dalam pemeriksaan ini yaitu pembuatan serum dengan
cara pertama-tama diambil darah menggunakan spuit. Kemudian dimasukan
darah ke dalam plain tabung Lalu disentrifuge selama 10 menit pada
kecepatan 1000 rpm. Diambil serum darah dengan perlahan-lahan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Serum digunakan sebagai sampel yang
akan diperiksa. Adapun alasan darah disentrifuge adalah untuk memisahkan
antara serum dan sel sel darah.
Langkah kedua yaitu pembuatan pembuatan larutan kerja dengan cara, di
campurkan 1 bagian picric acid dan 5 bagian NaOH lalu dihomogenkan.
Larutan kerja ini stabil selama 30 hari pada suhu kamar (18-300C). Larutan
kerja digunakan karena merupakan reagen yang spesifik untuk pengukuran
kreatinin.
Langkah ketiga yaitu, pengukuran sampel dengan cara. Pertama–tama
disapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian disiapkan 3 tabung
reaksi yang berkode blanko, standard dan test. Dimasukan masing-masing
larutan kerja pada setiap tabung reaksi sebanyak 1,0 mL. Kemudian pada
tabung yang berkode standar dimasukan reagen standar lalu homogenkan.
Kemudian pada tabung yang berkode test dimasukan sampel serum lalu
homogenkan. Setelah itu diinkubasi selama 60 detik pada suhu 37 °C.
Kemudian di ukur absorbansi sampel dengan fotometer dengan panjang
gelombang: 510 (492) nm.
Cara melakukan pengukuran dengan fotometer yaitu, Tekan tombol
power on kemudian tunggu instrumen stabil, kemudian selang aspirator
dicelupkan kedalam aquadest, lalu menekan tombol washing pada monitor
untuk melakukan pencucian alat. Kemudian set up suhu, kemudian Mengukur
blanko, standar, dan sampel. Setelah itu, blanko, standar, dan sampel akan
dihisap dan dianalisis hingga keluar data hasil pemeriksaan.
Reaksi yang ditimbulkan akibat pencampuran serum dengan larutan kerja
yaitu ketika serum sudah dalam suasana basa akibat keberadaan NaOH
kemudian diberi reagen berisi asam pikrat sehingga asam pikrat ini
akan membentuk senyawa kompleks berwarna sehingga dapat diukur
absorbansinya.
Pada pemeriksaan kreatinin serum, didapatkan hasil pada kelompok I
yaitu 0,65 mg/dL (Normal), pada kelompok II didapatkan hasil yaitu 0,37
mg/dL (abnormal), dan pada kelompok III didapatkan hasil yaitu 1,32 mg/dL
(normal). Hasil yang didapatkan berdasarkan pengukuran absorban dengan
alat fotometer. Nilai rujukan untuk pemeriksaan kreatinin serum yaitu 0,4-1,4
mg/dL.
BAB V
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oxalacetic
Transminase) dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan yaitu
kelompok I diperoleh hasil yaitu 0,65 mg/dL (Normal), pada kelompok II
diperoleh hasil yaitu 0,37 mg/dL (Abnormal), dan pada kelompok III
diperoleh hasil yaitu 24 1,32 (Normal).
IV.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum, mahasiswa dapat memahami
apa saja prinsip dan cara pengerjaan yang akan dilakukan agar tidak ada
kesalahan atau hasil yang tidak akurat. Dan sebaiknya kedepanya kita bisa
dapat menggunakan metode metode lain dalam pemeriksaan kimia klinik agar
lebih menambah pengetahuan dan wawasan praktikan dalam pemeriksaan
khususnya pemeriksaan kreatinin.
DAFTAR PUSTAKA
Candra Diyah. 2020. Penilaian Status Gizi Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui
Biokimiawi Darah. Yogyakarta: Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta.
https://uit.e-journal.id/MedLAb/article
Hadijah Sitti. Analisis Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kreatinin Darah Dengan
Deproteinisasi Dan Nondeproteinisasi Metode Jaffe Reaction. Makassar:
Poltekes Kmemnkes Makassar. Vol 1, Edisi 1.
https://media.neliti.com/media/publications/
Rosida Azma . 2016. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati. Banjarmasin:
Universitas Lambung Mangkurat. Vol 12, No 1.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.
Maharani Eva A dan Noviar Gnjar. 2018. Imunhematologi Dan Bank Darah.
Jakarta: KEMENKES
Maulina Meutia. 2016. Zat Zat Yang Mempengaruhi Histopatologi Hepar.
Lohksumawe: Unimal Press
Sadikin Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.
Sulastri. 2016. Perbandingan Aktivitas Enzim Terhadap Sampel Serum dan Plasma
EDTA. Jurnal Medika: http://jurnal.stikeswhs.ac.id/