Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN KOLESTEROL

OLEH :
KELOMPOK 1 GANJIL

NI KADEK PRIDAYANTI

(P07134014001)

PUTU NIKHITA FEBRYANTI

(P07134014003)

IGA. AYU SATWIKHA DEWI

(P07134014005)

KOMANG NINA SHINTARINI

(P07134014009)

NI LUH CANDRA WATI

(P07134014011)

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN 2016

PEMERIKSAAN KOLESTEROL

I.

TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan cara pemeriksaan kolesterol.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk dapat melakukan cara pemeriksaan kolesterol pada serum atau plasma pasien.
2. Untuk dapat menentukan kadar kolesterol pasien dan menginterpretasikan hasilnya.

II. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah CHOD PAP, End Point.
III. PRINSIP
Kolesterol ester + H2O

kolesterol + asam lemak


CHE
Kolesterol + O2
Koles-4-en-3-one + H2O2
CHO
2 H2O2 + 4 AAP + phenol
Quinoneimine dye + 4 H2O
CHE : Cholesterol Esterase
CHO : Cholesterol Oxidase
POD : Peroxidase
4 AAP : 4- aminoantipyrine

POD

IV. DASAR TEORI


Kolesterol (C27H45OH) adalah alkohol steroid yang ditemukan dalam lemak hewani /
minyak, empedu, susu, kuning telur. Kolesterol sebagian besar disintesiskan oleh hati dan
sebagian kecil diserap dari diet. Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang kadarnya
tinggi akan membuat endapan / kristal lempengan yang akan mempersempit / menyumbat
pembuluh darah. Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel, dan otot. 70 %
kolesterol diesterifikasikan (dikombinasikan dengan asam lemak) dan 30 % dalam bentuk
bebas. Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh terutama didalam hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting,
namun jika terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan. Kadar kolesterol
di dalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui batas normal maka disebut
sebagai hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas,
diabetes mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol
(Dwi Sulisti, _____).

Prekursor sintesis kolesterol yaitu asetil KoA sitosol yang dihasilkan dari glukosa dan
asam lemak terutama di mitokondria. Pembentukan kolesterol berlangsung dalam tiga fase.
Sintesa kolesterol pada fase pertama yaitu dua molekul asetil KoA sitosol berkondensasi
membentuk asetoasetil KoA. Molekul asetil KoA lainnya berikatan dengan asetoasetil KoA
membentuk HMG-KoA. Reaksi pada biosintesis kolesterol berikutnya dikatalisis oleh HMGKoA reduktase yang mengubah HMG-KoA menjadi mevalonat.
Fase kedua, mevalonat mengalami fosforilasi oleh ATP kemudian mengalami
dekarboksilasi untuk membentuk isopentenil pirofosfat. Unit-unit isopren ini bisa
berkondensasi membentuk kolesterol dan juga membentuk dolikol (senyawa yang digunakan
untuk memindahkan oligosakarida yang bercabang selama pembentukan glikoprotein) atau
ubikuinon (komponen rantai transport elektron). Setelah itu 2 unit isopren berkondensasi
membentuk geranil pirofosfat dan terjadi penambahan satu unit isopren lagi untuk
menghasilkan farnesil pirofosfat yang kemudian mengalami kondensasi menghasilkan
skualen yaitu suatu senyawa yang mengandung 30 atom karbon.
Fase ketiga, setelah oksidasi pada 3karbon, skualen mengalami siklisasi dan
membentuk lanosterol yang memiliki empat cincin yang membentuk inti steroid pada
kolesterol. Melalui serangkaian reaksi, terjadi pembebasan 3 karbon dari lanosterol sewaktu
zat ini diubah menjadi kolesterol (Hari Wahyu Nugroho, 2015).
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan jaringan
adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid
plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), ester kolesterol
(36%) dan asam lemak bebas (4%). Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein.
Empat kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL.
Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari pencernaan dan penyerapan; VLDL
mengangkut triasilgliserol dari hati; LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan, dan HDL
membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam
proses yang dikenal sebagai transpor kolesterol terbalik (reverse cholesterol transport) (K
Harefa, 2011).
Kolesterol dalam tubuh mempunyai fungsi yang penting, diantaranya adalah
a) Sebagai pelindung otak, 11 % dari berat otak adalah kolesterol.
b) Bersama zat gizi lainnya kolesterol dan sinar matahari membentuk vitamin D.
c) Merupakan zat esensial untuk membran sel.
d) Merupakan bahan pokok untuk pembuatan garam empedu yang diperlukan untuk
pencernaan makanan.

e) Bahan baku pembentukan hormon steroid, misalnya progesterone dan estrogen pada
wanita, testosteron pada laki-laki.
f) Untuk mencegah penguapan air pada kulit
g) Membawa lemak keseluruh tubuh melalui peredaran darah (Dwi Sulisti, _____).
Kolesterol berdasarkan kepadatan atau ultrasentrifugasi terdiri dari :
a. Kilomikron
Adalah lipoprotein dengan kandungan lemak yang lebih banyak tetapi dengan proteinnya
sedikit. Maka ini merupakan pengangkutan lemak paling penting dalam darah.
b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Adalah lipoprotein nomor dua terbesar dengan protein yang lebih kecil namun
terkonsentrasi dengan kandungan lemak terbesar.Berfungsi mengangkut trigliserida yang
dibentuk oleh hati.
c. LDL (Low Density Lipoprotein )
Adalah lipoprotein terkecil tetapi hanya satu kandungan lipoprotein terbesar dan satu
lemak yang paling kecil berfungsi mengangkut kolesterol.
d. HDL (High Density Lipoprotein)
Adalah lipoprotein paling kecil dengan kandungan protein paling banyak dan konsentrasi
lemak paling kecil. Berfungsi mengangkut kolesterol dan fosfolipid (Hari Wahyu
Nugroho, 2015).
Kadar kolesterol merupakan salah satu indikasi bagi kesehatan tubuh. Kelebihan
kolesterol dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah dan meningkatkan resiko
serangan jantung. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol.
a. Faktor Genetik
Faktor genetik cukup mempengaruhi tingginya kadar kolesterol dalam darah dimana
tubuh memproduksi kolesterol mencapai 80%. Seseorang yang memproduksi kolesterol
dalam jumlah banyak akan mengalami hiperkolesterol.
b. Faktor Gaya Hidup dan Pola Makan
Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti minum alkohol berlebihan, minum
kopi berlebihan, banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, sedikit
mengkonsumsi makanan kaya serat dari sayuran dan buah-buahan, dan kacang kedelai,
dan merokok. Merokok bisa meningkatkan kadar LDL, tetapi bisa menekan kolesterol
HDL.
c. Usia dan Jenis Kelamin
Usia yang semakin meningkat juga salah satu faktor penyebab kolesterol tinggi yang
diakibatkan menurunnya daya kinerja organ tubuh. Berdasarkan jenis kelamin, pria
sampai usia sekitar 50 tahun memiliki resiko 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan

wanita untuk mengalami atherosklerosis oleh kolesterol. Dibawah usia 50 tahun pada
wanita atau pasca menopause memiliki resiko yang sama dengan pria. Masa
premenopause wanita dilindungi oleh hormon estrogen sehingga dapat mencegah
timbulnya aterosklerosis. Hormon ini bekerja dengan cara meningkatkan HDL dan
menurunkan LDL pada darah. Setelah menopause, kadar hormon estrogen pada wanita
akan menurun sehingga resiko hiperkolesterol dan aterosklerosis akan menjadi setara
dengan laki-laki.
d. Tingkat Aktivitas
Banyak orang yang mengetahui bahwa kurangnya aktivitas dapat menyebabkan dampak
serius terhadap kesehatan. Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar LDL dan
menurunkan kadar HDL.
e. Metode Pemeriksaan
Sampel yang digunakan pada pemeriksaan kolesterol adalah serum. Pembuatan serum
sebaiknya dilakukan sesuai dengan prosedur, dimana darah harus dibekukan terlebih
dahulu untuk menghindari terjadinya hemolisis sekaligus supaya cairan serum yang
terbentuk ketika disentrifuge terperas secara sempurna sehingga kandungan kadar
kolesterol terurai bersama serum tadi (Hari Wahyu Nugroho, 2015).
Pemeriksaan kolesterol darah adalah untuk mendeteksi kadar kolesterol dalam tubuh
seseorang. Cara pemeriksaan kadar kolesterol terdapat 3 metode yaitu metode kolorimetri,
metode kromatografi, dan metode enzimatik.
a. Secara Kolorimetri
Metode Lieberman-Buchard
Dasarnya adalah kolesterol dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat membentuk
warna hijau kecoklatan. Absorbance diukur pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm. Kelemahan dari metode ini adalah perbedaan penimbunan warna
antara reaksi ikatan dari steroid selain kolesterol, interprestasi, hemoglobin, bilirubin,
iodide, salisilat, vitamin dan Vitamin D.
b. Secara enzimatik
Metode CHOD-PAP ( Cholesterol Oxidase Diaminase Peroksidase
Aminoantipyrin )
Dasarnya adalah kolesterol ditentukan setelah hidrolisa dan oksidase H 2O2 bereaksi
dengan 4-aminoantipyrin dan phenol dengan katalisator peroksida membentuk
quinoneimine yang berwarna. Absorbance warna ini sebanding dengan kolesterol dalam
sampel. Kelebihannya yaitu terjadi reaksi dengan sterol tubuh yang bukan kolesterol.
c. Secara kromatografi

Metode CHOD-IOD ( Cholesterol Oxidase Diaminase Iodium )


Dasarnya adalah penyabunan kolesterol teresterifikasi dengan hidrolisa alkali,kemudian
kolesterol yang tidak teresterifikasi diekstraksi dalam media organik dan dilihat dengan
standart internal. Kelebihan metode ini cukup sensitif dan spesifik,serta sejumlah
sampel yang dibutuhkan adalah hasil yang diperoleh 3% lebih rendah
dibanding dengan kadar kolorimetri (Hari Wahyu Nugroho, 2015).

V. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Tabung serologi
2. Spektrofotometer
3. Mikropipet
4. Yellow tip
5. Blue tip
b. Bahan
1. Reagen
Bahan Aktif
Goods Buffer
Phenol
4-aminoantipyrine
Cholesterol esterase
Cholesterol oxidase
Peroxidase

Konsentrasi
50 mmol/l
5 mmol/l
0,3 mmol/l
200 U/l
50 U/l
3 kU/l

2. Cholesterol calibrator
3. Aquadest
4. Sampel serum atau plasma
VI.
1.
2.
3.
4.

5.
6.

CARA KERJA
Alat dan bahan disiapkan pada meja praktikum.
Tiga buah tabung disiapkan dan diberi label Blanko, Standar, dan Sampel.
Reagen kolesterol (Erba) dipipet sebanyak 500l dan dimasukkan ke dalam masingmasing tabung.
Masing-masing tabung ditambahkan dengan :
Tabung I (blanko) : ditambahkan 5 l aquadest.
Tabung II (standar) : ditambahkan 5 l larutan standar kolesterol.
Tabung III (sampel) : ditambahkan 5 l sampel serum pasien.
Masing-masing tabung dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu kamar selama 10 menit.
Kadar kolesterol pada sampel dibaca dengan alat spektrofotometer dengan panjang
gelombang 505 / 630 nm.

Pembacaan kadar kolesterol pada sampel menggunakan spektrofotometer :


1. Sebelum digunakan alat diwarming up selama 15 menit setelah ditekan tombol power
2.

ON, kemudian ditunggu sampai semua indikator menunjukkan tanda centang.


Dilakukan pembersihan alat menggunakan aquadest. Aquadest dimasukkan ke dalam
pipa kapiler lalu ditekan tombol wash/fn sehingga proses pembersihan akan berjalan.

3.

Tekan kembali tombol wash/fn untuk menghentikan proses pembersihan.


Dipilih menu Run Test pada alat dengan menekan tombol 1. Tekan page 1 (jika
menggunakan reagen Erba) untuk mencari parameter pemeriksaan yang diinginkan.

4.

Untuk pengukuran kadar kolesterol dipilih CHOL lalu tekan enter.


Apabila waktu inkubasi telah selesai, maka proses pemeriksaan dimulai. Larutan blanko
dimasukkan ke dalam pipa kapiler dengan posisi tegak lurus lalu tekan tombol di bawah
pipa kapiler untuk menghisap cairan larutan blanko ke dalam alat spektrofotometer
sehingga diperoleh nilai absorbansinya.
Dicatat nilai absorbansi yang muncul pada layar dan dibersihkan pipa kapiler dengan

5.

tisu sebelum kembali digunakan.


Lakukan langkan seperti nomor 4 untuk larutan standar dan sampel. Dicatat nilai
absorbansi dan konsentrasi yang dihasilkan oleh larutan standar dan sampel pada

6.

panjang gelombang 505 / 630 nm.


Apabila pengukuran sudah selesai, ditekan tombol Prev untuk kembali ke menu awal.
Alat dan bahan yang telah selesai digunakan lalu dibersikan dan disimpan pada tempat
semula.

VII. INTERPRETASI HASIL

Kolesterol darah yang diinginkan


Batas tinggi kolesterol darah
Kolesterol darah tinggi
Kolesterol darah yang diinginkan
Batas tinggi kolesterol darah
Kolesterol darah tinggi

Dewasa
< 200 mg/dl
200 239 mg/dl
>239 mg/dl
Anak-anak
< 170 mg/dl
170 199 mg/dl
>199 mg/dl

VIII. HASIL PENGAMATAN


a. Data Serum I
Nama
Umur/ Jenis Kelamin
Kondisi
Keterangan probandus
Hasil Pemeriksaan
Absorbansi Blanko
Absorbansi Standar
Absorbansi Sampel
Konsentrasi Sampel
b. Data Serum II
Nama
Umur/ Jenis Kelamin
Kondisi
Keterangan probandus
Hasil Pemeriksaan
Absorbansi Blanko
Absorbansi Standar
Absorbansi Sampel
Konsentrasi Sampel

: Km Nina Shintarini
: 20 th/Perempuan
: Kuning jernih
: Puasa 11 jam
: 0,0504
: 0,6932
: 0,6596
: 189,5 mg/dl
: Nengah Wirya
: 57 th/Laki-Laki
: Kuning
:
: 0,0559
: 0,3645
: 0,4094
: 229,1 mg/dl

Gambar Pengamatan
SAMPEL SERUM

STANDAR
CHOLESTEROL ERBA

REAGEN
CHOLESTEROL ERBA

(I)
(II)

Pemipetan Reagen/Standar/Blanko/Serum
secara vertikal

Proses Pengukuran Dengan


Spektrofotometer

Reaksi Warna Pada Blanko, Standar,


danSerum I (setelah ditambahkan reagen)

Reaksi Warna Pada Blanko, Standar, dan


Serum II (setelah ditambahkan reagen)

Hasil Pengukuran Blanko Sampel I

Hasil Pengukuran Blanko Sampel II

Hasil Pengukuran Standar Sampel I

Hasil Pengukuran Standar Sampel II

Hasil Pengukuran Serum Sampel I

Hasil Pengukuran Serum Sampel II

IX.

PEMBAHASAN

Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi


sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Kolesterol merupakan
bahan yang menyerupai lilin, sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh hati dan selebihnya
diperoleh dari makanan yang kaya kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk
berbahan dasar susu. Kolesterol sangat berguna dalam membantu pembentukan hormon,
vitamin D, lapisan pelindung sel syaraf, membangun dinding sel, pelarut vitamin (vitamin A,
D, E, K) dan mengembangkan jaringan otak pada anak-anak (Silalahi, 2006).
Pemeriksaan kolesterol total pada serum/plasma individu bertujuan untuk mengetahui
kadar total kolesterol dalam tubuh, yang meliputi pengukuran terhadap kolesterol LDL, HDL,
dan Trigliserida, dengan nilai normal antara lain : LDL optimumnya < 100 mg/dl, HDL > 40
mg/dl namun jika 60 mg/dl dikatakan tinggi, dan Trigliserida normalnya < 150 mg/dl.
Sementara untuk kadar normal kolesterol total adalah < 200 mg/dl (Rita Khairani, 2005).
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat kolesterol yang
sangat tinggi dalam darah (melebihi batas normal yaitu 200 mg/dl). Peningkatan kolesterol
dalam darah disebabkan kelainan pada tingkat lipoprotein. Tingginya kadar kolesterol dalam
tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit (Sutedjo, 2006). Hiperkolestrolemia
dapat diklasifikasikan menjadi:
(a) Hiperkolesterolemia primer
Gangguan lipid yang terbagi menjadi dua bagian, yakni hiperkolesterol poligenik dan
hiperkolesterol familiar. Hiperkolesterol poligelik disebabkan oleh berkurangnya daya
metabolisme kolesterol dan meningkatnya penyerapan lemak. Hiperkolesterolemia
familiar adalah meningkatnya kadar kolesterol yang sangat dominan (banyak) akibat
ketidakmampuan reseptor LDL. Penderita biasanya akan mengalami gangguan penyakit
jantung koroner (PJK) dengan kadar kolesterol mencapai 1.000 mg/dL.
(b) Hiperkolesterolemia sekunder
Terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu, stres, atau kurang gerak
(olahraga). Berbagai macam obat juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Wanita
yang telah memasuki masa menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen dapat
mengalami peningkatan kadar kolesterol (Wiryowidagdo, 2002).
(c) Hiperkolesterolemia turunan
Terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen pada tempat kerja reseptor LDL,
sehingga menyebabkan pembentukkan jumlah LDL yang tinggi atau berkurangnya
kemampuan reseptor LDL. Kejadian ini ditandai dengan kadar kolesterol yang

mencapai 400 mg/dL dan kadar HDL dibawah 35 mg/dL, meskipun penderita sering
berolahraga, memakan makanan berserat, jarang mengkonsumsi lemak hewani dan
tidak merokok (Suharti, 2006).
Hiperkolesterolemia menyebabkan Aterosklerosis, yaitu penumpukan endapan
jaringan lemak (atheroma) di dinding arteri yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh
darah arteri. Pengendapan lemak seperti ini disebut plak, terutama terdiri atas kolesterol dan
esternya, dan cenderung terjadi di titik-titik percabangan nadi sehingga mengganggu aliran
darah di tempat-tempat yang memiliki aliran darah tidak begitu deras. Ateri-arteri tertentu
rentan terhadap plak, termasuk arteri koroner yang memasok darah ke otot-otot jantung, arteri
yang memasok darah ke otak, dan arteri pada kaki. Jika terjadi pada arteri yang memasok
oksigen ke jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, dan jika pada pembuluh
darah otak akan menyebabkan stroke. (Silalahi, 2006).
Pemeriksaan kolesterol total menilai secara umum total komponen kolesterol dalam
tubuh yang dapat berfungsi sebagai indikator menilai fungsi hati, fungsi bilirubin, penyerapan
usus, kecenderungan terhadap penyakit arteri koroner, fungsi tiroid, dan penyakit adrenal.
Kadar kolesterol sangat penting dalam diagnosis dan klasifikasi hyperlipoproteinemias.
Kasus meningkatkan kadar kolesterol dipengaruhi oleh faktor kondisi antara lain :
a. Faktor jenis kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal tersebut
disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormon
reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon seks pria
(testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita
(estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita
menopause mempunyai risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan
wanita premenopouse.
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga
dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh
semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat
ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
c. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu
genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat sifat tertentu (spesific trait) diturunkan
secara berpasangan yaitu dimana diperlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah,
sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer
karena faktor kelainan genetik.
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah komplikasi yang dapat
terjadi sendiri ataupun bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
energi yang masuk bersama makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini
ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan didapat output
VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida
berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan
HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini
secara tipikal ditandai dengan kadar kolesterol HDL yang rendah.
e. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan
trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna.
Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan
timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.
f. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan
menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak dinding
pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon
adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar
kolesterol HDL dalam darah.
g. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Asupan
tinggi kolesterol terutama makanan yang mengandung lemak jenuh dapat menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya
dislipidemia. (F Arcelia, 2013).

Pasien yang akan melakukan pemeriksaan kolesterol total harus melakukan puasa
dengan rekomendasi 12 jam pada waktu pengambilan sampel darah. Tujuan puasa adalah agar

tidak terjadi kesalahan pengukuran akibat pengaruh lemak yang baru dikonsumsi dari
makanan yang baru dimakan. Puasa dibutuhkan dikarenakan kadar trigliserida meningkat dan
menurun secara dramatis pada keadaan post prandial. Selama 24 jam sebelum melakukan
pemeriksaan, sebaiknya jangan melakukan aktivitas berat karena kelelahan yang amat sangat
dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan. Oleh karena itu, waktu yang optimal untuk
melakukan pemeriksaan adalah pagi hari ketika tubuh belum banyak beraktifitas. (AZE Putri,
2014).
Penentuan kadar kolesterol pasien dilakukan dengan menggunakan metode CHODPAP, yang mana kolesterol total ditetapkan langsung dalam serum/plasma dengan suatu
reaksi sebagai berikut :
Kolesterol ester + H2O CHE kolesterol + asam lemak
CHO
Kolesterol + O2
kolesterol -3-one + H2O2
POD
2H2O2 + 4-aminoantipirin + phenol
qiononeimine + 4 H2O
Prinsipnya, kolesterol dan ester-esternya dibebaskan dari lipoprotein oleh enzim
kolesterol esterase (CHE). Dimana, kolesterol esterase (CHE) ini menghidrolisis ester-ester
tersebut menjadi kolesterol dan asam lemak. Selanjutnya, dalam proses oksidasi enzimatik
kolesterol yang sudah lepas akan dioksidasi oleh kolesterol oksidase (CHO) menjadi H 2O2.
Kemudian H2O2 bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan phenol dengan katalisator peroksidase
(POD) membentuk quinonimine yang berwarna merah muda. Intesitas warna yang terbentuk
setara dengan kadar kolesterol yang terdapat dalam sampel. Intensitas warna diukur pada
panjang gelombang 546 nm (pada alat, rentang panjang gelombang 505-630 nm). Pengukuran
panjang gelombang tersebut dapat mengabsorpsi warna dari reaksi secara maksimal. Sebelum
diukur pada spektrofotometer, reaksi diinkubasi selama 10 menit dalam suhu ruang 20-25 0C.
Dilakukannya inkubasi karena reagen tersebut mengandung enzim yang memerlukan waktu
tertentu untuk bereaksi secara optimum dengan sampel (Abrin Arind, __).
Pemeriksaan kolesterol dengan metode CHOD-PAP memerlukan pengukuran terhadap
blanko, standar, dan sampel dengan volume masing-masing 5l yang ditambahkan setelah
memipet reagen volume 500 l. Kemudian masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada
suhu 20-250C. Ketidaktelitian dalam bekerja dapat mengakibatkan hasil pemeriksaan menjadi
salah. Hal hal yang harus diperhatikan selama bekerja diantaranya :
Posisi memipet harus tegak lurus agar cairan yang akan dipipet atau dipindahkan dari tip
dapat terhisap dan turun secara maksimal. Saat akan memindakan cairan dari tip, lakukan

penekanan dengan konstan sampai klik yang kedua sehingga larutan tidak akan tersisa pada
tip.
Saat memindahkan cairan dari tip ke tabung, ujung tip yang berisi cairan dimasukkan
hingga hampir menyentuh dasar tabung, jangan melalui dinding tabung karena ukuran
volume larutan yang sedikit memungkinkan cairan sulit mengalir ke bawah tabung dan
masih tersisa di dinding tabung sehingga sulit menghomogenkan campuran tersebut.
Ketepatan memipet dengan volume tertentu serta menghomogenkan. Jika volume yang
diperlukan alat kurang dari semestinya, maka hasil yang muncul tidak sesuai.
Dinding tip bagian luar dilap dengan tisu setelah sampel dipipet dalam tip. Tujuannya, agar
sisa sampel yang menempel dibagian luar tip tidak ikut bereaksi dan volume yang bereaksi
dengan reagen sesuai.
Penghomogenan dengan menggunakan tip dilakukan perlahan untuk menghindari
terjadinya gelembung.
Pastikan ujung selang (pada alat) yang akan menghisap cairan harus hampir menyentuh
dasar daripada tabung yang berisi cairan yang diukur, hal ini dikarenakan agar semua
komponen yang ada pada larutan dapat masuk ke dalam kuvet. Jika ujung selang berada di
permukaan cairan kemungkinan posisi selang tidak mantap dan akhirnya tidak menghisap
cairan. Permukaan cairan kemungkinan terdapat gelembung jadi sebaiknya dihindari karena
mengacaukan hasil pengamatan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kolesterol terhadap 2 individu diperoleh hasil sebagai
berikut :
a. Probandus atas nama Km Nina Shitarini (20th/Perempuan), diperoleh hasil 189,5 mg/dl
yang berada dalam batas normal (<200 mg/dl). Hal ini menunjukkan kadar kolesterol
probandus normal.
b. Pasien atas nama Nengah Wirya (57th/Laki-Laki), diperoleh hasil 229,1 mg/dl yang
menunjukkan adanya peningkatan kolesterol (<200 mg/dl). Hal ini menunjukkan kadar
kolesterol pasien berada pada kategori batas tinggi kolesterol darah (200 239 md/dl).
Hasil pemeriksaan tentunya harus ditinjau kembali dari aspek analitik maupun klinis,
disamping juga kinerja praktikan sehingga hasil yang muncul akan representatif.
Sampel untuk pemeriksaan kolesterol dengan metode CHOD-PAP dapat menggunakan
serum yang tidak hemolisis, plasma heparin, maupun plasma EDTA dari pasien yang telah
berpuasa. Nilai kolesterol plasma telah dilaporkan 3% sampai 5% lebih rendah dari nilai
kolesterol serum. Sampel harus dianalisis pada hari yang sama saat dikumpulkan. Sampel akan

stabil selama 7 hari jika disimpan pada suhu antara 4 8 0C dan stabil hingga 3 bulan jika
disimpan pada suhu -200C. Berdasarkan keterangan Kit Erba Mannheim, kondisi sampel yang
mengandung hemoglobin hingga 2,5 gr/l, bilirubin hingga 20 mg/dl, trigliserida sampai 2000
mg/dl dikatakan tidak mengganggu hasil pemeriksaan dengan tes ini. Tes ini memiliki batas
mendeteksi kadar kolesterol dalam sampel yaitu 4.22 mg/dl. Sementara, kadar kolesterol yang
dapat diukur hingga 695 mg/dl. Jika kadar kolesterol lebih tinggi dianjurkan untuk
mengencerkan sampel dengan larutan garam kemudian dilakukan pemeriksaan ulang. Maka
kadar kolesterolnya adalah hasil dikalikan dengan faktor pengenceran.
Kelebihan metode CHOD-PAP dibandingkan metode konvensional yaitu reagen dalam
metode enzimatik berupa reagen kit yang berbentuk kemasan siap pakai, kualitas terjamin jika
memenuhi prosedur penyimpanan sesuai kit, waktu untuk pemeriksaan lebih cepat dan
prosesnya mudah. Indikasi dari menurunnya kualitas reagen untuk pemeriksaan, ditandai
dengan adanya kekeruhan, reagen bekerja dengan absorbansi > 0,2 pada panjang gelombang
5,5 nm, dan kegagalan untuk memulihkan nilai kontrol dalam rentang yang dapat diterima.

X.

SIMPULAN
1. Pemeriksaan kolesterol bertujuan untuk mengetahui kadar total kolesterol yang ada
dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai indikator fungsi hati, fungsi bilirubin,
penyerapan usus, kecenderungan terhadap penyakit arteri koroner, fungsi tiroid, dan
penyakit adrenal.
2. Pemeriksaan kolesterol secara enzimatik dengan metode CHOD-PAP (Cholesterol
Oxidase Diaminase Peroksidase Aminoantipyrin). Blanko, standar, dan sampel
diinkubasi suhu 20-25 0C selama 10 menit kemudian diukur pada rentang panjang
gelombang 505-630 nm menggunakan alat spektrofotometer. Intensitas warna dari
reaksi sebanding dengan kolesterol dalam sampel.
3. Berdasarkan pemeriksaan kolesterol terhadap 2 individu, diperoleh hasil sebagai
berikut :
a. Probandus atas nama Km Nina Shitarini (20th/Perempuan), diperoleh hasil 189,5
mg/dl yang berada dalam batas normal (<200 mg/dl).
b. Pasien atas nama Nengah Wirya (57th/Laki-Laki), diperoleh hasil 229,1 mg/dl
yang menunjukkan adanya peningkatan kolesterol (<200 mg/dl).

DAFTAR PUSTAKA
Arind, Abrin. _____ .Kolesterol. [online]. Tersedia:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-abrinarind-5286-3-bab3.pdf.
[Diakses: 01 September 2016 pukul 19.10 WITA]
Arcelia, F.2013.Lipid. [online]. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38947/4/Chapter%20ll.pdf.[Diakses: 01
September 2016 pukul 15.20 WITA]
Dwi Sulisti. _____ . Kolesterol. [online]. Tersedia: http://digilib.unimus.ac.id/download.php?
id=5793. [Diakses: 29 September 2016 pukul 19.20 WITA]
Harefa, K. 2011. Pengaruh Aktifitas Fisik dan Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis) terhadap
Profil Lipid Mencit Jantan (Mus Musculus) Strain Dd Webste dengan Pakan Tinggi
Lemak. [online]. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23207/4/Chapter%20II.pdf. [Diakses: 29
September 2016 pukul 20.14 WITA]
Jahari, A.2011.Kolesterol. . [online]. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24480/4/Chapter%20II.pdf[Diakses: 01
September 2016 pukul 15.20 WITA]
Nugroho, Hari Wahyu. 2015. Perbedaan Kadar Kolesterol Serum Berdasarkan Perlakuan
Sampel Darah yang Dibekukan dan Langsung Disentrifuge. [online]. Tersedia:
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=17254. [Diakses: 29 September 2016 pukul
20.31 WITA]
Putri, AZE.2014.Kolesterol [online]. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42919/4/Chapter%20II.pdf. [Diakses: 01
September 2016 pukul 14:00 WITA]

Anda mungkin juga menyukai