Anda di halaman 1dari 3

Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia.

Berlokasi di abdomen
bagian atas kanan dan dibalik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi
obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Hati juga menghasilkan faktor-faktor,
protein, dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin
dan mineral. Empedu merupakan suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran
langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan
dan digunakan untuk keperluan tubuh.

Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut
sebagai enzim. Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut
dapat diukur dalam darah. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat
memungkinkan produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes yang
mengukur tingkat produk ini disebut sebagai tes fungsi hati (liver function test/LFT), dapat
menunjukkan tingkat kerusakan pada hati. Tes fungsi hati ini dapat membantu dokter untuk
mendiagnosa penyakit hati dan untuk melihat tingkat kerusakan lebih berat ataupun pulih. Adapun
produk yang biasa diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati, yaitu :

ALT (Alanin Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGPT (Serum Glutamic Piruvat
Transaminase)

AST (Aspartat Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGOT (Serum Glutamic Oksaloasetic
Transaminase)

Fosfatase Alkali

GGT (Gamma-glutamil Transpeptidase) atau gamma GT

Billirubin

Albumin

Pemeriksaan terhadap fungsi hati secara umum meliputi Alanine aminotransferase (ALT), Aspartarte
aminotransferase (AST), Alkaline phosphatase (ALP), Gamma glutamyl transferase (GGT atau
Gamma GT), Bilirubin, Albumin, pemeriksaan massa prothrombin (PT) dan International Normalised
Ratio (INR).
Masing-masing pemeriksaan tersebut menjadi petunjuk untuk mengetahui apakah ada masalah
pada fungsi hati atau tidak. Hasil yang ingin diketahui dari pemeriksaan yang telah disebutkan
sebelumnya adalah:
Alanine aminotransferase (ALT) dan Aspartarte aminotransferase (AST)

Pemeriksaan Alanine aminotransferase (ALT) dan Aspartarte aminotransferase (AST) bertujuan untuk
mengetahui inflamasi yang terjadi dalam tubuh. Angka yang tinggi biasanya menjadi indikasi adanya
gangguan hati. Pada penderita hepatitis, nilai ALT 20-50 kali lebih tinggi dibanding pada orang yang
normal. Nilai AST yang tinggi menunjukkan adanya gangguan otot pada salah satu bagian tubuh.
Alkaline phosphatase (ALP)

Pemeriksaan Alkaline phosphatase (ALP), bertujuan untuk mengetahui apakah ada sumbatan pada
saluran empedu.

Salah satu pemeriksaan yang penting dan biasa dilakukan untuk menguji fungsi hati adalah
pemeriksaan alkali fosfatase. Alkali fosfatase adalah suatu enzim yang terkait dengan saluran
empedu, sering kali meningkat jika terjadi sumbatan. Selain itu, peningkatan pada alkali fosfatase
dapat mendiagnosa penyakit sirosis dan kanker hati.
Pengertian Alkali Fosfatase
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel
hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus
proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali
disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran
empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati
(hepatobiliar) atau tulang.

Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak
sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP
agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui,
kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar
ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase
dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim Regan).

Fosfatase Alkali
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel
hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus
proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali
disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran
empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati
(hepatobiliar) atau tulang.

Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak
sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP
agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui,
kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar
ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase
dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim Regan).

Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada sirosis biliar
primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada penyakit-penyakit radang,
regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat
dijumpai pada obstruksi saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi
hanya sebagian. Sedangkan peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh
alcohol, hepatitis kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.
PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis,
hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitis deforman,
penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis
rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat : albumin IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin,
penisilin), kolkisin, metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin
(Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam para-aminosalisilat.
PENURUNAN KADAR : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vit C),
hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat : oksalat, fluoride, propanolol
(Inderal)

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laborator


Pemeriksaan Alkali Fosfatase

Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik (pembentukan
sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada
anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang
(fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP
digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2
menandakan penyakit tulang.

Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzim-isoenzim lain, maka
dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan pertumbuhan tulang.
Enzim-enzim itu adalah : 5nukleotidase (5NT), leusine aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar
GGT dipengaruhi oleh pemakaian alcohol, karena itu GGT sering digunakan untuk menilai
perubahan dalam hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu.

Tujuan : Mengetahui adanya gangguan faal hati

Metode pengukuran kadar ALP umumnya adalah kolorimetri dengan menggunakan alat (mis.
fotometer/spektrofotometer) manual atau dengan analizer kimia otomatis. Elektroforesis isoenzim
ALP dilakukan untuk membedakan ALP hati dan tulang. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa
serum atau plasma heparin.

Anda mungkin juga menyukai